Anda di halaman 1dari 19

TEKNIS TES DAN NON TES SEBAGAI ALAT EVALUASI HASIL BELAJAR

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Evaluasi Pembelajaran

Dosen Pengampu:
Ali Jusri Pohan, M.Pd.I

Disusun Oleh Kelompok II


1. Khairani
2. Yuni Fadilah
3. Nurul Hidayah

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
MANDAILING NATAL
T. A 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt atas limpahan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Tak lupa kami haturkan shalawat dan salam kepada junjungan Nabiyullah
Muhammad Saw.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak–


pihak yang telah berperan dan membantu menyelesaikan makalah ini. Dan kepada
teman-teman anggota kelompok yang tidak dapat disebutkan satu persatu, kami
ucapkan terima kasih banyak. Semoga semua bantuan yang diberikan mendapat
pahala disisi Allah Swt.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi perbaikan dan kesempurnaan.

Panyabungan, September 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR. ......................................................................................... i

DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Teknik Tes ................................................................................................. 2

B. Teknik Non Tes ......................................................................................... 8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................... 15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional pasal 3 menegaskan bahwa pendidikan nasional “berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab”
Penilaian adalah rangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis dan
menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan
secara sistematis dan berkesinambungan sehingga dapat menjadi informasi yang
bermakna dalam pengambilan keputusan. Penilaian juga digunakan untuk
mengetahui kekuatan dan kelemahan proses pembelajaran, sehingga dapat
dijadikan dasar pengambilan keputusan, misalnya apakah proses pembelajaran
sudah baik dan dapat dilanjutkan atau perlu perbaikan dan penyempurnaan. Oleh
sebab itu di samping kurikulum dan proses pembelajaran yang benar, juga perlu ada
sistem penilaian yang baik dan terencana. Penilaian proses dan hasil belajar peserta
didik dilakukan oleh guru untuk memantau proses, kemajuan, perkembangan hasil
belajar peserta didik sesuai dengan potensi yang dimiliki dan
kompetensi/kemampuan yang diharapkan secara berkesinambungan. Penilaian juga
dapat memberikan umpan balik kepada guru agar dapat menyempurnakan
perencanaan dan proses pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana bentuk tes dalam evaluasi hasil belajar?
2. Bagaimana bentuk non tes dalam evaluasi hasil belajar?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Tes
1. Definisi Tes
Tes merupakan salah satu alat untuk melakukan pengukuran, yaitu alat
untuk mengumpulkan informasi karasteritik suatu objek, objek disini bisa
berupa kecakapan peserta didik, minat, motivasi, dan sebagainya. Tes secara
harfiah berasal dari bahasa Prancis kuno “testum” artinya piring untuk
menyisihkan logam-logam mulia.
Tes dapat didefinisikan sebagai suatu pertanyaan atau tugas atau
seperangkat tugas yang direncanakan untuk memperoleh informasi tentang
atribut pendidikan atau spikologik yang setiap butir pertanyaan atau tugas
tersebut mempunyai jawaban atau ketentuan yang dianggap benar.1
Tes merupakan sekumpulan pertanyaan yang harus dijawab dan/atau
tugas yang harus dikerjakan yang nantinya akan memberikan informasi
mengenai aspek psikologis tertentu berdasarkan jawaban tertentu terhadap
pertanyaan-pertanyaanatau cara dan hasil subjek dalam melakukan tugas-tugas
tersebut.
Tes sebagai alat penilaian dapat diartikan sebagai pertanyaan-
pertanyaan yang diberikan kepada siswa untuk mendapat jawaban dari siswa
dalam bentuk lisan (tes lisan), dalam bentuk tulisan (tes tulisan), atau dalam
bentuk perbuatan (tes tindakan). Pada umumnya tes digunakan untuk
mengukur dan menilai hasil belajar siswa, terutama hasil belajar kognitif yang
berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan
pendidikan dan pengajaran.

1 Arikunto, Suharsimi. 2006. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.


Hal. 65

2
Tes merupakan salah satu cara untuk menaksir besarnya kemampuan
sesorang secara tidak langsung yaitu melalui respons seseorang terhadap
stimulus atau pertanyaan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa tes adalah suatu cara atau alat untuk
mengadakan penilaian yang berbentuk suatu tugas atau serangkaian tugas yang
harus dikerjakan oleh siswa atau sekelompok siswa sehingga menghasilkan
nilai tentang tingkah laku atau prestasi siswa tersebut. Prestasi atau tingkah
laku tersebut dapat menunjukkan tingkat pencapaian tujuan intruksional
pembelajaran atau tingkat penguasaan terhadap seperangkat materi yang telah
diberikan dalam proses pembelajaran, dan dapat pula menunjukkan kedudukan
siswa yang bersangkutan dalam kelompoknya.
2. Fungsi Tes
Dalam kaitan dengan rumusan tersebut, sebagai alat evaluasi hasil
belajar, tes minimal mempunyai dua fungsi, yaitu:
a. Untuk mengukur tingkat penguasaan terhadap seperangkat materi
atau tingkat pencapaian terhadap seperangkat tujuan tertentu.
b. Fungsi : lebih dititik beratkan untuk mengukur keberhasilan
program pembelajaran
c. Untuk menentukan kedudukan atau perangkat siswa dalam
kelompok, tentang penguasaan materi atau pencapaian tujuan
pembelajaran tertentu.
d. fungsi : lebih dititik beratkan untuk mengukur keberhasilan belajar
masing-masing individu peserta tes.
3. Penggolongan Tes
a. Tes objektif
Pengertian tes objektif adalah bentuk tes yang mengandung kemungkinan
jawaban atau respon yang harus dipilih oleh peserta tes, jadi kemungkinan
jawaban atau respon telah disediakan oleh penyususn butir soal dan peserta
tes hanya memilih alternatif jawaban yang telah disediakan.
1) Tipe Benar – Salah (True – False Test)

3
Tes tipe ini adalah tes yang butir soalnya terdiri dari pernyataan yang
disertai dengan alternatif jawaban yaitu jawaban atau pernyataan yang benar
dan yang salah. Peserta tes diminta menandai melingkari atau menyilang
jawaban ”B” jika jawaban atau pernyataan dianggab benar dan jawaban ”S”
jika jawaban atau pernyataan dianggab salah.
Contoh :
B – S : Rukun Iman ada enam
2) Tipe Menjodohkan (Matching Test)
Ada beberapa istilah yang digunakan untuk menunjuk menjodohkan
yakni memasangkan atau mencocokkan. Butir soal ini ditulis dalam dua
kolom atau kelompok. Kelompok pertama di sebelah kiri adalah pernyataan
atau pertanyaan, kelompok kedua di sebelah kanan adalah kelompok
jawaban.2
Tugas peserta tes yakni mencari, mencocokkan jawaban sehingga
sesuai atau cocok dengan pertanyaan.
Contoh :
No Pertanyaan Jawaban
1 Rukun Iman Ada ………………. a. 4
2 Rukun Islam Ada ……………… b. 6
3 Sebutkan Jumlah kitab yang di turunkanc. 5
Allah ..

c) Tipe Pilihan Ganda (Multiple Choice Test)


Tes pilihan ganda adalah tes dimana setiap butir soalnya memiliki
jumlah alternatif jawaban lebih dari satu, pada umumnya berkisar antara dua
sampai lima jawaban. Tipe tes ini adalah yang paling populer dan banyak
digunakan dalam kelompok tes objektif karena banyak sekali materi yang
dapat dicakup.

2
Arifin, Zaenal (2009), Evaluasi Pembelajaran: Prinsip, Teknik, Prosedur, Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya. Hal. 66

4
Contoh :
1. Kitab Zabur di turunkan kepada Nabi ................
a. Nabi Muhammad
b. Nabi Musa
c. Nabi Daud
d. Nabi Isa
e. Nabi Ibrahim
d) Pilihan Ganda Analisis Hubungan Antar Hal
Pilihan ini terdiri dari dua pernyataan yang dihubungkan oleh kata
”sebab” jadi ada dua kemungkinan jawaban yakni ada hubungan sebab
akibat dan tidak ada hubungan sebab akibat.
Supaya kedua pernyataan ini termasuk pilihan ganda maka harus
dicari variabel lain yang dapat mengukur kemampuan peserta tes. Variabel
tersebut adalah kualitas pernyataan yaitu :
A. Pernyataan benar, alasan benar, keduanya menunjukkan hubungan sebab
akibat
B. Pernyataan benar, alasan benar, keduanya tidak menunjukkan hubungan
sebab akibat
C. Pernyataan benar, alasan salah
D. Pernyataan salah, alasan benar
E. Pernyataan salah, alasan salah

Contoh :
Sebagai seorang hamba, maka wajib bagi kita untuk mengenal Allah
Swt, dengan cara mengenal sifat sifatNya
Sebab
Allah memiliki tiga sifat yaitu Wajib, Mustahil dan Jaiz
e) Pilihan Ganda Analisis Kasus
Pada tes bentuk ini peserta tes dihadapkan pada suatu kasus. Kasus
ini di sajikan dalam bentuk cerita, peristiwa, dan sejenisnya. Peserta tes

5
diajukan beberapa pertanyaan yang ada kaitanya dengan cerita tersebut.
Setiap perpertanyaan dibuat dalam bentuk melengkapi pilihan.
Contoh :
Pada masa nabi Ibrahim, kebanyakan rakyat beragama politeisme
yaitu menyembah lebih dari satu Tuhan. Bintang, Bulan dan Matahari
menjadi Objek utama penyembahan, karenanya astronomi merupakan
bidang yang sangat penting.
Sewaktu kecil nabi ibrahim as, sering melihat ayahnya melakukan
ritual menyembah berhala – berhala tersebut. Disisi lain sang ayah Azar,
bahkan membuat patung – patung sebagai gambaran dari para dewa – dewa
tersebut untuk dijual dan dijadikan sesembahan. Dari sinilah nalar dan
logika nabi ibrahim as, mulai berjalan dan berontak, diapun mencoba
mencari kebenaran agama yang dianut keluarganya.
Pertanyaan :
Siapakah nama ayah Nabi Ibrahim As .........
a. Dewa Bulan d. Azar
b. Dewa Matahari e. Berhala
c. Dewa Bintang
f) Pilihan Ganda Asosiasi
Bentuk pilihan ganda ini jawaban yang benar dapat lebih dari satu,
mungkin 2, 3, atau bahkan 4. Yakni :
A. Jika (1), (2), dan (3) betul
B. Jika (1) dan (3) betul
C. Jika (2) dan (4) betul
D. Jika hanya (4) yang betul
E. Jika semua betul
Contoh :
Berikut ini adalah nama – nama Allah (Asmaul husna :
1. Al- Aziz
2. Al- Qayyum
3. Al- Ghaffar

6
4. Al- Fattah
g) Pilihan Ganda dengan diagram, grafik, tabel dan sebaginya
Bentuk soal tes ini mirip analisis kasus baik struktur maupun pola
pertanyaanya. Bedanya dalam tes bentuk ini tidak disajikan kasus dalam
bentuk cerita atau peristiwa tetapi kasus tersebut berupa diagram, grafik
maupun tabel.
b) Tes subjektif
Tes subjektif pada umumnya berbentuk uraian (esai) tes bentuk uraian
mengandung pertanyaan atau tugas yang jawaban atau pengerjaan soalnya
harus dilakukan dengan cara mengekspresikan pikiran peserta tes.
1) Tes Uraian bebas (Extended Response Test)
Tes ini merupakan bentuk tes yang memberikan kebebasan kepada
peserta tes untuk mengorganisasikan dan mengekspresikan pikiran dan
gagasan dalam menjawab soal tes, jawabannya bersifat terbuka, fleksibel
dan tidak berstruktur.
Contoh :
a. Jelaskan pengertian Iman, Islam dan Ihsan Menurut Istilah ?
b. Jelaskan alasan mengapa nabi muhammad diutus untuk
menyempurnakan akhalak manusia ?
2) Tes Uraian terbatas (Restricted Response Test)
Tes uraian terbatas merupakan bentuk tes yang memberi batasan
batasan atau rambu rambu tertentu kepada peserta tes dalam menjawab soal
tes. Biasanya mencakup format, isi dan ruang lingkup jawaban.
Contoh :
Pada masa nabi Ibrahim, kebanyakan rakyat beragama politeisme
yaitu menyembah lebih dari satu Tuhan. Bintang, Bulan dan Matahari
menjadi Objek utama penyembahan, karenanya astronomi merupakan
bidang yang sangat penting.
Sewaktu kecil nabi ibrahim as, sering melihat ayahnya melakukan
ritual menyembah berhala – berhala tersebut. Disisi lain sang ayah Azar,
bahkan membuat patung – patung sebagai gambaran dari para dewa – dewa

7
tersebut untuk dijual dan dijadikan sesembahan. Dari sinilah nalar dan
logika nabi ibrahim as, mulai berjalan dan berontak, diapun mencoba
mencari kebenaran agama yang dianut keluarganya.
Pertanyaan :
a. Apakah sesembahan masyarakat, pada masa nabi ibrahim .....
b. Apa pekerjaan Ayah Nabi Ibrahim As ..................

B. Nontes

1. Definisi Nontes

Dilihat dari kata yang menyusunya, maka non tes dapat kita artikan sebagai teknik
penilaian yang dilakukan tanpa menggunakan tes. Sehingga teknik ini dilakukan
lewat pengamatan secara teliti dan tanpa menguji peserta didik. Non tes biasanya
dilakukan untuk mengukur hasil belajar yang berkenaan dengan soft skill, terutama
yang berhubungan dengan apa yang dapat dibuat atau dikerjakan oleh peserta didik
dari apa yang diketahui atau dipahami. Dengan kata lain, instrument ini
berhubungan dengan penampilan yang dapat diamati dari pada pengetahuan dan
proses mental lainnya yang tidak dapat diamati dengan panca indra.3

2. Jenis – Jenis Non Tes

a. Pengamatan (Observation)

Menurut Sudijono observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan


keterangan (data) yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan
secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang sedang dijadikan sasaran
pengamatan.

3 Daryanto (2008), Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT. Rineka Cipta. Hal. 120

8
Tujuan utama observasi antara lain :

1) Mengumpulkan data dan inforamsi mengenai suatu fenomena, baik yang


berupa peristiwa maupun tindakan, baik dalam situasi yang sesungguhnya
maupun dalam situasi buatan.
2) Mengukur perilaku kelas (baik perilaku guru maupun peserta didik),
interaksi antara peserta didik dan guru, dan faktor-faktor yang dapat diamati
lainnya, terutama kecakapan sosial (social skill).
3) Menilai tingkah laku individu atau proses yang tejadi dalam situasi
sebenarnya maupun situasi yang sengaja dibuat.

Dalam evaluasi pembelajaran, observasi dapat digunakan untuk menilai


proses dan hasil belajar peserta didik pada waktu belajar belajar, berdiskusi,
mengerjakan tugas, dan lain-lain. Selain itu, observasi juga dapat digunakan untuk
menilai penampilan guru dalam mengajar, suasana kelas, hubungan sosial sesama
peserta didik, hubungan guru dengan peserta didik, dan perilaku sosial lainnya

Selain itu, Observasi mempunyai beberapa karakteristik, antara lain:

1) Mempunyai arah dan tujuan yang jelas.


2) Bersifat ilmiah, yaitu dilakukan secara sistematis, logis, kritis, objektif, dan
rasional.
3) Terdapat berbagai aspek yang akan diobservasi.
4) Praktis penggunaannya.

Adapaun langkah-langkah penyusunan pedoman observasi menurut Arifin


adalah sebagai berikut:

1) Merumuskan tujuan observasi


2) Membuat lay-out atau kisi-kisi observasi
3) Menyusun pedoman observasi
4) Menyusun aspek-aspek yang akan diobservasi, baik yang berkenaan proses
belajar peserta didik dan kepribadiaanya maupun penampilan guru dalam
pembelajaran

9
5) Melakukan uji coba pedoman observasi untuk melihat kelemahan-
kelemahan pedoman observasi
6) Merifisi pedoman obsevasi berdasarkan hasil uji coba
7) Melaksanakan observasi pada saat kegiatan berlangsung
8) Mengolah dan menafsirkan hasil observasi

Berikut ini contoh format observasi

Nama Sekolah : ………………


Mata Pelajaran : ………………
Bahan Kajian : ………………

Nama Guru : …………..


Hari/tanggal : ……………
Pukul : …………………

Nama siswa yang diamati : ………………………..

Hasil pengamatan
Aspek yang diamati ket
tinggi sedang rendah
1. Memberikan pendapat untuk pemecahan masalah
2. Memberikan tanggapan terhadap pendapat orang lain
3. Mengerjakan tugas yang diberikan
4. Motivasi siswa yang mengerjakan tugas-tugas
5. Toleransi dan mau menerima pendapat siswa lain
6. Tanggung jawab sebagai anggota kelompok

b. Wawancara (Interview)
Menurut Sudijono wawancara adalah cara menghimpun bahan-bahan
keterangan yang dilaksanakan dengan melakukan Tanya jawab lisan secara
sepihak, berhadapan muka, dan dengan arah tujuan yang terlah ditentukan.
Sedangkan menurut Bahri, Wawancara adalah komunikasi langsung antara
yang mewancarai dan yang diwancarai.

10
Dari pengertian tersebut kita dapat simpulkan bahwa wawancara adalah
suatu teknik pengumpulan data dengan jalan mengadakan komunikasi dengan
sumber. Komunikasi tersebut dilakukan dengan dialog (Tanya jawab) secara lisan,
baik langsung maupun tidak langsung (menggunakan alat komunikasi).
Ada dua jenis wawancara yang dapat dipergunakan sebagai alat dalam
evaluasi, yaitu:
1) Wawancara terpimpin (guided interview), biasanya juga dikenal dengan
istilah wawancara berstruktur (structured interview) atau wawancara
sistematis (systematic interview), dimana wawancara ini selalu dilakukan
oleh evaluator dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang telah
disusun terlebih dahulu dalam bentuk panduan wawancara (interview
guide). Jadi, dalam hal ini responden pada waktu menjawab pertanyaan
tinggal memilih jawaban yang sudah disediakan.
2) Wawancara tidak terpimpin (un-guided interview), biasanya juga dikenal
dengan istilah wawancara sederhana (simple interview) atau wawancara
tidak sistematis (non-systematic interview) atau wawancara bebas, diamana
responden mempunyai kebebasan untuk mengutarakan pendapatnya, tanpa
dibatasi oleh patokan-patokan yang telah dibuat oleh evaluator. Dalam
wawancara bebas, pewancara selaku evaluator mengajukan pertanyaan-
pertanyaan kepada peserta didik atau orang tuanya tanpa dikendalikan oleh
pedoman tertentu, mereka dengan bebas mengemukakan jawabannya.
Hanya saja pada saat menganilis dan menarik kesimpulan hasil wawancara
bebas ini evaluator akan dihadapkan kesulitan-kesulitan, terutama apabila
jawaban mereka beraneka ragam. Mengingat bahwa daya ingat manusia itu
dibatasi ruang dan waktu, maka sebaiknya hasil wawancara itu dicatat
seketika.
Menurut Zainal ada 3 tujuan dalam melaksanakan wawancara yakni:
1. Untuk memperoleh informasi secara langsung guna menjelaskan suatu
hal atau situasi dan kondisi tertentu.
2. Untuk melengkapi suatu penyelidikan ilmiah.

11
3. Untuk memperoleh data agar dapat mempengaruhi situasi atau orang
tertentu.
Berikut ini contoh pertanyaan–pertanyaan yang biasa dilaksanakan pada
saat wawancara :4
Tujuan : ………………………………………………………………
Bentuk : ………………………………………………………………
Responden : ………………………………………………………………
Komentar dan
Jawaban
Pertanyaan guru kesimpulan hasil
siswa
wawancara
1. Kapan dan berapa lama anda belajar di rumah ?
2. Bagaimana cara anda mempersiapkan diri untuk belajar secara
efektif?
3. Kegiatan apa yang anda lakukan pada waktu mempelajari
bahan pelajaran?
4. Seandainya anda mengalami kesulitan dalam mempelajarinya,
usaha apa yang anda lakukan untuk mengatasi kesulitan
tersebut?
5. Dst.

Nama siswa : ………………………………………………………………


Kelas\semester : ………………………………………………………………
Jenis kelamin : ……………………………………………………………….

c. Angket (Questionnare)
Pada dasarnya, angket adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh
orang yang akan diukur (responden). Pada umumnya tujuan penggunaan angket
atau kuesioner dalam proses pembelajaran terutama adalah untuk memperoleh data
mengenai latar belakang peserta didik sebagai salah satu bahan dalam menganalisis
tingkah laku dan proses belajar mereka. Hal ini juga disampaikan oleh Yusuf yang
menyatakan kuisioner adalah suatu rangkaian pertanyaan yang berhubungan

4
Nana Sudjana. 1989. Penilaian hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja
Rosda Karya. Hal. 85

12
dengan objek yang dinilai dengan maksud untuk mendapatkan data. Selain itu, data
yang dihimpun melalui angket biasanya juga berupa data yang berkenaan dengan
kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh siswa dalam mengikuti pelajaran.
Misalnya: cara belajar, bimbingan guru dan orang tua, sikap belajar dan lain
sebagainya.
Angket pada umumnya dipergunakan untuk menilai hasil belajar pada ranah
afektif. Angket dapat disajikan dalam bentuk pilihan ganda atau skala sikap.
Adapun beberapa tujuan dari pengembangan angket adalah :
1. Mengumpulkan informasi sebanyak mungkin dari siswa tentang
pembelajaran
2. Membimbing siswa untuk belajar efektif sampai tingkat penguasaan
tertentu.
3. Mendorong siswa untuk lebih kreatif dalam belajar.
4. Membantu anak yang lemah dalam belajar.
5. Untuk mengetahui kesulitan – kesulitan siswa dalam pembelajaran
d. Pemeriksaan Dokumen (Documentary Analysis)
Evaluasi mengenai kemajuan, perkembangan atau keberhasilan belajar
peserta didik tanpa menguji (teknik non-tes) juga dapat dilengkapi atau diperkaya
dengan cara melakukan pemeriksaan terhadap dokumen-dokumen, misalnya:
dokumen yang menganut informasi mengenai riwayat hidup (auto biografi), seperti
kapan kapan dan dimana peserta didik dilahirkan, agama yang dianut, kedudukan
anak didalam keluarga dan sebagainya. Selain itu juga dokumen yang memuat
informasi tentang orang tua peserta didik, dokumen yang memuat tentang orang tua
peserta didik, dokumen yang memuat tentang lingkungan non-sosial, seperti
kondisi bangunan rumah, ruang belajar, lampu penerangan dan sebagainya.
Beberapa informasi, baik mengenai peserta didik, orang tua dan
lingkungannya itu bukan tidak mungkin pada saat-saat tertentu sangat diperlukan

13
sebagai bahan pelengkapbagi pendidik dalam melakukan evaluasi hasil belajar
terhadap peserta didiknya.5
e. Study Kasus (Case Study)
Studi kasus adalah mempelajari individu dalam proses tertentu secara terus
menerus untuk melihat perkembangannya(Djamarah : 2000). Misalnya peserta
didik yang sangat cerdas, sangat lamban, sangat rajin, sangat nakal, atau kesulitan
dalam belajar.
Untuk itu guru menjawab tiga pertanyaan inti dalam studi kasus, yaitu:
1. Mengapa kasus tersebut bisa terjadi?
2. Apa yang dilakukan oleh seseorang dalam kasus tersebut?
3. Bagaimana pengaruh tingkah laku seseorang terhadap lingkungan?
Studi kasus sering digunakan dalam evaluasi, bimbingan, dan penelitian.
Studi ini menyangkut integrasi dan penggunaan data yang komprehensif tentang
peserta didik sebagai suatu dasar untuk melakukan diagnosis dan mengartikan
tingkah laku peserta didik tersebut. Dalam melakukan studi kasus, guru harus
terlebih dahulu mengumpulkan data dari berbagai sumber dengan menggunakan
berbagai teknik dan alat pengumpul data. Salah satu alat yang digunakan adalah
depth-interview , yaitu melakukan wawancara secara mendalam, jenis data yang
diperlukan antara lain, latar belakang kehidupan, latar belakang keluarga,
kesanggupan dan kebutuhan, perkembangan kesehatan, dan sebagainya. Namun,
seperti halnya alat evaluasi yang lain, studi kasus juga mempunyai kelebihan dan
kelemahan. Kelebihannya adalah dapat mempelajari seseorang secara mendalam
dan komprehensif, sehingga karakternya dapat diketahui selengkap-lengkapnya.
Sedangkan kelemahannya adalah hasil studi kasus tidak dapat digeneralisasikan,
melainkan hanya berlaku untuk peserta didik itu saja.

5 Sudijono, anas. 1996. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT Raja Grafindo perada.
Hal. 69

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimmpulan
Secara garis besar alat penilaian digolongkan menjadi 2 jenis, yaitu non-tes
dan tes. Seringkali kedua jenis alat penilaian tersebut dinamakan teknik penilaian.
Tes tertulis menurut tipenya dikelompokkan menjadi 2 macam, yaitu tes tipe
uraian dan tes tipe objektif.
Teknik-teknik non-tes juga menempati kedudukan yang penting dalam
rangka evaluasi hasil belajar, lebihlebih evaluasi yang berhubungan dengan kondisi
kejiwaan peserta didik, seperti presepsinya terhadap mata pelajaran tertentu, prsepsi
terhadap guru, bakat dan minat, dan sebagainya. Yang semua itu tidak mungkin
dievaluasi dengan menggunakan tes sebagai alat pengikutnya.Bentuk-bentuk
instrumren evaluasi non-tes, seperti wawancara (interview), pengamatan
(observation), angket (questionere), studi kasus, dan pemeriksaan dokumen.

15
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi


Aksara
Arifin, Zaenal (2009), Evaluasi Pembelajaran: Prinsip, Teknik,
Prosedur, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Daryanto (2008), Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT. Rineka Cipta
Nana Sudjana. 1989. Penilaian hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT
Remaja Rosda Karya
Sudijono, anas. 1996. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT Raja Grafindo
perada

16

Anda mungkin juga menyukai