Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH HADITS TEMATIK

”KONSEP EVALUASI DALAM PENDIDIKAN”

Disusun Oleh:

IMRAN
NIM. 2020530909

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


PROGRAM MAGISTER PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
LHOKSEUMAWE
TAHUN 2020

1
i

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim,

Syukur Alhamdulillah Kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena


berkat Rahmat dan Karunia-Nya jualah kami dapat menyelesaikan sebuah
makalah yang berjudul “Konsep Evaluasi Dalam Pendidikan” tepat pada
waktunya. Shalawat dan Salam selalu tercurah keharibaan junjungan kita, Nabi
Besar Muhammad SAW, beserta sahabat dan pengikutnya hingga akhir zaman.
Dalam kesempatan ini, kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada Dosen Pengasuh dan semua pihak yang telah banyak
membantu dalam proses pembuatan makalah ini, baik moril maupun materiil.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, karena tak
ada gading yang tak retak. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran
dari semua pihak demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini berguna
dan bermanfaat bagi kita semua.

Lhokseumawe, 21 Oktober 2020

Imran

i
i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ i


DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 4


A. Latar Belakang........................................................................................... 4
B. Rumusan Makalah .................................................................................... 2
C. Tujuan Makalah ........................................................................................ 2
D. Manfaat Makalah ...................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 3


A. Pengertian Pendidikan .............................................................................. 3
B. Pengertian Evaluasi Pendidikan ............................................................... 4
C. Objek dan Sasaran Evaluasi dalam Pendidikan ........................................ 5
D. Langkah-langkah Penilaian dalam Evaluasi ............................................. 6

BAB III PENUTUP ............................................................................................ 9


A. Kesimpulan ............................................................................................... 9
B. Saran ......................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA

ii
i

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Makalah


Evaluasi merupakan subsistem yang sangat penting dan sangat dibutuhkan
dalam setiap sistem pendidikan, evaluasi dapat mencerminkan seberapa jauh
perkembangan atau kemajuan hasil pendidikan. Dengan evaluasi, maka maju
mundurnya kualitas pendidikan dapat diketahui dengan evaluasi. Setiap perbuatan
dan tindakan dalam pendidikan selalu menghendaki hasil. Pendidik selalu
berharap bahwa hasil yang diperoleh sekarang lebih baik dan memuaskan dari
hasil yang diperoleh sebelumnya, untuk menentukan dan membandingkan antara
satu hasil dengan lainnya diperlukan adanya evaluasi. Diakui bahwa kritik-kritik
sering muncul tentang sistem pendidikan yang sering berubah dan tidak seimbang.
Kurikulum yang kurang tepat dengan mata pelajaran yang terlalu banyak
dan tidak berfokus pada hal-hal yang seharusnya diberikan dan lain sebagainya.
untuk mengatasimasalah yang seperti ini perlu adanya evaluasi pendidikan, agar
setiap kekurangan ataupunkegagalan pada kurikulum yang diajarkan bisa
diperbaiki pada kurikulum yang akan datang.Ruang lingkup pendidikan sangat
luas, mulai dari masukan (input), proses sampai hasil (output) yang diperoleh.
Ketika proses pembelajaran dipandang sebagai proses perubahan tingkah
laku siswa, peran penilaian dalam proses pembelajaran menjadi sangat penting.
Penilaian dalam proses pembelajaran merupakan suatu proses untuk
mengumpulkan, menganalisa dan menginterpretasi informasi untuk mengetahui
tingkat pencapaian tujuan pembelajaran. untuk mengetahui apakah proses yang
dilakukan itu sudah sesuai dengantujuannya maka harus dilakukan umpan balik.
Pendidikan merupakan pembentukan kepribadian. Sedangkan dalam
pengertian khusus, beliau mengatakan bahwa pendidikan ialah usaha berupa
bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar kelak setelah selesai
pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan ajaran Islam serta
menjadikannya sebagai pandangan hidup. Pendidikan juga berupa bimbingan dan
asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan ia dapat
i

memahami, menghayati, dan mengamalkan ilmu yang telah diberikan selama


menempuh pendidikan secara menyeluruh.
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis merasa tertarik mengkaji
makalah yang berjudul “Konsep Evaluasi Dalam Pendidikan”.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengertian Pendidikan?
2. Bagaimana Tujuan Evaluasi Pendidikan?
3. Bagaimana Fugsi Evaluasi dalam Pendidikan?
4. Bagaimana Prinsip- prinsip Evaluasi dalam Pendidikan?
5. Bagaimana Tehnik Evaluasi dalam pendidikan ?
C. Tujuan Makalah
1. Untuk Mengetahui Bagaimana Pengertian Pendidikan
2. Untuk Mengetahui Bagaimana Tujuan Evaluasi Pendidikan
3. Untuk Mengetahui Fungsi Evaluasi dalam pendidikan
4. Untuk Mengetahui Bagaimanan Prinsip – Prinsip Evaluasi dalam Pendidikan
5. Untuk Mengetahui Bagaimana Evaluasi dalam pendidikan.

D. Manfaat Makalah
Semoga dengan adanya materi makalah tentang Konsep Evaluasi Dalam
Pendidikan bisa memberikan pemahaman kepada pembaca khususnya bagi
penulis.
i

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Evaluasi

Secara harfiah evaluasi berasal dari bahasa Inggris, evaluation yang berarti

penilaian dan penaksiran.1 Dalam bahasa Arab, dijumpai istilah imtihan yang

berarti ujian, dan khataman yang berarti cara menilai hasil akhir dari proses

kegiatan.

Sedangkan secara istilah, ada beberapa pendapat namun pada dasarnya

sama, hanya berbeda dalam redaksinya saja. Oemar Hamalik mengartikan

evaluasi sebagai suatu proses penaksiran terhadap kemajuan, pertumbuhan, dan

perkembangan peserta didik untuk tujuan pendidikan.2 Sementara Abudin Nata

menyatakan bahwa evaluasi sebagai proses membandingkan situasi yang ada

dengan kriteria tertentu dalam rangka mendapatkan informasi dan

menggunakannya untuk menyusun penilaian dalam rangka membuat keputusan3.

Kemudian menurut suharsimi Arikunto, evaluasi adalah kegiatan untuk

mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi

tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil

1
Abudin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta; Gaya Media Pratama, 2005), Cet Ke-1, Hal.
183.
2
Oemar Hamalik, Pengajaran Unit, (Bandung: Alumni, 1982), Hal. 106.
3
Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010), Cet I,
Hal. 307.
i

keputusan.4 Dan edwind Wandt berpendapat evaluasi adalah suatu tindakan atau

proses dalam menentukan nilai sesuatu5.

Evaluasi merupakan suatu kegiatan untuk mengetahui dan memutuskan

apakah program yang telah ditentukan sesuai dengan tujuan semula. Evaluasi juga

merupakan suatu proses untuk menilai kinerja pelaksanaan suatu pendidikan. yang

di dalamnya terdapat tiga makna6, yaitu :

1. Evaluasi tidak akan terjadi kecuali telah mengetahui tujuan yang akan

dicapai.

2. Untuk mencapai tujuan tersebut harus diperiksa hal-hal yang telah dan

sedang dilakukan.

3. Evaluasi harus mengambil kesimpulan berdasarkan kriteria tertentu.

Dari beberapa pendapat, dapat ditarik kesimpulan bahwa evaluasi yaitu

suatu proses dan tindakan yang terencana untuk mengumpulkan informasi tentang

kemajuan, pertumbuhan dan perkembangan (peserta didik) terhadap tujuan

pendidikan, sehingga dapat disusun penilaiannya yang dapat dijadikan dasar untuk

membuat keputusan. Dengan demikian evaluasi bukan sekedar menilai suatu

aktifitas secara spontan dan insedental, melainkan merupakan kegiatan untuk

menilai sesuatu yang terencana, sistematik dan bedasarkan tujuan yang jelas. Jadi

dengan evaluasi diperoleh informasi dan kesimpulan tentang keberhasilan suatu

4
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1990), Hlm 3.
5
Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, Tt ), Hal. 338
6
Oemar Hamalik, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2007), Hal. 253.
i

kegiatan, dan kemudian kita dapat menetukan alternatif dan keputusan untuk

tindakan berikutnya.

Selanjutnya evaluasi dalam pendidikan Islam merupakan cara atau teknik

penilaian terhadap tingkah laku anak didik berdasarkan standar perhitungan yang

bersifat komprehensif dari seluruh aspek-aspek kehidupan mental-psikologis dan

spiritual religius, karena manusia bukan saja sosok pribadi yang tidak hanya

bersikap religius, melainkan juga berilmu dan berketerampilan yang sanggup

beramal dan berbakti kepda Tuhan dan masyarakat. Seperti dalam hadist

disebutkan, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salam juga menguji kemampuan

pada waktu akan berangkat perang, sebagaimana dalam riwayat :

‫ عن اىب‬,‫ عن نافع‬,‫ حدثنا عبد اهلل‬,‫ حدثنا اىب‬,‫حدثنا حممد بن عبد اهلل بن منري‬

‫ وانا ابن اربع‬,‫ عرضىن رسول اهلل صلى اهلل عليه وسلم يوم احد ىف القتال‬,‫عمر قال‬

‫ (رواه‬.‫ ف أجزاىن‬,‫ وان ا بن مخس عش رة س نة‬,‫ وعرض ين ي وم اخلن دق‬,‫ ف ام جيوين‬,‫عش ره‬

.)‫البخاري‬
Artinya :
Menceritakan kepada Muhammad ibn ‘Abdullah ibn Numair,
menceritakan kepada kami ayahku, menceritakan kepada kami ‘Abdullah dari
Nafi’, dari ibn Imar berkata, “ Rasulullah SAW menguji kemampuanku
berperang pada hari perang uhud, ketika aku berusia empat belas tahun, lalu
beliau tidak mengizinkanku, dan beliau mengujiku kembali pada perang khandaq
ketika aku berusia lima belas tahun, lalu beliau mengizinkanku. (HR. Muslim)
i

Selain istilah evaluasi, terdapat pula istilah lain yang hampir sama, yaitu

pengukuran dan penilaian. Sementara orang lebih cenderung mengartikan ketiga

kata tersebut sebagai suatu pengertian yang sama. Dan untuk memahami apa

perbedaan, persamaan, ataupun hubungan anatar ketiganya, menurut Arikunto,

dapat dipahami melalui contoh-contoh dibawah ini7:

1. Apabila ada orang yang akan memberi sebatang pensil kepada kita dan

kita disuruh memilih antara dua pensil yang tidak sama panjang, maka

tentu kita akan memilih yang panjang. Kita tidak memilih yang pendek

kecuali ada alasan yang sangat khusus.

2. Pasar merupakan suatu tempat bertemunyaorang-orang yang akan

menjual dan membeli. Sebelum menentukan barang yang akan

dibelinya, seorang pembeli akan memilih dahulu mana barang yang

lebih baik menurut ukurannya. Apabila ia ingin membeli jeruk,

dipilihnya jeruk yang besar, kuning, halus kulitnya. Semuanya itu

dipertimbangkan karena menurut pengalaman seblumnya, jenis jeruk-

jeruk yang kecil, hijau dan kulitnya agak kasar, biasanya rasanya

masam.

Dari contoh-contoh di atas, dapat kita simpulkan bahwa sebelum

menentukan pilihan, kita mengadakan penilaian terhadap benda-benda yang akan

kita pilih. Dalam contoh pertama kita memilih pensil yang lebih panjang,

sedangkan pada contoh kedua kita menentukan dengan perkiraan kita atas jeruk

yang baik, yaitu yang rasanya manis.

7
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1993), Hal. 1.
i

Dua langkah kegiatan yang dilalui sebelum mengambil barang untuk kita,

itulah yang disebut mengadakan evaluasi, yakni mengukur dan menilai. Kita tidak

dapat mengadakan penilaian sebelum kita mengadakan pengukuran.

a) Mengukur adalah membandingkan sesuatu dengan satu ukuran.

b) Menilai adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan

ukuran baik buruk. Penilaian bersifat kualitatif.

c) Mengadakan evaluasi meliputi kedua langkah di atas, yakni mengukur

dan menilai.

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa evaluasi pendidikan adalah

suatu kegiatan yang berisi mengadakan pengukuran dan penilaian terhadap

keberhasilan pendidikan dari berbagai aspek yang berkaitan dengannya. Dengan

kata lain, evaluasi pendidikan adalah mengukur dan menilai terhadap sesuatu yang

terjadi dalam kegiatan pendidikan.

Ada beberapa hadist yang menggambarkan tentang pentingnya melakukan

penilaian pendidikan, antara lain :

‫ إن اهلل‬:‫ قال رسول اهلل صلى اهلل عليه وسلم‬: ‫عن أيب هريرة رضي اهلل عنه قال‬

‫ال ينظ ر إىل اجس امكم وال اىل ص وركم ولكن ينظ راىل قل وبكم واعم الكم (رواه‬

.)‫مسلم‬

Artinya:
i

“ Dari Abu Hurairah RA, beliau berkata: Rasulullah bersabda:

“Sesungguhnya Allah tidak memandang dan menilai dari tubuh dan gambarmu

(kuantitas), akan tetapi Allah memandang dan menilai dari hati dan amalmu”

(HR. Muslim).

Dalam hadist diatas menjelaskan, evaluasi merupakan penilaian dari

sebuah aktifitas termasuk pendidikan, evaluasi dapat dilakukan ketika aktifitas itu

berproses dan aktifitas itu berakhir, dengan adanya evaluasi atau penilaian semua

kegiatan termasuk kegiatan pendidikan akan terkentrol, terukur dan teramati dan

ketika sudah diketahui hasilnya maka kegiatan akan ditinggalkan, kekurangan

akan diperbaiki dan ditambah, dan disempurnakan untuk kegiatan selanjutnya.

Dalam dunia pendidikan, secara umum ruang lingkup evaluasi pendidikan

disekolah mencakup tiga komponen8, yang mana tiga komponen ini diperlukan

evaluasi secara berkelanjutan sehingga dapat memperoleh informasi tingkat

keberhasilan siswa maupun pendidik, tiga komponen tersebut, yaitu:

1. Evaluasi mengenai program pengajaran. Evaluasi program dilakukan

untuk menentukan kebijaksanaan selanjutnya, yang dilakukan secara

sistematis dan rinci. Evaluasi program pengajaran mencakup tiga hal,

yaitu :

a) Evaluasi terhadap tujuan pengajaran

b) Evaluasi terhadap isi program pengajaran

c) Evaluasi terhadap strategi belajar mengajar

8
Sudaryono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, ( Jakarta: Lentera Ilmu Cendekia, 2014), Hal. 8-9.
i

2. Evaluasi mengenai proses pelaksanaan pengajaran, evaluasi ini

mencakup:

a) Kesesuaian antara program pembelajaran yang berlangsung dengan

garis-garis besar program pengajaran yang telah ditentukan.

b) Kesiapan guru dalam melaksanakan program pengajaran dan

kesiapan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran

c) Minat dan perhatian siswa dalam mengikuti pelajaran

d) Keaktifan atau partisipasi siswa selama proses pembelajaran

berlangsung.

e) Peranan bimbingan dan penyuluhan terhadap siswa yang

membutuhkannya

f) Komunikasi antara guru dan siswa selama proses pembelajaran

berlangsung

g) Pemberian dorongan dan motivasi terhadap siswa.

3. Evaluasi terhadap hasil belajar, evaluasi ini mencakup:

a) Evaluasi mengenai tingkat penguasaan siswa terhadap tujuan-

tujuan khusus yang ingin dicapai.

b) Evaluasi mengenai tingkat pencapaian siswa terhadap tujuan-

tujuan umum pembelajaran.

B. Tujuan Evaluasi dalam Pendidikan Islam

Tujuan evaluasi dalam pendidikan terdapat dua tujuan yaitu tujuan umum

dan tujuan khusus. Adapun bentuk tujuan umum evaluasi pendidikan adalah :
i

1. Untuk menghimpun berbagai keterangan yang akan dijadikan sebagai

bukti perkembangan yang dialami oleh para siswa setelah mereka

mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu.

2. Untuk mengukur dan menilai efektifitas mengajar serta berbagai

metode mengajar yang telah diteapkan atau dilaksanakan oleh

pendidik, serta kegiatan belajar yang dilaksanakan oleh siswa9.

Selanjutnya tujuan khusus evaluasi dalam pendidikan juga terdapat dua

tujuan diantaranya:

1. Untuk merangsang kegiatan siswa dalam menempuh program pendidikan.

tanpa evaluasi, tidak mungkin timbul kegairahan pada diri siswa untuk

memperbaiki dan meningkatkan prestasinya masing-masing.

2. Untuk mencari dan menemukan berbagai faktor penyebab keberhasilan

maupun ketidakberhasilan siswa dalam mengikuti program pendidikan,

sehingga dapat menemukan jalan keluar 10.

Dari beberapa tujuan di atas ada lagi tujuan evaluasi lain dalam Islam yaitu

untuk mengembangkan potensi insaniyah dan mengembangkan potensi ilahiyah

peserta didik. Hal ini juga dijelaskan oleh Rasyidin bahwa tujuan evaluasi

pendidikan Islam adalah :

a) Mengembangkan potensi insaniyah peserta didik agar mereka

memiliki kemampuan dalam mengarahkan dan membimbing diri dan

9
Sitiatava Rizema Putra, Desain Evaluasi Belajar Berbasis Kinerja, (Yogyakarta: Diva Press,
2013) , Hal. 83.
10
Sitiatava Rizema, Desain Evaluasi..., Hal. 83
i

masyarakatnya untuk melaksanakan tugas dan peran sebagai khalifah

di muka bumi.

b) Mengembangkan potensi ilahiyah peserta didik agar mereka

berkemampuan dalam membimbing dan mengarahkan, mengenali diri

sebagai ‘abd yang tulus ikhlas dalam beribadah kepad Allah.11

Dari penjelasan di atas maka tuuan dari evaluasi dalam pendidikan Islam

adalah untuk mengukur dan menilai sejauh mana peserta didik dalam

mengembangkan potensi yang telah dimilikinya baik itu ognitifnya, efektifnya,

maupun psikomoriknya.

C. Fungsi Evaluasi dalam Pendidikan dan menurut Al-Quran

Evaluasi sebagai suatu proses pendidikan memiliki beberapa fungsi12,

yaitu:

1) Untuk memberikan umpan balik (feed back) kepada guru sebagai dasar

untuk memperbaiki proses belajar mengajar.

2) Untuk menentukan angka kemampuan atau hasil belajar masing-masing

murid yang antara lain diperlukan kenaikan kelas dan penentuan lulus

tidaknya murid.

3) Untk menentukan murid dalam situasi belajar mengajar yang tepat, sesuai

dengan tingkat kemampuannya.

11
Al-Rasyidin, Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: Ciptapustaka, 2008), Hal. 86.
12
Shaleh, Pendidikan Agama dan Keagamaan, (Jakarta: Gema Windu Pasca Perkasa, 2000), Hal.
76.
i

4) Untuk mengenal latar belakang (psikologi fisik dan lingkungan) murid

yang mengalami kesulitan belajar.

Sehubungan dengan keempat fungsi yang dikemukakan di atas, evaluasi

hasil belajar (EHB) dapat digolongkan ke dalam empat jenis13 :

a. Evaluasi Formatif, yaitu evaluasi yang dilaksanakan untuk mengetahui

hasil belajar yang dicapai oleh anak didik setelah menyelesaikan

program dalam satuan bahan pembelajaran pada bidang studi tertentu.

b. Evaluasi Sumatif, yaitu evaluasi yang dilakukan terhadap hasil belajar

murid yang telah selesai mengikuti pelajaran dalam satu catur wulan,

semester atau akhir tahun.

c. Evaluasi penempatan, yaitu dilaksanakan untuk keperluan

menempatkan murid pada situasi belajar mengajar yang tepat, sesuai

dengan tingkat kemampuan atau karakteristik lain yang dimilikinya.

d. Evaluasi diagnostik, yaitu dilaksanakan untuk keperluan mengenal

latar belakang dari murid yang mengalami kesulitan-kesulitan belajar.

Menurut Muzayyin (dalam Arikunto, 1993:1), meskipun sumber ilmu

pendidikan Islam, klasifikasi jenis evaluasi di atas tidak kita temukan secara

eksplisit, namun dalam praktek dapat diketahui bahwa pada prinsipnya jenis

evaluasi seperti ini sering sekali ditemukan. Disamping itu, di dalam pendidikan

Islam kita bisa saja mengadopsi hal-hal yang positif yang datang dari luar untuk

diterapkan pula dalam pendidikan Islam selama yang diadopsi itu tidak

bertentangan dengan prinsip kependidikan dalam Islam.


13
Rahmayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Muloia, 1994), Hal. 102.
i

Allah dalam berbagai firman-Nya dalam Al-Quran memberitahukan

kepada kita bahwa pekerjaan evaluasi terhadap manusia didik adalah merupakan

suatu tugas penting dalam rangkaian tugas pendidikan yang dilaksanakan oleh

pendidik. Namun prinsip-prinsipnya menunjukkan bahwa sistem pengukuran

terhadap perilaku manusia yang beriman dan tak beriman secara umum telah pula

ditunjukkan dalam Al-Quran. Misalnya, ayat-ayat yang menunjukkan bahwa sifat-

sifat atau watak manusia mukmin adalah bila shalat mereka khusyu,

melaksanakan perintah zakat, menjaga kemaluan terhadap wanita yang bukan istri

(seperti tersebut dalam QS Al-Mu’minun, 1-5), ataupun jika ditimpakan musibah

mereka mengucapkan “Inna lillahi wa inna Ilaihi Raaji’un”.

Nabi sulaiman pernah mengevaluasi kejujuran seekor burung hud-hud

yang memberitahukan tentang adanya kerajaan yang diperintahkan oleh seorang

wanita cantik, yang dikisahkan dalam Al-Quran sebagai berikut :

Terjemahannya:

Berkata Sulaiman: “Akan kami lihat (evaluasi) apakah kamu benar

ataukah kamu termasuk orang-orang yang berdusta”. (Q.S Al-Naml :

27).

Sebagai contoh ujian yang berat kepada Nabi Ibrahim, Allah

memerintahkan beliau untuk menyembelih anaknya bernama Ismail yang amat

dicintainya. Tujuannya untuk mengetahui kadar keimanan dan ketakwaan serta

ketaatannya kepada Allah. Dengan demikia n, pekerjaan evaluasi Allah pada


i

hakikatnya adalah bersifat mendidik hamba-Nya agar sadar terhadap fungsinya

selaku hamba-Nya, yaitu menghambakan diri hanya kepada-Nya.

D. Prinsip-Prinsip Evaluasi Pendidikan

Ada beberapa prinsip yang harus dipertimbangkan dalam evaluasi adalah:

1. Prinsip kesinambungan (kontinuitas).

Menurut prinsip ini, evaluasi yang baik adalah evaluasi yang

dilakukan sambung menyambung dari waktu ke waktu, teratur, terencana

dan terjadwal. Hal positif yang dapat didapat dari pengaplikasiannya

adalah pendidik dapat menerima informasi yang memberikan gambaran

peserta didik sejak dari awal mula mengikuti program pendidikan yang

mereka tempuh.

Dalam ajaran Islam, sangat memperhatikan prinsip kontinuitas,

karena dengan berpegang pada prinsip ini keputusan yang diambil oleh

seseorang menjadi valid dan stabil.

2. Prinsip menyeluruh (komprehensif).

Dengan prinsip keseluruhan ini, bahwa evaluasi hasil belajar dapat

apabila evaluasi tersebut dilaksanakan secara bulat untuh atau menyeluruh.

Prinsip yang melihat semua aspek, meliputi kepribadian, ketajaman

hafalan, pemahaman ketulusan, kerajinan, sikap kerjasama atau kerjasama,

yaitu prinsip ini ada tiga aspek yang harus diungkapi yaitu aspek kognitif,

berfikir, sikap atau nilai dan aspek keterampilan yang kesemuanya melekat

dalam diri setiap individu peserta didik.


i

Dengan prinsip menyeluruh ini, diharapkan pendidik sebagai

evaluator dapat menegrti dana memahami bahan-bahan keterangan dan

informasi lengkap mengenai keadaan subjek peserta didik yang dijadikan

sasaran evaluasi.

3. Prinsip objektivitas.

Dalam mengevaluasi berdasarkan kenyataan yang sebenarnya,

tidak boleh diperngaruhi oleh hal-hal yang bersifat emosional dan

irasional14. Jika yang terjadi demikian maka akan mempengaruhi

kemurnian dari hasil evaluasi pendidikan.

Dalam buku penilaian berbasis kelas yang diterbitkan oleh

Departemen Pendidikan menyebutkan bahwa prinsip umum penilaian

berbasis kelas ada banyak sekali diantaranya15:

a. Valid. Penilaian berbasis kelas harus mengukur apa yang

seharusnya diukur dengan menggunakan alat yang dapat dipercaya

dan shahih.

b. Mendidik. Penilaian harus memberikan sumbangan yang positif

terhadap pencapaian hasil belajar siswa, dirasakan sebagai

penghargaan yang memotivasi bagi siswa berhasil dan sebagai

pemicu semangat untuk meningkat hasil belajar yang kurang

maksimal.

14
Tasrani Rusyan, dkk, Pendekatan dalam Proses Belajar mengajar, (Jakarta: Gramedia, 1989),
hal 211.
15
Tasrani Rusyan, dkk, Pendekatan dalam Proses..., hal 212.
i

c. Adil dan objektif. Penilaian harus adil terhadap semua siswa dan

tidak membeda-bedakan latar belakang siswa.

d. Terbuka. Kriteria penilaian hendaknya terbuka bagi semua

kalangan sehingga keputusan tentang keberhasilan siswa jelas bagi

pihak-pihak yang berkepentingan.

e. Bermakna. Penilaian idealnya mudah dipahami dan ditindak lanjuti

oleh pihak-pihak yang berkepentingan.

f. Berkesinambungan. Penilaian dilakukan secara berencana, bertahap

dan teratur terus menerus.

g. Menyeluruh. Penilaian hasil belajar siswa hendaknya dilakukan

secra menyeluruh, utug, dan tuntas yang mecakup aspek kognitif,

afektif dan psikomotorik serta bedasarkan berbagai teknik dan

prosedur penilaian dengan berbagai bukti dan hasil belajar siswa.

Prinsip-prinsip tersebut sejalan dengan ajaran Islam, karena prinsip

tersebut dalam Islam termasuk dalam ajaran akhlak yang mulia. Dalam akhlak

yang mulia seseorang harus bersifat objektif, jujur, mengatakan sesuatu sesuai

dengan apa adanya. Orang yang menilai demikian dalam agama Islam dikenal

dengan Shidiq. Dalam hadist juga disebutkan :

‫عن ابن مسعود رضي اهلل عنه عن النيب صلى اهلل عليه وسلم قال إن الصدق‬

.‫يهدي إىل الرب وإن الرب يهدي إىل اجلنة‬


i

Artinya: “Sesungguhnya kejujuran itu membawa kepada kebaikan, dan

kebaikan itu membawa kepada surga” (HR. Muslim).

Sejalan dengan sikap objektif dan jujur tersebut, maka seorang yang

melakukan penilaian harus benar-benar yakin terhadap hasil penilaiannya itu. Ia

tidak boleh menilai sesuatu yang belum diketahui dengan pasti atau masih

meragukan. Hal ini sejalan dengan hadist nabi yaitu :

.‫ وإن الكذب ريبة‬,‫ فإن الصدق طمأنينة‬,‫دع ما يريبك إىل ما ال يريبك‬

“Tinggalkan apa yang kau ragu-ragu, kepada apa yang tidak engkau

ragu-ragu. Sesungguhnya kebenaran itu membawa kepada ketenangan. Dan

dusta itu membawa kepada keragu-raguan.” (HR. Tirmudzi).

E. Teknik Evaluasi dalam Pendidikan Dan Al-Quran

Teknik evaluasi dalam pendidikan dapat dibedakan menjadi dua macam,

yaitu berbentuk test dan bukan berbentuk test (non test) 16. Tipe evaluasi yang

pertama adalah test, tekhnik test adalah suatu cara untuk mengadakan penilaian

yang berbentuk suatu tugas atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan oleh

sekelompok peserta didik, sehingga menghasilkan suatu nilai tentang prestasi

belajarnya, yang dapat dibandingkan dengan nilai yang dicapai oleh peserta didik

lainnya atau dengan nilai standar yang ditetapkan. Tes tertulis juga dapat

dibedakan menjadi dua, yaitu:

16
Tim Dosen Iain Sunan Ampel Malang, Dasar-Dasar Kependidikan Islam, (Surabaya: Karya
Abditama, 1996), Hal. 269-270.
i

1). Tes Objek

Tes ini disebut juga alat evaluasi guna mengungkap atau menghafal

kembali dan mengenal materi yang telah diberikan. Tes objektif ini ada dua

macam, yaitu jenis isian (supply type) dan jenis pilihan ganda (selection type).

Tes objektif jenis isian juga mencakup tiga macam tes, yaitu tes jawaban

bebas atau jawaban terbatas, tes melengkapi, dan tes asosiasi. Tes objektif jenis

pilihan ganda dikatakan lebih efektif oleh sebagian ahli penilaian, terutama untuk

mengukur beberapa hasil belajar peserta didik. Tes ini bervariasi dari yang

sederhana misalnya jawaban dua alternatif betul-salah, item tes menjodohkan,

sampai pada item tes pilihan ganda yang dapat digunakan untuk mengukur hasil

belajar kompleks.17

2). Tes Esai

Pertanyaan esai pada umumnya dapat dibedakan dalam dua jawaban

berbeda, yaitu jawaban terbatas dan jawaban luas. Evaluasi yang dibuat dengan

menggunakan pertanyaan esai biasanya digunakan untuk menerangkan,

menunjukkan hubungan, memberikan pembektian, menganalisis perbedaan,

menarik kesimpulan dan menggeneralisasi pengetahuan peserta didik.18

Di samping evaluasi dalam bentuk test, pendidik perlu mengadakan

evaluasi pendidikan dalam bentuk lain, yaitu non test. Teknik no test adalah alat

17
M. Sukardi, Evaluasi Pendidikan; Prinsip Dan Operasionalnya, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009),
Hal 117.
18
M. Sukardi, Evaluasi Pendidikan..., Hal 94.
i

penilaian yang dilakukan tanpa melalui tes, adapaun teknik non-test ini antara

lain:

1). Pengamatan (observation)

Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan secara

sistematis dan sengaja melalui proses pengamatan dan pendekatan terhadap

gejala-gejala yang diselediki. Observasi dapat mengukur atau menilai hasil dari

proses belajar, misalknya tingkah laku peserta didik pada waktu guru pendidikan

menyampaikan pelajaran dikelas, tingkah laku peserta didik pada waktu jam-jam

istirahat atau pada saat terjadinya kekosongan pelajaran19.

2). Wawancara

Wawancara adalah alat pengumpulan data yang dilakukan secara bertatap

muka bertujuan untuk menyaring data dan informasi murid dengan jalan bertanya

secara lisan kepada nara sumber (murid) ataupun kepada orang lain. Wawancara

memiliki dua jeni, yaitu wawancara terpimpin, dengan wawancara berstruktur

atau wawancara sistematis dan wawancara tidak terpimpin, wawancara yang

dilakukan sederhana dan secara bebas20.

3). Angket

Angket juga dapat digunakan sebagai alat bantu dalam rangka penilaian

hasil belajar. Angket dapat diberikan langsung kepada peserta didik ataupun orang

tuanya. Tujuan utama dalam menggunakan angket yaitu untuk memperoleh data
19
M. Sukardi, Evaluasi Pendidikan; Prinsip Dan Operasionalnya, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009),
Hal 118
20
M. Sukardi, Evaluasi Pendidikan..., Hal 118.
i

mengenai latar belakang peserta didik sebgai salah satu bahan dalam menganalisis

tingkah laku dan proses belajar mereka. Disamping itu juga, untuk memperoleh

data sebagai bahan dalam menyusun kurikulum dan program pembelajaran21.

Dalam Al-Quran, terdapat beberapa ayat yang dapat dikaitkan dalam

pengertian pendidikan dan teknik evaluasi yaitu:

1. Al-Hisab, yaitu diterjemahkan perhitungan, semakna dengan evaluasi.

Seperti dalam surah Al-Baqarah: 202 yaitu

“Mereka itulah orang yang mendapat bahagian dari apa yang

mereka usahakan, dan Allah sangat cepat perhitungannya”.

Allah menganugerahi hasil yang baik yakni hasil evaluasi yang

diberikan adalah berdasarkan hasil kerja mereka. Bila pekerjaannya

baik maka dia akan memperoleh hasil yang membahagiakan yaitu

surga.

2. Al-Wazn yakni penimbangan, dalam perspektif pendidikan bilamana

seseorang tidak mengerjakan tugas atau soal dengan baik, nilai yang

akan diterima te ntu bobotnya kecil, tetapi bila ia dapat mengerjakan

tugas dan memberikan jawaban yang benar, maka bobotnya tentu lebih

banyak dan mendapatkan hasil yang memuaskan. Jadi, bila amalan

baiknya banyak, maka penimbangannya berbobot atau hasil

evaluasinya menggembirakan.

3. Al-Nadzar yaitu penglihatan, juga searti dengan arri’ayah dan I’tibar

yakni pertimbangan. Seperti dalam Surat Yunus: 14:


M. Sukardi, Evaluasi Pendidikan; Prinsip Dan Operasionalnya, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009),
21

Hal 119.
i

“Kemudian kami jadikan kamu pengganti-pengganti(mereka) di muka

bumi sesudah mereka, supaya kami memperhatikan kamu berbuat”.

Linandzura (memperhatikan), menjadi bahan evaluasi yakni lakon

dalam kepemimpinan yang dilakukan, senantiasa dalam pengawasan

Allah. Dalam pendidkan, teknik inipun sering digunakan terutama

dalam menilai sesuatu yang memerlukan kebenaran dam gerak atau

membutuhkan pengamatan yang seksama dari supervisior.

Jika dilihat dari teori taksonomi Benjamin S. Bloom, maka jelaslah bahwa

yang dijadikan sasaran evaluasi Tuhan dan Nabi adalah sebagai berikut:

a. Evaluasi Tuhan lebih menitikberatkan pada sikap, perasaan dan

pengetahuan manusia seperti iman dan kekafiran, ketakwaan dan

kefakiran.

b. Evaluasi nabi sebagai pelaksana perintah Tuhan sesuai wahyu yang

diturunkan kepada beliau lebih menitikberatkan pada kemampuan dan

kesediaan manusia mengamalkan ajaran-Nya.

Ketentuan hasil evaluasi yang dilakukan oleh Allah terhadap makhluknya,

tidak akan menyalahi aturan yang telah ditetapkan sehingga tidak ada orang yang

dianiaya atau dirugikan. Kesalahan hanya dihitung sesuai dengan jumlah

kesalahan (dosa), tetapi kebaikan dihitung berlipat ganda.


i

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Dari uraian penjelasan materi diatas, pemakalah dapat menarik kesimpulan

beberapa poin berikut ini, yaitu :

1. Pelaksanaan evaluasi agar akurat dan bermanfaat baik bagi peserta didik,

pendidik ataupun pihak yang berkepentingan harus dilakukan secara terus

menerus dan berkelanjutan, dengan mengukur memalui tiga komponen,

yaitu evaluasi mengenai program pengajaran, evaluasi mengenai proses

pelaksanaan pengajaran dan evaluasi terhadap hasil belajar.

2. Tujuan evaluasi dalam pendidikan sangat penting, dikarenakan untuk

merangsang kegiatan siswa dalam menempuh program pendidikan. Tanpa

evaluasi, tidak mungkin timbul kegairahan pada diri siswa untuk

memperbaiki dan meningkatkan prestasinya masing-masing. Selain itu,

untuk mencari dan menemukan berbagai faktor penyebab keberhasilan

maupun ketidakberhasilan siswa dalam mengikuti program pendidikan,

sehingga dapat menemukan jalan keluarnya.

3. Evaluasi hasil belajar (EHB) dapat digolongkan ke dalam empat macam,

yaitu :

h. Evaluasi Formatif, yaitu evaluasi yang dilaksanakan untuk

mengetahui hasil belajar yang dicapai oleh anak didik setelah


i

menyelesaikan program dalam satuan bahan pembelajaran pada

bidang studi tertentu.

i. Evaluasi Sumatif, yaitu evaluasi yang dilakukan terhadap hasil

belajar murid yang telah selesai mengikuti pelajaran dalam satu

catur wulan, semester atau akhir tahun.

j. Evaluasi penempatan, yaitu dilaksanakan untuk keperluan

menempatkan murid pada situasi belajar mengajar yang tepat,

sesuai dengan tingkat kemampuan atau karakteristik lain yang

dimilikinya.

k. Evaluasi diagnostik, yaitu dilaksanakan untuk keperluan

mengenal latar belakang dari murid yang mengalami kesulitan-

kesulitan belajar.

4. Teknik evaluasi dalam pendidikan dapat dibedakan menjadi dua macam,

yaitu berbentuk test dant non test. Teknik test dilakukan melalui test objek

dan test essai, sedangkan teknik non test dilakukan melalui test

pengamatan, wawancara dan angket. Dalam Al-Quran, terdapat beberapa

teknik evaluasi yaitu al-hisab, al-mizn dan an-nadzr.

B. Saran

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan makalah ini masih

terdapat berbagai kekeliruan baik dari segi penulisan maupun pembahasan yang

termuat dalam makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan masukan dan

kritikan dari para peserta diskusi mata kuliah Hadist Tematik, sehingga makalah

ini dapat menambah wawasan pengetahuan kita dalam pendidikan.


i

Daftar Pustaka

Abudin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta; Gaya Media Pratama,


2005, Cet Ke-1.
Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2010, Cet I
Al-Rasyidin, Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: Ciptapustaka, 2008.
Arikunto, Suharsimi, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum, Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2007
M. Sukardi, Evaluasi Pendidikan; Prinsip Dan Operasionalnya, Jakarta:
Bumi Aksara, 2009
Oemar Hamalik, Pengajaran Unit, Bandung: Alumni, 1982.
Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Kalam Mulia,
Tt.
Rahmayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Muloia, 1994.
Sitiatava Rizema Putra, Desain Evaluasi Belajar Berbasis Kinerja,
Yogyakarta: Diva Press, 2013.
Sudaryono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Lentera Ilmu
Cendekia, 2014.
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi
Aksara, 1990.
Shaleh, Pendidikan Agama Dan Keagamaan, Jakarta: Gema Windu Pasca

Perkasa, 2000.

Tasrani Rusyan, dkk, Pendekatan dalam Proses Belajar mengajar,

Jakarta: Gramedia, 1989.

Tim Dosen Iain Sunan Ampel Malang, Dasar-Dasar Kependidikan Islam,

Surabaya: Karya Abditama, 1996.

Anda mungkin juga menyukai