HAMSIAH : 210101090900
MAULIDA : 210101090326
JUNI 2022
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah. Segala puji bagi Allah SWT. Dan syukur bagi-Nya yang
telah memberikan kenikmatan sehingga penulis bisa merasakan kehidupan sampai
saat ini. Shalawat serta salam semoga selalu terlimpah kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW. Yang telah diutus oleh Allah SWT. Sebagai rahmatan lil
„alamiin bagi seluruh umat manusia.
Pada kesempatan ini penulis ingin berterima kasih kepada Ibu mata kuliah
Hadits Tarbawi atas bimbingan dan dukungan dalam penyusunan makalah.
Mengingat kemampuan penulis yang sangat terbatas, maka penulis menyadari
dalam penyusunan makalah ini banyak terdapat kekurangan.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik supaya dapat
membuat makalah yang lebih sempurna di masa yang akan datang dan bermanfaat
untuk kita semua. Aamiin.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
yang dilaksanakan, Rasulullah SAW sering mengevaluasi hafalan para sahabat
dengan cara menyuruh mereka membacakan ayat-ayat al-Qur‟an
dihadapannya, kemudian beliau membetulkan hafalan dan bacaan mereka yang
keliru.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian evaluasi pendidikan Islam?
2. Bagaimana tujuan, fungsi dan prinsip-prinsip evaluasi pendidikan menurut
perspektif hadits ?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian evaluasi pendidikan Islam.
2. Mengetahui tujuan, fungsi dan prinsip-prinsip evaluasi pendidikan menurut
perspektif hadits.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
sesuatu dengan ukuran baik dan buruk secara kualitatif. Sedangkan evaluasi,
mencakup pengukuran dan penilaian secara kuantitatif.
4
suatu pengertian yang sama, sehingga dalam memaknainya tergantung dari
kata mana yang siap diucapkan.
5
Hal tersebut sesuai dengan hadist yang menceritakan bahwa
Rasulullah sedang menguji sahabatnya dengan mengajukan sebuah
pertanyaan sebagai berikut:
قال رسول, عن اىب عمر قال, عن عبدهللا بن دينار, جدثنا امساعيل بن جعفر,حدثنا قتيبة
فحدثوىن ماىى؟ فوقع, وإهنا مثل ادلسلم, ان من شجر شجرة ال يسقط ورقها,هللا ملسو هيلع هللا ىلص
, مث قالوا. فاستحييت, ووقع ىف نفسى أهنا النخلة, عبدهللا, قال,الناس ىف شجرة اليوادى
(رواه البخارى. ىي النخلة, قال.حدثنا ماىي ايرسول هللا
Artinya:
Rasulullah SAW, juga menguji kemampuan saat pada waktu akan berangkat
perang sebagaimana riwayat berikut.
, عن اىب عمرقال, عن عففع, جدثنا عبد هللا, حدثنا أىب,حدثنا دمحم بن عبد هللا بن منًن
وعرضين يوم. فام جيوين, وأعف ابن أربع عشرة,عرضىن رسول هللا ملسو هيلع هللا ىلص يوم أحد ىف القتال
(رواه البخاري. فأجزاىن, واعف بن مخس عشرة سنة,(اخلندق
Artinya :
6
ibn Imar berkata, “Rasulullah SAW menguji kemampuanku berperang pada
hari perang uhud, ketika aku berusia empat belas tahun, lalu beliau tidak
mengizinkanku, dan beliau mengujiku kembali pada hari perang khandaq
ketika aku berusia lima belas tahun, lalu beliau mengizinkanku. (HR.
Muslim No. 3473).
7
e. Mengetahui penguasaan peserta didik dalam kompitensi/subkompitensi
tertentu setelah mengikuti proses pembelajaran, untuk mengetahui
kesulitan belajar peserta didik (diagnostic test) dan untuk memberikan
arah dan lingkup pengembangan evaluasi selanjutnya.
8
b. Untuk mengetahui apakah bahan yang telah diajarkan sudah dimiliki
peserta didik atau belum.
c. Untuk mendorong persaingan yang sehat antara sesama peserta didik.
d. Untuk mengetahui kemajuan dan perkembangan peserta didik setelah
mengalami pendidikan dan pengajaran.
e. Untuk mengetahui tepat atau tidaknya guru memilih bahan, metode, dan
berbagai penyesuaian dalam kelas.
f. Sebagai laporan terhadap orang tua peserta didik dalam bentuk raport,
ijazah, piagam dan sebagainya.
9
d. Dari segi politik pengambil kebijakan pendidikan Islam, untuk membantu
mereka dalam membenahi sistem pengawasan dan mempertimbangkan
kebijakan yang akan diterapkan dalam sistem pendidikan nasional
(Islam).
2. Prinsip-Prinsip Evaluasi
Pelaksanaan evaluasi agar akurat dan bermanfaat baik bagi peserta
didik, pendidik ataupun pihak yang berkepentingan, maka harus
memperhatikan prinsip-prisip sebagai berikut:
a. Valid
Evaluasi mengukur apa yang seharusnya diukur dengan menggunakan
jenis tes yang terpercaya dan shahih. Artinya ada kesesuaian alat ukur
dengan fungsi pengukuran dan sasaran pengukuran.
b. Berorientasi kepada kompetensi
Dengan berpijak pada kompetensi, maka ukuran-ukuran keberhasilan
pembelajaran akan dapat diketahui secara jelas dan terarah.
c. Berkelanjutan/Berkesinambungan (kontinuitas)
Evaluasi harus dilakukan secara terus menerus dari waktu ke waktu
untuk mengetahui secara menyeluruh perkembangan peserta didik,
sehingga kegiatan dan unjuk kerja peserta didik dapat dipantau melalui
penilaian. Dalam ajaran Islam sangatlah diperhatikan kontinuitas, karena
dengan berpegang prinsip ini, keputusan yang diambil oleh seseorang
menjadi valid dan stabil serta menghasilkan suatu tindakan yang
menguntungkan.
d. Menyeluruh (Komprehensif)
Evaluasi harus dilakukan secara menyeluruh, meliputi kepribadian,
ketajaman hafalan, pemahaman, ketulusan, kerajinan, sikap kerja sama,
tanggung jawab, dan sebagainya, atau dalam taksonomi Benjamin S.
Bloom lebih dikenal dengan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.
e. Adil dan objektik
10
Evaluasi harus mempertimbangkan rasa keadilan bagi peserta didik dan
objektif berdasarkan kenyataan yang sebenarnya, tidak boleh dipengaruhi
oleh hal-hal yang bersifat emosional dan irasional. Jangan karena
kebencian menjadikan ketidak objektifan evaluasi.
f. Bermakna
Evaluasi diharapkan mempunyai makna yang signifikan bagi semua
pihak. Untuk itu evaluasi hendaknya mudah difahami dan dapat
ditindaklanjuti oleh pihak-pihak yang berkepentingan.
g. Terbuka
Evaluasi hendaknya dilakukan secara terbuka bagi berbagai kalangan
sehingga keputusan tentang keberhasilan peserta didik jelas bagi pihak-
pihak yang berkepentingan, tanpa ada rekayasa atau sembunyi-sembunyi
yang dapat merugikan semua pihak.
h. Ikhlas
Evaluasi dilakukan dengan niat dan yang bersih, dalam rangka efisiensi
tercapainya tujuan pendidikan dan bai kepentingan peserta didik.
i. Praktis
Evaluasi dilakukan dengan mudah dimengerti dan dilaksanakan dengan
beberapa indikator, yaitu: a) hemat waktu, biaya dan tenaga; b) mudah
diadministrasikan; c) mudah menskor dan mengolahnya; dan d) mudah
ditafsirkan.
j. Dicatat dan akurat
Hasil dari setiap evaluasi prestasi peserta didik harus secara sistematis
dan komprehensif dicatat dan disimpan, sehingga sewaktu-waktu dapat
dipergunakan.
11
demikian dalam agama Islam dikenal dengan istilah shidiq. Dalam al-Quran
dijelaskan sebagai berikut:
Sejalan dengan sikap obyektif dan jujur tersebut, maka seorang yang
melakukan penilaian harus benar-benar yakin terhadap hasil penilaiannya
itu. Ia tidak boleh menilai sesuatu yang belum diketahui dengan pasti atau
masih meragukan. Hal ini sejalan dengan hadits Nabi yang artinya:
“Tinggalkan apa yang kau ragu-ragu, kepada apa yang tidak engkau ragu-
ragu. Sesungguhnya kebenaran itu membawa kepada ketenangan, dan dusta
itu membawa kepada keragu-raguan.” (HR. Tirmudzi).
ِ ِ َّ حدَّثَنا ُُم َّم ٌد أَخب رعف عبدةُ حدَّثَنا ِىشام بن عروةَ عن أَبِ ِيو عن أَِِب ُُحي ٍد
َّيب ِّ الساعد
َّ ي أ
َّ َِن الن َْ َْ ْ َ َ ُْ ُ ْ ُ َ َ َ َ َْ َ َ َ ْ َ َ َ
َِّ ول ِ
ِ ات ب ِين سلَي ٍم فَلَ َّما جاء إِ ََل رس ِ ِ َّ صلَّى
اَّلل َُ َ َ ْ ُ َ َص َدق َ استَ ْع َم َل ابْ َن ْاْلُتَبِيَّة َعلَى
ْ اَّللُ َعلَْيو َو َسلَّ َم َ
َِّ ول ِ ِ ِِ ِ ِ َّ صلَّى
اَّلل ُ ال َر ُس ْ َال َى َذا الَّذي لَ ُك ْم َوَىذه َىديَّةٌ أ ُْىدي
َ ت ِِل فَ َق َ اَّللُ َعلَْيو َو َسلَّ َم َو َح
َ َاسبَوُ ق َ
ِ ت أ ُِمك ح ََّّت َتْتِي ِ اَّلل علَي ِو وسلَّم فَه ََّّل جلَست ِِف ب ي
َ ك إِ ْن ُكْن
ت َ َ َ َ َ ّ ِ يك َوبَْي
َ ُك َىديَّت َ ِت أَب َْ َ ْ َ َ َ َ َ ْ َ َُّ صلَّى َ
َ َاَّللَ َوأَثْ َىن َعلَْي ِو ُمثَّ ق َِ اَّلل علَي ِو وسلَّم فَخطَب النَّاس و َِّ ولُ ص ِادقًا ُمثَّ قَ َام َر ُس
ال أ ََّما َّ ُح َد َ َ َ َ َ َ َ ْ َ َُّ صلَّى َ اَّلل َ
12
ول َى َذا لَ ُك ْم َوَى ِذ ِه َّ َستَ ْع ِم ُل ِر َج ًاال ِمْن ُك ْم َعلَى أ ُُموٍر ِِمَّا َوَّالِين
َ اَّللُ فَيَأِِْت أ
ُ َح ُد ُك ْم فَيَ ُق ْ بَ ْع ُد فَِإِّين أ
ِاَّلل
َّ ص ِادقًا فَ َو ِ ِ ِِ ِ ِ ِ ِ َّ ِ ْ ََى ِديَّةٌ أ ُْى ِدي
َ س ِِف بَْيت أَبيو َوبَْيت أ ُّمو َح ََّّت ََتْتيَوُ َىديَّتُوُ إِ ْن َكا َن
َ َت ِل فَ َهَّل َجل
اَّللَ ََْي ِملُوُ يَ ْوَم الْ ِقيَ َام ِة أََال فَ ََل َْع ِرفَ َّن
َّ َال ِى َش ٌام بِغَ ًِْن َح ِّق ِو إَِّال َجاء
َ ََح ُد ُك ْم ِمْن َها َشْي ئًا ق
َ َال ََيْ ُخ ُذ أ
ِ ٍ ِ
َ ا ُ ْاَّللَ َر ُج ٌل بِبَع ًٍن لَوُ ُر َغاءٌ أ َْو بِبَ َقَرٍة َذلَا ُخ َو ٌار أ َْو َشاة تَْي َع ُر ُمثَّ َرفَ َع يَ َديْو َح ََّّت َرأَي
َ َت بَي َّ ََما َجاء
ِ
ُ إِبْطَْيو أََال َى ْل بَلَّ ْغ
ت
Artinya:
13
kambingnya yang mengembik," kemudian beliau mengangkat kedua
tangannya sehingga terlihat putih kedua ketiaknya. (HR. Bukhari No. 6658
اِ َّن هللاَ الَ يَْنظُُر اِ ََل اَ ْج َس ِام ُك ْم:م. قال رسول هللا ص:ال
َ ََع ْن اَِ ِْب ُىَريْ َرَة َر ِض َي هللاُ َعْنوُ ق
Artinya:
حدثنا حفص بن عمر عن شعبة عن أِب عون عن احلارث بن عمرو بن ادلغًنة بن شعبة عن
أعفس من أىل ُحص من أصحاب معاذ بن جبل أن رسول هللا ملسو هيلع هللا ىلص دلا أراد أن يبعث معاذا
إَل اليمن قال كيف تقضي إذا عر َ لك قضاء قال أقضي بكتاب هللا فإن مل جتد ِف كتاب
هللا قال فبسنة رسول هللا ملسو هيلع هللا ىلص قال فإن مل جتد ِف سنة رسول هللا ملسو هيلع هللا ىلص وال ِف كتاب هللا قال
Artinya:
“Menceritakan kepada kami Hafs ibn umar dari Syu‟bah dan Abi „Aun dari
Harith ibn „Amr ibn Mughirah ibn Syu‟bah dari Anas dari Ahli Himsh dari
14
sahabat-sahabat Mu‟adz bahwasanya Rasulullah SAW ketika mengutus
Mu‟adz ke yaman bersabda: “bagaimana engkau akan menghukum apabila
datang kepadamu satu perkara?, ia (Mu‟adz) menjawab:”saya akan
menghukum dengan kitabullah”, sabda beliau:”bagaimana bila tidak
terdapat di kitabullah?” ia menjawab:”saya akan menghukum dengan
sunnah Rasulullah,” beliau bersabda:”bagaimana jika tidak terdapat
dalam sunnah Rasulullah SAW? Ia menjawab:”saya berijtihad dengan
pikiran saya dan tidak akan mundur”.(HR. Abu Daud).[30]
15
sahabatnya adalah dengan cara yang sederhana dan praktis, namun ketika
dianalisis lebih lanjut bahwa praktek kependidikan yang dijalankan oleh
Nabi sudah memuat beberapa aspek pendidikan yaitu pendidik, anak didik,
metode, sarana dan media, materi, bahkan sampai evaluasinyapun. Karena
Nabi sendiri merupakan evaluator pertama dan utama dalam menilai
kemampuan, kecerdasan sahabat sampai kepada sikap, tingkah laku, dan
tindakan sahabat, sehingga ketika sahabat melanggar atau tidak
mengerjakan perintah dari Nabi, maka Nabi akan mengingatkannya, atau
sahabat tidak melakukan kewajiban dan aturan yang yang ada maka Nabi
sendiripun yang akan mengingatkannya. Inilah uniknya evaluasi pendidikan
yang dilakukan Nabi secara menyeluuh, baik itu di majlis taklim, masjid,
musholla, lapangan, sampai dijalan atau dimasyarakat, Nabi selalu
mengevaluasi semua kegiatan dan tindakan sahabat, karena sahabat yang
prilakunya baik akan kelihatan dengan sendirinya dan sahabat yang
prilakunya buruk juga akan terlihat juga, karena Rasulullah disamping
mengetahui aspek lahir juga dibantu Allah untuk untuk mengetahui aspek
batin, karena Allah menilai seseorang bukan dari aspek lahir namun dari
aspek batin.
16
dalam rumusan standar isi (rumusan standar kompetensi dan kompetensi
dasar) mata pelajaran PAI, baik SD, SMP, SMA/SMK, dan juga madrasah,
maka aspek psikomotorik akan kita temukan.
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
18
DAFTAR PUSTAKA
As-Sijistani, Imam Abu Dawud, Sunan Abu Dawud, Beirut: Maktab ad-Dirasat
wa Al-Buhuts fi Dar Al Fikr.
19