DISUSUN OLEH:
Kelompok 6:
SITTI AISYA NUR ( 1711040022 )
IRDA AL ADAWIYA ( 1711042008 )
FITRAH AULIYAH ( 1711040016 )
ASRI AINUN AMALIAH ( 1711042014 )
A2 2017
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan kesehatan kepada kami sehingga, kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini. Shalawat serta salam marilah senantiasa kita junjungkan
kehadirat Nabi Muhammad SAW.
Makalah yang berjudul “Paper And Pencil Test serta Asessmen
Kinerja dalam Pembelajaran Matematika” ini disusun bertujuan guna
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Assesment Pembelajaran Matematika.
Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada pengajar mata kuliah
Assesment Pembelajaran Matematika atas bimbingan dan arahan dalam penulisan
makalah ini. Juga kepada rekan-rekan mahasiswa yang telah mendukung sehingga
dapat terselesaikannya makalah ini.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna.Untuk itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
semua pihak demi kesempurnaan makalah berikutnya. Semoga makalah ini
mampu memberikan manfaat dan mampu memberikan segi positif bagi para
pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
Bab I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1
1.1 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
2
Bab II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian dari tes tertulis (paper and pencil test)
3
menunjukkan apa yang telah mereka pelajari serta yang mereka ketahui dan,
akibatnya, tidak memberikan dasar yang valid untuk pengambilan keputusan.
Tidak peduli apakah seseorang guru peduli dengan tes itu diambil dari buku
teks, ataupun tes standar yang penting bahwa guru dapat membedakan antara
pertanyaan tes yang dibangun dengan baik dan yang dibangun dengan buruk.
Tes terdiri dari hubungan atau keterkaitan antara indikator yang telah
dipelajari dengan petanyaan atau item. Setiap pertanyaan harus singkat, padat,
tidak bermakna ganda dan harus menetapkan masalah yang jelas untuk
dipikirkan oleh peserta didik. Lebih lanjut, karena siswa akan secara
psikologis akan memperdebatkan pertanyaan tersebut dari setiap kata untuk
memastikan mereka tidak salah mengartikan maksud dari pertanyaan atau
item tersebut, sangat penting bahwa pertanyaan dinyatakan dalam bahasa yang
jelas dan tepat.
2.2 Macam – macam bentuk dari tes tertulis serta contoh tes tertulis
dalam pembelajaran matematika
Bentuk-bentuk tes tulis (Mardapi, 2008)
Telah dibicarakan sebelumnya bahwa di sekolah seringkali digunakan
tes buatan guru (bukan tes standardized test) ini disebut tes buatan guru
(teacher made test). Tes yang di buat guru ini terutama menilai kemajuan
siswa dalam hal pencapaian hal yang dipelajari.
Dalam hal ini kita bedakan atas dua bentuk tes tulis yaitu sebagai berikut:
4
dapat mengingat-ingat dan mengenal kembali dan terutama harus mempunyai
daya kreativitas yang tinggi.
Tes uraian adalah salah satu jenis tes hasil belajar yang memiliki karakteristik
sebagai berikut:
1. Tes tersebut berbentuk pertanyaan / perintah yang menghendaki jawaban
berupa uraian atau paparan kalimat yang pada umumnya cukup panjang
2. Bentuk-bentuk pertanyaan / perintah itu menuntut kepada tester untuk
memberikan penjelasan komentar, penafsiran dan lain-lain.
3. Jumlah butir soalnya umumnya terbatas yaitu berkisar antara 5-10 butir
4. Pada umumnya butir-butir soal tes uraian itu diawali dengan kata-kata,
jelaskan, terangkan, uraikan dan lain-lain.
Lebih respektif mewakili isi dan luas bahan, lebih objektif, dapat di
hindari campur tangannya unsur-unsur Non objektif baik dari segi
siswa maupun segi guru yang memeriksa.
Lebih mudah dan cepat cara memeriksanya karena dapat
menggunakan kunci tes bahkan alat-alat hasil kemajuan teknologi.
Pemeriksaanya dapat diserahkan orang lain.
Dalam pemeriksaan tidak ada unsur Non objektif yang
mempengaruhi.
Persiapan untuk menyusun jauh lebih sulit dari pada tes esai karena
soalnya banyak dan harus teliti untuk menghindari kelemahan-
kelamahan yang lain.
Soal-soal cenderung untuk mengungkapkan ingatan dan daya
pengenalan kembali saja dan sukar untuk mengukur proses mental
yang tinggi.
Banyak kesempatan untuk main untung-untungan.
Kerjasama antarsiswa pada waktu mengerjakan soal tes lebih terbuka.
5
Hal yang perlu dicermati adalah kelemahan tes uraian yang terletak
pada variasi jawaban yang tak terbatas sehingga menyulitkan penskoran,
apalagi membandingkan antara peserta didik yang satu dengan yang
lainnya, untuk itu pemeriksaan hasil dapat ditempuh langkah peningkatan
objektivitas dengan jalan:
Contoh soal tes uraian dalam pembelajaran matematika untuk UN SMA tahun
2018:
1. Persamaan kuadrat (k + 2)x2 − (2k − 1)x + k − 1 = 0 mempunyai akar-akar
nyata dan sama. Tentukan Jumlah kedua akar persamaan tersebut!!!
Pembahasan :
a=k+2
b = −(2k − 1) = 1 − 2k
c=k−1
6
Akar-akar nyata dan sama ⇒ D = 0
b2 − 4ac = 0
(1 − 2k)2 − 4(k + 2)(k − 1) = 0
1 − 4k + 4k2 − 4(k2 + k − 2) = 0
1 − 4k + 4k2 − 4k2 − 4k + 8 = 0
9 − 8k = 0
9
k=8
9 25
a= k+2= +2=
8 8
9 5
b = 1 − 2k = 1 − 2(8) = − 4
b. Tes objektif
1) Tes benar-salah (true-false)
Tes benar salah adalah butir soal atau tugas yang berupa pernyataan
yang jawabannya menggunakan pilihan pernyataan benar atau salah.
Alternatif jawaban dapat berbentuk:
1) Benar-salah
2) Setuju-tidak setuju
3) Baik-tidak baik
Teknik Penyusunan
Pastikan pernyataan tes bersifat absolut benar atau salah sesuai dengan
kondisinya.
Pastikan tes pernyataan mengukur hasil belajar yang sesuai dengan
kompetensi yang dikembangkan
7
Pastikan kunci jawaban benar
Pastikan petunjuk mengerjakan tes jelas
Hindari tes tentang pernyataan yang masih diperdebatkan
Pastikan pernyataan tidak menggunakan ungkapan atau kata-kata yang
bermakna tidak tentu, misalnya kata kebanyakan, sering kali, kadang-
kadang, selalu, dan sejenisnya
Seyogyanya jumlah antara jawaban yang benar dan yang salah
seimbang
Kelemahan dan Kelebihan
Kelebihan tes benar salah
Sangat baik untuk menguji hasil belajar tentang fakta dan ingatan
Relatif mudah dikonstruksi, khususnya dalam satu pokok bahasan
tertentu
Relatif dapat menguji banyak bahan ajar yang lebih luas
Mudah diskor oleh dosen/guru secara langsung atau oleh orang lain,
karena sudah ada kunci jawaban
Penskoran hasil kerja peserta tes dapat dikerjakan secara objektif
Petunjuk cara mengerjakan mudah dimengerti
8
Tidak dapat mengukur semua tujuan pembelajaran/kompetensi yang
lebih menekankan pada pendemonstrasian keterampilan dan
pengungkapan sesuatu yang ekspresif
Tidak dapat mengukur hasil belajar yang kompleks, baik dari segi
domain maupun dari segi tingkat kesulitan, khususnya domain afeksi
dan motorik
Tidak dapat mengukur hasil belajar yang mengintegrasikan berbagai
konsep atau ide dari berbagai sumber ke dalam satu pikiran utama
1. Cara Mengolah Skor Tes Tipe Benar-Salah
1) Sistem Denda
Rumus skor dengan sistem denda adalah :
Sk = B – S
Dengan ketentuan :
Sk = skor yang diperoleh peserta tes
B = jumlah jawaban yang benar
S = jumlah jawaban yang salah
Contoh :
Jumlah soal tes = 100 butir soal. Peserta didik dapat menjawab
dengan betul sejumlah 70 butir soal, jawaban yang salah berjumlah 25
butir soal dan 5 butir soal tidak dikerjakan. Maka skor untuk peserta
didik adalah :
70 – 25 = 45
Kelebihan system denda akan mengurangi kemungkinan peserta
tes untuk berspekulasi (untung-untungan) dalam menjawab soal tes,
namun kelemahannya ada kemungkinan seorang peserta memperoleh
skor negatif.
2) Sistem Tanpa Denda
Rumus skor dengan sistem tanpa denda adalah :
Sk = B
Dengan ketentuan
Sk = skor yang diperoleh peserta tes
B = jumlah jawaban yang benar
9
Jadi yang dihitung adalah hanya jawaban yang benar saja,
sedangkan jawaban yang salah tidak memengaruhi skor akhir.
Apabila jawaban Peserta didik dalam contih di atas menggunakan
sistem tanpa denda, maka Peserta didik memperoleh skor = 70.
Kekurang sistem tanpa denda adalah mendorong peserta tes untuk
berspekulasi (untung-untungan) dalam menjawab soal tes, namun
kelebihannya adalah tidak ada peserta tes yang memperoleh skor
negatif.
Soal-soalnya berupa pernyataan-pernyataan (statement).
Statement tersebut ada yang benar dan ada yang salah. Orang yang
ditanya bertugas untuk menandai masing-masing pernyataan itu dengan
melingkari huruf B jika pernyataan itu betul menurut pendapatnya dan
melingkari huruf S jika pernyataannya salah.
Contoh soal tes benar salah yaitu:
Contoh soal
1. B — S aplikasi matematika dalam bidang
2. B — S 25% dari 44 adalah kurang dari 12
3. B — S Apabila data muncul sebanyak 4 kali maka data itu disebut modus
4. B — S 2>-3
10
pada tingkat pengetahuan dan pemahaman faktual dari peserta didik. Namun,
dengan bahan pengantar yang sesuai, format tes ini juga dapat digunakan
untuk menilai penerapan pemikiran tingkat tinggi, analisis, dan sintesis.
Batasan atau kekurangan format pilihan ganda adalah bahwa jenis tes pilihan
ganda tidak memungkinkan siswa utama untuk mengkomunikasikan,
menganalisis, mengatur, dan menyajikan jawaban mereka sendiri.
11
Setiap butur pertanyaan hendaknya hanya mengandung satu masalah,
meskipun masalah itu agak kompleks.
Hindarkan pengulangan suara atau pengulangan kata pada kalimat pokok
dialternatif-alternatifnya, karena anak akan cenderung memilih alternatif
yang mengandung pengulangan tersebut. Hal ini disebabkan karena dapat
diduga itulah jawaban yang benar.
a. { 5,6,7,8,9,10,11,12,13 }
b. { 7,9,11,13 }
c. { 6,8,10,12,14 }
d. { 6,8,10,12 }
e. { 4,6,8,10,12 }
Jawaban : d
Pembahasan :
Untuk himpunan Q = { x I 5 ≤ x ≥ 14, x Є bilangan genap }, maka daftar
anggotanya yaitu Q = { 6,8,10,12 }
12
2. Diberikan sistem pertidaksamaan Fungsi
objektif yang mencapai minimum di titik (1,2) adalah ….
Jawaban: E
13
Statemen yang menjadi soal, diletakkan di sebelah kiri dengan diberi
nomor, sedangkan jawaban diletakkan di sebelah kanan dengan
menggunakan abjad.
Dalam membuat petunjuk, jelaskan dasar yang digunakan untuk
menjodohkan. Dalam soal menjodohkan yang bersifat sederhana, dasar
menjodohkan mungkin sudah jelas.
Jangan penjodohan sempurna satu lawan satu. Satu jawaban mungkin
dapat dijodohkan dengan lebih satu statemen. Adakalanya baik
memasukkan jawaban yang tidak ada pasangannya.
Hanya dapat mengukur hal-hal yang didasarkan atas fakta dan hafalan
Sukar untuk menentukan materi atau pokok bahasan yang mengukur hal-
hal yang saling berhubungan
14
Contoh soal menjodohkan (matching test):
Pertanyaan Jawaban
Nama Sumbu X pada Sistem Koordinat Kartesius...... a. aplikat
d. dimensi
Completion test biasa kita sebut dengan istilah tes isian, tes
menyempurnakan, atau tes melengkapi. Completion test terdiri atas kalimat-
kalimat yang ada bagian-bagiannya yang dihilangkan. Bagian yang
dihilangkan atau yang harus diisi oleh murid ini adalah merupakan pengertian
yang kita minta dari murid. Tes melengkapi adalah butir soal atau tugas yang
jawabannya diisi oleh peserta tes dengan melengkapi satu kata, satu frasa,
satu angka, satu rumus, atau satu formula. Butir soal ini berupa kalimat
pernyataan yang belum selesai sehingga peserta harus melengkapi kalimat
penyataan tersebut.
1. Teknik Penyusunan
15
kehendaki maka dapat dijaga bahwa hanya akan ada satu jawaban yang
layak diberikan terhadap item.
Gunakan pertanyaan lagsung, kecuali bilamana model kalimat tak selesai
akan memungkinkan jawaban yang lebih jelas.
Usahakan agar dalam pertanyaan tidak terdapat petunjuk yang mungkin
digunakan oleh subjek dalam jawaban item
Jangan menggunakan kata atau kalimat yang langsung dikutip dari buku.
Kelemahan dan Kelebihan
16
sin (2𝑥−6) sin (2𝑥−6) √4−𝑥 + 1
lim = lim .
𝑥→3 √4−𝑥 − 1 𝑥→(___) √4−𝑥 − 1 √4−𝑥 + 1
sin (2𝑥−6)√(_________) + 1
= lim (___________)− 1
𝑥→(___)
sin (__________)√4−𝑥 + 1
= lim
𝑥→(___) (_________________)
sin (2𝑥−6)
= lim . lim √(______) + 1 . (−2)
𝑥→(__) (__________) 𝑥→(____)
= 1 √(_______________) 1 . (−2)
=-4
5) Bentuk Uraian Objektif
Bentuk soal uraian objektif sangat tepat diguanakan unuk bidang
Matematika, karena kunci jawabannya hanya satu. Pengerjaan soal ini
melalui suatu prosedur atau langkah-langkah tertentu. Setiap langkah ada
skornya. Objektif disini dalam arti hasil penskoran apabila diperiksa oleh
beberapa pendidik dalam bidang studi tersebut dan hasilnya akan sama.
Pertanyaan pada bentuk soal ini diantaranya adalah: hitunglah, tafsirkan,
buat kesimpualan dan sebagainya.
17
dan hal-hal sejenis yang menuntut kemampuan peserta didik untuk
melengkapi jawabannya.
18
a) Pemberian dan menyusun administrasi tes tertulis
Untuk penerapan dan pengaplikasian administrasi tes sebelum
pelaksanaannya kita harus memperhatikan hal – hal berikut yaitu:
1. Dalam soal haruslah diberikan tempat untuk peserta didik menulis
identitas mereka.
2. Pada saat pemberian soal pilihan ganda harus diperhatikan pilihan pada
soalnya. Pilihan yang ada pada soal haruslah jelas dan tidak boleh berada
pada satu baris, pilihan sebaiknya harus berada pada baris yang baru.
3. Jumlah soal juga sangat penting, dalam pemberian soal sebaiknya
jumlah dalam satu halam tidak terlalu banyak dan tidak boleh juga terlalu
sedikit apabila dalam soal pilihan ganda. Agar perserta didik dapat lebih
mudah membacanya dan agar penyusunan tesnya pun lebih rapih.
4. mengoreksi tes yang akan diberikan terlebih dahulu.
5. memeriksa kejelasan difotokopi tes, membuat beberapa ekstra salinan,
memisahkan lembar jawaban dengan soal di tempat khusus sebelum tes
berlangsung.
Administrasi Tes untuk membantuk Pendidik dari segi psikologis
maupun dari segi fisik agar dapat memungkinkan siswa untuk
menunjukkan kinerja terbaik mereka, juga memudahkan siswa untuk
melacak waktu terbaik pemberian tes.
Dari segi Psikologis
Guru dapat memastikan agar murid-murid harus memiliki
lingkungan yang tenang dan nyaman untuk mengikuti tes,
gangguan harus diminimalkan pada saat tes berlangsung misalkan;
beberapa guru menempelkan tanda di pintu yang menunjukkan
bahwa pengujian sedang berlangsung. Selama pengujian sedang
belangsung, tidak ada yang dapat dilakukan oleh siswa selain
mengerjakan tes yang diberikan atau pengumuman bahwa tes
sedang berlangsung agar situasi pelaksanaan tes dapat kondusif.
Dari Segi Fisik
Cara yang baik untuk meminimalkan banyak kesalahan
pada butir tes pertanyaan ini adalah dengan mengoreksi item dan
petunjuk arah sebelum melakukan tes. Kadang-kadang, kesalahan
ketik atau item tidak jelas tidak terdeteksi sampai pengujian
dimulai. Biasanya, seorang murid mengangkat tangannya atau
mendekati guru untuk mengajukan pertanyaan atau menunjukkan
masalah yang terjadi maka kita harus lebih memperhatikan item tes
yang telah dibuat.
19
b) Memahami dan mengatasi kecurangan dalam tes tertulis
Dalam hal kecurangan ada banyak alasan mengapa siswa
menyontek ataupun melakukan kecurangan. Siswa biasanya menyontek
karena alasan: tekanan dari guru atau orang tua; kegagalan untuk
mempersiapkan diri sebelum mengikuti tes, atau tekanan internal (dari
dalam diri siswa) agar dapat berada di sekolah yang kompetitif;
Mendapatkan nilai yang tinggi; bahaya kehilangan pertemanan.
Namun, bagaimana pun alasannya dan mengapa hal itu dilakukan, tetap
saja menyontek adalah perilaku yang tidak dapat diterima, tidak jujur, dan
tidak bermoral. Bagaimana murid curang pada tes? Cizek (1999) telah
menulis buku yang berguna dan komersil yang mengeksplorasi
kecurangan secara mendalam dan dengan berbagai pemahaman. Dia
mengidentifikasi dan memberikan contoh jumlah yang sangat besar. dari
cara-cara yang curang siswa.
Contoh-contoh berikut diadaptasi dari karya Cizek merupakan contoh dari
cara-cara umum murid-murid curang. Dia memberikan banyak cara
tambahan dan esoterik:
1. Melihat kertas ujian murid lain selama ujian.
2. Menjatuhkan kertas seseorang sehingga murid lain dapat mengambil
kertas tersebut dan mengambilnya,lalu menyalin kertas tersebut, dan
menjatuhkannya lagi sehingga dapat diambil oleh murid itu lagi.
3. Mengembangkan kode seperti mengetuk lantai atau meja tiga kali untuk
menunjukkan kemudian murid tersebut dapat melihat kertas murid lain.
4. Membuat catatan kecil atau selembar kertas kecil untuk menipu. Catatan
kecil tersebut dapat disembunyikan di banyak tempat untuk mengelabui
pengawas tes.
Plagiarisme ditafsirkan sebagai menghadirkan karya orang lain
sebagai miliknya sendiri. Ada empat jenis:
1. Menetapkan kertas wholc cke milik somcone sebagai milik sendiri.
2. Menyalin dengan sengaja dari sonicone lain tanpa menunjukkan kuota
dan tanpa mengakui sumbernya
3. Menyalin pada dasarnya, menyamar dengan mengubah kata: sekitar
dan menggunakan snonvIms
4. Mengasumsikan informasi yang disalin adalah 'pengetahuan umum
"Mengapa murid menjiplak? Karena ketidaktahuan bahwa itu keliru
Karena lulus penting untuk setiap siswa. Karena mereka pikir mereka
tidak akan tertangkap. Karena guru tidak mau repot-repot memeriksa
plagiarisme. Karena tekanan orang tua untuk nilai bagus. Keluar dari
kepanikan menit terakhir atau karena semua orang melakukan hal yang
sama.
Secara jelas, beberapa penyebab ini dapat dikendalikan. Setidaknya
sebagian di atasi oleh guru. Guru harus memantau pengambilan tes untuk
mencegah kecurangan dan meningkatkan validitas tes.
20
Ada sejumlah metode yang dapat digunakan untuk mencegah
kecurangan, beberapa relatif mudah diterapkan dan yang lain lebih rumit.
Beberapa pendekatan umum yang membantu mengurangi kecurangan
yaitu :
Memberikan instruksi dan informasi yang baik kepada siswa tentang
tes,
Mengetahui metode umum kecurangan murid, dan
Mengatur jarak tempat duduk siswa
Jarak tempat duduk antara siswa minimal 1 meter. Jika ruang kelas
sebagai ruang ujian berukuran 8 x 8 meter, memungkinkan diisi
paling banyak 20 siswa. Ketentuan ini biasanya sesuai dengan
peraturan pelaksanaan ujian nasional. Pengaturan jarak tempat duduk
ini bertujuan untuk mengurangi kesempatan peserta untuk
menyontek hasil kerja temannya.
Membuat paket soal berbeda
Ini sebagian besar sudah dilaksanakan. Namun ujian sekolah atau
ujian semester biasanya dibuat hanya 2 paket soal, paket A dan paket
B. Semakin banyak oaket soal semakin memperkecil peluang untuk
membuat kecurangan dalam ujian.
Larangan izin bersama
Sistem pengawasan juga mengatur masalah siswa yang minta izin
meninggalkan ruangan dengan alasan-alasan tertentu. Guru
pengawas tidak mungkin memaksa siswa untuk tidak meninggalkan
kelas. Namun jika mengizinkan siswa semestinya tidak mengizinkan
lebih dari satu siswa dalam waktu yang sama.
Tidak membawa peralatan apapun ke ruang ujian
Aturan ini sebenarnya sudah diterapkan namun pengawas sering
terlupa untuk memeriksa lebih lanjut. Siswa berhasil membawa
peralatan tertentu seperti hp yang bisa digunakan untuk
menggunakan fasilitas google untuk menjawab soal.
Pemeriksaan sebelum masuk
Pemeriksaan lain yang tak kalah penting adalah terhadap yang lazim
dibawa atau dipakai siswa seperti sapu tangan, tisu dan hal lainnya.
Ini tidak berarti caranya harus memberlakukan siswa dengan cara
menggeledah. Paling tidak pengawas memperhatikan setiap peserta
dengan segala penampilannya.
21
c) Penskoran Tes
Pada hakikatnya pemberian skor (scoring) adalah proses pengubahan
jawaban instrumen menjadi angka-angka yang merupakan nilai kuantitatif
dari suatu jawaban terhadap item dalam instrumen. Angka-angka hasil
penilaian selanjutnya diproses menjadi nilai-nilai (grade). Skor adalah
hasil pekerjaan menyekor (memberikan angka) yang diperoleh dari
angka-angka dari setiap butir soal yang telah di jawab dengan benar,
dengan mempertimbangkan bobot jawaban yang benar.
Maka dapat disimpulkan bahwa Penskoran (skoring) adalah suatu
proses pengubahan jawaban-jawaban tes menjadi angka-angka. Skor
adalah hasil pekerjaan menskor yang diperoleh dengan menjumlahkan
angka-angka bagi setiap soal tes yang dijawab dengan benar oleh siswa.
Skor maksimum tidak selalu tetap, karena ditentukan berdasarkan atas
banyak serta bobot soal-soal tesnya.
d) Memberikan umpan balik kepada siswa tentang hasil.
Murid ingin informasi tentang kinerja tes mereka. Guru dapat
memberikan informasi ini melalui komentar yang ditulis di atas kertas,
tes, atau proyek yang mengindikasikan kepada siswa apa yang mereka
lakukan dengan baik dan bagaimana mereka dapat meningkat. Juga sangat
membantu untuk memeriksa hasil tes dengan siswa.
22
penerapan pengetahuan(Setyono,2005:3). Maka berdasarkan pendapat di atas
Performance assessment adalah suatu bentuk penilaian untuk
mendemostrasikan atau mengaplikasikan pengetahuan yang telah diperoleh
oleh siswa dan menggambarkan suatu kemampuan siswa melalui suatu
proses, kegiatan, atau unjuk kerja.
23
(Ott, 2002) mendeskripsikan kriteria – kriteria yang perlu dimiliki
untuk tugas dalam penilaian kinerja, yaitu:
a. Mengarah pada tujuan pembeljaran umum, tujuan khusus, dan materi
dalam kurikulum;
b. Memberikan kesempatan pada siswa untuk mengemukakan pikiran dan
pemahamannya dalam situasi masalah dan tidak meminta jawaban
tunggal;
c. Memberikan kesempatan untuk menilai proses – proses yang ada dalam
tugas;
d. Realistik, menarik dan merangsang berfikir;
e. Mewakili tujuan yang akan di nilai sehingga generalisasinya dapat
digunakan untuk mengetahui kinerja siswa;
f. Lebih menekankan pada kedalaman materi daripada keluasannya, dan
lebih menekankan penguasaan dari pada kecepatannya. (Depdiknas,
2002)
- Identifikasi semua langkah penting atau aspek yang diperlukan atau yang
akan mempengaruhi hasil akhir.
24
- Tuliskan kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan untuk
menyelesaikan tugas.
- Usahakan kemampuan yang akan dinilai tidak terlalu banyak, sehingga
semua dapat diamati.
- Urutkan kemampuan yang akan dinilai berdasarkan urutan yang akan
diamati. Bila menggunakan skala rentang, perlu disediakan criteria untuk
setiap pilihan (kompeten bila siswa…….., agak kompeten bila …….. ).
25
hanya mempunyai dua cara mutlak, misalnya benar-salah, mampu-tidak
mampu, terampil-tidak terampil dan kategori sejenisnya. Dengan
demikian, skor yang diperoleh peserta didik bersifat rigit atau kaku dan
tidak terdapat nilai tengah. Namun daftar cek lebih praktis digunakan
mengamati subjek dalam jumlah besar dan hasilnya kontras.
Contoh:
Asal 1x1x1
26
5. Salin dan lengkapilah tabel perbandingan di bawah ini. Gunakan
informasi dari tabel Soal 3 untuk mencari perbandingan-perbandingannya.
Tulislah masing-masing perbandingan itu dalam bentuk yang paling
sederhana.
6. a. ∴Pola Pola apakah yang kamu dapatkan dalam tabel yang kamu buat?
b. MEMPREDIKSI Ramalkan barisan data yang berikutnya dalam tabel
tersebut.
Kemudian ujilah ramalanmu itu.
Berilah tanda cek (√ ) pada Penilaian(*)
No. Kinerja Penilaian(*)
Dapat Tidak
3. Mengempatkalikan ukuran
kubus asal 1 satuan x 1 satuan x
1 satuan.
4. Menuliskan perbandingan
ukuran, luas permukaan dan
volum kubus asal dengan kubus
hasil pengalian.
27
Tingkatan Kriteria
Sangat Baik (4) Melakukan semua kegiatan dalam LKS dengan benar.
Membuat alasan atau strategi yang jelas dan rasional.
Mengembangkan ide-ide kreatif dalam menyelesaikan
masalah.
menyelesaikan masalah.
menyelesaikan masalah.
menyelesaikan masalah.
Sangat Kurang (0) Tidak melakukan semua kegiatan dengan benar atau tidak
mengerjakan tugas.
28
Manfaatnya untuk mengukur sikap, mengukur persepsi dari
responden terhadap fenomena lingkungan seperti skala untuk mengukur
status sosial, ekonomi, kemampuan, pengetahuan dan lain-lain.Yang
paling penting adalah kemampuan untuk menerjemahkan alternatif
jawaban yang dipilih responden. Misalkan responden memilih jawaban
angka 3 maka angka 3 yang dipilih itu belum tentu sama nilainya dengan
jawaban angka 3 yang dipilih oleh responden lain. Rating scale
respondennya dapat expert yakni orang yang ahli dalam menilai. Ketika
seorang mahasiswa membuat tes uraian tentang matematika pokok
bahasan bilangan misalkan ia meminta soal yang dibuatnya untuk dinilai
oleh beberapa dosen matematika. Format penilaian diberikan dengan skala
5.Maka angka 1 menunjukkan sangat rendah soal itu dan angka 5
menunjukkan sangat baik soal tersebut.Skor penilaian dari beberapa pakar
dikumpulkan dan dari hasil itu dapat ditentukan kualitas butir soal yang
dibuat. Misalnya: 1 = kurang kompeten, 2 = cukup kompeten, 3 =
kompeten dan 4 = sangat kompeten. Untuk memperkecil faktor
subjektivitas, perlu dilakukan penilaian oleh lebih dari satu orang, agar
hasil lebih akurat.
29
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Tes merupakan suatu cara atau serakaian bentuk pemberian tugas yang
diberikan kepada indivdu atau kelompok individu untuk mengetahui
kecakapan mereka dalam suatu bidang tertentu. Dalam suatu tes terdapat
berbagai macam bentuk, salah satu yang akan dibahas lebih lanjut dalam
makalah ini yaitu tentang tes tertulis, maka tes tertulis (pencil and paper test)
yakni jenis tes di mana penguji (tester) dalam mengajukan butir-butir
pertanyaan dilakukan secara tertulis dan yang diuji (testee) memberikan
jawabannya juga secara tertulis. (Sudijono, 2005).
30
Daftar Pustaka
Ott, J. (2002). Dalam Penilaian Unjuk Kinerja. Surabaya: Pusat Sains dan
Matematika Sekolah UNESA.
31