Anda di halaman 1dari 2

Esensi Kode Etik Guru dan Etika Profesi

Fuad Abdul Fattah 3 years ago


Guru Indonesia harus menyadari bahwa jabatan guru adalah suatu profesi yang terhormat,
terlindungi, bermartabat, dan mulia. Karena itu, ketika bekerja mereka harus menjunjung tinggi
etika profesi. Mereka mengabdikan diri dan berbakti untuk mencerdaskan kehidupan bangsa
dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia
serta menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni dalam mewujudkan masyarakat yang
maju, adil, makmur, dan beradab. Guru Indonesia selalu tampil secara profesional dengan tugas
utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah.

Mereka memiliki kehandalan yang tinggi sebagai sumber daya utama untuk mewujudkan tujuan
pendidikan nasional, yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

Penyandang profesi guru adalah insan yang layak ditiru dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara, khususnya oleh peserta didik. Dalam melaksankan tugas, mereka
harus berpegang teguh pada prinsip “ing ngarso sung tulodho, ing madya mangun karso, tut wuri
handayani”. Untuk itu, pihak-pihak yang berkepentingan selayaknya tidak mengabaikan
peranan guru dan profesinya, agar bangsa dan negara dapat tumbuh sejajar dengan dengan
bangsa lain di negara maju, baik pada masa sekarang maupun masa yang akan datang. Dalam
melaksanakan tugas profesinya, guru Indonesia menyadari sepenuhnya bahwa perlu ditetapkan
Kode Etik Guru Indonesia (KEGI) sebagai pedoman bersikap dan berperilaku yang
mengejewantah dalam bentuk nilai-nilai moral dan etika dalam jabatan guru sebagai pendidik
Kebijakan Pengembangan Profesi Guru – Badan PSDMPK-PMP 80 putera-puteri bangsa. KEGI
yang tercermin dalam tindakan nyata itulah yang disebut etika profesi atau menjalankan profesi
secara beretika.

Di Indonesia, guru dan organisasi profesi guru bertanggungjawab atas pelaksanaan KEGI. Kode
Etik harus mengintegral pada perilaku guru. Disamping itu, guru dan organisasi guru
berkewajiban mensosialisasikan Kode Etik dimaksud kepada rekan sejawat, penyelenggara
pendidikan, masyarakat, dan pemerintah. Bagi guru, Kode Etik tidak boleh dilanggar, baik
sengaja maupun tidak.

Dengan demikian, sebagai tenaga profesional, guru bekerja dipandu oleh Kode Etik. Kode Etik
profesi guru dirumuskan dan disepakati oleh organisasi atau asosiasi profesi guru. Kode Etik
dimaksud merupakan standar etika kerja bagi penyandang profesi guru. Di dalam UU No. 14
Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen disebutkan bahwa “Guru membentuk organisasi atau
asosiasi profesi yang bersifat independen.” Organisasi atau asosiasi profesi guru berfungsi untuk
memajukan profesi, meningkatkan kompetensi, karier, wawasan kependidikan, perlindungan
profesi, kesejahteraan, dan pengabdian kepada masyarakat. Sejalan dengan itu UU No. 14 Tahun
2005 tentang Guru dan Dosen mengamanatkan bahwa guru wajib menjadi anggota organisasi
atau asosiasi profesi. Pembentukan organisasi atau asosiasi profesi dimaksud dilakukan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan. Pada sisi lain UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen mengamanatkan bahwa untuk menjaga dan meningkatkan kehormatan dan martabat guru
dalam pelaksanaan tugas keprofesian, organisasi atau asosiasi profesi guru membentuk Kode
Etik. Kode Etik dimaksud berisi norma dan etika yang mengikat perilaku guru dalam
pelaksanaan tugas keprofesian.

Anda mungkin juga menyukai