Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Peningkatan kualitas layanan pendidikan merupakan salah satu agenda prioritas
pembangunan pendidikan nasional tahun 2020-2024 sebagaimana telah diamanatkan
dalam Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional 2020-2024. Selain adanya kurikulum yang handal, salah satu aspek
terpenting dalam upaya menjamin kualitas layanan pendidikan adalah membuat dan
melaksanakan sistem penilaian yang komprehensif sesuai dengan standar nasional
pendidikan yang telah ditetapkan.

B. Tujuan
Panduan Penilaian ini disusun untuk memfasilitasi:
1. Guru sebagai pendidik dan satuan pendidikan dalam merencanakan dan melaksanakan
penilaian hasil belajar peserta didik sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai,
meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
2. Guru dan satuan pendidikan dalam mengolah, memanfaatkan, dan menindaklanjuti
hasil penilaian, serta menyusun laporan hasil belajar siswa sebagai peserta didik
secara objektif, akuntabel, dan informatif.
3. Orangtua/wali dalam memahami penilaian dan membantu siswa meningkatkan
kompetensi.

C. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua
tentang Standar Nasional Pendidikan.
3. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024.
4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 59 Tahun
2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah.

PANDUAN PENILAIAN PROYEK SMAN 21 BATAM TAHUN 2021 1


5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 62 Tahun
2014 tentang Kegiatan Ekstrakurikuler pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah.
6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 63 Tahun
2014 tentang Pendidikan Kepramukaan sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib pada
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 160 Tahun 2014 tentang
Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum Tahun 2013.
8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 53 Tahun
2015 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan pada
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23 Tahun
2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan.
10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun
2019 tentang Penyelenggaraan ujian yang diselenggarakan satuan pendidikan dan Ujian
Nasional

PANDUAN PENILAIAN PROYEK SMAN 21 BATAM TAHUN 2021 2


BAB II
PENILAIAN

A. Pengertian Penilaian

Dalam Permendikbud nomor 23 tahun 2016 dijelaskan bahwa penilaian adalah


proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar
siswa. Dari pengertian ini dapat dikatakan bahwa penilaian merupakan hal yang sangat
penting dalam proses pembelajaran guna melihat ketercapaian siswa dalam menerima
pembelajaran.

B. Prinsip-Prinsip Penilaian
Penilaian hasil belajar mahasiswa memperhatikan prinsip-prinsip penilaian sebagai
berikut:
1. Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang
diukur.
2. Objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak
dipengaruhi subjektivitas penilai.
3. Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan mahasiswa karena
berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat,
status sosial ekonomi, dan gender.
4. Terpadu, berarti penilaian merupakan salah satu komponen yang tidak terpisahkan dari
kegiatan pembelajaran.
5. Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan
keputusan dapat diketahui oleh pihak-pihak yang berkepentingan.
6. Menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian mencakup semua aspek
kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk
memantau perkembangan kemampuan mahasiswa.
7. Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara terencana dan bertahap dengan
mengikuti langkah-langkah baku.
8. Beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi
yang ditetapkan. dan
9. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik,
prosedur,maupun hasilnya.

PANDUAN PENILAIAN PROYEK SMAN 21 BATAM TAHUN 2021 3


C. Mekanisme Penilaian

Dalam Permendikbud Nomor 23 tahun 2016 dijelaskan bahwa penilaian hasil belajar pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah dilaksanakan oleh pendidik, satuan pendidikan, serta
Pemerintah dan/atau lembaga mandiri. Penilaian dapat dilakukan selama pembelajaran
berlangsung (penilaian proses) dan setelah pembelajaran usai dilaksanakan (penilaian hasil).
Penilaian hasil belajar dilakukan dalam bentuk penilaian autentik, penilaian diri, penilaian proyek,
ulangan harian (UH), ulangan tengah semester (UTS), ulangan akhir semester (UAS), ujian tingkat
kompetensi (UTK), ujian mutu tingkat kompetensi (UMTK), dan ujian sekolah (US).
Penilaian proyek merupakan salah satu bentuk penilaian yang dilakukan oleh pendidik baik
dari segi pengetahuan maupun keterampilan. Penugasan dapat diberikan oleh pendidik sebagai
tugas secara mandiri (individual) atau berkelompok dalam bentuk proyek. Proyek adalah tugas-
tugas belajar (learning tasks) yang meliputi kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan
secara tertulis maupun lisan dalam waktu tertentu.
Namun dalam hal ini penilaian proyek juga digunakan untuk penilain oleh satuan pendidikan untuk
menjadi syarat kelulusan. Satuan pendidikan mengoordinasikan penilaian yang berupa ujian
sekolah dan penilaian proyek.
Kegiatan penilaian ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut.

a. Menyusun kisi-kisi.
b. Mengembangkan (menulis, menelaah, dan merevisi) instrumen.
c. Melaksanakan penilain.
d. Mengolah (menyekor dan menilai) dan menentukan kelulusan peserta didik.
e. Melaporkan dan memanfaatkan hasil penilaian.

Hasil penilaian oleh pendidik dan satuan pendidikan dilaporkan dalam bentuk nilai dan deskripsi
pencapaian kompetensi kepada orangtua dan pemerintah.

D. Prosedur Penilaian

Secara umum prosedur penilaian yang dilakukan pendidik dan satuan pendidikan meliputi:

Pelaksanaan Pengolahan & Tindak


Persiapan Pelaporan
lanjut

Prosedur penilaian oleh satuan pendidikan

Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dilakukan untuk menilai pencapaian kompetensi
peserta didik yang meliputi kegiatan sebagai berikut.
1. Tahap persiapan

PANDUAN PENILAIAN PROYEK SMAN 21 BATAM TAHUN 2021 4


▪ Menentukan kriteria minimal pencapaian tingkat kompetensi dengan mengacu pada
Standar Kompetensi Lulusan ataupun Kompetensi Dasar setiap mata pelajaran.
▪ Menentukan kriteria kelulusan ujian sekolah.
▪ Menentukan kriteria kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan.
2. Tahap pelaksanaan
▪ Menyelenggarakan ujian sekolah untuk kelas XII.
3. Tahap analisis/pengolahan hasil penilaian dan tindak lanjut
▪ Melakukan penskoran hasil ujian sekolah kelas XII.
▪ Menentukan kelulusan peserta didik dari ujian sekolah sesuai kriteria yang telah
ditetapkan.
▪ Mengadakan rapat dewan pendidik untuk menentukan kelulusan peserta didik dari satuan
pendidikan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.
▪ Menerbitkan Surat Keterangan Hasil Ujian Sekolah (SKHUS) setiap peserta didik bagi
satuan pendidikan penyelenggara Ujian Sekolah.
▪ Menerbitkan ijazah setiap peserta didik yang lulus dari satuan pendidikan bagi satuan
pendidikan yang telah terakreditasi.
4. Tahap pelaporan
▪ melaporkan hasil pencapaian kompetensi dan/atau tingkat kompetensi kepada orang
tua/wali peserta didik dalam bentuk rapor (laporan capaian kompetensi).
▪ melaporkan pencapaian hasil belajar tingkat satuan pendidikan kepada dinas pendidikan
kabupaten/kota dan instansi lain yang terkait.
▪ melaporkan hasil Ujian Tingkat Kompetensi kepada orangtua/wali peserta didik dan
dinas pendidikan.

PANDUAN PENILAIAN PROYEK SMAN 21 BATAM TAHUN 2021 5


BAB III
PENILAIAN BERBASIS PROYEK

A. Pengertian Penilaian Berbasis Proyek


Penilaian keterampilan dapat dilakukan dengan berbagai teknik antara lain
penilaian praktik/kinerja, proyek, dan portofolio. Instrumen yang digunakan berupa
daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang dilengkapi rubrik.
Dalam sistem kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), model penilaian yang
ditawarkan adalah penilaian berbasis kelas yang dalam pelaksanaannya dilakukan secara
terpadu dengan proses pembelajaran yang melalui pengumpulan kerja peserta didik
(portofolio), penilaian tertulis (paper and pencil assessment), penilaian produk (product
assessment), penilaian diri (self assessment), penilaian unjuk kerja (performance
assessment), penilaian proyek (project assessment) dan penilaian sikap.
Model pembelajaran berbasis proyek (project based learning model) merupakan
pembelajaran yang berpusat pada proses, relatif berjangka waktu, berfokus pada masalah,
unit pembelajaran bermakna dengan memadukan konsep-konsep dari sejumlah
komponen baik itu pengetahuan, disiplin ilmu atau lapangan. Pada pembelajaran berbasis
proyek, kegiatan pembelajaran berlangsung secara kolaboratif dalam kelompok yang
heterogen.
Pembelajaran berbasis proyek memiliki potensi untuk melatih meningkatkan
aktivitas dan motivasi belajar siswa. Dalam model pembelajaran berbasis proyek (project
based learning model) siswa merancang sebuah masalah dan mencari penyelesaiannya
sendiri. Model pembelajaran berbasis proyek (project based learning model) memiliki
keunggulan dari karakteristiknya yaitu membantu siswa merancang proses untuk
menentukan sebuah hasil, melatih siswa bertanggung jawab dalam mengelola informasi
yang dilakukan pada sebuah proyek yang dan yang terakhir siswa yang menghasilkan
sebuah produk nyata hasil siswa itu sendiri yang kemudian dipresentasikan dalam kelas.
(Amirudin, dkk: 2015).
Pembelajaran berbasis proyek lebih memusatkan pada masalah kehidupan yang
bermakna bagi siswa, peran guru menyajikan masalah, mengajukan pertanyaan dan
memfasilitasi siswa dalam merancang sebuah proyek yang mereka lakukan. Dan ini akan
menambah kreativitas siswa dalam merancangkan sebuah proyek yang kemudian akan
mereka kerjakan dalam waktu yang sudah guru sediakan sesuai dengan konsep yang

PANDUAN PENILAIAN PROYEK SMAN 21 BATAM TAHUN 2021 6


diajarkan. Pada akhirnya siswa akan memahami konsep tersebut dengan proyek-proyek
yang mereka lakukan dan ini akan menambah kreativitas siswa.
Pembelajaran berbasis proyek memfokuskan pada pertanyaan atau masalah yang
mendorong menjalani konsep-konsep dan prinsip-prinsip. Pembelajaran berbasis proyek
juga melibatkan siswa dalam investigasi konstruktif. Investigasi ini dapat berupa desain,
pengambilan keputusan, penemuan masalah, pemecahan masalah, penemuan atau proses
pembangunan model. Dalam Pembelajaran berbasis proyek, aktivitas tersebut harus
meliputi transformasi dan konstruksi pengetahuan pada pihak siswa. Pembelajaran ini
mendorong siswa mendapatkan pengalaman belajar sampai pada tingkat yang signifikan.
Pembelajaran berbasis pada proyek lebih mengutamakan otonomi, pilihan, waktu kerja
yang tidak bersifat rumit, dan tanggung jawab siswa. Sasaran bagi pembelajaran berbasis
proyek adalah produk yang dihasilkan.

Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang


mencakup beberapa kompetensi yang harus diselesaikan oleh peserta didik dalam waktu
periode tertentu. Tugas tersebut dapat berupa investigasi terhadap suatu proses atau
kejadian yang dimulai dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian,
pengolahan data dan penyajian data.
Sedangkan menurut keputusan menteri (Kepmen) No.53/4/2001 tentang Pedoman
Penyusunan Standart Pelayanan Minimal Penyelenggaraan Persekolahan Bidang
Pendidikan Dasar dan Menengah (DIKDASMEN), penilaian proyek mempunyai
pengertian:

PANDUAN PENILAIAN PROYEK SMAN 21 BATAM TAHUN 2021 7


a. Akumulasi tugas yang mencakup beberapa kompetensi dan harus diselesaikan oleh
peserta didik (pada semester akhir).
b. Suatu model pembelajaran yang di adopsi untuk mengukur dan menilai ketercapaian
kompetensi secara kumulatif.
c. Merupakan suatu model penilaian diharapkan untuk menuju profesionalisme.
d. Lingkup kegiatan: dilakukan dari membuat proposal, persiapan, pelaksanaan
(proses) sampai dengan kegiatan kulminasi (penyajian, pengujian, dan pameran)

B. Tujuan Pembelajaran Berbasis Proyek

Pembelajaran berbasis proyek adalah penggerak yang unggul untuk membantu siswa
belajar melakukan tugas-tugas autentik dan multidisipliner, menggunakan sumber yang
terbatas secara efektif dan bekerja dengan orang lain. Pengalaman di lapangan baik dari
guru maupun siswa bahwa pembelajaran berbasis proyek menguntungkan dan efektif
sebagai pembelajaran, selain itu memiliki nilai tinggi dalam peningkatan kualitas belajar
siswa. Hasnawati (2015) menyatakan bahwa tujuan pembelajaran berbasis proyek adalah
sebagai berikut:
1. memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru dalam pembelajaran.
2. meningkatkan kemampuan siswa dalam pemecahan masalah proyek.
3. membuat siswa lebih aktif dalam memecahkan masalah proyek yang kompleks
dengan hasil produk nyata berupa barang atau jasa.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran berbasis proyek
adalah membantu siswa agar dapat meningkatkan kreativitas dan motivasi siswa baik dari
segi kualitas maupun kuantitas. Pembelajaran berbasis proyek merupakan metode
pembelajaran yang berfokus pada siswa dalam kegiatan pemecahan masalah terkait
dengan proyek dan tugas-tugas bermakna lainnya.
.
C. Kekuatan dan Kelemahan Model Pembelajaran Berbasis Proyek
Sebagai model yang telah lama diakui kekuatannya dalam mengembangkan
kompetensi siswa, banyak para ahli mengungkapkan keunggulan model ini. Helm dan
Katz dalam Abidin (2001: 170) memandang model ini memiliki keunggulan yakni “dapat
digunakan untuk mengembangkan kemampuan akademik siswa, sosial emosional siswa,
dan berbagai keterampilan berpikir untuk dibutuhkan siswa dalam kehidupan nyata”.

PANDUAN PENILAIAN PROYEK SMAN 21 BATAM TAHUN 2021 8


Senada dengan pendapat tersebut, Boss dan Kraus dalam Abidin (2007: 170) menyatakan
keunggulan model ini sebagai berikut.
1. Model ini bersifat terpadu dengan kurikulum sehingga tidak memerlukan tambahan
apapun dalam pelaksanaannya.
2. Siswa terlibat dalam kegiatan dunia nyata dan mempraktikan strategi otentik secara
disiplin.
3. Siswa bekerja secara kolaboratif untuk memecahkan masalah yang penting baginya.
4. Teknologi terintegrasi sebagai sarana untuk penemuan, kolaborasi, dan komunikasi
dalam mencapai tujuan pembelajaran penting dalam cara-cara baru.
5. Meningkatkan kerja sama guru dalam merancang dan mengimplementasikan proyek-
proyek yang melintasi batas-batas geografis atau bahkan melompat zona waktu.
Project based learning memiliki potensi yang besar untuk membuat pengalaman
belajar yang menarik dan bermakna bagi mahasiswa untuk memasuki lapangan kerja.
Menurut Gaer (1998), di dalam Project based learning yang diterapkan untuk
mengembangkan kompetensi setelah mahasiswa bekerja di perusahaan, mahasiswa
menjadi lebih aktif di dalam belajar, dan banyak keterampilan yang berhasil dibangun dari
proyek di dalam kelasnya, seperti keterampilan membangun tim, membuat keputusan
kooperatif, pemecahan masalah kelompok, dan pengelolaan tim. Keterampilan-
keterampilan tersebut besar nilainya ketika sudah memasuki lingkungan kerja. dan
merupakan keterampilan yang sukar diajarkan melalui pembelajaran tradisional.
Moursund (dalam Wena, 2013: 147) dan Kemdikbud (2014: 33) menyebutkan beberapa
kelebihan penggunaan Project Based Learning adalah:
1. Increased motivation. Meningkatkan motivasi siswa untuk belajar dan mendorong
mereka untuk melakukan pekerjaan penting. Siswa tekun bekerja dan berusaha keras
untuk belajar lebih mendalam dan mencari jawaban atas keingintahuan dan dalam
menyelesaikan proyek.
2. Increased problem-solving ability. Lingkungan belajar Project Based Learning
membuat siswa menjadi lebih aktif memecahkan masalah-masalah yang kompleks.
Siswa mempunyai pilihan untuk menyelidiki topik-topik yang berkaitan dengan
masalah dunia nyata, saling bertukar pendapat antara kelompok yang membahas topik
yang berbeda, mempresentasikan proyek atau hasil diskusi mereka. Hal tersebut juga
mengembangkan keterampilan tingkat tinggi siswa.

PANDUAN PENILAIAN PROYEK SMAN 21 BATAM TAHUN 2021 9


3. Increased collaborative. Pentingnya kerja kelompok dalam proyek memerlukan siswa
mengembangkan dan mempraktikan keterampilan berkomunikasi.
4. Improved library research skills. Karena Project Based Learning mensyaratkan siswa
harus mampu secara cepat memperoleh informasi melalui sumber-sumber informasi,
sehingga dapat meningkatkan keterampilan siswa untuk mencari dan mendapatkan
informasi.
5. Increased resource-management skills. Memberikan pengalaman kepada siswa dalam
mengorganisasi proyek, mengalokasikan waktu, dan mengelola sumber daya seperti
alat dan bahan menyelesaikan tugas. Ketika siswa bekerja dalam kelompok, mereka
belajar untuk mempelajari keterampilan merencanakan, mengorganisasi, negosiasi,
dan membuat kesepakatan tentang tugas yang akan dikerjakan, siapa yang akan
bertanggungjawab untuk setiap tugas, dan bagaimana informasi akan dikumpulkan
dan disajikan.
6. Memberikan kesempatan belajar bagi siswa untuk berkembang sesuai kondisi dunia
nyata.
7. Meningkatkan kemampuan berpikir. Laporan Project Based Learning tidak hanya
berdasar informasi yang dibaca saja, tetapi melibatkan siswa untuk belajar
mengembangkan masalah, mencari jawaban dengan mengumpulkan informasi,
berkolaborasi dan menerapkan pengetahuan yang dipahami untuk menyelesaikan
permasalahan dunia nyata.
8. Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan.
Berdasarkan keunggulan dari model Project Based Learning maka dapat
disimpulkan bahwa model pembelajaran ini sangat menekankan pada keterampilan siswa
sehingga mampu menciptakan ataupun menghasilkan suatu proyek, dan membuat siswa
seolah-olah bekerja di dunia nyata dan menghasilkan sesuatu.
Adapun kelemahan pembelajaran berbasis proyek ini antara lain adalah sebagai berikut:
1. Kebanyakan permasalahan “dunia nyata” yang tidak terpisahkan dengan masalah
kedisiplinan, untuk itu disarankan mengajarkan dengan cara melatih dan memfasilitasi
peserta didik dalam menghadapi masalah.
2. Memerlukan banyak waktu yang harus diselesaikan untuk menyelesaikan masalah.
3. Membutuhkan biaya yang cukup banyak
4. Banyak instruktur yang merasa nyaman dengan kelas tradisional, di mana instruktur
memegang peran utama di kelas.

PANDUAN PENILAIAN PROYEK SMAN 21 BATAM TAHUN 2021 10


5. Banyaknya peralatan yang harus disediakan (Abidin, 2013: 171)..
Walaupun demikian, pembelajaran berbasis proyek menjadi salah satu alternatif
yang ditawarkan dalam kurikulum 2013. Ada banyak macam proyek yang dapat dilakukan
oleh guru dan siswa. Proyek dapat meningkatkan ketertarikan siswa karena keterlibatan
siswa dalam memecahkan masalah autentik, bekerja sama dengan kelompok, dan
membangun solusi atas masalah yang nyata. Proyek masih dianggap memiliki potensi
untuk meningkatkan pemahaman secara mendalam karena siswa perlu mendapatkan dan
menerapkan informasi, konsep, dan prinsip-prinsip selama pembelajaran. Siswa pun
memiliki potensi untuk meningkatkan kompetensi dalam berpikir (belajar dan
metakognisi) karena siswa ditugaskan untuk memformulasi rencana, kemajuan dan
mengevaluasi solusi.
Berdasarkan pendapat para ahli kelemahan model Project Based Learning di atas,
maka dapat kita simpulkan kelemahan dari model ini adalah memerlukan banyak waktu
dalam proses pembelajaran, guru harus selalu memantau setiap aktivitas siswa jadi
aktivitas guru harus lebih extra kerja keras dalam mengawasi pada setiap aktivitas siswa.

D. Karakteristik Model Pembelajaran Berbasis Proyek


Dibandingkan dengan model lain, model pembelajaran berbasis proyek mampu
meningkatkan kualitas pembelajaran siswa dalam materi tertentu dan menjadikan siswa
mampu mengaplikasikan satu pengetahuan tertentu dalam konteks tertentu (Doppelt,
2005: 10). Siswa harus terlibat secara kognitif dalam proyek selama waktu tertentu.
Keterlibatan dalam tugas yang kompleks adalah salah satu komponen penting
pembelajaran karena kita berasumsi bahwa siswa akan termotivasi untuk menguji ide
mereka dan kedalamana pemahaman pada saat menghadapi masalah autentik.
Model pembelajaran berbasis proyek pun melibatkan proses inquiry dan dapat
memotivasi siswa secara kuat karena adanya pameran. Model pembelajaran berbasis
proyek dapat meningkatkan semangat untuk belajar antara siswa dan para pengajar. Juga
memunculkan banyak keterampilan (seperti manajemen waktu, berkolaborasi dan
pemecahan masalah). Siswa pun belajar untuk menyesuaikan dengan berbagai macam
kemampuan siswa dan kebutuhan belajar. Diffily and Sassman dalam Abidin (2007: 168)
menjelaskan bahwa model pembelajaran ini memiliki tujuh karakteristik sebagai berikut:
1. Melibatkan siswa secara langsung dalam pembelajaran
2. Menghubungkan pembelajaran dengan dunia nyata

PANDUAN PENILAIAN PROYEK SMAN 21 BATAM TAHUN 2021 11


3. Dilaksanakan dengan berbasis penelitian
4. Melibatkan berbagai sumber belajar
5. Bersatu dengan pengetahuan dan keterampilan
6. Dilakukan dari waktu ke waktu
7. Diakhiri dengan sebuah produk tertentu.
Kegiatan belajar aktif dan melibatkan proyek tidak semuanya disebut sebagai
Project Based Learning. Beberapa kriteria harus dimiliki untuk dapat menentukan sebuah
pembelajaran sebagai bentuk Project Based Learning. Lima kriteria suatu pembelajaran
merupakan Project Based Learning adalah sentralitas, mengarahkan pertanyaan,
penyelidikan kontruktivisme, otonomi, dan realistis (Thomas, 2000; Kemdikbud, 2014) :
1. The project are central, not peripheral to the curriculum. Kriteria ini memiliki dua
corollaries. Pertama, proyek merupakan kurikulum. Pada model pembelajaran
berbasis proyek, proyek merupakan inti strategi mengajar, siswa berkutat dan belajar
konsep inti materi melalui proyek. Kedua, keterpusatan yang berarti jika siswa belajar
sesuatu di luar kurikulum, maka tidaklah dikategorikan sebagai model pembelajaran
berbasis proyek.
2. Proyek model pembelajaran berbasis proyek difokuskan pada pertanyaan atau
problem yang mendorong siswa mempelajari konsep-konsep dan prinsip-prinsip inti
atau pokok dari mata pelajaran. Definisi proyek bagi siswa harus dibuat sedemikian
rupa agar terjalin hubungan antara aktivitas dan pengetahuan konseptual yang
melatarinya. Proyek biasanya dilakukan dengan pengajuan pertanyaan-pertanyaan
yang belum bisa dipastikan jawabannya (ill-defined problem). Proyek dalam Project
Based Learning dapat dirancang secara tematik, atau gabungan topik-topik dari dua
atau lebih mata pelajaran.
3. Proyek melibatkan siswa pada penyelidikan konstruktivisme. Sebuah penyelidikan
dapat berupa perancangan proses, pengambilan keputusan, penemuan masalah,
pemecahan masalah, penemuan, atau proses pengembangan model. Aktivitas inti dari
proyek harus melibatkan transformasi dan konstruksi dari pengetahuan (pengetahuan
atau keterampilan baru) pada pihak siswa. Jika aktivitas inti dari proyek tidak
merepresentasikan “tingkat kesulitan” bagi siswa, atau dapat dilakukan dengan
penerapan informasi atau keterampilan yang siap dipelajari, proyek yang dimaksud
adalah tak lebih dari sebuah latihan, dan bukan proyek model pembelajaran berbasis
proyekyang dimaksud.

PANDUAN PENILAIAN PROYEK SMAN 21 BATAM TAHUN 2021 12


4. Project are sudent-driven to some significant degree. Inti proyek bukanlah berpusat
pada guru, berupa teks aturan atau sudah dalam bentuk paket tugas. Misalkan tugas
laboratorium dan booklet pembelajaran bukanlah contoh model pembelajaran berbasis
proyek. Model pembelajaran berbasis proyek lebih mengutamakan kemandirian,
pilihan, waktu kerja yang tidak bersifat kaku, dan tanggung jawab siswa daripada
proyek tradisional dan pembelajaran tradisional.
5. Proyek adalah realistis, tidak school-like. Karakterisitik proyek memberikan
keotentikan pada siswa. Karakteristik ini boleh jadi meliputi topik, tugas, peranan
yang dimainkan siswa, konteks di mana kerja proyek dilakukan, produk yang
dihasilkan, atau kriteria di mana produk-produk atau unjuk kerja dinilai. Model
pembelajaran berbasis proyek melibatkan tantangan-tantangan kehidupan nyata,
berfokus pada pertanyaan atau masalah autentik (bukan simulatif), dan pemecahannya
berpotensi untuk diterapkan di lapangan yang sesungguhnya.
Berdasarkan berbagai pendapat di atas, model pembelajaran berbasis proyek
merupakan model pembelajaran yang diorientasikan untuk mengembangkan kemampuan
dan keterampilan belajar para siswa melalui serangkaian kegiatan merencanakan,
melaksanakan penelitian, dan menghasilkan produk tertentu yang dibingkai dalam satu
wadah berupa proyek pembelajaran. Berdasarkan pengertian ini, model pembelajaran
berbasis proyek dirancang untuk digunakan pada permasalahan kompleks yang
menghendaki peserta didik melakukan investigasi untuk memahaminya.

E. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Berbasis Proyek


Pembelajaran berbasis proyek dapat diidentifikasi melalui ciri-cirinya, pembelajaran
berbasis proyek merupakan pembelajaran yang meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan melalui pembuatan produk. Produk yang dibuat dengan serangkaian kegiatan
perencanaan, pencarian, kolaborasi. Dalam kajiannya Krajcik, et al. dalam Abdurrahim
(2011) menyarankan lima ciri-ciri dari pembelajaran berbasis proyek, yakni: driving
question, investigation, artifacts, collaboration dan technological tools.
Thomas (2000), menguraikan lima kriteria pokok dari suatu pembelajaran berbasis
proyek. Kriteria ini bukan merupakan definisi dari pembelajaran berbasis proyek, tetapi
didesain untuk menjawab pertanyaan “apa yang harus dimiliki proyek agar dapat
digolongkan sebagai pembelajaran berbasis proyek?”. Lima kriteria itu adalah
keberpusatan (centrality), berfokus pada pertanyaan atau masalah (driving question),

PANDUAN PENILAIAN PROYEK SMAN 21 BATAM TAHUN 2021 13


investigasi konstruktif (constructive investigation) atau desain, otonomi siswa (autonomy),
dan realisme (realism). Kriteria-kriteria ini dapat dijadikan sebagai prinsip-prinsip
pembelajaran berbasis proyek.
1. Centrality (keberpusatan)
Proyek dalam pembelajaran berbasis proyek adalah pusat atau inti kurikulum, bukan
pelengkap kurikulum. Bell dalam Abdurrahim (2011) mengatakan, “Project based
learning is not suplementery activity to support learning; It is a basic of the
curriculum”. Di dalam pembelajaran berbasis proyek, proyek adalah model
pembelajaran; siswa mengalami dan belajar konsep-konsep inti suatu disiplin ilmu
melalui proyek. Ada kerja proyek yang mengikuti pembelajaran tradisional dengan
cara proyek tersebut memberi ilustrasi, contoh, praktek tambahan, atau aplikasi
praktek yang diajarkan sebelumnya dengan maksud lain. Akan tetapi, menurut kriteria
di atas, aplikasi proyek tersebut tidak dapat dikategorikan sebagai pembelajaran
berbasis proyek. Kegiatan proyek yang dimaksudkan untuk pengayaan di luar
kurikulum juga tidak termasuk pembelajaran berbasis proyek.
2. Driving Question (berfokus pada pertanyaan atau masalah)
Proyek dalam pembelajaran berbasis proyek adalah terfokus pada pertanyaan atau
masalah, yang mendorong siswa menjalani (dengan kerja keras) konsep-konsep dan
prinsip-prinsip inti atau pokok dari disiplin. Kriteria ini sangat halus dan agak susah
diraba.
Definisi proyek (bagi siswa) harus dibuat sedemikian rupa agar terjalin hubungan
antara aktivitas dan pengetahuan konseptual yang melatarinya yang diharapkan dapat
berkembang menjadi lebih luas dan mendalam (Baron, et. al. dalam Abdurrrahim,
2011). Biasanya dilakukan dengan pengajuan pertanyaan-pertanyaan atau ill-defined
problem (Thomas, 2000).
Proyek dalam pembelajaran berbasis proyek mungkin dibangun melalui unit tematik,
atau gabungan (intersection) topik-topik dari dua atau lebih disiplin, tetapi itu belum
sepenuhnya dapat dikatakan sebuah proyek. Pertanyaan-pertanyaan yang mengajar
siswa, sepadan dengan aktivitas, produk, dan unjuk kerja yang mengisi waktu mereka,
harus digubah (orchestrated) dalam tugas yang bertujuan intelektual (Blumenfeld, et.
al. dalam Abdurrahim, 2011).
3. Constructive Investigation (investigasi konstruktif)

PANDUAN PENILAIAN PROYEK SMAN 21 BATAM TAHUN 2021 14


Proyek melibatkan siswa dalam investigasi konstruktif. Investigasi mungkin berupa
proses desain, pengambilan keputusan, penemuan masalah, pemecahan masalah,
discovery, atau proses pengembangan model. Akan tetapi, agar dapat disebut proyek
memenuhi kriteria pembelajaran berbasis proyek, aktivitas inti dari proyek itu harus
meliputi transformasi dan konstruksi pengetahuan (dengan pengertian: pemahaman
baru, atau keterampilan baru) pada pihak siswa.
Jika pusat atau inti kegiatan proyek tidak menyajikan “tingkat kesulitan” bagi anak,
atau dapat dilakukan dengan penerapan informasi atau keterampilan yang siap
dipelajari, proyek yang dimaksud adalah tak lebih dari sebuah latihan, dan bukan
proyek pembelajaran berbasis proyek yang dimaksud. Membersihkan peralatan
laboratorium mungkin sebuah proyek, akan tetapi mungkin bukan proyek dalam
pembelajaran berbasis proyek (Bereiter, et al. dalam Abdurrahim, 2011).
4. Autonomy (otonomi siswa)
Proyek mendorong siswa sampai pada tingkat yang signifikan. Proyek dalam
pembelajaran berbasis proyek bukanlah ciptaan guru, tertuliskan dalam naskah, atau
terpaketkan. Latihan laboratorium bukanlah contoh pembelajaran berbasis proyek,
kecuali jika berfokus pada masalah dan merupakan inti pada kurikulum.
Proyek dalam pembelajaran berbasis proyek tidak berakhir pada hasil yang telah
ditetapkan sebelumnya atau mengambil jalur (prosedur) yang telah ditetapkan
sebelumnya. Proyek pembelajaran berbasis proyek lebih mengutamakan otonomi,
pilihan, waktu kerja yang tidak bersifat ketat (tanpa diawasi), dan siswa lebih
bertanggung jawab daripada proyek tradisional dan pembelajaran tradisional
(Bereiter, et al. dalam Abdurrahim, 2011).
5. Realism (realisme)
Proyek adalah realistik. Karakteristik proyek memberikan keontetikan pada siswa.
Karakteristik ini boleh jadi meliputi topik, tugas, peranan yang dimainkan siswa,
konteks di mana kerja proyek dilakukan, kolaborator yang bekerja dengan siswa
dalam proyek, produk yang dihasilkan, kriteria di mana produk-produk atau unjuk
kerja dinilai.
Hal yang sama diungkapkan oleh Santyasa. (2006:123) bahwa pembelajaran berbasis
proyek adalah pembelajaran dengan menggunakan tugas proyek sebagai metode
pembelajaran. Para siswa bekerja secara nyata, seolah-olah ada di dunia nyata yang dapat
menghasilkan produk secara nyata atau realistis. Prinsip yang mendasari pada

PANDUAN PENILAIAN PROYEK SMAN 21 BATAM TAHUN 2021 15


pembelajaran berbasis proyek adalah: Pembelajaran berpusat pada siswa yang melibatkan
tugas-tugas proyek pada kehidupan nyata untuk memperkaya pembelajaran.
1. Pembelajaran berpusat pada siswa yang melibatkan tugas-tugas proyek pada
kehidupan nyata untuk memperkaya pembelajaran.
2. Tugas proyek menekankan pada kegiatan penelitian berdasarkan suatu tema atau topik
yang telah ditentukan dalam pembelajaran.
3. Penyelidikan atau eksperimen dilakukan secara otentik dan menghasilkan produk
nyata yang telah dianalisis dan dikembangkan berdasarkan tema/topik yang disusun
dalam bentuk produk (laporan atau hasil karya). Produk tersebut selanjutnya
dikomunikasikan untuk mendapat tanggapan dan umpan balik untuk perbaikan
produk.

F. Sintaks Pembelajaran Berbasis Proyek


Pembelajaran Berbasis Proyek secara umum memiliki pedoman langkah: planning
(perencanaan), creating (mencipta atau implementasi), dan processing (pengolahan)
(Munandar, 2009). Ketiga langkah tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Planning
Pada tahap ini menghadapkan siswa pada masalah rill di lapangan, dan mendorong
mereka untuk mengidentifikasi masalah tersebut yang selanjutnya siswa diminta
menemukan alternatif pemecahan masalah yang siswa temukan di lapangan serta
mendesain model pemecahan masalah. Kegiatan yang dilakukan adalah a) merancang
seluruh proyek, kegiatan dalam langkah ini adalah: mempersiapkan proyek, secara
lebih rinci mencakup: pemberian informasi tujuan pembelajaran, guru menyampaikan
fenomena nyata sebagai sumber masalah, pemotivasian dalam memunculkan masalah
dan pembuatan proposal, b) mengorganisir pekerjaan, kegiatan dalam langkah ini
adalah: merencanakan proyek, secara lebih rinci mencakup: mengorganisir kerjasama,
memilih topik, memilih informasi terkait proyek, membuat prediksi, dan membuat
desain investigasi.
2. Creating
Pelaksanaan proyek yang memberikan kesempatan seluas-luasnya pada siswa untuk
merancang dan melakukan laporan investigasi serta mempresentasikan laporan
(produk) baik secara lisan maupun tulisan. Dalam tahapan ini siswa mengembangkan
gagasan-gagasan proyek, mengkombinasikan ide yang muncul dalam kelompok, dan

PANDUAN PENILAIAN PROYEK SMAN 21 BATAM TAHUN 2021 16


membangun proyek. Tahapan kedua ini termasuk aktivitas pengembangan dan
dokumentasi. Pada tahapan ini pula siswa menghasilkan suatu produk (artefak) yang
nantinya akan dipresentasikan dalam kelas.
3. Processing
Aktivitas pada tahap ini meliputi presentasi proyek dan evaluasi proyek. Kelompok
yaitu mengkomunikasikan secara aktual kreasi atau temuan dari investigasi kelompok
termasuk refleksi dan tindak lanjut proyek-proyek: evaluasi, dilakukan pada tahap ini
meliputi evaluasi teman sebaya, evaluasi diri dan portofolio mengacu pada sintaks
Pembelajaran Berbasis Proyek tersebut, secara umum dapat disampaikan dalam
pembelajaran berbasis proyek siswa dapat belajr secara aktif untuk merumuskan
masalah, melakukan penyelidikan, menganalisis dan menginterpretasikan data, serta
mengambil keputusan untuk memecahkan masalah yang dihadapinya.
Tahapan ini meliputi presentasi proyek dan evaluasi. Pada presentasi proyek akan
terjadi komunikasi secara aktual kreasi ataupun temuan dari investigasi kelompok,
sedangkan pada tahapan evaluasi akan dilakukan refleksi terhadap hasil proyek,
analisis dan evaluasi dari proses-proses belajar.
Sintaks Model Pembelajaran Berbasis Proyek menurut Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, (2014: 34) yaitu :
Fase 1 : Penentuan pertanyaan mendasar (start with essential question)
Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial, yaitu pertanyaan yang dapat memberi
penugasan siswa dalam melakukan suatu aktivitas. Pertanyaan disusun dengan mengambil
topik yang sesuai dengan realitas dunia nyata dan dimulai dengan sebuah investigasi
mendalam. Pertanyaan yang disusun hendaknya tidak mudah untuk dijawab dan dapat
mengarahkan siswa untuk membuat proyek. Pertanyaan seperti itu pada umumnya bersifat
terbuka (divergen), provokatif, menantang, membutuhkan keterampilan berpikir tingkat
tinggi (high order thinking), dan terkait dengan kehidupan siswa. Guru berusaha agar topik
yang diangkat relevan untuk para siswa.
Fase 2 : Menyusun perencanaan proyek (design project)
Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara guru dan siswa. Dengan demikian siswa
diharapkan akan merasa “memiliki” atas proyek tersebut. Perencanaan berisi tentang
aturan main, pemilihan kegiatan yang dapat mendukung dalam menjawab pertanyaan
penting, dengan cara mengintegrasikan berbagai materi yang mungkin, serta mengetahui
alat dan bahan yang dapat diakses untuk membantu penyelesaian proyek.

PANDUAN PENILAIAN PROYEK SMAN 21 BATAM TAHUN 2021 17


Fase 3 : Menyusun jadwal (create schedule)
Guru dan siswa secara kolaboratif menyusun jadwal kegiatan dalam menyelesaikan
proyek. Aktivitas pada tahap ini antara lain: membuat jadwal untuk menyelesaikan proyek,
(2) menentukan waktu akhir penyelesaian proyek, (3) membawa siswa agar merencanakan
cara yang baru, (4) membimbing siswa ketika mereka membuat cara yang tidak
berhubungan dengan proyek, dan (5) meminta siswa untuk membuat penjelasan (alasan)
tentang cara pemilihan waktu. Jadwal yang telah disepakati harus disetujui bersama agar
guru dapat melakukan monitoring kemajuan belajar dan pengerjaan proyek di luar kelas.
Fase 4 : Memantau siswa dan kemajuan proyek (monitoring the students and progress of
project)
Guru bertanggung jawab untuk memantau kegiatan siswa selama menyelesaikan proyek.
Pemantauan dilakukan dengan cara memfasilitasi siswa pada setiap proses. Dengan kata
lain guru berperan menjadi mentor bagi aktivitas siswa. Agar mempermudah proses
pemantauan, dibuat sebuah rubrik yang dapat merekam keseluruhan kegiatan yang
penting.
Fase 5 : Penilaian hasil (assess the outcome)
Penilaian dilakukan untuk membantu guru dalam mengukur ketercapaian standar
kompetensi, berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing-masing siswa, memberi
umpan balik tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai siswa, membantu guru dalam
menyusun strategi pembelajaran berikutnya. Pada tahap ini siswa diminta untuk
mempresentasikan hasil proyek dan membuat laporan kegiatan proyeknya.
Fase 6 : Evaluasi Pengalaman (evaluation the experience)
Pada akhir proses pembelajaran, guru dan siswa melakukan refleksi terhadap kegiatan dan
hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi dilakukan baik secara individu maupun
kelompok. Pada tahap ini siswa diminta untuk mengungkapkan perasaan dan
pengalamannya selama menyelesaikan proyek. Guru dan siswa mengembangkan diskusi
dalam rangka memperbaiki kinerja selama proses pembelajaran, sehingga pada akhirnya
ditemukan suatu temuan baru (new inquiry) untuk menjawab permasalahan yang diajukan
pada tahap pertama pembelajaran. Langkah-langkah peembelajaran berbasis proyek
tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

PANDUAN PENILAIAN PROYEK SMAN 21 BATAM TAHUN 2021 18


G. Kegiatan Peserta Didik dalam Pembelajaran Berbasis Proyek
Di dalam Pembelajaran Berbasis Proyek, peserta didik diikut sertakan dalam
kegiatan kelompok selain bekerja sendiri. Selanjutnya, aktivitas individu dalam
pembelajaran berbasis proyek dikelompokkan menjadi tiga kategori aktifitas individu,
aktifitas dalam kelompok, dan aktifitas antar kelompok.
1. Secara individu
Secara kasat mata ataupun dengan tes psikologi, tentunya tiap-tiap peserta didik
mempunyai kemampuan yang berbeda dalam hal pendekatan belajar sampai pada
penyelesaian tugas. Selama mengerjakan proyek, tiap peserta didik melaksanakan
aktifitas seperti: memvisualisasikan aktifitas proyek dan mencari tugas yang akan
dikerjakan, mengatur jadwal, mengorganisir materi pembelajaran, menata dokumen
(computer files), mengirimkan pesan kepada pengajar atau ahli, self assessment.
Uraian deskripsi aktivitas di atas dapat memberikan langkah-langkah pembelajaran
yang bermakna.
2. Di dalam kelompok
Ketika siswa bekerja di dalam kelompok, para pelajar harus bekerja sama. Kerja sama
berlangsung dalam wujud aktifitas dasar seperti: brainstorming, diskusi, melakukan
editing dokumen secara bersama-sama. Sinkronisasi komunikasi lewat audio, video,
atau text, menata dokumen kelompok, task scheduling, peer assessment. Sebagian dari
aktifitas ini dapat dilakukan bersama kelompok.
3. Antar kelompok
Di dalam pembelajaran berbasis proyek, bentuk berbagi informasi dan pengetahuan
dengan kelompok lain dapat diuraikan melalui beberapa contoh aktifitas ini yaitu:
presentasi, peer review, memberikan kontribusi dalam forum diskusi.

PANDUAN PENILAIAN PROYEK SMAN 21 BATAM TAHUN 2021 19


H. Kegiatan Guru Dalam Pembelajaran Berbasis Proyek
Dalam Pembelajaran Berbasis Proyek, instruksi terjadi melalui pelatihan, diskusi,
bimbingan, dan lain-lain. Bagian ini sebagai aktifitas pengajar dalam pendekatan
Pembelajaran Berbasis Proyek.
1. Desain Proyek, tahap desain proyek adalah sangat pokok. Perancangan yang salah dari
Aktifitas proyek akan menyebabkan dampak yang tidak baik pada proses belajar
mengajar.
2. Menunjukan beberapa aspek dari desain proyek. Aktifitas ini menunjukan beberapa
aspek dari desain proyek. Aktifitas ini yang sesuai.
a. Isi (content): pengajar memutuskan topik apa yang tercakup pada proyek. Proyek
yang baik adalah yang cocok untuk lintas disiplin.
b. Hasil pembelajaran (learning outcomes): Para pengajar harus menandai
pengetahuan pokok dan keterampilan yang akan diperoleh peserta didik. Juga
menguraikan keterampilan umum yang ditargetkan oleh proyek.
c. Sasaran hasil pembelajaran harus tersampaikan dalam aktifitas proyek.
d. Titik Fokus (focal points): untuk memotivasi peserta didik dan memperoleh
keterlibatannya secara penuh pada proyek harus dibuat menantang dan
berhubungan dengan permasalahan hidup nyata.
e. Aktifitas dan deliverables: Tahap desain menentukan aktifitas seperti
penyelidikan, riset, pemecahan masalah, penggunaan alat bantu, dan lain-lain.
f. Metoda: proyek organisasi kelas dan kelompok, pelatihan, dan material
pendukung, serta prosedur umpan balik, sumber daya, dan lain-lain.
g. Penilaian (assessment): Penilaian sendiri dan oleh tim ahli mempunyai suatu
peran penting dalam pendekatan Pembelajaran Berbasis Proyek.
h. Pengajar menyiapkan dan menyediakan selebaran tugas, seperti selebaran
penjelasan metodologi, petunjuk, atau petunjuk penggunaan. Juga menyediakan
akses kepada material pelajaran dan sumber yang lain, seperti catatan ceramah
kuliah, pembicaraan video-taped dan proses melakukan latihan dan membuat
demontrasi jika dibutuhkan.
i. Penilaian harus disatukan ke dalam aktifitas proyek. Karena Pembelajaran
Berbasis Proyek dititik beratkan pada keberhasilan peserta didik, evaluasi diri dan
oleh tim ahli harus dimasukkan ke dalam strategi penilaian.

PANDUAN PENILAIAN PROYEK SMAN 21 BATAM TAHUN 2021 20


j. Umpan balik dapat dimulai dari para pengajar, pelatih, ahli, klien, dan lain-lain.
Presentasi dan diskusi adalah sarana yang baik untuk menjadi umpan balik. Para
pengajar harus mengorganisir prosedur umpan balik.
Pembelajaran berbasis proyek merupakan model belajar yang menggunakan
masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan
baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktifitas secara nyata. Melalui project based
learning model, proses inquiry dimulai dengan memunculkan pertanyaan penuntun (a
guiding question) dan membimbing siswa dalam sebuah proyek kolaboratif yang
mengintegrasikan berbagai subjek (materi) dalam kurikulum. Pembelajaran Berbasis
Proyek merupakan investigasi mendalam tentang sebuah topik dunia nyata, hal ini akan
berharga bagi atensi dan usaha siswa (Kemdikbud, 2014: 33).
.
I. Asesmen dalam Pembelajaran Berbasis Proyek
Penilaian pembelajaran berbasis proyek harus diakukan secara menyeluruh terhadap
sikap, pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa selama pembelajaran.
Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus
diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak
dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data.
Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan
mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan dan kemampuan menginformasikan siswa
pada mata pelajaran tertentu secara jelas.
Pada penilaian proyek setidaknya ada tiga hal yang perlu dipertimbangkan (Kemdikbud,
2014: 35) yaitu:
1. Kemampuan pengelolaan : kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari
informasi dan mengelola waktu pengumpulan data serta penulisan laporan.
2. Relevansi: Kesesuaian dengan mata pelajaran, dengan mempertimbangkan tahap
pengetahuan, pemahaman dan keterampilan dalam pembelajaran.
3. Keaslian: Proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya,
dengan mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan dukungan terhadap
proyek peserta didik.
Penilaian proyek dilakukan mulai dari perencanaan, proses pengerjaan, sampai hasil
akhir proyek. Untuk itu, guru perlu menetapkan hal-hal atau tahapan yang perlu dinilai,
seperti penyusunan disain, pengumpulan data, analisis data, dan penyiapkan laporan

PANDUAN PENILAIAN PROYEK SMAN 21 BATAM TAHUN 2021 21


tertulis. Laporan tugas atau hasil penelitian juga dapat disajikan dalam bentuk poster.
Pelaksanaan penilaian dapat menggunakan alat/instrumen penilaian berupa daftar cek
ataupun skala penilaian. Sumber-sumber data penilaian tersebut meliputi (Kemdikbud,
2014: 85):
1. Self-assessment (penilaian diri) penting dilakukan untuk merefleksikan diri siswa
sendiri, tidak hanya menunjukkan apa yang siswa rasakan dan apa yang seharusnya
siswa berhak dapatkan. Siswa merefleksikan dirinya seberapa baik mereka bekerja
dalam kelompok dan seberapa baik siswa berkontribusi, bernegosiasi, mendengar dan
terbuka terhadap ide-ide teman dalam kelompoknya. Siswa pun mengevaluasi hasil
proyeknya sendiri, usaha, motivasi, ketertarikan dan tingkat produktivitas.
2. Peer Assessment (penilaian antar siswa) merupakan elemen penting pada penilaian
Project Based Learning: guru tidak akan selalu bersama semua siswa di setiap waktu
dalam proses pengerjaan proyek, dan peer assessment akan memudahkan untuk
menilai siswa secara individu dalam sebuah kelompok. Siswa menjadi kritis terhadap
kerja temannya dan berupaya untuk saling memberikan umpan balik.
3. Rubrik penilaian produk, Penilaian produk adalah penilaian terhadap proses
pembuatan dan kualitas suatu produk. Penilaian produk meliputi penilaian
kemampuan peserta didik membuat produk-produk teknologi dan seni, seperti:
makanan, pakaian, hasil karya seni (patung, lukisan, gambar), barangbarang terbuat
dari kayu, keramik, plastik, dan logam atau alat-alat teknologi tepat guna yang
sederhana. Pengembangan produk meliputi 3 (tiga) tahap dan setiap tahap perlu
diadakan penilaian yaitu:
a. Tahap persiapan, meliputi: penilaian kemampuan peserta didik dan
merencanakan, menggali, dan mengembangkan gagasan, dan mendesain produk.
b. Tahap pembuatan produk (proses), meliputi: penilaian kemampuan peserta didik
dalam menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan teknik.
c. Tahap penilaian produk (appraisal), meliputi: penilaian produk yang dihasilkan
peserta didik sesuai kriteria yang ditetapkan.
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran tidak terlepas dari kegiatan penilaian.
Keberhasilan dalam suatu pembelajaran dapat diketahui dengan penilaian/asesmen.
Demikian halnya dengan pembelajaran berbasis proyek, untuk menilai setiap kegiatan
yang dilakukan oleh siswa, maka guru perlu menerapkan penilaian autentik.

PANDUAN PENILAIAN PROYEK SMAN 21 BATAM TAHUN 2021 22


Pembelajaran proyek adalah pembelajaran autentik, dimana pembelajaran ini
berwujud nyata, terlihat, dan disesuaikan dengan proyek untuk siswa (Fogarty, 1997); dan
Hosnan (2014) mengemukakan bahwa penilaian autentik mengharuskan pembelajaran
yang autentik pula. Selain itu, George Lucas Educational Foundation (2007)
mengemukakan bahwa pembelajaran berbasis proyek cocok untuk penilaian autentik,
karena penilaian autentik dan evaluasi memungkinkan guru/instruktur untuk secara
sistematis mendokumentasikan kemajuan dan perkembangan anak.
Penilaian autentik atau asesmen autentik menekankan keterampilan dan kompetensi
spesifik untuk menerapkan keterampilan dan pengetahuan yang sudah dikuasai (Stiggins
dalam Majid, 2015). Mueller (2016) mengemukakan bahwa asesmen autentik merupakan
suatu bentuk penilaian dimana siswa diminta untuk menunjukkan tugas nyata (real) yang
memperlihatkan penerapan pengetahuan dan keterampilan yang penting dan bermakna.
Melalui asesmen autentik setiap kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam
pembelajaran berbasis proyek, baik mulai dari fase perencanaan sampai menghasilkan
suatu produk dapat dinilai secara nyata. Namun, Mueller (2016) juga mengemukakan
bahwa asesmen autentik melengkapi (complement) asesmen tradisional; karena ada hal-
hal yang tidak dapat dinilai dengan asesmen tradisional, dapat dinilai dengan asesmen
autentik.
Peningkatan belajar masing-masing siswa dalam suatu kegiatan pembelajaran yang
diukur di awal dan akhir pembelajaran dapat dilakukan dengan asesmen tradisional, seperti
paper and pencil test. Namun, penilaian secara nyata kemampuan yang dimiliki oleh siswa
selama proses pembelajaran dapat dilakukan dengan asesmen autentik.
Keterbatasan asesmen tradisional dalam menilai secara nyata kemampuan yang
dimiliki oleh siswa dapat dilakukan dengan asesmen autentik, begitupun sebaliknya
keterbatasan dari asesmen autentik dalam hal menilai masing-masing individu dalam
waktu yang terbatas dapat dilakukan dengan asesmen tradisional. Sehingga tepat seperti
yang dikatakan Mueller (2016) bahwa adalah hal yang sangat mungkin untuk seorang guru
menggabung (mix) antara asesmen autentik dan asesmen tradisional dalam memenuhi
kebutuhan.

PANDUAN PENILAIAN PROYEK SMAN 21 BATAM TAHUN 2021 23


BAB IV
PENILAIAN BERBASIS PROYEK
SEBAGAI SYARAT KELULUSAN

A. Mekanisme dan Prosedur Penilaian Proyek


Penilaian proyek adalah penilaian terhadap suatu penugasan yang harus diselesaikan
dalam periode/waktu tertentu. Penugasan tersebut meliputi:perencanaan, pengumpulan
data, analisis data, penyajian data, hingga pelaporan. Periode waktu untuk
menyelesaikannya tergantung kompleksitas tugas, misalnya dalam satu minggu, dua
minggu, satu bulan, atau satu semester.
Pelaksanaan proyek membutuhkan data primer, data sekunder, kerja sama dengan
berbagai pihak, dan kemampuan mengevaluasi hasil. Oleh karena itu penilaian proyek
dapat dilakukan pada semua mata pelajaran secara terintegrasi atau masing-masing mata
pelajaran di semua jenjang pendidikan.
Penilaian proyek dapat memberikan informasi tentang kemampuan peserta didik
dalam memahami, mengaplikasikan,dan menyampaikan informasi tentang materi tertentu
pada satu atau lebih mata pelajaran yang terkait sesuai dengan kompetensi yang ingin
dicapai pada penugasan yang diberikan. Penilaian proyek dapat dilakukan pada setiap
langkah yang meliputi: persiapan (perencanaan), proses pengerjaan, danpelaporan. Hasil
belajar yang dapat dinilai pada tahap-tahap tersebut antara lain:
1. Tahap persiapan
a. Kemampuan merencanakan dan mengorganisasikan tugas proyek;
b. Kemampuan memperoleh informasi awal (data-data awal)
2. Tahap pelaksanaan
a. Kemampuan bekerja dalam kelompok;
b. Kemampuan untuk melaksanakan tugas secara mandiri;
c. Kemampuan mengidentifikasi dan mengumpulkan informasi;
d. Kemampuan menganalisis permasalahan.
3. Tahap pelaporan
a. Kemampuan menganalisis dan menginterpretasikan data;
b. Kemampuan membuat laporan;
c. Kemampuan menyampaikan hasil.

PANDUAN PENILAIAN PROYEK SMAN 21 BATAM TAHUN 2021 24


Pada pelaksanaan proyek pendidik mungkin menekankan penilaian proyek tersebut
pada prosesnya dan menggunakan sebagai sarana untuk mengembangkan dan memonitor
keterampilan peserta didik dalam merencanakan, menyelidiki, dan menganalisis proyek.
Peserta didik dapat menunjukkan pengalaman dan pengetahuan tentang suatu topik,
memformulasikan pertanyaan, dan menyelidiki topik tersebut melalui bacaan dan
wawancara. Kegiatan ini dapat digunakan untuk menilai kemampuan peserta didik secara
individual atau kelompok.
Pendidik juga dapat menggunakan produk akhir dari suatu proyek dalam bentuk
presentasi (penilaian praktik) untuk menilai kemampuan peserta didik dalam
mengomunikasikan temuan-temuannya dan dalam bentuk laporan (penilaian produk).
Apabila proyek digunakan pada penilaian sumatif, fokus biasanya terletak pada
produknya. Aspek yang dinilai dalam penilaian proyek ditulis dalam rubrik penilaian.
Rubrik penilaian berisi kriteria-kriteria berkaitan dengan tahapan-tahapan sebuah proyek.
Tahapan-tahapan tersebut diurutkan, lengkap, jelas, mudah diamati, dan dapat diukur.
Berikut contoh instrument atau rubrik penilaian proyek.

Skor
No Aspek yang dinilai
maks
1 Perencanaan 6
Latar Belakang (tepat = 3; kurang tepat = 2, tidak tepat = 1)
Rumusan masalah (tepat = 3; kurang tepat = 2, tidak tepat = 1)

2 Pelaksanaan 12
a.Pengumpulan data/informasi (akurat = 3; kurang akurat = 2; tidak
akurat = 1)
b. Kelengkapan data (lengkap= 3; kurang lengkap = 2; tidak
lengkap = 1)
c. Pengolahan/analisis data (sesuai = 3; kurang sesuai = 2; tidak
sesuai = 1)
d.Kesimpulan (tepat = 3; kurang tepat = 2; tidak tepat = 1)

3 Pelaporan hasil 12
a. Sistematika laporan (baik = 3; kurang baik = 2; tidak baik = 1)
b. Penggunaan bahasa (sesuai kaidah= 3; kurang sesuai kaidah =
2; tidak sesuai kaidah = 1)
c. Penulisan/ejaan (tepat = 3; kurang tepat = 2; tidak tepat/banyak
kesalahan =1)
d. Tampilan (menarik= 3; kurang menarik= 2; tidak menarik= 1)

Skor maksimal 30

Atau bisa juga seperti contoh di bawah ini:

PANDUAN PENILAIAN PROYEK SMAN 21 BATAM TAHUN 2021 25


Instrumen Penilaian
Guru Pembimbing :
Mata Pelajaran : Nama :
Nama Proyek : Kelas :
Alokasi Waktu :
No. ASPEK SKOR (1 - 3)
1 PERENCANAAN :
a. Rancangan Alat
- Alat dan bahan
- Gambar
b. Uraian cara menggunakan alat
2 PELAKSANAAN :
a. Keakuratan Sumber Data / Informasi
b. Kuantitas Sumber Data
c. Analisis Data
d. Penarikan Kesimpulan
3 LAPORAN PROYEK :
a. Sistematika Laporan
b. Performans
c. Presentasi
TOTAL SKOR

Rubrik Penilaian

NO Indikator Rubrik
Menyiapkan alat dan 3. Menyiapakan Seluruh alat dan bahan yang diperlukan.
1. bahan 2. Menyiapakan Sebagian alat dan bahan yang diperlukan.
1. Tidak menyiapakan Seluruh alat dan bahan yang diperlukan

Deskripsi pengamatan 3. Memperoleh deskripsi hasil pengamatan secara lengkap sesuai


2. dengan prosedur yang ditetapkan.
2. Memperoleh deskripsi hasil pengamatan kurang lengkap sesuai
dengan prosedur yang ditetapkan.
1. Tidak memperoleh deskripsi hasil pengamatan kurang lengkap
sesuai dengan prosedur yang ditetapkan
Menafsirkan peristiwa 3. Mampu memberikan penafsiran benar secara substantif.
3. yang akan terjadi 2.Mampu memberikan penafsiran kurang benar secara substantif.
1. Tidak mampu memberikan penafsiran Benar secara substantif

Membuat proyek 3. Mampu membuat proyek dengan menggunakan Seluruh prosedur


4. yang ada.
2. Mampu membuat proyek dengan menggunakan Sebagian prosedur
yang ada.
1. Tidak mampu membuat proyek dengan menggunakan prosedur yang
ada
Mempresentasikan 3. Mampu mempresentasikan hasil proyek dengan benar secara
5. hasil proyek substantif, bahasa mudah dimengerti, dan disampaikan secara percaya
diri.

PANDUAN PENILAIAN PROYEK SMAN 21 BATAM TAHUN 2021 26


2. Mampu mempresentasikan hasil proyek dengan benar secara
substantif, bahasa mudah dimengerti, dan disampaikan kurang percaya
diri.
1. Mampu mempresentasikan hasil proyek dengan benar secara
substantif, bahasa sulit dimengerti, dan disampaikan tidak percaya diri

Kriteria Penilaian :
Nilai = Jumlah Skor yang Diperoleh X 100
Skor Maksimum

Kriteria minimal yang biasa digunakan adalah 80% dari tujuan atau kompetensi
yang seharusnya dikuasai siswa. Makin tinggi kriterianya makin baik mutu pendidikan
yang dihasilkan. Standar penilaian acuan patokan berbasis pada konsep belajar tuntas atau
mastery learning.
Pengukuran penilaian hasil belajar menggunakan instrumen non tes adalah untuk
mengevaluasi hasil belajar aspek sikap dan keterampilan. Bentuk penilaian yang
menggunakan alat ukur/instrumen non tes yaitu: penilaian unjuk kerja/performance,
penilaian proyek/produk, penilaian potofolio, dan penilaian sikap yang dilengkapi dengan
rubrik penilaian. Alat penilaian yang tergolong teknik non-tes antara lain: a)
kuesioner/angket, b) wawancara (interview), c) daftar cocok (check-list), d)
pengamatan/observasi, e) penugasan, f) portofolio, g) jurnal, h) inventori, i) penilaian diri
(self-assessment), dan j) penilaian oleh teman sejawat (peer assessment). Skala yang sering
digunakan dalam instrumen penilaian non tes antara lain adalah: Skala Thurstone, Skala
Likert, dan Skala Beda Semantik

B. Pelaksanaan Penilaian Proyek


Penetapan instrumen penilaian/rubrik penilaian proyek sesuai dengan tahapan
sebagai berikut: (1) Guru/pembimbing menyusun instrumen penilaian dengan sinkronisasi
alokasi waktu dan masa penilaian. Materi penilaian harus disusun mempertimbangan asas
pedagogi , dan teknik mengajar, (2) Guru/pembimbing menguji siswa atau dijadwalkan
oleh sekolah pada presentasi hasil proyek, (3) Guru/pembimbing yang
mengoreksi/mengevaluasi dan memberi penilaian atas pekerjaan siswa, (4)
Guru/pembimbing merekapitulasi semua instrument penilaian selama pelaksanaan proyek
dengan mempertimbangan jadwal proyek yang telah ditetapkan sebelum proyek dimulai
dan (5) Guru/pembimbing menganalisis data nilai siswa dengan sinkronisasi sistem
penilaian yang telah ditetapkan.

PANDUAN PENILAIAN PROYEK SMAN 21 BATAM TAHUN 2021 27


Rubrik penilaian terdiri dari beberapa bagian disesuaikan dengan karakteristik
penugasan kinerja. Format yang pertama terdiri dari tiga bagian, yakni aspek, kriteria, dan
level skala kinerja. Aspek merupakan komponen, lingkup atau dimensi yang akan dinilai,
misalnya ketika kita akan menilai kualitas suatu karangan dalam mata pelajaran bahasa
Indonesia, aspek yang dinilai meliputi tata bahasa, koherensi kalimat, kesesuaian isi
dengan judul, dan sebagainya. Kriteria merupakan deskripsi atau jabaran yang
mencerminkan hubungan aspek dengan level skala kinerja. Level skala kinerja
menunjukkan tingkat capaian kinerja peserta didik yang bisa dituliskan dalam bentuk
angka, misalnya 0, 1, 2, dan seterusnya, atau 1, 2, 3, dan seterusnya, atau kurang, cukup,
baik, dan seterusnya, atau istilah lain yang menunjukkan gradasi kinerja. Format yang
kedua terdiri dari tiga bagian, yakni aspek, kriteria, dan rentang skor. Aspek merupakan
komponen, lingkup atau dimensi yang akan dinilai.
Pada proyek yang menjadi salah satu syarat kelulusan ini akan dilaksanakan siswa
lebih kurang selama 2 bulan. Guru pembimbing akan mulai memfasilitasi siswa mulai dari
menentukan permasalahan yang akan dibahas sampai pada pelaporan atau Ketika
presentasi. Permasalahan dapat berasal dari siswa ataupun pembimbing dengan lingkup
materi berkaitan terhadap suatu mata pelajaran atau lintas mata pelajaran. Permasalahan
yang diangkat diharapkan permasalahan nyata atau realita yang sebenar di sekitar
kehidupan siswa dan akan dicari solusinya dengan bantuan guru pembimbing.

C. Pelaporan Penilaian Proyek


Hasil penilaian yang merupakan kontribusi dari aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik, disajikan dalam bentuk nilai angka atau huruf. Dalam hal ini, ada lembaga
pendidikan yang menggunakan nilai angka dengan menggunakan skala 0 sampai 100, dan
ada pula yang menggunakan nilai angka itu dengan skala 0 sampai 10. Di sekolah
umumnya digunakan nilai angka.
Berdasarkan analisis dan interpretasi hasil proyek, guru pembimbing
melaksanakan tindak lanjut dalam bentuk melaksanakan kegiatan evaluasi kegiatan proyek
bilamana tingkat ketuntasan penguasaan kompetensi belum tercapai dan siswa diharuskan
melaksanakan perbaikan apabila tingkat ketuntasan penguasaan kompetensi oleh siswa
belum tercapai. Perbaikan dilaksanakan pada pelaporan proyek dengan penjelasan kenapa
tidak berhasil atau tidak tercapai sesuai dengan hipotesis/rencana awal kegiatan proyek.

PANDUAN PENILAIAN PROYEK SMAN 21 BATAM TAHUN 2021 28


D. Kelulusan Siswa dalam Penilaian Proyek
Jenis dan cara melakukan penilaian disesuaikan dengan sifat atau jenis proyek yang
dilakukan. Hasil penilaian yang merupakan kontribusi dari aspek proses dan produk hasil
proyek. Bobotnya 20% untuk proses, 80% untuk produk yg terbagi 50% untuk isi laporan,
30 % penyajian laporan.
Nilai hasil belajar dinyatakan dengan huruf dan nilai bobot minimal 80 dan dibawah
itu dianggap tidak lulus, dan diwajibkan untuk melakukan perbaikan dengan mengulang
proyek. Siswa dimungkinkan untuk memperbaiki nilai hasil proyek di lain semester.

PANDUAN PENILAIAN PROYEK SMAN 21 BATAM TAHUN 2021 29


BAB V
PENUTUP

Salah satu parameter utama keberhasilan implementasi kurikulum 2013 adalah


tercapainya efektivitas pembelajaran, yaitu dengan dicapainya tujuan pembelajaran oleh siswa
secara optimal sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan. Untuk mengetahui ketercapaian
tujuan pembelajaran tersebut diperlukan penilaian pencapaian kompetensi siswa baik pada
ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Penerapan pembelajaran project based learning sangat mendukung kreativitas siswa di
mana Kreativitas adalah kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan baru dan
menerapkannya dalam pemecahan masalah. Kreativitas meliputi baik ciri-ciri aptitude seperti
kelancaran (fluency), keluwesan (flexibility), dan keaslian (originality) dalam pemikiran,
maupun ciri-ciri non aptitude, seperti rasa ingin tahu, senang mengajukan pertanyaan dan
selalu ingin mencari pengalaman-pengalaman baru.
Dengan demikian, penerapan model pembelajaran project based learning dapat dijadikan
alternatif dalam meningkatkan kreativitas siswa pada berbagai masalah yang terjadi di tengah
masyarakat atau kehidupan mereka. Bagi guru selanjutnya dengan menggunakan model
pembelajaran project based learning diperlukan kemampuan dalam mengkoordinir kelas dan
waktu sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan maksimal.
Melalui panduan ini diharapkan para pendidik dapat melaksanakan penilaian dan
menyusun laporan pencapaian kompetensi siswa meliputi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan dalam melaksanakan tugas suatu proyek yang ada hubungannya dengan
kehidupan sehari-hari siswa. Semoga para pendidik diberi kemudahan dalam memahami
panduan ini dan dapat diterapkan untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran dan penilaian.
Pada akhirnya, semua siswa dapat menguasai kompetensi secara bermakna, luas dan
mendalam serta dapat menerapkan pada berbagai konteks kehidupan. Pada akhirnya, upaya
peningkatan mutu pendidikan yang berkeadilan akan dapat tercapai.

PANDUAN PENILAIAN PROYEK SMAN 21 BATAM TAHUN 2021 30


Daftar Pustaka

Amirudin, A. dkk. 2015. Pengaruh Model Pembeajaran Berbasis Proyek Terhadap


Kemampuan Menulis Karya Ilmiah Geografi Siswa SMA. Jurnal Pendidikan Geografi.
Vol. 20. No.1. Jauari 2015.
Doppelt, Y. 2005. Assessment of project based learning in a mechatronics context. Journal of
Technology Education. Vol 16 no.2: 7-24
Doppelt, Y. 2003. Implementation and assessment of project-basd learning in flexible
environment. Instructional Journal of Technology and Design Education. Volume 13 Page
255-272.
George Lucas Educational Foundation. 2005. Instructional module project based learning.
[Online]. Diakses dari http: //www.edutopia.org/modules/ pbl/project-based-learning
Johnson, L., & Lamb, A. 2007. Project, Problem, and Inquiry-Based Learning. [Online].
Diakses dari http: //eduscape.com/tap/topic43.htm
Kemdikbud. 2014. Materi pelatihan guru implementasi kurikulum 2013 tahun ajaran
2014/2015: Mata pelajaran IPA SMP/MTs. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan
Kemdikbud. 2017. Panduan Penilaian, Oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan Sekolah
Meengah Atas. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Kemdikbud. 2019. Panduan Penilaian Kinerja. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan
Santyasa. 2006, Februari 23. Pembelajaran Inovatif: Model Pembelajaran Berbasis Proyek
dan Orientasi NOS. Seminar Jurusan Pendidikan Fisika IKIP NEGERI Singaraja, hal. 12.
Sudjana, Nana. 2004. Dasar- Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algensindo.
Thomas, J.W. 2000. A Review of Research on Project Based Learning. California : The
Autodesk Foundation.
Wena, Made. 2013. Strategi pembelajaran inovatif kontemporer: suatu tinjauan konseptual
operasional. Jakarta: Bumi Aksara
Abdul Majid, 2008. Perencanaan pembelajaran; mengembangkan standar kompetensi guru,
Bandung; remaja rosdakarya,

PANDUAN PENILAIAN PROYEK SMAN 21 BATAM TAHUN 2021 31

Anda mungkin juga menyukai