SEKOLAH/MADRASAH
Makalah Ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Pendidikan
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. Yang telah memberikan hikmat
dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan lancar hingga selesai
tepat waktu. Sholawat serta salam senantiasa tercurah kepada baginda Nabi Muhammad Saw.
Kami berterima kasih kepada Ibu Neli Rahmaniah, M.Pd selaku dosen pengampu
mata kuliah Manajemen Pendidikan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan
tugas ini kepada penulis. Penulis berharap dengan disusunnya makalah ini dapat menambah
wawasan serta pengetahuan bagi penulis maupun pembaca demi kemajuan pendidikan.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu kami menerima segala
kritik dan saran dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata, saya
berharap semoga Makalah ini dapat memberikan manfaat terhadap penulis dan pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Akreditasi
Pengertian Akreditasi adalah kegiatan penilaian kelayakan program
dan/atau satuan pendidikan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan
sebagaimana dinyatakan pada UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, pasal
1 ayat (22).
Pengertian Akreditasi sekolah/madrasah adalah proses penilaian secara
komprehensif terhadap kelayakan satuan atau program pendidikan, yang hasilnya
diwujudkan dalam bentuk pengakuan dan peringkat kelayakan dalam bentuk yang
diterbitkan oleh suatu lembaga yang mandiri dan profesional.
Sekolah/madrasah adalah bentuk satuan pendidikan formal yang meliputi
sekolah dasar (SD), madrasah ibtidaiyah (MI), sekolah menengah pertama (SMP),
madrasah tsanawiyah (MTs), sekolah menengah atas (SMA), madrasah aliyah
(MA), sekolah menengah kejuruan (SMK), madrasah aliyah kejuruan (MAK),
sekolah luar biasa (SLB), satuan pendidikan kerjasama (SPK), dan satuan
pendidikan formal lain yang sederajat.
Kelayakan program dan/atau satuan pendidikan mengacu pada SNP. SNP
adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hokum
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Oleh karena itu, SNP harus dijadikan acuan
guna memetakan secara utuh profil kualitas sekolah/madrasah.
Pada pasal 2 ayat (1), lingkup SNP meliputi: (1) standar isi; (2) standar
proses; (3) standar kompetensi lulusan; (4) standar pendidik dan tenaga
kependidikan; (5) standar sarana dan prasarana; (6) standar pengelolaan; (7)
standar pembiayaan; dan (8) standar penilaian pendidikan.
Jadi, akreditasi adalah pengakuan dan penilaian terhadap suatu lembaga
pendidikan tentang kelayakan dan kinerja suatu lembaga pendidikan yang
dilakukan oleh Badan Akreditasi Sekolah Nasional (BASNAS)/ Badan Akreditasi
Nasional Sekolah/Madrasah (BAN-S/M) yang kemudian hasilnya berbentuk
pengakuan peringkat kelayakan.
Akreditasi ini dilakukan dengan membandingkan keadaan sekolah yang
sebenarnya dengan kriteria standar yang telah ditetapkan. Sekolah akan
mendapatkan status “terakreditasi” jika keadaan sekolah yang sebenarnya telah
memenuhi kriteria standar yang telah ditetapkan. Sebaliknya, sekolah tidak dapat
“terakreditasi” jika keadaan sekolah yang sebenarnya tidak memenuhi kriteria
standar yang telah ditetapkan. Dengan demikian, hasil dari akreditasi adalah
pengakuan “terakreditasi” atau “tidak terakreditasi”.
Bagi sekolah yang terakreditasi diklasifikasi menjadi tiga tahapan, yaitu:
1. A (Amat Baik) dengan nilai antara 86-100.
2. B (Baik) dengan nilai antara 71-85.
3. C (Cukup) dengan nilai antara 56-70.
Kegiatan akreditasi diharapkan menjadi pendorong dan dapat menciptakan
suasana kondusif bagi perkembangan pendidikan dan memberikan arahan untuk
melakukan penjaminan mutu sekolah/madrasah yang berkelanjutan, serta terus
berusaha mencapai mutu yang diharapkan.
B. Manfaat Akreditasi
Hasil akreditasi sekolah/madrasah bermanfaat sebagai :
1) Acuan dalam upaya peningkatan mutu dan rencana pengembangan
sekolah/madrasah;
2) Umpan balik dalam usaha pemberdayaan dan pengembangan kinerja warga
sekolah/ madrasah dalam rangka menerapkan visi, misi, tujuan, sasaran,
strategi, dan program sekolah/madrasah;
3) Motivasi agar sekolah/madrasah terus meningkatkan mutu pendidikan secara
bertahap, terencana, dan kompetitif baik di tingkat kabupaten/kota, provinsi,
nasional bahkan regional dan internasional;
4) Bahan informasi bagi sekolah/madrasah untuk mendapatkan dukungan dari
pemerintah, masyarakat, maupun sektor swasta dalam hal profesionalisme,
moral, tenaga, dan dana; serta
5) Acuan bagi lembaga terkait dalam mempertimbangkan kewenangan sekolah/
madrasah sebagai penyelenggara ujian nasional. Bagi kepala
sekolah/madrasah, hasil akreditasi diharapkan dapat dijadikan bahan informasi
untuk pemetaan indikator kelayakan sekolah/madrasah, kinerja warga
sekolah/madrasah, termasuk kinerja kepala sekolah/madrasah selama periode
kepemimpinannya.
Bagi masyarakat dan khususnya orang tua peserta didik, hasil akreditasi
diharapkan menjadi informasi yang akurat tentang layanan pendidikan yang
diberikan oleh setiap sekolah/madrasah, sehingga secara sadar dan bertanggung
jawab masyarakat dan khususnya orang tua dapat membuat keputusan dan pilihan
yang tepat terkait pendidikan anaknya sesuai kebutuhan dan kemampuannya.
Bagi peserta didik, hasil akreditasi mampu menumbuhkan rasa percaya diri
bahwa mereka memperoleh pendidikan yang bermutu, dan sertifikat akreditasi
merupakan bukti bahwa mereka mengikuti pendidikan di sekolah/madrasah yang
bermutu.
C. Fungsi Akreditasi
Akreditasi sekolah/madrasah yang komprehensif dapat memetakan secara
utuh profil sekolah/madrasah, memiliki fungsi sebagai berikut.
2) Komprehensif
Dalam pelaksanaan akreditasi sekolah/madrasah, penilaian tidak hanya terbatas pada
aspek-aspek tertentu saja tetapi juga meliputi berbagai aspek pendidikan yang bersifat
menyeluruh, meliputi seluruh komponen dalam standar nasional pendidikan. Dengan
demikian, hasil yang diperoleh dapat menggambarkan secara utuh kondisi kelayakan
setiap sekolah/madrasah.
3) Adil
Dalam melaksanakan akreditasi, semua sekolah/madrasah harus diperlakukan sama,
tidak membedakan sekolah/madrasah atas dasar kultur, keyakinan, sosial budaya, dan
tidak memandang status sekolah/madrasah baik negeri ataupun swasta.
Sekolah/madrasah dilayani sesuai dengan kriteria dan mekanisme kerja yang sama,
secara adil dan tidak diskriminatif.
4) Transparan
Data dan informasi yang berkaitan dengan kegiatan akreditasi sekolah/madrasah
seperti kriteria, mekanisme, jadwal, sistem penilaian, dan hasil akreditasi,
disampaikan secara terbuka dan dapat diakses oleh siapa saja yang memerlukannya.
5) Akuntabel
Kegiatan akreditasi sekolah/madrasah harus dapat dipertanggungjawabkan baik dari
sisi proses maupun hasil penilaian atau keputusannya sesuai dengan aturan dan
prosedur yang telah ditetapkan.
6) Profesional
Akreditasi sekolah/madrasah dilakukan oleh orang-orang yang memiliki kompetensi
dan integritas yang tinggi. Dengan demikian persiapan, pelaksanaan, dan hasil
akreditasi dilaksanakan sesuai pedoman yang telah ditetapkan.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ketika akreditasi dijadikan patokan pun langsung bisa ditebak seperti apa keberasaan
lembaga pendidikan tersebut. Setidak mereka tidak akan asal menyekolahkan anaknya. Mutu
pendidikan langsung bisa dinilai ketika melihat akreditasi.
Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetyo. 1997. Prinsip dan Peran Akreditasi Sekolah. Bandung:
Pustaka Setia.
Wena, Made. 2010. Manfaat dan Tujuan Akreditasi Sekolah dan Madrasah. Jakarta: Bumi
Aksara.
Sutikno, Sobri. 2021. Peran Akreditasi dalam Peningkatan Mutu Pendidikan. Indramayu: CV
Adanu Abimata.