Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

KEDUDUKAN DAN FUNGSI EVALUASI DALAM FILSAFAT


PENDIDIKAN ISLAM

Dibuat untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Filsafat Pendidikan Islam
Dosen Pengampu: H. Said Ismail, S.Ag

Disusun oleh : Kelompok VI

M. Khatami
Salasiah
Okta Wulandari
Artika Sari
Yesa Septimis Anggraini

Kelas/lokal B semester IV
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

AULIAURRASYIDIN

TEMBILAHAN

2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan khadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan
hidayahnya makalah ini dapat di selesaikan dengan tepat waktu dan sesuai dengan
rencana. Makalah yang berjudul “Kedudukan dan Fungsi Evaluasi Dalam Filsafat
Pendiidikan Islam” makalah ini sebagai pemenuhan tugas dari dosen yang
mengampu matakuliah Filsafat Pendidikan Agama Islam.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda Rasulullah
SAW, keluarga dan para shabatnya dengan mengucapkan:
‫اللّهم صلّى على سيدنا مح ّمد وعلي علي مح ّمد‬
Mudah-mudahan dengan seringnya kita mengirimkan sholawat kepada Rasulullah
SAW, kelak kita mendapatkan syafa’at di yaumil akhir, Aamiin.
Pembuatan makalah ini banyak kendala yang di hadapi, namun berkat
bimbingan serta bantuan dari berbagai pihak semua kendala tersebut dapat teratasi.
Pada kesempatan ini dengan ketulusan hati penulis ingin menyampaikan rasa terima
kasih kepada pihak yang telah berkonstribusi.
Penulis telah berusaha semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan,
tetapi masih memerlukan kritik dan saran dari pembaca untuk penyempurnaan
makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menjadi panutan bagi para
pembaca, khususnya bagi para penulis sehingga tujuan yang di harapkan dapat
tercapai, amin.

Tembilahan, 03 Juni 2020.

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 1
C. Tujuan ................................................................................................. 2
D. Manfaat ............................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................... 3


A. Pengertian Evaluasi ............................................................................. 3
B. Kedudukan Evaluasi Dalam Pendidikan Islam ..................................... 6
C. Tujuan dan Fungsi Evaluasi Filsafat Pendidikan Islam ........................ 7
D. Prinsip-Prinsip Evaluasi Pendidikan Islam ........................................... 13

BAB III PENUTUP ....................................................................................... 15


A. Kesimpulan ......................................................................................... 15
B. Kritik dan Saran .................................................................................. 15

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan upaya sadar yang dilakukan seseorang dalam
proses pembelajaran hal ini merupakan tanggung jawab untuk memelihara,
membimbing dan mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan kehidupan
peserta didik, agar mereka memiliki makna dan tujuan hidup yang hakiki.
Sementara proses pendidikan bertujuan untuk menimbulkan perubahan-
perubahan yang diinginkan pada setiap peserta didik.
Dalam pendidikan Islam, tujuan merupakan sasaran utama yang hendak
dicapai. Dengan demikian kurikulum telah di rancang, disusun dan diproses
dengan maksimal, hal ini pendidikan Islam mempunyai tugas yang berat.
Diantara tugas itu adalah mengembangkan potensi fitrah manusia (peserta
didik).
Untuk mengetaui kapasitas, kualitas, anak didik perlu diadakan evaluasi.
Dalam evaluasi perlu adanya teknik, dan sasaran untuk menuju keberhasilan
dalam proses belajar mengajar.
Evaluasi yang baik haruslah didasarkan atas tujuan pengajaran yang
ditetapkan oleh seorang guru dan kemudian benar-benar diusahakan oleh guru
untuk siswa. Betapapun baiknya, evaluasi apabila tidak didasarkan atas tujuan
pengajaran yang diberikan, tidak akan tercapai sasarannya. Maka dari sebab itu
proses evaluasi harus dilakukan oleh orang yang mampu bersikap objektif dan
profesional sehingga hasil yang didapat sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya. Untuk lebih jelasnya, berikut penulis paparkan tentang
“Kedudukan dan Fungsi Evaluasi Dalam Filsafat Pendidikan Islam”. Semoga
bermanfaat.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan permasalahannya
adalah sebagai berikut:

1
1. Apakah yang dimaksud dengan evaluasi menurut pendidikan Islam?
2. Bagaimanakah kedudukan evaluasi dalam pendidikan Islam?
3. Apakah tujuan dan fungsi evaluasi filsafat pendidikan Islam?
4. Bagaimanakah prinsip evaluasi dalam pendidikan Islam?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari pembuatan
makalah ini yaitu:
1. Mengetahui maksud atau pengertian evaluasi menurut pendidikan Islam.
2. Mengetahui posisi atau kedudukan evaluasi dalam pendidikan Islam.
3. Mengetahui tujuan serta fungsi dari evaluasi filsafat pendidikan Islam.
4. Mengetahui prinsip evaluasi dalam pendidikan Islam.

D. Manfaat
1. Dapat mengetahui segala kekurangan untuk mencapai sebuah tujuan,
sehingga kekurangan tersebut dapat dilengkapi setelah adanya evaluasi.
2. Untuk mengukur sampai mana keberhasilan dalam melaksanakan proses
belajar mengajar dalam pendidikan Islam untuk mencapai sebuah tujuan.
3. Agar tujuan pembelajaran serta pendidikan dapat tercapai secara efisien.
4. Agar pendidik dan peserta didik merasa nyaman dalam proses belajar
mengajar berlangsung sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan
mudah.

2
BAB II
PEMBAHASAN
KEDUDUKAN DAN FUNGSI EVALUASI DALAM FILSAFAT
PENDIDIKAN ISLAM

A. Pengertian Evaluasi Menurut Pendidikan Islam


Evaluasi berasal dari kata “to evaluate” yang berarti “menilai”. Istilah
nilai (value/al-qimat) menurut filosof adalah “idea of worth”. Kemudian kata
nilai menjadi populer, bahkan menjadi istilah yang ditemukan dalam dunia
ekonomi, karena kata nilai bisa dikaitkan dengan harga. Nilai artinya power in
exchange. Oleh karena itu penggunaan kata nilai (al-qimat) tidak hanya
berkembang dalam diskursus filsafat, melainkan juga dalam diskursus-
diskursus lain seperti ekonomi, pendidikan, sosial dan sebagainya. Jika kata
“menilai” diaplikasikan di dalam duni pendidikan, maka makna sesungguhnya
adalah memberikan muatan nilai dalam ontologi dan epistimologi pendidikan,
serta mengarahkan kepada prosesnya agar tetap mengacu pada nilai. 1 Maka
dapat dikatakan bahwa peroses penilaian bukan hanya bertumpu di awal
kegiatan pendidikan saja, akan tetapi selama proses pendidikan berlangsung.
Evaluasi diartikan juga dengan penilaian, artinya suatu kegiatan yang
direncanakan untuk mengukur tingkat kemajuan atau kemunduran suatu
aktivitas tertentu. Dengan demikian, dalam evaluasi terdapat praktik mengukur
dan menilai segala bentuk aktivitas yang telah dilaksanakan. Nilai yang
dimaksud yaitu dapat disimpulkan sebagai penilaian akhir mengalami
kemajuan atau kemunduran. 2
Benjamin Bloom mengartikan evaluasi yaitu sebagai kumpulan realitas
yang disusun secara sistematis guna memperoleh pengetahuan mengenai
terjadi tidaknya perubahan dalam prestasi anak didik. Evaluasi merupakan

1
Ramayulis, Filsafat Pendidikan Islam; Analisis Filosofis Sistem Pendidikan Islam. (Jakarta:
Kalam Mulia, 2015), h. 440.
2
Hasan Basri, dan Beni Ahmad Saebani, Ilmu Pendidikan Islam; Jilid II, (Bandung: CV
Pustaka Setia, 2010), h. 203.

3
proses pendeskripsian dan informasi tentang hasil tindakan yang telah dinilai
yang akan dijadikan bahan pertimbangan pengambilan keputusan. 3
Sedangkan menurut Zainul dan Nasution, evaluasi dapat dinyatakan
sebagai suatu proses pengambilan keputusan dengan menggunakan informasi
yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar, baik yang menggunakan
instrument tes maupun non tes.4
Dari beberapa pengertian diatas, dapat dikesimpulan bahwa evaluasi
yaitu suatu proses dan tindakan yang terencana untuk mengumpulkan
informasi tentang kemajuan, pertumbuhan dan perkembangan (peserta didik)
terhadap tujuan (pendidikan), sehingga dapat disusun penilaiannya yang dapat
dijadikan dasar untuk membuat keputusan.
Jika kata evaluasi dihubungkan dengan kata pendidikan, maka dapat
diartikan sebagai proses membandingkan situasi yang ada dengan kriteria
tertentu terhadap masalah-masalah yang berkaitan dengan pendidikan, untuk
itu evaluasi pendidikan sebenarnya tidak hanya menilai tentang hasil belajar
siswa tersebut, seperti evaluasi terhadap guru, kurikulum, metode, sarana
prasarana, lingkungan dan sebagainya.
Dalam evaluasi pendidikan Islam dapat diartikan sebagai kegiatan
penilaian terhadap tingkah laku peserta didik dari keseluruhan aspek psikologis
dan spiritual religius dalam pendidikan Islam, dalam hal ini tentunya yang
menjadi tolak ukur adalah al-Qur’an dan al-Hadits. Dengan pelaksanaan
evaluasi ini bukan hanya pendidik juga keseluruhan aspek/unsur pendidikan
Islam.
Jadi, dapat simpulkan bahwa evaluasi dalam pendidikan Islam bukan
hanya mengacu pada evaluasi dalam arti prestasi akademik anak didik.
Evaluasi pendidikan Islam ditujukan pula kepada evaluasi kehidupan anak
didik dalam hubungannya dengan Allah (Hablum minallah) dan sesama
manusia (Hablum minannas), karena nilai yang diharapkan dari pendidikan
Islam adalah kekuatan anak didik dalam menghadapi ujian dari Allah SWT.5
Di dalam Al-Qur’an sistem evaluasi dapat dilihat dari ayat berikut ini :
ِّ َ َ ٰ َ َّ َ ُْ َ ْ َ َ ْ َ ْ َ ِّ َْ َ ُْ ْ َ ْ َ ْ َ ِّ ْ َ ْ ُ ََّ ُ ْ َ َ َ
‫ال والانف ِس والثمرتِِۗ وب ِش ِر‬ِ ‫ولنبلونكم ِبشي ٍء ِمن الخو ِف والجو ِع ونق ٍص ِمن الامو‬
ّٰ
١٥٥ ‫الص ِب ِر ْي َن‬

3
Ibid
4
https://www.zonareferensi.com/pengertian-evaluasi/. Dikutip di Simpang Gaung, pada
tanggal 31 Mei 2020, pukul 22:42 WIB.
5
Hasan Basri, Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2009), H. 145.

4
Artinya: “dan sungguh akan kami berikan cobaak kepadamu, dengan sedikit
ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan.
Dan berikan berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS.
Al-Baqarah: 155).6

Ayat diatasdapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa tujuan utama dari


pendidikan Islam, yaitu untuk membentuk pribadi anak didik yang beriman,
bertaqwa, cerdas, berakhlak mulia, serta kuat dalam menghadapi evaluasi
sekolah dan evaluasi tuhan atas dirinya. Jika berhasil dalam prestasi akademik,
anak didik diharapkan berhasil dalam prestasi kehidupan religiusnya.
Adapaun manfaat adanya evaluasi secara keseluruhannya yaitu bagi
pendidik, dapat diketahuinya tingkat keberhasilan peserta didik dalam
pendidikan, diketahuinya kelebihan dan kekurangan anak didik dalam
pelajaran tertentu. Para pendidik dapat melakukan intropeksi terhadap materi
dan metode pembelajaran yang di terapkan di dalam kelas. Demikian juga
dengan anak didik dapat mengetahui kelemahannya dalam mata pelajaran
tertentu sehingga ia akan melakukan usaha untuk meningkatkan prestasi
belajarnya. 7
Evaluasi dalam pendidikan Islam merupakan cara atau teknik penilaian
terhadap tingkah laku anak didik berdasarkan standar perhitungan yang
bersifat komprehensif dari seluruh aspek-aspek kehidupan mental psiokologi
dan spiritual religius , karena manusia hasil pendidikan Islambukan saja sosok
pribadi yang tidak hanya bersikap religius , melainkan juga berilmu dan
berketerampilan yang sanggup beramal dan berbakti kepada Tuhan dan
masyarakatnya.8
Sasaran-sasaran dari evaluasi pendidikan Islam secara garis besarnya
meliputi empat kemampuan dasar anak didik yaitu:

6
Allah akan menguji kaum Muslimin dengan berbagai ketakutan, kelaparan, kekurangan
harta, jiwa dan buah-buahan (bahan makanan). Dengan ujian ini, kaum Muslimin menjadi umat yang
kuat mentalnya, kukuh keyakinannya, tabah jiwanya, dan tahan menghadapi ujian dan cobaan.
Mereka akan mendapat predikat sabar, dan merekalah orang-orang yang mendapat kabar gembira
dari Allah. Lihat: Kementrian Agama Republik Indonesia, Lajnah Mushaf Al-Qur’an, (Jakarta:
Lajnah Pentasihan Al-Qur’an, 2019).
7
Lihat juga: Hamdani Ihsan dan A. Fuad Ihsan, Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung:
Pustaka Setia, 2001), h. 215-218.
8
Ibid., h. 224-225.

5
1. Sikap dan pengalaman terhadap arti hubungan pribadi dengan Tuhannya.
2. Sikap dan pengalaman terhadap arti hubungan dirinya dengan masyarakat .
3. Sikap dan pengalaman terhadap arti hubungan kehidupannya dengan alam
sekitar.
4. Sikap dan pengalaman terhadap dirinya sendiri selaku hamba Allah dan
selaku anggota masyarakat serta selaku khalifah di muka bumi.

B. Kedudukan Evaluasi Dalam Pendidikan Islam


Kedudukan evaluasi dalam belajar dan pembelajaran sungguh sangat
penting, dan bahkan dapat dipandang sebagai bagian yang tak terpisahkan
dengan keseluruhan proses belajar dan pembelajaran. Penting karena dengan
evaluasi diketahui apakah belajar dan pembelajaran tersebut telah mencapai
tujuan ataukah belum. Dengan evaluasi juga akan diketahui faktor-faktor apa
saja yang menjadikan penyebab belajar dan pembelajaran tersebut berhasil
dan faktor-faktor apa saja yang menjadikan penyebab belajar
dan pembelajaran tidak atau belum berhasil. Tidak hanya itu, dengan evaluasi
juga diketahui dimanakah letak kegagalan dan kesuksesan belajar dan
pembelajaran. Ajaran Islam juga menaruh perhatian yang besar terhadap
evaluasi tersebut. Allah SWT, dalam berbagai firman-Nya dalam kitab suci Al-
Qur’an memberitahukan kepada kita, bahwa pekerjaan evaluasi terhadap
manusia didik adalah merupakan suatu tugas penting dalam rangkaian proses
pendidikan yang telah dilaksanakan oleh pendidik. 9
Menurut M Chabib Thoha ada tiga alasan diperlukannnya evaluasi dalam
dunia pendidikan termasuk pendidikan agama Islam: 10
1. Terdapat hubungan interdependensi antara tujuan pendidikan, proses belajar
mengajar, dan prosedur evaluasi. Tujuan pendidikan akan mengarahkan
bagaimana pelaksanaan prosedur belajar mengajar seharusnya
dilaksanakan, sekligus merupakan kerangka acuan untuk melaksanakan
evluasi hasil belajar.

9
Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2005), h.186.
10
M. Chabib Thaha, Tehnik-tehnik Evaluasi Pendidikan (Jakarta: PT Raja Grafindo, 1990),
h. 5.

6
2. Kegiatan mengevaluasi terhadap hasil belajar merupakan salah satu
pendidik professional. Suatu pekerjaan dipandang professional bila
pekerjaan tersebut memerlukan pendidikan yang lebih lanjut (advance
education) dan latihan khusus (special training).
3. Bila dilihat dari pendekatan kelembagaan, kegiatan pendidikan adalah
merupakan kegiatan manajemen, yang meliputi
kegiatan Planning, Programming, Organizing, Actuating, Controlling dan
Evaluating.

C. Tujuan dan Fungsi Evaluasi Filsafat Pendidikan Islam


1. Tujuan
Adapun tujuan pendidikan nasional yaitu untuk membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, mengembangkan potenti peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Penentuan evaluasi pendidikan erat kaitannya dengan tujuan
pendidikan yang telah penulis uraikan diatas, maka evaluasi pendidikan
ditunjang sepenuhnya oleh evaluasi pengajaran. Evaluasi ini berkaitan
secara langsung dengan materi pelajaran yang disampaikan dalam proses
belajar mengajar oleh para pendidik kepada anak didiknya. Hal yang
dievaluasi adalah kemajuan siswa dalam prestasi akademik pada mata
pelajaran yang dimaksud.11
Dalam evaluasi terdapat substansi kegiatan evaluasi yang mutlak
dibutuhkan untuk pengembangan metode pembelajaran berikutnya, yaitu: 12
a. Adanya feed back, yakni evaluasi diri, baik diri para pendidik maupun
diri siswa. Siswa dimotivasi secara terus menerus oleh para pendidik agar
terus meningkatkan prestasi akademiknya dengan cara diberikan

11
Hasan Basri, dan Beni Ahmad Saebani, Op.Cit., h. 205-206.
12
Ibid., h. 207.

7
berbagai saran dan didekati dengan komunikasi dialogis yang interaktif.
Evaluasi diri para pendidik mengingat materi dan metode pembelajaran
yang tidak menutup kemungkinantidak adanya relevansinya antara
materi dan metode atau dengan keadaan intelektualitas siswa sebagai
anak didik.
b. Hasil evaluasi adalah realitas hasil kegiatan pembelajaran yang akan
dijadikan bahan pertimbangan untuk mencari solusi bagi perbaikan
metode pembelajaran, sekaligus merangsang belajar siswa demi
peningkatan sumber daya serapnya dan prestasi akademiknya.

Dalam rangka menerapkan prinsip keadilan, keobjektifan dan


keikhlasan , maka evaluasi pendidikan bertujuan untuk: 13
a. Untuk mengetahui atau mengumpulkan informasi tentang taraf
perkembangan dan kemajuan yang diperoleh peserta didik dalam rangka
mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam kurikulum pendidikan.
b. Mengetahui prestasi hasil belajar guna menetapkan keputusan apakah
bahan pelajaran perlu diulang atau dapat dilanjutkan. Dengan demikian,
prinsif lift long education benar-benar berjalan secara
berkesinambungan.
c. Mengetahui efektivitas cara belajar dan mengajar apakah yang telah
dilakukan pendidik benar-benar tepat atau tidak, terutama berkenaan
dengan sikap pendidik maupun sikap peserta didik.
d. Mengetahui kelembagaan, ketersediaaan sarana dan prasarana, dan
efektivitas media yang digunakan guna menetapkan keputusan yang
tepat dan dapat mewujudkan persaingan sehat dalam rangka berpacu
dalam prestasi.
e. Mengetahui sejauhmana muatan kurikulum telah dipenuhi dalam proses
kegiatan belajar dan mengajar.
f. Mengetahui alokasi pembiayaan yang diperlukan dalam berbagai
kebutuhan pendidikan, baik secara fisik seperti fasilitas ruangan,

13
Ramayulis, Op.Cit., h. 447.

8
perpustakaan,honorarium pendidikan dan lain-lain, maupun kebutuhan
psikis, seperti ketenangan, kedamaian, kesehatan, kehaarmonisan dan
sebagainya.
Dewasa ini semua ahli pendidikan Islam sepakat bahwa evaluasi
mutlak diperlukan dalam pendidikan Islam, sebab tanpa evaluasi tak
mungkin dapat diketahui hasil pendidikan yang dilaksanakan, demikian
juga tanpa evaluasi tidak mungkin dapat diketahui maju atau mundurnya
pendidikan Islam bahkan tanpa evaluasi tidak dapat diketahui hambatan-
hambatan yang ditemui dalam proses penyelenggaraan pendidikan Islam.
Tujuan evaluasi menurut ajaran Islam, berdasarkan pemahaman
terhadap ayat-ayat Al-Qur’an antara lain dapat disebutkan sebagai berikut :
1. Untuk menguji kemampuan manusia beriman terhadap berbagai macam

problema kehidupan yang dialaminya.


2. Untuk mengetahui sejauh mana hasil pendidikan wahyu yang telah

diterapkan Rasulullah SAW, terhadap umatnya.


3. Untuk menentukan klasifikasi tingkat-tingkat hidup keislaman atau

keimanan manusia, sehingga diketahui manusia yang paling mulia disisi


Allah, yaitu yang paling bertaqwa kepada-Nya, manusia sedang dalam
iman dan ketaqwaannya dan manusia yang ingkar kepada ajaran Islam.

2. Fungsi
Menurut Omar Hamalik, bahwa fungsi evaluasi yaitu untuk
membantu peserta didik agar ia dapat mengubah atau mengembangkan
tingkah lakunya secara sadar, serta memberi bantuan padanya cara meraih
suatu kebaikan bila berbuat sebagaimana mestinya, selain itu juga dapat
membantu seorang pendidik dalam mempertimbangkan metode pengajaran
serta membantu dan mempertimbangkan administrasinya.14

14
Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Jakarta: PT
Bumi Aksara, 2011), h. 212. Dikutip dari basmalla.blogspot.com/2016/05/makalah-kedudukan-dan-
fungsi-evaluasi.html?m=1. Pada tanggal 02 Juni 2020, pukul: 10: 13 WIB.

9
Menurut Ramayulis fungsi evaluasi dapat dikelompokkan atas
beberapa jenis, yaitu: 15
a. Penilaian formatif yaitu penilaian yang berfungsi untuk mengetahui
hasil belajar yangdicapai oleh peserta didik setelah menyelesaikan
program dalam satuan bahan pelajaran pada suatu mata pelajaran
tertentu.asumsi yang mendasari evaluasi ini yaitu: bahwa manusia
(peserta didik) diciptakan dengan beberpa kelemahan dan semua tidak
mengetahui apa-apa sehingga memiliki pengetahuan. Dalam kontek ini,
evaluasi formatif merupakan bagian dari pembiasaan. Untuk itu, upaya
pembentukan sikap dan keterampilan peserta didik tidak akan terbangun
apabila tidak melalui pembiasaan dan pengulangan. Dalam melaksakan
penilaian ini, seorang pendidik perlu memperhatikan beberapa aspek
yaitu:
1) Aspek berfungsi yaitu untuk memperbaiki proses belajar
mengarahkan kea rah yang lebih baik dan efisien.
2) Aspek tujuan, yaitu untuk mengetahui sampai dimana penguasaan
peserta didik tentang bahan pendidikan yang diajarkan dalam satu
program satuan pembelajaran, serta sesuai atau tidaknya dengan
tujuan.
3) Aspek yang dinilai, yaitu mengetahui aspek-aspek yang dinilai pada
penilaian formatif yang meliputi, tingkat pengetahuan peserta didik,
keterampilan, dan sikapnya ketika dan setelah proses pembelajaran
dilaksanakan.
b. Penilaian sumatif, yaitu evaluasi yang dilakukan terhadap hasil belajar
peserta didik setelah mengikuti pelajaran dalam satu catur wulan, satu
semester, atau akhir tahun untuk menentukan jenjang pendidikan
berikutnya. Asumsi evaluasi ini adalah bahwa segala sesuatu (termasuk
peserta didik) diciptakan untuk mengikuti hukum bertahap. Setiap tahap
memiliki satu tujuan dan karakteristik tertentu. Satu tahapan harus

15
Ramayulis, Op.Cit., h. 448-451.

10
diselesaikan terlebih dahulu untuk kemudian beralih ke tahap yang lebih
baik. Berdasarkan firman Allah SWT:

َ َ ْ َ ً َ َ َُّ َ ْ َ َ
١٩ ِۗ‫لتركبن طبقا عن طب ٍق‬
Artinya: sungguh, akan kamu jalani tingkat demi tingkat (dalam
kehidupan). (QS. Al-Insiqaq: 19).

Dalam melaksanakan penilaian sumatif, seorang pendidik perlu


memperhatikan beberapa aspek evaluasi yaitu:
1) Aspek fungsi, yaitu untuk menentukan angka atau nilai peserta didik
setelah mengikuti program bahan pelajaran dalam catur wulan atau
semester.
2) Aspek tujuan, yaitu untuk mengetahui taraf hasil belajar yang
dicapai oleh peserta didik setelah menyelesaikan program bahan
pelajaran dalam satu catur wulan, semester, akhir tahun atauakhir
suatu program pelajaran suatu unit pendidikan tetentu.
3) Aspek yang dinilai, untuk mengetahui aspek-aspek yang dinilai atas
kemajuan hasil pelajaran meliputi pengetahuan, keterampilan, sikap
dan penguasaan peserta didik tentang materi pelajaran yang
diberikan.
4) Aspek pelaksanaan, yaitu untuk mengetahui kapan sebaiknya
penilaian dilaksanakan, apakah sebelum, ketika proses belajar
berlangsung, atau akhir proses pembelajaran.
c. Penilaian Penempatan (placement), yaitu evaluasi yang dilakukan
sebelum peserta didik mengikuti proses belajar mengajar untuk
kepentingan penempatan pada jurusan atau fakultas yang diingini.
Asumsi yang mendasari evaluasi ini yaitu setiap manusia (peserta didik)
memiliki perbedaan-perbedaan dan potensi khusus. Perbedaan ini
kalanya berbentuk kelebihan dan kadang kala kelemahan. Masing-
masing perbedaan harus ditempatkan sebagaimana seharusnya, sehingga

11
kelebihan individu dapat berkembang dan kelemahannya dapat
diperbaiki. Sebagaimana Allah berfirman:
ً
ْ َ ٰ ْ َ َ ُ ْ َ ُ َ ْ َ ْ ُ ُّ َ َ َ َ ٰ َ ُ َ ْ َّ ٌّ ُ ْ ُ
٨٤ ࣖ ‫اكل ِتهِۗ فربكم اعلم ِبمن هو اهدى س ِبيلا‬ ِ ‫قل كل يعمل على ش‬
Artinya: Katakanlah (Muhammad), “Setiap orang berbuat sesuai dengan
pembawaannya masing-masing.” Maka Tuhanmu lebih
mengetahui siapa yang lebih benar jalannya. (QS Al-Isra’: 48).
d. Penilaian diagnostic, yaitu penilaian yang dilakukan terhadap hasil
penganalisisan tentang keadaan belajar peserta didik, yang meliputi
kesulitan-kesulitan atau hambatan-hambatan yang ditemui dalam situasi
belajar mengajar. Adapun asumsi yang mendasari pada evaluasi ini
adalah bahwa pengalaman pahit masa lalu dapat dijadikan “guru” untuk
memperbaiki masa depan. Setiap kegiatan dalam proses pembelajaran
tidak terlepas dari kesulitan dan hambatan. Apabila seorang peserta didik
dapat menyelesaikan dan memecahkan hambatandan kesulitan yang
dihadapi, maka ia akan memperoleh kemudahan dalam kegiatan
berikutnya. Dalam Islam, banyak firman Allah SWT yang
mengisyaratkan asumsi ini, seperti peringatan-Nya dalam cerita-cerita
kaum terdahuluyang hancur dikarenakan membuat kesulitan dan tidak
mampu menyelesaikan kesulitannya. Berdasarkan firman Allah SWT.
ْ ّٰ ٰ َّ
َ ّٰ ‫اّٰللِۗاَّن‬
‫اّٰلل‬ َ ‫يٰٓ َايُّ َها الذ ْي َن ا َم ُنوا َّات ُقوا‬
َ ّٰ ‫اّٰلل َول َت ْن ُظ ْر َن ْف ٌس َّما َقَّد َم ْت ل َغد َو َّات ُقوا‬
ِ ٍۚ ٍ ِ ِ
َ ُ َْ َ َ
١٨ ‫خ ِب ْي ٌر ِۢبما تع َمل ْون‬
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah
dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah
diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada
Allah. Sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu
kerjakan. (QS Al-Hasyr: 18).
e. Evaluasi sebagai pengukur keberhasilan, yaitu untuk mengetahui
sejauh mana suatu program berhasil diterapkan. Keberhasilan program

12
ditentukan oleh beberapa faktor yaitu faktor guru, metode mengajar,
kurikulum, sarana dan sistem administrasi. 16

D. Prinsip-Prinsip Evaluasi Dalam Pendidikan Islam


Agar evaluasi dapat akurat dan bermanfaat bagi para peserta didik dan
masyarakat, maka evaluasi harus menerapkan seperangkat prinsip-prinsip
umum sebagai berikut:17
a. Valid, yaitu evaluasi yang digunakan untuk mengukur apa yang
seharusnya diukur dengan menggunakan jenis tes yang terpercaya dan
shahih. Artinya, adanya kesesuaian alat ukur dengan fungsi pengukuran
dan sasaran pengukuran. Apabila alat ukur tidak memiliki keshahihah
yang dapat dipertanggung jawabkan maka data yang dihasilkan juga
salah dan kesimpulan yang ditarik juga salah.
b. Berorientasi kepada kompetensi, yaitu pencapaian kompetensi peserta
didik yang meliputi seperangkat pengetahuan, sikap keterampilan dan
nilai yang terefleksi dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Dengan
berpijak pada kompotensi ini maka, ukuran-ukuran keberhasilan
pembelajaran akan dapat diketahui secara jelas dan terarah.
c. Berkelanjutan, yaitu evaluasi harus dilakukan secara terus menerus dari
waktu kewaktu untuk mengetahui secara menyeluruh perkembangan
peserta didik, sehingga kegiatan dan unjuk kerja peserta didik dapat
dipantau melalui penelitian.
d. Menyeluruh, evaluasi harus dilakukan secara menyeluruh, yang
mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik serta meliputi seluruh
materi ajar dan berdasarkan pada strategi dan prosedur penilaian. Dengan
berbagai bukti tentang hasil belajar peserta didik yang dapat
dipertanggung jawabkan kepada semua pihak.

16
Hamdani Ihsan dan A. Fuad Ihsan, Op.Cit., h. 220.
17
Ramayulis, Op.Cit., h. 457.

13
e. Bermakna, yakni hendaknya penilaian mencerminkan gambaran yang
utuh tentang prestasi peserta didik dalam pencapaian kompetensi yang
telah ditetapkan.
f. Adil dan Objektif, evaluasi harus mempertimbangkan rasa keadilan
bagi peserta didik dan objektifitas pendidik, tanpa membedakan jenis
kelamin, latar belakang etnis, budaya dan berbagai hal yang memberikan
kontribusi pada pembelajaran. Sebab ketidakadilan dalam penilaian
dapat menyebabkan menurunnya motivasi belajar peserta didik karena
mereka merasa dianaktirikan.
g. Terbuka, evaluasi ini hendaknya dilakukan secara terbuka bagi berbagai
kalangan sehingga keputusan tentang keberhasilan peserta didik jelas
bagi pihak-pihak yang berkepentingan, tanpa adanya rekayasa atau
sembunyi-sembunyi sehingga pada akhirnya dapat merugikan semua
pihak.
h. Ikhlas, yaitu berupa kebersihan niat atau hati pendidik, bahwa ia
melakukan evaluasi itu dalam rangka tercapainya tujuan pendidikan
secara efisien bagi kepentingan peserta didik.
i. Praktis, yaitu mudah dimengerti dan dilaksanakan dengan beberapa
indicator, yaitu hemat waktu, biaya dan tenaga, mudah
diadministrasikan, mudah menskor dan mengelolanya dan mudah
ditafsirkan.
j. Dicatat dan Akurat, yaitu hasil dan setiap evaluasi prestasi peserta didik
harus secara sistematis dan komprehenshif dicatat dan disimpan,
sehinggasewakti-waktu dapat dipergunakan.

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas, dapat penulis simpulkan bahwa evaluasi
merupakan salah satu bentuk tindakan yang bertujuan untuk menilai sejauh
mana keberhasilan dalam sebuah pendidikan atau proses pembelajar dalam
mencapai tujuan yang hendak dicapai, oleh karena itu dalam prose
pengevaluasian hendaknya dilakukan dengan teliti dan bersifat komprehensif
agar segala kekurangan atau kendala yang dihadapai mampu diatasi di
kemudian harinya.
Adapun yang menjadi objek dalam melakukan sebuah evaluasi
pendidikan Islam yang pada umumnya adalah peserta didik, namun bukan
sepenuhnya sebagai objek evaluasi semata, akan tetapi mereka juga sebagai
subjek evaluasi. Oleh karena itu, evaluasi pendidikan Islam dapat dilakukan
dengan du acara yakni evaluasi diri sendiri (self evaluation/intropeksi) dan
evaluasi terhadap orang lain (peserta didik). Umar bin Khattab berkata:

‫حسب أنفسح قبل أنتحاسب‬


Artinya: “Evaluasilah dirimu sebelum engkau dievaluasi”
Asumsi yang mendasari ungkapan ini adalah bahwa Allah SWT dua
malaikat Raqib dan Atib sebagai supervisor dan evaluator terhadap manusia.
Kedua malaikat tersebut mencata semua perbuatan manusia, berdasarkan
catatan tersebut, Allah SWT yang akan mengevaluasinya.

B. Kritik dan Saran


Dalam setiap usaha yang kita lakukan terutama untuk menciptakan
generasi Islam yang baik, tentunya tidak pernah lepas dari kekurangan maupun
kesilapan, oleh karena itu agar dapat menutup dan memperbaiki sebagala
kekurangan tersebut ada baiknya kita melakukan sebuah tindakan evaluasi, dan
evaluasi ini tidak mesti letaknya di akhir usaha yang kita lakukan, bisa juga
saat proses sedang berlangsung.

15
DAFTAR PUSTAKA

Abudin Nata. Ilmu Pendidikan Islam. (Jakarta: Gaya Media Pratama. 2005).

Hamdani Ihsan dan A. Fuad Ihsan. Filsafat Pendidikan Islam. (Bandung: Pustaka
Setia. 2001).

Hasan Basri, dan Beni Ahmad Saebani. Ilmu Pendidikan Islam; Jilid II. (Bandung:
CV Pustaka Setia. 2010).

Hasan Basri. Filsafat Pendidikan Islam. (Bandung: Pustaka Setia. 2009).

https://www.zonareferensi.com/pengertian-evaluasi/. Dikutip di Simpang Gaung,


pada tanggal 31 Mei 2020, pukul 22:42 WIB.

Kementrian Agama Republik Indonesia. Lajnah Mushaf Al-Qur’an. (Jakarta:


Lajnah Pentasihan Al-Qur’an. 2019).

M. Chabib Thaha. Tehnik-tehnik Evaluasi Pendidikan (Jakarta: PT Raja Grafindo.


1990).

Oemar Hamalik. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan


Sistem. (Jakarta: PT Bumi Aksara. 2011), Dikutip dari
basmalla.blogspot.com/2016/05/makalah-kedudukan-dan-fungsi-
evaluasi.html?m=1. Pada tanggal 02 Juni 2020, pukul: 10: 13 WIB.

Ramayulis. Filsafat Pendidikan Islam; Analisis Filosofis Sistem Pendidikan Islam.


(Jakarta: Kalam Mulia. 2015).

16

Anda mungkin juga menyukai