Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

HUKUM-HUKUM ISLAM

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam

Dosen Pengampu : Tohedi, M. Pd. I

Disusun Oleh :

Agustin Nurul Susanti (170110301042)

Adam Firmansyah (170110301043)

Dimas Eka Arianto (170110301044)

Krisnia Santi (170110301046)

Cristina Anggrasari (170110301047)

UNIVERSITAS JEMBER

2018

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 3

BAB I ..................................................................................................................................... 4

PENDAHULUAN .................................................................................................................. 4

1.1 Latar Belakang ..................................................................................................................... 4

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................ 4

1.3 Tujuan dan manfaat.............................................................................................................. 4

BAB II .................................................................................................................................... 6

PEMBAHASAN .................................................................................................................... 6

2.1 Pengertian Hukum Islam...................................................................................................... 6

2.2 Hal-hal yang termasuk didalam Hukum Islam .................................................................... 6

2.3 Hukum Islam di Indonesia ................................................................................................... 8

2.4 Ruang Lingkup Hukum Islam .............................................................................................. 8

2.5 Kontribusi Umat Islam Dalam Perumusan Dan Penegakan Hukum Islam ....................... 10

2.6 Fungsi Hukum Islam Dalam Kehidupan Masyarakat ........................................................ 11

BAB III................................................................................................................................. 13

PENUTUP ............................................................................................................................ 13

3.1. Kesimpulan ....................................................................................................................... 13

3.2. Saran ................................................................................................................................. 13

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah Subhanahu Wata’ala yang telah
memberikan banyak nikmat, taufik dan hidayah. Sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Hukum-Hukum Islam” dengan baik.

Makalah ini telah penulis selesaikan, penulis sebagai manusia biasa menyadari
sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tata
bahasa, susunan kalimat maupun isi. Oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati menerima
segala kritik dan saran yang membangun dari pembaca.

Demikian yang bisa penulis sampaikan, semoga makalah ini dapat menambah
khazanah ilmu pengetahuan.

Jember, 24 Maret 2018

Penulis

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tiap sendi-sendi kehidupan manusia, ada tata aturan yang harus ditaati.Bila
berada dalam masyarakat maka hukum masyarakat harus dijunjung tinggi.Begitu pula
dengan memeluk agama Islam, yaitu agama yang memiliki aturan.Dan aturan yang
pertama kali harus kita pahami adalah aturan Allah.Segala aturan Ilahi dalam segala
bentuk hukum-hukum kehidupan manusia tertuang di Al-Qur’an, yang dilengkapi
penjelasannya dalam hadits Nabi SAW.
Secara sederhana hukum adalah “seperangkat peraturan tentang tingkah laku
manusia yang diakui sekelompok masyarakat; disusun orang-orang yang diberi
wewenang oleh masyarakat itu; berlaku mengikat, untuk seluruh anggotanya”. Bila
definisi ini dikaitkan dengan Islam atau syara’ maka hukum Islam berarti:
“seperangkat peraturan bedasarkan wahyu Allah SWT dan sunah Rasulullah SAW
tentang tingkah laku manusia yang dikenai hukum (mukallaf) yang diakui dan
diyakini mengikat semua yang beragama Islam”. Maksud kata “seperangkat
peraturan” disini adalah peraturan yang dirumuskan secara rinci dan mempunyai
kekuatan yang mengikat, baik di dunia maupun di akhirat.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu Hukum Islam ?
1. Apa saja yang termasuk didalam Hukum Islam ?
2. Bagaimana Hukum Islam di Indonesia ?
3. Bagaimana ruang lingkup hukum islam?
4. Apa tujuan hukum islam?
5. Apa fungsi hukum islam dalam kehidupan masyarakat?

1.3 Tujuan dan manfaat

1.Menjelaskan tentang arti dan makna Hukum Islam.


2.Menjelaskan hal-hal yang termasuk didalam Hukum Islam.

3.Menjelaskan mengenai Hukum Islam yang ada di Indonesia.

4
4.Menjelaskan ruang lingkup hukum islam.

5.Menjelaskan tujuan hukum islam.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Hukum Islam


Hukum adalah aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh mereka yang memiliki
kewenangan dalam menentukan hukum. Dan hukum atau aturan-aturan yang telah
ditetapkan tersebut memiliki peran sebagai pedoman atau landasan bertindak para
pelaku di mana hukum tersebut diterapkan.secara dasar pengertian hukum dalam Islam
adalah Segala aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh penguasa jagad yaitu Allah
SWT dalam mengatur perilaku ummat-Nya. Hukum tersebut berlaku dalam perilaku
manusia ketika berhubungan dengan manusia lainnya, dengan Allah yakni Hablum
Minallah, ataupun juga dengan hubungannya manusia dalam memperlakukan
lingkungan alam sekitarnya.

2.2 Hal-hal yang termasuk didalam Hukum Islam


Yang dimaksud dengan hal-hal didalam hukum islam, meliputi Sumber-
sumber Hukum Islam danMacam-macam Hukum Islam.
1. Sumber-sumber Hukum Islam
Sumber merupakan asal sesuatu, sedangkan sumber hukum Islam adalah asal
tempat pengambilan hukum Islam.
a) Al-Qur’an
Sumber Hukum Islam yang pertama adalah Al-Qur’an. Al-Qur’an memuat
kandungan-kandungan yang berisi perintah, larangan, anjuran, kisah islam,
ketentuan, hikmah, dan sebagainya. Al-Qur’an menjelaskan secara rinci bagaimana
seharusnya manusia menjalani kehidupan agar tercipta masyarakat berakhlak
mulia.
b) Al-Hadist
Sumber hukum Islam yang kedua adalah Al-Hadist, yakni segala sesuatu yang
berlandaskan pada Rasulullah SAW.Baik berupa perkataan, perilaku,
diamnyabeliau.Di dalam Al-Hadist terkandung aturan-aturan yang merinci segala

6
aturan yang masih global dalam Al-quran. Kata hadits yang mengalami perluasan
makna sehingga disinonimkan dengan sunnah, maka dapat berarti segala perkataan
(sabda), perbuatan, ketetapan maupun persetujuan dari Rasulullah SAW yang
dijadikan ketetapan ataupun hukum islam.
c) Ijma’
Kesepakatan seluruh ulama mujtahid pada satu masa setelah zaman
Rasulullah atas sebuah perkara dalam agama.”Dan ijma’ yang dapat dipertanggung
jawabkan adalah yang terjadi di zaman sahabat, tabiin (setelah sahabat), dan tabi’ut
tabiin (setelah tabiin).Karena setelah zaman mereka para ulama telah berpencar dan
jumlahnya banyak, dan perselisihan semakin banyak, sehingga tak dapat dipastikan
bahwa semua ulama telah bersepakat.

d) Qiyas
Sumber hukum Islam yang keempat setelah Al-Quran, Al-Hadits dan
Ijma’ adalah Qiyas. Qiyas berarti menjelaskan sesuatu yang tidak ada dalil nashnya
dalam Al quran ataupun hadis dengan cara membandingkan sesuatu yang serupa
dengan sesuatu yang hendak diketahui hukumnya tersebut.

2. Macam-macam Hukum Islam

Berikut ini adalah macam-macam hukum Islam:

a) Wajib

Wajib adalah sesuatu perbuatan yang jika dikerjakan akan


mendapatkan pahala dan jika ditinggalkan akan diberi siksa. Contoh dari perbuatan
yang memiliki hukum wajib adalah shalat lima waktu, memakai hijab bagi
perempuan, puasa, melaksanakan ibadah haji bagi yang mampu, menghormati
orang non muslim dan banyak lagi.

b) Sunnah
Sunnah ialah sesuatu perbuatan yang dituntut agama untuk dikerjakan
tetapi tuntutannya tidak sampai ke tingkatan wajib atau sederhananya perbuatan
yang jika dikerjakan akan mendapatkan pahala dan jika ditinggalkan tidak akan
mendapatkan siksaan atau hukuman. Contoh dari perbuatan yang memiliki hukum
sunnah ialah shalat yang dikerjakan sebelum atau sesudah shalat fardhu.

7
c) Haram

Haram ialah sesuatu perbuatan yang jika dikejakan pasti akan


mendapatkan siksaan dan jika ditinggalkan akan mendapatkan pahala. Contoh
perbuatan yang memiliki hukum haram adalah berbuat zina, minum alkohol,
bermain judi, mencuri, korupsi dan banyak lagi.

d) Makruh

Makruh adalah suatu perbuatan yang dirasakan jika meninggalkannya itu


lebih baik dari pada mengerjakannya.

e) Mubah
Mubah adalah suatu perbuatan yang diperbolehkan oleh agama antara
mengerjakannya atau meninggalkannya.

2.3 Hukum Islam di Indonesia


Hukum Islam telah ada di kepulauan Indonesia sejak orang Islam datang dan
bermukim di nusantara ini.Islam telah masuk ke Indonesia pada abad pertama Hijriah
atau pada abad ketujuh, kedelapan Masehi. Pendapat lain mengatakan bahwa Islam baru
sampai ke Nusantara ini pada abad ke 13 Masehi (P.A.Hoesein Djajadiningrat, 1961:119).
Hukum islam diikuti dan dilaksanakan juga oleh para pemeluk agama islam dalam
kerajaan-kerajaan Demak, Jepara, Tuban, Gresik, Ngampel dan kemudian Mataram. Ini
dapat dibuktikan dari karya para pujangga yang hidup di masa itu.Di antara karya tersebut
dapat disebut misalnya Sajinatul Hukum (Moh.Koesnoe, 1982:2).

Bahwa sebelum Belanda mengukuhkan kekuasaannya di Indonesia, hukum Islam


sebagai hukum yang berdiri sendiri telah ada dalam masyarakat, tumbuh dan berkembang
di samping kebiasaan atau adat penduduk yang mendiami kepulauan Nusantara ini.
Menurut Soebardi, terdapat bukti-bukti yang menunjukkan bahwa Islam berakar dalam
kesadaran penduduk kepulauan Nusantara.

2.4 Ruang Lingkup Hukum Islam


Hukum islam baik dalam pengertian syaariatr maupun fikih di bagi menjadi
dua bagian besar, yaitu:
1. Ibadah (mahdhah)

8
Ibadah adalah tata cara dan upacara yang wajib dilakukan oleh seoraang
muslim dalam menjalankan hubingan kepada Allah, seperti shalat, membayar zakat,
menjalankan ibadah haji. Tata caara dan upacara ini tetap, tidak ditambah-tambah
maupun dikurangi.Ketentuannya telah di atur dengan pasti oleh Allah dan dijelaskan
oleh RasulNya. Dengan demikian tidak mungkin ada proses yang membawa
perubahan dan perombakan secaara asasi mengenai hukum, susunan dan tata cara
beribadat. Yang mungkin berubah hanyalah penggunaan aalat-alat modern dalam
pelaksanaannya.
2. Muamalah (ghairu mahdhah)
Adalah ketetapan Allah yang berhubungan dengan kehidupan sosial manusia
walaupun ketetapan tersebut terbatas pada pokok-pokok saja. Karena itu sifatnya
terbuka untuk dikembangkan melalui ijtihad manusia yang memenuhi syarat
melakukan usaha itu.

3. Tujuan Hukum Islam


Tujuan hukum islam secara umum adalah Dar-ul mafaasidiwajalbul
mashaalihi (mencegah terjadinya kerusakan dan mendatangkan kemaslahatan). Abu
Ishaq As-Sathibi merumuskan lima tujuan hukum islam:
1. Memelihara agama
Agama adalah sesuatu yang harus dimilki oleh setiap manusia oleh
martabatnyadapat terangkat lebih tinggi dan martabat makhluk lain danmemenuhi
hajat jiwanya. Agama islam memberi perlindungan kepada pemeluk agam lain untuk
menjalankan agama sesuai dengan keyakinannya.
2. Memelihara jiwa
Menurut hukum islam jiwa harus dilindungi. Hukum islam wajib memelihara
hak manusia untuk hidup dan mempertahankan kehidupannya. Islam melarang
pembunuhan sebagai penghilangan jiwa manusia dan melindungi berbagai sarana
yang dipergunakan oleh manusia untuk mempertahankan kemaslahatannya
hidupnya (Qs.6:51,17:33)
3. Memelihara akal
Islam mewajibkan seseorang untuk memlihara akalnya, karena akal
mempunyai peranan sangat penting dalam hidup dan kehidupan manusia. Seseorang
tidak akan dapat menjalankan hukum islam dengan baik dan benar tanpa
mempergunakan akal sehat. (QS.5:90)

9
4. Memelihara keturunan
Dalam hukum islam memlihara keturunan adalah hal yang sangat penting.
Karena itu, meneruskan keturunan harus melalui perkawinan yang sah menurut
ketentuan Yang ada dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah dan dilarang melakukan
perzinahaan. (Qs.4:23)
5. Memelihara harta
Menurut ajaran islam harta merupakan pemberian Allah kepada manusia
untuk kelangsungan hidup mereka. Untuk itu manusia sebagai khalifah di bumi
dilindungi haknya untuk memperoleh harta dengan cara-cara yang halal, sah menurut
hukum dan benar menurut aturan moral. Jadi huku slam ditetapkan oleh Allah untuk
memenuhi kebutuhan hidup manusia itu sendiri, baik yang bersifat primer, sekunder,
maupun tersier (dloruri, haaji, dan tahsini).

2.5 Kontribusi Umat Islam Dalam Perumusan Dan Penegakan Hukum Islam
Hukum islam ada dua sifat, yaitu:
1. Al- tsabat (stabil), hukum islam sebagai wahyu akan tetap dan tidak berubah
sepanjang masa
2. At-tathawwur (berkembang), hukum islam tidak kaku dalam berbagai kondisi
dan situasi sosial.
Dilihat dari sketsa historis, hukum islam masuk ke indonesia bersama
masuknya islam ke Indonesia pada abad ke 1 hijriyah atau 7/8 masehi. Sedangkan
hukum barat baru diperkenalkan VOC awal abad 17 masehi. Sebalum islam masuk
Indonesia, rakyat Indonesia menganut hukum adat yang bermacam-macam sistemnya
dan sangat majemuk sifatnya. Namun setelah islam datang dan menjadi agama resmi
di berbagai kerajaan nusantara, maka hukum islam pun munjadi hukum resmi
kerajaan-kerajaan tersebut dan tersebar menjadi hukum yang berlaku dalam
masyarakat.
Secara yuridis formal, keberadaan negara kesatuan Indonesia adalah diawali
pada saat proklamasi 17 Agustus 1945.Pada tanggal 18 Agustus 1945 kemudian
diakui berlakunya Undang-Undang Dasar 1945. Pada saat itulah keinginan para
pemimpin islam untuk kembali menjalankan hukum islam bagi umat islam berkobar.
Dalam pembentukan hukum islam di indonesia, kesadaran berhukum islam untuk
pertama kali pada zaman kemerdekaan adalah di dalam Piagam Jakarta 22 juni 1945 ,

10
yang di dalam dasar ketuhanan diikuti dengan pernyataan “dengan kewajiban
menjalankan syariat islam bagi pemeluk-pemeluknya”. Tetapi dengan pertimbangan
untuk persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia akhirnya mengalami perubahan pada
tanggal 18 Agustus 1945 yang rumusan sila pertamanya menjadi “Ketuhanan yang
Maha Esa”.
Meskipun demikian, dalam berbagai macam peraturan perundang-undangan,
hukum islam telah benar-benar memperoleh tempat yang wajar secara kontitusional
yuridis.
Dengan demikian kontribusi umat islam dalam petrumusan dan penegakan
hukum sangat besar. Adapun upaya yang harus dilakukan untuk penegakan hukum
dalam praktek bermasyarakat dan bernegara yaitu melalui proses kultural dan
dakwah. Apabila islam telah menjadikan suatu keebijakan sebagai kultur dalam
masyarakat, maka sebagai konsekuensinyahukum harus ditegakkan. Bila perlu “law
inforcement” dalam penegakkan hukum islam dengan hukum positif yaitu melalui
perjuangan legislasi. Sehingga dalam perjaalananya suatu ketentuan yang wajib
menurut islam menjadi wajib pula menurut perundangan.

2.6 Fungsi Hukum Islam Dalam Kehidupan Masyarakat


Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri manusia
membutuhkan pertolongan satu sama lain dan memerlukan organisasi dalam
memperoleh kemajuan dan dinamika kehidupannya. Setiap individu dan kelompok
sosial memiliki kepentingan. Namun demikan kepentingan itu tidak selalu sama satu
saama lain, bahkan mungkin bertentangan. Hal itu mengandung potensi terjanya
benturan daan konflik.Maka hal itu membutuhkan aturan main.Agar kepentingan
individu dapat dicapai secara adil, maka dibutuhkan penegakan aturan main tersebut.
Aturan main itulah yang kemudian disebut dengan hukum islam yang dan menjadi
pedoman setiap pemeluknya.
Dalam hal ini hukum islam memiliki tiga orientasi, yaitu:
a. Mendidik indiividu (tahdzib al-fardi) untuk selalu menjadi sumber kebaikan,
b. Menegakkan keadilan (iqamat al-‘adl),
c. Merealisasikan kemashlahatan (al-mashlahah).
Orientasi tersebut tidak hanya bermanfaat bagi manusia dalam jangka pendek
dalam kehidupan duniawi tetapi juga harus menjamin kebahagiaan kehidupan di

11
akherat yang kekal abadi, baik yang berupa hukum-hukum untuk menggapai kebaikan
dan kesempurnaan hidup (jalbu al manafi’), maupun pencegahan kejahatan dan
kerusakan dalam kehidupan (dar’u al-mafasid). Begitu juga yang berkaitan dengan
kepentingan hubungan antara Allah dengan makhluknya maupun kepentingan
orientasi hukum itu sendiri.
Sedangkan fungsi hukum islam dirumuskan dalam empat fungsi, yaitu:
1. Fungsi ibadah
Dalam adz-Dzariyat: 56, Allah berfirman: "Dan tidak aku ciptakan jin dan
manusia melainkan untuk beribadah kepadaKu". Maka dengan daalil ini fungsi
ibadah tampak palilng menonjol dibandingkan dengan fungsi lainnya.
2. Fungsi amr makruf naahi munkar (perintah kebaikan dan peencegahan
kemungkaran).
Maka setiap hukum islam bahkan ritual dan spiritual pun berorientasi
membentuk mannusia yang yang dapat menjadi teladan kebaikan dan pencegah
kemungkaran.
3. Fungsi zawajir (penjeraan)
Adanya sanksi dalam hukum islam yang bukan hanya sanksi hukuman dunia,
tetapi juga dengan ancaman siksa akhirat dimaksudkan agar manusia dapat jera dan
takut melakukan kejahatan.
4. Fungsi tandzim wa ishlah al-ummah (organisasi dan rehabilitasi masyarakat)
Ketentuan hukum sanksi tersebut bukan sekedar sebagai batas ancaman dan
untuk menakut-nakuti masyarakat saja, akan tetapi juga untuk rehaabilitasi dan
pengorganisasian umat mrnjadi leboh baik. Dalam literatur ilmu hukum hal ini
dikenal dengan istilah fungsi enginering social.

12
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
Secara umum hukum Islam berorientasi pada perlindungan terhadap agama, jiwa, akal,
keturunan dan harta. Artinya hukum Islam bertujuan pada pemeliharaan agama, menjamin,
menjaga dan memelihara kehidupan dan jiwa, memelihara kemurnian akal sehat dan menjaga
ketertiban keturunan manusia serta menjaga hak milik harta kekayaan untuk kemaslahatan
hidup umat manusia.

3.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka dapat dikemukakan beberapa saran sebagai
berikut :
1. Sebagai umat Islam hendaknya memahami hukum Islam dengan baik, karena hukum
ini mengatur berbagai kehidupan umat manusia untuk mencapai kemaslahatan.
2. Setiap manusia hendaknya menjungjung tinggi Hak Asasi Manusia, karena hak ini
sebagai dasar yang melekat pada diri tiap manusia.
3. Dalam mengamalkan ajaran Islam secara menyeluruh, baik dibidang hukum, hak dan
kewajiban asasi manusia, serta kehidupan berdemokrasi hendaknya berdasarkan prinsip-
prinsip yang diajarkan Islam.

13

Anda mungkin juga menyukai