Anda di halaman 1dari 15

BENTUK-BENTUK EVALUASI

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata kuliah


Evaluasi Pembelajaran PAI
Dosen Pengampu:
Rokim, S.Ag.,S.Pd.,M.Si.,MA

Disusun oleh:
Himaur Rosyidah (012110089)
Imelda Vera (012110090)
Indah Dwi Retnaningtyas (012110091)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM LAMONGAN
2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamiin Puji dan Syukur kami haturkan kehadirat Allah


SWT, atas karunia, rahmat serta kesehatan yang Allah berikan kepada kami
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Bentuk-
bentuk Evaluasi” dengan tepat waktu. Shalawat serta salam senantiasa kita
sanjungkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, insanul kaamil
beserta keluarga dan juga para sahabat beliau.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Rokim S.Ag.,S.Pd.,M.Si.,MA
Selaku dosen pengampu mata kuliah Evaluasi Pembelajaran PAI. ucapan Terima
Kasih juga penulis sampaikan Kepada semua pihak yang telah memberikan
dukungan dalam penyusunan makalah ini.
Adapun tujuan makalah ini disusun yaitu untuk memenuhi tugas mata kuliah
“Evaluasi Pembelajaran PAI” serta untuk menambah wawasan pengetahuan
seputar Macam-Macam Evaluasi bagi penulis pribadi serta para pembaca. Penulis
menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak sekali terdapat
kekurangan. Oleh sebab itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca
sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah kami kedepanya.

Lamongan, 9 Maret 2023

I
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR...............................................................................................I

DAFTAR ISI.............................................................................................................II

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG..................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH..............................................................................1
C. TUJUAN PEMBAHASAN...........................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN BENTUK-BENTUK EVALUASI......................................2


B. BENTUK EVALUASI TES DAN NON-TES..............................................3

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN............................................................................................10
B. SARAN........................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................12

II
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Evaluasi pendidikan merupakan satu kesatuaan dengan pengendaliaan
mutu pendidikan sekolah, karena untuk mengetahui pelaksanaan dan hasil-
hasil pengendaliaan mutu perlu diadakan evaluasi, Evaluasi pendidikan
mencakup: evaluasi hasil, proses pelaksanaan, dan faktor- faktor manajerial
pendidikan pendukung proses pendidikan. Dengan tujuaan untuk mengetahui
bagaiman pelaksanaannya dan sudah sejauh mana keberrhasilan hasil
pengendalian pendidikan tersebut.
Dalam dunia pendidikan kita, evaluasi hasil belajar mencakup tiga ranah,
yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Tiga ranah ini merupakan tujuan
pendidikan nasional. Dalam Undang-Undang RI nomor 20 tahun 2003
tentang sistem pendidikan nasional bertujuaan untuk mengembangkan
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab, jadi dapat kita simpulkan ranah kognitifnya adalah berilmu. Ranah
afektifnya adalah beriman dan bertaqwa, berahlak mulia, mandiri,
demokratis, bertanggung jawab. Ranah psikomotoriknya adalah sehat, cakap,
kreatif. Ketiga ranah ini harUS dijadikan sasaran dalam setiap kegiatan
evaluasi belajar.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa Pengertian Bentuk-bentuk Evaluasi?
2. Bagaimana Pengertian Evaluasi Tes dan Non-Tes?

C.TUJUAN PEMBAHASAN
1. Mengetahui dan memahami tentang pengertian bentuk-bentuk evaluasi.
2. Mengetahui dan memahami tentang evaluasi tes dan non-tes.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian bentuk-bentuk evaluasi
Pada tahun 1949, Tyler pernah mengembangkan model/bentuk Black Box.
Setelah itu, belum terlihat ada model lain yang muncul ke permukaan. Lebih
kurang 10 tahun lamanya, orang-orang yang melakukan kegiatan evaluasi hanya
menggunakan model evaluasi tersebut. Hal ini mungkin disebabkan evaluasi
belum menjadi studi tersendiri. Ketika itu, orang banyak mempelajari evaluasi
dari psikometrik dengan kajian utamanya ada tes dan pengukuran. Evaluasi lebih
banyak diarahkan pada dimensi hasil, belum masuk ke dimensi-dimensi lainnya.
Oleh sebab itu, janganlah heran bila evaluasi banyak dilakukan oleh orang-orang
yang “terbentuk” dalam tes dan pengukuran. Studi tentang evaluasi belum banyak
menarik perhatian orang, karna kurang memiliki nilai praktis. Baru sekitar tahun
1960-an studi evaluasi mulai berdiri sendiri menjadi salah satu program studi di
perguruan tinggi.
Dari sekian banyak model evaluasi yang dikemukakan, tes dan
pengukuran tidak lagi menempati posisi yang menentukan. Penggunaannya hanya
untuk tujuan-tujuan tertentu saja, bukan lagi menjadi suatu keharusan, seperti
ketika model pertama ditampilkan. Tes dan pengukuran tidak lagi menjadi
parameter kualitas suatu studi evaluasi yang dilakukan. Perkembangan lain yang
menarik dalam model evaluasi ini adalah adanya suatu upaya untuk bersikap
ekletik dalam penggunaan pendekatan positivisme maupun fenomenologi yang
oleh patton (1980) disebut paradigm of choice. Walaupun tidak melahirkan model
dalam pengertian terbatas, usaha ini memberikan alternatif baru dalam melakukan
evaluasi1
Evaaluasi merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting dalam
proses pembelajaran.untuk mengetahui kemajuan atau prestasi belajar siswa,perlu
dilakukan kegiatan evaluasi pembelajaran.evaluasi pembelajaran adalah evaluasi

1
Zainal Arifin, “Evaluasi Pendidikan”, (Bandung: PT: Remaja Rosdakarya, 2013), hal 72-73

2
yang diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Evaluasi juga dapat diartikan
sebagai suatu proses mendeskripsikan, mengumpulkan dan menyajikan suatu
informasi yang bermanfaat untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan.
fungsi uutama evaluasi adalah menelaah suatu objek atau keadaan untuk
mendapatkan informasi yang tepat sebagai dasar untuk pengambilan keputusan.
Evaluasi pebelajaran merupakan evaluasi yang dilaksanakan Dalam bidang
pembelajaran. Dalam kata lain, evaluasi pembelajaran merupakan suatu proses
kegiatan menelaah atau menilai aspek-aspek dalam kegitan pembelajaran, baik
dari sisi konteks, input, proses, maupun hasil-hasil pembelajaran.hal ini sesuai
dengan pendapat gronlund dan lin dalam budi wiyono yang mengatakan bahwa
evaluasi pembelajaran adalah suattu proses mengumpulkan, menganalisis, dan
menginterprestasi informasi secara sistematis unntuk menetapkan sejauh mana
ketercapaian tujuan pembelajaran. Sasaran utama evaluasi pembelajaran adalah
informasi yang dapat di gunakan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan
dalam proses kegiatan pembelajaran.2
B. Bentuk Evaluasi Tes dan Non-Tes
1. Bentuk Evaluasi Tes
Secara harfiah, kata “tes” berasal dari bahasa Perancis Kuno: testum
dengan arti: “piring untuk menysihkan logam-logam mulia” (maksudnya
dengan menggunakan alat berupa piring itu akan dapat diperoleh jenis-jenis
logam mulia yang nilainnya sangat tinggi) dalam bahasa Inggris ditulis dengan
test yang dalam bahasa Indonesia diterjemahkan dengan “tes”, “ujian”, atau
“percobaan”. Dalam bahasa Arab: Imtihan.
Ada beberapa istilah yang memerlukan penjelasan sehubungan dengan uraian
di atas, yaitu istilah test. Testing, tester, dan testee, yang masing-masing
mempunayi pengertian yang berbeda. Test adalah alat atau prosedur yang
dipergunakan dalam rangka pengukuran dan penilaian; testing berarti saat
dilaksanakannya atau peristiwa berlangsungnya pengukuran dan penilaian;
tester artinya orang yang melaksanakan tes, atau pembuat tes, atau

2
Miftahul Jannah Alfarizi dkk, “pendidikan islam anak usia dini”, (Tangerang:
Univeristas Muhammadiyah, 2020), hal 50
3
eksperimentor, yaitu orang yang sedang melakukan percobaan (eksperimen);
sedangkan testee (mufrod) dan testees (jama’) adalah pihak yang sedang
dikenai tes(=peserta tes=peserta ujian), atau pihak yang sedang dikenai
percobaan (= tercoba).3
Dari devinisi-devinisi tersebut di atas kiranya dapat dipahami bahwa dalam
dunia evaluasi pendidikan, yang dimaksud dengan tes adalah cara atau
prosedur dalam pengukuran dan penilaian dibidang pendidikan. Tes ini dapat
berbentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas/baik berupa pertanyaan-
pertanyaan (yang harus dijawab), atau perintah-perintah kepada testee sehingga
dapat dihasilkan nilai yang dapat dibandingkan dengan nilai standar tertentu.4
Secara umum, ada dua macam fungsi yang dimiliki oleh teknik tes,
yaitu:
a. Sebagai alat pengukur terhadap peserta didik. Dalam hubungan ini tes
berfungsi mengukur tingkat perkembangan atau kemajuan yang telah
dicapai oleh peserta didik setelah mereka menempuh proses belajar
mengajar dalam jangka waktu tertentu.
b. Sebagai alat pengukur keberhasilan program pengajaran, sebab melalui
tes tersebut akan dapat diketahui sudah seberapa jauh program
pengajaran yang telah ditentukan, telah dapat dicapai.5
Berdasarkan dari pengertian dan fungsi tes diatas, tes digolongkan
menjadi 5 golongan diantaranya adalah sebagai berikut:6
a. Menurut sifatnya, dapat dikelompokkan menjadi :
1. Tes verbal, tes dengan cara ini menggunakan bahasa sebagai alat
untuk melakukan tes, contohnya seperti tes lisan.
2. Tes nonverbal, yaitu tes yang tidak menggunakan bahasa sebagai
alat untuk melaksanakan tes, tetapi menggunakan gambar,

3
Anas Sudijono, “Pengantara Evaluasi Pendidikan”, (Jakarta: PT: Raja Grafindo Persada, 2007),
hal 66
4
Rina Febriana, “Evaluasi Pendidikan”, (Jakarta: PT: Bumi Aksara, 2019), hal 45
5
Ibid, hal 67
6
Mulyadi, “Evaluasi Pendidikan : Pengembangan Model Evaluasi Pendidikan di
Sekolah” , (Malang:UIN-Maliki Press, 2010), hal 57- 60
4
memberikan tugas dan sebagainya, atau dengan tes ini, penguji
(pembuat tes) menghendaki adanya respon dari peserta, bukan
berupa ungkapan kata-kata atau kalimat, melainkan berupa
tindakan atau tingkah laku.
b. Menurut tujuannya, dapat dikelompokkan menjadi :
1. Tes Bakat (Aptitude Test), yaitu tes yang digunakan untuk
menyelidiki bakat seseorang. Tes bakat biasanya digunakan untuk
mengetahui kemampuan dasar yang bersifat potensial.
2. Tes Intelegensi (Intellegenci Test), yakni tes yang dilakukan
dengan tujuan untuk mengungkap atau mengetahui tingkat
kecerdasan seseorang.
3. Tes Prestasi Belajar (Achievement Test), yaitu tes yang dilakukan
untuk mengetahui prestasi seseorang murid dari mata pelajaran
yang telah diberikan.
4. Tes Diagnostik (Diagnostic Test), yaitu tes yang digunakan untuk
menggali kelemahan atau problem yang dihadapi murid, terutama
kelemahan yang dialami murid saat belajar.
5. Tes Sikap (Atitude Testt), yaitu tes untuk mengetahui sikap seorang
murid terhadap sesuatu.
6. Tes Minat, yaitu tes yang digunakan untuk mengetahui minat
murid terhadap hal-hal yang disukai. Sehingga melalui tes ini dapat
diketahui apa yang disukai murid.
c. Menurut pembuatannya, dapat dikelompokkan menjadi :
1. Tes Terstandar (Standard Direct Test), Tes standar bisa
membandingkan kemampuan murid dengan murid yang lain pada
usia atau level yang sama dan dalam kasus perbandingan ini
dilakukan ditingkat nasional. Biasanya tes ini dibuat oleh
sekelompok tim yang ahli.
2. Tes Buatan Guru (Teacher Made Test) Tes buatan guru cenderung
difokuskan pada tujuan instruksional untuk kelas tertentu.
d. Menurut bentuk soalnya, tes dikelompokkan menjadi:

5
1. Tes Uraian (Essay Test), yaitu tes yang bentuk soalnya sedemikian
rupa, sehingga memberi kesempatan kepada murid untuk
menjawab secara bebas dengan uraian.
2. Tes Objektif (Objective Test), yaitu tes yang bentuk soalnya
sedemikian rupa, sehingga memberi kesempatan kepada murid
untuk menjawab secara bebas dengan uraian.
e. Ditinjau dari objek yang dites, maka tes dikelompokkan menjadi dua
yaitu:
1. Tes Individual yaitu suatu tes yang dalam pelaksanaannya
memerlukan waktu yang cukup panjang.
Tes Kelompok yaitu tes yang dilakukan terhadap beberapa murid
dalam waktu yang sama.

2. Bentuk Evaluasi Non-Tes


Secara sederhana, non-tes diartikan sebagai pengukuran hasil belajar siswa
tanpa melakukan tes. Non-tes adalah penilaian hasil belajar siswa yang
dilakukan tanpa menguji siswa tetapi dengan melakukan pengamatan secara
sistematis. Teknik ini merupakan teknik penilaian yang ditujukan untuk
menilai hasil belajar dari aspek tingkah laku seperti menilai aspek afektif dan
aspek keterampilan. Lebih lanjut, Widyoko (2012) menyatakan bahwa teknik
non-tes berhubungan dengan penampilan yang dapat diamati dari pada
pengetahuan dan proses mental lainnya yang tidak dapat diamati dengan panca
indra.7
Dengan teknik non-tes maka penilaian atau evaluasi hasil belajar
peserta didik dapat dilakukan dengan pengamatan secara sistematis observasi,
wawancara, kuesioner, skala, studi kasus, dan sosiometri sebagai berikut:
7
Edy Purnomo, “Dasar-dasar dan perancangan Evaluasi Pendidikan”, (Yogyakarta: Media
Akademik, 2016) hal 66
6
1. Pengamatan (observasi)
Teknik pengamatan atau observasi merupakan salah satu bentuk
teknik nontes yang biasa dipergunakan untuk menilai sesuatu melalui
pengamatan terhadap objeknya secara langsung, seksama dan sistematis.
Observasi juga bisa diartikan suatu Pengamatan memungkinkan untuk
melihat dan mengamati sendiri kemudian mencatat perilaku dan kejadian
yang terjadi pada keadaan sebenarnya.8
2. Wawancara (Interview)
Wawancara adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang
dilaksanakan dengan cara melakukan tanya jawab lisan secara sepihak,
berhadapan muka, dengan arah serta tujuan yang telah ditentukan. 9
Kelebihan wawancara ialah bisa kontak langsung dengan peserta didik
sehingga dapat mengungkapkan jawaban secara lebih bebas dan
mendalam.10
3. Angket (quistionnaire)
Angket juga dapat digunakan sebagai alat bantu dalam rangka
penilaian hasil belajar. Angket adalah teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya. Sehingga angket berbeda dengan
wawancara.11 Berikut adalah Prinsip Penulisan Angket:
a. Isi dan tujuan pertanyaan jelas
b. Bahasa yang digunakan mudah dipahami
c. Tipe dan bentuk pertanyaan (terbuka atau tertutup)
d. Pertanyaan tidak mendua
e. Tidak menanyakan yang sudah lupa
8
Daryanto, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta, 1999), cet Ke-1, h. 33

9
Mulyadi, “Evaluasi Pendidikan: Pengembangan Model Evaluasi Pendidikan di
Sekolah”, (Malang:UIN-Maliki Press, 2010), hal 63.

10
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2012), cet. Ke-17, h. 68.
11
Anas Sudijono, “Pengantara Evaluasi Pendidikan”, (Jakarta: PT: Raja Grafindo
Persada, 2007), hal 84.
7
f. Panjang pertanyaan (max 30 pertanyaan)
g. Urutan pertanyaan (dari mudah ke sulit)
h. Prinsip pengukuran
i. Penampilan fisik angket.
4. Skala
Skala adalah alat untuk mengukur nilai, minat dan perhatian yang
disusun dalam bentuk pertanyaan untuk dinilai oleh responden dan
hasilnya dalam bentuk rentangan nilai sesuai dengan kriteria yang
ditentukan. Dalam uraian ini hanya akan dijelaskan skala penilaian
(rating scale) dan skala sikap.12 Skala biasanya dilakukan untuk
melakukan penilaian terhadap sikap atau penilaian kualitatif dengan
menggunakan bentuk skala (kuantitatif).13
a. Skala penilaian
Skala penilaian mengukur penampilan atau perilaku orang lain oleh
seseorang melalui pernyataan perilaku individu pada suatu titik kontinu
atau suatu kategori yang bermakna nilai. Titik atau kategori diberi nilai
rentangan mulai dari yang tertinggi sampai yang terendah. Rentangan ini
bisa dalam bentuk huruf (A, B, C, D), angka (4, 3, 2, 1) atau 10, 9, 8, 7,
6, 5. Sedangkan rentangan kategori bisa tinggi, sedang, rendah, atau baik,
sedang, kurang. Skala penilaian lebih tepat digunakan untuk mengukur
suatu proses, misalnya proses mengajar pada guru, proses belajar pada
peserta didik, atau hasil belajar dalam bentuk perilaku seperti
keterampilan, hubungan sosial peserta didik, dan cara memecahkan
masalah.
b. Skala sikap
Sikap merupakan digunakan untuk mengukur sikap seseorang terhadap
objek tertentu. Hasilnya berupa kategori sikap, yakni mendukung
(positif), menolak (negatif), dan netral. Sikap pada hakikatnya adalah
12
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2012), cet. Ke-17, h. 77.
13
Muhammad Ali, Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. (Bandung: Sinar Baru Algensindo,
1999), cet Ke-9, h. 117.
8
kecenderungan berperilaku pada seseorang. Sikap juga dapat diartikan
reaksi seseorang terhadap suatu stimulus yang datang kepada dirinya.
Ada tiga komponen dalam skala sikap yaitu Kognisi berkenaan dengan
pengetahuan seseorang tentang objek atau stimulus yang dihadapinya,
afeksi berkenaan dengan perasaan dalam menanggapi objek tersebut,
sedangkan konasi berkenaan dengan kecenderungan berbuat terhadap
objek tersebut.
5. Studi kasus
Studi kasus pada dasarnya mempelajari secara intensif seorang
individu yang dipandang mengalami suatu kasus tertentu. Misalnya
mempelajari secara khusus anak nakal, anak yang tidak bisa bergaul
dengan orang lain, anak yang selalu gagal belajar, atau anak pandai, anak
yang paling pandai disukai teman-temannya. Kasus-kasus tersebut
dipelajari secara mendalam dan dalam kurun waktu yang cukup lama.
6. Sosiometri
Sosiometri adalah suatu prosedur, untuk merangkum, menyusun, dan
sampai batas tertentu dapat mengkuantifikasi pendapat-pendapat peserta
didik tentang penerimaan teman sebayannya serta hubungan di antara
mereka. Misalnya, di madrasah banyak peserta didik kurang mampu
menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Ia nampak murung,
mengasingkan diri, mudah tersinggung atau bahkan over acting. Hal ini
dapat dilihat ketika mereka sedang istirahat, bermain atau mengerjakan
tugas kelompok.

9
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas, maka dapat kita simpulkan bahwa tes
adalah cara atau prosedur dalam pengukuran dan penilaian dibidang
pendidikan. Tes secara umum memiliki dua fungsi yaitu sebagai alat
pengukur perkembangan atau kemajuan yang telah dicapai peserta didik,
dan sebagai alat keberhasilan program pengajaran. Tes digolongkan
menjadi lima diantaranya adalah sifat, tujuan, pembuatan, bentuk dan
objek.

Teknik non-tes adalah cara penilaian hasil belajar peserta didik


yang dilakukan tanpa menguji peserta didik tetapi dengan melakukan
pengamatan secara sistematis. Teknik penilaian secara umum untuk
menilai kepribadian anak secara menyeluruh meliputi sikap, tingkah laku,
sifat, sikap sosial dan lain-lain. Dengan teknik nontes maka penilaian atau
evaluasi hasil belajar peserta didik dapat dilakukan dengan pengamatan
secara sistematis observasi, wawancara, kuesioner, skala, studi kasus, dan
sosiometri.

10
B. SARAN
Saran kami kepada para pembaca untuk mempelajari pembahasan Evaluasi
Pembelajaran PAI tentang Bentuk-bentuk evaluasi dari berbagai sumber
yang lebih beragam lagi, guna untuk menambah wawasan serta pengetahuan
yang lebih luas mengenai pembahasan tersebut.
Sebab Penulis sendiri menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini
masih banyak terdapat kekurangan. Tentunya kami akan terus berupaya
memperbaiki dan mengevaluasi makalah kami dengan mengacu pada sumber
yang dapat di pertanggung jawaban. Oleh karna itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran tentang pembahasan makalah diatas dari para
pembaca demi kesempurnaan makalah kami kedepanya. Kami selaku penulis
mengucapkan banyak terima kasih.

11
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Muhammad. 1999. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. (Bandung:
Sinar Baru Algensindo)
Arifin, Zainal. 2013. “Evaluasi Pendidikan”, (Bandung: PT: Remaja
Rosdakarya)
Daryanto. 1999 “Evaluasi Pendidikan” (Jakarta : Rineka Cipta, 1999)
Sudijono, Anas. 2007. “Pengantara Evaluasi Pendidikan”, (Jakarta: PT:
Raja Grafindo Persada)
Febriana, Rina. 2019. “Evaluasi Pendidikan”, (Jakarta: PT: Bumi Aksara)
Mulyadi. 2010. “Evaluasi Pendidikan: Pengembangan Model Evaluasi
Pendidikan di Sekolah”, (Malang:UIN-Maliki Press)
Purnomo, Edy. 2016 “Dasar-dasar dan perancangan Evaluasi
Pendidikan”, (Yogyakarta: Media Akademik)
Sudjana, Nana. 2012. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar,
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya)
Alfarizi, Miftahul Jannah, dkk. 2020. “pendidikan islam anak usia dini”,
(Tangerang: Univeristas Muhammadiyah)

12

Anda mungkin juga menyukai