Assalamu’alaikum Wr. Wb
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, taufik, hidayah dan inayah-Nya sehingga terselesaikannya
tugas makalah Ushul Fiqih ini.
Shalawat beserta salam semoga tetap kepangkuan junjungan Rasulullah
Muhammad SAW, manusia yang mulia akhlaknya dan berkat Beliau juga yang
membawa kita dari alam terang benderang menuju alam yang penuh dengan ilmu
pengetahuan bagi seluruh umat manusia di jagat raya ini.
Alhamdulillah pada kesempatan ini juga Kami telah menyelesaikan makalah
yang berjudu “Metode Istinbath Hukum taklifi”. Penulis harapkan semoga
makalah ini bermanfaat bagi mahasiswa dalam mempelajari, menelaah dan
memahaminya. Harapan kami, semoga makalah ini bisa bermanfaat untuk
pembelajaran kita semua sesuai dengan yang diharapan. Amiin.
Pada akhirnya hanya kepada Allah SWT, penulis berlindung dan memohon
tumpahan rahmat-Nya. Amiin.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................
A. Latar belakang...........................................................................................
B. Rumusan Masalah.....................................................................................
C. Tujuan........................................................................................................
D. Manfaat......................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................
A. Pengertian Hukum Taklif
B. Pengertian Metode Istinbath Hukum....................................................
1. Wajib...................................................................................................
2. Mandub................................................................................................
3. haram...................................................................................................
4. Makruh................................................................................................
5. Mubah..................................................................................................
BAB III PENUTUP.............................................................................................
A. Kesimpulan................................................................................................
B. Kritik dan Saran.........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................
BIOGRAFI PEMAKALAH ..............................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sumber pokok ajaran islam adalah Al-qur,an dan Al-hadist pada masa
rasul. Apabila muncul suatu persoalan yang mengenai hukum baik itu
berhubungan denganAllah maupun dengan masyarakat, maka Allah
menurunkan ayat untuk menjelaskannya. Rasulullah sebagai pemberi
penejelasan kepada umatnya tentang bagaimana ayat yang diturunkan
tersebut. Penjelasan tentang Al-qur,an tidak selamanya tegas dan
terperinci(tafsili), melainkan banyak juga yang bersifat garis besar(ijmali)
dan terkadang rasulullah harus menggunakan akal yang disebut dengan
ijtihad.
Permasalahan-permasalahan yang tumbuh dalam masyarakat adakala
sudah ditemuakan dalam nashnya yang jelas dalam Al-qur’an dan Al-hadist,
tetapi yang ditemukan tersebut merupakan hanya prinsip-prinsip umum.
Untuk pemecahan masalah yang baru timbul yang belum ada nash secara
jelas, perlu dilakukan istinbath hukum yaitu mengeluarkan hukum-hukum
baru terhadap permasalahan yang muncul dalam masyarakat dengan
melakukan ijtihad berdasarkan dalil-dalil yang ada didalam Al-qur’an dan
Al-hadist.
Dengan jalan istinbath itu maka hukum islam akan senantiasa
berkembang seirama dengan terjadinya dinamika perkembangan masyarakat
guna mewujudkan kemaslahatan dan kesejahteraan dan juga menegakkan
ketertiban dalam pergaulan masyarakat serta menjamin hak dan kewajiban
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dari
makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian dari Istinbath Hukum?
2. Apa pengertian dari Hukum taklifi?
3. Apa saja bagian dari Hukum taklifi seperti wajib, mandub, haram,
makruh, dan mubah?
C. TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan pembuatan
makalah ini adalah:
1. Mengetahui mengenai Istinbath.
2. Dapat memahamai maksud Hukum Taklifi,
3. Dapat mengetahui dan mengidentifikasi apa saja bagian-bagian hukum
(wajib, haram, mandub, makruh, dan mubah) yang terkandung dalam
setiap hukum taklif tersebut
:
5
Dari segi bahasa al-quran merupakan bentuk masdar dari kata qaraa, yang terambil dari
wajan fu'lan, yang berarti "bacaan" atau apa yang tertulis padanya, maqru', seperti yang terungkap
dalam surat al-Qiyamah (75) ayat 17-18. Lihat buku Hasbiyallah. Fiqih dan Ushul Fiqih: Metode
Istinbath dan Istidlal. (Bandung: Remaja Rodakaya. 2013). Hlm. 9.
6
Arti shaum (puasa) dalam bahasa Arab adalah menahan diri dari sesuatu. Shama anil
kalam artinya menahan diri dari berbicara. Lihat buku karangan Wahbah Az-Zuhaili. Fiqih Islam
di bulan Ramadhan, dan melaksanakan haji bagi siapa
yang mampu.
Berkaitan dengan kewajiban seperti ini, muncul
sebuah pertanyaan, di waktu tidak mampu melakukan
sendiri atau telah meninggal dunia, apakah bisa gugur
kewajiban itu dengan dilaksanakan oleh orang lain?.
Ulama Ushul Fiqh7 membagi hal tersebut kepada tiga
kategori. (1) kewajiban yang berhubungan dengan harta,
seperti kewajiban membayar zakat8, atau kewajiban
mengembalikan titipan orang lain kepada pemiliknya.
Kewajiban seperti ini disepakati pelaksanaannya bisa
digantikan oleh orang lain; (2) Kewajiban dalam bentuk
ibadah mahdhah, seperti shalat dan puasa. Kewajiban
seperti ini di-sepakati tidak bisa digantikan oleh orang
lain; dan (3) kewajiban yang mempunyai dua dimensi,
yaitu dimensi ibadah fisik dan dimensi harta. Misalnya,
kewajiban melaksanakan haji9.
b) Wajib Kifa'i (wajib kifayah)
Yaitu kewajiban yang dibebankan kepada seluruh
mukalaf, namun bilamana telah dilaksanakan oleh sebagian
umat Islam maka kewajiban itu sudah dianggap terpenuhí
sehingga orang yang tidak ikut melaksanakannya tidak lagi
diwajibkan mengerjakannya. Misalnya, pelaksanaan shalat
jenazah adalah kewajiban seluruh umat Islam, tetapi sudah
13
Op.cit. hlm. 42-60.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Hasbiyallah. 2013. Fiqih dan Ushul Fiqih Metode Istinbath dan Istidlal. Bandung:
Remaja Rodakaya
Beni Ahmad Saebani. 2009. Ilmu Ushul Fiqih. Bandung: Pustaka Setia.
Ismatu Ropi dan Fuad jabali dkk. 2012. Pendidikan Agama Islam. Jakarta:
Kencana.
Moh. Amin dkk. Quran Hadis 1. 1992. Jakarta: Direkotorat jenderal pembinaan
kelmebagaan agama islam.
Boedi Abdullah dan Beni Ahmad Saebani. 2014. Metode Penelitian Ekonomi
Islam Mualamalah. Bandung: Pustaka Setia.
A. Pemakalah 1
Agama : Islam
B. Pemakalah 2
Agama : Islam
SMPN 3 Sanglar