Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PENILAIAN TERTULIS (TES ESAY)

Tugas ini dibuat untuk memenuhi mata kuliah evaluasi pembelajaran matematika

Dosen Pengampuh : Dr. Abdul Djabar Mohidin, M.Pd

Di susun oleh:

KELOMPOK 4

1. FITRIYANTI S. LAMEO 411421034


2. RAHMAWATI N. AHMAD 411421035
3. MARWAN AKTORITHO WUISANG 411421041

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia
yang tak terhingga sehingga penyusun masih diberikan kesempatan dan nikmat kesehatan
untuk menyelesaikan suatu makalah yang berjudul “Penilaian Tertulis (Tes esai)”.
Sholawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Rasulullah SAW.
Penyusunan makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah evaluasi
pembelajaran matematika. Penyusunan menyadari bahwa tidak ada karya manusia yang
sempurna didunia ini. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penyusun
mengharapkan masukan baik berupa saran dan kritik yang sifatnya membangun demi
penyempurnaan penyusunan makalah ini selanjutnya. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.

Gorontalo, 04 September 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................i

DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN..................................................................................................3

1.1 Latar Belakang...............................................................................................3

1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................3

1.3 Tujuan..............................................................................................................3

BAB 2 PEMBAHASAN.....................................................................................................4

A. Penilaian tes tertulis...................................................................................4

2.1 Pengertian Tes uraian.....................................................................................4

2.2 Jenis-jenis Tes Uraian.....................................................................................6

2.3 Syarat Menyusun Soal Bentuk Uraian.........................................................8

2.4 Daya Pembeda Soal......................................................................................10

BAB 3 PENUTUP............................................................................................................12

3.1 Kesimpulan...................................................................................................12

3.2 Saran..............................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................13

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing pendidikan sangat erat kaitannya
dengan pengembangan sumber daya manusia. Upaya dalam meningkatkan mutu
pendidikan mutu guru sangat diperlukan. Guru merupakan salah satu komponen yang
paling vital dan fakor dominan dalam proses pembelajaran di sekolah. Oleh karena itu,
tanggung jawab pendidikan dan tinggi rendahnya hasil belajar siswa, baik secara
langsung maupun tidak langsung masih berada di pundak seorang guru.
Dalam upaya menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki
daya saing yang kuat, maka penguasaan materi merupakan sesuatu hal yang mutlak.
Upaya peningkatan kualitas hasil belajar harus diimbangi dengan kompetensi para guru
yaitu kemampuan untuk mengajar yang di dalamnya memuat kemampuan inovasi
pemberian tes. Berdasarkan masalah tersebut maka penulis ingin membahas tentang
apa itu tes uraian, dan jenis-jenis tes uraian.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu tes uraian
2. Apa saja jenis-jenis tes uraian
3. Apa saja syarat menyusun soal bentuk uraian
4. Apa yang dimaksud daya pembeda soal

1.3 Tujuan
1. Untuk memahami apa yang yang dimaksud dengan tes uraian
2. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis tes uraian
3. Untuk mengetahui apa saja syarat menyusun soal bentuk uraian
4. Untuk memahami apa yang dimaksud dengan daya pembeda soal

3
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Penilaian tes tertulis


Ada beberapa teknik dan alat penilaian yang dapat digunakan sebagai sarana untuk
memperoleh informasi tentang keadaan peserta didik. Penggunaan berbagai teknik dan alat
disesuaikan dengan tujuan penilaian, waktu yang tersedia, sifat tugas yang dilakukan
peserta didik, dan banyaknya/jumlah materi pembelajaran yang sudah disampaikan
(Depdinnas, 2008:3). Depdiknas (2008:5) teknik penilaian merupakan metode atau cara
penilaian yang dapat digunakan guru untuk mendapatkan informasi. Teknik penilaian yang
mungkin dan dapat dipergunakan dengan mudah oleh guru, misalnya: (1) tes (tertulis,
lisan, perbuatan), (2) observasi atau pengamatan, dan (3) wawancara.

Tes tertulis adalah tes yang soal-soalnya harus dijawab peserta didik dengan
memberikan jawaban tertulis. Penulisan tes tertulis merupakan kegiatan yang paling
penting dalam menyiapkan bahan ujian. Setiap butir soal yang ditulis harus berdasarkan
rumusan indikator yang sudah disusun dalam kisi-kisi. Penggunaan bentuk soal yang tepat
dalam tes tertulis, sangat tergantung pada perilaku/kompetensi yang akan diukur. Ada
kompetensi yang lebih tepat diukur/ditanyakan dengan menggunakan tes tertulis dengan
bentuk soal uraian, ada pula kompetensi yang lebih tepat diukur dengan menggunakan tes
tertulis dengan bentuk soal objektif. Bentuk tes tertulis pilihan ganda maupun uraian
memiliki kelebihan dan kelemahan satu dengan yang lain.

Keunggulan soal bentuk pilihan ganda di antaranya adalah dapat mengukur


kemampuan/perilaku secara objektif, sedangkan untuk soal uraian di antaranya adalah
dapat mengukur kemampuan mengorganisasikan gagasan dan menyatakan jawabannya
menurut kata-kata atau kalimat sendiri. Kelemahan soal bentuk pilihan ganda di antaranya
adalah sulit menyusun pengecohnya, sedangkan untuk soal uraian di antaranya adalah sulit
menyusun pedoman penskorannya.

Di dalam Depdiknas (2008:5) jenis tes ini dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu
tes objektif dan tes uraian.

2.1 Pengertian Tes uraian


Tes uraian, yang dalam literatur disebut juga essay examination, merupakan alat
penilaian hasil belajar yang paling tua. Secara umum tes uraian ini adalah pertanyaan yang

4
menuntut siswa menjawabnya dalam bentuk menguraikan, menjelaskan, mendiskusikan,
membandingkan, memberikan alasan, dan bentuk lain yang sejenis sesuai dengan tuntutan
pertanyaan dengan menggunakan kata-kata bahasa sendiri. Dengan demikian, dalam tes ini
dituntut kemampuan siswa dalam mengekspresikan gagasannya melalui bahasa tulisan.
Dalam hal inilah kekuatan atau kelebihan tes esai dari alat penilaian lainnya. Sungguh pun
demikian, sejak tahun 1960-an bentuk tes ini banyak ditinggalkan orang karena munculnya
tes objektif. Bahkan sampai saat ini tes objektif sanggat populer dan digunakan oleh
hampir semua guru mulai ditingkat SD sampai di perguruan tinggi.
Ada semacam kecenderungan di kalangan para pendidik dan guru untuk kembali
menggunakan tes uraian sebagai alat penilaian hasil belajar, terutama di perguruan tinggi,
disebabkan beberapa hal, antara lain ialah (a) adanya gejala menurunnya hasil belajarnya
atau kualitas pendidikan di perguruan tinggi yang salah satu di antaranya berkenaan
dengan penggunaan tes objektif, (b) lemahnya para mahasiswa dalam menggunakan
bahasa tulisan sebagai akibat penggunaan tes objektif yang berlebihan, (c) kurangnya daya
analisis para mahasiswa karena terbiasa dengan tes objektif yang memungkinkan mereka
main tebak jawaban mana kalah menghadapi kesulitan dalam menjawabnya.
Kondisi seperti ini sanggat menunjang penggunaan tes uraian di perguruan tinggi
akhir-akhir ini dengan harapan dapat meningkatkan kembali kualitas di pendidikan
perguruan tinggi. Harus diakui bahwa tes uraian dalam banyak hal mempunyai kelebihan
daripada tes objektif, terutama dalam hal meningkatkan kemampuan menalar di kalangan
mahasiswa dan siswa. Hal ini ialah karena melalui tes ini para mahasiswa dapat
mengungkapkan aspek kognitif tingkat tinggi seperti analisis-sintesis-evaluasi, baik secara
lisan maupun secara tulisan. Siswa juga dibiasakan dengan kemampuan memecahkan
masalah (problem solving), mencoba merumuskan hipotesis, menyusun dan
mengekspresikan gagasannya, dan menarik kesimpulan dari pemecahan masalah.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kelebihan atau keunggulan tes uraian
ini antara lain adalah:
a) Dapat mengukur proses mental yang tinggi atau aspek kognitif tingkat tinggi;
b) Dapat mengembangkan kemampuan berbahasa, baik lisan maupun tulisan, dengan
baik dan benar sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa;
c) Dapat melatih kemampuan berpikir teratur atau penalaran, yakni berpikir logis,
analitis, dan sistematis;
d) Mengembangkan keterampilan pemecahan masalah (problem sloving)

5
e) Adanya keuntungan teknis seperti mudah membuat soalnya sehingga tanpa
memakan waktu yang lama, guru dapat secara langsung melihat proses berpikir
siswa.

Dari lain pihak kelemahan atau kekurangan yang terdapat dalam tes ini antara lain adalah;

a) Sampel tes sanggat terbatas sebab dengan tes ini tidak mungkin dapat menguji
semua bahan yang diberikan, tidak seperti pada tes objektif yang dapat menanyakan
banyak hal melalui sejumlah pertanyaan;
b) Sifatnya sanggat subjektif, baik dalam menanyakan, dalam membuat pertanyaan,
maupun dalam cara memeriksanya. Guru bisa saja bertanya tentang hal-hal yang
menarik baginya, dan jawabnya juga berdasarkan apa yang dikehendakinya;
c) Tes ini biasanya kurang reliabel, mengungkapkan aspek yang terbatas,
pemeriksaannya memerlukan waktu lama sehingga tidak praktis bagi kelas yang
jumlah siswanya relatif besar.

2.2 Jenis-jenis Tes Uraian


Bentuk tes uraian dibedakan menjadi uraian bebas ( Free Essay) dan uraian terbatas
(berstruktur).

a. Uraian bebas (Free Essay)


Dalam uraian bebas jawaban siswa tidak dibatasi, bergantung pada pandangan
siswa itu sendiri. Hal ini disebabkan oleh isi pertanyaan uraian bebas sifatnya
umum. Melihat karakteristiknya, pertanyaan bentuk uraian bebas ini tepat
digunakan apabila bertujuan untuk:
1. Mengungkapkan pandangan para siswa terhadap suatu masalah sehingga dapat
diketahui luas dan intensitasnya.
2. Mengupas suatu persoalan yang kemungkinan jawabannya beraneka ragam
sehingga tidak ada satu pun jawaban yang pasti.
3. Mengembangkan daya analisis siswa dalam melihat suatu persoalan dari
berbagai segi atau dimensinya.

Kelemahan tes ini ialah sukar menilainya karena jawaban siswa bisa bervariasi,
sulit menentukan kriteria penilaian, sangat subjektif karena tergantung pada guru sebagai
penilainya.

Contoh :

6
Pak amir memiliki tanah berbentuk segitiga seperti pada gambar berikut

Luas tanah itu adalah … m2

Jawab :

Diketahui panjang sisi tegak = 12 m, sisi miring = 20 m

Ditanya : luas tanah

Cari panjang sisi bawah terlebih dahulu dengan menggunakann rumus phytagoras

2 2 2
a =20 −12

a 2=400−144
2
a =256

a=√ 256

a=16

Luas segitiga = ½ . a. t

= ½ . 16 . 12

= 96 m2

Penentuan Skor

1. Jika siswa dapat menuliskan sesuatu yang diketahui, skor = 1


2. Jika siswa dapat menentukan apa yang perlu dicari, skor = 1
3. Jika siswa dapat menentukan rumus phytagoras, skor = 3
4. Siswa menentukan sisi bawah skor = 1
5. Siswa mampu menuliskan rumus segitiga, skor = 2
6. Siswa memperoleh jawaban dengan nilai dan satuan yang benar = 2
b. Uraian terbatas (berstruktur)
Bentuk kedua dari tes uraian adalah uraian terbatas. Dalam bentuk ini
pertanyaan telah diarahkan kepada hal-hal tertentu atau ada pembatasan tertentu.

7
Pembatasan bisa dari segi: ruang lingkupnya, sudut pandang menjawabnya, dan
indikator-indikatornya.
Dengan adanya pembatasan tersebut jawaban siswa akan lebih terarah
sesuai dengan yang diharapkan. Cara memberikan penilaian juga lebih jelas
indikatornya. Kriteria kebenaran jawaban bisa lebih mudah ditentukan. Oleh sebab
itu, bentuk soal uraian terbatas terasa lebih terarah dan lebih tepat digunakan dari
pada bentuk uraian bebas.

Contoh:

Sebuah bak penampung air berbentuk balok berukuran panjang 100 cm,
lebar 70 cm dan tinggi 60 cm. berapa liter isi bak penampung mampu menyimpan
air?

Langkah Kriteria Jawaban Skor


1 Rumus isi balok = panjang x lebar x 1
tinggi
2 = 100 cm x 70 cm x 60 cm 1
3 = 420.000 cm 1
4 Isi balok dalam liter: 1

420.000
1000

5 = 420 liter 1
Skor maksimum 5

c. Uraian berstruktur
Di samping kedua bentuk uraian di atas ada pula bentuk tes uraian yang
disebut soal– soal berstruktur. Soal berstruktur dipandang sebagai bentuk antara
soal – soal objektif dengan soal – soal esai. Soal berstruktur merupakan
serangkaian soal jawaban singkat sekalipun bersifat terbuka dan bebas
menjawabnya. Soal yang berstruktur berisi unsur-unsur pengantar soal, seperangkat
data, dan serangkaian sub soal.

2.3 Syarat Menyusun Soal Bentuk Uraian


Agar diperoleh soal-soal bentuk uraian yang dikatakan memadai sebagai alat
penilaian hasil belajar, hendaknya diperhatikan hal-hal berikut:
a. Dari segi isi yang diukur

8
Segi yang hendak diukur hendaknya ditemukan secara jelas abilitasnya,
misalnya pemahaman konsep, aplikasi suatu konsep, analisis suatu permasalahan,
dan aspek kognitif lainnya. Dengan kejelasan apa yang akan diungkapkan maka
soal atau pertanyaan yang dibuat hendaknya mengungkapkan kemampuan siswa
dalam abilitas tersebut.
Setelah abilitas yang hendak diukur cukup jelas, tetapkan materi yang
ditanyakan. Dalam memilih materi sesuai dengan kurikulumnya atau silabusnya.
Pilih materi yang esensial sehingga tidak semua materi perlu ditanyakan. Materi
esensial adalah materi yang menjadi inti persoalan dan menjadi dasar untuk
penguasaan materi lainnya. Dengan perkataan lain, bila konsep esensial dikuasai,
maka secara keseluruhan siswa akan mengetahui aspek-aspek yang berkenaan
dengan konsep tersebut. Aturlah penyajian pertanyaan secara berurutan mulai dari
yang mudah menuju kepada yang lebih sulit, atau dari yang sederhana menuju
kepada yang lebih kompleks. Gunakan bentuk uraian terbatas atau yang berstruktur.
b. Dari segi bahasa
Gunakan bahasa yang baik dan benar sehingga mudah diketahui makna
yang terkandung dalam rumusan pertanyaan. Bahasanya, sederhana, singkat, tetapi
jelas apa yang ditanyakan.
c. Dari segi teknis penyajian soal
Hendaknya jangan mengulang-ulang pertanyaan terhadap materi yang sama
sekalipun untuk asibilitas yang berbeda sehingga soal atau pertanyaan yang
diajukan lebih komprehensif daripada segi lingkup materinya. Perhatikan waktu
yang tersedia untuk mengerjakan soal tersebut sehingga soal tidak terlalu banyak
atau terlalu sedikit. Bobot penilaian untuk setiap soal hendaknya dibedakan
menurut tingkat kesulitan soal. Soal-soal yang tergolong sulit diberi bobot yang
lebih kasar. Tingkat kesulitan soal dilihat dari sifat materinya dan abilitas yang
diukurnya. Abilitas analisis lebih sulit daripada aplikasi dan pemahaman demikian
juga sintesis lebih sulit daripada analisis. Sedangkan dari aspek materi, konsep
lebih sulit daripada fakta.
d. Dari segi jawaban
Setiap pertanyaan yang diajukan sebaiknya telah ditentukan jawaban yang
diharapkan, minimal pokok-pokoknya. Tentukan pula besarnya skor maksimal
untuk setiap soal yang dijawab benar dan skor minimal bila jawaban dianggap salah
atau kurang memadai.

9
2.4 Daya Pembeda Soal
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara
peserta didik yang pandai (menguasai materi) dengan peserta didik yang kurang pandai
(tidak menguasai materi). Indeks daya pembeda biasanya dinyatakan dengan proporsi.
Semakin tinggi proporsi itu, maka semakin baik soal tersebut membedakan antara peserta
didik yang pandai dan peserta didik yang kurang pandai. Untuk menguji daya pembeda
(DP) ini, guru perlu menempuh langkah-langkah sebagai berikut:

a. Menghitung jumlah skor total tiap peserta didik.


b. Mengurutkan skor total mulai dari skor terbesar sampai dengan skor terkecil.
c. Menetapkan kelompok atas dan kelompok bawah. Jika jumlah peserta didik
banyak ( di atas 30) dapat ditetapkan 70%
d. Menghitung rata-rata skor untuk masing-masing kelompok (kelompok atas
maupun kelompok bawah)
e. Menghitung daya pembeda soal dengan rumus:
X KA+ X KB
DP =
Skor Maks
Keterangan:
DP = daya pembeda
X KA =¿rata-rata kelompok atas
X KB=¿ rata-rata kelompok bawah
Skor maks = skor maksimum
f. Membandingkan daya pembeda dengan kriteria seperti berikut:
0.40 ke atas = sangat baik
0.30 – 0.39 = baik
0.20 – 0.29 = cukup, soal perlu perbaikan
0.19 ke bawah = kurang baik, soal harus dibuang

Contoh : Empat orang anak peserta didik mengikuti Ujian Akhir Semester
dengan jumlah soal 3 dalam bentuk uraian. Kotak yang diarsir menunjukkan
perolehan skor masing-masing peserta didik.

Nama
Nomor Soal/Skor
Peserta Skor Total Kelompok
Didik
1 2 3
Arie 8 7 8 23 Atas
Angga 7 6 9 22 Atas

10
Ardi 6 1 8 15 Bawah
Asep 3 2 7 12 Bawah
Jumlah skor 24 16 32
Skor. Maks 10 8 12
Rata-rata 24/4 = 6 16/4 = 4 32/4 = 8

¿ (8+7) (6+3)

DP soal nomor 1 = 2 2 7,5−4,5
= =0,30
10 10

Keterangan: setelah dibandingkan dengan kriteria, ternyata soal nomor 1


memiliki daya pembeda 0,30 yang termasuk kategori baik.

¿ (7+6) (1+2)

DP soal nomor 2 = 2 2 6,5−1,5
= =0,63
8 8

Keterangan: setelah dibandingkan dengan kriteria, ternyata soal nomor 2


memiliki daya pembeda 0.63 yang termasuk kategori sangat baik. Artinya soal
tersebut mampu membedakan kelompok atas dengan kelompok bawah, mampu
membedakan antara anak pandai dengan anak yang kurang pandai.

¿ (8+9) (8+7)

DP soal nomor 3 = 2 2 8,5−7,5
= =0,08
12 12

Keterangan: setelah dibandingkan dengan kriteria ternyata soal nomor 3


memiliki daya pembeda 0,08 yang termasuk kategori kurang baik, karena itu soal
tersebut harus dibuang. Artinya soal itu tidak memiliki daya pembeda yang baik,
yang berarti pula tidak mampu membedakan antara anak yang pandai dengan anak
yang kurang pandai.

11
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Tes uraian adalah butir soal dengan pertanyaan dan jawabannya menuntut peserta
didik untuk belajar berargumentasi dengan bahasanya sendiri. Tes uraian digunakan untuk
mengukur kemampuan yang lebih tinggi dalam aspek kognitif. Ciri utama tes uraian yaitu
jawabannya sesuai dengan pemikiran peserta didik sendiri, menggunakan bahasanya
sendiri, pertanyaan yang diajukan bersifat umum, dan jawabannya bermacam-macam. Tes
uraian ada dua macam yaitu tes uraian bebas dan tes uraian terbatas. Dalam membuat tes
uraian juga harus memperhatikan beberapa hal. tes uraian juga memiliki kelebihan dan
kelemahan. Untuk itu dalam membuat tes uraian harus memperhatikan petunjuk
penyusunannya. Tidak hanya itu, dalam mengoreksi soal tes uraian dapa menggunakan
beberapa metode yaitu metode nomor, metode lembar, metode bersilang. Metode
pengoreksian dapat dilakukan dengan menggunakan salah satu dari metode tersebut atau
bisa secara bervariasi. Dalam pemberian skor juga harus memperhatikan langkah-langkah
dalam pemberian skor. Tes uraian dan tes objektif memiliki beberapa perbedaan dilihat dari
tujuan yang diukur, materi yang disajikan, penyusunan tes, waktu, insentif bagi peserta
didik, arah jawaban, penskoran dan faktor-faktor yang mengganggu.

3.2 Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan
dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, karena
terbatasnya pengetahuan. Kami banyak berharap para pembaca dapat memberikan kritik
dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini, dan penulisan.

12
DAFTAR PUSTAKA

Sudjana Nana, Penulisan Hasil Proses Belajar Mengaja. Bandung, PT REMAJA


ROSDAKARYA 2009

Arifin Zainal, Evaluasi Pembelajaran Prinsip, teknik, prosedur. Bandung, PT REMAJA


ROSDAKARYA 2013

https://spada.uns.ac.id/pluginfile.php/670880/mod_resource/content/1/Tes%20Uraian.pdf

13

Anda mungkin juga menyukai