PENDAHULUAN
A. LATAR BALAKANG
Kinerja guru, kepala sekolah dan pengawas merupakan penentu dari kualitas pendidikan
yang berujung pada mutu pendidikan di sekolah, hal ini tergambar dalam Permenpan &
RB no.16 tahun 2009 tentang standar penilaian kinerja guru dan tugas tambahan lainnya,
wajib melaksanakan: perencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran ,melakukan
penilaian. Untuk menjamin keterlaksanaan tugas pokok guru perlu adanya pengawasan oleh
kepala sekolah dan pengawas satuan pendidikan. Guru merupakan salah satu variable yang
sangat menentukan mutu pendidikan di sekolah.Untuk itu pelaksanaan standar proses harus
dikawal oleh pemangku kepentingan yaitu pengawas sekolah .
Eksistensi pengawas sekolah dinaungi oleh dasar hukum, Undang-undang Republik
Indonesia No.20 Tahun 2003 dan PP No.19 Tahun 2005 merupakan dasar hukum yang
menegaskan keberadaan pejabat fungsional itu. Selaian itu secara tegas dikatakan
dalam PERMENPAN & RB 21 / 2010 tentang jabatan fungsional pengawas sebagai
berikut :”Pengawas sekolah adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggungjawab,
melakukan pengawasan pendidikan di sekolah dengan melaksanakan pembinaan
guru/kepala skolah, pemantaauan 8 SNP,penilaian kinerja guru/kepala sekolah serta
pembimbingan profesionalisme guru pada sekolah binaan.
Melalui pelaksanaan TUPOKSI pengawas yang dilaksanakan oleh pengawas sekolah
diharapkan terjadi peningkatan mutu penddidkan sehingga harapan pemerintah untuk
menghasilkan insan Indonesia yang ini diharapkan dapat produktif, kreatif, inovatif, efektif
melalui penguatan sikap, ketrampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi.
Secara teknis TUPOKSI pengawas pada aspek manejerial dan akademik yang
dilaksanakan pada triwulan 3 tahun ajaran 2022/2023 ini dilaporkan berdasarkan program
tahunan dan hasil temuan yang ada di Triwulan 3 tahun ajaran 2022/2023 dan merupakan
tindak lanjut dari hasil temuan pada supervisi yang lalu.
Pelaporan merupakan catatan mendasar yang mencerminkan kualitas kinerja
supervisi. Melalui laporan dapat ditunjukan seberapa komprehensif program supervisi yang
dilakukan dan seberapa tinggi hasil supervisinya.
Selain penting sebagai upaya mewujudkan peranan sebagai pengawas yang
terpercaya, pelaporan merupakan alat strategis untuk menjaga keberlanjutan program
supervisi melalui informasi – informasi komprehensif yang tertuang di dalamnya. Oleh
karena itu, supervisor harus memiliki kompetensi yang fungsional bagi penyusunan laporan
yang bermutu dalam arti benar, akurat, lengkap. Sehingga laporan yang disusun tidak lagi
terkesan menggugurkan tanggung jawab, melainkan lebih dari itu, laporan yang disusun
dapat menunjukkan kredibilitas dan profesionalisme seorang pengawas pendidikan.
Kinerja kepengawasan tingkat satuan pendidikan yang bermutu dan efektif, akan
sangat membantu satuan pendidikan mewujudkan proses penyelenggaraan pendidikan yang
berkualitas berdasarkan visi, misi, dan tujuan pendidikan nasional. Oleh karena itu
dibutuhkan adanya suatu bentuk kepengawasan yang sistematis, efesien dan efektif. Bentuk
kepengawasan sistematis dan berkelanjutan akan menunjang penyelenggaraan suatu proses
pendidikan pada tingkat satuan pendidikan dalam hal ini pada lingkup Dinas Pendidikan
Kabupaten Sukabumi.
Salah satu tehnik Supervisi akademik yang efekti digunakan adalah model GROW-
ME yaitu suatu tehnik yang dapat memberi motivasi untuk memecahkan permasalahan yang
dialami oleh guru yang di laksanakan selama semester 1 tahun ajaran 2022/2023 pengawas
anggap adalah salah satu teknik supervisi yang dapat membantu memecahkan permasalahan
yang ditemukan disekolah serta dapat meningkatkan kompetensi guru dan kepala sekolah.
B. FOKUS MASALAH
1. Kemampuan guru membuat bahan ajar belum maksimal
2. Kemampuan guru Belum melaksanakan maksimalnya melaksanakan tahapan dalam
proses pembelajaran sesuai tahapan
C. TUJUAN DAN SASARAN LAPORAN PENGAWASAN
1. Tujuan:
a. Melatih guru membuat bahan ajar.
b. Membina guru mata pelajaran dalam melaksanakan tahapan dalam proses
pembelajaran.
2. Sasaran
Yang menjadi sasarannya dalam pengawasan akademik adalah semua guru mata
pelajaran yang berjumlah 24 orang dan berada SMPN 1 Ciracap.
A. KERANGKA BERPIKIR
Siklus Kerangka perpikir pengawasan dan pemecahan masalah yang ditemukan dalam
pelaksanaan pengawasan sekolah sebagai berikut:
a. Kegiatan pengawasan sekolah diawali dengan penyusunan program kerja yang dilandasi
oleh hasil pengawasan pada semester sebelumnya. Dengan berpedoman pada program
kerja yang disusun, dilaksanakan kegiatan inti pengawasan meliputi penilaian,
pembinaan, dan pemantauan pada setiap komponen sistem pendidikan di sekolah
binaannya.
b. Pada tahap berikutnya dilakukan pengolahan dan analisis data hasil penilaian,
pembinaan, dan pemantauan dilanjutkan dengan evaluasi hasil pengawasan dari setiap
sekolah dan dari semua sekolah binaan.
c. Berdasarkan hasil analisis data, disusun laporan hasil pengawasan yang menggambarkan
sejauh mana keberhasilan tugas pengawas dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil
pendidikan di sekolah binaannya.
d. Sebagai tahap akhir dari satu siklus kegiatan pengawasan sekolah adalah menetapkan
tindak lanjut untuk program pengawasan tahun berikutnya. Tindak lanjut pengawasan
diperoleh berdasarkan hasil evaluasi komprehensif terhadap seluruh kegiatan
pengawasan dalam satu periode.
Kerangka berpikir siklus kegiatan pengawasan digambarkan sebagai berikut:
PROGRAM PENGAWASAN
PENILAIAN
PEMBINAAN
LAPORAN
TINDAK LANJUT
EVALUASI
PEMANTAUAN
ANALISIS HASIL
PENGAWASAN
PENGAWASAN
SEKOLAH
B. PEMECAHAN MASALAH
Optimalisasi pencapaian satuan pendidikan dapat terwujut jika seluruh proses yang
mencakup perencanaan ,pelaksanaan , monitoring , evaluasi dan pelaporannya dapat
terlaksana secara intens,komprehensif dan terjadwal .
Sekolah dan Dinas pendidikan seyogyanya memiliki kemampuan dalam membuat
kebijakan dan program yang terarah dan tepat sasaran dengan memaksimalkan kekuatan
(strength) dan peluang (opportunity) yang dimiliki serta menanggulangi kelemahan dan
ancaman yang mungkin dapat menjadi factor penghambat .Karena setiap satuan pendidikan
haruslah memiliki team work yang kompak ,cerdas dan dinamis serta adanya partisipasi yang
tinggi dari seluruh warga sekolah ./Setiap mereka wajib membekali diri dengan pengetahuan
dan keterampilan ,baik akademik maupun managerial yang dapat mereka peroleh melalui
pendidikan dan l;atian ,workshop maupun pengkajian dari pustaka dan dokumentasi .
Sungguhpun demikian dalam kenyataannya tidak semua warga sekolah memiliki
kemampuan dan kesempatan untuk kegiatan yang dimaksud.Begitu pula dalam hal upaya
pengembangan potensi diri melalui studi pustaka pun ternyata belum dapat diharap banyak
dan masih membutuhkan motivasi eksternal. Dari realita di atas, maka peran pengawas satuan
pendidikan dalam menilai dan membina warga sekolah memiliki arti yang teramat urgen .
Pemberian pembinaan,bimbingan dan motivasi yang dilakukan secara intensif
berkesinambungan merupakan solusi logis pencapaian program dan acuan dalam upaya
mewujudkan target secara maksimal .
BAB III
METODE SUPERVISI
A. HASIL SUPERVISI
1. Supervisi Akademik
Sesuai dengan hasil temuan pada semester ganjil permasalahan yang dihadapi oleh
guru mata pelajaran adalah pemanfaatan bahan ajar dan proses Pelaksanaan pembelajaran,
maka supervisi akademik difokuskan pada pembinaan yang mencakup dua hal yaitu:
pembuatan bahan ajar, Pembinaan Pelaksanaan proses pembelajaran. Berdasarkan hasil
identifikasi supervisi akademik permasalahan yang ada pada setiap guru mata pelajaran
adalah sebagai berikut.
1.Hasil identifikasi supervisi akademik terdahulu .
Tabel 4.1
Kotegori
No Indikator
Amaik baik Baik Kurang
A Penggunaan bahan ajar
1 Guru memilih bahan ajar yang sesuai
15 7 3
dengan KD
2 Guru memformulasikan bahan ajar yang
sesuai dengan karasteristik peserta 20 3 2
didik.
3 Guru menyusun bahan ajar secara runut,
8 12 7
logis, kontekstual dan mutakhir
B Proses Pembelajaran
1 Kemampuan memulai pembelajaran
16 4 7
secara efektif
2 Penguasaan materi pelajaran 20 2 5
3 Pendekatan/strategi pembelajaran 11 4 12
4 Pemanfaatan sumber belajar/media
19 6 12
pembelajaran
5 Pembelajaran yang memicu dan
14 10 3
memelihara ketertiban siswa
6 Penggunaan bahasa 25 1 1
7 Kemampuan mengakhiri pembelajaran 27 0 0
Berdasarkan data tersebut diatas maka alternatif pemecahan masalah supervisi akademik
adalah melalui supervisi model GROW-ME.
Penggunaan Bahan Ajar
20
18
16
14
12
10
8
6
4
2
0
1 2 3
Proses Pembelajaran
30
25
20
15
10
0
1 2 3 4 5 6 7
Tabel 4.2
Kotegori
No Indikator Amaik bai
Baik Kurang
k
1 Guru memilih bahan ajar yang sesuai
18 5 2
dengan KD
2 Guru memformulasikan bahan ajar yang
sesuai dengan karasteristik peserta 22 2 0
didik.
3 Guru menyusun bahan ajar secara runut,
17 7 1
logis, kontekstual dan mutakhir
A. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya dapat ditarik kesimpulan bahwa tupoksi kepala
sekolah melakukan penilaian , pembinaan dan pemantauan yang dilaksanakan secara intens
dan berkesinambungan melalui pendekatan dan berbagai metode yang sesuai
dapat meningkatkan hasil kepengawasan baik akademik maupun managerial.
B. REKOMENDASI
Bagi Pemangku kepentingan di tingkat sekolah :
1. Untuk Peningkatan kinerja guru :
a. Untuk meningkatkan kinerja guru, pemangku kepentingan tingkat Kabupaten perlu
membuat kebijakan tentang pemenuhan standar sarana dan prasarana Seperti yang
segera dipenuhi RKB Ruang multi media, Lap Top, LCD .
b. Bimtek tentang bahan ajar sangat diperlukan dlam rangka meningkatkan kemampuan
guru dalam membuat bahan ajar agar PBM dapat berjalan sebagai mana mestinya
2. Untuk Pemenuhan 8 (delapan standar nasional pendidikan )
a. Dinas pendidikan dalam upaya pemberian grant/bentuk bantuan apapun ke sekolah agar
melibatkan pengawas sekolah. Karena Pengawas sekolah yang lebih mengetahui kondisi
sebenarnya di sekolah. Hal ini sangat penting karena banyak sekolah yang semestinya
wajib mendapat bantuan ternyata bantuan itu diberikan ke sekolah yang mestinya tidak
perlu .