NIM : 11210183000090
2) Prinsip Keadilan
Prinsip keadilan ditemukan dalam QS An Nisa : 58 dan 135 , dan QS As – Syura : 15.
Prinsip keadilan adalah kunci utama penyelenggaraan negara. Keadilan dalam hukum
menghendaki setiap warga negara sama kedudukannya didepan hukum.
4) Prinsip Persamaan
Prinsip persamaan ditemukan dalam QS Al –Hujarat : 10 dan 13. Ayat diatas jelas
membuktikan pengakuan Islam terhadap adanya pluralitas dalam sosial budaya
masyarakat. Namun Islam tidak mentolerir paham pluralisme jika yang dimaksud
adalah kebenaran relatifitas seluruh ajaran agama atau semua agama adalah sama.
Warga negara yang non-Muslim—memiliki hak-hak sipil yang sama. Karena negara
ketika itu adalah negara ideologis, maka tokoh-tokoh pengambilan keputusan
yang memiliki posisi kepemimpinan dan otoritas (ulu al-amr), mereka harus
sanggup menjunjung tinggi syari’ah.
Islam tidak mengajarkan sebuah sistem politik tertentu yang baku. Tetapi Islam
sebagai agama yang syumul, melalui kitab suci Al-Quran menekankan prinsip dan
moralitas etika berpolitik dan bernegara, di antaranya adalah amanah, ‘adalah (keadilan),
syura (musyawarah), kebhinekaan, huriyah (kebebasan), kemaslahatan, dan salam
(perdamaian). Islam tidak mendoktrinkan sebuah bentuk formalitas sistem tetapi
menekankan esensi dan substansi dalam sebuah sistem. Dengan kata lain, bukan sebuah
negara berlabel Islam yang dicita-citakan, tetapi sebuah negara yang mengandung nilai-
nilai islami. Di sinilah letak kesempurnaan Islam, sebagaimana disampaikan oleh kaedah,
al-‘ibrah bi al-jawhar la bi al-mazhar.
- Prinsip Tauhid
Dalam Islam, segala sesuatu yang ada tidak diciptakan dengan sia-sia, tetapi memiliki
tujuan. Tujuan diciptakannya manusia adalah untuk beribadah kepada-Nya. Karena
itu segala aktivitas manusia dalam hubungannya dengan alam dan sumber daya serta
manusia (mu’amalah) dibingkai dengan kerangka hubungan dengan Allah. Karena
kepada-Nya manusia akan mempertanggungjawabkan segala perbuatan, termasuk
aktivitas ekonomi dan bisnis.
- Nubuwwah (Kenabian)
Karena sifat rahim dan kebijaksanaan Allah, manusia tidak dibiarkan begitu saja di
dunia tanpa mendapat bimbingan. Karena itu diutuslah para Nabi dan Rasul untuk
menyampaikan petunjuk dari Allah kepada manusia tentang bagaimana hidup yang
baik dan benar di dunia, dan mengajarkan jalan untuk kembali (taubat) keasal-muasal
segala sesuatu yaitu Allah.
- Khilafah (Pemerintah)
Dalam Al-Qur’an Allah berfirman bahwa manusia diciptakan untuk menjadi khalifah
dibumi artinya untuk menjadi pemimpin dan pemakmur bumi. Nilai ini mendasari
prinsip kehidupan kolektif manusia dalam Islam (siapa memimpin siapa). Fungsi
utamanya adalah untuk menjaga keteraturan interaksi antar kelompok termasuk
dalam bidang ekonomi agar kekacauan dan keributan dapat dihilangkan, atau
dikurangi. Dalam Islam pemerintah memainkan peranan yang kecil tetapi sangat
penting dalam perekonomian. Peran utamanya adalah untuk menjamin perekonomian
agar berjalan sesuai dengan syari’ah, dan untuk memastikan tidak terjadi pelanggaran
terhadap hak-hak manusia. Semua ini dalam kerangka mencapai tujuan-tujuan
syari’ah untuk memajukan kesejahteraan manusia. Hal ini dicapai dengan melindungi
keimanan, jiwa, akal, kehormatan, dan kekayaan manusia.
- Ma’ad (Hasil)
Walaupun seringkali diterjemahkan sebagai kebangkitan tetapi secara harfiah ma’ad
berarti kembali. Dan kita semua akan kembali kepada Allah. Setiap individu memiliki
kesamaan dalam hal harga diri sebagai manusia. Pembedaan tidak bisa diterapkan
berdasarkan warna kulit, ras, kebangsaan, agama, jenis kelamin atau umur. Hak-hak
dan kewajiban- kewajiban eknomik setiap individu disesuaikan dengan kemampuan
yang dimilikinya dan dengan peranan-peranan normatif masing-masing dalam
struktur social.