Dibuat untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Filsafat Pendidikan Islam
Dosen Pengampu: H. Said Ismail, S.Ag
M. Khatami
Salasiah
Okta Wulandari
Artika Sari
Yesa Septimis Anggraini
Kelas/lokal B semester IV
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
AULIAURRASYIDIN
TEMBILAHAN
2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan khadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan
hidayahnya makalah ini dapat di selesaikan dengan tepat waktu dan sesuai dengan
rencana. Makalah yang berjudul “Kedudukan dan Fungsi Evaluasi Dalam Filsafat
Pendiidikan Islam” makalah ini sebagai pemenuhan tugas dari dosen yang
mengampu matakuliah Filsafat Pendidikan Agama Islam.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda Rasulullah
SAW, keluarga dan para shabatnya dengan mengucapkan:
اللّهم صلّى على سيدنا مح ّمد وعلي علي مح ّمد
Mudah-mudahan dengan seringnya kita mengirimkan sholawat kepada Rasulullah
SAW, kelak kita mendapatkan syafa’at di yaumil akhir, Aamiin.
Pembuatan makalah ini banyak kendala yang di hadapi, namun berkat
bimbingan serta bantuan dari berbagai pihak semua kendala tersebut dapat teratasi.
Pada kesempatan ini dengan ketulusan hati penulis ingin menyampaikan rasa terima
kasih kepada pihak yang telah berkonstribusi.
Penulis telah berusaha semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan,
tetapi masih memerlukan kritik dan saran dari pembaca untuk penyempurnaan
makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menjadi panutan bagi para
pembaca, khususnya bagi para penulis sehingga tujuan yang di harapkan dapat
tercapai, amin.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan upaya sadar yang dilakukan seseorang dalam
proses pembelajaran hal ini merupakan tanggung jawab untuk memelihara,
membimbing dan mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan kehidupan
peserta didik, agar mereka memiliki makna dan tujuan hidup yang hakiki.
Sementara proses pendidikan bertujuan untuk menimbulkan perubahan-
perubahan yang diinginkan pada setiap peserta didik.
Dalam pendidikan Islam, tujuan merupakan sasaran utama yang hendak
dicapai. Dengan demikian kurikulum telah di rancang, disusun dan diproses
dengan maksimal, hal ini pendidikan Islam mempunyai tugas yang berat.
Diantara tugas itu adalah mengembangkan potensi fitrah manusia (peserta
didik).
Untuk mengetaui kapasitas, kualitas, anak didik perlu diadakan evaluasi.
Dalam evaluasi perlu adanya teknik, dan sasaran untuk menuju keberhasilan
dalam proses belajar mengajar.
Evaluasi yang baik haruslah didasarkan atas tujuan pengajaran yang
ditetapkan oleh seorang guru dan kemudian benar-benar diusahakan oleh guru
untuk siswa. Betapapun baiknya, evaluasi apabila tidak didasarkan atas tujuan
pengajaran yang diberikan, tidak akan tercapai sasarannya. Maka dari sebab itu
proses evaluasi harus dilakukan oleh orang yang mampu bersikap objektif dan
profesional sehingga hasil yang didapat sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya. Untuk lebih jelasnya, berikut penulis paparkan tentang
“Kedudukan dan Fungsi Evaluasi Dalam Filsafat Pendidikan Islam”. Semoga
bermanfaat.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan permasalahannya
adalah sebagai berikut:
1
1. Apakah yang dimaksud dengan evaluasi menurut pendidikan Islam?
2. Bagaimanakah kedudukan evaluasi dalam pendidikan Islam?
3. Apakah tujuan dan fungsi evaluasi filsafat pendidikan Islam?
4. Bagaimanakah prinsip evaluasi dalam pendidikan Islam?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari pembuatan
makalah ini yaitu:
1. Mengetahui maksud atau pengertian evaluasi menurut pendidikan Islam.
2. Mengetahui posisi atau kedudukan evaluasi dalam pendidikan Islam.
3. Mengetahui tujuan serta fungsi dari evaluasi filsafat pendidikan Islam.
4. Mengetahui prinsip evaluasi dalam pendidikan Islam.
D. Manfaat
1. Dapat mengetahui segala kekurangan untuk mencapai sebuah tujuan,
sehingga kekurangan tersebut dapat dilengkapi setelah adanya evaluasi.
2. Untuk mengukur sampai mana keberhasilan dalam melaksanakan proses
belajar mengajar dalam pendidikan Islam untuk mencapai sebuah tujuan.
3. Agar tujuan pembelajaran serta pendidikan dapat tercapai secara efisien.
4. Agar pendidik dan peserta didik merasa nyaman dalam proses belajar
mengajar berlangsung sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan
mudah.
2
BAB II
PEMBAHASAN
KEDUDUKAN DAN FUNGSI EVALUASI DALAM FILSAFAT
PENDIDIKAN ISLAM
1
Ramayulis, Filsafat Pendidikan Islam; Analisis Filosofis Sistem Pendidikan Islam. (Jakarta:
Kalam Mulia, 2015), h. 440.
2
Hasan Basri, dan Beni Ahmad Saebani, Ilmu Pendidikan Islam; Jilid II, (Bandung: CV
Pustaka Setia, 2010), h. 203.
3
proses pendeskripsian dan informasi tentang hasil tindakan yang telah dinilai
yang akan dijadikan bahan pertimbangan pengambilan keputusan. 3
Sedangkan menurut Zainul dan Nasution, evaluasi dapat dinyatakan
sebagai suatu proses pengambilan keputusan dengan menggunakan informasi
yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar, baik yang menggunakan
instrument tes maupun non tes.4
Dari beberapa pengertian diatas, dapat dikesimpulan bahwa evaluasi
yaitu suatu proses dan tindakan yang terencana untuk mengumpulkan
informasi tentang kemajuan, pertumbuhan dan perkembangan (peserta didik)
terhadap tujuan (pendidikan), sehingga dapat disusun penilaiannya yang dapat
dijadikan dasar untuk membuat keputusan.
Jika kata evaluasi dihubungkan dengan kata pendidikan, maka dapat
diartikan sebagai proses membandingkan situasi yang ada dengan kriteria
tertentu terhadap masalah-masalah yang berkaitan dengan pendidikan, untuk
itu evaluasi pendidikan sebenarnya tidak hanya menilai tentang hasil belajar
siswa tersebut, seperti evaluasi terhadap guru, kurikulum, metode, sarana
prasarana, lingkungan dan sebagainya.
Dalam evaluasi pendidikan Islam dapat diartikan sebagai kegiatan
penilaian terhadap tingkah laku peserta didik dari keseluruhan aspek psikologis
dan spiritual religius dalam pendidikan Islam, dalam hal ini tentunya yang
menjadi tolak ukur adalah al-Qur’an dan al-Hadits. Dengan pelaksanaan
evaluasi ini bukan hanya pendidik juga keseluruhan aspek/unsur pendidikan
Islam.
Jadi, dapat simpulkan bahwa evaluasi dalam pendidikan Islam bukan
hanya mengacu pada evaluasi dalam arti prestasi akademik anak didik.
Evaluasi pendidikan Islam ditujukan pula kepada evaluasi kehidupan anak
didik dalam hubungannya dengan Allah (Hablum minallah) dan sesama
manusia (Hablum minannas), karena nilai yang diharapkan dari pendidikan
Islam adalah kekuatan anak didik dalam menghadapi ujian dari Allah SWT.5
Di dalam Al-Qur’an sistem evaluasi dapat dilihat dari ayat berikut ini :
ِّ َ َ ٰ َ َّ َ ُْ َ ْ َ َ ْ َ ْ َ ِّ َْ َ ُْ ْ َ ْ َ ْ َ ِّ ْ َ ْ ُ ََّ ُ ْ َ َ َ
ال والانف ِس والثمرتِِۗ وب ِش ِرِ ولنبلونكم ِبشي ٍء ِمن الخو ِف والجو ِع ونق ٍص ِمن الامو
ّٰ
١٥٥ الص ِب ِر ْي َن
3
Ibid
4
https://www.zonareferensi.com/pengertian-evaluasi/. Dikutip di Simpang Gaung, pada
tanggal 31 Mei 2020, pukul 22:42 WIB.
5
Hasan Basri, Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2009), H. 145.
4
Artinya: “dan sungguh akan kami berikan cobaak kepadamu, dengan sedikit
ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan.
Dan berikan berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS.
Al-Baqarah: 155).6
6
Allah akan menguji kaum Muslimin dengan berbagai ketakutan, kelaparan, kekurangan
harta, jiwa dan buah-buahan (bahan makanan). Dengan ujian ini, kaum Muslimin menjadi umat yang
kuat mentalnya, kukuh keyakinannya, tabah jiwanya, dan tahan menghadapi ujian dan cobaan.
Mereka akan mendapat predikat sabar, dan merekalah orang-orang yang mendapat kabar gembira
dari Allah. Lihat: Kementrian Agama Republik Indonesia, Lajnah Mushaf Al-Qur’an, (Jakarta:
Lajnah Pentasihan Al-Qur’an, 2019).
7
Lihat juga: Hamdani Ihsan dan A. Fuad Ihsan, Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung:
Pustaka Setia, 2001), h. 215-218.
8
Ibid., h. 224-225.
5
1. Sikap dan pengalaman terhadap arti hubungan pribadi dengan Tuhannya.
2. Sikap dan pengalaman terhadap arti hubungan dirinya dengan masyarakat .
3. Sikap dan pengalaman terhadap arti hubungan kehidupannya dengan alam
sekitar.
4. Sikap dan pengalaman terhadap dirinya sendiri selaku hamba Allah dan
selaku anggota masyarakat serta selaku khalifah di muka bumi.
9
Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2005), h.186.
10
M. Chabib Thaha, Tehnik-tehnik Evaluasi Pendidikan (Jakarta: PT Raja Grafindo, 1990),
h. 5.
6
2. Kegiatan mengevaluasi terhadap hasil belajar merupakan salah satu
pendidik professional. Suatu pekerjaan dipandang professional bila
pekerjaan tersebut memerlukan pendidikan yang lebih lanjut (advance
education) dan latihan khusus (special training).
3. Bila dilihat dari pendekatan kelembagaan, kegiatan pendidikan adalah
merupakan kegiatan manajemen, yang meliputi
kegiatan Planning, Programming, Organizing, Actuating, Controlling dan
Evaluating.
11
Hasan Basri, dan Beni Ahmad Saebani, Op.Cit., h. 205-206.
12
Ibid., h. 207.
7
berbagai saran dan didekati dengan komunikasi dialogis yang interaktif.
Evaluasi diri para pendidik mengingat materi dan metode pembelajaran
yang tidak menutup kemungkinantidak adanya relevansinya antara
materi dan metode atau dengan keadaan intelektualitas siswa sebagai
anak didik.
b. Hasil evaluasi adalah realitas hasil kegiatan pembelajaran yang akan
dijadikan bahan pertimbangan untuk mencari solusi bagi perbaikan
metode pembelajaran, sekaligus merangsang belajar siswa demi
peningkatan sumber daya serapnya dan prestasi akademiknya.
13
Ramayulis, Op.Cit., h. 447.
8
perpustakaan,honorarium pendidikan dan lain-lain, maupun kebutuhan
psikis, seperti ketenangan, kedamaian, kesehatan, kehaarmonisan dan
sebagainya.
Dewasa ini semua ahli pendidikan Islam sepakat bahwa evaluasi
mutlak diperlukan dalam pendidikan Islam, sebab tanpa evaluasi tak
mungkin dapat diketahui hasil pendidikan yang dilaksanakan, demikian
juga tanpa evaluasi tidak mungkin dapat diketahui maju atau mundurnya
pendidikan Islam bahkan tanpa evaluasi tidak dapat diketahui hambatan-
hambatan yang ditemui dalam proses penyelenggaraan pendidikan Islam.
Tujuan evaluasi menurut ajaran Islam, berdasarkan pemahaman
terhadap ayat-ayat Al-Qur’an antara lain dapat disebutkan sebagai berikut :
1. Untuk menguji kemampuan manusia beriman terhadap berbagai macam
2. Fungsi
Menurut Omar Hamalik, bahwa fungsi evaluasi yaitu untuk
membantu peserta didik agar ia dapat mengubah atau mengembangkan
tingkah lakunya secara sadar, serta memberi bantuan padanya cara meraih
suatu kebaikan bila berbuat sebagaimana mestinya, selain itu juga dapat
membantu seorang pendidik dalam mempertimbangkan metode pengajaran
serta membantu dan mempertimbangkan administrasinya.14
14
Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Jakarta: PT
Bumi Aksara, 2011), h. 212. Dikutip dari basmalla.blogspot.com/2016/05/makalah-kedudukan-dan-
fungsi-evaluasi.html?m=1. Pada tanggal 02 Juni 2020, pukul: 10: 13 WIB.
9
Menurut Ramayulis fungsi evaluasi dapat dikelompokkan atas
beberapa jenis, yaitu: 15
a. Penilaian formatif yaitu penilaian yang berfungsi untuk mengetahui
hasil belajar yangdicapai oleh peserta didik setelah menyelesaikan
program dalam satuan bahan pelajaran pada suatu mata pelajaran
tertentu.asumsi yang mendasari evaluasi ini yaitu: bahwa manusia
(peserta didik) diciptakan dengan beberpa kelemahan dan semua tidak
mengetahui apa-apa sehingga memiliki pengetahuan. Dalam kontek ini,
evaluasi formatif merupakan bagian dari pembiasaan. Untuk itu, upaya
pembentukan sikap dan keterampilan peserta didik tidak akan terbangun
apabila tidak melalui pembiasaan dan pengulangan. Dalam melaksakan
penilaian ini, seorang pendidik perlu memperhatikan beberapa aspek
yaitu:
1) Aspek berfungsi yaitu untuk memperbaiki proses belajar
mengarahkan kea rah yang lebih baik dan efisien.
2) Aspek tujuan, yaitu untuk mengetahui sampai dimana penguasaan
peserta didik tentang bahan pendidikan yang diajarkan dalam satu
program satuan pembelajaran, serta sesuai atau tidaknya dengan
tujuan.
3) Aspek yang dinilai, yaitu mengetahui aspek-aspek yang dinilai pada
penilaian formatif yang meliputi, tingkat pengetahuan peserta didik,
keterampilan, dan sikapnya ketika dan setelah proses pembelajaran
dilaksanakan.
b. Penilaian sumatif, yaitu evaluasi yang dilakukan terhadap hasil belajar
peserta didik setelah mengikuti pelajaran dalam satu catur wulan, satu
semester, atau akhir tahun untuk menentukan jenjang pendidikan
berikutnya. Asumsi evaluasi ini adalah bahwa segala sesuatu (termasuk
peserta didik) diciptakan untuk mengikuti hukum bertahap. Setiap tahap
memiliki satu tujuan dan karakteristik tertentu. Satu tahapan harus
15
Ramayulis, Op.Cit., h. 448-451.
10
diselesaikan terlebih dahulu untuk kemudian beralih ke tahap yang lebih
baik. Berdasarkan firman Allah SWT:
َ َ ْ َ ً َ َ َُّ َ ْ َ َ
١٩ ِۗلتركبن طبقا عن طب ٍق
Artinya: sungguh, akan kamu jalani tingkat demi tingkat (dalam
kehidupan). (QS. Al-Insiqaq: 19).
11
kelebihan individu dapat berkembang dan kelemahannya dapat
diperbaiki. Sebagaimana Allah berfirman:
ً
ْ َ ٰ ْ َ َ ُ ْ َ ُ َ ْ َ ْ ُ ُّ َ َ َ َ ٰ َ ُ َ ْ َّ ٌّ ُ ْ ُ
٨٤ ࣖ اكل ِتهِۗ فربكم اعلم ِبمن هو اهدى س ِبيلا ِ قل كل يعمل على ش
Artinya: Katakanlah (Muhammad), “Setiap orang berbuat sesuai dengan
pembawaannya masing-masing.” Maka Tuhanmu lebih
mengetahui siapa yang lebih benar jalannya. (QS Al-Isra’: 48).
d. Penilaian diagnostic, yaitu penilaian yang dilakukan terhadap hasil
penganalisisan tentang keadaan belajar peserta didik, yang meliputi
kesulitan-kesulitan atau hambatan-hambatan yang ditemui dalam situasi
belajar mengajar. Adapun asumsi yang mendasari pada evaluasi ini
adalah bahwa pengalaman pahit masa lalu dapat dijadikan “guru” untuk
memperbaiki masa depan. Setiap kegiatan dalam proses pembelajaran
tidak terlepas dari kesulitan dan hambatan. Apabila seorang peserta didik
dapat menyelesaikan dan memecahkan hambatandan kesulitan yang
dihadapi, maka ia akan memperoleh kemudahan dalam kegiatan
berikutnya. Dalam Islam, banyak firman Allah SWT yang
mengisyaratkan asumsi ini, seperti peringatan-Nya dalam cerita-cerita
kaum terdahuluyang hancur dikarenakan membuat kesulitan dan tidak
mampu menyelesaikan kesulitannya. Berdasarkan firman Allah SWT.
ْ ّٰ ٰ َّ
َ ّٰ اّٰللِۗاَّن
اّٰلل َ يٰٓ َايُّ َها الذ ْي َن ا َم ُنوا َّات ُقوا
َ ّٰ اّٰلل َول َت ْن ُظ ْر َن ْف ٌس َّما َقَّد َم ْت ل َغد َو َّات ُقوا
ِ ٍۚ ٍ ِ ِ
َ ُ َْ َ َ
١٨ خ ِب ْي ٌر ِۢبما تع َمل ْون
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah
dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah
diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada
Allah. Sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu
kerjakan. (QS Al-Hasyr: 18).
e. Evaluasi sebagai pengukur keberhasilan, yaitu untuk mengetahui
sejauh mana suatu program berhasil diterapkan. Keberhasilan program
12
ditentukan oleh beberapa faktor yaitu faktor guru, metode mengajar,
kurikulum, sarana dan sistem administrasi. 16
16
Hamdani Ihsan dan A. Fuad Ihsan, Op.Cit., h. 220.
17
Ramayulis, Op.Cit., h. 457.
13
e. Bermakna, yakni hendaknya penilaian mencerminkan gambaran yang
utuh tentang prestasi peserta didik dalam pencapaian kompetensi yang
telah ditetapkan.
f. Adil dan Objektif, evaluasi harus mempertimbangkan rasa keadilan
bagi peserta didik dan objektifitas pendidik, tanpa membedakan jenis
kelamin, latar belakang etnis, budaya dan berbagai hal yang memberikan
kontribusi pada pembelajaran. Sebab ketidakadilan dalam penilaian
dapat menyebabkan menurunnya motivasi belajar peserta didik karena
mereka merasa dianaktirikan.
g. Terbuka, evaluasi ini hendaknya dilakukan secara terbuka bagi berbagai
kalangan sehingga keputusan tentang keberhasilan peserta didik jelas
bagi pihak-pihak yang berkepentingan, tanpa adanya rekayasa atau
sembunyi-sembunyi sehingga pada akhirnya dapat merugikan semua
pihak.
h. Ikhlas, yaitu berupa kebersihan niat atau hati pendidik, bahwa ia
melakukan evaluasi itu dalam rangka tercapainya tujuan pendidikan
secara efisien bagi kepentingan peserta didik.
i. Praktis, yaitu mudah dimengerti dan dilaksanakan dengan beberapa
indicator, yaitu hemat waktu, biaya dan tenaga, mudah
diadministrasikan, mudah menskor dan mengelolanya dan mudah
ditafsirkan.
j. Dicatat dan Akurat, yaitu hasil dan setiap evaluasi prestasi peserta didik
harus secara sistematis dan komprehenshif dicatat dan disimpan,
sehinggasewakti-waktu dapat dipergunakan.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas, dapat penulis simpulkan bahwa evaluasi
merupakan salah satu bentuk tindakan yang bertujuan untuk menilai sejauh
mana keberhasilan dalam sebuah pendidikan atau proses pembelajar dalam
mencapai tujuan yang hendak dicapai, oleh karena itu dalam prose
pengevaluasian hendaknya dilakukan dengan teliti dan bersifat komprehensif
agar segala kekurangan atau kendala yang dihadapai mampu diatasi di
kemudian harinya.
Adapun yang menjadi objek dalam melakukan sebuah evaluasi
pendidikan Islam yang pada umumnya adalah peserta didik, namun bukan
sepenuhnya sebagai objek evaluasi semata, akan tetapi mereka juga sebagai
subjek evaluasi. Oleh karena itu, evaluasi pendidikan Islam dapat dilakukan
dengan du acara yakni evaluasi diri sendiri (self evaluation/intropeksi) dan
evaluasi terhadap orang lain (peserta didik). Umar bin Khattab berkata:
15
DAFTAR PUSTAKA
Abudin Nata. Ilmu Pendidikan Islam. (Jakarta: Gaya Media Pratama. 2005).
Hamdani Ihsan dan A. Fuad Ihsan. Filsafat Pendidikan Islam. (Bandung: Pustaka
Setia. 2001).
Hasan Basri, dan Beni Ahmad Saebani. Ilmu Pendidikan Islam; Jilid II. (Bandung:
CV Pustaka Setia. 2010).
16