I’JAZ AL – QUR’AN
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Al Qur’an 2
Dosen Pengampu : Eny Rahmawati, M.Pd.
Disusun oleh:
Sitiah Saniatus Sofiyah 43010200191
Muhammad Afif Muntaha 43010200192
Puji syukur kita ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahnya kepada kita semua, karena berkat rahmat beserta karunia-Nyalah kami dapat
menyelesaikan makalah ini walaupun masih banyak kekurangan didalam makalah kali ini.
Shalawat serta salam kita panjatkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang kita
nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Makalah ini kami buat atas tugas yang di berikan oleh dosen mata kuliah Al Qur’an, yaitu
Eny Rahmawati, M.Pd. Alhamdulillah makalah yang berjudul “I’jaz Al – Qur’an” telah selesai
kami kerjakan, walaupun sebenarnya masih banyak kekurangan dan kecacatannya, mungkin itu
karena kelalaian kami maupun karena ketidaktahuan kami dalam suatu masalah. Dalam
pembuatan makalah ini banyak sekali tantangan yang kami hadapi, diantaranya adalah sulitnya
memahami pembahasan mengenai periwayatan hadis tersebut, namun berkat izin dari Allah
SWT kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah
membantu dalam pembuatan makalah ini. Kritik, saran, masukan, dan sanggahan sangat kami
harapkan bagi siapapun yang membaca makalah ini, agar makalah ini lebih baik dan lebih
sempurna lagi untuk kedepannya.
Penyusun
Daftar Isi
KATA PENGANTAR...................................................................................................2
Daftar Isi......................................................................................................................... 3
BAB I............................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN..........................................................................................................4
A. Latar belakang..........................................................................................................4
B. Rumusan masalah....................................................................................................4
C. Tujuan...................................................................................................................... 4
BAB II............................................................................................................................ 5
PEMBAHASAN............................................................................................................. 5
A. Isi ............................................................................................................................5
BAB III......................................................................................................................... 16
PENUTUP....................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
I’jāz Alqurān sebagai mukjizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw,
menjadi populer untuk digunakan dalam menggungulkan Alqurān dari teksteks lain pada
budaya Arab bahkan mukjizat-mukjizat Nabi lain sebelum Nabi Muhammad.1 Menurut
Quraish Shihab, pembicaraan mengenai mukjizat Alqurān adalah tentang bagaimana
mukjizat (bukti kebenaran) itu datang dari dalam Alqurān itu sendiri, bukan kebenaran
yang datang dari luar atau faktor luar. Para ulama berpendapat bahwa Alqurān dapat
difahami sebagaimana keseluruhan dari firman Allah tersebut, tetapi juga dapat bermakna
dari sepenggal ayat-ayat dalam Alqurān itu sediri.
A. Rumusan masalah
1. Apa pengetian dari i’jaz Al – Qur’an?
2. Apa saja macam – macam mukjizat?
3. Apa saja segi – segi mukjizat Al – Qur’an?
4. Apa tujuan dan fungsi dari I’jaz Al – Qur’an?
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang pengetian dari i’jaz Al – Qur’an
2. Untuk mengetahui tentang macam – macam mukjizat
3. Untuk mengetahui tentang segi – segi mukjizat Al – Qur’an
4. Untuk mengetahui tentang tujuan dan fungsi dari I’jaz Al – Qur’an
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian I’jaz
Kata i’jaz berasal dari kata a’jaza “melemahkan” atau “menjadikan tidak mampu
atau “menetapkan kelemahan” apabila pengertian ini dikaitkan dengan risalah Nabi Saw
yang membawa Al-Qur’an dapat dipahami bahwa kemukjizatan itu ditujukan untuk
menjelaskan kitab ini adalah haq dan Rasul yang membawanya adalah rasul yang benar.
Tidak ada satu mukjizat pun yang dapat ditandingi oleh manusia meskipun hanya untuk
membuat satu surat saja.
Mukjizat secara terminology (istilah) oleh ulama di defenisikan dengan beberapa
rumusan yaitu :
1. Manna’ Al-Qatthan :
Yang artinya : “Sesuatu hal luar biasa disertai tantangan dan selamat dari
perlawanan”.
2. As-Suyuthi :
Yang artinya : “Perkara luar biasa yang disertai tantangan dan tidak satupun
makhluk Tuhan yang sanggup menjawab tantangan tersebut baik secara hissi
maupun aqhli”.
3. Muhammad Quraish Shihab
“Suatu peristiwa luar biasa yang terjadi melalui seorang yang mengaku Nabi,
sebaga bukti kenabian nya yang di tantang orang banyak namun mereka tidak
mampu melawannya”.
Defenisi yang dikemukakan Ulama di atas, secara substansial tidak terdapat perbedaan
bahkan dapat di tarik suatu pemahaman bahwa mukjizat adalah hal luar biasa yang
menjadi salah satu cirri dari mukjizat yang tak terkalahkan.
Mukjizat adalah peristiwa luar biasa yang terjadi melalui seseorang yang mengaku Nabi,
sebagai bukti kenabiannya. Dengan redaksi yang berbeda, mukjizat didefinisikan pula
sebagai suatu yang luar biasa yang diperlihatkan Allah SWT. Melalui para Nabi dan
Rasul-Nya, sebagai bukti atas kebenaran pengakuan kenabian dan kerasulannya.
Kata I’jaz dalam bahasa Arab berarti menganggap lemah kepada orang lain.
Sebagimana Allah berfirman:
(31 :أَ ِخ ْي)المائدة َس ْو َءة َ فَأ ُ َوا ِر ب
َ ي ِ َه َذاا ْل ُغ َرا ِم ْث َل َأَ ُك ْون ْأَن ُأَع َْجزَ ت
“…Mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, lalu aku dapat
menguburkan mayat saudaraku ini” (QS. Al Maidah (5): 31)
Mukjizat dapat juga dibagi dalam dua bagian pokok, yaitu yang bersifat Material,
indrawi lagi tidak kekal dan mukjizat immaterial,logis lagi dapat dibuktikan sepanjang
masa. Mukjizat Nabi-Nabi terdahulu kesemuanya merupakan jenis pertama, Mukjizat
mereka bersifat material dan indrawi dalam arti keluarbiasaan tersebut dapat
disaksikan/dijangkau langsung lewat indra oleh masyarakat, tempat Nabi tersebut
menyampaikan risalahnya.
Contoh :
1) Mukjizat Material Indrawi (hissiyah) “Hissiy”
Air Mengalir di Jari-jari Nabi Muhammad SAW
Perahu Nabi Nuh yang dibuat atas petunjuk Allah sehingga mampu
bertahan dalam situasi ombak dan gelombang yang demikian dahsyat,
Tidak terbakarnya Nabi Ibrahim as dalam kobaran api yang sangat besar,
dan
Tongkat Nabi Musa yang dapat berubah menjadi ular yang besar.
2) Mukjizat Immaterial (ma’nawiyah) “Maknawi”
Contoh mukjizat maknawiyah ialah mukjizat yang dimiliki Nabi Muhammad saw.
Yang berupa Al-Qur'an. Tidak semua orang mau menerima petunjuk Al-Qur'an.
Hanya orang-orang yang berpikir sehat, berbudi luhur, dan berperasaan halus
yang sanggup menerima petunjuk Al-Qur'an dengan senang hati.
Mukjizat Nabi Muhammad SAW, yang sifatnya bukan indrawi atau material,
tetapi dapat dipahami akal. Karena sifatnya yang demikian, ia tidak dibatasi oleh suatu
tempat atau masa tertentu. Mukjizat Al-Qur’an dapat dijangkau oleh setiap orang yang
menggunakan akalnya dimana dan kapanpun
Pada ayat itu ditegaskan bahwa badan Firaun akan diselamatkan Tuhan
untuk menjadi pelajaran bagi generasi berikutnya. Tidak seorang pun mengetahui
hal tersebut karena telah terjadi sekitar 1.200 tahun SM. Pada awal abad ke-19,
tepatnya pada tahun 1896 di lembah raja-raja Luxor Mesir, seorang ahli purbakala
Loret menemukan satu mumi, yang dari data-data sejarah terbukti bahwa ia Firaun
yang bernama Muniftah yang pernah mengejar Nabi Musa a.s. selain itu pada
tanggal 8 Juli 1908, Elliot Smith mendapat izin dari pemerintah Mesir untuk
membuka pembalut-pembalut Firaun tersebut. Apa yang ditemukannya satu jasad
utuh, seperti yang diberitakan Al-Qur'an melalui Nabi yang ummy(tidak pandai
membaca dan menulis)