Anda di halaman 1dari 13

TEORI KEDATANGAN ISLAM DI INDONESIA

Makalah ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Studi Islam Indonesia

Dosen Pengampu :

Disusun Oleh:

1. M. Fais Syafa Ulinnuha (43010200056)


2. M. Sofwan Fauzi (43010200058)
3. Indira Putri Nurfadilla (43010200187)

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk menyelesaikan pembuatan
makalah dengan judul “Teori Kedatangan Islam di Indonesia”.

Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan kritik
serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah
yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami
mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Jakarta, 10 Maret 2021

Pemakalah
DAFTAR ISI

Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I Pendahuluan

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan

Bab II Pembahasan
A. Teori Kedatangan Islam di Indonesia
1. Teori Gujarat
2. Teori China
3. Teori Hamka
4. Teori Maritim
B. Metode Penyebaran Islam di Indonesia
1. Pendekatan Perdagangan
2. Pendekatan Politik
3. Pendekatan Perkawinan
4. Pendekatan Pendidikan
5. Pendekatan Kesenian

Bab III Penutup


A. Kesimpulan
B. Saran

Daftar Pustaka
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia adalah Negara di Asia Tenggara ini disebut sebagai tanah dengan populasi
Muslim tertinggi. Persentase Muslim Indonesia mencapai hingga 12,7 persen dari populasi
dunia. Dari 205 juta penduduk Indonesia, dilaporkan sedikitnya 88,1 persen beragama Islam.
Indonesia menempati urutan nomor pertama dari sekian banyak negara Islam di dunia dengan
populasi muslim terbesar, padahal Indonesia bukanlah negara berbasis Islam. Urutan kedua
adalah; Pakistan, India, Bangladesh, Mesir, Nigeria, Iran, Turki, Algeria dan urutan
kesepuluh adalah Maroko.

Pada masa kedatangan dan penyebaran Islam di Indonesia terdapat beraneka ragam
suku bangsa, organisasi pemerintahan, struktur ekonomi, dan sosial budaya. Suku bangsa
Indonesia yang bertempat tinggal di daerah-daerah pedalaman, jika dilihat dari sudut
antropologi budaya, belum banyak mengalami percampuran jenis-jenis bangsa dan
budayadari luar, seperti dari India, Persia, Arab, dan Eropa.Struktur sosial, ekonomi, dan
budaya nya agak statis dibandingkan dengan suku bangsa yang mendiami daerah pesisir.
Mereka yang berdiam di pesisir, lebih-lebih di kota pelabuhan, menunjukkan ciri-ciri fisik
dan sosial budaya yang lebih berkembang akibat percampuran dengan bangsa dan budaya
dari luar. Meskipun persoalan ini bukan hal baru, namun mendiskusikannya kembali akan
selalu memberi manfaat, mengingat perkembangan ilmu pengetahuan yang tidak pernah
mengenal titik terminasi. Kemungkinan sejarah selalu terbuka untuk ditulis ulang didasarkan
pada beberapa hal, di antaranya adalah ditemukannya data baru, berkembangnya teori dan
metodologi yang membuka peluang dilakukannyainterpretasibaru (reinterpretasi), dan
sudut pandang kajian yang berbeda.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja teori kedatangan Islam di Indonesia?
2. Bagaimana metode penyebaran Islam di Indonesia?

C. Tujuan
1. Mengetahui apa saja teori kedatangan Islam di Indonesia
2. Memahami bagaimana metode penyebaran Islam di Indonesia.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Teori Kedatangan Islam di Indonesia


Pembahasan tentang teori kedatangan Islam di Indonesia memiliki beberapa pendapat di
kalangan beberapa ahli. Pendapat tersebut berkisar pada tiga masalah pokok, yakni asal-
muasal Islam berkembang di wilayah Indonesia, pembawa dan pendakwah Islam dan kapan
sebenarnya Islam muncul di Indonesia. Ada sejumlah teori yang membicarakan mengenai
asal-muasal Islam yang berkembang di Indonesia yaitu teori Gujarat, teori china, teori hamka
dan teori maritim.

1. Teori Gujarat
Teori ini di kemukakan oleh sejumlah sarjana Belanda, antara lain Pijnappel,
Snouck Hurgronje dan Moquette. Teori ini mengatakan bahwa Islam yang berkembang di
Nusantara bukan berasal dari Persia atau Arabia, melainkan dari orang-orang Arab yang
bermigrasi dan menetap di wilayah India dan kemudian membawanya ke Nusantara.
Teori Gujarat ini mendasarkan pendapatnya melalui teori mazhab dan teori nisan.
Menurut teori ini, ditemukan adanya persamaan Mazhab yang dianut oleh umat Islam
Nusantara dengan umat Islam di Gujarat. Mazhab yang dianut oleh kedua komunitas
Muslim ini adalah mazhab Syafi’i. Pada saat yang bersamaan teori mazhab ini dikuatkan
oleh teori nisan, yakni ditemukannya model dan bentuk nisan pada makam-makam baik
di Pasai, Semenanjung Malaya dan di Gresik, yang bentuk dan Modelnya sama dengan
yang ada di Gujarat. Karena bukti-bukti itu, mereka memastikan Islam yang berkembang
di Nusantara pastilah berasal dari sana.1

2. Teori China
Penyebaran Islam di Indonesia juga diperkirakan masuk dari Cina. Ajaran Islam
berkembang di Cina pada masa Dinasti Tang (618-905 M), dibawa oleh panglima muslim

1
Azyumardi Azra, jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII dab XVIII,
(Bandung:Mizan, 1994), hlm 24.
dari kekhalifahan di Madinah semasa era Khalifah Ustman bin Affan, yakni Saad bin Abi
Waqqash. Kanton pernah menjadi pusatnya para pendakwah muslim dari Cina. Jean A.
Berlie (2004) dalam buku Islam in China menyebut relasi pertama antara orang-orang
Islam dari Arab dengan bangsa Cina terjadi pada 713 M.
Diyakini bahwa Islam memasuki Nusantara bersamaan migrasi orang-orang Cina
ke Asia Tenggara. Mereka dan memasuki wilayah Sumatera bagian selatan Palembang
pada 879 atau abad ke-9 M. Bukti lain adalah banyak pendakwah Islam keturunan Cina
yang punya pengaruh besar di Kesultanan Demak, kerajaan Islam pertama di Jawa,
seiring dengan keruntuhan Kemaharajaan Majapahit pada perjalanan abad ke-13 M.
Sebagian dari mereka disebut Wali Songo. Dalam buku Sejarah yang ditulis oleh
Nana Supriatna diungkapkan, Kesultanan Demak didirikan oleh Raden Patah, putra Raja
Majapahit dari istri seorang perempuan asal Cina yang telah masuk Islam. Raden Patah
yang memiliki nama Cina, Jin Bun, memimpin Demak bersama Wali Songo sejak 1500
M.

3. Teori Hamka
Prof Dr Hamka dalam buku Sejarah Umat Islam mengungkapkan, berdasarkan
naskah kuno Tiongkok, sekitar 625 M telah ada sebuah perkampungan Arab Islam di
pesisir Sumatra Barat, tepatnya di daerah Barus. Marcopolo—seorang penjelajah dari
Venesia—saat singgah di Pasai pada 1292 M mengungkapkan, telah banyak orang Arab
yang menyebarkan Islam di nusantara.
Ibnu Batutah, seorang pengembara Muslim dari Fes, Maroko, dalam catatan
perjalanannya berjudul Ar-Rihla mengungkapkan, ketika singgah di Aceh pada 1345
telah tersebar mazhab Syafii.
Perkembangan Islam di nusantara semakin pesat pada abad ke-16 M. Islam telah
menyebar secara merata ke seluruh wilayah nusantara. Melalui Kesultanan Tidore yang
juga menguasai Tanah Papua, sejak abad ke-17 M, jangkauan terjauh penyebaran Islam
sudah mencapai Semenanjung Onin di Kabupaten Fakfak, Papua Barat.
Perkembangan Islam yang demikian pesat di bumi nusantara ini membawa
dampak pada masyarakat. Ajaran Islam yang berasal dari Timur Tengah dan masuk ke
Indonesia melalui para pedagang Arab membuat banyak masyarakat kesulitan dalam
memahami istilah-istilah Arab. Dari sinilah, kemudian muncul sejumlah tokoh Muslim
yang menguasai bahasa Arab untuk memperkenalkan ajaran Islam sesuai dengan tradisi
lokal.
Para tokoh Muslim ini mengajarkan agama Islam menurut bahasa dan adat
istiadat setempat. Mereka inilah yang memiliki peran besar dalam menyebarkan dan
mengembangkan Islam di Indonesia. Sebagian besar nama-nama mereka telah
melegenda, seperti Walisongo.

4. Teori Maritim
Teori ini dikemukakan oleh sejarawan asal Pakistan, N.A. Baloch. Teori ini
menyatakan bahwa penyebaran Islam di Nusantara tidak bisa dilepaskan dari kemampuan
umat Islam dalam menjelajah samudera. Teori ini tidak menjelaskan darimana asal Islam
yang berkembang di Indonesia, namun yang jelas menurut teori ini, masuknya Islam di
Indonesia terjadi di sekitar abad ke-7 Masehi.
Dari kesemua teori-teori di atas, secara umum para sejarawan mengakui bahwa
sejarah awal masuknya Islam di Indonesia masih belum jelas. Artinya, karena minimnya
informasi yang dapat dipercaya, rumusan yang pasti tentang kapan, dari mana, oleh
siapa dan bagaimana masuknya Islam ke Indonesia belum ada kesepakatan. Meskipun
begitu, secara umum para sejarawan menyatakan bahwa Islam sampai ke Indonesia
kemungkinan besar melalui kontak perdagangan yang sudah terjalin bahkan sebelum
adanya agama Islam.

B. Metode Penyebaran Islam di Indonesia


Meskipun Islam baru bisa dikatakan berkembang setelah berdirinya kerajaan Islam, atau
setidaknya ketika ada jalinan hubungan dagang antara saudagar muslim dengan pribumi,
namun cara kedatangan Islam dan penyebarannya di Indonesia tidak dilakukan dari saluran
politik atau perdagangan semata. Setidaknya ada lima metode atau cara berkembangnya
Islam di Indonesia. Metode perkembangan tersebut meliputi pendekatan perdagangan,
pendekatan politik, pendekatan perkawinan, pendekatan pendidikan dan pendekatan
kesenian.
1. Pendekatan Perdagangan
Para pedagang Islam dari Gujarat, Persia dan Arab tinggal selama berbulanbulan
di Malaka dan pelabuhan-pelabuhan di Indonesia. Mereka menunggu angina musim yang
baik untuk kembali berlayar. Maka terjadilah interaksi atau pergaulan antara para
pedagang tersebut dengan raja-raja, para bangsawan dan masyarakat setempat.
Kesempatan ini digunakan oleh para pedagang untuk menyebarkan agama Islam.
Jalur ini dimungkinkan karena orang-orang Melayu telah lama menjalin kontak
dagang dengan orang Arab. Apalagi setelah berdirinya kerajaan Islam seperti kerajaan
Islam Malaka dan kerajaan Samudra Pasai di Aceh, maka makin ramailah para ulama dan
pedagang Arab datang ke Nusantara (Indonesia). Di samping mencari keuntungan
duniawi juga mereka mencari keuntungan rohani yaitu dengan menyiarkan Islam. Artinya
mereka berdagang sambil menyiarkan agama Islam.

2. Pendekatan Politik
Masuknya Islam melalui saluran ini dapat terlihat ketika Samudera Pasai menjadi
kerajaan, banyak sekali penduduk yang memeluk agama Islam. Proses seperti ini terjadi
pula di Maluku dan Sulawesi Selatan, kebanyakan rakyat masuk Islam setelah raja
mereka memeluk Islam terlebih dahulu. Pengaruh politik raja sangat membantu
tersebarnya Islam di daerah ini. Dari sini dapat dikatakan pula bahwa kemenangan
kerajaan Islam secara politis banyak menarik penduduk kerajaan yang bukan muslim
untuk memeluk agama Islam.

3. Pendekatan Perkawinan
Tidak dapat dipungkiri, dari sisi ekonomi, para pedagang muslim memiliki status
sosial yang lebih baik daripada kebanyakan pribumi, sehingga penduduk pribumi,
terutama putri-putri bangsawan, tertarik untuk menjadi istri para pedagang itu. Sebelum
prosesi pernikahan, mereka telah di Islamkan terlebih dahulu, dan setelah mereka
memiliki keturunan, lingkungan kaum muslim semakin luas. Oleh karenanya tidak heran
banyak sekali bermunculan kampung-kampung muslim. Awalnya kampung ini
berkembang di pesisir pantai, biasanya mereka disebut dengan kampung Arab dan masih
terkenal hingga saat ini.
Dalam perkembangan berikutnya, karena ada wanita yang keturunan bangsawan
yang dinikahi oleh pedagang itu, tentu saja kemudian dapat mempercepat proses
islamisasi. Demikianlah yang terjadi antara Raden Rahmat atau Sunan Ampel dengan
Nyai Manila, Sunan Gunung Jati dengan Puteri Kawunganten, raja pertama kerajaan
Demak, dan lain-lain.

4. Pendekatan Pendidikan
Pada proses ini, biasanya dilakukan melalui pendidikan-pendidikan yang
dilakukan oleh para wali, ulama, kiai, atau guru agama yang mendidik murid-murid
mereka. Tempat yang paling pesat untuk mengembangkan ajaran Islam adalah di pondok
pesantren. Di tempat itu para santri dididik dan diajarkan pendidikan agama Islam secara
mendalam, sehingga mereka betul-betul menguasai ilmu agama. Setelah lulus dari
pesantren, para santri kembali ke daerah asal untuk kemudian menyebarkan kepada
masyarakat umum pelajaran yang telah mereka peroleh di pesantren. Pesantren
merupakan salah satu lembaga pendidikan yang paling strategis dalam pengembangan
Islam di Indonesia. Para da’i dan mubalig yang menyebarkan Islam di seluruh pelosok
Nusantara adalah keluaran pesantren tersebut. Datuk Ribandang yang mengislamkan
kerajaan Gowa-Tallo dan Kalimantan Timur adalah keluaran pesantren Sunan Giri.
Santri-santri Sunan Giri menyebar ke pulau-pulau seperti Bawean, Kangean, Madura,
Haruku, Ternate, hingga ke Nusa Tenggara. Dan sampai sekarang pesantren terbukti
sangat strategis dalam memerankan kendali penyebaran Islam di seluruh Indonesia.

5. Pendekatan Kesenian
Kesenian merupakan wahana untuk berdakwah bagi para pemuka agama di
Indonesia. Pada proses ini yang paling terkenal menggunakannya adalah para wali yang
menyebarkan agama Islam di Jawa. Salah satu media pertunjukan yang paling terkenal
melalui pertunjukan wayang. Sunan Kalijaga, penyebar Islam di daerah Jawa Tengah
adalah sosok yang sangat mahir dalam memainkan wayang. Cerita wayang yang
dimainkan berasal dari cerita Ramayana dan Mahabarata yang memang sudah sangat
Tasawuf merupakan bagian ajaran dari Agama Islam.
Para tokoh tasawuf ini biasanya memiliki keahlian khusus sehingga dapat menarik
penduduk untuk memeluk ajaran Islam. Keahlian tersebut biasanya termanifestasi dalam
bentuk penyembuhan bagi orang-orang yang terkena penyakit, lalu di sembuhkan. Ada
juga yang termanifestasi sebagai kekuatan-kekuatan Magic yang memang sudah sangat
akrab dengan penduduk pribumi saat itu terkenal dan digemari oleh masyarakat. Dalam
memainkan wayang, selalu disisipkan ajaranajaran Islam sehingga penduduk pribumi
mulai akrab dengan ajaran Islam melalui media ini. Yang paling menarik dalam
pertunjukan ini adalah para penduduk tidak dipungut biaya ketika mereka menyaksikan
pertunjukan wayang, mereka hanya diminta untuk melantunkan kalimat syahadat,
sehingga mereka akhirnya masuk Islam dan ikut mendalami ajarannya.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Islam datang ke Indonesia ketika masih ada pengaruh yang kuat antara Hindu dan
Buddha. Masyarakat Indonesia berkenalan dengan agama dan kebudayaan Islam melalui
jalurperdagangan, sama seperti ketika berkenalan dengan agama Hindu dan Buddha.
PersebaranIslam pertama kali terjadi di masyarakat pesisir laut dimana mereka lebih terbuka
dengan budaya asing dan perdagangan. Setelah itu, islam menyebar ke daerah pedalaman dan
pegunungan melalui aktivitas ekonomi, pendidikan dan politik.

B. Saran
Demikian pembahasan makalah kami mengenai “Teori Masuknya Islam di Indonesia”.
Penulis menyadari dalam penyusunan makalah masih ada kesalahan dalam penulisan. Oleh
karena itu, kritik dan saran sangat kami harapkan untuk menyempurkan makalah ini. Dan
selanjutnya, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat untuk para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Daulaay. Haidar Putra, 2007, Sejarah Pertumbuhan dan Pembaruan Pendidikan Islam di
Nusantara, Jakarta, Kencana Pernada Media Group.

Badri, Yatim. Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah II. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 1993.

H, M. S. (2014). Teori-Teori Masuknya Islam ke Wilayah Timur Indonesia . Jurnal Ilmiah Non
Seminar , 4-15.

Anda mungkin juga menyukai