MANAJEMEN SEKOLAH
(MKKU 14223)
Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
FEBRUARI 2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Peningkatan mutu pendidikan merupakan salah satu pilar pokok pembangunan
pendidikan di Indonesia. Pendidikan yang bermutu akan menghasilkan sumber daya manusia
(SDM)yang cerdas dan kompetitif sesuai dengan visi Kementerian Pendidikan Nasional
tahun 2025. Untuk mewujudkan visi tersebut diperlukan upaya peningkatan mutu pendidikan
secara berkelanjutan oleh semua pihak.
Mutu pendidikan mengacu pada standar yang telah ditetapkan dalam Peraturan
Pemerintah(PP) Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP). Standar
nasional pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah
hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berfungsi sebagai dasar bagi perencanaan,
pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan pada setiap satuan pendidikan dalam rangka
mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu. SNP berisi ketentuan tentang delapan
standar yang dicita-citakan dapat terwujud di semua satuan pendidikan pada kurun waktu
tertentu.
Mengingat bahwa kondisi satuan pendidikan pada saat ini masih sangat beragam,
dan sebagian besar kualitasnya masih berada di bawah SNP, maka perlu dicari strategi untuk
mencapai SNP secara bertahap. Upaya ini dilakukan dengan menetapkan Standar Pelayanan
Minimal (SPM) yang merupakan tingkat layanan minimal yang harus dipenuhi oleh setiap
satuan pendidikan. Apabila SPM Pendidikan telah tercapai maka indikator tingkat (mutu)
layanan akan dinaikkan dari waktu ke waktu hingga pada akhirnya mencapai tingkatan yang
ditetapkan dalam SNP. Oleh karena itu, SPM Pendidikan dapat diartikan sebagai strategi
untuk mencapai SNP secara bertahap dan merupakan sasaran antara untuk menuju
pemenuhan SNP.
Sistem penjaminan mutu pendidikan (SPMP) didefinisikan sebagai kegiatan sistemik
dan terpadu oleh satuan atau program pendidikan, penyelenggara pendidikan, pemerintah
daerah, pemerintah pusat, dan masyarakat untuk melaksanakan upaya peningkatkan mutu
pendidikan secara berkesinambungan. Penjaminan mutu pendidikan dimaksudkan untuk
memastikan bahwa setiap satuan pendidikan berusaha memenuhi SPM dan SNP, dan apabila
SNP telah tercapai maka satuan pendidikan tersebut akan terus meningkatkan mutu untuk
melampaui atau berada di atas SNP. Standar mutu pendidikan di atas SNP dapat berupa,
antara lain, (a) Standar mutu yang berbasis keunggulan lokal, dan (b) Standar mutu yang
mengadopsi dan/atau mengadaptasi standar internasional tertentu. Untuk dapat mencapai
acuan mutu pendidikan tersebut di atas, setiap satuan pendidikan perlu menyusun Rencana
Pengembangan Sekolah (RPS) atau Rencana Kerja Sekolah/ Madrasah (RKS/M) yang
memuat upaya peningkatan mutu secara berkelanjutan. RKS/M disusun secara partisipatif
dengan melibatkan semua stakeholder termasuk kepala sekolah/ madrasah, guru, komite
sekolah/madrasah, dan orang tua siswa. RKS/M akan menjadi acuan untuk melaksanakan
perbaikan dalam proses pembelajaran, manajemen sekolah/madrasah, sarana-prasarana dan
aspek sekolah yang penting lainnya.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan beberapa permasalahan
sebagai berikut.
1. Bagaimanakah konsep dasar SNP (Standar Nasional Pendidikan) dalam rangka
perencanaan pendidikan di sekolah?
2. Bagaimanakah konsep dasar SPM (Standar Pelayanan Minimal) dalam rangka
perencanaan pendidikan di sekolah?
3. Bagaimanakah konsep dasar SPMP (Standar Penjaminan Mutu Pendidikan) dalam
rangka perencanaan pendidikan di sekolah?
BAB II
PEMBAHASAN
2. Standar Isi
Standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah ditetapkan melalui
Permendiknas nomor 22 tahun 2006. Standar isi mencakup lingkup materi dan tingkat
kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu,
memuat kerangka dasar dan struktur kurikulum, beban belajar, kurikulum tingkat satuan
pendidikan, dan kalender pendidikan/akademik.
Kurikulum untuk jenis pendidikan umum, kejuruan, dan khusus pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah terdiri atas:
a. kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia;
b. kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian;
c. kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi;
d. kelompok mata pelajaran estetika;
e. kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan.
Beban belajar untuk SD/MI/SDLB dan SMP/MTs/SMPLB atau bentuk lain yang
sederajat menggunakan jam pembelajaran setiap minggu setiap semester dengan sistem tatap
muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur, sesuai kebutuhan dan ciri
khas masing-masing.
Kurikulum tingkat satuan pendidikan SD/MI/SDLB dan SMP/MTs/SMPLB atau
bentuk lain yang sederajat dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi
daerah/karakteristik daerah, sosial budaya masyarakat setempat, dan peserta didik.
Penyusunan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan
menengah berpedoman pada panduan yang disusun oleh BSNP.
Kalender pendidikan/kalender akademik mencakup permulaan tahun ajaran, minggu
efektif belajar, waktu pembelajaran efektif, dan hari libur.
4. Standar Proses
Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan
pelaksanaanpembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi
lulusan. Standar proses untuk satuan pendidikan dasar dan menengah ditetapkan melalui
Permendiknas nomor 41 tahun 2007.
Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif,
serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai
dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien, setiap satuan
pendidikan perlu melakukan empat hal, yakni perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan
proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran.
7. Standar Pengelolaan
Standar pengelolaan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan
perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan
pendidikan, kabupaten/kota, provinsi, atau nasional agar tercapai efisiensi dan efektivitas
penyelenggaraan pendidikan. Standar pengelolaan pendidikan oleh satuan pendidikan dasar
dan menengah ditetapkan melalui Permendiknas nomor 19 tahun 2007.
Pengelolaan satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
menerapkan manajemen berbasis sekolah/madrasah yang ditunjukkan dengan kemandirian,
kemitraan, partisipasi, keterbukaan, dan akuntabilitas. Pengelolaan satuan pendidikan
dilaksanakan secara mandiri, efisien, efektif, dan akuntabel.
Setiap satuan pendidikan dikelola atas dasar rencana kerja tahunan yang merupakan
penjabaran rinci dari rencana kerja jangka menengah satuan pendidikan yang
melingkupimasa 4 (empat) tahun.
Penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas:
penilaian hasil belajar oleh pendidik; penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan; dan
penilaian hasil belajar oleh Pemerintah.
a. Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan untuk
memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil dalam bentuk ulangan harian, ulangan
tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas.
Penilaian yang dimaksud digunakan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta
didik; sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar; dan untuk
memperbaiki proses pembelajaran.
b. Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan bertujuan menilai pencapaian standar
kompetensi lulusan untuk semua mata pelajaran. Penilaian hasil belajar untuk semua
mata pelajaran merupakan penilaian akhir untuk menentukan kelulusan peserta didik dari
satuan pendidikan. Penilaian hasil belajar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk
semua mata pelajaran pada kelompok ilmu pengetahuan dan teknologi dilakukan melalui
ujian sekolah/madrasah untuk menentukan kelulusan peserta didik dari satuan
pendidikan.
c. Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah Pusat bertujuan untuk mengukur pencapaian
kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata
pelajaran ilmu pengetahuan teknologi dan dilakukan dalam bentuk ujian nasional. Ujian
nasional dilakukan secara obyektif, berkeadilan, dan akuntabel.
3) Setiap SD/MI menyediakan satu set peraga IPA dan bahan yang terdiri dari model
kerangka manusia, model tubuh manusia, bola dunia (globe), contoh peralatan optik, kit
IPA untuk eksperimen dasar, dan poster/carta IPA; 4) Setiap SD/MI memiliki 100 judul
buku pengayaan dan 10 buku referensi, dan setiap SMP/MTs memiliki 200 judul buku
pengayaan dan 20 buku referensi;
5) Setiap guru tetap bekerja 37,5 jam per minggu di satuan pendidikan, termasuk
merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran,
membimbing atau melatih peserta didik, dan melaksanakan tugas tambahan;
6) Satuan pendidikan menyelenggarakan proses pembelajaran selama 34 minggu per tahun
dengan kegiatan tatap muka sebagai berikut :
a) Kelas I – II : 18 jam per minggu;
b) Kelas III : 24 jam per minggu;
c) Kelas IV - VI : 27 jam per minggu; atau
d) Kelas VII - IX : 27 jam per minggu;
7) Satuan pendidikan menerapkan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) sesuai
ketentuan yang berlaku;
8) Setiap guru menerapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang disusun
berdasarkan silabus untuk setiap mata pelajaran yang diampunya;
9) Setiap guru mengembangkan dan menerapkan program penilaian untuk membantu
meningkatkan kemampuan belajar peserta didik;
10) Kepala sekolah/madrasah melakukan supervisi kelas dan memberikan umpan balik
kepada guru dua kali dalam setiap semester;
11) Setiap guru menyampaikan laporan hasil evaluasi mata pelajaran serta hasil penilaian
setiap peserta didik kepada kepala sekolah/madrasah pada akhir semester dalambentuk
laporan hasil prestasi belajar peserta didik;
12) Kepala sekolah/madrasah menyampaikan laporan hasil ulangan akhir semester (UAS)
dan ulangan kenaikan kelas (UKK) serta ujian akhir (US/UN) kepada orang tua peserta
didik dan menyampaikan rekapitulasinya kepada Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota atau
Kantor Kementerian Agama di kabupaten/kota pada setiap akhir semester; dan
13) Setiap satuan pendidikan menerapkan prinsip-prinsip manajemen berbasis sekolah/
madrasah (MBS/M). Indikator Pencapaian Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar
oleh Pemerintah
4. Implementasi SPM
Berikut adalah langkah-langkah yang perlu diambil dalam upaya memenuhi SPM.
a. Kumpulkan data dan lakukan analisis apakah di setiap sekolah/madrasah tersedia hal-
hal berikut sesuai SPM:
• Sarana dan prasana: ruang kelas, ruang guru, ruang kepala sekolah, laboratorium IPA
(untuk SMP/MTs);
• Sumber daya manusia (guru, tenaga kependidikan). Lihat sumberdaya ini dari segi
jumlah, kualifikasi, dan kompetensi (sertifikat pendidik)
• Kunjungan pengawas sekali dalam sebulan sesuai ketentuan; dan cek juga ketentuan-
ketentuan lainnya.
2. Pentingnya SPMP
Setidaknya terdapat empat alasan mengapa SPMP penting untuk dilaksanakan.
• Mutu pendidikan bervariasi antar-sekolah/madrasah dan antar-daerah;
• Setiap siswa berhak memperoleh layanan pendidikan bermutu;
• Perbaikan mutu sekolah/madrasah berkelanjutan sebagai kebutuhan; dan
• Mutu pendidikan yang rendah menyebabkan daya saing SDM rendah.
Komponen utama SPMP antara lain mencakup penggunaan standar sebagai acuan
mutu, pelaksanaan pemetaan mutu, analisis data mutu, dan perbaikan mutu secara
berkelanjutan. Hubungan keempat komponen tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.
3. Acuan Penjaminan Mutu Pendidikan
Penjaminan mutu pendidikan oleh satuan atau program pendidikan ditujukan untuk
memenuhi tiga tingkatan acuan mutu, yaitu:
a. SPM;
b. SNP; dan
c. Standar mutu pendidikan di atas SNP.
Standar mutu pendidikan di atas SNP dapat berupa:
a. Standar mutu di atas SNP yang berbasis keunggulan lokal.
b. Standar mutu di atas SNP yang mengadopsi dan/atau mengadaptasi standar
internasional tertentu.
4. Tanggung Jawab dalam SPMP
Pemenuhan SPM menjadi tanggung jawab bersama berbagai pihak:
a. satuan atau program pendidikan formal atau nonformal;
b. penyelenggara satuan atau program pendidikan formal atau nonformal;
c. pemerintah kabupaten/kota; dan
d. pemerintah provinsi.
c. Satuan Pendidikan:
• pemenuhan standar mutu acuan
• penyusunan Kurikulum sesuai acuan mutu
• menetapkan prosedur operasional standar (POS)
• didukung pemangku kepentingan
• komite sekolah/madrasah memberi bantuan
• melayani audit penjaminan mutu
• mengikuti akreditasi
• mengikuti sertifikasi mutu terhadap lembaga, pendidik, dan siswa
• mengembangkan sistem informasi mutu melalui TIK, dan
• mendukung pemetaan mutu
Satuan pendidikan adalah pelaku utama dalam pelaksanaan penjaminan mutu pendidikan
karena sekolah/madrasah berada di garis terdepan dalam pelayanan pendidikan
kepadamasyarakat.
5. Langkah Penjaminan Mutu Pendidikan
Sedikitnya terdapat 12 langkah penjaminan mutu pendidikan yang perlu dilakukan,
antara lain seperti yang dirinci berikut.
1) menyusun program penjaminan mutu
2) memilih instrumen (EDS) pengumpulan data
3) mengumpulan/verifikasi data (internal/eksternal)
4) mengolah dan analisis data
5) melaporkan temuan berbasis data
6) menggunakan temuan untuk verifikasi pencapaian standar
7) memilih prioritas kebutuhan untuk perbaikan mutu
8) menyusun program dan anggaran perbaikan mutu
9) melaksanakan program perbaikan mutu
10) memonitor kegiatan perbaikan mutu
11) melaporkan hasil perbaikan mutu
12) menggunakan saran untuk perbaikan tahap berikutnya
Penjaminan mutu pendidikan oleh satuan pendidikan ditujukan untuk (1) memenuhi
SPM, (2) secara bertahap memenuhi SNP, dan (3) secara bertahap memenuhi standar mutu di
atas SNP. SPM, SNP, dan standar di atas SNP merupakan acuan mutu bagi satuan
pendidikan.
Jika mutu sekolah/madrasah dipetakan melalui akreditasi, akan didapatkan peringkat
akreditasi berupa A, B, C, atau TT (tidak terakreditasi). SPM lebih difokuskan pada sekolah/
madrasah yang belum terakreditasi, agar mereka setidaknya bisa mencapai
peringkatakreditasi C. SPMP dimaksudkan sebagai upaya untuk meningkatkan mutu sekolah/
madrasah secara berkesinambungan sehingga dapat mencapai mutu yang lebih tinggi,
misalnya dari TT ke C, dari C ke B, dan dari B ke A.
D. PENERAPAN SNP, SPM, DAN SPMP DALAM PERENCANAAN SEKOLAH/
MADRASAH
Siklus manajemen sekolah/madrasah dimulai dari proses perencanaan, pelaksanaan,
evaluasi dan perbaikan, serta pelaporan. Kepemimpinan sekolah/madrasah menjadi kunci
utama dalam pengelolaan sekolah/madrasah. Adanya sistem informasi sekolah/madrasah
(misalnya TRIMS) akan sangat membantu sekolah/madrasah dalam melakukan perencanaan
yang berbasis data.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Standar Nasional Pendidikan merupakan kriteria minimal tentang berbagai aspek
yang relevan dalam pelaksanaan sistem pendidikan nasional dan harus dipenuhi
oleh penyelenggara dan/atau satuan pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara
Kesatuan Republik Indonesia..
2. Standar Pelayanan Minimal Pendidikan (SPM Pendidikan) adalah ketentuan
mengenai jenis dan mutu pelayanan dasar pendidikan yang merupakan urusan
pemerintahan wajib yang berhak diperoleh setiap Peserta Didik secara minimal.
3. Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMP) adalah kegiatan sistemik dan terpadu
oleh satuan atau program pendidikan, penyelenggara satuan atau program
pendidikan, pemerintah daerah, Pemerintah, dan masyarakat untuk menaikkan
tingkat kecerdasan kehidupan bangsa melalui pendidikan. Kegiatan sistemik dan
terpadu adalah terdapatnya mekanisme yang jelas dalam memperbaiki mutu
pendidikan dengan melibatkan berbagai pihak yang berkepentingan.
B. SARAN
Kepala sekolah dan pengawas sebagai aktor utama dalam menjalankan
manajemen sekolah dalam melaksanakan praktik perencanaan pendidikan tidaklah boleh
dilaksanakan secara sembarangan tanpa landasan yang jelas. Namun, pelaksanaannya
harus didasari konsep yang kuat dan terencana. Artinya, praktik pendidikan haruslah
memiliki standar yang jelas dan tepat.
DAFTAR PUSTAKA
Kemristikdikti (2019 a). Modul Pendidikan Profesi Guru: Konsep Dasar, Rasional dan
Landasan Ilmu Pendidikan. Kemristikdikti: Jakarta.
Rahmat, A. (2014). Pengantar Pendidikan: Teori, Konsep dan Aplikasi. Ideas Publishing:
Jakarta.
Tilaar, H.A.R (2000). Paradigma baru Pendidikan Nasional, Jakarta : Rineka Cipta.