Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BALAKANG
Kinerja guru, kepala sekolah dan pengawas merupakan penentu dari kualitas pendidikan
yang berujung pada mutu pendidikan di sekolah, hal ini tergambar dalam Permenpan &
RB no.16 tahun 2009 tentang standar penilaian kinerja guru dan tugas tambahan lainnya,
wajib melaksanakan: perencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran ,melakukan
penilaian. Untuk menjamin keterlaksanaan tugas pokok guru perlu adanya pengawasan oleh
kepala sekolah dan pengawas satuan pendidikan. Guru merupakan salah satu variable yang
sangat menentukan mutu pendidikan di sekolah.Untuk itu pelaksanaan standar proses harus
dikawal oleh pemangku kepentingan yaitu pengawas sekolah .
Eksistensi pengawas sekolah dinaungi oleh dasar hukum, Undang-undang Republik
Indonesia No.20 Tahun 2003 dan PP No.19 Tahun 2005 merupakan dasar hukum yang
menegaskan keberadaan pejabat fungsional itu. Selaian itu secara tegas dikatakan
dalam PERMENPAN & RB 21 / 2010 tentang jabatan fungsional pengawas sebagai
berikut :”Pengawas sekolah adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggungjawab,
melakukan pengawasan pendidikan di sekolah dengan melaksanakan pembinaan
guru/kepala skolah, pemantaauan 8 SNP,penilaian kinerja guru/kepala sekolah serta
pembimbingan profesionalisme guru pada sekolah binaan.
Melalui pelaksanaan TUPOKSI pengawas yang dilaksanakan oleh pengawas sekolah
diharapkan terjadi peningkatan mutu penddidkan sehingga harapan pemerintah untuk
menghasilkan insan Indonesia yang ini diharapkan dapat produktif, kreatif, inovatif, efektif
melalui penguatan sikap, ketrampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi.
Secara teknis TUPOKSI pengawas pada aspek manejerial dan akademik yang
dilaksanakan pada triwulan 3 tahun ajaran 2022/2023 ini dilaporkan berdasarkan program
tahunan dan hasil temuan yang ada di Triwulan 3 tahun ajaran 2022/2023 dan merupakan
tindak lanjut dari hasil temuan pada supervisi yang lalu.
Pelaporan merupakan catatan mendasar yang mencerminkan kualitas kinerja
supervisi. Melalui laporan dapat ditunjukan seberapa komprehensif program supervisi yang
dilakukan dan seberapa tinggi hasil supervisinya.
Selain penting sebagai upaya mewujudkan peranan sebagai pengawas yang
terpercaya, pelaporan merupakan alat strategis untuk menjaga keberlanjutan program
supervisi melalui informasi – informasi komprehensif yang tertuang di dalamnya. Oleh
karena itu, supervisor harus memiliki kompetensi yang fungsional bagi penyusunan laporan
yang bermutu dalam arti benar, akurat, lengkap. Sehingga laporan yang disusun tidak lagi
terkesan menggugurkan tanggung jawab, melainkan lebih dari itu, laporan yang disusun
dapat menunjukkan kredibilitas dan profesionalisme seorang pengawas pendidikan.
Kinerja kepengawasan tingkat satuan pendidikan yang bermutu dan efektif, akan
sangat membantu satuan pendidikan mewujudkan proses penyelenggaraan pendidikan yang
berkualitas berdasarkan visi, misi, dan tujuan pendidikan nasional. Oleh karena itu
dibutuhkan adanya suatu bentuk kepengawasan yang sistematis, efesien dan efektif. Bentuk
kepengawasan sistematis dan berkelanjutan akan menunjang penyelenggaraan suatu proses
pendidikan pada tingkat satuan pendidikan dalam hal ini pada lingkup Dinas Pendidikan
Kabupaten Sukabumi.
Salah satu tehnik Supervisi akademik yang efekti digunakan adalah model GROW-
ME yaitu suatu tehnik yang dapat memberi motivasi untuk memecahkan permasalahan yang
dialami oleh guru yang di laksanakan selama semester 1 tahun ajaran 2022/2023 pengawas
anggap adalah salah satu teknik supervisi yang dapat membantu memecahkan permasalahan
yang ditemukan disekolah serta dapat meningkatkan kompetensi guru dan kepala sekolah.
B. FOKUS MASALAH
1. Kemampuan guru membuat bahan ajar belum maksimal
2. Kemampuan guru Belum melaksanakan maksimalnya melaksanakan tahapan dalam
proses pembelajaran sesuai tahapan
C. TUJUAN DAN SASARAN LAPORAN PENGAWASAN
1. Tujuan:
a. Melatih guru membuat bahan ajar.
b. Membina guru mata pelajaran dalam melaksanakan tahapan dalam proses
pembelajaran.

2. Sasaran
Yang menjadi sasarannya dalam pengawasan akademik adalah semua guru mata
pelajaran yang berjumlah 24 orang dan berada SMPN 1 Ciracap.

D. RUANG LINGKUP PENGAWASAN


Sesuai tugas pokok dan fungsi pengawas sekolah ruang lingkup pengawasan semester ganjil
tahun pelajaran 2022/2023 meliputi :
1. Pemantauan standar pengolaan .
2. Pembinaan Pembuatan bahan ajar.
3. Pembinaan Pelaksanaan Proses Pembelajaran
BAB II
KERANGKA BERPIKIR DAN PEMECAHAN MASALAH

A. KERANGKA BERPIKIR
Siklus Kerangka perpikir pengawasan dan pemecahan masalah yang ditemukan dalam
pelaksanaan pengawasan sekolah sebagai berikut:
a. Kegiatan pengawasan sekolah diawali dengan penyusunan program kerja yang dilandasi
oleh hasil pengawasan pada semester sebelumnya. Dengan berpedoman pada program
kerja yang disusun, dilaksanakan kegiatan inti pengawasan meliputi penilaian,
pembinaan, dan pemantauan pada setiap komponen sistem pendidikan di sekolah
binaannya.
b. Pada tahap berikutnya dilakukan pengolahan dan analisis data hasil penilaian,
pembinaan, dan pemantauan dilanjutkan dengan evaluasi hasil pengawasan dari setiap
sekolah dan dari semua sekolah binaan.
c. Berdasarkan hasil analisis data, disusun laporan hasil pengawasan yang menggambarkan
sejauh mana keberhasilan tugas pengawas dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil
pendidikan di sekolah binaannya.
d. Sebagai tahap akhir dari satu siklus kegiatan pengawasan sekolah adalah menetapkan
tindak lanjut untuk program pengawasan tahun berikutnya. Tindak lanjut pengawasan
diperoleh berdasarkan hasil evaluasi komprehensif terhadap seluruh kegiatan
pengawasan dalam satu periode.
Kerangka berpikir siklus kegiatan pengawasan digambarkan sebagai berikut:
PROGRAM PENGAWASAN
PENILAIAN
PEMBINAAN

LAPORAN
TINDAK LANJUT
EVALUASI
PEMANTAUAN

ANALISIS HASIL
PENGAWASAN
PENGAWASAN
SEKOLAH
B. PEMECAHAN MASALAH
Optimalisasi pencapaian satuan pendidikan dapat terwujut jika seluruh proses yang
mencakup perencanaan ,pelaksanaan , monitoring , evaluasi dan pelaporannya dapat
terlaksana secara intens,komprehensif dan terjadwal .
Sekolah dan Dinas pendidikan seyogyanya memiliki kemampuan dalam membuat
kebijakan dan program yang terarah dan tepat sasaran dengan memaksimalkan kekuatan
(strength) dan peluang (opportunity) yang dimiliki serta menanggulangi kelemahan dan
ancaman yang mungkin dapat menjadi factor penghambat .Karena setiap satuan pendidikan
haruslah memiliki team work yang kompak ,cerdas dan dinamis serta adanya partisipasi yang
tinggi dari seluruh warga sekolah ./Setiap mereka wajib membekali diri dengan pengetahuan
dan keterampilan ,baik akademik maupun managerial yang dapat mereka peroleh melalui
pendidikan dan l;atian ,workshop maupun pengkajian dari pustaka dan dokumentasi .
Sungguhpun demikian dalam kenyataannya tidak semua warga sekolah memiliki
kemampuan dan kesempatan untuk kegiatan yang dimaksud.Begitu pula dalam hal upaya
pengembangan potensi diri melalui studi pustaka pun ternyata belum dapat diharap banyak
dan masih membutuhkan motivasi eksternal. Dari realita di atas, maka peran pengawas satuan
pendidikan dalam menilai dan membina warga sekolah memiliki arti yang teramat urgen .
Pemberian pembinaan,bimbingan dan motivasi yang dilakukan secara intensif
berkesinambungan merupakan solusi logis pencapaian program dan acuan dalam upaya
mewujudkan target secara maksimal .
BAB III
METODE SUPERVISI

A. Waktu dan sasaran


1. Waktu
Waktu pelaksanaan supervisi adalah dari bulan Oktober sampai dengan bulan April 2022.
2. Sasaran
Sasaran supervisi akademik adalah 24 guru mata pelajaran yang ada di SMP Negeri 1
Ciracap.
B. Faktor yang disupervisi
1. Aktivitas dan kompetensi guru, dalam pembuatan bahan ajar melalui supervisi model
GROW-ME.
2. Aktivitas dan profesionlisme guru, dalam melaksanakan proses pembelajaran melalui
supervisi model GROW-ME.
C. Instrumen yang digunakan
Instrument yang digunakan dalam supervise Untuk supervisi akademik instrumen yang
digunakan adalah instrumen pembinaan. Ada beberapa indikator yang digunakan serta sistim
penilaian dengan beberapa katagori yaitu, kurang (≤ 70) ,baik (70-85) dan amat baik (86-
100).

D. Teknik analisa data


Dalam rangka menyusun dan mengelola data yang terkumpul sehingga dapat menghasilkan
suatu kesimpulan yang dapat dipertanggung jawabkan maka digunakan analisis data
kuantitatif dan data kualitatif.
Cara perhitungannya adalah (1) merekapitulasi hasil supervisi (2) menghitung jumlah skor
dan presentasi yang dicapai oleh masing masing guru (3) menentukan jumlah guru yang telah
mencapai kategori kurang,baik dan amat baik untuk pembuatan bahan ajar
BAB IV
HASIL SUPERVISI DAN PEMBAHASAN

A. HASIL SUPERVISI
1. Supervisi Akademik
Sesuai dengan hasil temuan pada semester ganjil permasalahan yang dihadapi oleh
guru mata pelajaran adalah pemanfaatan bahan ajar dan proses Pelaksanaan pembelajaran,
maka supervisi akademik difokuskan pada pembinaan yang mencakup dua hal yaitu:
pembuatan bahan ajar, Pembinaan Pelaksanaan proses pembelajaran. Berdasarkan hasil
identifikasi supervisi akademik permasalahan yang ada pada setiap guru mata pelajaran
adalah sebagai berikut.
1.Hasil identifikasi supervisi akademik terdahulu .
Tabel 4.1
Kotegori
No Indikator
Amaik baik Baik Kurang
A Penggunaan bahan ajar
1 Guru memilih bahan ajar yang sesuai
15 7 3
dengan KD
2 Guru memformulasikan bahan ajar yang
sesuai dengan karasteristik peserta 20 3 2
didik.
3 Guru menyusun bahan ajar secara runut,
8 12 7
logis, kontekstual dan mutakhir
B Proses Pembelajaran
1 Kemampuan memulai pembelajaran
16 4 7
secara efektif
2 Penguasaan materi pelajaran 20 2 5
3 Pendekatan/strategi pembelajaran 11 4 12
4 Pemanfaatan sumber belajar/media
19 6 12
pembelajaran
5 Pembelajaran yang memicu dan
14 10 3
memelihara ketertiban siswa
6 Penggunaan bahasa 25 1 1
7 Kemampuan mengakhiri pembelajaran 27 0 0

Berdasarkan data tersebut diatas maka alternatif pemecahan masalah supervisi akademik
adalah melalui supervisi model GROW-ME.
Penggunaan Bahan Ajar
20
18
16
14
12
10
8
6
4
2
0
1 2 3

Amat Baik Baik Kurang

Proses Pembelajaran
30

25

20

15

10

0
1 2 3 4 5 6 7

Amat Baik Baik Kurang

2.Rencana Pelaksanaan Supervisi Akademik model GROW-ME


Berdasarkan permasalahan yang ada pada supervisi terdahulu maka permasalahan
yang ada direncanakan diatasi dengan dua kali pembinaan dengan rancangan pelaksanaan
supervisi sebagai berikut:
No Rencana Pelaksanaan S.A. GROW-ME Manfaat
1 a. Perencanaan
1. merumuskan cara untuk mengatasi masalah Memiliki rencana supervisi
2. membuat rancangan SA model GROW-ME dg dan instrumen
instrumen disekolah
b. Implementasi supervisi model GROW-ME pada
guru-guru binaan:
1. semua guru menulis masalah dalam pemanfaatan Guru mengetahui
bahan ajar dan proses pembelajaran permasalahannya
2.Guru menentukan tujuan pembinaan Memiliki target pencapaian
3.Guru melaksanakan evaluasi diri Mengetahui kondisi riil guru
4.FGD menentukan solusi untuk mencapai tujuan Menentukan tindakan dalam
pembinaan pembinaan
5.Bimbingan terhadap guru-guru merencanakan Memiliki program pembinaan
langkah langkah dalam pembinaan
6.Bimbingan pelaksanaan supervisi untuk mencapai Pelaksanaan pembinaan
tujuan pembinaan
7.Pengawas mengadakan monitoring dgn Memiliki data hasil
melaksanakan supervisi untuk mencapai tujuan monitoring
pembinaan
8.Evaluasi,analisis dan tindak lanjut hasil supervisi
c.Pengamatan aktifitas guru selama pelaksanaan Mengetahui respon guru
supervisi model GROW-ME terhadap hasil pembinaan
d.Refleksi dan evaluasi pelaksanaan supervisi Mengetahui keberhasilan dan
model GROW-ME menggunakan instrumen yang hal-hal yang perlu
ada dengan menggunakan skala Linkert. diperhatikan dalam supervisi
model GROW-ME

2.Pelaksanaan Supervisi Akademik model GROW-ME


Pelaksanaan Supervisi Akademik model GROW-ME pada dua kegiatan yaitu pada
kegiatan pembuatan bahan ajar dan pelaksanaan pembelajaran dengan melaksanakan dua
tahap observasi.

a. Pembuatan bahan ajar.


Hasil observasi terhadap guru guru mata pelajaran biologi disekolah selama supervisi Model
GROW-ME tahap 1 untuk pembuatan bahan ajar dapat dilihat pada tabel 4.2 dibawah
ini.

Tabel 4.2
Kotegori
No Indikator Amaik bai
Baik Kurang
k
1 Guru memilih bahan ajar yang sesuai
18 5 2
dengan KD
2 Guru memformulasikan bahan ajar yang
sesuai dengan karasteristik peserta 22 2 0
didik.
3 Guru menyusun bahan ajar secara runut,
17 7 1
logis, kontekstual dan mutakhir

Hasil obsevasi tahap 1


Tahap pertama setelah dilaksanakan supervisi akademik terhadap 40 orang guru mata
pelajaran didapatkan hasil sebagai berikut:
1. Guru yang memilih bahan ajar yang sesuai untuuk tiap KD yang termasuk dalam
kategori sangat baik 18 orang,baik 5 orang, kurang 2 orang.
2. Guru memformulasikan bahan ajar sesuai dengan karasteristik peserta didik yang
termasuk dalam kategori sangat baik 22 orang, baik 2 orang, 0 kurang orang
3. Guru menyusun bahan ajar secara runut, logis, kontektual dan mutakhir pada tiap KD
yang termasuk dalam kategori sangat baik 17 orang, baik 7 orang, kurang 1 orang
Hasil observasi terhadap guru guru mata pelajaran disekolah selama supervisi Model GROW-
ME tahap 2 untuk pembuatan bahan ajar dapat dilihat pada tabel 4.3 dibawah ini.
Tabel 4.3
Kotegori
No Indikator Amaik bai
Baik Kurang
k
1 Guru memilih bahan ajar yang sesuai dengan
KD 22 2 0
2 Guru memformulasikan bahan ajar yang sesuai
dengan karasteristik peserta didik. 23 1 0
3 Guru menyusun bahan ajar secara runut, logis,
kontekstual dan mutakhir 21 2 1

Hasil Observasi tahap 2


Tahap kedua setelah dilaksanakan supervisi akademik model GROW-ME terhadap 27 orang
guru mata pelajaran didapatkan hasil sebagai berikut:
1. Guru yang memilih bahan ajar yang sesuai untuuk tiap KD yang termasuk dalam
kategori sangat baik 2 2 orang,baik 2 orang..
2. Guru memformulasikan bahan ajar sesuai dengan karasteristik peserta didik yang
termasuk dalam kategori sangat baik 23 orang,baik 1 orang,
3. Guru menyusun bahan ajar secara runut, logis, kontektual dan mutakhir pada tiap KD
yang termasuk dalam kategori sangat baik 21 orang, baik 2 orang, kurang 1 orang
b.Proses Pembelajaran
Hasil observasi terhadap guru guru mata pelajaran disekolah selama supervisi Model GROW-
ME tahap 1 untuk pelaksanaan proses pembelajaran dapat dilihat pada tabel 4.4 dibawah ini.
TABEL 4.4
Kotegori
No Indikator
Amaik bai
Baik Kurang
k
1 Kemampuan memulai pembelajaran
14 10 0
secara efektif
2 Penguasaan materi pelajaran 20 4 0
3 Pendekatan/strategi pembelajaran 20 4 1
4 Pemanfaatan sumber belajar/media
19 4 1
pembelajaran
5 Pembelajaran yang memicu dan
22 2 0
memelihara ketertiban siswa
6 Penggunaan bahasa 23 1 0
7 Kemampuan mengakhiri pembelajaran 23 1 0

Hasil Observasi tahap 1


Tahap kesatu setelah dilaksanakan supervisi akademik model GROW-ME terhadap 27 orang
guru mata pelajaran didapatkan hasil sebagai berikut.
 Kemampuan memulai pembelajaran secara efektif diperoleh data sebagai berikut kategori
amat baik 14 orang, baik 10 orang, kurang 0 orang
 Penguasaan materi pelajaran diperoleh data sebagai berikut, kategori amat baik 20 orang,
baik 4 orang, kurang 0 orang.
 Pendekatan/strategi pembelajaran diperoleh data sebagai berikut, kategori amat baik 19
orang, baik 4 orang, kurang 1 orang.
 Pemanfaatan sumber belajar/media pembelajaran diperoleh data sebagai berikut, kategori
amat baik 19 orang, baik 2 orang, kurang 1 orang
 Pembelajaran yang memicu dan memelihara ketertiban siswa diperoleh data sebagai
berikut kategori amat baik 23 orang, baik 1 orang, kurang 0 orang
 Penggunaan bahasa diperoleh data sebagai berikut kategori amat baik 23 orang, baik 1
orang
 Kemampuan mengakhiri pembelajaran diperoleh data sebagai berikut kategori amat baik
23 orang, baik 1 orang, kurang 0 orang
Hasil observasi terhadap guru guru mata pelajaran biologi disekolah selama supervisi Model
GROW-ME tahap 2 untuk proses pembelajaran dapat dilihat pada tabel 4.5 dibawah ini.
TABEL 4.5
Kotegori
No Indikator
Amaik bai
Baik Kurang
k
1 Kemampuan memulai pembelajaran
26 1 0
secara efektif
2 Penguasaan materi pelajaran 20 7 0
3 Pendekatan/strategi pembelajaran 21 6 0
4 Pemanfaatan sumber belajar/media
23 4 0
pembelajaran
5 Pembelajaran yang memicu dan
24 3 0
memelihara ketertiban siswa
6 Penggunaan bahasa 25 2 0
7 Kemampuan mengakhiri pembelajaran 20 7 0

Hasil Observasi tahap 2


Tahap kedua setelah dilaksanakan supervisi akademik model GROW-ME terhadap 40 orang
guru mata pelajaran didapatkan hasil sebagai berikut.
 Kemampuan memulai pembelajaran secara efektif diperoleh data sebagai berikut
kategori amat baik 26 orang, baik 1 orang
 Penguasaan materi pelajaran diperoleh data sebagai berikut, kategori amat baik 20 orang,
baik 7 orang.
 Pendekatan/strategi pembelajaran diperoleh data sebagai berikut, kategori amat baik 21
orang, baik 6 orang
 Pemanfaatan sumber belajar/media pembelajaran diperoleh data sebagai berikut, kategori
amat baik 23 orang, baik 4 orang.
 Pembelajaran yang memicu dan memelihara ketertiban siswa diperoleh data sebagai
berikut kategori amat baik 24 orang, baik 3 orang.
 Penggunaan bahasa diperoleh data sebagai berikut kategori amat baik 25 orang, baik 2
orang
 Kemampuan mengakhiri pembelajaran diperoleh data sebagai berikut kategori amat baik
20 orang, baik 7 orang
B. PEMBAHASAN HASIL SUPERVISI
1. Pembuatan bahan ajar.
Memperhatikan fakta yang ada di sekolah melalui observasiterhadap guru guru mata
pelajaran biologi pada tahap awal dan membandingkan tahapan tahapan pembinaan yang
dilakukan oleh pengawas dengan menggunakan metode supervisi dengan model GROW-
ME dapat diperoleh informasi mengenai pembuatan bahan ajar yang dibuat oleh guru
sebelum supervisi model GROW-ME dan sesudah supervisi model GROW-ME didapatkan
gambaran seperti pada grafik dibawah ini:

1. Guru memilih bahan ajar yang sesuai dengan Kompetensi Dasar


Data awal dari hasil supervisi terhadap guru mata pelajaran biologi dalam memilih bahan ajar
yang sesuai dengan kompetensi dasar dapat disimpulkan sebagai berikut, yang kurang baik
memilih berjumlah 21 orang,cukup 9 orang,baik 9 orang dan amat baik 5 orang namun
setelah supervisi dengan model GROW-ME sebanyak 2 kali terjadi peningkatan seperti yang
terjadi pada supervisi model GROW-ME ke1 dengan rincian data sebagai berikut pada
pernyataan cukup meningkat menjadi 23 orang guru,baik 12 orang dan amat baik 9 orang,
sedang pernyataan kurang sudah tidak ada lagi demikian halnya pada supervisi GROW-ME 2
pernyataa kurang dan cukup juga sudah tidak ada yang ada tinggal baik dan amat baik yang
baik mencapai 25 orang sedang amat baik 29 orang hal ini hal yang seperti ini sangat
diharapkan yaitu terjadi perubahan sikap guru terhadap dan peningkatan kompetensi guru
dalam memili bahan ajar yang sesuai dengan kompetensi dasar
2. Guru mengformulasikan bahan ajar sesuai dengan karasteristik peserta didik
Data awal dari hasil supervisi terhadap guru mata pelajaran dalam mengformulasikan bahan
ajar yang sesuai deigan karasteristik peserta didik dapat disimpulkan sebagai berikut, yang
kurang baik menfoemulasikan berjumlah 22 orang,cukup 9 orang,baik 8 orang dan amat baik
5 orang namun setelah supervisi dengan model GROW-ME sebanyak 2 kali terjadi
peningkatan seperti yang terjadi pada supervisi model GROW-ME ke1 dengan rincian data
sebagai berikut pada pernyataan cukup meningkat menjadi 26 orang guru,baik 11 orang dan
amat baik 7 orang, sedang pernyataan kurang sudah tidak ada lagi demikian halnya pada
supervisi GROW-ME 2 pernyataan kurang dan cukup juga sudah tidak ada yang ada tinggal
baik dan amat baik, yang baik mencapai 26 orang sedang amat baik 18 orang hal yang
seperti ini sangat diharapkan yaitu terjadi perubahan sikap guru terhadap dan peningkatan
kompetensi guru dalam menformulasikan bahan ajar yang sesuai dengan karasteristik peserta
didik.
2. Guru menyusun bahan ajar secara runut, logis, kontekstual.
Data awal dari hasil supervisi terhadap guru mata pelajaran biologi dalam
mengformulasikan bahan ajar yang sesuai deigan karasteristik peserta didik dapat
disimpulkan sebagai berikut, yang kurang baik menfoemulasikan berjumlah 22 orang,cukup 9
orang, baik 8 orang dan amat baik 5 orang namun setelah supervisi dengan model GROW-
ME sebanyak 2 kali terjadi peningkatan seperti yang terjadi pada supervisi model GROW-
ME ke1 dengan rincian data sebagai berikut pada pernyataan cukup meningkat menjadi 26
orang guru,baik 11 orang dan amat baik 7 orang, sedang pernyataan kurang sudah tidak ada
lagi demikian halnya pada supervisi GROW-ME 2 pernyataan kurang dan cukup juga sudah
tidak ada yang ada tinggal baik dan amat baik, yang baik mencapai 26 orang sedang amat
baik 18 orang hal yang seperti ini sangat diharapkan yaitu terjadi perubahan sikap guru
terhadap dan peningkatan kompetensi guru dalam menformulasikan bahan ajar yang sesuai
dengan karasteristik peserta didik
2. Proses pembelajaran
Memperhatikan fakta yang ada di sekolah melalui observasi terhadap guru guru mata
pelajaran pada tahap awal dan membandingkan tahapan tahapan pembinaan yang dilakukan
oleh pengawas dengan menggunakan metode supervisi dengan model GROW-ME dapat
diperoleh informasi mengenai proses pembelajaran yang terlaksana oleh guru sebelum
supervisi model GROW-ME dan sesudah supervisi model GROW-ME didapatkan
gambaran seperti pada grafik dibawah ini:
Data awal dari hasil supervisi terhadap guru mata pelajaran dalam proses kegiatan
pembelajaran terjadi peningkatan pada setiap indikator hal tersebut dapat dilihat pada grafik
diatas terjadi peningkatan kompetensi guru mata pelajaran memlalui supervisi GROW-ME 1
dan supervisi GROW-ME kedua.
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya dapat ditarik kesimpulan bahwa tupoksi kepala
sekolah melakukan penilaian , pembinaan dan pemantauan yang dilaksanakan secara intens
dan berkesinambungan melalui pendekatan dan berbagai metode yang sesuai
dapat meningkatkan hasil kepengawasan baik akademik maupun managerial.

B. REKOMENDASI
Bagi Pemangku kepentingan di tingkat sekolah :
1. Untuk Peningkatan kinerja guru :
a. Untuk meningkatkan kinerja guru, pemangku kepentingan tingkat Kabupaten perlu
membuat kebijakan tentang pemenuhan standar sarana dan prasarana Seperti yang
segera dipenuhi RKB Ruang multi media, Lap Top, LCD .
b. Bimtek tentang bahan ajar sangat diperlukan dlam rangka meningkatkan kemampuan
guru dalam membuat bahan ajar agar PBM dapat berjalan sebagai mana mestinya
2. Untuk Pemenuhan 8 (delapan standar nasional pendidikan )
a. Dinas pendidikan dalam upaya pemberian grant/bentuk bantuan apapun ke sekolah agar
melibatkan pengawas sekolah. Karena Pengawas sekolah yang lebih mengetahui kondisi
sebenarnya di sekolah. Hal ini sangat penting karena banyak sekolah yang semestinya
wajib mendapat bantuan ternyata bantuan itu diberikan ke sekolah yang mestinya tidak
perlu .

Bagi Kepala sekolah


1. Meningkatkan intensitas supervisi pelaksanaan pembelajaran utamanya pemanfaatan
bahan ajar yang digunakan oleh guru
2. Meningkatkan intensitas supervise akademik /kunjungan kelas untuk mengetahui
penampilan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru sebagai bentuk implementasi
penyusunan RPP.
3. Memotivasi guru untuk senantiasa berkreasi,inovasi agar guru senantiasa dapat membuat
bahan ajar yang:
 Sesuai dengan Kompetensi dasar
 Mampu mengformulasikan bahan ajar yang sesuai dengan karasteristik peserta
didik
 Dapat menyusun bahan ajar secara runut, logis, kontekstual.

Anda mungkin juga menyukai