Anda di halaman 1dari 12

Deni Hadiana, Penilaian Hasil Belajar Untuk Siswa Sekolah Dasar

PENILAIAN HASIL BELAJAR UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR

ASSESSMENT OF LEARNING OUTCOMES FOR


ELEMENTARY SCHOOL STUDENTS

Deni Hadiana
Pusat Penilaian Pendidikan, Balitbang Kemdikbud
Jl. Gunung Sahari No. 4 - Jakarta Pusat
e-mail: denihadiana@gmail.com

Naskah diterima tanggal: 23/02/2015, Direvisi akhir tanggal: 03/04/2015, disetujui tanggal: 06/04/2015

Abstract: This paper discusses the educational assessment of learning outcomes for
elementary school students including the authority institution that can strengthen the
knowledge, attitudes, and skills through the strengthening of educational assessment by
educators, educational assessment by school, and educational assessment by the
Government. Based on the results of the study it can be concluded that internal assessment
by teachers and school done with various techniques and procedures strengthens authentic
assessment in the domain of knowledge, attitudes, and skills. External assessment is
conducted by the government through the end of class survey and school final assessment
by using the national standard. Graduation of student is the school’s authority by considering
the results of assessment by educators, school, and government. Assessment by the
government serves as a mapping and selection to higher level of education, that is junior
secondary school.

Keywords: learning assessment, elementary school, final school year assessment, final
class assessment, national final school year assessment.

Abstrak: Tulisan ini membahas penilaian hasil belajar untuk siswa sekolah dasar termasuk
aspek kelembagaannya yang dapat memperkuat domain pengetahuan, sikap, dan
keterampilan melalui penguatan penilaian hasil belajar oleh pendidik, penilaian hasil belajar
oleh satuan pendidikan, dan penilaian hasil belajar oleh Pemerintah. Dari hasil kajian, dapat
disimpulkan bahwa penilaian internal oleh pendidik dan satuan pendidikan yang dilakukan
dengan berbagai teknik dan prosedur dapat memperkuat penilaian otentik dalam ranah
pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Penilaian eksternal oleh pemerintah dilakukan melalui
survei akhir kelas dan penilaian akhir sekolah berstandar nasional. Kelulusan peserta didik
dari satuan pendidikan ditentukan oleh satuan pendidikan dengan mempertimbangkan
hasil penilaian oleh pendidik, satuan pendidikan, dan pemerintah. Penilaian oleh pemerintah
berfungsi sebagai bahan pemetaan dan seleksi ke jenjang pendidikan sekolah menengah
pertama.

Kata Kunci: penilaian hasil belajar, sekolah dasar, penilaian akhir sekolah (PAS), penilaian
akhir kelas (PAK), penilaian sekolah acuan Nasional (PeSAN).

Pendahuluan pada standar nasional pendidikan (SNP). SNP


Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang merupakan kriteria minimal tentang sistem
Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara
mengamanahkan kepada Pemerintah bahwa Kesatuan Republik Indonesia. Menurut UU
dalam penyelenggaraan pendidikan termasuk Sisdiknas, SNP terdiri atas standar isi, proses,
pendidikan dasar di Indonesia harus mengacu kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana

15
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 21, Nomor 1, April 2015

dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan nilai sekolah (NS) dan nilai UN. Peserta didik
penilaian pendidikan. Standar Penilaian Pen- dinyatakan lulus Ujian Sekolah (US) pada Sekolah
didikan sebagai bagian dari SNP harus diterapkan Dasar dan sederajat (selanjutnya ditulis SD)
bagi seluruh satuan pendidikan yang ada di apabila peserta didik telah memenuhi kriteria
Indonesia termasuk sekolah dasar. Pengaturan kelulusan yang ditetapkan oleh satuan
lebih lanjut mengenai SNP ditetapkan dalam pendidikan berdasarkan perolehan NS yang
peraturan pemerintah. diperoleh dari rata-rata gabungan nilai US dan
Sebelum ditetapkan Peraturan Pemerintah nilai rata-rata rapor semester 7, 8, 9, 10, dan
Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan 11 dengan pembobotan 60% untuk nilai US dan
terhadap Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 40% untuk nilai rata-rata rapor. Kelulusan
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (PP peserta didik dari UN ditentukan berdasarkan
SNP), pelaksanaan penilaian oleh pemerintah nilai akhir (NA). NA diperoleh dari nilai rata-rata
untuk sekolah dasar dan sederajat yang mulai gabungan NS dari mata pelajaran yang
dilaksanakan pada tahun pelajaran 2007/2008 diujinasionalkan dan nilai UN dengan formula 60%
diselenggarakan oleh Badan Standar Nasional nilai UN dan 40% NS. Kelulusan peserta didik
Pendidikan (BSNP). Saat itu, penilaian oleh dari satuan pendidikan ditetapkan oleh setiap
pemerintah disebut ujian akhir sekolah satuan pendidikan melalui rapat dewan guru
berstandar nasional (UASBN). UASBN di- berdasarkan kelulusan.
selenggarakan sampai tahun pelajaran 2009/ Soal UASBN dan soal UN SD disusun dan
2010. Sejak tahun 2010/2011, pemerintah dirakit berdasarkan kurikulum yang berlaku saat
mengganti UASBN dengan ujian nasional (UN). itu. Setiap paket soal ujian terdiri atas 25%
Baik UASBN maupun UN diselenggarakan oleh soal yang ditetapkan oleh BSNP dan berlaku
BSNP yang memang sesuai PP SNP Tahun 2005 secara nasional, serta 75% soal yang ditetapkan
memiliki tugas menyelenggarakan UN untuk oleh Penyelenggara Ujian Tingkat Provinsi
jenjang pendidikan dasar dan pendidikan berdasarkan spesifikasi soal atau kisi-kisi ujian
menengah jalur pendidikan formal dan pendidikan yang ditetapkan oleh BSNP. Soal ujian yang
non formal. UASBN saat itu bertujuan untuk ditetapkan oleh BSNP dipilih dan dirakit dari bank
menilai pencapaian kompetensi lulusan secara soal yang dikembangkan dan dikelola oleh Pusat
nasional pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, Penilaian Pendidikan pada Badan Penelitian dan
Matematika, dan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Pengembangan, Kementerian Pendidikan dan
dan mendorong tercapainya target wajib belajar Kebudayaan. Soal ujian yang ditetapkan oleh
pendidikan dasar yang bermutu. Hasil UASBN penyelenggara ujian tingkat provinsi disusun
digunakan sebagai salah satu pertimbangan oleh guru perwakilan dari setiap kabupaten/kota
untuk pemetaan mutu satuan pendidikan dasar yang sudah dilatih. Pemindaian lembar jawaban
seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya, ujian dilakukan oleh penyelenggara ujian tingkat
penentuan kelulusan peserta didik dari satuan kabupaten/kota. Pengolahan hasil pemindaian
pendidikan, dan dasar pembinaan dan pemberian jawaban ujian dilakukan oleh penyelenggara
bantuan kepada satuan pendidikan dalam upaya ujian tingkat provinsi dengan menggunakan
peningkatan mutu pendidikan. sistem dan standar penilaian yang ditetapkan
Kriteria kelulusan UASBN ditetapkan oleh BSNP.
setiap sekolah/madrasah yang peserta didiknya Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013
mengikuti UASBN. Kriteria kelulusan UASBN tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah
menjadi alat pertimbangan kelulusan peserta Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
dari satuan pendidikan. Setelah UASBN diganti Pendidikan berimplikasi terhadap perubahan
dengan UN, kriteria kelulusan UN mengalami penyelenggaraan penilaian pendidikan dan
beberapa perubahan dengan mengakomodasi perubahan kurikulum 2006 menjadi kurikulum

16
Deni Hadiana, Penilaian Hasil Belajar Untuk Siswa Sekolah Dasar

2013. Perubahan penyelenggaraan penilaian pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang


pendidikan untuk siswa SD sebagai implikasi tinggi dan mumpuni.
berubahnya standar nasional pendidikan Standar Kompetensi Lulusan merupakan
memerlukan penyesuaian model penilaian hasil acuan utama dalam pengembangan tujuh
belajar sekolah dasar dan sederajat oleh standar nasional pendidikan lainnya, termasuk
pemerintah agar penilaian tersebut semakian standar penilaian pendidikan (Kementerian
memperkuat penilaian yang dilakukan secara Pendidikan dan Kebudayaan, 2005). Kegiatan
internal oleh guru dan satuan pendidikan dan penilaian pendidikan oleh pendidik, satuan
penilaian eksternal oleh Pemerintah. Selain itu, pendidikan, dan pemerintah harus mampu
Kurikulum 2013 mensyaratkan agar penilaian memberikan jaminan agar mekanisme, prosedur,
hasil belajar terhadap peserta didik dilakukan dan instrumen penilaian yang dikembangkan
lebih otentik, komprehensif, dan berimbang berkontribusi nyata terhadap lulusan yang
antara aspek pengetahuan, sikap, dan memiliki kualifikasi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. keterampilan yang teruji. Selain itu, penilaian
Makalah ini bertujuan mengkaji penilaian pendidikan dapat digunakan sebagai instrumen
hasil belajar untuk siswa SD termasuk aspek untuk mengukur ketercapaian standar
kelembagaannya agar persiapan, pelaksanaan, kompetensi lulusan dan mengetahui kesesuaian
dan pelaporan hasil penilaian pendidikan dapat antara harapan ideal yang didokumenkan dalam
menjamin lulusan yang kompeten dari aspek narasi standar kompetensi lulusan dengan potret
sikap, pengetahuan, dan keterampilan baik lulusan yang dihasilkan. Mekanisme, prosedur,
penilaian hasil belajar oleh pendidik, penilaian dan instrumen penilaian pendidikan yang
hasil belajar oleh satuan pendidikan, maupun direncanakan sesuai kompetensi pencapaian dan
penilaian hasil belajar oleh Pemerintah. prinsip-prinsip penilaian, dilaksanakan secara
Diharapkan, tulisan ini memberikan kontribusi profesional dan proporsional, dan dipublikasikan
positif bagi pendidik, satuan pendidikan, dan secara objektif dan akuntabel akan mampu
pemerintah dalam menyelenggarakan berbagai memberikan jaminan terciptanya kesesuaian
program, kegiatan, dan kebijakan penilaian hasil antara standar kompetensi lulusan yang
belajar bagi siswa SD. diharapkan dan potret lulusan yang dihasilkan.
Dengan demikian penilaian yang direncanakan
Kajian Literatur dan Pembahasan dengan baik, dilaksanakan secara profesional,
Penilaian atas, sebagai, dan untuk dan dipublikasikan secara objektif akan mampu
Pembelajaran menjamin terselenggaranya pembelajaran dan
Mimpi mencerdaskan kehidupan bangsa hanya menghasilkan lulusan yang bermutu.
bisa diwujudkan melalui komitmen nasional untuk Menurut Nitko dan Brookhart (2007) dalam
menjadikan pendidikan bermutu sebagai budaya dunia pendidikan, penilaian atau assessment
bangsa sekaligus bekal memenangkan persaingan terhadap peserta didik merupakan suatu proses
global yang semakin kompetitif. Komitmen untuk untuk memperoleh informasi yang digunakan
meningkatkan mutu dan daya saing bangsa untuk pengambilan keputusan terhadap peserta
telah dilakukan pemerintah melalui pengaturan didik, kurikulum, program, dan sekolah, serta
kembali standar nasional pendidikan yang kebijakan dalam pendidikan. Pengambilan
terutama berkaitan dengan standar kompetensi keputusan tersebut mempunyai arti yang luas.
lulusan, standar isi, standar proses, dan standar Misalnya, keputusan terhadap peserta didik
penilaian, dan pengaturan kurikulum. Pengaturan dapat berupa pemberian nilai pada suatu mata
standar nasional dan kurikulum sebagai upaya pelajaran, keputusan penempatan pada suatu
nyata pemerintah dalam menggaransi peserta program, atau lulus tidaknya peserta didik dari
didik dan lulusan agar memiliki kompetensi suatu program. Pengambilan keputusan

17
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 21, Nomor 1, April 2015

terhadap kurikulum atau suatu program dapat penguasaan peserta didik terhadap suatu
berupa perubahan cara pembelajaran yang lebih materi. Untuk tujuan tersebut dapat digunakan
sesuai dengan karakteristik peserta didik. berbagai metode sehingga memberi informasi
Dengan demikian penilaian tidak selalu berakhir yang komprehensif seperti observasi yang
pada pemberian nilai terhadap peserta didik. terfokus, bertanya, percakapan, tugas-tugas,
Berdasarkan fungsinya, penilaian sering learning logs (catatan pelajaran), portofolio, dan
dibedakan dalam dua kelompok yaitu penilaian sebagainya. Penggunaan ujian atau tes yang
formatif dan sumatif. Penilaian formatif terstandar kurang tepat untuk fungsi formatif
berfungsi untuk memberi umpan balik terhadap karena penilaian formatif diharapkan bersifat
kemajuan belajar peserta didik, memperbaiki informal, menyatu pada proses pembelajaran
proses pengajaran atau pembelajaran dalam (Shepard, 2000). Sementara untuk penilaian
rangka meningkatkan pemahaman atau prestasi sumatif, sesuai tujuannya, penilaian dilakukan
belajar peserta didik. Penilaian sumatif adalah pada waktu tertentu misalnya tengah semester,
penilaian pencapaian siswa pada suatu periode akhir semester, kenaikan kelas, dan akhir suatu
tertentu. Pada perkembangan terakhir, penilaian jenjang pendidikan. Metode atau instrumen yang
dibedakan dalam tiga kelompok, yaitu digunakan ujian atau tes yang standar.
assessment of learning, assessment for Baik AoL, AfL, maupun AaL sangat ber-
learning, dan assessment as learning (Bennet manfaat dan memiliki kontribusi yang tinggi
dan Gitomer, 2009). Assessment of learning untuk peningkatan kualitas pembelajaran siswa.
(AoL) adalah penilaian apa yang telah dicapai Secara tradisional, AoL sangat dominan dilakukan
peserta didik; assessment for learning (AfL) oleh pendidik dan pemangku kepentingan
adalah penilaian untuk mengidentifikasi kesulitan pendidikan daripada AfL dan AaL seperti dapat
yang mungkin dihadapi peserta dan menemukan dilihat pada Gambar 1, piramida pertama.
cara atau strategi untuk membantu siswa Piramida kedua menawarkan sebuah konsep
sehingga lebih mudah memahami materi atau rekonfigurasi penilaian dengan menjadikan AaL
topik pembelajaran. AoL pada dasarnya adalah dan AfL sebagai fokus penilaian.
penilaian sumatif dan AfL adalah penilaian
formatif. Konsep yang relatif baru adalah Penilaian Internal dan Eksternal
assessment as learning (AaL), yaitu penilaian Selain dibedakan berdasarkan fungsinya,
yang menekankan pada keterlibatan peserta penilaian juga dapat dibedakan berdasarkan
didik untuk secara aktif berpikir mengenai proses pihak yang melakukan penilaian, yaitu internal
belajar dan hasil belajarnya, sehingga ber- dan eksternal. Penilaian oleh guru atau sekolah
kembang menjadi pembelajar yang mandiri disebut penilaian internal, sedangkan penilaian
(independent learner). Konsep penilaian oleh pihak di luar sekolah disebut penilaian
tersebut muncul berdasarkan ide bahwa belajar eksternal. Penilaian yang bertujuan untuk
tidak hanya transfer pengetahuan dari seorang memperbaiki proses pembelajaran paling tepat
yang lebih mengetahui terhadap yang belum dilakukan oleh guru di kelas, dengan kata lain
mengetahui, tetapi lebih merupakan proses penilaian formatif bersifat internal. Penilaian
pengolahan kognitif yang aktif yang terjadi internal oleh guru dapat dilakukan salah satunya
ketika seseorang berinteraksi dengan ide-ide melalui tes. Tes ialah himpunan pertanyaan yang
baru. harus dijawab, atau pernyataan yang harus
Sejalan dengan perbedaan fungsi penilaian, dipilih atau ditanggapi, atau tugas-tugas yang
metode yang digunakan juga berbeda. Sebagai harus dilakukan oleh peserta tes dengan tujuan
contoh, pada penilaian formatif atau AfL metode untuk mengukur suatu aspek atau perilaku
yang digunakan hendaknya yang dapat tertentu dari orang yang dites. Dalam tes
menunjukkan secara jelas pemahaman atau prestasi belajar, yang akan diukur adalah tingkat

18
Deni Hadiana, Penilaian Hasil Belajar Untuk Siswa Sekolah Dasar

Piramida pertama

Piramida kedua

Gambar 1. Piramida Asesmen

kemampuan seorang siswa dalam menguasai dimaksudkan untuk menjamin adanya standar
bahan pelajaran yang telah diajarkan yang sama dan adanya rasa keadilan. Seperti
kepadanya. Dengan demikian tes prestasi belajar telah diuraikan sebelumnya, melalui penilaian
dilakukan ketika guru ingin mengetahui sejauh eksternal dengan menggunakan tes yang
mana penguasaan siswa terhadap bahan ajar standar hasilnya lebih objektif dan perbandingan
yang telah diberikan. Penilaian eksternal pada antarsekolah dan antardaerah dapat dilakukan.
umumnya dilakukan untuk fungsi sumatif dengan Menurut Nagy (2000), penilaian eksternal
menggunakan ujian atau tes yang standar. menjadi pilihan populer pemerintah ketika kontrol
Penggunaan tes standar selain untuk menjamin terhadap proses pembelajaran masih sulit
objektivitas, juga memungkinkan dilakukannnya dilakukan, misalnya karena kurang memadainya
perbandingan antarsekolah dan antardaerah. jumlah guru yang berkualitas dan terbatasnya
Ujian Nasional yang dilakukan oleh pemerintah jumlah sekolah dengan peralatan lengkap.
Indonesia termasuk dalam kategori penilaian Secara empiris, penelitian di dalam dan di
eskternal berstandar nasional. luar negeri menunjukkan adanya kesenjangan
Berdasarkan uraian di atas jelas, bahwa antara penilaian internal dan eksternal.
perbedaan antara penilaian internal dan Penelitian yang dilakukan Ross dan Gray (2008)
eksternal adalah pada pihak yang melaksanakan di Kanada menunjukkan korelasi antara penilaian
penilaian karena bila ditinjau dari fungsinya, baik internal dan eksternal berkisar antara 0.32-0.59.
sekolah maupun pemerintah dapat melakukan Pada grade 3 dan 6 skor penilaian internal lebih
penilaian ketercapaian siswa pada suatu periode tinggi daripada penilaian eksternal; sedangkan
tertentu. Pertanyaan yang mungkin timbul pada grade 9 penilaian internal lebih rendah
adalah mengapa penilaian terstandar semisal daripada penilaian eksternal. Selain itu,
UN atau penilaian eksternal masih diperlukan? penelitian mengenai dampak UN di Indonesia
Secara konseptual, penilaian eksternal menunjukkan bahwa UN meningkatkan
memungkinkan penilaian yang tidak bias (Hines, semangat belajar sebagian besar siswa,
Albanese, Brown, dan Deitrick, 1999). Nagy meningkatkan motivasi dan disiplin sebagian
(2000) mengemukakan penilaian eksternal besar guru, dan meningkatkan usaha sekolah

19
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 21, Nomor 1, April 2015

untuk membantu kelancaran proses pem- proses pembelajaran sehari-hari. Dengan


belajaran dan pemahaman siswa (Kartowagiran, demikian untuk meningkatkan mutu pendidikan,
Hadi, Haryanto dan Retnawati, tanpa tahun). guru perlu didorong untuk melakukan penilaian
Hal ini menunjukkan, penilaian eksternal di kelas dengan tujuan membantu siswa untuk
mendorong siswa, guru, dan pihak sekolah untuk memahami dan menguasai materi dan bukan
mencapai hasil yang terbaik, yang selanjutnya dengan maksud untuk melabel atau memberi
dapat meningkatkan mutu pendidikan. nilai.
Pada umumnya penilaian eksternal
digunakan untuk menjamin mutu pendidikan dan Penilaian Hasil Belajar untuk Siswa
pertimbangan akuntabilitas (Volante dan Jaafar, Sekolah Dasar
2010; Nagy, 2000; Shepard, 2000). Hal ini Penilaian pendidikan untuk siswa SD sebagai
dimungkinkan karena karakteristik penilaian proses pengumpulan dan pengolahan informasi
eksternal yang dilakukan pihak luar sebagai untuk mengukur pencapaian hasil belajar
penilai dan menggunakan tes standar, sehingga peserta didik dapat dilakukan secara holistik-
perbandingan yang objektif antarsekolah atau komprehensif dengan menggunakan berbagai
antardaerah dapat dilakukan. Dengan demikian teknik penilaian sesuai dengan kompetensi yang
penilaian eksternal memberikan informasi harus dikuasai siswa, baik domain pengetahuan,
sekolah-sekolah yang perlu mendapat perhatian sikap, maupun keterampilan yang melibatkan
atau bantuan. Hal tersebut merupakan kelebihan penilaian oleh pendidik, penilaian oleh satuan
penilaian eksternal yang tidak dimiliki oleh pendidikan, maupun penilaian oleh Pemerintah.
penilaian internal. Penilaian hasil belajar berstandar untuk siswa
Namun, penilaian eksternal juga mempunyai sekolah dasar dapat dilihat pada Gambar 2.
efek negatif (Shepard, 2000, Volante dan Jaafar, Penilaian oleh pendidik dilakukan untuk
2010). Misalnya, dalam proses pembelajaran di memantau proses, kemajuan belajar, dan
kelas, guru cenderung kurang fokus pada mata perbaikan hasil belajar peserta didik secara
pelajaran yang tidak diuji atau dinilai secara berkesinambungan. Penilaian oleh pendidikan
eksternal, guru menerapkan pembelajaran dapat dilakukan untuk mengukur pencapaian
dengan tujuan semata agar siswa dapat berhasil kompetensi peserta didik secara berkelanjutan
dalam tes, guru dan staf sekolah melakukan dalam proses pembelajaran dan untuk
kecurangan, meningkatnya stress, dan memantau kemajuan dan perbaikan hasil belajar
menurunnya moral guru. Penilaian eksternal tidak peserta didik. Penilaian oleh pendidik merupakan
dikehendaki oleh sebagian guru bukan penilaian otentik dan komprehensif artinya
merupakan hal yang baru, dan tidak hanya pendidik melakukan berbagai teknik penilaian
terjadi di Indonesia. Dwyer (1998) menge- terhadap peserta didik secara komprehensif
mukakan resistensi terhadap penilaian eksternal mulai dari awal, proses, dan akhir pembelajaran
tidak selalu karena didasarkan pada efek negatif secara terus-menerus sehingga mencerminkan
penilaian eksternal, tetapi sebagian bersumber suasana pembelajaran dan penilaian yang
dari rendahnya tingkat profesionalitas guru. Black realisitis dan sesungguhnya. Semakin sering
dan William (1998) mengemukakan ketidak- pendidik melakukan penilaian atau lebih dikenal
sukaan guru terhadap penilaian eksternal atau dengan minute by minute assessment, maka
penggunaan ujian tidak membuat mereka akan semakin banyak informasi yang diperoleh
menggunakan bentuk penilaian yang lebih baik pendidik sebagai umpan balik perbaikan proses
atau lebih sesuai untuk penilaian di kelas. Hal pembelajaran dengan demikian pendidik akan
ini menunjukkan adanya keterbatasan guru menata ulang metode dan teknik pembelajaran
dalam mengembangkan penilaian yang agar lebih aktif, kreatif, efektif, menyenangkan,
berkualitas di kelas dan mengintegrasikan dalam dan sesuai dengan kebutuhan dan posisi peserta

20
Deni Hadiana, Penilaian Hasil Belajar Untuk Siswa Sekolah Dasar

Keterangan : = Penilaian oleh Pendidik


PAK = Penilaian Akhir Kelas
PAS = Penilaian Akhir Sekolah
SAK = Survei Akhir Kelas
PeSAN = Penilaian Sekolah Acuan Nasional

Gambar 2 Penilaian Hasil Belajar Berstandar untuk Siswa Sekolah Dasar

didik. Dalam konteks ini, penilaian tidak hanya (KD) atau lebih. Ulangan tengah semester
berasal dari pendidik, tetapi siswa diberikan dilakukan untuk mengukur pencapaian kom-
ruang dan waktu yang cukup untuk melakukan petensi peserta didik setelah melaksanakan
penilaian diri secara reflektif untuk mengetahui kegiatan pembelajaran satu semester. Ulangan
posisi dirinya terhadap acuan kriteria yang akhir semester dilakukan untuk mengukur
ditetapkan. Selain itu, penilaian diri dapat pencapaian kompetensi peserta didik di akhir
memberikan informasi yang berguna sebagai semester. Deskripsi pencapaian kompetensi
umpan balik untuk melakukan inovasi aktivitas peserta didik disajikan dalam bentuk rapor.
pengajaran dan pembelajaran atau lebih dikenal Agar penilaian hasil belajar oleh pendidik
dengan penilaian formatif (AfL). berjalan maksimal dan menghasilkan informasi
Penilaian oleh pendidik merupakan penilaian akurat, akuntabel, dan dapat dipertang-
yang dilakukan secara terencana yaitu menyatu gungjawabkan, pemerintah wajib meningkatkan
dengan kegiatan pembelajaran, berkesi- kompetensi pendidik terhadap pemahaman dan
nambungan, berimbang antara kompetensi sikap, implementasi teknik dan prosedur penilaian
pengetahuan dan keterampilan, serta memo- melalui berbagai kebijakan dan program
tivasi siswa dan pendidik. Teknik dan instrumen penguatan penilaian internal. Selain itu,
penilaian oleh pendidik disesuaikan dengan ranah pemerintah perlu segera menyusun petunjuk
kompetensinya. Penilaian kompetensi sikap bisa teknis penilaian hasil belajar oleh pendidik untuk
dilakukan melalui observasi, penilaian diri, peer seluruh mata pelajaran.
assessment, dan jurnal. Penilaian kompetensi Penilaian oleh satuan pendidikan dilakukan
pengetahuan melalui tes tulis, tes lisan, dan untuk menilai pencapaian standar kompetensi
penugasan. Pendidik melakukan penilaian lulusan untuk semua mata pelajaran dengan
kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja mempertimbangkan hasil penilaian peserta didik
dalam bentuk tes praktik, projek, dan penilaian oleh pendidik. Penilaian hasil belajar oleh satuan
portofolio. Selain itu, pendidik dapat melakukan pendidikan dilakukan untuk mengukur pencapaian
ulangan. Ulangan harian dilakukan secara kompetensi dasar yang mecerminkan setiap
periodik untuk menilai kompetensi peserta didik kompetensi inti. Karena kompetensi dasar
setelah menyelesaikan satu Kompetensi Dasar ditetapkan secara nasional, maka kisi-kisi

21
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 21, Nomor 1, April 2015

penilaian pencapaian kompetensi dasar ini pembelajaran, SAK bisa dilakukan sejak dini dan
disusun, ditetapkan, dan diberlakukan secara lebih dari satu kali untuk mendeteksi faktor yang
nasional oleh pemerintah melalui keputusan menghambat mutu pembelajaran lebih awal,
menteri. Penilaian oleh satuan pendidikan sehingga hasil pemetaannya bermanfaat dalam
dilakukan melalui Penilaian Akhir Kelas (PAK) dan perbaikan dan merupakan solusi terhadap
Penilaian Akhir Sekolah (PAS). PAK merupakan hambatan dalam pembelajaran. Dengan demikian
penilaian pencapaian kompetensi yang dilakukan pelaksanaan penilaian kompetensi sejak dini dan
secara periodik pada akhir kelas. PAS merupakan dilakukan berulang-ulang akan dapat me-
penilaian pencapain kompetensi di akhir sekolah mastikan kontrol kualitas yang ketat terhadap
dasar. PAS dilakukan untuk pengukuran mutu lulusan sehingga ketika peserta didik
pencapaian seluruh kompetensi baik penge- menghadapi PeSAN, mereka akan lebih siap
tahuan, sikap, maupun keterampilan. Hasil PAS secara psikologis dan praktis. Hal ini akan
dapat digunakan sebagai pertimbangan berdampak pada kualitas dan kredibilitas PeSAN.
penentuan kelulusan peserta didik dari satuan Namun demikian, PeSAN sebagai salah satu
pendidikan dengan mempertimbangkan hasil pertimbangan kelulusan tampaknya kurang
penilaian yang dilakukan oleh pendidik. relevan dalam konteks penuntasan wajar dikdas
Penilaian oleh Pemerintah dilakukan dengan sembilan tahun. Terdapat anomali antara target
Survei Akhir Kelas (SAK) dan Penilaian Sekolah angka melanjutkan 100% ke SMP dengan asumsi
Acuan Nasional (PeSAN). SAK bertujuan menilai bahwa ujian yang 100% pesertanya lulus sama
pencapaian tingkat kompetensi siswa yang buruknya dengan ujian yang 100% pesertanya
dilakukan melalui survei pada akhir kelas 2, dan gagal. Namun demikian mutu lulusan SD tetap
kelas 4 secara nasional pada seluruh mata harus dijamin melalui penguatan fungsi PeSAN
pelajaran. PeSAN merupakan penilaian ber- sebagai dasar seleksi masuk SMP. Peserta-
standar nasional yang dilakukan pada akhir kelas peserta terbaik wajib mendapatkan haknya
VI Sekolah Dasar. untuk melanjutkan ke SMP yang dikelola
Hasil PeSAN digunakan sebagai salah satu pemerintah, misalnya di suatu kabupaten
pertimbangan pemetaan mutu kompetensi terdapat 70% kursi SMP negeri dari seluruh
peserta didik, satuan pendidikan, daerah, dan peserta PeSAN di kabupaten tersebut, peserta
nasional. Hasil pemetaan mutu ini dapat PeSAN yang nilai UN 70% terbaik berhak me-
digunakan untuk pembinaan dan pemberian lanjutkan ke SMP negeri di kabupaten tersebut.
bantuan kepada satuan pendidikan dalam SMP negeri tersebut akan mengadakan seleksi
upayanya untuk meningkatkan mutu pendidikan. bagi 70% peserta PeSAN berdasarkan nilai
Karena PeSAN dilaksanakan pada akhir kelas VI PeSAN. Siswa yang 30% ini bisa melanjutkan
secara sensus, informasi hasil pemetaannya tidak ke sekolah swasta atau bentuk lain yang
bisa langsung digunakan untuk perbaikan proses sederajat, namun demikian 30% siswa ini masih
pembelajaran terhadap siswa yang ber- memiliki kesempatan masuk ke SMP negeri
sangkutan karena siswa yang bersangkutan mengisi kekosongan kursi karena mengundurkan
telah lulus SD dan melanjutkan ke jenjang diri atau alasan lainnya. Model seleksi yang lebih
pendidikan berikutnya. Oleh karena itu, kompetetif dengan hanya menjadikan nilai PeSAN
Pemerintah perlu menyelenggarakan penilaian sebagai faktor penentu diterima di sekolah negeri
kompetensi yang diselenggarakan sebelum akan menjadikan peserta didik semangat belajar
peserta didik menyelesaikan pendidikan pada dan pendidik semangat mengajar. Pada akhirnya
SD secara survei, sehingga hasilnya dapat kualitas, akseptabilitas, dan kredibilitas PeSAN
dimanfaatkan untuk perbaikan proses dapat diandalkan.
pembelajaran (AfL), penilaian ini dilakukan melalui Karena PeSAN merupakan tes standar,
SAK. Karena fokusnya pada perbaikan proses pemerintah harus menyusun, menetapkan, dan

22
Deni Hadiana, Penilaian Hasil Belajar Untuk Siswa Sekolah Dasar

memberlakukan kisi-kisi soal PeSAN secara suatu sistem pelembagaan penilaian pendidikan
nasional selain itu soal PeSAN harus dipersiapkan independen yang mampu menjamin mutu
mengikuti prosedur baku penyiapan tes standar persiapan, pelaksanaan, dan pelaporan hasil
yakni soal-soal PeSAN disusun dan dirakit dari penilaian. Pemerintah harus memberikan
bank soal nasional yang dikembangkan kewenangan penuh pada institusi tingkat
Pemerintah. Kisi-kisi ini digunakan untuk nasional yang menurut peraturan-perundangan
menyusun dan memastikan soal-soal PeSAN memiliki tugas dan fungsi berkaitan dengan
mengukur kemampuan yang sama secara sistem penilaian pendidikan. Dalam hal ini,
nasional. Berkaitan dengan hasil PeSAN sebagai pemerintah bisa menugaskan Pusat Penilaian
bahan pemetaan dan perbandingan mutu Pendidikan (Puspendik) untuk menyelenggarakan
kompetensi peserta didik antarsatuan pendidikan kegiatan penilaian hasil belajar oleh Pemerintah
dan antar daerah serta sebagai alat seleksi ke melalui SAK dan PeSAN. Selain tugas dan fungsi
jenjang pendidikan berikutnya, seluruh soal yang relevan, Puspendik memiliki sumber daya
PeSAN harus bersumber dari bank soal yang manusia yang memadai dalam bidang penilaian
ditetapkan dan diberlakukan secara nasional oleh pendidikan, sumber daya tersebut telah
Pemerintah. Dengan demikian, mutu soal akan dipersiapkan dengan matang dalam penguasaan
terjamin kualitasnya, sehingga informasi konsep, metodologis, dan teknis peng-
pemetaan mutu kompetensi yang dihasilkan dan administrasian berbagai kegiatan penilaian
hasil seleksi akan sahih dan dapat diper- pendidikan termasuk pelaksanaan ujian
tanggungjawabkan. tersandar. Di samping tugas fungsi dan sumber
Kompetensi-kompetensi yang secara teknis, daya yang memadai, pemberian kewenangan
metodologis, dan kondisi sulit diukur melalui penuh penyelenggaraan penilaian hasil belajar
PeSAN dapat diukur melalui PAS. Dengan terhadap Puspendik sejalan dengan prinsip dan
demikian, PeSAN dan PAS merupakan dua unsur pendekatan penilaian pendidikan yakni objektif,
yang bersenyawa dan berkontribusi pada profil ekonomis, dan akuntabel. Selain menilai
lulusan yang mencerminkan mutu sikap, pencapaian prestasi belajar peserta didik,
pengetahuan, dan keterampilan tinggi. Integrasi penilaian hasil belajar pada hakikatnya juga
PeSAN dan PAS dalam perencanaan, pe- menilai kemampuan pendidik, satuan pendidikan,
laksanaan, dan pelaporan akan mencerminkan dan unit teknis pendidikan dasar dalam menjamin
penilaian hasil belajar yang otentik dan terlaksananya standar isi, standar proses,
komprehensif. Hasil PAS digunakan oleh satuan standar pendidik dan tenaga kependidikan,
pendidikan untuk menentukan kelulusan peserta standar biaya, standar pengelolaan, dan standar
didik dari satuan pendidikan dengan mem- sarana dan prasarana, sehingga menghasilkan
pertimbangkan kriteria kelulusan yang lulusan sesuai kualifikasi dalam standar
dikembangkan Pemerintah dan penilaian hasil kompetensi lulusan. Puspendik sebagai lembaga
belajar oleh pendidik. Syarat lain yang harus yang tidak memiliki kepentingan langsung terkait
dicapai oleh peserta didik untuk lulus sekolah pelaksanaan standar-standar tersebut, dalam
dasar yakni menyelesaikan seluruh program pelaksanaan penilaian hasil belajar akan lebih
pembelajaran dan memperoleh nilai minimal baik objektif dan tidak dipengaruhi faktor subjek-
pada penilaian akhir untuk seluruh mata tivitas penilai, dalam hal ini Puspendik berperan
pelajaran. Hasil penilaian oleh satuan pendidikan sebagai penilai eksternal. Oleh karena itu hasil
harus dilaporkan dalam bentuk nilai dan deskripsi penilaiannya akuntabel dan dapat digunakan
pencapaian kompetensi setiap peserta didik sebagai entri poin intervensi kebijakan
kepada orangtua dan pemerintah. peningkatan penjaminan mutu pendidikan,
Agar penilaian oleh Pemerintah berkualitas, sekaligus peningkatan dan penyempurnaan
akseptabel, dan kredibel wajib didukung oleh standar nasional pendidikan dan kurikulum. Dari

23
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 21, Nomor 1, April 2015

sisi anggaran, pemberian kewenangan pendidik dilakukan melalui berbagai teknik dan
penyelenggaraan SAK dan PeSAN oleh Puspendik metode penilaian antara lain penilaian otentik,
lebih ekonomis dan praktis daripada membentuk penilaian diri, penilaian sikap, penilaian kinerja,
lembaga baru atau menugaskan institusi lain dan ulangan. Penilaian hasil belajar oleh satuan
yang sebelumnya tidak dipersiapkan khusus atau pendidikan dilakukan melalui PAK dan PAS.
tidak memiliki sumber daya untuk menye- Penilaian hasil belajar oleh pemerintah dilakukan
lenggarakan kegiatan penialain pendidikan. melalui SAK dan PeSAN. Agar pelaksanaan
Mengingat kedekatan fungsi dan peranan penilaian pendidikan oleh Pemerintah ber-
antara Puspendik dan Lembaga Penjamin Mutu kualitas, akseptabel, dan kredibel perlu didukung
Pendidikan (LPMP), Puspendik bersinergi dan oleh suatu sistem pelembagaaan penilaian
berintegrasi dengan LPMP dalam pelaksanaan pendidikan yang independen. Sebelum lembaga
penilaian hasil belajar oleh Pemerintah di daerah independen terbentuk, Puspendik dan LPMP
termasuk pelekasanaan PeSAN. LPMP men- dapat menjadi lembaga khusus yang langsung
jalankan fungsi Puspendik di daerah atau berada di bawah koordinasi dan konsolidasi
semacam local examination agency di daerah. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan untuk
LPMP mengkoordinasikan teknis pelaksanaan menyelenggarakan berbagai program, kegiatan,
penilaian hasil belajar di daerah dan melaporkan dan kebijakan berkaitan dengan penilaian dan
minute by minute setiap perkembangan penjaminan mutu pendidikan.
pelaksanaan penilaian hasil belajar kepada
Puspendik. Pola koordinasi, sinergi, dan integrasi Saran
antara Puspendik dan LPMP dalam menye- Agar penilaian hasil belajar oleh pendidik dan
lenggarakan penilaian hasil belajar perlu terus satuan pendidikan berjalan maksimal dan
menerus disempurnakan, sehingga kerja sama menghasilkan informasi akurat, akuntabel, dan
ini bisa menjadi embrio lembaga independen dapat dipertanggungjawabkan, pendidik dan
penyelenggara kegiatan penilaian pendidikan di satuan pendidikan perlu terus meningkatkan
masa mendatang. Peran dan fungsi yang sangat kemampuan terhadap pemahaman dan
strategis serta sinergi, koordinasi, dan integrasi implementasi penilaian berbasis kelas melalui
antara Puspendik dan LPMP menjadikan lembaga peningkatan keikutsertaan dalam berbagai
ini sangat vital dan fundamental peranannya pendidikan dan pelatihan penilaian berbasis kelas.
dalam penjaminan mutu pendidikan, untuk itu, Selain itu, Pemerintah wajib meningkatkan
sebaiknya sebelum terbentuknya lembaga kompetensi pendidik terhadap pemahaman dan
independen penilaian pendidikan, Puspendik dan implementasi teknik dan prosedur penilaian
LPMP dapat menjadi lembaga khusus yang melalui berbagai kebijakan dan program
langsung berada di bawah koordinasi dan penguatan penilaian internal serta perlu segera
konsolidasi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. menyusun petunjuk teknis penilaian hasil belajar
oleh pendidik dan satuan pendidikan.
Simpulan dan Saran Agar penilaian oleh Pemerintah berkualitas,
Simpulan akseptabel, dan kredibel wajib didukung oleh
Penilaian hasil belajar pada jenjang SD dan atau suatu sistem pelembagaan penilaian pendidikan
bentuk lain yang sederajat dilakukan secara yang mampu menjamin mutu persiapan,
otentik, terpadu, komprehensif, dan berimbang pelaksanaan, dan pelaporan hasil. Pemerintah
antara kompetensi sikap, pengetahuan, dan perlu memperkuat anggaran, fungsi, dan
keterampilan. Penilaian hasil belajar ditekankan kewenangan lembaga penilaian pendidikan yang
pada penguatan penilaian internal oleh pendidik sudah ada dan mulai mempersiapkan lembaga
dan satuan pendidikan serta penilaian eksternal penilaian pendidikan yang profesional,
oleh pemerintah. Penilaian hasil belajar oleh independen, dan mandiri.

24
Deni Hadiana, Penilaian Hasil Belajar Untuk Siswa Sekolah Dasar

Pustaka Acuan
Black, P. & Wiliam, D. 1998. Assessment and Classroom Learning. Assessment in Education:
Principles, Policy & Practice, 5(1), hlm. 7-74.
Bennet, R. E. & Gitomer, D. H. 2009. Transforming K–12 Assessment: Integrating Accountability
Testing, Formative Assessment and Professional Support In C. Wyat-Smith & J. J.
Cumming (Eds.), Educational Assessment in the 21st Century: Connecting Theory and
Practice. London: Springer.
Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas
Dwyer, C. A. 1998. Assessment and Classroom Learning: Theory and Practice. Assessment in
Education: Principles, Policy & Practice, 5(1), hlm. 131-137.
Hines, J. D., Albanese, C. A., Brown, R., & Deitrick, S. 1999. Assessing Curriculum: An Internal
and External Review with an Emphasis on Student Work. Journal of Family and Consumer
Sciences, 91(2), hlm. 83-87.
Kartowagiran, B., Hadi, S., Haryanto, & Retnawati, H. (tanpa tahun). Studi Empiris Perlunya
Pelaksanaan Ujian Nasional. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta, tidak
dipublikasikan.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2005. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Kemdikbud
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2005. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan. Jakarta: Kemdikbud.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013
tentang Perubahan terhadap Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Kemdikbud
Nagy, P. 2000. The Three Roles of Assessment: Gatekeeping, Accountability, and Instructional
Diagnosis. Canadian Journal of Education, 25(2), hlm. 262-279.
Nitko, J.A., & Brookhart, S. M. 2007. Educational Assessment of Students. New Jersey: Pearson
Prentice Hall.
Ross, J. A., & Gray, P. 2008. Alignment of Scores on Large-Scale Assessments and Report-Card
Grades. Alberta Journal of Educational Research, 54(3), hlm. 327-341.
Shepard, L. A. 2000. The Role of Assessment in a Learning Culture. Educational Researcher,
29(7), hlm. 4-14.
Volante, L., & Jaafar, S. B. 2010. Assessment Reform and the Case for Learning-Focused
Accountability. The Journal of Educational Thought. 44(2), hlm. 167-188.
Western and Northern Canadian Protocol for Collaboration in Basic Education. 2006. Rethinking
Classroom Assessment With Purpose in Mind: Assessment for Learning, Assessment as
Learning, Assessment of Learning. Crown Right of the Government of Alberta, British
Columbia, Manitoba, Northwest Territories, Nunavut, Saskatchewan, Yukon Territory:
WNCPCE.

25
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 21, Nomor 1, April 2015

26

Anda mungkin juga menyukai