Anda di halaman 1dari 15

MEMBUAT BERBAGAI BENTUK/CONTOH INSTRUMEN EVALUASI

PEMBELAJARAN UNTUK SATU KOMPETENSI DASAR (LURING)

Disusun Oleh :

Yunita M. Br Sembiring

2005030142

2B32

Evaluasi Pembelajaran

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS QUALITY

2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-
Nya makalah yang berjudul Membuat Berbagai Bentuk/Contoh Instrumen Evaluasi
Pembelajaran untuk satu Komptensi Dasar (Luring) ini dapat diselesaikan dengan baik
dan tepat waktu.

Adapun makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas dari Bapak Drs
Pandapotan Tambunan M.Pd pada mata kuliah Evaluasi Pembelajaran. Selain itu,
penyusunan makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan kepada pembaca.

Penulis menyadari, bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih melakukan banyak
kesalahan. Oleh karena itu penulis memohon maaf atas kesalahan dan
ketidaksempurnaan yang pembaca temukan dalam makalah ini. Penulis juga berharap
adanya kritik serta saran dari pembaca apabila menemukan kesalahan dalam makalah
ini.

Medan, November 2022

Yunita M. Br Sembiring

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................. i
DAFTAR ISI ........................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................ 1
1.1. Latar Belakang .......................................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ..................................................................................................... 2
1.3. Tujuan Penulisan....................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................................... 3
2.1. Instrumen Tes ........................................................................................................... 3
2.2. Instrumen Non Tes.................................................................................................... 7
BAB III PENUTUP ............................................................................................................... 10
A. Kesimpulan ................................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 11

ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Evaluasi dalam pendidikan merupakan salah satu komponen yang tak kalah
penting dengan proses pembelajaran. Ketika proses pembelajaran dipandang sebagai
proses perubahan tingkah laku siswa, peran evaluasi proses pembelajaran menjadi
sangat penting. Evaluasi merupakan suatu proses untuk mengumpulkan, menganalisa
dan menginterpretasi informasi untuk mengetahui tingkat pencapaian tujuan
pembelajaran oleh peseta didik. Sistem evaluasi yang baik akan mampu memberikan
gambaran tentang kualitas pembelajaran sehingga pada gilirannya akan mampu
membantu pengajar merencanakan strategi pembelajaran. Bagi peserta didik sendiri,
sistem evaluasi yang baik akan mampumemberikan motivasi untuk selalu
meningkatkan kemampuannya.

Salah satu penekanan dalam kurikulum 2013 adalah evaluasi autentik. Evaluasi
autentik adalah kegiatan menilai siswa yang menekankan pada apa yang seharusnya
dinilai, baik proses maupun hasil dengan berbagai instrumen evaluasi yang disesuaikan
dengan tuntutan kompetensi yang ada di Standar Kompetensi (SK) atau Kompetensi
Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) (Kunandar, 2013:35-36). Dalam kurikulum 2013
mempertegas adanya pergeseran dalam melakukan evaluasi, yakni dari evaluasi
melalui tes (mengukur pengetahuan berdasarkan hasil saja), menuju evaluasi autentik
(mengukur kompetensi sikap, keterampilan dan pengetahuan berdasarkan proses dan
hasil).

Evaluasi autentik meskipun sesuai untuk menilai kemampuan siswa terutama


pada aspek keterampilanya, tetapi belum semua guru paham tentang cara pelaksanaan
evaluasi autentik. Guru menerapkan evaluasi autentik hanya sebatas pemahamanya.
Hasil wawancara awal dengan guru SD Negeri Salatiga 06, mengaku masih mengalami
kesulitan memahami kurikulum pendidikan tahun 2013. Kesulitan yang paling banyak
dikeluhkan oleh para guru adalah mengenai pemahaman tentang Kompetensi Inti (KI)
dan Kompetensi Dasar (KD). Guru kesulitan bagaimana cara mengajarnya dan
melakukan evaluasi.

1
1.2.Rumusan Masalah
1. Apa itu instrumen tes beserta contohnya?
2. Apa itu instrumen non tes beserta contohnya?

1.3.Tujuan Penulisan
1. Mampu memahami apa itu instrumen tes beserta contohnya
2. Mampu memahami apa itu instrumen non tes beserta contohnya

2
BAB II PEMBAHASAN

2.1.Instrumen Tes
A. Pengertian Tes

Tes merupakan instrumen evaluasi yang paling umum dipakai dalam dunia pendidikan
sebagai alat ukur untuk domain kognitif. Tes memiliki jenis yang beragam sesuai
dengan fungsinya, seperti tes prestasi belajar (achievement test), tes penguasaan
(proficiency test), tes bakat (aptitude test), tes diagnostik (diagnostic test). Dan tes
penempatan (placement test). Jika dilihat dari bentuk jawaban peserta didik, maka tes
dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu tes tertulis, tes lisan, dan tes perbuatan. Tes
tertulis ada dua bentuk, yaitu bentuk uraian (essay) dan bentuk objektif (objective).

B. Contoh Instrumen Tes


1. Tes Tertulis Bentuk Uraian (Essay).

Dilihat dari penamaannya, tes bentuk uraian merupakan tes yang menuntut penerima
tes mengeluarkan jawaban-jawaban berbentuk uraian, baik secara bebas maupun secara
terbatas. Tes bentuk uraian secara bebas artinya jawaban uraian peserta didik yang
menuntut kemampuan peserta didik dalam menyusun, mengorganisasikan dan
merumuskan jawaban menggunakan kata-kata sendiri serta mampu mengukur
kecakapan peserta didik untuk berfikir tingkat tinggi.

Berikut adalah contoh masing-masing pertanyaan tes uraian terbatas (restricted respons
items) dan uraian bebas (extended respons items):

a. Tes uraian dalam bentuk bebas atau terbuka.

Contoh:

Coba jelaskan fungsi dan tujuan belajar Matematika dalam kehidupan dan berikan
contohnya.

b. Tes uraian dalam bentuk uraian terbatas.

3
Contoh:

Andi memiliki 18 kelereng merah dan 22 kelereng putih lalu dimasukkan kedalam
kotak. Tiap kotak berisi kelereng merah yang sama banyak dan kelerengn putih yang
sama banyak pula. Berapa banyak kotak yang diperlukan?. Berapa kelereng merah dan
kelereng putih dalam setiap kotak?

2. Tes Hasil Belajar Bentuk Objektif

Tes objektif disebut objektif karena cara pemeriksaannya yang seragam terhadap
semua peserta didik yang mengikuti sebuah tes. Tes objektif juga dikenal dengan
istilah tes jawaban pendek (short answer test), dan salah satu tes hasil belajar yang
terdiri dari butir-butir soal (items) yang dapat dijawab oleh tester dengan jalan memilih
salah satu (atau lebih), di antara beberapa kemungkinan jawaban yang telah
dipasangkan pada masing masing items atau dengan jalan menuliskan jawabannya
berupa kata-kata atau simbol-simbol tertentu pada tempat-tempat yang disediakan
untuk masing-masing butir yang bersangkutan. Terdapat beberapa jenis tes
bentukobjektif, misalnya: bentuk melengkapi (completion test), pilihan ganda (multifle
chois), menjodohkan (matching), bentuk pilihan benar-salah (true false). Lebih
jelasnya diuraikan sebagai berikut.

a. Melengkapi (Completion test).

Completion test adalah dikenal dengan istilah melengkapi atau menyempurnakan.


Salah satu jenis objektif yang hampir mirip sekali dengan tes objektif fill in. Letak
perbedaannya ialah pada tes objektif bentukfill in bahan yang dites itu merupakan satu
kesatuan. Sedangkan pada tes objektif bentuk completion tidak harus demikian.

Contoh:

Isilah titik-titik dibawah ini dengan jawaban yang benar dan tepat. Faktor prima dari
bilangan 15 adalah ....

4
b. Test objektif bentuk multifle choice test (pilihan berganda)

Test multifle choice, tes pilihan ganda merupakan tes objektif dimana masing-masing
tes disediakan lebih dari kemungkinan jawaban, dan hanya satu dari pilihan-pilihan
tersebut yang benar atau yang paling benar. Penyusunan tes dalam bentuk multifle
choice:

a) Hendaknya antara pernyataan dalam soal dengan alternatif jawaban terdapat


kesesuaian.
b) Kalimat pada tiap-tiap butir soal hendaknya dapat disusun dengan jelas.
c) Sebaiknya soal hendaknya disusun menggunakan bahasa yang mudah dipahami.
d) Setiap butir pertanyaan hendaknya hanya mengandung satu masalah, meskipun
masalah itu agak kompleks.

Contoh: Hasil pembagian ¾ : ½ adalah:

a. 1 ½

b. 2 ½

c. 3 ½

d. 4 ½

Menurut Sumadi Surya Brata, merinci tes multiple choice ada beberapa macam yaitu:

1. Jenis jawaban benar. Contoh: Hasil penjumlahan -8 + 3

adalah:

a. 6

b. 5

c. 4

d. 3

5
2. Jawaban yang sesuai yang paling tepat pertanyaan yang diikuti dengan alternatif.
Contoh: membaca ayat al-Quran bertujuan untuk:

a. Mendapat pahala.

b. Melaksanakan perintahnya.

c. Mengingat zikir kepada Allah.

d. Selamat dunia akhirat.

3. Test objektif bentuk matching (menjodohkan)

Test bentuk ini sering dikenal dengan istilah tes menjodohkan, tes mencari pandangan,
tes menyesuaikan, tes mencocokkan. Ciri-ciri tes ini adalah :

a) Test terdiri dari satu seri pertanyaan dan satu seri jawaban.

b) Tugas tes adalah mencari dan menetapkan jawaban jawaban yang telah bersedia
sehingga sesuai dengan atau cocok atau merupakan pasangan, atau merupakan “jodoh”

dari pertanyaan.

Contohnya sebagai berikut :

1. Cabang Ilmu yang mempelajari a. Geomorfologi


tentang iklim…

2. Cabang Ilmu yang mempelajari b. Hidrologi


tentang cuaca….

3. Cabang Ilmu yang mempelajari c. Klimatologi


bentuk muka bumi…

4. Cabang Ilmu yang mempelajari d. Meteorologi

6
perairan di darat…

e. Pedologi

2.2.Instrumen Non Tes


A. Pengertian Non Tes

Sudah disebutkan bahwa salah satu cara untuk mengukur kemampuan siswa adalah
dengan tes dengan berbagai variasinya. Tapi perlu diketahui bahwa tes bukanlah satu-
satunya cara untuk melakukan evaluasi hasil belajar siswa, teknik lain yang dapat
dilakukan adalah teknik non tes. Dengan teknik ini evaluasi hasil belajar peserta didik
dilakukan tanpa menguji peserta didik tersebut, melainkan dilakukan dengan
pengamatan secara sistematis (observation), melakukan wawancara (interview),
penyebaran angket (questionnaire), memeriksa atau meneliti dokumen-documen
(documentari analysis). Teknik non tes ini memegang peranan penting terutama dalam
rangka evaluasi hasil belajar peserta didik dalam ranah sikap hidup (affective domain)
dan ranah keterampilan (psychomotoric domain), sedangkan teknik tes sering
digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar peserta didik dari segi ranah berfikirnya
(cognitive domain).

Hasil dari satu proses pembelajaran mencakup tidak hanya aspek kognitif, tapi juga
aspek afaktif dan psikomotorik. Sehingga hasil dari proses pembelajaran dapat berupa
pengetahuan teoritis, keterampilan dan sikap. Pengetahuan teoritis dapat diukur dengan
menggunakan teknik tes. Keterampilan dapat diukur dengan menggunakan tes
perbuatan. Sedangkan hasil belajar berupa perubahan sikap hanya dapat diukur dengan
teknik non-tes. Instrumen evaluasi jenis non-tes dapat digunakan jika kita ingin
mengetahui kualitas proses dan produk dari suatu pembelajaran yang berkenaan
dengan domain afektif, seperti sikap, minat, bakat, motivasi, dan lain-lain. Termasuk
jenis instrumen evaluasi jenis non-tes adalah observasi, wawancara, skala sikap, dan
lain-lain.

7
B. Contoh Instrumen Non Tes
1. Daftar Cek.
Penilaian unjuk kerja dapat dilakukan dengan menggunakan daftar cek (ya - tidak).
Pada penilaian unjuk kerja yang menggunakan daftar cek, peserta didik mendapat
nilai apabila kriteria penguasaan kemampuan tertentu dapat diamati oleh penilai.
Jika tidak dapat diamati, peserta didik tidak memperoleh nilai. Kelemahan cara ini
adalah penilai hanya mempunyai dua pilihan mutlak, misalnya benar-salah, dapat
diamati tidak dapat diamati. Dengan demikian tidak terdapat nilai tengah. Berikut
contoh daftar cek.
Contoh checklist :
Format Penilaian Kegiatan Siswa

Nama peserta didik: ________ Kelas: _____

No Aspek yang diamati Ya Tidak

1. Mengamati

2. Bertanya

3. Menarik kesimpulan

Skor yang dicapai

2. Skala Rentang.

Penilaian unjuk kerja yang menggunakan skala rentang memungkinkan penilai


memberi nilai penguasaan kompetensi tertentu karena pemberian nilai secara
kontinuum di mana pilihan kategori nilai lebih dari dua.Penilaian sebaiknya dilakukan
oleh lebih dari satu penilai agar faktor subjektivitas dapat diperkecil dan hasil penilaian
lebih akurat. Berikut contoh skala rentang.

Format Penilaian Kegiatan Siswa

8
Nama Siswa: ________ Kelas: _____

No Aspek yang diamati Nilai

1 2 3 4 5

1. Mengamati

2. Bertanya

3. Menarik kesimpulan

Skor yang dicapai

3. Penilaian Sikap
a. Observasi perilaku

Perilaku seseorang pada umumnya menunjukkan kecenderungan seseorang dalam


sesuatu hal. Misalnya orang yang biasa minum kopi dapat dipahami sebagai orang
kecenderungannya yang senang kepada kopi. Oleh karena itu, guru dapat melakukan
observasi terhadap peserta didik yang dibinanya. Hasil observasi dapat dijadikan
sebagai umpan balik dalam pembinaan. Observasi perilaku di sekolah dapat dilakukan
dengan menggunakan buku catatan khusus tentang kejadian-kejadian berkaitan dengan
peserta didik selama di sekolah. Berikut contoh format buku catatan harian.

Contoh halaman sampul Buku Catatan Harian:

9
BUKU CATATAN HARIAN PERILAKU SISWA

(Nama Sekolah)

Mata Pelajaran : ………………………………….

Nama Guru : ………………………………….

Tahun Pelajaran : ………………………………….

No Hari/Tanggal Nama siswa Kejadian negatif/positif

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa Tes merupakan instrumen evaluasi yang paling umum
dipakai dalam dunia pendidikan sebagai alat ukur untuk domain kognitif. Tes memiliki

10
jenis yang beragam sesuai dengan fungsinya, seperti tes prestasi belajar (achievement
test), tes penguasaan (proficiency test), tes bakat (aptitude test), tes diagnostik
(diagnostic test). Tapi perlu diketahui bahwa tes bukanlah satu-satunya cara untuk
melakukan evaluasi hasil belajar siswa, teknik lain yang dapat dilakukan adalah teknik
non tes. Dengan teknik ini evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan tanpa menguji
peserta didik tersebut, melainkan dilakukan dengan pengamatan secara sistematis
(observation), melakukan wawancara (interview), penyebaran angket (questionnaire),
memeriksa atau meneliti dokumen-documen (documentari analysis). Teknik non tes
ini memegang peranan penting terutama dalam rangka evaluasi hasil belajar peserta
didik dalam ranah sikap hidup (affective domain) dan ranah keterampilan
(psychomotoric domain), sedangkan teknik tes sering digunakan untuk mengevaluasi
hasil belajar peserta didik dari segi ranah berfikirnya (cognitive domain).

DAFTAR PUSTAKA

Surapranata, S. Panduan Penulisan Tes Tertulis Implementasi Kurikulum 2004,


Bandung: Remaja Rosda Karya, 2005.

11
Stambeek, C.S. Prinsip Dan Teknik Pengukuran Dan Penilaian Didalam Dunia
Pendidikan, Cet II, Mutiara S. Wijaya, Jakarta, 1986.

12

Anda mungkin juga menyukai