“Studi Islam”
Dosen :
Dr. Khairan Muhammad Arif M.Ed
Disusun oleh :
Aurora Irsya Salsabila (11210183000078)
Indira Putri Nurfadilla (11210183000090)
Nasywa Kamil Adzani (11210183000072)
JAKARTA 2021
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang
kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik
itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah dengan judul “Karakteristik dan Prinsip Ajaran Islam.”
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada
makalah ini kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Pemakalah
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap agama mempunyai karakteristik dan prinsip yang membedakannya dari agama-
agama yang lain. Istilah karakter menurut Pusat Bahasa Depdiknas adalah bawaan, hati,
jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tabiat, temperamen, watak.
Jadi karakter ajaran Islam adalah sifat-sifat khas Islam itu sendiri yang menjadi
pembedanya dengan agama lain dalam meyakinkan pemeluk-pemeluknya. Berbicara
karakter, maka kita harus tahu bagaimana sifat pribadinya, dengan mengenal sedekat
mungkin, jangan lihat dari luarnya saja. Begitu juga dengan Islam. Islam tidak bisa dinilai
hanya dari luarnya saja, Islam mempunyai kekhasan tersendiri dengan ajaran-ajaran nya,
apabila dibandingkan dengan kepercayaan lain maka disanalah akan tampak keunggulan
dan keunikkan ajaran Ilahi Rabbi ini. Maka dari itu, mudah-mudahan makalah ini dapat
dipahami dengan baik untuk mengenal karakteristik dan prinsip ajaran Islam.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Karaktristik dan Prinsip Ajaran Agama?
2. Apa saja macam-macam karakteristik ajaran islam?
3. Apa saja macam-macam prinsip ajaran islam?
4. Bagaimana persamaan dan perbedaan dengan agama yang lain?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui karakteristik dan prinsip ajaran islam
2. Untuk mengetahui macam-macam karakteristik ajaran islam
3. Untuk mengetahui prinsip ajaran islam
4. Untuk mengetahui Persamaan dan Perbedaan dengan agama yang lain.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Karakteristik
Karakteristik berasal dari Bahasa Inggris “character”,yang berarti watak,
karakter, dan sifat. Selanjutnya, kata ini menjadi “Characteristic” yang berarti sifat
yang khas, yang membadakan satu dengan yang lainnya dalam Bahasa Indonesia
Karakter berarti sifat yaitu Rupa atau keadaan yang tampak pada suatu benda atau
kata yang menyatakan keadaan sesuatu seperti Panjang, Keras, dan Besar.
Menurut John M. Echols dan Hasan Shadily dalam bukunya yang berjudul
KamusInggris Indonesia, pengertian karakteristik itu berasal dari bahasa Inggris
“character”, yang berarti watak, karakter, dan sifat. Kemudian kata ini menjadi
characteristic yang memilikiarti sebagai sifat khas, yang membedakan antara satu dan
lainnya.1
Islam sebagai sebuah bangunan atau sistem yang sofisticated dan berbasis
pada ajaran utama Al-Quran dan Al-Sunah diyakini memiliki karakter yang
dengannya dapat diidentifikasi atau dikenali secara seksama yang selanjutnya dapat
dibedakan dengan ajaran agama lainnya. Status, kepedudukan, dan respons yang
diberikan seseorang pada sesuatu itu. Jika sifat dan karakternya mengagumkan dan
memberikan manfaat yang besar bagi kemanusiaan, maka sesuatu itu biasanya
dihormati dan dimuliakan.
1
Abuddin Nata, Studi Islam Komprehensif, (Jakarta: Kencana, 2011), cet 1, hlm. 113.
2
Ibid., hlm. 115
ajaran Islam membawa ajaran akidah, akhlah, sosial, ekonomi, politik,
ketatanegaraan, kekeluargaan, kebudayaan, peradaban, dan lain sebagainya.
Intinya ajaran Islam mencakup berbagai aspek kehidapan manusia.
Karakteristik ajaran islam yang bersifat al-syumuliah (menyeluruh) dan
menyempurnakan serta melengkapi ajaran agama-agama samawi sebelumnya ini
dinyatakan dalam Al-Qur’an sebagai berikut:
“Pada hari ini telah Aku sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Aku
cukupkan kepada kamu nikmat-Ku, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agama
bagi kamu” (QS. Al-Maidah(5):3)
Hal ini sejalan dengan Hadis Nabi Muhammad SAW: “Bukanlah orang yang
terbaik diantara kamu sekalian orang yang meninggalkan urusan dunia hanya
mementingkan urusan akhirat saja, atau meninggalkan urusan akhirat karena
hanya mementingkan urusan dunia saja, melainkan yang baik itu adalah orang
yang mementingkan kedua-duanya, karena dunia adalah sarana untuk mencapai
kebahagiaan akhirat.” (HR. Ibn Asakir dari Anas ra.)
2. Kritis
Karakter ajaran Islam yang besifat kritis ini dapat dilihat dari segi
kependudukan ajaran Islam yang memiliki ciri yang lebih tinggi dibandingkan
dengan ajaran-ajaran samawi yang diturunkan sebelumnya. Dengan
kedudukannya yang demikian itu, maka ajaran Islam dengan sumber utamanya
Al-Qur’an dan Al-Sunah menjadi wasit,hakim, atau korektor terhadap berbagai
kekeliruan dan penyimpangan yang telah diperbuat para penganut agama
sebelumnya. Kekeliruan ini misalnya berkaitan dengan doktrin ketuhanan, ajaran
kitab suci, dan lain sebagainya. Keadaan penyimpangan ini dapat dilihat dari
informasi yang diberikan Al-Qur’an sebagai berikut:
“Tetapi jika kamu menyimpang(dari jalan Allah) sesudah datang kepadamu
bukti-bukti kebenaran, maka ketahuilah, bahwasanya Allah Mahaperkasa lagi
Mahabijaksana.” (QS. al-Baqarah(2): 209)
3. Humanis
Karakteristik ajaran Islam tentang humanis inidapat dilihat dari upaya Islam
yang melindungi HAM sebagai mana dapat dilihat dari segi visi, misi, dan
tujuannya, yakni ajaran Islam memiliki ciri tidak hanya mensejahterahkan
kehidupan dunia atau akhirat saja, melainkan menyejahterahkan dunia dan
akhirat; jasmani dan rohani, individual dan sosial, lahir dan batin; tidak hanya
bersifat lokal, nasional, atau regional, melainkan juga bersifar Internasional.
Ajaran silam bertujuan memelihara dan melindungi hak- hak asasi manusia, yakni
hak hidup (hifdz al-nafs), hak beragama (hifdz al-din), hak berfikir (hifdz al-‘aql),
hak memiliki keturunan (hifdz al-nasl), dan hak mendapatkan, memiliki dan
menggunakan harta (hifdz al-maal).
Hal ini sejalan dengan firman Allah SWT: “Dan carilah pada apa yang telah
dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah
kamu melupakan bagimu dari (kenikmatan) dunia, dan berbuat baiklah (kepada
orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu
berbuat kerusakan di (dimuka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menukai orang-
orang yang berbuat kerusakan” (QS.al-Qashash(28): 77)
4. Militansi Moderat
Pedoman Ajaran Islam bukan hanya dari Al-Qur’an dan Al-Sunah (normatif),
tetapi juga berpedoman kepada para ulama dan umara (ulul al-amri) peningglan
sejarah, adat istiadat dan tradisi yang relevan, intuisi, serta berbagai temuan dan
teori dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. 3 Dengan sumbernya seperti itu,
ajaran Islam dapat beradaptasi dan menjelaskan berbagai masalah yang dihadapi
manusia.
Ciri Al-Qur’an sebagai berikut;
1) ada ayat- ayatnya yang mengandung ajaran yag bersifat pasti. contoh akidah,
ibadah, dan akhlak.
2) lebih banyak bersifat dzanni atau interpretable, yakni dapat ditafsirkan sesuai
situasi dan kondisi.
5. Dinamis
Karena keadaan zaman dari waktu ke waktu selalu berubah baik dari segi pola
komunikasi, interaksi, transaksi, dan berbagai aspek hidup lainnya, maka ajaran
Islam juga harus mengikuti dinamika ini.
3
Abuddin Nata, Studi Islam Komprehensif, (Jakarta: Kencana Prenada Media Grup,2011), cet 1, hlm. 117
Dengan cara menyedikan peluang atau space untuk para ulama untuk
melakukan reinterpretasi dan reformulasi terhadap ajaran Islam tsb, yakni dengan
menyediakan ayat-ayat Al-Qur’an yang bersifat Interpretable yaitu ayat bersifat
mutasyabihat. Dengan adanya ayat-ayat yang mutasyabihat, maka ajaran Islam
dapat merespon atau menjawab berbagai masalah yang secara terang benderang
belum dijelaskan didalam Al Qur’an.
6. Toleran
Islam bersifat toleran dengan menghormati agama lain, tidak menyalahkan
atau mengolok-olok. Islam membangun toleransi serhadap agama-agama yang
serumpun dan tidak serumpun.
Karakteristik ajaran agama Islam bersifat Inklusif tidak hanya normatif atau
teori yang tertulis dalam kitab suci, melainkan di praktikan oleh umat Islam
ketika berkuasa di Spanyol, India, dan lain sebagainya. inklusif itu sendiri berarti
sikap yang hanya mengimani, menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang
dianutnya, pada saat bersama ia juga harus menghormati
7. Kosmopolit
Karakteristik ini menjadikan Islam bukan hanya untuk suatu bangsa atau
kelompok tertentu melainkan untuk semua umat manusia. Perbedaan warna kulit
suku bangsa, bahasa, budaya dan lain sebagainya tidak menghalangi untuk
menjadi penganut Islam. Dengan karakternya yang komposit maka islam dapat
mempersatukan dan mempersaudarakan seluruh umat manusia didunia dengan
dasar yang kukuh yakni iman dan takwa kepada Allah SWT.
8. Reprosif
Karakteristik ajaran Islam yang Responsif dapat dilihat dari awal kedatangan
Islam pertama kali yang sudah terlibat dengan berbagai masalah yang dihadapi
umat manusia.
Sifat Islam yang progresif itu telah diwujudkan umat Islam di zaman Klasik,
yakni dengan melairkan karya-karya Inovasi dan orisinal yang bermanfaat bagi
kehidupan umat manusia.
10. Rasional
Ajaran Islam yang terdapat pada Al-Qur’an dan Hadis selain memuat perintah
tetapi juga larangan. Dengan menjalankan perintah Allah SWT manusia
mendapatkan ketenangan jiwa, kehidupan yang lurus dan berakhlak mulia.
adapula larangan Allah SWT, berbagai perbuatan itu akan merugikan bagi orang
yang melakukannya dan bagi orang lain. jadi larangan dan perintah ini sejalan
dengan akal manusia.
Ajaran Al-Qur’an bersifat Global dan isyarat-isyarat yang bersifat umum.
Karena demikian pentingnya kedudukan akal dalam ajaran Islam, Maka setiap
orang yang mengamalkan ajaran Islam harus dalam keadaan sadar dan normal.
2. Keseimbangan (Al-Tawazun)
Tawazun adalah sikap menyeimbangkan segala aspek dalam kehidupan, tidak
condong kepada salah satu perkara saja. Keseimbangan membuka jalan bagi
nilai-nilai kebenaran, kebaikan dan keindahan. Keseimbangan akan melahirkan
kebahagiaan yang ditandai dengan adanya ketenteraman dan kesejahteraan yang
merata.
3. Sesuai Dengan Keadaan Zaman dan Tempat (Shalihun Li Kulli Zaman Wa
Makan)
Islam adalah agama akhir zaman. Setelah itu tidak ada lagi agama yang
diturunkan oleh Allah SWT. Untuk mengantisipasi berbagai perkembangan yang
terjadi, maka di dalam Al-Qur'an terdapat ayat-ayat yang bersifat qath'I (pasti),
yakni ayat-ayat yang pengertiannya sudah jelas, tegas, dan tidak dapat diartikan
dengan arti yang lain. Misalnya, ayat-ayat tentang akidah, akhlak, ibadah, dan
hal-hal yang berkaitan dengan hukum halal dan haram.
4
Prof. Dr. H. Abuddin Nata, M.A. Studi Islam Komprehensif. (Jakarta: KencanaPrenada Media Grup, 2011),
cet.1, hlm. 70
7. Berorientasi Pada Masa Depan (Muwajjih Ala Al-Waqt Al-Atiyah)
Islam adalah agama yang mengajarjan kepada penganutnya agar masa depan
keadaannya lebih baik dari masa lalu dan masa sekarang. Dengan memiliki
pandangan yang berorientasi ke masa depan, seseorang akan berusaha sungguh-
sungguh membekali dirinya dengan pendidkan dan pengajaran, yakni dengan
berusaha menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, wawasan, keterampilan,
mental spiritual, dan keprbadian yang unggul.
8. Kesederajatan (Al-Musawah)
Dalam prinsip ini, dapat diaartikan bahwa derajat semua manusia sama di
mata Tuhan baik kebangsaan, budaya, adat isstiadat, warna kulit, status sosial-
ekonomi, pangkat kedudukan dll, yg membedakan yaitu tingkat iman dan taqwa
nya.
ada beberapa manfaat yg akan kita peroleh jika jika menggunakan prinsip ini,
di antaranya yaitu :
a) Akan menimbulkan sikap saling menghirmati, menghargai, melindungi dan
mengamankan, serta menciptakan sebuah kehidupan yang aman dan damai.
b) Akan membangun citra ajaran Islam sebagai agama yang memberi rahmat
bagi seluruh alam, serta atas terciptanya tata kehidupan yang makin aman,
damai, adil, dan beradab.
9. Keadilan
Keadilan dapat diartikan sebagai sebuah perlakuan seseorang atas orang lain
yang didasarkan atas perasaan memberikan kesempatan yang sama, seimbang,
proporsional, sesuai dengan peran, tanggung jawab, dan prestasi yang
dicapainya.5 Prinsip keadilan dalam Islam ini merupakan perekat, pemersatu, dan
penyeimbang antara berbagai tindakan dan berbuatan yang dilakukan manusia,
yang memungkinkan setiap orang akan dapat menerimanya dengan rasa puas.
10. Musyawarah
yaitu sebuah proses penetapan suatu masalah atau keputusan yang berkaitan
dengan kehidupan umum dengan cara meminta saran, masukan, pertimbangan,
dan pendapat berbagai pihak secara demokratis.
5
Ibid., hlm. 77.
11. Persaudaraan (ukhuwah)
Prinsip persaudaraan dalam Islam didasarkan pada pandangan, walaupun
manusia memiliki katar belakang agama, kebangsaan, etis, jenis kelamin, budaya,
tradisi yang berbeda-beda, namun manusia memiliki unsur persamaan dari segi
asal usul, proses, kebutuhan hidup, tempat kembali, dan nenek moyang.
12. Keterbukaan
yang dimaksud dengan keterbukaan, bukanlah bersikap menerima semua yang
berasal dari luar tanpa penelitian dan penyaringan, melainkan mau menerima
informasi atau kebenaran dari mana pun datangnya, dengan tetap waspada, hati-
hati, cermat, dan menyesuaikan dengan petunjuk Al-Qur'an dan Al-Sunnah.6
Persamaan
Islam Yahudi
Islam hanya mengimani kepada satu Pada dasarnya Yahudi mengimani
Tuhan Yang Maha Esa. Tuhan yang paling utama yaitu
Yahuan.
Dalam Islam berkhitan adalah syariat Dalam Yahudi ada berkhitan(bersunat),
Islam, dan itu merupakan kesehatan di bertujuan untuk mendekatkan diri
dunia medis. kepada Tuhan agar keinginan terkabul.
Islam memiliki kitab suci. Agama Yahudi memiliki kitab suci
pula
Agama Islam adalah agama samawi Agama Yahudi adalah agama samawi
(agama langit). (agama langit).
Persamaan
6
Ibid., hlm. 80.
Agama Islam meyakini keesaan Allah Sejatinya agama Masehi meyakini
agama tauhid mutlak atau esa
Agama Islam adalah agama langit atau Agama Masehi adalah agama langit
samawi atau Samawi
Agama Islam adalah agama bagi seluruh Agama Masehi bukan hanya untuk
umat kaum Yahudi tapi untuk seluruh umat
Islam mengajarkan umat nya untuk tidak Dalam ajaran agama masehi (Isa A.S)
memakan daging babi dan disyariatkan sejatinya melarang umatnya untuk
untuk berkhitan memakan daging babi dan disyariatkan
untuk berkhitan
Persamaan
Islam Hindu
Islam mengimani hanya kepada satu Hindu yang terpelajar percaya pada
Tuhan satu Tuhan
Konsep ketuhanan dalam Islam dalam Konsep ketuhanan dalam Hindu
QS. Al-Ikhlas : 1 “Katakanlah (wahai Chandogya Upahishad Chapter 6 Sec.2
Muhammad) bahwa Allah yang Maha Vors 1 “Tuhan hanya satu tidak ada
Esa.” sekutunya”
Konsep ketuhanan dalam Islam dalam Konsep ketuhanan dalam Hindu
QS. Al-Ikhlas : 2 “Allah merupakan Bhagavad Gita Ch.10 V.3 “Dia adalah
tempat atau Tuhan untuk bergantung Tuhan semesta Alam”
dari segala sesuatu yang ada di alam
semesta”
Konsep ketuhanan dalam Islam dalam Konsep ketuhanan dalam Hindu
QS. Al-Ikhlas : 3 “Dia (Allah) tidak Shvetashvatara Upanishad Ch.6 V.9
beranak dan juga tidak diperanakkan” “Allah itu tidak punya Ibu, tidak punya
Bapak.”
Konsep ketuhanan dalam Islam dalam Konsep ketuhanan dalam Hindu
QS. Al-Ikhlas : 4 “bahwa tidak ada Shvetashvatara Upanishad Ch.4 V.19,
seorang (atau makhluk) pun yang setara Yajurveda Ch.32 V.3 “ bagi Dia tak
(sebanding) dengan-Nya” ada yang seupa, taka da yang
menyerupai Tuhan
Dalam rukun iman yang kedua iman Dalam Hindu ada konsep manusia
kepada malaikat, malaikat diciptakan super yang bekerja diluar kebiasaan
oleh Allah dan selalu tunduk (taat) manusia (sama dengan pandangan
kepada Allah Islam)
Islam mempunyai kitab suci yang Dalam Hindu ada dua kitab yaitu Sruti
diwahyukan oleh Allah kepada Nabi (sesuatu yang diturunkan atau
Muhammad selain itu ada hadist (sabda) diwahyukan) dan Smiriti (sesuatu yang
Rasulullah ditulis)
Islam memiliki rukun iman Hindu memiliki rukun iman:
1. - Iman kepada Allah 1. - Mengimani adanya Sanghyang Widhi
2. - Iman kepada Malaikat (Yang Maha Kuasa)
3. - Iman kepada kitab-kitab Allah 2. - Mengimani adanya Atma/n (yang
4. - Iman kepada para Rosul menghidupkan manusia itu sendiri)
5. - Iman kepada hari kiamat 3. - Mengimani adanya Karma Phala
6. - Iman kepada Qodho dan Qodhar (perbuatan baik/buruk akan
membuatkan hasil)
4. - Mengimani adanya Purna Bhawa
(reingkarnasi)
5. - Mengimani adanya Moksa (kebebasan
dari ikatan keduniawian)
Konsep ketuhanan dalam Islam ialah Hindu menganut monotheisme
Monotheisme (satu Tuhan)
Allah juga disebut dengan istilah lain Begitu pula dengan agama Hindu,
seperti Yang Maha Esa, Yang Maha sebutan Hyang Widhi antara lain Yang
Kuasa, Yang Maha pelindung, Yang Maha Esa, Yang Maha Kuasa, Yang
Maha Pencipta, dll Maha pelindung, Yang Maha Pencipta,
dll
Persamaan
Islam Buddha
Dalam Islam kita diajarkan untuk Dalam ajaran Buddha pun kita harus
memandang suatu hal dengan benar, memandang suatu hal dengan benar,
meyakini dengan benar, berbicara meyakini dengan benar, berbicara
dengan benar, bertindak dengan benar, dengan benar, bertindak dengan benar,
harus berpikir lurus, dll harus berpikir lurus, dll
Islam mengajarkan bahwa kita tidak Dalam ajaran Buddha kita tidak boleh
boleh berbohong, tidak boleh berbicara berbohong, tidak boleh berbicara
kasar, dan tidak boleh bergosip kasar, dan tidak boleh bergosip
Islam mengajarkan bahwa kita tidak Dalam ajaran Buddha kita tidak boleh
boleh menyakiti/membunuh, tidak boleh menyakiti/membunuh, tidak boleh
mencuri, tidak boleh menipu, dll mencuri, tidak boleh menipu, dll
1) Islam mempercayai Tuhan sebagai Maha pencipta alam semesta ini dan
menampilkan keesaannya dengan kata-kata yang amat bersahaja, komprehensif
dan menarik. Minat seorang pedusunan ataupun seorang terpelajar. Islam
menyebut Tuhan sebagai wujud yang paripurna , sumber segala keindahan dan
bebas dari segal cacat. Dia wujud yang maha hidup yang menjelmakan dirinya
dimana-mana dan yang mencintai makhlukya serta mendengar permohonan-
permohonan mereka. Tidak ada dari antara sifat-sifatnya yag telah ditangguhkan.
Oleh karena itu dia berkomunikasi dengan makhluk manusia seperti halnya dia
berkomunikasi sebelum ini dan tidak menutup jalan untuk mencapai dia secara
langsung.
2) Islam percaya bahwa tidak ada kontrakdiksi antara tuhan dengan perbuatannya.
Dengan demikian tuhan membebaskan kita agama dari permusuhan tradisional
antara sains dan agama, dan tidak menghendaki kita mempercayai sesuatu yang
berada di luar Kawasan hukum-hukum alam yang telah ditetapkan oleh-nya.
Tuhan mendorong kita untuk merenungkan perihal alam dan mengambil faedah
dari padanya, sebab segala sesuatu telah diciptakan demi kepentingan umat
manusia.
4) Kitab wahyu islam (Al-Quran) itu unik dan membedakan wajah agama ini dari
agama-agama lainnya. Kendati musuh-musuh islam berupaya secara terpadu
selama berabad-abad , mereka tidak mampu menyamai bagian kecil sekalipun dari
pada kitab yang ajaib ini. Kelebihannya tidak hanya terletak hanya didalam
keunikan dan keindahan susasteranya, melainkan juga di dalam kebersahajaannya
dan keluasan wawasan serta kepepakan ajarannya . Al-Quran memproklamasikan
bahwa ajarannya adalah yang terbaik- suatu pengakuan yang tidak dibuat oleh
kitab-kitab wahyu lainnya. Al-Quran mengaku telah mengkombinasikan unsur-
unsur ajaran sanawi yang terbaik yang terdapat didalam kitab-kitab suci terdahulu
dan telah menempatkan di dalamnya semua ajaran yang abadi dn luas
rangkumannya.
Al-Quran mengingatkan : “ Sesungguhnya inilah yang di ajarkan dalam kitab-
kitab terdahulu, kitab-kitab suci Ibrahim dan musa “ ( 87:19)
Sebuah khas islam yang distingtif ialah kitab sucinya itu berbahasa hidup.
Apakah tidak menimbulakn tanda tanya kalua bahasa-bahasa semua kitab suci
lainnya itu mati atau tidak lagi dipakai secara umum ? sebuah kitab suci
seharusnya mempunyai bahasa yang hidup dan berlaku abadi.
5) Sebuah ciri pembeda lainnya dari Islam adalah nabinya telah melampaui segala
tahapan pengalaman hidup manusia semenjak selaku seorang anak yang
keadannya telantar lagi yatim piatu hingga akhirnya menjadi seorang penguasa
kaumnya. Peri kehidupan di dokumetasikan sampai sekecil-kecilnya,
merefleksikan keimanan yang tiada taranya kepada tuhan dan menggambarkan
pengorbanan yang tiada hentinya pada jalannya. Beliau menjalanin hidup yang
sarat dengan peristiwa dan tindakan serta meninggalkan teladan amal perbuatan
yang sempurna didalam setiap medan sepak terjang manusia. Hal demikian sangat
cocok dan tepat untuk dikatakan , sebab beliau adalah tafsiran hidup Al-Quran dan
dengan teladan pribadinya menerangi jalan tempuhan manusia untk segala zaman
mendatang-suatu peran yang tidak dipenuhi secara memadai oleh nabi lain
manapun.
7) Sebuah ciri khas islam lainnya ialah bilamana islam membahas akhirat dan
kehidupan sesudah mati islam pun meramalkan peristiwa-peristiwa yang akan
terjadi dimasa akan datang di dunia ini, penyempurnaan ramalan ini memperteguh
keimanan pengikut-pengikutnya terhadap kehidupan sesudah mati.
11) Islam tidak hanya membuat kaum wanita ahli waris, namun juga telah
memberikan kepada mereka hak yang sama dengan kaum pria dan bukan dengan
cara yang tidak menghargai ciri-ciri khas anatomi mereka serta tugas-kewajiban
khas mereka dalam mengandung dan mengurus anak.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan materi ini dapat disimpulkan bahwa ajaran Islam memiliki
ciri-ciri yang secara keseluruhan ideal. Islam adalah agama yang mengajarkan
perdamaian, toleransi, terbuka, kebersamaan, egaliter, kerja sama yang bermutu,
demokratis, adil, serta seimbang antara urusan dunia dan akhirat.
B. Saran
Semoga setelah membaca makalah ini para pembaca lebih memahami lagi apa
itu Besaran, Satuan, dan Turunan. Dan makalah ini masih jauh dari kata sempurna
untuk itu saya meminta kritik dan saran nya yang bersifat relevan.
DAFTAR PUSTAKA
Shalaby, Prof. Dr. Ahmad. 1991. Perbandingan Agama “Agama Yahudi”, terjemahan
A. Wijaya. Jakarta: Bumi Aksara.
Shalaby, Prof. Dr. Ahmad. 1992. Perbandingan Agama “Agama Islam”, terjemahan
Arifin. Jakarta: Rineka Cipta.
Sura B.A, Gede dan Reneng B.A, Wayan. 1982-1983. Buku Pelajaran Agama Hindu
(untuk SMP Kelas 1). Jakarta: Departemen Agama RI.
Kutipan ceramah Mirza Tahir Ahmad (Khalifah Ahmadiyah ke IV) yang disampaikan
di University of Canberra, Australia.
Nata, Abuddin. 2011. Studi Islam Komprehensif. Jakarta: Kencana Prenada Media
Grup.