Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

I’JAZ AL – QUR’AN
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Al Qur’an 2
Dosen Pengampu : Eny Rahmawati, M.Pd.

Disusun oleh:
Sitiah Saniatus Sofiyah 43010200191
Muhammad Afif Muntaha 43010200192

PROGAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM


FAKULTAS DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI SALATIGA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahnya kepada kita semua, karena berkat rahmat beserta karunia-Nyalah kami dapat
menyelesaikan makalah ini walaupun masih banyak kekurangan didalam makalah kali ini.
Shalawat serta salam kita panjatkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang kita
nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Makalah ini kami buat atas tugas yang di berikan oleh dosen mata kuliah Al Qur’an, yaitu
Eny Rahmawati, M.Pd. Alhamdulillah makalah yang berjudul “I’jaz Al – Qur’an” telah selesai
kami kerjakan, walaupun sebenarnya masih banyak kekurangan dan kecacatannya, mungkin itu
karena kelalaian kami maupun karena ketidaktahuan kami dalam suatu masalah. Dalam
pembuatan makalah ini banyak sekali tantangan yang kami hadapi, diantaranya adalah sulitnya
memahami pembahasan mengenai periwayatan hadis tersebut, namun berkat izin dari Allah
SWT kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah
membantu dalam pembuatan makalah ini. Kritik, saran, masukan, dan sanggahan sangat kami
harapkan bagi siapapun yang membaca makalah ini, agar makalah ini lebih baik dan lebih
sempurna lagi untuk kedepannya.

Salatiga, 22 Mei 2021

Penyusun
Daftar Isi

KATA PENGANTAR...................................................................................................2
Daftar Isi......................................................................................................................... 3
BAB I............................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN..........................................................................................................4
A. Latar belakang..........................................................................................................4
B. Rumusan masalah....................................................................................................4
C. Tujuan...................................................................................................................... 4
BAB II............................................................................................................................ 5
PEMBAHASAN............................................................................................................. 5
A. Isi ............................................................................................................................5
BAB III......................................................................................................................... 16
PENUTUP....................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar belakang
I’jāz Alqurān sebagai mukjizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw,
menjadi populer untuk digunakan dalam menggungulkan Alqurān dari teksteks lain pada
budaya Arab bahkan mukjizat-mukjizat Nabi lain sebelum Nabi Muhammad.1 Menurut
Quraish Shihab, pembicaraan mengenai mukjizat Alqurān adalah tentang bagaimana
mukjizat (bukti kebenaran) itu datang dari dalam Alqurān itu sendiri, bukan kebenaran
yang datang dari luar atau faktor luar. Para ulama berpendapat bahwa Alqurān dapat
difahami sebagaimana keseluruhan dari firman Allah tersebut, tetapi juga dapat bermakna
dari sepenggal ayat-ayat dalam Alqurān itu sediri.

A. Rumusan masalah
1. Apa pengetian dari i’jaz Al – Qur’an?
2. Apa saja macam – macam mukjizat?
3. Apa saja segi – segi mukjizat Al – Qur’an?
4. Apa tujuan dan fungsi dari I’jaz Al – Qur’an?

B. Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang pengetian dari i’jaz Al – Qur’an
2. Untuk mengetahui tentang macam – macam mukjizat
3. Untuk mengetahui tentang segi – segi mukjizat Al – Qur’an
4. Untuk mengetahui tentang tujuan dan fungsi dari I’jaz Al – Qur’an
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian I’jaz
Kata i’jaz berasal dari kata a’jaza “melemahkan” atau “menjadikan tidak mampu
atau “menetapkan kelemahan” apabila pengertian ini dikaitkan dengan risalah Nabi Saw
yang membawa Al-Qur’an dapat dipahami bahwa kemukjizatan itu ditujukan untuk
menjelaskan kitab ini adalah haq dan Rasul yang membawanya adalah rasul yang benar.
Tidak ada satu mukjizat pun yang dapat ditandingi oleh manusia meskipun hanya untuk
membuat satu surat saja.
Mukjizat secara terminology (istilah) oleh ulama di defenisikan dengan beberapa
rumusan yaitu :
1. Manna’ Al-Qatthan :
Yang artinya : “Sesuatu hal luar biasa disertai tantangan dan selamat dari
perlawanan”.
2. As-Suyuthi :
Yang artinya : “Perkara luar biasa yang disertai tantangan dan tidak satupun
makhluk Tuhan yang sanggup menjawab tantangan tersebut baik secara hissi
maupun aqhli”.
3. Muhammad Quraish Shihab
“Suatu peristiwa luar biasa yang terjadi melalui seorang yang mengaku Nabi,
sebaga bukti kenabian nya yang di tantang orang banyak namun mereka tidak
mampu melawannya”.
Defenisi yang dikemukakan Ulama di atas, secara substansial tidak terdapat perbedaan
bahkan dapat di tarik suatu pemahaman bahwa mukjizat adalah hal luar biasa yang
menjadi salah satu cirri dari mukjizat yang tak terkalahkan.
Mukjizat adalah peristiwa luar biasa yang terjadi melalui seseorang yang mengaku Nabi,
sebagai bukti kenabiannya. Dengan redaksi yang berbeda, mukjizat didefinisikan pula
sebagai suatu yang luar biasa yang diperlihatkan Allah SWT. Melalui para Nabi dan
Rasul-Nya, sebagai bukti atas kebenaran pengakuan kenabian dan kerasulannya.
Kata I’jaz dalam bahasa Arab berarti menganggap lemah kepada orang lain.
Sebagimana Allah berfirman:
(31 :‫أَ ِخ ْي)المائدة‬ َ‫س ْو َءة‬ َ ‫فَأ ُ َوا ِر‬ ‫ب‬
َ  ‫ي‬ ِ ‫ َه َذاا ْل ُغ َرا‬ ‫ ِم ْث َل‬  َ‫أَ ُك ْون‬  ْ‫أَن‬  ُ‫أَع َْجزَ ت‬ 
“…Mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, lalu aku dapat
menguburkan mayat saudaraku ini” (QS. Al Maidah (5): 31)

Maksud kumukjizatan Al-Qur’an bukan semata mata untuk melemahkan manusia


atau menyadarkan mereka atas kelemahanya untuk mendatangkan semisal Al-Qur’an
akan tetapi tujuan yang sebenarnya adalah untuk menjelaskan kebenaran Al-Qur’an dan
Rasul yang membawanya dan sekaligus menetapkan bahwa sesuatu yang dibawa oleh
mereka hanya sekedar menyampaikan risalah Allah SWT, mengkhabarkan dan
menyerukan.
Unsur-unsur mukjizat, sebagaimana dijelaskan oleh Quraish Shihab, adalah:
a) Hal atau peristiwa yang luar biasa
Peristiwa-peristiwa alam, yang terlihat sehari-hari, walaupun menakjubkan, tidak
dinamai mukjizat. Hal ini karena peristiwa tersebut merupakan suatu yang biasa.
Yang dimaksud dengan “luar biasa” adalah sesuatu yang berbeda di luar
jangkauan sebab akibat yang hukum-hukumnya diketahui secara umum. Demikian
pula dengan hipnotis dan sihir, misalnya sekilas tampak ajaib atau luar biasa,
karena dapat dipelajari, tidak termasuk dalam pengertian “luar biasa” dalam
definisi di atas.
b) Terjadi atau dipaparkan oleh seseorang yang mengaku Nabi.
Hal-hal di luar kebiasaan tidak mustahil terjadi pada diri siapapun. Apabila
keluarbiasaan tersebut bukan dari seorang yang mengaku Nabi, hal itu tidak
dinamai mukjizat. Demikian pula sesuatu yang luar biasa pada diri seseorang yang
kelak bakal menjadi Nabi ini pun tidak dinamai mukjizat, melainkan irhash.
Keluarbiasaan itu terjadi pada diri seseorang yang taat dan dicintai Allah, tetapi
inipun tidak disebut mukjizat, melainkan karamah atau kerahmatan.
Bahkan,karamah ini bisa dimiliki oleh seseorang yang durhaka kepada-Nya, yang
terakhir dinamai ihanah(penghinaan) atau Istidraj (rangsangan untuk lebih
durhaka lagi).
Bertitik tolak dari kayakinan umat Islam bahwa Nabi Muhammad SAW. adalah
Nabi terakhir, maka jelaslah bahwa tidak mungkin lagi terjadi suatumukjizat
sepeninggalannya. Namun, ini bukan berarti bahwa keluarbiasaan tidak dapat
terjadi dewasa ini.
c) Mendukung tantangan terhadap mereka yang meragukan kenabian
Tentu saja ini harus bersamaan dengan pengakuannya sebagai Nabi, bukan
sebelum dan sesudahnya. Di saat ini, tantangan tersebut harus pula merupakan
sesuatu yang berjalan dengan ucapan sang Nabi. Kalau misalnya ia berkata, “batu
ini dapat bicara”, tetapi ketika batu itu berbicara, dikatakannya bahwa “Sang
penantang berbohong”, maka keluarbiasaan ini bukan mukjizat, tetapi ihanah atau
istidraj
d) Tantangan tersebut tidak mampu atau gagal dilayani
Bila yang ditantang berhasil melakukan hal serupa, ini berarti bahwa pengakuan
sang penantang tidak terbukti. Perlu digarisbawahi di sini bahwa kandungan
tantangan harus benar-benar dipahami oleh yang ditantang. Untuk membuktikan
kegagalan mereka, aspek kemukjizatan tiap-tiap Nabi sesuai dengan bidang
keahlian umatnya.”
Mukjizat adalah sebagai keajaiban yang sukar dijangkau oleh kemampuan akal
manusia Sedangkan pengertian Al –Qur’an adalah kitab suci yang diturunkan oleh
ALLAH SWT melalui malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad Saw untuk di
sampaikan kepada Ummat Manusia untuk dijadikan sebagai pedoman hidup demi
mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.
Jadi dapat disimpulkan pengertian mukjizat Al-Qur’an adalah suatu hal yang luar biasa
yang diturunkan Allah melalui malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad Saw untuk
disampaikan kepada Umat nya untuk di jadikan pedoman hidup.
A. Macam – macam Mukjizat
Secara garis besar, mukjizat dibagi dalam dua bagian pokok, yaitu mukjizat yang
bersifat material indrawi (hissiyah) yang tidak kekal dan mukjizat immaterial, logis, dan
dapat dibuktikan (ma’nawiyah) sepanjang masa. Mukjizat nabi-nabi terdahulu
merupakan jenis pertama. Mukjizat mereka bersifat material dan indrawi dalam arti
keluarbiasaan tersebut dapat disaksikan dan dijangkau langsung lewat indra oleh
masyarakat tempat mereka menyampaikan risalahnya.
1) Mukjizat Material Indrawi (hissiyah) “Hissiy” yang dapat dilihat oleh mata
manusia, di dengarkan oleh telinga manusia, diraba oleh tangan, diras ole lidah,
jelasnya dapat di capai oleh panca indra.
Mukjizat ini sengaja diperlihatkan oleh manusia biasa, yakni mereka yang tidak
biasa menggunakan kecerdasan pikirannya, yang tidak cakap pandangan mata hati
nya, dan yang rendah budi dan perasaannya.
2) Mukjizat Immaterial (ma’nawiyah) “Maknawi” ialah mukjzat yang tidak mungkin
dapat dicapai dengan kekuatan panca indra, tetapi harus dicapai dengan kekuatan
“aqli” atau dengan kecerdasan pikiran Karena orang tidak akan mungkin
mengenal mukjizat melainkan orang yang berfikir sehat, bermata hati, berbudi
luhur, dan yang suka mempergunakan kecerdasan pikirannya dengan cerdas dan
jernih.

Mukjizat dapat juga dibagi dalam dua bagian pokok, yaitu yang bersifat Material,
indrawi lagi tidak kekal dan mukjizat immaterial,logis lagi dapat dibuktikan sepanjang
masa. Mukjizat Nabi-Nabi terdahulu kesemuanya merupakan jenis pertama, Mukjizat
mereka bersifat material dan indrawi dalam arti keluarbiasaan tersebut dapat
disaksikan/dijangkau langsung lewat indra oleh masyarakat, tempat Nabi tersebut
menyampaikan risalahnya.
Contoh :
1) Mukjizat Material Indrawi (hissiyah) “Hissiy”
 Air Mengalir di Jari-jari Nabi Muhammad SAW
 Perahu Nabi Nuh yang dibuat atas petunjuk Allah sehingga mampu
bertahan dalam situasi ombak dan gelombang yang demikian dahsyat,
 Tidak terbakarnya Nabi Ibrahim as dalam kobaran api yang sangat besar,
dan
 Tongkat Nabi Musa yang dapat berubah menjadi ular yang besar.
2) Mukjizat Immaterial (ma’nawiyah) “Maknawi”
Contoh mukjizat maknawiyah ialah mukjizat yang dimiliki Nabi Muhammad saw.
Yang berupa Al-Qur'an. Tidak semua orang mau menerima petunjuk Al-Qur'an.
Hanya orang-orang yang berpikir sehat, berbudi luhur, dan berperasaan halus
yang sanggup menerima petunjuk Al-Qur'an dengan senang hati.
Mukjizat Nabi Muhammad SAW, yang sifatnya bukan indrawi atau material,
tetapi dapat dipahami akal. Karena sifatnya yang demikian, ia tidak dibatasi oleh suatu
tempat atau masa tertentu. Mukjizat Al-Qur’an dapat dijangkau oleh setiap orang yang
menggunakan akalnya dimana dan kapanpun

B. Segi – Segi Kemukjizatan Al-Qur’an

1)     Kemukjizatan Al-Qur’an dari segi kebahasaan


Gaya bahasa Al-Qur’an membuat orang Arab pada saat itu merasa kagum
dan terpesona, bukan saja orang-orang mukmin, tetapi juga bagi orang-orang
kafir. Kehalusan ungkapan bahasanya membuat banyak diantara mereka masuk
Islam. Bahkan, Umar bin Khattab pun yang mulanya dikenal sebagai orang yang
paling memusuhi nabi Muhammad SAW, dan bahkan berusaha membunuhnya,
memutuskan masuk Islam dan beriman pada kerasulan Muhammad hanya karena
membaca petikan ayat-ayat Al-Qur-an. Susunan Al-Qur-an tidak dapat disamakan
oleh karya sebaik apa pun.
Dalam hal ini susunan bahasa  yang dipergunakan  Al-Qur’an berbeda
dengan susunan arab. Susunan gaya bahasa dalam Al  - Qur’an tidak dapat
disamakan dengan apapun. AL-QUR’AN bukanlah susunan syair dan prosa. Ini
dibuktikan oleh tokoh-tokoh sastra arab dan ahli pidato seperti Walid Bin
Mughirah, Utsbah ibnu rabi’ah dan sastrawan terkenal lainnya”. Akan tetapi
dengan turunnya Al-Qur’an diiringi gaya bahasa yang unik dan menawan
membuat mereka terpukau. Contohnya kisah Walid Mughirah yang dating kepada
nabi Muhammad Saw lalu ia berkata bahwa ucapan Muhammad Saw begitu indah
dan ia tersentuh. Kemudian ia mendatangi kaumnya Bani Makhzum lalu
berkata kepada mereka “demiALLAH Ketika aku mendatangi Muhammad  aku
mendengar perkataan yang bukan perkataan dari manusia dan jin, kata – katanya
begitu manis dan indah padahal Walid adalah seorang sastrawan terkenal
dikalangan kaumnya.
Peristiwa ini memberikan gambaran bahwa bukan tidak ada bentuk
perlawanan yang dilakukan orang arab. Akan tetapi karena memang bahasa Al –
Qur’an itu begitu tinggi sehingga mereka tidak mampu menandinginya lebih
lanjut AL-baqillani menjelaskan bahwa salah satu kemukjizata Al-Qur’an yang
utama terletak dari keindahan dan susunan kalimatnya yang jauh berbeda dengan
system da tata urutannya yang jauh lebih umum dan di kenal luas di kalangan para
sastrawan arab.
Lebih lanjut Muhammad Quraish shihab berpendapat  bahwa sebenarnya
aspek kebahasaan ini lebih terasa bagi orang-orang yg menguasai bahasa
arab  sebab sebelum orang lain terpesona dengan keunikan atau kemukjizatan
pesan kandungan Al-Qur’an terlebih dahulu dia akan terpuaku oleh keberadaan
susunan kata dan kalimatnya yang mengandung  :
a)        Nada dan Langgamnya
Walaupun Al-Qur’an bukan berbentuk puisi atau syair  namun apabila orang
mendengarnya maka hal pertama yang terasa di telinga nada dan langgamnya.
b)        Singkat dan Padat
Tidak mudah menyusun kalimat yang singkat dan sarat makna akan tetapi Al-
Qur’an menghadirkannya ia memiliki keistimewaan dari segi kata dan kalimat
yang sangat singkat dan padat, dapat menampung sekian banyak makna dengan
penafsira yang bermacam – macam bentuk penafsiran .
c)        Memuaskan para cendikiawan dan orang awam
Keberada Al-qur’an mampu dipahami oleh semua tingkat manusia. Ketika
seorang awam memahami Al-Qur’an, ia dapat memahami sesuai tingkata dan
keterbatasan kemampuannya. Kalau dipahami oleh seseorang yang mempunyai
tingkat intelektual yang tinggi, ia pun akan memahami sesuai dengan
kecerdasannya. Berbeda dengan karya lmiah dan artikel, disaat dibaca oleh
seseorang  boleh jadi ia menilainya sangat dangkal sehingga tidak sesuai dengan
selera penulis dan ilmuan, bisa juga sebaliknya sehingga ia tidak bisa dikonsumsi
oleh semua orang.
d)        Memuaskan Akal Dan Jiwa
Allah Swt  menganugrahkan kepada manusia daya piker dan rasa atau akal dan
qalbu. Akal mendorong seseorang untuk memberikan argumentasi guna
mendukung pandangannya. Sementara qalbu mengantarkannya mengekspresikan
keindahan dan mengembangkan imajinasinya.  Biasanya dalam bahasa, sulit untuk
memuaskan keduanya. Tanpa mengenyampingkan yang lain salah satu
diantaranya serta dirasakan secara seimbang. Untuk memerintahkan sesuatu Al-
qur’an menggunakan aneka gaya, satu kali dengan perintah tegas bdi kesempatan
lain dengan mengatakan suatu kewajiban.
e)        Kindahan Dan Ketetapan Maknannya
Tidak mudah menjelaskankeindraan bahasa  Al-Quar’an bagi yang tidak memiliki
rasa bahasa arab atau pengetahuan tentang tata bahasa”.
f)         Keseimbangan Redaksi Al-qur’an
Menurut Abdul al –Razaq Naufal, Al-Qur’an memiliki kesinambungan jumlah
kata dengan antonimnya, sinonimnya, akibatnya, penyebabnya dan keseimbangan
khusus”.
           Keseimbangan jumlah kata dengan kata antonimnya
           Keseimbangan kata jumlah kata dengan kata sinonimnya
           Keseimbangan jumlah antara suatu kata dengan kata lain yang menunjukkan
pada akibatnya.
           Keseimbangan jumlah kata dengan kata penyebabnya
           Keseimbangan Yang Bersifat Khusus

2)     Kemukjizatan Al-Qur’an Dari Segi Kandungan Pemberitaannya


a)        pemberitaan kisah masa lalu
b)        Pemberitaan peristiwa yang akan terjadi masa yang akan dating
c)        Berita tentang Hal-hal yang Gaib
Sebagaimana ulama mengatakan bahwa sebagian mukjizat Al-Qur'an itu
adalah berita gaib. Salah satu contohnya adalah Fir’aun, yang mengejar-ngejar
Nabi Musa. Hal ini, diceritakan dalam suratYunus (10) ayat 92:
“Maka pada hari Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi
pelajaran bagi orang-orang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan
dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami.”

Pada ayat itu ditegaskan bahwa badan Firaun akan diselamatkan Tuhan
untuk menjadi pelajaran bagi generasi berikutnya. Tidak seorang pun mengetahui
hal tersebut karena telah terjadi sekitar 1.200 tahun SM. Pada awal abad ke-19,
tepatnya pada tahun 1896 di lembah raja-raja Luxor Mesir, seorang ahli purbakala
Loret menemukan satu mumi, yang dari data-data sejarah terbukti bahwa ia Firaun
yang bernama Muniftah yang pernah mengejar Nabi Musa a.s. selain itu pada
tanggal 8 Juli 1908, Elliot Smith mendapat izin dari pemerintah Mesir untuk
membuka pembalut-pembalut Firaun tersebut. Apa yang ditemukannya satu jasad
utuh, seperti yang diberitakan Al-Qur'an melalui Nabi yang ummy(tidak pandai
membaca dan menulis)

3)     Kemukjizatan Al-Qur’an Dari Segi Kesempurnaan Tasyri’


Petunjuk yang terdapat dalam Al-Qur’an mengendung pokok ajaran yaitu
aqidah, syari’ah dan ibadah. Rasyid Ridha mengatakan cerara tegas bahwa
petunjuk A-Qur’an tentang  aqidah , metafisika, social dan politik merupakan
pengetahuan yang sangat tinggi nilainya”.

4)     Kemu’jizatan Al-Qur’an Dari Segi Isyarat Keilmuan


Al-Qur’an memperlihatkan keistimewaan yang melalui ilustrasi – ilustrasi
ajarannya yang member isyarat kea rah pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Kesemuanya manyoritas banyak hal dalam kehidupan alam baik proses
terjadinya alam, mekanisme kehidupan manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan.
Dari hasil penelitian, pengamatan dan kesimpulan para ilmuan muslim,
terhadap dimensi keilmuan dalam al-Qur’an, terlihat bahwa al-Qur’an telah
mengisyaratkan pentumbuhan berbagai bidang ilmu, baik ilmu kealaman maupun
social kemasyarakatan, ilmu-ilmu tersebut adalah ;
a)        Fisika
Al-Qur’an bukan ilmu pengetahuan ataupun fisika namun ia merupakan proses
penyampaian pesan ajaran. Didalam mengungkapkan berbagai ilustrasi tentang
kehidupan alam yang kemudian ditangkap para ilmuan sebagai isyarat ilmu
pengetahuan.
b)        Biologi
            salah satu tema penting dalam al-Qur’an sekaligus keistimewaannya
adalah ungkapannya tentang reproduksi manusia yang dikenal dalam disiplin ilmu
biologi”.
c)        Astronomi
            astronomi merupakan salah satu tema penting al-Qur’an, cukup banyak
ayat yang mengungkap benda angkasa. Allah Swt mengatakan bahwa Ia telah
menundukkan benda-benda langit dan ruang angkasa serta benda-benda bumi
untuk manusia”.
d)        Kimia
Percampuran kimiawi merupakan sunnatullah Hukum Allah Swt. Untuk
kehidupan alamsemesta, sebab isyarat untuk kajian kimiawi juga diungkapkan al-
Qur’an .
e)        Geologi
ilmu ini berrbicara khusus tentang lapisan bumi baik dalam maupun kulit”.
f)         Kesehatan
Salah satu yang jadi perhatian serius al-Qur’an adalah pembinaan budaya hidup
sehat melalui tradisi hidup bersih, al-Qur’an memerintahkan setiap muslim yang
hendak menghadap khaliq nyabersuci lebih dulu. Dan masalah makanan, kita
harus memperhatikan kehalallan nya apakah baik untuk kesehatan atau tidak.
Misalnya memakan banghkai binatang sama saja memindahkan
penyakit kedalam tubuh begitu juga ddengan daging babi yang mengandung
unsure tri ahine dan syticarus teania solium”.
g)        Pertanian
Pembinaan dan pengembangan ekonomi melalui sector pertanian belum menjadi
tradisi dikalangan masyarakat arab pada masa Nabi. Karena itu ayat-ayat
yang menyinggung masalah pertanian banyak ditampilkan dalam bentuk
khabariyah secara inplisit mengandung seruan dan peringatan kepada umat islam
agar memamfaatkan hamparan bumi sebagai lahan – lahan produktif. 
h)        Ekonomi Dan Perdagangan
Ayat-ayat ekonomi dan perdagangan dalam al-Quran cenderung bercorak
mengatur antara batas-batas yang di benerkan dan tidak. Tolak ukurnya adalah
prinsip ridha sehingga tidak ada yang di rugikan dalam proses transaksi
mua’malat”.
Diantara segi – segi kemukjizatan Al-Qur’an yang tecantum di atas,
terdapat beberapa segi kemukjizatan al-Qur’an yang lainnya yaitu ;
1)        Susunan yang indah yaitu, susunan yang berbeda dengan bahasa yang ada dalam
orang – orang arab.
2)        Adanya uslun yang aneh, bernbeda dengan semua uslub-uslub dalam bahasa arab.
3)        Sifat agung yang tidak mungkin lagi seorang makhlik datangkan hal seperti itu
4)        Bentuk undang-undang yang detail lagi sempurna yang melebihi setiap undang-
undang manusia
5)        Menggambarkan hal-hal ghaib yang tidak mungkin bisa di ketahui kecuali
dengan wahyu
6)        Tidak bertentangan dengan pengetahuan – pengetahuan umum yang dipastikan
kebenarannya.
7)        Menepati janji yang di kabarkan al-Qur’an
8)        Adanya ilmu-ilmu pengetahuan yang terkandung di dalam nya”.

C. Tujuan dan Fungsi I’jaz


1) Tujuan
Tujuan I’jaz Al-qur’an Allah menurunkan Al-qur’an itu memeiliki tujuan yaitu sebagai
petunjuk bagi umat islam. Selai itu I’jaz Al-qur’an memiliki tujuan tersendiri, yaitu :
a) Untuk melemahkan dan mengalahkan usaha orang-orang yang menentang seruan
para rasul.
b) Mendorong orang berfikir dan membuka pintu-pintu ilmu pengetahuan
c) Menyeru dan memanggil untuk memasuki gudang ilmu.
d) Untuk menyempurnakan ajaran-ajaran kitab fardlu
2) Fungsi
Fungsi I’jaz Al-qur’an ialah berdasarkan pengertian dan kedudukan Al-qur’an itu
sendiri:
a) Al-qur’an kitab yang universal Al-qur’an tidak menghususkan pembicaraannya
kepada bangsa tertentu seperti bangsa arab atau kelompok tertentu, seperti kaum
muslimin. Akan tetapi, ia berbicara kepeda seluruh manusia, baik umat islam
maupun non islam, termasuk orang-orang kafir, musyrik, yahudi, nasrani, maupun
bani israil. Al-qur’an menyatu kepada semua penghuni alam tanpa membedakan
setatus dan golongan.
b) Al-qur’an kitab yang sempurna Tujuan al-qur’an akan dapat di capai dengan
pandangan realistik terhadap alam dan dengan melaksanakan pokok-pokok akhlak
serta hukum-hukum perbuatan.
c) Al-qur’an kitab yang abadi Al-qur’an adalah kitab yang abadi sepanjang masa.
Suatu perkataan yang sepenuhnya benar dan sempurna maka tidak mungkin ia
terbatas oleh zaman
d) Al-qur’an mengandung kebenaran Al-qur’an menjadi bukti kebenran nabi
muhammad saw. Bukti kebenaran tersebut dikemukakan dalam bentuk tantangan
yang sifatnya bertahap.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan I’jaz Al-qur’an telah ada sejak masa Rosulullah, karena untuk
melemahkan dan menlumpuhkan celaan orang orang kafir terhadap al-qur’an yang
mereka kira sebuah syair yang dibuat-buat oleh Nabu Muhammad Saw, sebagaimana
pengertian I’jaz itu sendiri. Bermacam-macam kemu’jizatan yang terdapat dalam al-
qur’an. Diantaranya dari segi Bahasanya, yang indah dan teratur. Menjelaskan sesuatu
yang belum tertjadi. Dam masih banyak lagi mu’jijat lainya.
B. Saran
Saran Kami menyadari bahwasannya kaya tulis kami ini sangat jauh dari
sempurna, maka dari itu kami mohon saran dan komrntanya bagi para pembaca agar
karya tulis yang kami buat akan lebih bagus kedepannya. Dan kami berharap semoga
karya tulis ini dapat bermanfaat bagi para pembaca umumnya dan untuk kami khususnya.
DAFTAR PUSTAKA
Ashani, Sholahuddin, Kontruksi Pemahaman Terhadap I’Jaz Al – Qur’an, Analytica
Islamica, Vol. 4, No. 2, 2015: 217-230
Tafsirhadis.my.id. 2015. Mukjizat Al – Qur’an Pengertian,
http://www.makalahtafsirhadis.my.id/2015/12/mukjizat-al-quran-pengertian-
dan_20.html, di akses pada tanggal 22 mei 2021 pukul 15.41.

Anda mungkin juga menyukai