Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

EVALUASI PEMBELAJARAN

“PENGEMBANGAN INSTRUMENT EVALUASI JENIS TES”

DOSEN PENGAMPU : NURUL HIDAYATI M.Pd

DI SUSUN OLEH KELOMPOK 6 :


NAILUS SOFIA

TUTIK SUFIANTI

PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM HAMZANWADI NWDI PANCOR

TA.2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah mempermudah kami dalam menyusun
makalah ini dengan lancar, tanpa kendala, dan teratur. Semua proses tidak akan berjalan mudah
tanpa pertolongan-Nya. Tak lupa pula shalawat serta salam semoga selalu tercurahkah kepada
baginda alam nabi besar kita Nabi Muhammad SAW yang sangat berjasa terhadap umat islam
dan sama -sama mengharapkan syafa'at beliau di akhir zaman.

Harapan kami semoga makalah yang kami susun dapat menjadi manfaat bagi banyak orang
khususnya para pembaca. Disisi lain kami sebagai penulis juga tidak pernah luput dari salah dan
khilaf, jika ada kekurangan atau kesalahan dalam pengerjaan makalah ini, kami mohon masukan
dan saran untuk kami agar kami dapat memperbaiki karya kami terus menerus lebih baik ke
depannya. Sekian dan terimakasih.

Rempung , 23 mei 2022

PENYUSUN

DAFTAR ISI
COVER

KATA PENGANTAR ...................................................................

DAFTAR ISI...................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang…………………………………………………………………

B. Rumusan Masalah………………………………………………………………

C. Tujuan…………………………………………………………………………..

BAB II PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN INSTRUMEN TES ………………………….

B. MACAM-MACAM INSTRUMEN TES ………………………………………

C. LANGAKAH-LANGAKAH PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES


………………………………………

BAB III PENUTUP

KESIMPULAN.........................

SARAN......................................

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Banyak alat atau instrumen yang dapat digunakan dalam kegiatan evaluasi. Salah satunya adalah tes.
Istilah tes hanya populer di lingkungan persekolahan, tetapi juga diluar sekolah bahkan dimasyarakat
umum. Kita sering mendengar istilah tes kesehatan, tes olahraga, tes makanan, tes kendaraan, dan
lain-lain. Disekolah juga sering kita dengar istilah pretes, protes, tes formatif, tes sumatif, dan
sebagainya. Disekolah, tes ini sering juga disebut dengan tes prestasi belajar. Tes ini banyak digunakan
untuk mengukur prestasi belajar peserta didik dalam bidang kognitif, seperti pengetahuan,
pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi Penggunaan tes dalam dunia pendidikan sudah
dikenal sejak dahulu kala, sejak orang mengenal pendidikan itu sendiri. Artinya, tes mempunyai
makna tersendiri dalam dunia pendidikan, khususnya dlaam pembelajaran.Dalam makalah ini akan
dibahas mengenai “Pengembangan Instrumen Evaluasi Jenis Tes”.

2.RUMUSAN MASALAH

a.Bagaimana pengembangan tes bentuk ujian ?

b. Bagaimana pengembangan tes bentuk objektif ?

c. Bagaimana pengembangan tes secara lisan ?

d. Bagaimana pengembangan tes perbuatan ?

3.TUJUAN

a. memahami pengembangan tes melalui bentuk ujian

b. Mamahami pengembangan tes dlam bentuk objektif

c.Memahami pengembangan tes dalam bentuk lisan

d.Memahami pengembangan dalam bentuk perbuatan

BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN INSTRUMEN TES


instrumen adalah alat yang digunakan un tuk mengerjakan sesuatu.

Instrumen merupakan alat yang digunakan untuk mengukur kegiatan evaluasi pembelajaran. Salah
satunya adalah tes. Tes yang digunakan di sekolah biasanya untuk mengukur tingkat kemapuan
atau prestasi siswa dalam bidang kognitif, seperti pengetahuan, pemahaman, analisis, sintesis, dan
evaluasi.

B.MACAM-MACAM INSTRUMEN TES

1.PENGEMBANGAN TES BENTUK UJIAN

Menurut sejarah, yang ada lebih dahulu adalah bentuk uraian. Mengingat bentuk uraian ini
banyak kelemahannya, maka para pakar pendidikan, kurikulum dan psikologi berusaha untuk
menyusun tes dalam bentuk yang lain, yaitu tes objektif. Dilihat dari luas-sempitnya materi yang
ditanyakan, maka tes bentuk uraian ini dapat dibagi menjadi dua bentuk yaitu:

a.Uraian Terbatas

Dalam menjawab soal bentuk uraian terbatas ini, peserta didik harus mengemukakan hal-hal
tertentu sebagai batas-batasnya.

b. Uraian bebas

Dalam bentuk ini peserta didik bebas untuk menjawab soal dengan cara dan sistematika
sendiri. Peserta didik bebas mengemukakan pendapat sesuai dengan kemampuannya.ada
punn Bentuk Uraian Objektif (BUO) berupa Bentuk uraian seperti memiliki sehimpunan
jawaban dengan rumus yang relatif lebih pasti sehingga dapat dilakukan penskoran secara
objektif. Sekalipun pemeriksa berbeda, tetapi dapat menghasilkan skor yang relatif sama.
Adapun langkah-langkah pemberian skor soal bentuk uraian objektif adalah:

a. Tuliskan semua kata kunci atau kemungkinan jawaban benar secara jelas untuk setiap soal
b. Setiap kata kunci yang dijawab benar diberi skor 1. Tidak ada skor setengah untuk jawaban
yang kurang sempurna. Jawaban yang diberi skor 1 adalah jawaban yang sempurna. Jawaban
yang lain adalah nilainya 0.
c. Jika satu pertanyaan memiliki beberapa subpertanyaan, perincian kata kunci dari jawaban
soal tersebut menjadi beberapa kata kunci subjawaban dan buatkan skornya.
d. Jumlahkan skor dari semua kata kunci yang telah ditetapkan pada soal tersebut. Jumlah skor
ini disebut dengan skor maksimum.
Bentuk Uraian non Objektif (BUNO)

Bentuk soal seperti ini memiliki rumusan jawaban yang sama dengan rumusan jawaban uraian
bebas, yaitu menuntut peserta didik untuk mengingat dan mengorganisasikan (menguraikan dan
memadukan) gagasan-gagasan pribadi atau hal-hal yang telah dipelajarinya dengan cara
mengemukakan atau mengekspresikan gagasan tersebut dalam bentuk uraina tertulis sehingga
dalam penskorannya sangat memungkinkan adanya unsur subjektivitas.

Adapun langkah-langkah pemberian skor untuk soal bentuk uraian non objektif ini adalah sebagai
berikut:

a. Tulislah garis-garis besar jawaban sebagai kriteria jawaban untuk dijadikan pegangan dalam
pemberian skor.
b. Tetapkan rentang skor untuk setiap kriteria jawaban.
c. Pemberian skor pada setiap jawaban bergantung pada kualitas jawaban yang diberikan oleh
peserta didik.
d. Jumlahklan skor-skor yang diperoleh dari setiap kriteria jawaban sebagai skor peserta didik.
e. Periksalah soal untuk setiap nomor dari semua peserta didik sebelum pindah ke nomor soal yang
lain.
f. Jika setiap butir soal telah selesai diskor, hitunglah jumlah skor perolehan peserta didik untuk setiap
soal. Kemudian hitunglah nilai tiap soal dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

2. PENGEMBANGAN TES BENTUK OBJEKTIF

Tes objektif sering juga disebut dengan tes dikotomi karena jawabannya antara benar atau
salah dan skornya antara 1 atau 0. Disebut tes objektif karena penilaiannya akan sama karena kunci
jawabannya sudah jelas dan pasti.

1. Benar Salah

Bentuk tes benar-salah (B-S) adalah pernyataan yang mengandung dua kemungkinan jawaban, yaitu
benar atau salah. Peserta didik diminta untuk menentukan pilihannya mengenai pertanyaan-
pertanyaan atau pernyataan-pernyataan dengan cara seperti yang diminta dalam petunjuk
mengerjakan soal.

2. Pilihan Ganda

Soal tes bentuk pilihan ganda dapat digunakan untuk mengukur hasil belajar yang lebih kompleks dan
berkenaan dengan aspek ingatan, pengertian, aplikasi, analisis, sintesisi, dan evaluasi.

3. Menjodohkan

Soal tes bentuk menjodohkan sebenarnya masih merupakan bentuk pilihan-pilihan ganda. Perbedaanya
dengan bentuk pilihan ganda adalah pilihan ganda terdiri dari stem dan option, kemudian peserta didik
tinggal memilih salah satu option yang dianggap paling tepat, sedangkan bentuk menjodohkan terdiri
atas kumpulan soal dan kumpulan jawaban yang keduanya dikumpulkan pada dua kolom yang berbeda,
yaitu kolom sebelah kiri menunjukan kumpulan persoalan, dan kolom sebelah kanan menunjukan
kumpulan jawaban.

4. Jawaban Singkat dan Melengkapi

Kedua bentuk tes ini masing-masing menghendaki jawaban dengan kalimat dan atau angka-angka yang
hanya dapat dinilai benar atau salah. Soal tes bentuk jawaban singkat biasanya dikemukakan dalam
bentuk pertanyaan. Dengan kata lain, soal tersebut berupa suatu kalimat bertanya yang dapat dijawab
dengan singkat, berupa kata , prase, nama, tempat, nama tokoh, lambang, dan lain-lain.

3.PENGEMBANGAN TES LISAN

Tes lisan adalah tes yang menuntut jawaban dari peserta didik dalam bentuk lisan. Peserta didik akan
mengucapkan jawaban dengan kata-katanya sendiri sesuai dengan pertanyaan atau perintah yang
diberikan. Tes lisan dapat berbentuk seperti berikut:

1. Seorang guru menilai seorang peserta didik

2. Seorang guru menilai sekelompok peserta didik

3. Sekelompok guru minilai seorang peserta didik

4. Sekelompok guru menilai sekelompok peserta didik.

4. PENGEMBANGAN TES PERBUATAN

Tes perbuatan atau tes praktik adalah tes yang menuntut jawaban peserta didik dalam bentuk
perilaku, tindakan, atau perbuatan. Lebih jauh Stigins (1994) mengemukakan “tes tindakan adalah
suatu bentuk tes yang peserta didiknya diminta untuk melakukan kegiatan khusus dibawah
pengawasan penguji yang akan mengobservasi penampilannya dan membuat keputusan tentang
kualitas hasil belajar yang didemonstrasikan. Tes-tes semacam inilah yang dimaksud dengan tes
perbuatan atau tindakan. Tes tindakan sebagai sutu teknik evaluasi banyak digunakan hampir
setiap mata pelajaran, seperti olahraga, teknologi informasi dan komunikasi, bahasa, kesenian, dan
sebagainya. Tes tindakan dapat dilakukan secara kelompok dan individual. Secara kelompok berarti
seseorang guru menghadapi sekelompok peserta didik, sedangkan secara individual berarti
seseorang guru menghadapi seorang peserta didik. Tes tindakan sangat bermanfaat untuk
mempelajari kemampuan atau perilaku peserta didik, karena secara objektif kesalahan-kesalahan
yang dibuat oleh peserta didik dapat diamati dan diukur sehingga menjadi dasar pertimbangan
untuk praktik selanjutnya. Sebagaimana jenis tes yang lain, tes tindakan pun mempunyai kelebihan
dan kekurangan. Kelebihan dari tes tindakna adalah sebagai berikut:
1. Satu-satunya teknik tes yang dapat digunakan untuk mengetahui hasil belajar dalam bidang
keterampilan, seperti keterampilan menggunakan komputer, keterampilan menggambar dan
sebagainya.
2. Sangat baik digunakan untuk mencocokan antara pengetahuan teori dan keterampilan praktik,
sehingga hasil penilaian menjadi lengkap.
3. Dalam pelaksanaanya tidak memungkinkan peserta didik untuk menyontek.
4. Guru dapat mengenal lebih dalam tentang karakteristik masing-masing peserta didik sebagai dasar
tindakan lanjut hasil penilaian, seperti pembelajaran remidial.
Adapun kelemahan atau kekurangan dari tes tindakan ini adalah sebagai berikut:

1.Memakan waktu yang lama


2. Dalam hal tertentu membutuhkan biaya yang besa
3.
Cepat membosankan.
4.
Jika tes tindakan sudah menjadi sesuatu yang rutin, maka ia tidak mempunayi arti apa-apa lagi
5. Memerlukan syarat-syarat pendukung yang lengkap, baik waktu, tenaga, maupun biaya. Jika
syarat-syarat tersebut tidak dipenuhi, maka hasil penilaian tidak dapat dipertanggung jawabkan
dengan baik.
C..LANGAKAH-LANGKAH PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES

Dalam pengembangan instrumen tes agar dihasilkan instrumen yang valid dan berkualitas, terdapat
langkah-langkah pengembangan sebagai berikut:

a.Menentukan Tujuan

Tujuan yang ditentukan dalam hal ini mempunyai dua dimensi, yaitu:

Tujuan pembelajaran yang diukur dan dinilai Dimensi pertama ini merujuk pada berbagai
macam ranah dan sub ranah, yang menjadi tujuan pembelajaran selama jangka waktu
tertentu. Jika tujuan-tujuan itu telah dirumuskan sebelumnya, seperti dalam Satuan
Pelajaran, langkah penentuan tujuan ini berarti memilih Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
yang telah diupayakan untuk dicapai dalam proses pembelajaran, untuk djadikan objek
pengukuran dan kriteria keberhasilan dalam penilaian.

b. Mengembangkan Spesifikasi Instrumen


Setelah tujuan ditentukan dengan jelas, langkah berikutnya adalah mengembangkan
spesifikasi instrumen. Tujuan utama mengembangkan spesifikasi ini, salah satu alat yang
dapat dipakai untuk kepentingan iini adalah pembuatan kisis-kisi tes/instrumen atau juga
disebut tabel spesifikasi atau tes blueprint. Kisi-kisi ini dibuat untuk “merumuskan setepat
mungkin ruang lingkup dan tekanan tes dan bagian-bagiannya, sehingga perumusan tersebut
dapat menjadi petunjuk yang efektif bagi si penyusun tes .
BAB III

PENUTUPAN

1. KESIMPULAN
instrumen adalah alat yang digunakan un tuk mengerjakan sesuatu.

Instrumen merupakan alat yang digunakan untuk mengukur kegiatan evaluasi pembelajaran.
Salah satunya adalah tes. Tes yang digunakan di sekolah biasanya untuk mengukur tingkat
kemapuan atau prestasi siswa dalam bidang kognitif, seperti pengetahuan, pemahaman,
analisis, sintesis, dan evaluasi.
Dari pembahasan makalah diatas, maka dapat kami simpulkan bahwa Istilah tes berasal dari
bahasa Prancis, yaitu testum, berarti piring yang digunakan untuk memilih logam mulia dari
benda-benda lain, seperti pasir, tanah dan sebagainya. Tes objektif sering juga disebut dengan
tes dikotomi karena jawabannya antara benar atau salah dan skornya antara 1 atau 0.Disebut
tes objektif karena penilaiannya akan sama karena kunci jawabannya sudah jelas dan pasti.

2. SARAN
Menyadari dalam penyusunan makalah ini banyak kekurangannya kami memohon
kritik dan saran dari para pembaca khususnya ibu dosen guna melengkapi kekurangan
makalah kami. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua sebagai acuan
untuk kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA

https://educhannel.id/blog/artikel/langkah-langkah-penyusunan-instrumen

tes.html

http://ibnu-soim.blogspot.com/2012/11/pengembangan-instrumen-evaluasi

jenis.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai