Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM

EVALUASI MENURUT KONSEP ISLAM

Makalah ini untuk dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Pendidikan
Islam

Dosen Pengampu: Dr. H. Septuri, M.Ag.

Disusun oleh kelompok 13 :

1. Irfan Abdur Rafi (2211030035)


2. Nesti Ria Sheliana (2211030051)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN RADEN INTAN LAMPUNG

TP.2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan khadirat Allah SWT atas limpahan Rahmat dan
Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada
waktunya. Sholawat dan salam selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW dan para sahabat yang telah memperjuangkan Islam sehingga
dapat berkembang dengan baik hingga sekarang ini. Makalah ini kami buat untuk
memenuhi tugas semester tiga. Yang membahas tentang “Evaluasi Menurut Konsep
Islam”.

Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada bapak/ibu atas segala arahan dan
bimbingannya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami berharap makalah ini dapat memberi manfaat kepada para pembaca dan
yang paling utama kami itu sendiri. Kami sendiri menyadari bahwasanya makalah ini
banyak kesalahan dan kekurangan, hal ini karena keterbatasan kemampuan dari
penulis. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari semua pihak, guna menyempurnakan makalah ini.

Bandar Lampung, 27 september 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ............................................................................. ii
DAFTAR ISI ........................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................... 1
B. Pokok Bahasan ................................................................................... 2
C. Tujuan Masalah .................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Konsep Evaluasi Dalam Islam ............................................................ 3


B. Prinsip-prinsip Evaluasi Dalam Islam ................................................. 7
C. Fungsi dan Kegunaan Evaluasi Dalam Pembelajaran ......................... 11
D. Jenis-jenis Evaluasi Dalam Pembelajaran ........................................... 13

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan........................................................................................ 16
B. Saran ................................................................................................. 17

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Agama Islam adalah ajaran yang mengemban nilai-nilai spiritual,
moral, dan etika yang tinggi. Pengikut agama Islam, atau umat Muslim,
memandang hidupnya sebagai perjalanan spiritual untuk mendekatkan diri
kepada Allah SWT dan mengemban kewajiban-kewajiban agama. Dalam
menjalani kehidupan, umat Islam diarahkan untuk selalu berpedoman pada
Al-Quran, kitab suci agama Islam, dan Hadis, yaitu catatan tentang perkataan
dan tindakan Nabi Muhammad SAW. Prinsip-prinsip yang terkandung dalam
Al-Quran dan Hadis menjadi pedoman dalam berbagai aspek kehidupan,
termasuk dalam proses evaluasi.

Evaluasi dalam Islam mencakup lebih dari sekadar pengukuran hasil


atau kuantitas materi. Hal ini merangkum penilaian terhadap tindakan,
kebijakan, dan keputusan dengan mempertimbangkan aspek kepatuhan
terhadap ajaran Islam, keadilan, kemanfaatan, dan dampaknya bagi individu
dan masyarakat. Evaluasi dalam Islam menekankan keseimbangan antara
aspek duniawi dan kehidupan akhirat, di mana kepatuhan pada ajaran Islam
dan pencapaian tujuan spiritual menjadi fokus utama.

Dalam konteks evaluasi menurut konsep Islam, penting untuk


memahami bahwa tindakan atau kebijakan yang dievaluasi harus selaras
dengan nilai-nilai dan prinsip-prinsip agama Islam. Misalnya, kebijakan yang
memberikan manfaat sosial yang lebih besar kepada masyarakat dan sesuai

1
dengan ajaran Islam tentang keadilan akan mendapatkan penilaian yang
positif. Sebaliknya, tindakan yang bertentangan dengan nilai-nilai agama
Islam, seperti kecurangan atau ketidakadilan, akan mendapat penilaian yang
negatif. Evaluasi dalam Islam juga mencakup dimensi spiritual dan moral.
Setiap tindakan atau kebijakan dievaluasi tidak hanya dilihat dari hasil fisik
atau materi, tetapi juga dari sudut pandang moral dan spiritual. Hal ini
memperhitungkan integritas, kejujuran, dan moralitas dalam tindakan atau
keputusan yang dievaluasi.

Makalah ini dibuat untuk menggali pemahaman dan implementasi


evaluasi yang sesuai dengan prinsip-prinsip islam sesuai dengan nilai-nilai
islam dalam konteks pendidikan. Metode pembahasan yang digunakan adalah
dengan melakukan pendekatan kajian literatur yaitu menggunakan beberapa
teori dan artikel penelitian yang sesuai yang telah dilakukan.

B. Pokok Bahasan
1. Bagaimana Konsep Evaluasi Dalam Islam?
2. Apa saja Prinsip-prinsip Evaluasi Dalam Islam?
3. Bagaimana Fungsi dan Kegunaan Evaluasi Dalam Pembelajaran?
4. Apa saja Jenis-jenis Evaluasi Dalam Pembelajaran?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk Mengetahui Konsep Evaluasi Dalam Islam.
2. Untuk Mengetahui Prinsip-prinsip Evaluasi Dalam Islam.
3. Untuk Mengetahui Fungsi dan Kegunaan Evaluasi Dalam Pembelajaran.
4. Untuk Mengetahui Jenis-jenis Evaluasi Dalam Pembelajaran.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Evaluasi Dalam Islam


1. Definisi Evaluasi dalam Islam

Definisi yang pertama dikembangkan oleh RalphTyler (1950), bahwa


evaluasi merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan
sejauh mana, dalam hal apa, dan bagian mana tujuan pendidikan sudah
tercapai. Jika belum, bagaimana yang belum dan sebabnya (Arikunto,
2021: 3).1

Pengertian evaluasi secara harfiah berarti evaluation (inggris); al-


taqdiir (Arab); penilaian (Indonesia). Akar kata evaluasi yaitu value
(Inggris); al-qiimah (Arab); nilai (Indonesia). Dengan demikian secara
harfiah evaluasi pendidikan (educational evaluation; al-taqdiir al-tarbawi)
yaitu dapat diartikan sebagai penilaian dalam (bidang) pendidikan atau
penilaian mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan pendidikan.
Menurut istilah maka evaluasi pendidikan adalah kegiatan atau proses
penentuan nilai pendidikan, sehingga dapat diketahui mutu atau hasil-
hasilnya (Anas Sudijono : 2009).2

Evaluasi atau penilaian diartikan sebagai proses menentukan nilai


suatu objek tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu. Proses tersebut
berlangsung dalam bentuk interpretasi yang diakhiri dengan judgment.
Interpretasi dan judgment merupakan tema penilaian atau evaluasi yang

1
Arikunto, S. (2021), Dasar-dasar evaluasi pendidikan edisi 3. Bumi Aksara, h.3
2
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jogjakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2009)

3
mengimplikasikan adanya suatu perbandingan antara kriteria dan
kenyataan dalam konteks situasi tertentu (Sudjana, 2009: 3).3

Secara etimologi evaluasi berasal dari bahasa inggris, evaluation. Kata


evaluation berasal dari kata value yang berarti nilai atau harga. Dalam
bahasa arab Valuation berarti tatsmiim, taqyiim atau taqdir (Baalbaki,
2006; Sudion, 2005).4

Evaluasi dalam wacana keislaman terdapat beberapa padanan kata.


Kata-kata tersebut adalah; al-hisab yang berarti perkiraan, penafsiran,
perhitungan. Al-bala’ yang berarti percobaan dan pengujian, Al-hukm
yang berarti pemutusan , Al-qadha yang berarti keputusan, Al-nazhr yang
berarti penglihatan dan al-imtihan yang berarti pengujian (Ramayulis,
1994). Istilah nilai atau value pada mulanya populer dikalangan filosof,
dan plato lah yang mula-mula mengemukakannya. Menurut filosof nilai
“idea of worth” (Arifin, 2009).5

Evaluasi menurut pendidikan islam ialah cara atau upaya penilaian


tingkah laku peserta didik berdasarkan perhitungan yang bersifat
menyeluruh, meliputi aspek-aspek psikologis dan spiritual, karena
pendidikan islam tidak hanya melahirkan manusia didik yang berilmu saja
atau bersikap religius saja namun juga manusia didik yang memiliki
keduanya yakni manusia didik yang berilmu serta bersikap religius,
beramal baik dan berbakti kepada tuhan serta masyarakat. (Nata, 2010).6

3
Sudjana, N. (2009). Media pengajaran, h.3
4
Baalbaki, M. (2006), Al-Mawrida a Basic Modern English-Arabic Dictionary, Beirut: Dar El-Ilm Lil-
Malayen.
5
Arifin, M. (2009). Ilmu Pendidikan Islam, Tinjauan Teoritis Dan Praktis Berdasarkan Pendekatan
Interdisipliner. Jakarta: Bumi Aksara.
6
Nata, A. (2010). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

4
Istilah evaluasi dalam al-Qur’an tidak dijumpai persamaan kata yang
pasti, tetapi ada kata-kata tertentu yang mengarah kepada arti evaluasi,
misalnya (Wahyudi: 2017) :7

1. Al-Bala’, memiliki makna cobaan atau ujian. Misalnya firman


Allah:

ْ
ُۗ‫ال َغفُ ْور‬ ‫ع َم ًل ۗ َوه َُو ْالعَ ِزي ُْز‬ َ ْ‫ِي َخلَقَ ْال َم ْوتَ َوا ْل َح ٰيوةَ ِليَ ْبلُ َوكُ ْم اَيُّكُ ْم اَح‬
َ ُ‫سن‬ ْ ‫ٱلَّذ‬
"yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji kamu, siapa di
antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa, Maha
Pengampun," (Q.S Al-Mulk : 2)8

2. Al-Hisab, memiliki makna: mengira, menafsirkan, menghitung dan


menganggap. Misalnya firman Allah:

ِ ‫ّلِل َما فِى السَّمٰ ٰوتِ َو َما فِى ْاْلَ ْر‬


‫ض ۗ َواِ ْن ت ُ ْبد ُْوا َما فِ ْۤ ْي ا َ ْنفُ ِسكُ ْم ا َ ْو ت ُ ْخفُ ْوهُ يُ َحا‬ ِ‫ِه‬

‫يءٍ قَ ِديْر‬ َ ‫ع ٰلى كُ ِل‬


ْ ‫ش‬ َ ُ‫شا ُء ۗ َوا هّلِل‬ ‫ِس ْبكُ ْم بِ ِه ه‬
ُ ‫ّللاُ ۗ فَيَـ ْغ ِف ُر ِل َم ْن يَّشَاءُ َويُعَذ‬
َ َّ‫ِب َم ْن ي‬
"Milik Allah-lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Jika
kamu nyatakan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu
sembunyikan, niscaya Allah memperhitungkannya (tentang perbuatan
itu) bagimu. Dia mengampuni siapa yang Dia kehendaki dan
mengazab siapa yang Dia kehendaki. Allah Maha Kuasa atas segala
sesuatu." (QS. Al-Baqarah 284)9

3. Al-Hukm, memiliki makna putusan atau vonis. Misalnya firman


Allah:
‫ي بَ ْينَ ُه ْم بِ ُح ْك ِمه ۗ َوه َُو ْالعَ ِزي ُْز ْالعَ ِل ْي ُم‬ ِ ‫ا َِّن َربَّكَ َي ْق‬
ْ ‫ض‬

7
Wahyudi, D. (2017). Konsepsi Al-Qur’an tentang hakikat evaluasi dalam pendidikan
Islam. Hikmah: Journal of Islamic Studies, 12(2), 245-272.
8
Q.S Al-Mulk ayat 2
9
QS. Al-Baqarah 284

5
"Sungguh, Tuhanmu akan menyelesaikan (perkara) di antara
mereka dengan hukum-Nya, dan Dia Maha Perkasa, Maha
Mengetahui." (QS. An-Naml : 78).10

4. Al-Qadha, memiliki makna putusan. Misalnya firman Allah:

ٍ ‫ض َم ْۤا ا َ ْنتَ قَا‬


ۗ‫ض‬ ِ ‫ط َرنَا فَا ْق‬
َ َ‫ي ف‬ ِ ‫ع ٰلى َما َجا َءنَا ِمنَ ْال َب ِي ٰن‬
ْ ‫ت َوا لَّ ِذ‬ َ َ‫قَا لُ ْوا لَ ْن ُّنؤْ ثِ َرك‬

َ ‫ال ُّد ْن‬


‫يا‬ َ ‫ي ٰه ِذ ِه ْال َح ٰيوة‬ ِ ‫اِنَّ َما ت َ ْق‬
ْ ‫ض‬
"Mereka (para pesihir) berkata, "Kami tidak akan memilih (tunduk)
kepadamu atas bukti-bukti nyata (mukjizat), yang telah datang kepada
kami dan atas (Allah) yang telah menciptakan kami. Maka
putuskanlah yang hendak engkau putuskan. Sesungguhnya engkau
hanya dapat memutuskan pada kehidupan di dunia ini. (QS. Ta-Ha :
72).11ُ

5. An-Nazr, memiliki makna melihat. Misalnya firman Allah:

َ‫ص َد ْقتَ ا َ ْم ُك ْنتَ ِمنَ ْال ٰك ِذ ِبيْن‬


َ َ ‫سنَـ ْنظُ ُر ا‬
َ ‫قَا َل‬
"Dia (Sulaiman) berkata, "Akan kami lihat, apa kamu benar, atau
termasuk yang berdusta." (QS. An-Naml: 27).12

2. Sistem Yang Mendasari Evaluasi Pendidikan Islam

Dalam ruang lingkup terbatas, evaluasi dilakukan dalam rangka


mengetahui tingkat keberhasilan pendidik dalam menyampaikan materi
pendidikan Islam kepada peserta didik. Sedangkan dalam ruang lingkup
luas, evaluasi dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan
kelemahan suatu proses pendidikan Islam (dengan seluruh komponen

10
QS. An-Naml ayat 78
11
QS. Ta-Ha : 72).ُ

12
QS. An-Naml: 27

6
yang terlibat didalamnya) dalam mencapai tujuan pendidikan Islam (Al-
Rasyidin ).13

Secara umum sistem evaluasi pendidikan Islam oleh Allah SWT dan
RasulNya yang berimplikasi pada paedagogis yaitu sebagai berikut
(Samsul Nizar, 2000) :

a. Untuk menguji daya kemampuan manusia beriman terhadap berbagai


macam problema kehidupan yang dihadapi (Q.S. Al-Baqarah/ 2 : 155).

b. Untuk mengetahui sejauhmana atau sampai dimana hasil pendidikan


wahyu yang telah diaplikasikan Rasulullah saw kepada umatnya (QS.
An Naml/27:40).

c. Untuk mengukur daya kognisi, hafalan manusia dan pelajaran yang


telah diberikan kepadanya, seperti pengevaluasian terhadap nabi Adam
tentang asma-asma yang diajarkan Allah kepadanya dihadapan para
malaikat (QS. Al-Baqarah/2:31).

d. Allah SWT memerintahkan agar berlaku adil dan mengevaluasi


sesuatu, jangan karena kebencian menjadikan ketidak objektifan
evaluasi yang dilakukan (Q.S Al-Maidah/5:8).14

B. Prinsip-prinsip Evaluasi dalam Islam


Evaluasi juga dilaksanakan dengan prinsip bahwa apa yang dievaluasi
merupakan bagian integral dari prosess belajar mengajar, bersifat komparabel,
yakni dapat dibandingkan antara satu tahap penilaian dengan tahap penilaian
lainnya, serta memiliki kejelasan bagi para siswa, dan bagi para pengajar itu

13
Al-Rasyidin, dkk.Filsafat Pendidikan Islam; Pendekatan Historis, Teoritis dan Praktis.Jakarta:
Ciputat Press. hal. 77
14
Samsul Nizar.Filsafat Pendidikan Islam Pendekatan Historis, Teoritis, dan Praktis. Jakarta:
Ciputat Press. 2000. Hal. 81. Abdul Mujib, et.al. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana.
2006. Hal. 215

7
sendiri (Nata, 2010). Prinsip-prinsip tersebut sejalan dengan tuntunan islam
sebagaimana tertera dalam Al-Qur’an berikut:15

ْۤ
َ ‫ٰيـاَيُّ َها الَّ ِذيْنَ ٰا َمنُوا اتَّقُوا ه‬
‫ّللا َوكُ ْونُ ْوا َم َع ال ه‬
َ‫ص ِد ِقيْن‬
"Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan bersamalah
kamu dengan orang-orang yang benar." (QS. At-Taubah : 119).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam menjalankan


evaluasi perlu dipegang prinsip-prinsip tertentu agar hasil evaluasi akurat.
Prinsip-prinsip adalah bahwa evaluasi harus berjalan sesuai dengan tujuan
pendidikan islam, dilakukan dengan sebaik-baiknya, dengan data dan fakta
yang akurat dan tidak direkayasa, dilakukan secara menyeluruh dari berbagai
aspek dalam diri murid maupun pendidik ataupun instansi sekolah, dan
terakhir tidak hanya dilakukan setahun sekali namun harus berkelanjutan agar
evaluasi tersebut berbuah perkembangan dan kemajuan akan pendidikan
islam. Adapun prinsip-prinsip evaluasi dalam Al-Qur’an antara lain :

1. Mengacu pada tujuan


Setiap aktifitas manusia sudah pasti mempunyai tujuan
tertentu, karena aktifitas yang tidak mempunyai tujuan berarti
merupakan aktifitas atau pekerjaan yang sia-sia (Khoiron Rosyadi :
2004).16 Hal ini sesuai dengan firman Allah:

َّ ‫ص ٰلوة َ َويُؤْ تُوا‬


َ‫الز ٰكوة‬ ِ ُ‫صيْنَ لَـه‬
َّ ‫الديْنَ ۗ ُحنَفَا َء َويُ ِق ْي ُموا ال‬ َ ‫َو َم ْۤا ا ُ ِم ُر ْۤ ْوا ا َِّْل ِل َي ْعبُدُوا ه‬
ِ ‫ّللا ُم ْخ ِل‬
‫َو ٰذلِكَ ِديْنُ ْالقَيِ َم ِة‬

15
Nata, A. (2010). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
16
Khoiron Rosyadi, Pendidikan Profetik, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), h. 292.

8
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah
dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan)
agama dengan lurus…”( QS. Al-Bayyinah: 5).17

Pendidikan Islam bertujuan untuk mendidik individu agar


berjiwa bersih dan suci, agar mampu menjalin hubungan terus
menerus dengan Allah, mengantar individu untuk mencapai
kematangan emosional, mendidik individu untuk bertanggung
jawab, menumbuhkan dalam diri individu rasa keterkaitan
dengan komunitasnya dan sebagainya.( Hery Noer dan Munzier :
2000), 18

2. Prinsip Kontinuitas (kesinambungan)

Sifat kesinambungan artinya dalam evaluasi harus


dilakukan secara terus menerus selama proses pendidikan
berlangsung dengan mempunyai arah dan tujuan.
Dalam Al-Qur’an Allah SWT berfirman:

‫علَ ْي ِه ُم ْال َم ٰلئِ َكةُ ا َ َّْل تَخَا فُ ْوا‬ ُ ‫ا َِّن الَّ ِذيْنَ قَا لُ ْوا َر ُّبنَا ه‬
َ ‫ّللا ث ُ َّم ا ْست َ َقا ُم ْوا تَت َن ََّز ُل‬

ْ ِ‫َو َْل ت َحْزَ نُ ْوا َوا َ ب ِْش ُر ْوا ِبا ْل َجـنَّ ِة الَّت‬
َ ‫ي ُك ْنت ُ ْم ت ُ ْو‬
َ‫ع ُد ْون‬

“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami


ialah Allah” Kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka,
maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan:
“Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan
gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah
kepadamu”. (QS. Al-Fushilat: 30)19

3. Prinsip Totalitas (komprehensif)


Prinsip totalitas merupakan prinsip yang melihat semua aspek,
meliputi: kepribadian, ketajaman hafalan, pemahaman ketulusan,
kerajinan, sikap kerjasama, dan tanggung jawab. 20 Semua aspek

17
QS. Al-Bayyinah: 5
18
Hery Noer dan Munzier, Watak Pendidikan Islam, (Jakarta: Friska Agung, 2000), h. 138-142.
19
Q.S Al-Fushlilat:30
20
Maragustam Siregar, Hand Out Mata Kulia Filsafat Pendidikan Islam, h. 272.

9
yang dievaluasi itu menyeluruh baik besar maupun kecil seperti
dalam firman Allah SWT:
ۗ ‫شي ْٰط ِن‬
َّ ‫ت ال‬ ِ ‫ْٰۤيا َ يُّ َها الَّ ِذيْنَ ٰا َمنُوا ا ْد ُخلُ ْوا فِى‬
ُ ‫الس ْل ِم کَا فَّةً ۗ َّو َْل تَتَّبِعُ ْوا ُخ‬
ِ ‫ط ٰو‬

َ ‫اِنَّهٗ لَـکُ ْم‬


‫عد ٌُّو ُّم ِبيْن‬
"Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam
secara keseluruhan, dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah
setan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu."( QS. Al-Baqarah:
208)21

4. Prinsip Objektifitas
Dalam mengevaluasi berdasarkan kenyataan yang
sebenarnya, tidak boleh dipengaruhi hal-hal yang bersifat
emosional dan irasional. Objektif artinya benar-benar menjalankan
aturan dan kriteria yang telah ditetapkan. 22 Allah mengajarkan kita
untuk berlaku adil dalam mengevaluasin sesuatu seperti yang
tercantum dalam ayat al-Qur’an:

ُ‫شن َٰا ن‬ ِ ‫ْٰۤيـاَيُّ َها الَّ ِذيْنَ ٰا َمنُ ْوا كُ ْونُ ْوا قَ َّوا ِميْنَ ِ ه‬
ِ َ‫ّلِل شُ َه َدا َء ِبا ْل ِقس ِْط ۗ َو َْل ي‬
َ ‫جْر َمنَّكُ ْم‬
ْۤ
َ ‫ب ِللت َّ ْق ٰوى ۗ َوا تَّقُوا ه‬
ۗ ‫ّللا‬ ُ ‫ع ٰلى ا َ َّْل ت َ ْع ِدلُ ْوا ۗ اِ ْع ِدلُ ْوا ۗ ه َُو ا َ ْق َر‬ َ ‫قَ ْو ٍم‬
َ‫ّللا َخ ِب ْير ِب َما ت َ ْع َملُ ْون‬
َ ‫ا َِّن ه‬
”Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang
yang selalu menegakkan (kebenaran) Karena Allah, menjadi saksi
dengan adil. dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap
sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. berlaku
adillah, Karena adil itu lebih dekat kepada takwa. dan bertakwalah
kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang
kamu kerjakan”. (QS. Al-Maidah: 8)23

21
QS. Al-Baqarah: 208.
22
Zainal Arifin, Evaluasi Intruksional - Prinsip, Teknik, Prosedur, h. 12-14.
23
Q.S Al-Maidah : 8

10
C. Fungsi dan Kegunaan Evaluasi dalam Pembelajaran

1. Fungsi Evaluasi Dalam Pembelajaran


Di antara kegunaan yang dapat diambil dari kegiatan evaluasi
pendidikan dan pembelajaran di sekolah mempunyai fungsi
sebagai berikut (Sudijono, 2009: 17) :
a) Terbukanya kemungkinan bagi evaluator guna
memperoleh informasi tentang hasil-hasil yang telah
dicapai dalam rangka pelaksanaan program pendidikan
dan pembelajaran.
b) Untuk mengetahui peserta didik yang terpandai dan
kurang di kelasnya
c) Untuk mendorong persaingan yang sehat antara sesama
peserta didik .
d) Untuk mengetahui kemajuan dan perkembangan
perserta didik setelah mengetahui pendidikan dan
pengajaran.
e) Untuk mengetahui tepat atau tidaknya guru memilih
bahan, metode, dan berbagai penyesuaian dalam kelas.
f) Sebagai laporan terhadap orang tua peserta didik dalam
bentuk raport, ijazah, piagam dan sebagainya. 24

Hamalik, menjelaskan bahwa fungsi evaluasi adalah untuk


membantu peserta didik agar ia dapat mengubah atau mengembangkan
tingkah lakunya secara sadar, serta memberi bantuan padanya ara
meraih suatu kepuasan bila berbuat sebagaimana mestinya, selain itu
juga dapat membantu seorang pendidik dalam mempertimbangkan
adequate (cukup memadai) metode pengajaran serta membantu dan
mempertimbangkan administrasinya (Oemar Hamalik, 1982:212).25

Sementara pendapat lain mengemukakan, evaluasi berfungsi sebagai


(M. Arifin, 2009: 167) :

a) Mengidentifikasi dan merumuskan jarak dari sasaran-sasaran


pokok dari kurikulum secara komprehensif.
24
Sudijono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo, 2009, h.17.

25
Hamalik, Oemar. Pengajaran Unit, Bandung: Alumni, 1982. h. 212

11
b) Penetapan bagi tingkah laku apa yang harus direalisasikan oleh
siswa;
c) Menyeleksi atau membentuk instrumen-instrumen yang valid,
terpercaya dan praktis untuk menilai sasara n-sasaran utama proses
kependidikan atau ciri-ciri khusus dari perkembangan dan
pertumbuhan manusia didik. 26

2. Kegunaan Evaluasi Dalam Pembelajarn

Kemudian, secara umum ada empat kegunaan evaluasi dalam


pendidikan Islam (Al-Rasyidin dkk, 2005: 77-78), diantaranya:

a) Dari segi pendidik, yaitu untuk membantu seorang pendidik


mengetahui sejauhmana hasil yang dicapai dalam pelaksanaan
tugasnya.
b) Dari segi peserta didik, yaitu membantu peserta didik untuk dapat
mengubah atau mengembangkan tingkah lakunya secara sadar ke
arah yang lebih baik.
c) Dari segi ahli fikir pendidikan Islam, untuk membantu para
pemikir Pendidikan Islam mengetahui kelemahan teori-teori
pendidikan Islam dan membantu mereka dalam merumuskan
kembali teori-teori pendidikan Islam yang relevan dengan arus
dinamika zaman yang senantiasa berubah.
d) Dari segi politik pengambil kebijakan pendidikan Islam, untuk
membantu mereka dalam membenahi sistem pengawasan dan
mempertimbangkan.27

26
Arifin, M. Ilmu Pendidikan Islam, Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan
Interdisipliner, Jakarta: Bumi Aksara, 2009. h.167

27
Al-Rasyidin, dkk. Filsafat Pendidikan Islam Pendekatan Historis, teoritis dan Praktis, Jakarta:
Ciputat Press, 2005

12
D. Jenis-Jenis Evaluasi Dalam Pembelajaran
Dilihat dari pengertian, tujuan, fungsi dan ruang lingkup sistem
pembelajaran, maka pada hakekatnya pembelajaran adalah adalah suatu
program. Artinya evaluasi yang digunakan dalam pembelajaran adalah
evaluasi penilaian hasil belajar. Zainal Arifin (2016: 35-36) menjelaskan ada
empat jenis evaluasi penilaian hasil belajar yang dapat digunakan. Yakni
penilaian formatif, penilaian sumatif, penempatan dan penilaian diagnostik.
Jenis-jenis evaluasi yang dapat diterapkan dalam pendidikan Islam adalah :

1. Evaluasi Formatif,
Evaluasi Formatif yaitu penilaian untuk mengetahui dan
memantau kemajuan hasil belajar yang dicapai oleh para peserta
didik selama proses belajar berlangsung dan setelah
menyelesaikan satuan program pembelajaran (kompetensi dasar)
pada mata pelajaran tertentu, serta untuk mengetahui kelemahan-
kelemahan yang memerlukan perbaikan, sehingga hasil belajar
peserta didik dan proses belajar guru menjadi lebih baik.Tujuan
utama penilaian formatif adalah untuk memperbaiki proses
pembelajaran, bukan untuk menentukan tingkat kemampuan
peserta didik. Evaluasi ini mengacu pada:
a) Fungsi, yaitu untuk memperbaiki proses pembelajaran ke arah
yang lebih baik dan efisien atau memperbaiki satuan/rencana
pembelajaran.
b) Tujuan, yaitu untuk mengetahui penguasaan peserta didik
tentang materi yang diajarkan dalam satu satuan/rencana
pembelajaran.
c) Aspek yang dinilai, terletak pada penilaian normatif yaitu hasil
kemajuan belajar peserta didik yang meliputi: pengetahuan,
keterampilan dan sikap terhadap materi ajar PAI yang
disajikan.
d) Waktu pelaksanaan : akhir kegiatan pembelajaran dalam satu
satuan/rencana pembelajaran.

2. Evaluasi Sumatif
Evaluasi Sumatif istilah “sumatif” berasal dari kata “sum”
yang berarti “total obtained by adding together items, numbers or
amounst, yaitu evaluasi yang dilakukan terhadap hasil belajar
peserta didik setelah mengikuti pelajaran dalam satu semester dan
akhir tahun untuk menentukan jenjang berikutnya. Oleh sebab itu
evaluasi dilakukan mengacu dan pada:

13
a) Fungsi, yaitu untuk mengetahui angka atau nilai peserta
didik setelah mengikuti program pembelajaran dalam satu
caturwulan, semester atau akhir tahun.
b) Tujuan, untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai oleh
peserta didik setelah mengikuti program pembelajaran
dalam satu caturwulan, semester atau akhir tahunpada
setiap mata pelajaran (PAI) pada satu satuan pendidikan
tertentu.
c) Aspek-aspek yang dinilai, yaitu kemajuan hasil belajar
meliputi pengetahuan, ketrampilan, sikap dan penguasaan
peserta didik tentang mata pelajaran yang diberikan. Waktu
pelaksanaan, yaitu setelah selesai mengikuti program
pembelajaran selama satu catur wulan, semester atau akhir
tahun pembelajaran pada setiap mata pelajaran (PAI) pada
satu tingkat satuan pendidikan.

3. Evaluasi penempatan (placement)


Evaluasi penempatan (placement) yaitu evaluasi tentang
peserta didik untuk kepentingan penempatan di dalam situasi
belajar yang sesuai dengan kondisi peserta didik. Evaluasi ini
mengacu pada :
a) Fungsi, yaitu untuk mengetahui keadaan peserta didik
termasuk keadaan seluruh pribadinya, sehingga peserta didik
tersebut dapat ditempatkan pada posisi sesuai dengan potensi
dan kapasitas dirinya.
b) Tujuan, yaitu untuk menempatkan peserta didik pada tempat
yang sebenarnya, berdasarkan bakat, minat, kemampuan,
kesanggupan, serta keadaan diri peserta didik sehingga peserta
didik tidak mengalami hambatan yang berarti dalam mengikuti
pelajaran atau setiap program bahan yang disajikan guru.
c) Aspek-aspek yang dinilai, meliputi keadaan fisik, bakat,
kemampuan, pengetahuan, pengalaman, keterampilan, sikap
dan aspek lain yang dianggap perlu bagi kepentingan
pendidikan peserta didik selanjutnya.
d) Waktu pelaksanaan, sebaiknya dilaksanakan sebelum peserta
didik menempati/menduduki kelas tertentu, bisa sewaktu
penerimaan murid baru atau setelah naik kelas.

14
4. Evaluasi Diagnostik
Evaluasi Diagnostik yaitu evaluasi yang dilakukan terhadap
hasil penganalisaan tentang keadaan belajar peserta didik, baik
merupakan kesulitan-kesulitan maupun hambatan-hambatan yang
ditemui dalam situasi belajar mengajar. Evaluasi ini mengacu pada:
a) Fungsi, yaitu untuk mengetahui masalah-masalah yang
diderita atau mengganggu peserta didik, sehingga peserta didik
mengalani kesulitan, hambatan atau gangguan ketika
mengikuti program pembelajaran dalam satu mata pelajaran
tertentu (PAI). Sehingga kesulitan peserta didik tersebut dapat
diusahakan pemecahannya.
b) Tujuan, yaitu untuk membantu kesulitan atau mengetahui
hambatan yang dialami peserta didik waktu mengikuti
kegiatan pembelajaran pada satu mata pelajaran tertentu (PAI)
atau keseluruhan program pembelajaran.
c) Aspek-aspek yang dinilai, meliputi hasil belajar, latar belakang
kehidupannya, serta semua aspek yang berkaitan dengan
kegiatan pembelajaran.
d) Waktu pelaksanaan, disesuaikan dengan keperluan pembinaan
dari suatu lembaga pendidikan, dalam rangka meningkatkan
mutupendidikan para peserta didiknya. 28

28
Arifin, M. Ilmu Pendidikan Islam, Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan
Interdisipliner, Jakarta: Bumi Aksara, 2009.

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Evaluasi menurut pendidikan islam ialah cara atau upaya penilaian


tingkah laku peserta didik berdasarkan perhitungan yang bersifat
menyeluruh, meliputi aspek-aspek psikologis dan spiritual, karena
pendidikan islam tidak hanya melahirkan manusia didik yang berilmu saja
atau bersikap religius saja namun juga manusia didik yang memiliki
keduanya yakni manusia didik yang berilmu serta bersikap religius,
beramal baik dan berbakti kepada tuhan serta masyarakat. Adapun prinsip-
prinsip evaluasi dalam Al-Qur’an antara lain mengacu pada tujuan, prinsip
Kontinuitas (kesinambungan), Prinsip Totalitas (komprehensif), Prinsip
Objektifitas. Fungsi evaluasi adalah untuk membantu peserta didik agar ia
dapat mengubah atau mengembangkan tingkah lakunya secara sadar, serta
memberi bantuan padanya ara meraih suatu kepuasan bila berbuat
sebagaimana mestinya, selain itu juga dapat membantu seorang pendidik
dalam mempertimbangkan adequate (cukup memadai) metode pengajaran
serta membantu dan mempertimbangkan administrasinya.
Adapun kegunaan evaluasi yakni :
 Dari segi pendidik, yaitu untuk membantu seorang pendidik
mengetahui sejauhmana hasil yang dicapai dalam pelaksanaan
tugasnya.
 Dari segi peserta didik, yaitu membantu peserta didik untuk dapat
mengubah atau mengembangkan tingkah lakunya secara sadar ke arah
yang lebih baik.
 Dari segi ahli fikir pendidikan Islam, untuk membantu para pemikir
Pendidikan Islam mengetahui kelemahan teori-teori pendidikan Islam
dan membantu mereka dalam merumuskan kembali teori-teori
pendidikan Islam yang relevan dengan arus dinamika zaman yang
senantiasa berubah.
 Dari segi politik pengambil kebijakan pendidikan Islam, untuk
membantu mereka dalam membenahi sistem pengawasan dan
mempertimbangkan.

Zainal Arifin (2016: 35-36) menjelaskan ada empat jenis evaluasi


penilaian hasil belajar yang dapat digunakan. Yakni penilaian formatif,
penilaian sumatif, penempatan dan penilaian diagnostik.

16
B. Saran
Demikianlah makalah yang kami buat semoga bermanfaat bagi kita
semua. Harapan bagi kami untuk pembaca agar dapat memahami materi
pembelajaran ini. Dalam makalah ini kami sadari materi yang disampaikan
banyak kekurangan. Sehingga kami berharap kepada para pembaca untuk
memberikan kritik dan saran yang membangun untuk menyempurnakan
makalah ini.

17
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2021), Dasar-dasar evaluasi pendidikan edisi 3. Bumi Aksara.

Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jogjakarta: PT Raja Grafindo


Persada, 2009)

Sudjana, N. (2009). Media pengajaran.

Baalbaki, M. (2006), Al-Mawrida a Basic Modern English-Arabic Dictionary, Beirut:


Dar El-Ilm Lil-Malayen.

Arifin, M. (2009). Ilmu Pendidikan Islam, Tinjauan Teoritis Dan Praktis


Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner. Jakarta: Bumi
Aksara.

Nata, A. (2010). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Wahyudi, D. (2017). Konsepsi Al-Qur’an tentang hakikat evaluasi dalam pendidikan


Islam. Hikmah: Journal of Islamic Studies, 12(2).

Al-Rasyidin, dkk.Filsafat Pendidikan Islam; Pendekatan Historis, Teoritis dan


Praktis.Jakarta: Ciputat Press.

Samsul Nizar.Filsafat Pendidikan Islam Pendekatan Historis, Teoritis, dan Praktis.


Jakarta: Ciputat Press. 2000. Hal. 81. Abdul Mujib, et.al. Ilmu
Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana. 2006.

Nata, A. (2010). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Khoiron Rosyadi, Pendidikan Profetik, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004).

Hery Noer dan Munzier, Watak Pendidikan Islam, (Jakarta: Friska Agung, 2000).

Zainal Arifin, Evaluasi Intruksional - Prinsip, Teknik, Prosedur.

Sudijono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo, 2009.

Hamalik, Oemar. Pengajaran Unit, Bandung: Alumni, 1982.

Al-Rasyidin, dkk. Filsafat Pendidikan Islam Pendekatan Historis, teoritis dan


Praktis, Jakarta: Ciputat Press, 2005

18

Anda mungkin juga menyukai