Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH KELOMPOK 2

BENTUK TES, CIRI-CIRI TES YANG BAIK, DAN KISI-KISI TES


Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran Biologi
Dosen Pengampu: Drs. Ahmad Sofyan, M.Pd.

Disusun Oleh
Nadia Nurul Fajrin (11180161000043)
Avina Yustriani (11180161000051)

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Bentuk Tes, Ciri-
Ciri Tes yang Baik, dan Kisi-Kisi Tes. Makalah ini disusun sebagai tugas pada mata kuliah
Evaluasi Pembelajaran Biologi.
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini tidak dapat selesai dengan
baik tanpa bantuan dan motivasi dari berbagai pihak. Untuk itu, kami mengucapkan terima
kasih kepada Bapak Drs. Ahmad Sofyan, M.Pd.selaku dosen pengampu mata kuliah
Evaluasi Pembelajaran Biologi yang telah membimbing kami dalam menyelesaikan
makalah ini. Tidak lupa kami juga mengucapkan terima kasih kepada orang tua dan teman-
teman yang sudah memberi bantuan serta dukungannya.
Semoga segala bantuan yang telah diberikan mendapat karunia serta anugerah dari
Allah SWT. Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca
serta dapat menambah ilmu pengetahuan baru untuk pembaca.

Tangerang Selatan, 21 September 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ii


DAFTAR ISI ................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
1. 1 Latar Belakang ..................................................................................................... 1
1. 2 Rumusan Masalah ................................................................................................ 1
1. 3 Tujuan ................................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................. 3
2. 1 Bentuk Tes Hasil Belajar ..................................................................................... 3
2. 2 Ciri-Ciri Tes yang Baik ...................................................................................... 10
2. 3 Pelaksanaan Tes Hasil Belajar............................................................................ 13
2. 4 Pengertian Kisi-Kisi ........................................................................................... 16
2. 5 Fungsi Kisi-kisi.................................................................................................. 17
2. 6 Syarat-Syarat Kisi-Kisi ...................................................................................... 18
2. 7 Cara Menyusun Kisi-Kisi Tes ............................................................................ 18
2. 8 Contoh Soal Kisi-Kisi ........................................................................................ 20
BAB III PENUTUP ........................................................................................................ 23
3. 1 Kesimpulan........................................................................................................ 23
3. 2 Saran ................................................................................................................. 23
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 24

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang
Tes merupakan suatu bentuk alat evaluasi untuk mengukur seberapa jauh tujuan
pengajaran telah tercapai ,jadi berarti evaluasi terhadap hasil belajar. Tes yang baik harus
memenuhui beberapa persyaratan, yaitu objektif, valid (sahih), dan reliable (andal),
praktibilitas, dan ekonomis. Dalam dunia pendidikan, tes hasil belajar adalah kegiatan
yang sering dilakukan. Tes hasil belajar dilakukan untuk mengukur sejauh mana
kemampuan peserta didik dalam memahami materi-materi pembelajaran.
Selain mengajar guru juga dituntut untuk melakukan kegiatan evaluasi terhadap
siswa karena dengan evaluasi ini maka tujuan dari pembelajarn bisa diketahui apakah
sukses atau tidak. Namun demikian, tidak semua evaluasi mampu mengukur hal tersebut.
Terkadang instrumen tes yang dipergunakan tidak layak yang menyebabkan tujuan dari
pembelajaran sulit dipastikan keberhasilannya. Oleh sebab itu guru setidaknya harus
mampu membuat serta menyusun soal dengan benar sehingga bisa digunakan untuk
menukur hasil belajar dan kesuksesan dari tujuan pembelajaran.
Tes hasil belajar merupakan sumber data bagi guru untuk mengetahui berapakah
nilai peserta didik. Tes hasil belajar juga dapat dijadikan sebagai evaluasi bagi guru
maupun pihak sekolah. Dengan tes tersebut peserta didik dapat mengetahui dimana
posisinya jika dibandingkan dengan teman-temannya.
Berdasarkan permasalahan di atas, maka dibuat makalah ini agar kami mahasiswa
jurusan pendidikan bisa lebih memahami bentuk-bentuk tes, ciri-ciri tes yang baik, fungsi
kisi-kisi, hingga contoh soal berdasarkan kisi-kisi. Karena pada nantinya mahasiswa
pendidikan akan menjadi guru yang mengajar dan tentunya juga membuat tes hasil
belajar.
1. 2 Rumusan Masalah
1. Apa saja bentuk-bentuk tes hasil belajar?
2. Bagaimana ciri-ciri tes yang baik?
3. Bagaimana pelaksanaan tes hasil belajar?

1
2

4. Apa yang dimaksud dengan kisi-kisi?


5. Bagaimana fungsi dan syarat dari kisi-kisi tes?
6. Bagaimana cara membuat contoh kisi-kisi tes?
1. 3 Tujuan
1. Mengetahui bentuk-bentuk tes hasil belajar.
2. Mengetahui ciri-ciri tes yang baik.
3. Mengetahui pelaksanaan tes hasil belajar.
4. Mengetahui pengertian kisi-kisi.
5. Mengetahui fungsi dan syarat dari kisi-kisi tes.
6. Membuat contoh kisi-kisi tes.
BAB II
PEMBAHASAN

2. 1 Bentuk Tes Hasil Belajar


Tes hasil belajar merupakan salah satu jenis tes yang digunakan untuk mengukur
perkembangan atau kemajuan peserta didik setelah mereka mengikuti proses pembelajaran.
Sebagai alat pengukur kemajuan belajar peserta didik, ditinjau dari bentuk soalnya, dapat
dibedakan menjadi dua macam yaitu tes hasil belajar bentuk uraian dan tes belajar bentuk
objektif. 1
A. Tes Bentuk Uraian (Essay Test)
Tes uraian, yang juga dikenal dengan istilah subjetkif tes dapat menggambarkan
pengetahuan (cognitive) dalam berbagai level kognitif, pengetahuan, pemahaman,
penerapan (apilkasi), analisis, evaluai dan pengembangan (create). Peserta didik dapat
dengan bebas mendeskripsikan jawaban dengan kemampuan pengetahuan yang
dimilikinya. 2 Tes uraian dapat berbentuk terbuka dan tertutup. Tes uraian terbuka
memberikan kebebasan kepada testee (peserta tes) untuk menjawab sesuai dengan
kemampuannya. Tes uraian tertutup memungkinkan siswa menjawab sesuai dengan
jawaban yang diminta. Secara umum, karakteristik tes uraian dapat dinyakatan sebagai
berikut:
1) Tes uraian berbentuk pertanyaan atau perintah yang menghendaki jawaban berupa
atau paparan kalimat yang pada umumnya cukup panjang.
2) Tes uraian menuntut untuk memberikan penjelasan, penafsiran, membandingkan,
membedakan, memberikan komentar, dan sebagainya.
3) Jumlah soal tes uraian umumnya terbatas, berkisar antara lima sampai sepuluh
pertanyaan.
4) Pertanyaan tes uraian biasanya berisi kata-kata seperti: “Jelaskan…”, “Uraikan…”,
“Terangkan…”, “Bagaimana…”, “Mengapa…”, dan sebagainya.3

1
Zulkifli Matondang, dkk, Evaluasi Hasil Belajar, (Medan: Yayasan Kita Menulis, 2019), hlm. 42.
2
Yahya Hairun, Evaluasi Penilaian dalam Pembelajaran, (Yogyakarta: Deepublish, 2020), hlm. 68.
3
M. Zaim, Evaluasi Pembelajaran Bahasa Inggris, (Jakarta: Kencana, 2016), hlm. 80.

3
4

Contoh soal essay terbuka:


Jelaskan manfaat dari mempelajari biologi yang Anda ketahui?
Contoh soal esaay tertutup:
Jaringan meristem dibedakan menjadi 2 berdasarkan asalnya. Sebutkan dan jelaskan!
Tabel 1. Kelebihan dan Kekurangan Tes Uraian
Kelebihan Kekurangan
Penyusunan tes uraian dapat dilakukan Tes uraian kurang dapat mewakili
dengan mudah, tidak banyak memakan cakupan materi dari luasnya materi bahan
waktu dan pikiran. ajar yang diberikan selama proses
pembelajaran.
Terhindar dari kemungkinan spekulasi Cara mengoreksi jawaban yang cukup
memberikan jawaban, karena hanya sulit dan menyita waktu, tenaga, dan
siswa yang memahami pertanyaan yang pikiran karena panjangnya jawaban tes
dapat menjawab dengan benar dan tepat. uraian yang dikoreksi.
Diketahui tingkat kedalaman penguasaan Dalam pemberian skor terdapat
matei yang ditanyakan pada masing- kecenderungan bersifat subjektif karea
masing siswa. faktor teknis dan nonteknis seperti rapi
atau tidak rapinya tulisan jawaban.
Siswa terbiasa mengemukakan pendapat Validitas dan reabilitas tes rendah.
dengan susunan kalimat dan gaya bahasa
hasil olahan siswa itu sendiri

Saran dan petunjuk untuk menyusun pertanyaan essay,antara lain:


1) Hendaknya tes ini digunakan untuk mengukur hasil belajar yang tidak dapat diukur
tes objektif.
2) Rumuskan pertanyaan sehingga dapat mengukur tingkah lau dengan tepat sesuai
dengan hasil belajar.
3) Pertanyaan harus jelas sehingga tidak memunculkan interpretasi yang bermacam-
macam. 4

4
Matondang, dkk. Op.Cit., hlm. 43.
5

B. Tes Bentuk Objektif


Tes objektif merupakan bentuk tes dengan jawaban pendek yang terdiri dari butir-
butir soal yang dapat dijawab oleh pesarta didik dengan jalan memilih salah satu atau
lebih di antara beberapa kemungkinan jawaban pada masing-masing item, atau
menuliskan jawaban berupa kata maupun symbol pada tempat yang telah disediakan. 5
Tes objektif dapat dibedakan menjadi beberpa golongan yaitu sebagai berikut.
1. Tes benar-salah (true-false test)
Tes benar salah adalah tes yang soal-soalnya berupa pernyataan-pernyataan. Orang
yang ditanya diminta untuk memahami apakah masing-masing pernyataan itu betul
atau salah. Jawaban diberikan dengan meyilangi atau melingkari kata “benar”
apabila pernyataan tersebut benar dan melingkari kata “salah” apabila pernyataan
tersebut salah. 6
Tabel 2. Kelebihan dan Kelemahan Tes Benar Salah
Kelebihan Kelemahan
Mudah diperiksa. Sulit membuat soal dalam ranah
pengetahuan yang tinggi
Dapat dijawab dengan cepat. Soal hanya terbatas pada kategori
mengingat, tidak banyak mengukur
kemampuan penalaran.
Butirnya berupa pernyataan. Dalam hal pemecahan masalah tidak
nampak kemampuan peserta didik.
Petunjuknya jelas dan hanya memiliki Bagi siswa yang tidak memahami akan
dua alternative jawaban. memilih jawaban asal-asalan.
Tingkat akurasinya sangat tinggi
sehingga objektif dan daoat dipercaya

Contoh soal benar salah:


1. Inti sel disebut juga nucleolus! (Benar / Salah)

5
Rahmat, Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam., (Yogyakarta: Bening Pustaka, 2019),
hlm. 98.
6
Zaim, Op.Cit., hlm. 77.
6

2. Kepanjangan dari ATP adalah Adrenalin Tri Phosfat! (Benar / Salah)


3. Cara kerja enzim terdiri dari 2, yaitu kunci gembok dan induksi pas! (Benar /
Salah)
2. Tes menjodohkan (matching test)
Tes menjodohkan adalah tes yang soal-soalnya berupa serangkaian pertanyaan dan
pernyataan di sebelah kiri teks dan serangkain jawaban di sebelah kanan teks.
Tugas siswa adalah mencari pasangan jawaban yang tepat sehingga sesuai dengan
pertanyaan atau pernyataan yang ada. 7
Tabel 3. Kelebihan dan Kelemahan Tes Menjodohkan
Kelebihan Kelemahan
Mudah diperiksa Sulit dalam menyediakan respons atau
kelompok jawaban.
Hanya terdapat satu pilihan jawaban Soal hanya terbatas pada kategori
yang cocok. mengingat, tidak banyak mengukur
kemampuan penalaran.
Butirnya tidak terlalu panjang sehingga Dalam hal pemecahan masalah tidak
mudah untuk dibuat. nampak kemampuan peserta didik.
Petunjuknya jelas sehingga mudah Butir yang sukar memungkinkan tidak
dipahami dapat dijawab karena waktu terbatas.
Kecil kemungkinan untuk menjawab
asal-asalan.
Tingkat akurasinya sangat tinggi
sehingga ojektif dan dapat dipercaya.

Contoh soal menjodohkan:


Jodohkan pernyataan A dan pernyataan B!
No. Pernyataan A Pernyataan B
1. Protonema a. Haploid (n)
2. Tumbuhan Paku homospora b. Diploid (2n)

7
Ibid., hlm. 78.
7

3. Pembuahan ganda c. Angiospermae


4. Ikatan Pembuluh menyebar d. Gymnospermae
5. Bagian bunga kelipatan 5 (lima) e. Lycopodium
f. Selaginella
g. Dikotil
h. monokotil

3. Tes jawaban singkat (short answer)


Tes jawaban singkat adalah benuk tes berupa kalimat pertanyaan yang harus
dijawab dengan jawaban singkat oleh siswa.
Tabel 4. Kelebihan dan Kelemahan Tes Jawaban Singkat
Kelebihan Kelemahan
Sangat mudah dalam penyusunannya Pembuat tes cenderung menggunakan
tes isian untuk megukur aspek
pengetahuan/hafalan saja.
Hemat kertas Dapat terjadi bahwa butir-butir item
dai tes modal ini kurang relevan untuk
diujikan.
Komprehensif Karena proses pembuatannya mudah
Dapat mengukur berbagai tahapan ranah maka pembuat tes sering kurang hati-
kognitif. hati dalam membuat tes ini.

Contoh soal jawaban singkat:


1) Siapakah nama penemu mikroskop?
4. Tes pilihan ganda (multiple choice test)
Tes pilihan ganda adalah satu bentuk tes yang teridir dari dua bagian. Yang
pertama adalah berupa pertanyaan atau pernyataan yang tidak lengkap, jawaban
dari petanyaan tersebut atau untuk melengkapi pernyataan yang tidak lengkap
tersebut disediakan pilihan jawaban, hanya satu di antara pilihan jawaban itu yang
benar. 8

8
Zaim, Op.Cit., hlm. 76.
8

Tabel 5. Kelebihan dan Kekurangan Tes Pilihan Ganda


Kelebihan Kelemahan
Mudah diperiksa Memungkinkan menjawab dengan
spekulasi, yang penting terjawab.
Hanya terdapat satu pilihan jawaban Menyusun soal memerlukan waktu
yang benar. yang lama.
Pemeriksaannya dapat dilakukan orang Siswa dapat melakukan kerja sama
lain. dalam menjawab.
Skor jawaban benar 1 dan salah nol. Dalam hal pemecahan masalah tidak
tampak kemampuan peserta didik.
Dapat diukur butir yang mudah sampai Butir yang sukar memungkinkan tidak
butir yang sukar dijawab karena waktu terbatas
Petunjuknya jelas sehingga mudah
dipahami.

Contoh soal pilihan ganda:


1) Daur hidup Protista mirip jamur yang bergerak amoeboid untuk mengelilingi
dan menelan bahan makanan, ditemukan pada…
a. Fase generative Myxomycota
b. Fase vegetative Myxomycota
c. Fase generative Oomycota
d. Fase vegetative Oomycota
e. Fase generative Acrasiomycota
Jawab: D
5. Tes melengkapi (completion test)
Bentuk tes ini memiliki ciri-ciri terdiri atas susunan kalimat yang bagian-bagiannya
sudah dihilangkan (dihapuskan), bagian yang dihilangkan diganti dengan titik-tiik,
dan tugas peserta tes adalah melengkapi bagian yang dihilangkan tersebut.
Kelebihan dan kelemahan tes melengkapi ini mirip dengan tes jawaban singkat.
9

Contoh soal melengkapi:


1) Kelenjar…menghasilkan senyawa yang dialirkan langsung ke darah atau tidak
melalui saluran.
Jawab: endokrin

Adapun menurut M. Zaim (2019) bentuk tes dibedakan atas tiga jenis, yaitu tes tulis
(written test), tes lisan (oral test), tes tindakan (performance test). Penjelasan ketiga bentuk
tes ini yaitu sebagai berikut.
A. Test Tertulis
Tes tertulis adalah tes yang diberikan secara tertulis kepada siswa dan jawabannya
juga diberikan secara tertulis pada format lembaran yang disediakan. Macam-macam
tes tertulis yaitu tes objektif dan tes uraian yang sudah dijelaskan sebelumnya.
B. Tes Lisan
Tes lisan adalah tes yang pertanyaannya disampaikan secara lisan dan jawabannya
juga disampaikan secara lisan. Tes lisan mempunyai kesulitasn tersendiri, baik dilihat
dari sisi penguji maupun peserta tes, karena kualitas yang diberikan kepada peserta tes
harus sama, sementara peserta tes bisa saja sudah berkomunikasi antara yang sudah
dites dan yang belum dites selama tes berlangsung tanpa sepengetahuan penguji.
Berikut ini adalah beberpa petunjuk praktis bagaimana pelaksanaan tes lisan dapat
dilaksanakan:
1) Sebelum tes dilaksanakan, lakukan inventaris pertanyaan yang akan diberikan
dengan berbagai variasinya sehingga validitas pertanyaan dapat dijaga, baik dari isi
maupun konstruksinya.
2) Setiap butir soal yang diberikan harus dilengkapi dengan kunci jawaban yang benar
agar penguji mempunyai kriteria yang pasti dalam memberikan skor pada setiap
pertanyaan yang diberikan.
3) Skor harus diberikan segera setelah siswa selesai dites, jangan menunda pemberian
skor setelah semua siswa dites.
4) Harus diusahakan keseimbangan waktu dalam melaksanakan tes antara satu siswa
dengan siswa lainnya.
10

C. Tes Tindakan
Tes tindakan adalah tes yang pertanyaannya meminta siswa untuk melakukan
tindakan atau melakukan sesuatu sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai. Tes tindakan biasanya diberikan untuk mengukur kompetensi psikomotor atau
keterampilan. Pelaksanaan tindakan dapat dilakukan secara individu mauapun
kelompok kecil kalau masing-masing individu memerlukan interaksi antara satu
dengan yang lainnya. Berikut ini adalah beberapa hal yang harus menjadi perhatian
khusus penguji dalam melaksankan tes tindakan.
1) Penguji harus mengamati dengan cermat tindakan yang dilakukan oleh peserta tes
terhadap tugas yang harus dilakukannya.
2) Penguji disarankan untuk tidak berbicara atau berbuat sesuatu yang dapat
mengganggu proses selama peserta tes melakuan tindakan yang harus
dilakukannya.
3) Penguji menilai berdasarkan instrument penilaian yang telah disiapkan untuk itu
dalam bentuk scoring rubric penilaian yang disusun berdasarkan indikator
penilaian. 9
2. 2 Ciri-Ciri Tes yang Baik
Sebuah tes dapat dikatakan baik sebagai alat ukur harus memenuhi kriteria sebagai
berikut yaitu memiliki validitas, reabilitas, objektivitas, praktibilitas, dan ekonomis.
A. Validitas
Kata validitas sering disamakan artinya dengan ketepatan atau kesahihan. Soal valid
atau tidaknya suatu tes adalah soal yang terpenting di antara persyaratan lain yang telah
disebutkan di muka itu. Sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa
yang hendak diukur secara tepat. Misalnya untuk mengukur besarnya partisipasi siswa
dalam proses pembelajaran, bukan diukur melalui nilai yang diperoleh siswa pada
waktu ulangan, tetapi dilihat melalui: presensi, fokus tidaknya perhatian siswa pada
pelajaran, dan ketepatan siswa dalam menjawab yang diajukan guru. Nilai yang

9
Ibid., hlm. 82 – 83.
11

diperoleh siswa ketika ulangan, bukan menggambarkan partisipasi siswa, tetapi


menggambarkan prestasi belajar.10
Validitas suatu tes dapat ditinjau dari beberapa segi yaitu validitas ramalan, validitas
bandingan atau kesejajaran, validitas isi, validitas susunan, dan validitas logis. Berikut
kriteria validitas tes.
1) Validitas Isi (Content Validity)
Pengujian jenis validitas ini dilakukan secara logis dan rasional karena itu disebut
juga rational validity. Batasan content validity ini menggambarkan sejauh mana
tes mampu mengukur materi pelajaran yang telah diberikan secara representative
dan sejauh mana pula tes dapat mengukur sampel yang representative dari
perubahan-perubahan perilaku yang diharapkan terjadi pada diri siswa. Dengan
demikian, suatu tes hasil belajar disebut memiliki validitas tinggi secara content,
bila tes tersebut sudah dapat mengukur sampel yang representative dari materi
pelajaran yang diberikan, dan perubahan-perubahan perilaku yang diharapkan
terjadi pada diri siswa.
2) Validitas Ramalan (Predictive Validity)
Validitas ramalan artinya ketepatan (kejituan) suatu alat pengukur ditinjau dari
kemampuan tes untuk meramalkan prestasi yang dicapai kemudian. Suatu tes hasil
belajar dapat dikatakan memiliki validitas ramalan tinggi, apabila hasil yang
dicapai siswa tersebut betul-betul meramalkan sukses tidaknya siswa tersebut
dalam pelajaran-pelajaran yang akan datang.
3) Validitas Bandingan (Concurent Validity)
Kejituan suatu tes dilihat dari korelasinya terhadap kecakapan yang dimiliki saat
ini secara riil. Cara yang digunakan untuk melihat validitas bandingan ialah
dengan jalan mengkorelasikan hasil-hasil yang dicapai dalam tes tersebut dengan
hasil-hasil yang dicapai dalam tes sejenis yang telah dicapai dalam tes sejenis yang
telah diketahui mempunyai validitas yang tinggi.
4) Validitas Konstruk/Susunan Teori (Contruct Validity)

10
Ibadullah Malawi dan E.S. Maruti, Evaluasi Pendidikan, (Magetan, AE Media Grafika, 2016),
hlm. 22.
12

Yaitu ketepatan suatu tes ditinjau dari susunan tes tersebut. Misalnya kalau kita
ingin memberikan tes kecakapan ilmu pasti, kita harus membuat soal yang ringkas
dan jelas yang benar-benar akan mengukur kecakapan ilmu pasti, bukan mengukur
kemampuan bahasa karena soal itu ditulis secara berkepanjangan dengan bahasa
yang sulit dimengerti.11
B. Reabilitas
Dalam bahas Indonesia kata reliabilitas diartkan “dapat dipercaya” atau “keajegan”
atau “ketetapan”. Sebuah tes dikatakan reliable atau dapat dipercaya apabila
memberika hasil yang tetap atau ajeg jika diteskan berkali-kali. Dengan perkataan lain,
apabila kepada peserta tes diberikan tes yang sama pada waktu yang berlainan, maka
setiap peserta tes akan memperoleh peringkat yang sama dalam kelompoknya.
Walaupun tampaknya hasi tes pada pengetesan kedua lebih baik, akan tetapi karena
kenaikan dialami oleh semua siswa, maka tes yang digunakan dapat dikatakan
memiliki reliabilitas yang tinggi. Kenaikan tes kedua barangkali disebabkan adanya
“pengalaman” yang diperoleh pada waktu pengerjaan tes pertama. Dalam keadaan
seperti ini dikatakan ada practice-effect, yaitu adanya akibat yang dibawa karena siswa
telah mengalami suatu kegiatan
C. Objektivitas
Kata Objektif berarti tidak terpengaruh oleh unsur pribadi atau unsur subjektif dari
penilai atau unsur bentuk tes. Tes yang berbentuk uraian, akan memberi banyak
kemungkinan kepada pihak penilai dalam memberikan penilaian menurut caranya
sendiri. Oleh karena itu pada saat kini terdapat kecenderungan penggunaan tes objektif
dalam berbagai bidang, dengan disediakan pedoman sistem skring yang jelas dan rinci.
D. Praktikabilitas
Sebuah tes dikatakan memiliki praktikabilitas yang tinggi apabila tes tersebut
bersifat praktis, mudah pengadministrasiannya. Tes dikatakan praktis apabila tes
tersebut:

11
Ely Djulia, dkk, Evaluasi Pembelajaran Biologi, (Medan, Yayasan Kita Menulis, 2020), hlm. 10.
13

1) Mudah dilaksanakan, misalnya tidak menuntut peralatan yang banyak dan


memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengerjakan terlebih dahulu bagian
yang dianggap mudah oleh siswa.
2) Mudah pemeriksaannya, artinya bahwa tes itu dilengkapi dengan kunci jawaban;
jawaban maupun pedoman skroing. Untuk soal bentuk objektif, pemeriksa akan
lebih mudah dilakuakan jika dikerjakan oleh siswa dalam lembar jawaban.
3) Dilengkapi dengan petunjuk-petunjuk yang jelas sehingga dapat diberikan/diawali
oleh orang lain.
E. Ekonomis
Tes harus ekonomis, artinya bahwa pelaksanaan tes tersebut tidak membutuhkan
biaya yang mahal, tenaga yang banyak dan waktu yang lama.
2. 3 Pelaksanaan Tes Hasil Belajar
Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan dalam bentuk ulangan,
pengamatan, penugasan, dan/atau bentuk lain yang diperlukan. Penilaian hasil belajar oleh
pendidik digunakan untuk: (a) mengukur dan mengetahui pencapaian kompetensi Peserta
Didik; (b) memperbaiki proses pembelajaran; dan (c) menyusun laporan kemajuan hasil
belajar harian, tengah semester, akhir semester, akhir tahun. dan/atau kenaikan kelas. 12
Mekanisme penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan sebagai berikut.
a. Menyusun perencanaan penilaian tingkat Satuan Pendidikan meliputi: penilaian akhir
semester, penilaian akhir tahun, dan ujian sekolah.
b. Penilaian akhir semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh satuan pendidikan
untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik pada akhir semester. Cakupan
penilaian meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan semua KD pada
semester tersebut.
c. Penilaian akhir tahun adalah kegiatan yang dilakukan oleh satuan pendidikan pada
akhir semester genap untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik pada
akhir semester genap pada satuan pendidikan yang menggunakan sistem paket.

12
Kemendikbud, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2016 tentang
Standar Penilaian Pendidikan, 2016, hlm. 5.
14

Cakupan penilaian meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan KD pada


semester ganjil dan genap.
d. Ujian sekolah adalah kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi peserta didik yang
dilakukan oleh satuan pendidikan untuk memperoleh pengakuan atas prestasi belajar
dan merupakan salah satu persyaratan kelulusan dari satuan pendidikan. Mata
pelajaran yang diujikan adalah seluruh mata pelajaran berdasarkan struktur kurikulum
kelas XII pada aspek pengetahuan dan keterampilan yang akan diatur dalam POS
Ujian Sekolah.
e. Menentukan KKM dengan memperhatikan standar kompetensi lulusan, karakteristik
peserta didik, karakteristik mata pelajaran, dan kondisi satuan pendidikan melalui
rapat dewan pendidik.
f. Menentukan kriteria kenaikan kelas bagi satuan pendidikan yang menggunakan
sistem paket melalui rapat dewan pendidik.
g. Menentukan kriteria program pembelajaran bagi satuan pendidikan yang
menggunakan sistem kredit semester melalui rapat dewan pendidik.
h. Menentukan nilai akhir sikap spiritual dan sosial sebagai bahan pertimbangan
kelulusan melalui rapat dewan pendidik dengan mempertimbangkan hasil penilaian
oleh guru mata pelajaran, wali kelas, dan guru BK.
i. Melaporkan hasil penilaian semua mata pelajaran pada setiap akhir semester kepada
orang tua/wali peserta didik dalam bentuk buku laporan pendidikan (Rapor).
j. Melaporkan pencapaian hasil belajar tingkat satuan pendidikan kepada dinas
provinsi/kabupaten/kota.
k. Menentukan kriteria kelulusan ujian satuan pendidikan dan kriteria kelulusan dari
satuan pendidikan melalui rapat dewan pendidik.
l. Menentukan kelulusan peserta didik dari ujian satuan pendidikan sesuai dengan
kriteria yang ditetapkan satuan pendidikan
m. Menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan melalui rapat dewan
pendidik sesuai dengan kriteria berikut.
(1) Menyelesaikan seluruh program pembelajaran.
(2) Memperoleh nilai sikap/perilaku minimal baik.
15

(3) Lulus ujian sekolah.


n. Menerbitkan ijazah setiap peserta didik yang lulus dari satuan pendidikan. 13
A. Ulangan/Penilaian Harian
Ulangan adalah proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian Kompetensi
Peserta Didik secara berkelanjutan dalam proses Pembelajaran untuk memantau
kemajuan dan perbaikan hasil belajar Peserta Didik.14 Ulangan/Penilaian harian dapat
dilakukan setelah pembelajaran dilakukan melalui tes tertulis dan/atau penugasan,
maupun lisan, dan lain-lain sesuai dengan karakteristik masing-masing KD.
Pelaksanaan penilaian harian dapat dilakukan setelah pembelajaran satu KD atau lebih.
Penilaian harian dapat dilakukan lebih dari satu kali untuk KD dengan cakupan materi
luas dan kompleks sehingga penilaian harian tidak perlu menunggu pembelajaran KD
tersebut selesai. Penilaian harian dilakukan oleh pendidik dengan cakupan meliputi
seluruh indikator dari satu kompetensi dasar. 15
B. Ulangan/Penilaian Akhir Semester
Penilaian akhir adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengukur pencapaian
kompetensi peserta didik pada akhir semester dan/atau akhir tahun. Penilaian akhir
semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk mengukur
pencapaian kompetensi peserta didik pada akhir semester. Cakupan penilaian meliputi
seluruh indikator yang merepresentasikan semua KD pada semester tersebut.
Prosedur Penilaian Akhir dan Ujian Sekolah:
a. Penilaian akhir semester, penilaian akhir tahun, dan ujian sekolah dilakukan
dengan langkah-langkah:
1. menyusun kisi-kisi penilaian/ujian.
2. mengembangkan (menulis, menelaah, dan merevisi) instrumen.
3. melaksanakan penilaian/ujian.
4. mengolah (menyekor dan menilai) dan menentukan kenaikan kelas/kelulusan
peserta didik, dan

13
Kemendikbud, Panduan Penilaian untuk Sekolah Menengah Atas, (Jakarta: Direktorat Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah, 2015), hlm. 37 – 38.
14
Kemendikbud, 2016, Op.Cit., hlm. 3.
15
Kemendikbud, 2015, Op.Cit., hlm. 41.
16

5. melaporkan dan memanfaatkan hasil penilaian/ujian.


b. Teknik tes berupa tes tertulis, tes lisan, dan tes praktik atau tes kinerja sesuai
dengan karakteristik mata pelajaran.
c. Instrumen penilaian yang digunakan oleh satuan pendidikan dapat dibuat oleh tim
pendidik (MGMP) dalam bentuk penilaian akhir dan/atau ujian sekolah yang
memenuhi persyaratan substansi, konstruksi, dan bahasa serta memiliki bukti
validitas empirik.
d. Hasil penilaian pengetahuan dan keterampilan dilaporkan dalam bentuk nilai,
predikat dan deskripsi pencapaian kompetensi mata pelajaran. 16
C. Ulangan Kenaikan Kelas/Penilaian Akhir Tahun
Penilaian akhir tahun adalah kegiatan yang dilakukan oleh satuan pendidikan pada
akhir semester genap untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik pada akhir
semester genap pada satuan pendidikan yang menggunakan sistem paket. Cakupan
penilaian meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan KD pada semester ganjil
dan genap.
Laporan hasil penilaian pendidikan pada akhir semester dan akhir tahun ditetapkan
dalam rapat dewan pendidik berdasar hasil penilaian oleh Satuan Pendidikan dan hasil
penilaian oleh Pendidik; dan kenaikan kelas dan kelulusan peserta didik dari satuan
pendidikan ditetapkan melalui rapat dewan pendidik.
2. 4 Pengertian Kisi-Kisi
Kisi-kisi soal adalah peta yang menggambarkan komposisi soal yang akan
dijadikan sebagai pedoman bagi pembuat soal. Oleh sebab itu kisi-kisi harus dibuat
sebelum soal disusun. Komposisi soal ditentukan berdasarkan berbagai aspek atau
variable yang menurut hemat pembuat soal perlu dipertimbangkan seperti:
a. Pokok bahasan
b. Waktu yang dialokasikan untuk setiap pokok bahasan dalam pembelajaran.
c. Tingkat kesulitan.
d. Taksonomi
e. Bentuk soal.

16
Ibid., hlm. 38
17

f. Skor per item soal.


g. Jumlah skor maksimum ideal untuk setiap bentuk soal dan keseluruhan tes.
h. Waktu pengerjaan soal per item dan keseluruhan tes.
i. Jumlah soal per jenis, bentuk, dan keseluruhan soal.
j. Teknik mengubah skor menjadi nilai atau memonten.
Banyak bentuk kisi-kisi yang dapat dikembangkan sesuai dengan pertimbangan
yang digunakan dalam membuat soal. Untuk kepentingan praktis kisi-kisi soal
sebagaimana digunakan dalam memetakan komposisi soal yang digunakan guru dalam
menyusun soal tes di sekolah. Jika ternyata jumlah pokok bahasan yang diberikan selama
satu semester tidak sama dengan contoh yang disajikan dalam di sini, dapat dilakukan
perubahan seperlunya. Demikian juga sekiranya bentuk soal yang akan digunakan akan
juga tidak sama dengan variasi bentuk soal dalam contoh dalam bagian ini, dapat pula
dilakukan perubahan sesuai dengan keinginan guru.
Sekiranya guru memiliki pertimbangan lain dalam menyelenggarkan tes bagi
kelasnya sehingga memandang perlu untuk mengembangkan sendiri kisi-kisi soalnya, hal
itu dapat dilakukan sepanjang guru yang bersangkutan memahami dengan baik prinsip-
prinsip utama dan teknik membuatnya. 17
Kisi-kisi (test blue print atau table of specification) merupakan deskripsi mengenai
ruang lingkup dan isi materi yang akan diujikan. Tujuan penyusunan kisi-kisi adalah
untuk menentukan ruang lingkup dan tekanan tes yang setepat-tepatnya, sehingga dapat
menjadi petunjuk dalam menulis soal. Adapun wujudnya dapat berbentuk format atau
matrik.
2. 5 Fungsi Kisi-kisi
Fungsi dari kisi-kisi tes yaitu sebagai berikut.
a. Panduan/pedoman dalam penulisan soal yang hendak disusun. Pedoman penulisan
soal merupakan aspek terpenting ketika guru hendak memberikan soal kepada siswa,
pedoman tersebut akan menjadi acuan bagi guru dalam penulisan soal sehingga akan
memudahkan dalam pembuatan soal. Penulis soal akan menghasilkan soal-soal yang
sesuai dengan tujuan tes.

17
Abdorrakhman Gintings, Belajar dan Pembelajaran (Yogyakarta: Hmaniora, 2010) hlm. 190.
18

b. Penulis soal akan menghasilkan soal-soal yang sesuai dengan tujuan tes. Tes
merupakan bahan evaluasi guru terhadap keberhasilan peserta didik dalam
pembelajaran yang disampaikan, guru dalam mengevaluasi peserta didik akan
memberikan soal tes evaluasi yang bermacam-macam sesuai dengan tujuan
pencapaian evaluasi terhadap pembelajaran tertentu. Dalam pembuatan soal yang
menggunakan kisi-kisi, penulis akan menghasilkan soal-soal yang sesuai dengan
tujuan tes.
c. Penulis soal yang berbeda akan menghasilkan perangkat soal yang relatif sama, dari
segi tingkat kedalamannya segi cakupan materi yang ditanyakan. Penulisan kisi-kisi
berfungsi untuk menyelaraskan perangkat soal, sehingga hal ini juga akan
mempermudah dalam proses evaluasi.
Kisi-kisi yang baik harus memenuhi persyaratan berikut ini.:
1) Kisi-kisi harus dapat mewakili isi silabus atau kurikulum atau materi yang telah
diajarkan secara tepat dan proporsional.
2) Komponen-komponennya diuraikan secara jelas dan mudah dipahami.
3) Materi yang hendak ditanyakan dapat dibuatkan soalnya.18
2. 6 Syarat-Syarat Kisi-Kisi
Kisi-kisi yang baik dapat memudahkan dalam menyusun berbagai paket tes dengan
tingkat kesulitan, kedalaman, dan cakupan materi yang sama. Kisi-kisi soal yang baik
harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut.
a. Mewakili isi kurikulum/kemampuan yang akan diujikan.
b. Komponen-komponennya rinci, jelas dan mudah dipahami.
c. Soal-soalnya dapat dibuat sesuai dengan indikator dan bentuk soal yang ditetapkan.
2. 7 Cara Menyusun Kisi-Kisi Tes
Kisi-kisi merupakan merupakan matrik berisi informasi yang akan dijadikan
pedoman dalam menulis dan merakit soal menjadi instrument penilaian. Dengan adanya
kisi-kisi, penulis soal dapat menghasilkan soal-soal yang sesuai dengan tujuan penilaian.
Pemilihan materi dalam penyusunan kisi-kisi hendaknya memperhatikan empat aspek
berikut.

18
Ajat Rukajat, Teknik Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: CV Budi Utama, 2018 ) hlm 35-37.
19

1) Urgensi, secara teoritis materi yang akan diujikan mutlak harus dikuasai dan
memiliki nilai manfaat bagi peserta didik.
2) Relevansi, materi yang dipilih memiliki keterkaitan dengan materi lainnya dan
sangat diperlukan untuk mempelajari atau memahami bidang lain.
3) Kontinuitas, materi yang dipilih merupakan kesinambungan dari materi lanjutan
atau pendalaman materi sebelumnya. Baik yang dipelajari pada jenjang yang sama
maupun antar jejang.
Berikut ini cara menyusun kisi-kisi soal tes hasil belajar.
a. Indikator merupakan ciri-ciri perilaku yang dapat diukur sebagai petunjuk untuk
membuat soal.
b. Pada indikator harus mengandung unsur Audience (peserta didik), Behavior
(perilaku), Condition (kondisi), dan Degree (tingkat).
c. Selain itu juga dituntut ketepatan dalam menentukan kata kerja operasional (KKO)
yang berguna untuk mengetahui level kognitif yang akan diuji.
d. Langkah terakhir adalah merakit soal berdasarkan indikator yang telah dibuat.
Adapun format kisi-kisi penulisan soal memuat identitas kisi-kisi dan matrik
spesifikasi rumusan butir soal. Pada identitas minimal memuat nama satuan
pendidikan, mata pelajaran, program studi (jika ada). Serta tercantum juga kurikulum.
Alokasi waktu, dan jumlah dan bentuk soal serta penyusunan soal. Sedangkan pada
matrik, spesifikasi setidaknya mencakup Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar. Juga
materi, kelas dan semester, indikator, bentuk soal, dan nomor soal.
Pada kurikulum 2013, KI dan KD telah disediakan sehingga tidak perlu
menyusunnya. Sedangkan untuk materi dan indikator, penulis kisi-kisi harus
merumuskan. Sebagai referensi dapat menggunakan RPP dan silabus. Namun yang
perlu diperhatikan bahwa indikator yang terdapat daam RPP dan silabus tidak mesti
bisa dijadikan indikator untuk penulisan kisi-kisi.
Indikator yang dikembangkan dalam RPP dan silabus adalah indikaor pencapaian
kompetensi (IPK) untuk mengetahui ketercapain tujuan pembelajaran. Indikatornya
dapat dipergunakan untuk keperluan penyusunan kisi-kisi Penilaian Harian. Jadi yang
harus diperhatikan adalah pemanfaatan kisi-kisi itu disusun untuk fungsi penilaian
20

formatif atau sumatif. Beda halnya apabila kisi-kisi disusun untuk kepentingan ujian,
sebagai dasar penyusunan indikator adalah standar kompetensi lulusan atau SKL.19
2. 8 Contoh Soal Kisi-Kisi
KISI-KISI SOAL ULANGAN KENAIKAN KELAS

TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Jenis sekolah : SMA/MA


Jumlah soal : 40 butir PG + 5 Essay
Mata pelajaran Biologi
Alokasi waktu : 90 menit
Kurikulum : KTSP
Penyusun :

Bahan
No. Bentuk No.
SK/KD Indikator Kelas/ Materi Indikator Soal
Urut Soal Soal
Smt.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (7)
1. 3.4. Menjelaskan Menjelaskan XI /2 Alat pernafasan Siswa dapat PG 7
keterkaitan antara struktur dan manusia berupa menentukan cara
struktur fungsi dan fungsi alat- paru-paru, bronkus, pertukaran gas di
proses serta alat bronkiolus dan alveolus.
kelainan/penyakit pernafasan alveolus yang
yang dapat terjadi pada manusia. membangun sistem
pada sistem yang khas.
pernafasan pada
hewan dan manusia.

19
Ibid., hlm. 45 – 49.
21

Menjelaskan XI /2 Mekanisme Disajikan gambar PG 8


mekanisme pertukaran oksigen alat pernafasan
pertukaran dan karbon pada manusia,
oksigen dan dioksida dari siswa dapat
karbon alveolus ke kapiler menjelaskan
dioksida dari darah. proses inspirasi
alveolus ke pada pernafasan
kapiler darah. dada.
Siswa dapat Essay 42
menjelaskan
mekanisme
inspirasi dan
ekspirasi pada
pernafasan perut.
Faktor-faktor Disajikan tabel PG 10
yang data hasi
mempengaruhi pengamatan
kecepatan kemapuan
pernafasan pada bernafas di
manusia. sebuah keluarga
mulai dari kakek,
nenek, ayah, ibu,
kakak dan
adik.Siswa dapat
menyimpulkan
faktor yang
mempengaruhi
kecepatan
bernafas.
22

3 3.5. Menjelaskan Mengidentifik XI /2 Alat-alat ekskresi Disajikan PG 13


keterkaitan antara asi struktur pada manusia beberapa macam
struktur, fungsi dan dan fungsi antara lain paru- organ tubuh
proses serta alat-alat paru, kulit, ginjal, manusia, siswa
kelainan/penyakit ekskresi pada hati yang dapat
yang dapat terjadi manusia. mengekskresikan menentukan yang
pada sistem ekskresi sisa hasil termasuk organ
pada manusia dan metabolisme. ekskresi.
hewan.
BAB III
PENUTUP

3. 1 Kesimpulan
Tes hasil belajar merupakan salah satu jenis tes yang digunakan untuk mengukur
perkembangan atau kemajuan peserta didik setelah mereka mengikuti proses
pembelajaran. Bentuk-bentuk tes hasil belajar yaitu ada bentuk tulis, lisan, dan tes
tindakan. Bentuk tes tulis dibagi lagi menjadi tes objektif dan tes uraian. Macam-macam
tes objektif yaitu tes benar-salah, tes menjohkan, tes pilihan ganda, tes jawaban singkat,
dan tes melengkapi. Sebuah tes dapat dikatakan baik harus memenuhi kriteria yaitu
memiliki validitas, reabilitas, objektivitas, praktibilitas, dan ekonomis. Pelaksanaan tes
hasil belajar yaitu pada penilaian harian, penilaian akhir semester, ujian kenaikan kelas,
dan ujian akhir. Adapun kisi-kisi soal adalah peta yang menggambarkan komposisi soal
yang akan dijadikan sebagai pedoman bagi pembuat soal. Fungsi kisi-kisi yaitu sebagai
panduan/pedoman dalam penulisan soal yang hendak disusun, untuk menyelaraskan
perangkat soal, dan agar penulis soal dapat menghasilkan soal-soal yang sesuai dengan
tujuan tes. Dalam penyusunan kisi-kisi harus memuat identitas minimal nama satuan
pendidikan dan mata pelajaran. Penyusunan kisi-kisi seusai dengan indikator baik dari
RPP ataus SKL.
3. 2 Saran
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
para pembaca sebagai bahan evaluasi kami untuk pembuatan makalah-makalah
selanjutnya.

23
DAFTAR PUSTAKA

Darmayanti, N. W. S. dan I.K.W. Budi Wijaya. 2020. Evaluasi Pembelajaran IPA.


Badung: Nilacakra.
Djulia, E., dkk. 2020. Evaluasi Pembelajaran Biologi. Medan: Yayasan Kita Menulis.
Gintings, Abdorrakhman. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Hmaniora.
Hairun,Yahya. 2020. Evaluasi Penilaian dalam Pembelajaran. Yogyakarta: Deepublish.
Kemendikbud. 2015. Panduan Penilaian untuk Sekolah Menengah Atas. Direktorat
Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta.
Kemendikbud. 2016. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun
2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan.
Malawi, Ibadullah dan E.S. Maruti. 2016. Evaluasi Pendidikan. Magetan: AE Media
Grafika.
Matondang, Zulkifli, dkk. 2019. Evaluasi Hasil Belajar. Medan: Yayasan Kita Menulis.
Rahmat. 2019. Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Yogyakarta: Bening
Pustaka.
Rukajat, Ajat. 2018. Teknik Evaluasi Pembelajaran . Yogyakarta: CV Budi Utama.
Zaim, M. 2016. Evaluasi Pembelajaran Bahasa Inggris. Jakarta: Kencana.

24

Anda mungkin juga menyukai