Anda di halaman 1dari 97

RANCANGAN PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS:

“PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN


MASALAH BERBASIS APLIKASI ANDROID
UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS
DAN HASIL BELAJAR SISWA SMAN 1 HAMPANG”

Oleh:
Noor Rahmadani, S.Pd., Gr.
Asal Sekolah: SMAN 1 Hampang Kab. Kotabaru

1
Draft Proposal Penelitian Tindakan Kelas

Judul Penelitian:
MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL
BELAJAR SISWA KELAS XI IPA SMAN 1 HAMPANG PADA KONSEP
SISTEM PEREDARAN DARAH MELALUI PENERAPAN MODEL PBM
BERBASIS APLIKASI ANDROID

A. PENDAHULUAN

Abad 21 sudah berjalan satu dekade lebih, dalam dunia pendidikan sudah
dirasakan adanya pergeseran dan bahkan perubahan yang bersifat mendasar pada
tataran filsafat, arah serta tujuannya. Tidak berlebihan bila dikatakan kemajuan ilmu
tersebut dipacu oleh lahirnya sains dan teknologi komputer. Dengan piranti tersebut
kemajuan sains dan teknologi terutama dalam bidang information technology
menjadi aspek utama yang mencirikan abad 21.
Untuk itulah, kurikulum 2013 Revisi yang diberlakukan sekarang tidak hanya
menghendaki pembelajaran diterapkan dengan menggunakan pendekatan ilmiah,
namun diharapkan juga dapat mewujudkan pembelajaran HOTS, literasi dan
keterampilan 4C (Critical Thinking, Creative Thinking, Collaboration dan
Communicative) yang terintegrasi dengan kemampuan menggunakan Teknologi
Informasi (Paparan Kemdikbud, 2018).
Peserta didik di Kelas XI IPA SMAN 1 Hampang sangat kesulitan dalam
memahami konsep materi Biologi yang bersifat abstrak seperti Sistem Peredaran
Darah. Berdasarkan Kurikulum 2013, konsep sistem peredaran darah merupakan
salah satu materi ajar pembelajaran biologi pada peserta didik tingkat Sekolah
Menengah Atas (SMA) kelas XI IPA pada pokok bahasan akhir pengajaran semester
ganjil. Pada konsep ini Kompetensi Dasar sesuai dengan Permendikbud 37 Tahun
2018 yaitu Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada
sistem sirkulasi dalam kaitannya dengan bioproses dan gangguan fungsi yang dapat
terjadi pada sistem sirkulasi manusia.
Kurikulum 2013 sudah dilaksanakan selama kurang lebih 2 tahum, namun
pada pembelajaran Biologi dan mata pelajaran lain yang dilaksanakan di SMA

2
Negeri 1 Hampang Kabupaten Kotabaru masih menggunakan pembelajaran klasik
yang berpusat pada guru (teacher centered). Meskipun terkadang pada kegiatan
belajar mengajar juga melakukan pembelajaran secara kooperatif dengan
menggunakan metode diskusi kelompok maupun memanfaatkan media berupa
charta, namun aktivitas peserta didik masih terlihat pasif dan hasil belajar peserta
didik pun hanya mencakup 50% ketuntasan klasikal.
Perbaikan pembelajaran salah satunya dapat ditempuh melalui perbaikan
metode yang digunakan guru dalam mengajar. Penggunaan metode pembelajaran
yang tepat dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas dalam proses pembelajaran
itu sendiri. Namun kenyataan di lapangan banyak dijumpai metode mengajar yang
kurang bervariasi dan belum memanfaatkan kemampuan mengajar secara maksimal.
Penggunaan metode pembelajaran yang kurang tepat dapat menyebabkan proses
belajar mengajar yang dilaksanakan menjadi tidak efektif dan kurang optimal.
Banyak model-model pembelajaran yang ditawarkan untuk menciptakan
pembelajaran yang baik kepada siswa. Salah satu model pembelajaran yang
mendorong tingkat berpikir siswa adalah model Pembelajaran Berdasarkan Masalah.
Menurut Arends (2008) Problem Based Learning dirancang terutama untuk
membantu peserta didik mengembangkan keterampilan berpikir, keterampilan
menyelesaikan masalah, dan keterampilan intelektualnya. Dengan menggunakan
Pembelajaran Berdasarkan Masalah (PBM), aktivitas peserta didik dapat lebih
terlihat, karena peserta didik akan berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran
untuk mendapatkan penyelesaian atas masalah yang muncul. Selain itu, Woods
(2000) dalam Amir (2010) menyebutkan Problem Based Learning lebih dari sekedar
lingkungan yang efektif untuk mempelajari pengetahuan tertentu. Ia dapat membantu
pemelajar membangun kecakapan sepanjang hidupnya dalam memecahkan masalah,
kerja sama tim, dan berkomunikasi.
Keterampilan berpikir kritis melatih siswa untuk membuat keputusan dari
berbagai sudut pandang secara cermat, teliti, dan logis. Dengan kemampuan berpikir
kritis siswa dapat mempertimbangkan pendapat orang lain serta mampu
mengungkapkan pendapatnya sendiri. Oleh karena itu pembelajaran di sekolah
sebaiknya melatih siswa untuk menggali kemampuan dan keterampilan dalam
mencari, mengolah, dan menilai berbagai informasi secara kritis. Apabila siswa
sendiri yang mencari, mengolah, dan menyimpulkan atas masalah yang dipelajari

3
maka pengetahuan yang ia dapatkan akan lebih lama melekat di pikiran. Guru
sebagai fasilitator memiliki kemampuan dalam memilih model pembelajaran yang
efektif untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Dengan inovasi model
pembelajaran diharapkan akan tercipta suasana belajar aktif, mempermudah
penguasaan materi, siswa lebih kreatif dalam proses pembelajaran, kritis dalam
menghadapi persoalan, memiliki keterampilan sosial dan mencapai hasil
pembelajaran yang lebih optimal.
Penelitian-penelitian yang menggunakan PBM telah banyak dilakukan,
diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Mildawati (2012) dengan menerapkan
pendekatan PBM pada pembelajaran biologi di SMA Negeri 5 Banjarmasin pada
konsep mekanisme transport, ia melaporkan hasil belajar peserta didik selama proses
pembelajaran tuntas secara baik (83,08%). Sementara itu menurut penelitian yang
dilakukan oleh Rusida (2009) dengan menerapkan PBM pada pembelajaran
matematika di SMP Negeri 14 Banjarmasin pada materi persamaan linear dua
variabel, ia juga melaporkan adanya peningkatan kemampuan peserta didik dalam
memahami materi tersebut.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dirasa perlu untuk melakukan
penelitian mengenai “Penerapan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah
Berbasis Aplikasi Android untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan
Hasil Belajar Siswa SMAN 1 Hampang”.

B. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
a) Bagaimana meningkatkan keterampilan berpikir kritis peserta didik kelas XI IPA
SMAN 1 Hampang Kab. Kotabaru pada konsep sistem peredaran darah manusia
melalui PBM berbasis aplikasi android?
b) Bagaimana meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas XI IPA SMAN 1
Hampang Kab. Kotabaru pada konsep sistem peredaran darah manusia melalui PBM
berbasis aplikasi android?
c) Bagaimanairespon peserta didik kelas XI IPA SMAN 1 Hampang Kab. Kotabaru
terhadap pembelajaran pada konsep sistem peredaran darah manusia melalui PBM
berbasis aplikasi android?

4
d) Bagaimana aktivitas guru kelas XI IPA SMA SMAN 1 Hampang Kab. Kotabaru
dalam pengelolaan pembelajaran pada konsep sistem peredaran darah manusia
menggunakan PBM berbasis aplikasi android?

C. CARA PEMECAHAN MASALAH


Untuk memecahkan masalah PTK ini dilaksanakan selama dua siklus dengan
menggunakan Model PBM (Pembelajaran Berdasarkan Masalah) berbasis aplikasi
android. Program androis dibuat dengan aplikasi SAC dan diprogram secara offline.
Model PBM memiliki 5 tahapan yaitu: 1. Orientasi siswa kepada masalah, 2.
Mengorganisasi siswa untuk belajar, 3. Membimbing penyelidikan individual maupun
kelompok, 4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya, 5. Menganalisis dan
mengevaluasi proses pemecahan masalah.
Siklus Pertama :Melaksanakan pembelajaran Sistem Peredaran Darah dengan
menerapkan model PBM berbasis aplikasi Android;
Siklus Kedua :Melaksanakan pembelajaran konsep-konsep Sistem
Peredaran Darah dengan penekanan pada tahap 4 yaitu
Mengembangkan dan menyajikan hasil karya.
Ruang lingkup yang diamati adalah Keterampilan berpikir kritis meliputi kemampuan
peserta didik dalam melakukan tahapan-tahapan Pembelajaran Berdasarkan Masalah pada
saat pengerjaan LKPD secara perkelompok dan soal evaluasi dan hasil belajar peserta
didik yang diteliti meliputi evaluasi dan penilaian LKPD.

D. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN


Tujuan penelitian ini dijabarkan sebagai berikut:
a) Meningkatkan keterampilan berpikir kritis peserta didik kelas XI IPA SMAN 1
Hampang Kabupaten Kotabaru selama kegiatan belajar mengajar menggunakan
PBM berbasis aplikasi android.
b) Meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas XI IPA SMAN 1 Hampang
Kabupaten Kotabaru pada konsep sistem peredaran darah manusia melalui PBM
berbasis aplikasi android.
c) Mengetahui respon peserta didik kelas XI IPA SMAN 1 Hampang Kabupaten
Kotabaru terhadap kegiatan belajar mengajar menggunakan PBM berbasis
aplikasi android.

5
d) Mengetahui aktivitas guru kelas XI IPA SMAN 1 Hampang Kabupaten Kotabaru
dalam pengelolaan pembelajaran selama kegiatan belajar mengajar menggunakan
PBM berbasis aplikasi android.
Dengan adanya penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut:
a) Salah satu upaya bagi pihak sekolah dalam pengembangan pembelajaran biologi
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang optimal.
b) Bahan masukan dan informasi bagi pihak sekolah terutama guru agar dapat
meningkatkan sistem pengajaran khususnya pengajaran biologi.
c) Motivasi dan pengalaman pembelajaran baru bagi siswa dalam proses pembelajaran.
d) Masukan bagi peneliti untuk meningkatkan kemampuan pengetahuan dalam bidang
pendidikan.
e) Bahan acuan untuk penelitian lebih lanjut, khususnya penelitian yang berkenaan
dengan hasil penelitian ini.

E. KAJIAN TEORI
1. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya
Menurut Slameto (2003) dalam Hamdani (2011) belajar adalah suatu proses
usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya. Dalam kegiatan belajar mengajar, anak adalah sebagai subjek dan
sebagai objek dari kegiatan pengajaran. Karena itu, inti proses pengajaran tidak lain
adalah kegiatan belajar anak didik dalam mencapai suatu tujuan pengajaran. Tujuan
pengajaran tentu saja akan dapat tercapai jika anak didik berusaha secara aktif untuk
mencapainya.
Keaktifan anak didik di sini tidak hanya dituntut dari segi fisik, tetapi juga dari
segi kejiwaan. Bila hanya fisik anak yang aktif, tetapi pikiran dan mentalnya kurang
aktif, maka kemungkinan besar tujuan pembelajaran tidak akan tercapai. Ini sama
halnya anak didik tidak belajar, karena anak didik tidak merasakan perubahan di
dalam dirinya. Padahal belajar pada hakikatnya adalah “perubahan” yang terjadi di
dalam seseorang setelah berakhirnya melakukan aktivitas belajar (Djamarah & Zain
2010).
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar menurut Suryabrata (2008) sebagai
berikut:

6
a)Faktor yang berasal dari luar diri pelajar, dan ini masih lagi dapat digolongkan
menjadi dua golongan, yaitu:
1) Faktor-faktor nonsosial, dan
2) Faktor sosial
b) Faktor yang berasal dari dalam diri pelajar, yaitu:
1) Faktor-faktor fisiologis, dan
2) Faktor-faktor psikologis
Faktor pendekatan belajar juga berpengaruh dalam taraf keberhasilan belajar
siswa. Pendekatan belajar dapat dipahami sebagai segala cara atau strategi yang
digunakan siswa dalam menunjang efektivitas dan efesiensi proses pembelajaran
materi tertentu.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar
adalah suatu proses dengan tujuan untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan.

2. Keterampilan Berpikir Kritis


Tiga istilah yang berkaitan dengan keterampilan berpikir, yang sebenarnya
cukup berbeda; yaitu berpikir tingkat tinggi (high level thinking), berpikir kompleks
(complex thinking), dan berpikir kritis (critical thinking). Berpikir tingkat tinggi adalah
operasi kognitif yang banyak dibutuhkan pada pendekatan berpikir yang terjadi dalam
short-term memory (Sutrisno, 2010). Mengajarkan keterampilan berpikir kepada siswa
jika belum sampai pada tahap siswa dapat mengerti dan belajar menggunakannya, maka
keterampilan berpikir tidak akan banyak bermanfaat.
Berpikir kritis adalah suatu proses yang bertujuan untuk membuat keputusan
rasional yang diarahkan untuk memutuskan apakah meyakini atau melakukan sesuatu.
Berpikir kritis adalah proses yang persistent/terus-menerus, aktif, dan teliti. Kemampuan
berpikir kritis yang dimiliki seseorang dapat dikenali dari
indikator-indikator/karakteristik-karakteristik kemampuan berpikir kritis yang
dimilikinya (Haryani, 2011).
Indikator keterampilan berpikir kritis adalah (1) menginterpretasi yaitu
mengkategorikan dan mengklasifikasi, (2) menganalisis yaitu menguji dan
mengidentifikasi, (3) mengevaluasi yaitu mempertimbangkan dan menyimpulkan, (4)
menarik kesimpulan yaitu menyaksikan data dan menjelaskan kesimpulan, (5) penjelasan

7
yaitu menuliskan hasil dan menghadirkan argumen, (6) kemandirian yaitu melakukan
koreksi dan melakukan pengujian (Kowiyah, 2012).
Watson dan Glaser (Filsaime, 2008) menyatakan kompetensi di dalam berpikir
kritis direpresentasikan dengan kecakapan-kecakapan berpikir kritis tertentu. Kecakapan-
kecakapan tersebut adalah:
1. Inferensi yaitu kecakapan untuk membedakan antara tingkat-tingkat kebenaran dan
kepalsuan dari inferensi. Sebuah inference adalah kesimpulan yang dihasilkan oleh
seseorang observasi-observasi atau fakta-fakta tertentu.
2. Pengenalan pada asumsi-asumsi yaitu kecakapan untuk mengenal asumsi-asumsi.
Sebuah asumsi adalah sesuatu yang dianggap benar.
3. Deduksi yaitu kecakapan untuk menentukan kesimpulan-kesimpulan tertentu perlu
mengikuti informasi di dalam pernyataan-pernyataan atau premis-premis yang
diberikan.
4. Interpretasi yaitu kecakapan menimbang fakta-fakta dan menghasilkan
penggeneralisasian atau kesimpulan-kesimpulan berdasarkan pada data yang
diberikan. Interpretasi adalah kecakapan untuk menilai apakah kesimpulan secara
logis mengikuti di balik sebuah keraguan yang masuk akal dari informasi yang
diberikan ataukah tidak.
5. Evaluasi yaitu kecakapan membedakan antara argument-argumen yang kuat dan
relevan dan argument-argumen yang lemah atau tidak relevan.
Langkah pertama dari proses berpikir kritis, seseorang mengevaluasi informasi
atau data dengan alat interpretasi, analisis, evaluasi dan inference. Pada langkah kedua,
pemikir kritis menerapkan berpikir kritis dan menjelaskan bagaimana cara mencapai
kesimpulan-kesimpulan dengan menyatakan hasil-hasil, menjustifikasi prosedur-prosedur
dan mempresentasikan argument-argumennya. Akhirnya, dia menjaring proses
berpikirnya melalui pengujian diri dan koreksi diri.
Menurut Filsaime (2008) teori Bloom telah diterima luas dan diajarkan dalam
kelas-kelas kecakapan berpikir di semua bidang dari program pendidikan. Pandangan
berpikir kritis selalu mengacu pada teori Bloom, memberi para siswa praktik pada
beberapa tingkatan lebih rendah dari kecakapan-kecakapan berpikir kritis sebelum
mengarahkan mereka pada tugas-tugas yang lebih sulit dari proses-proses berpikir kritis.
Semua dari tingkatan berpikir ini adalah penting, menurut Bloom, seseorang harus
menguasai satu tingkatan atas berikutnya.

8
Menurut Glaser (Fisher, 2008) mendefinisikan berpikir kritis sebagai; (1) suatu
sikap mau berpikir secara mendalam tentang masalah-masalah dan hal-hal yang berada
dalam jangkauan pengalaman seseorang; (2) pengetahuan tentang metode-metode
pemeriksaan dan penalaran yang logis; (3) semacam suatu keterampilan untuk
menerapkan metode-metode tersebut. Berpikir kritis menuntut upaya keras untuk
memeriksa setiap keyakinan atau pengetahuan asumtif berdasarkan bukti pendukungnya
dan kesimpulan-kesimpulan lanjutan yang diakibatkannya.
Menurut Haryani (2011) berpikir kritis adalah suatu proses yang bertujuan untuk
membuat keputusan rasional yang diarahkan untuk memutuskan apakah meyakini atau
melakukan sesuatu. Berpikir kritis adalah proses yang terus-menerus, aktif, dan teliti.
Kemampuan berpikir kritis yang dimiliki seseorang dapat dikenali dari indikator-
indikator/karakteristik-karakteristik kemampuan berpikir kritis yang dimilikinya.
Kowiyah (2012) menyatakan bahwa indikator keterampilan berpikir kritis adalah
(1) menginterpretasi yaitu mengkategorikan dan mengklasifikasi, (2) menganalisis yaitu
menguji dan mengidentifikasi, (3) mengevaluasi yaitu mempertimbangkan dan
menyimpulkan, (4) menarik kesimpulan yaitu menyaksikan data dan menjelaskan
kesimpulan, (5) penjelasan yaitu menuliskan hasil dan menghadirkan argumen, (6)
kemandirian yaitu melakukan koreksi dan melakukan pengujian.
Menurut Zaini et al. (2013), keterampilan berpikir kritis siswa terdiri atas (1)
membandingkan, (2) menganalisis, (3) mensisntesis dan (4) menarik kesimpulan.
Keempat parameter keterampilan berpikir mempunyai nilai yang hampir sama pada
setiap materi, untuk keterampilan berpikir membandingkan,menganilisis dan menarik
kesimpulan mempunyai nilai baik, sedangkan untuk keterampilan berpikir mensintesis
mempunyai nilai sedang.

3. Hasil Belajar
Ada beberapa pengertian hasil belajar yang dikemukakan oleh para ahli
pendidikan. Pengertian hasil belajar diantaranya menurut Dimyati dan Mudjiono
(2002) dengan berakhirnya suatu proses belajar, maka siswa memperoleh suatu hasil
belajar. Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak
mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar.
Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses
belajar.

9
Hasil belajar juga dipengaruhi oleh kesiapan siswa itu sendiri untuk memulai
suatu pelajaran dengan suatu model pembelajaran, menurut Slameto (2010) kesiapan
adalah kesediaan untuk memberi respon dan bereaksi. Kesediaan ini timbul dari dalam
diri seseorang dan juga berhubungan dengan kematangan. Karena kematangan berarti
kesiapan untuk melaksanakan kecakapan. Kesiapan ini perlu diperhatikan dalam
proses belajar, karena jika siswa belajar dan padanya sudah ada kesiapan maka hasil
belajarnya akan baik.
Menurut Trianto (2011) untuk mengetahui keefektifan mengajar adalah dengan
memberikan tes, sebab hasil tes dapat digunakan untuk mengevaluasi berbagai aspek
proses pengajaran. Oleh karena itu, peningkatan ketuntasan hasil belajar tentu saja
dapat dijadikan indikator bahwa proses pembelajaran tersebut sudah berjalan cukup
efektif.
Menurut Slameto (2010) minat merupakan factor intern yang mempengaruhi
belajar si siswa yang ditunjukkan dengan adanya kecenderungan dan kegairahan siswa
yang tinggi atau keinginan siswa yang besar terhadap sesuatu. Minat sangat besar
pengaruhnya terhadap belajar. Jika siswa terdapat siswa yang kurang berminat
terhadap belajar, dapatlah diusahakan agar ia mempunyai niat yang lebih besar.
Menurut Nana Sudjana dalam Kunandar (2013) hasil belajar adalah suatu
akibat dari proses belajar dengan menggunakan alat pengukuran yaitu berupa tes yang
disusun secara terencana baik tertulis, tes lisan maupun tes perbuatan, sedangkan S.
Nasution berpendapat bahwa hasil belajar adalah suatu perubahan pada individu yang
belajar tidak hanya mengenai pengetahuan, tetapi juga membentuk kecakapan dan
penghayatan dalam diri pribadi individu yang belajar. Hasil belajar adalah hasil yang
diperoleh siswa setelah mengikuti suatu materi tertentu dari mata pelajaran yang
berupa data kuantitatif maupun kualitatif.
Menurut Suprijono (2012) hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai,
pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan. Hasil belajar
merupakan perubahan perilaku dalam setiap aspek potensi kemanusiaan. Adapun
menurut pemikiran Bloom, hasil belajar mencakup kemampuan ranah kognitif, afektif,
dan psikomotorik. Selain itu, berdasarkan pemikiran Gagne dalam hasil belajar
berupa:
1. Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk
bahasa, baik lisan maupun tertulis.

10
2. Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan
lambing. Keterampilan intelektual terdiri dari kemampuan mengkategorisasi,
kemampuan analitis-sintesis fakta-konsep dan mengembangkan prinsip-prinsip
keilmuan.
3. Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas
kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah
dalam memecahkan masalah.
4. Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani
dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani.
5. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian
terhadap objek tersebut. Sikap berupa kemampuan menginternalisasi dan
eksternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai
sebagai standar perilaku.
Senada dengan pendapat Dimyati dan Mudjiono dalam Kunandar (2013) juga
menyatakan bahwa hasil belajar adalah kompetensi atau kemampuan tertentu baik
kognitif, afektif, maupun psikomotorik yang dicapai atau dikuasai peserta didik setelah
mengikuti proses belajar mengajar.

4. Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah


Problem Based Learning tidak dirancang untuk membantu guru memberikan
informasi dalam jumlah besar kepada siswa. Problem Based Learning utamanya
dirancang untuk membantu siswa dalam mengembangkan keterampilan berpikir,
keterampilan menyelesaikan masalah, dan keterampilan intelektualnya; mempelajari
berbagai peran orang dewasa melalui pelibatan mereka dalam pengalaman nyata atau
simulasi; dan menjadi pembelajar yang otonom dan mandiri (Arends, 2010).
Menurut Woods (2000) dalam Amir (2010) menyebutkan Problem Based
Learning lebih dari sekedar lingkungan yang efektif untuk mempelajari pengetahuan
tertentu. Ia dapat membantu pemelajar membangun kecakapan sepanjang hidupnya
dalam memecahkan masalah, kerja sama tim, dan berkomunikasi.

a. Ciri-Ciri Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah


Sebagai model pembelajaran, PBM memiliki beberapa ciri utama yang
membedakannya dari model pembelajaran yang lain. Menurut Arends (2010) para

11
pengembang Problem Based Learning (Cognition & Technology Group at Vanderbilt,
1990, 1996a, 1996b; Gordon et al., 2001; Krajcik et al., 2003; Slavin, Maden, Dolan,
& Wasik, 1994; Torp & Sage, 1998) mendeskripsikan bahwa model instruksional ini
memiliki karakteristik, yaitu:
a) Pertanyaan atau masalah perangsang, pembelajaran berdasarkan masalah
mengorganisasikan pengajaran di sekitar pertanyaan dan masalah yang dua-
duanya secara sosial penting dan secara pribadi bermakna untuk siswa
b) Fokus interdisipliner, Meskipun PBM berpusat pada pelajaran tertentu, misalnya
IPA, masalah yang dipilih benar-benar nyata agar dalam pemecahannya siswa
dapat meninjau dari berbagai mata pelajaran yang lain.
c) Investigasi autentik, PBM mengharuskan siswa melakukan penyelidikan
autentik untuk mencari penyelesaian nyata terhadap masalah nyata. Mereka
harus menganalisis dan mendefinisikan masalah, menyusun hipotesis,
mengumpulkan dan menganalisis informasi/data, melakukan percobaan,
membuat inferensi, dan merumuskan simpulan.
d) Produksi artefak dan exhibit, PBM menuntut siswa untuk menghasilkan produk
tertentu dalam bentuk karya nyata dan memamerkannya. Karya tersebut dapat
berupa rekaman debat, laporan, model fisik, video, program komputer, surat
kepada seseorang atau instansi, atau poster. Pada tingkat yang lebih tinggi, hasil
karya di dalam PBM dapat berupa makalah, tesis, atau disertasi.
e) Kolaborasi, PBM dicirikan oleh siswa yang bekerja sama satu dengan lainnya,
paling sering secara berpasangan atau dalam kelompok kecil. Bekerja sama
memberikan motivasi untuk secara berkelanjutan terlibat dalam tugas-tugas
kompleks dan memperbanyak peluang untuk berbagi inkuiri dan dialog dan
untuk mengembangkan keterampilan sosial dan keterampilan berpikir.

b. Penerapan Pembelajaran Berdasarkan Masalah


Penerapan PBM yang efektif memerlukan banyak latihan dan membuat
keputusan-keputusan tertentu pada tahap perencanaan dan tahap pelaksanaan.
Penerapan PBM menurut Trianto (2011) sebagai berikut:
a) Tahap Perencanaan
Perencanaan di dalam PBM lebih rumit dan lebih banyak daripada perencanaan
yang dilakukan pada model pembelajaran lain. Pada tahap perencanaan ini,

12
terdapat tiga tugas utama yang harus dipersiapkan, yaitu penetapan tujuan,
merancang situasi masalah yang sesuai, dan organisasi sumber daya dan logistik.
b) Penetapan tujuan
Model pengajaran berdasarkan masalah dirancang untuk mencapai tujuan-tujuan
seperti keterampilan menyelidiki, memahami peran orang dewasa, dan
membantu siswa menjadi pemelajar yang mandiri. Dalam pelaksanaannya
pembelajaran berdasarkan masalah bisa saja diarahkan untuk mencapai tujuan-
tujuan tersebut.
c) Merancang situasi masalah yang sesuai
Beberapa guru dalam pengajaran berdasarkan masalah lebih suka memberi
kesempatan dan keleluasaan kepada siswa untuk memilih masalah yang akann
diselidiki, karena cara ini dapat meningkatkan motivasi siswa. Situasi masalah
yang baik seharusnya autentik, mengandung teka-teki, dan tidak didefinisikan
secara ketat, memungkinkan kerja sama, bermakna bagi siswa, dan konsisten
dengan tujuan kurikulum.
d) Organisasi sumber daya dan rencana logistik
PBM sangat syarat dengan kegiatan sehingga seringkali diperlukan berbagai
macam alat dan bahan. Oleh karena itu, tugas mengorganisasikan sumber daya
dan merencanakan kebutuhan untuk penyelidikan siswa, haruslah menjadi tugas
perencanaan yang utama bagi guru yang menerapkan pembelajaran
berdasarkan masalah.
e) Tahap pelaksanaan
Pelaksanaan PBM terdiri dari lima tahap utama, yaitu orientasi siswa pada
masalah, mengorganisasi siswa untuk belajar, membimbing penyelidikan
individual maupun kelompok, mengembangkan dan menyajikan hasil karya,
serta menganalisis dam mengevaluasi proses pemecahan masalah.
Kelima tahap tersebut akan dijelaskan pada uraian berikut.
1) Mengorientasikan siswa pada masalah autentik
Dalam mengorientasikan siswa pada masalah, guru perlu melakukannya dengan
cara-cara yang telah direncanakan dengan baik dan hati-hati, serta jelas,
sehingga siswa dapat mengidentifikasi dengan baik masalah yang diharapkan
muncul. Tahap ini seharusnya tidak berlangsung lama, lebih kurang 10 – 15
menit untuk rentang waktu pembelajaran 90 menit. Peran guru pada tahap ini

13
adalah menyajikan situasi masalah, mengajukan pertanyaan, memotivasi siswa
agar berpartisipasi, memberi arahan dan petunjuk.
2) Mengorganisasikan siswa untuk studi
Pembelajaran PBM bersifat top-down, dimulai dari masalah kompleks untuk
kemudian mempelajari keterampilan-keterampilan spesifik, sehingga siswa
seringkali membutuhkan teman yang lain untuk bekerja sama. Banyak orang
menyarankan agar dibentuk kelompok studi menggunakan prinsip-prinsip
pembentukan kelompok kooperatif, misalnya dengan pembentukan kelompok
heterogen.
3) Membimbing penyelidikan individu atau kelompok
Peran guru dalam tahap ini adalah memberikan bantuan dan dukungan agar
siswa tidak mengalami hambatan di dalam mencoba merumuskan hipotesis,
melakukan pengamatan (jika memungkinkan), mengorganisasi dan menganalisis
data atau informasi yang didapat, menarik kesimpulan berdasarkan data dan
hasil analisisnya.
4) Membimbing pembuatan hasil karya dan memamerkannya
Tahap ini merupakan ciri yang membedakan PBM dengan model pembelajaran
yang lain. Hasil karya dapat berupa laporan tertulis, rekaman video, model, atau
alat yang telah berhasil dibuat.
5) Menganalisis proses pemecahan masalah
PBM lebih dari sekadar konten (isi) pelajaran. Pada saat siswa belajar
menggunakan model PBM, mereka belajar konten dan sekaligus keterampilan
penyelidikan. Tahap ini digunakan untuk membantu siswa menganalisis proses
berpikir mereka dan menganalis tahapan penyelidikannya.
Tabel 1. Sintaks PBM
Tahap Tingkah Laku Guru
Guru menjelaskan tujuan
pembelajaran, menjelaskan
Tahap 1 logistik yang dibutuhkan,
Orientasi siswa kepada masalah memotivasi siswa terlibat pada
aktivitas pemecahan masalah
yang dipilihnya
Tahap 2 Guru membantu siswa

14
Tahap Tingkah Laku Guru
mendefinisikan dan
mengorganisasikan tugas belajar
Mengorganisasi siswa untuk belajar
yang berhubungan dengan
masalah tersebut
Guru mendorong siswa untuk
Tahap 3 mengumpulkan informasi yang
Membimbing penyelidikan sesuai, melaksanakan eksperimen,
individual maupun kelompok untuk mendapatkan penjelasan
dan pemecahan masalah
Guru membantu siswa dalam
merencanakan dan menyiapkan
Tahap 4
karya yang sesuai seperti laporan,
Mengembangkan dan menyajikan
video dan model serta membantu
hasil karya
mereka untuk berbagi tugas
dengan temannya
Guru membantu siswa untuk
Tahap 5 melakukan refleksi atau evaluasi
Menganalisis dan mengevaluasi terhadap penyelidikan mereka dan
proses pemecahan masalah proses-proses yang mereka
gunakan
Sumber : Arends (2015)

c. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah


Beberapa kelebihan dari Model Pembelajaran Berdsarkan Masalah menurut
Putra (2013) adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan potensi intelektual siswa.
2. Siswa memperoleh pengetahuan yang bersifat penyelidikan karena terlibat
langsung dalam proses penyelidikan.
3. Belajar melalui PBM bisa memperpanjang proses ingatan. Pengetahuan yang
diperoleh dari hasil pemikiran sendiri pun lebih mudah diingat.
4. Belajar dengan PBM, siswa dapat memahami konsep-konsep sains dan ide-ide
dengan baik.
15
5. Pengajaran menjadi terpusat pada siswa.
6. Proses pembelajaran PBM dapat membentuk dan mengembangkan konsep diri
siswa.
Selain kelebihan, model pembelajaran berdasarkan masalah juga memiliki
beberapa kekurangan, diantaranya ialah sebagai berikut:
1. Model pembelajaran berdasarkan masalah mengandalkan suatu kesiapan
berpikir, sehingga siswa yang mempunyai kemampuan berpikir lambat bisa
kebingungan dalam berpikir secara luas, membuat abstraksi, menemukan
hubungan antarkonsep dalam suatu mata pelajaran, atau menyusun sesuatu yang
telah diperoleh secara tertulis maupun lisan.
2. Bidang sains membutuhkan banyak fasilitas untuk menguji ide-ide.
3. Kurang berhasil bila jumlah siswa terlalu banyak di dalam satu kelas.
4. Sulit menerapkan metode ini karena guru dan siswa sudah terbiasa dengan
metode ceramah dan tanya jawab.

d. Teori Belajar yang Mendukung Pembelajaran melalui Model Pembelajaran


Berdasarkan Masalah
1. Teori Belajar Konstruktivisme
Menurut Trianto, 2014 pembelajaran berbasis inkuiri dilandasi oleh
teori konstruktivisme, dimana perspektif konstruktivisme mengharuskan siswa
bersikap aktif. Menurut paham konstruktivisme ini menyatakan bahwa siswa
harus menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks,
mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila
aturan itu tidak sesuai.
Menurut teori konstruktivis ini, satu prinsip yang paling penting dalam
psikologi pendidikan adalah bahwa guru tidak hanya sekedar memberikan
pengetahuan kepada siswa. Siswa harus membangun sendiri pengetahuan
didalam benaknya. Guru dapat memberi kemudahan dengan memberi
kesempatan siswa untuk menemukan atau menerapkan ide-ie mereka sendiri
(Trianto,2014). Oleh karena itu, teori ini menganjurkan peranan yang lebih aktif
bagi siswa dalam pembelajaran, karena penekanannya pada siswa yang aktif,
strategi kontruktivisme sering disebut pengajaran yang berpusat pada siswa. Di
dalam kelas yang berpusat pada siswa peran guru membantu siswa menemukan

16
fakta, konsep, atau prinsip bagi diri mereka sendiri, bukan memberikan ceramah
atau mengendalikan seluruh kegiatan kelas. Hal ini sesuai dengan inkuiri yang
membelajarkan siswa untuk menemukan sendiri pengetahuannya.

2. Teori Piaget
Menurut Nur (Trianto, 2014) menjelaskan bahwa perkembangan
kognitif sebagian besar ditemukan oleh manipulasi dan interaksi aktif anak
dengan lingkungan. Pengetahuan datang dari tindakan. Piaget yakin bahwa
pengalaman fisik dan manipulasi lingkungan penting bagi terjadinya perubahan
perkembangan. Sementara itu bahwa interaksi sosial dengan teman sebaya,
khususnya berargumentasi dan berdiskui membantu memperjelas pemikiran
yang ada akhirnya memuat pemikiran itu menjadi lebih logis.
Teori perkembangan Piaget mewakili konstruktivisme, yang
memandang perkembangan kognitif sebagai suatu proses di mana anak secara
aktif membangun sistem makna dan pemahaman realitas melalui pengalaman-
pengalaman dan interaksi mereka (Trianto, 2014). Selama proses pembelajaran
siwa harus aktif dalam proses belajar, sehingga siswa memiliki pengalaman yang
dapat membelajarkan mereka menjadi individu yang lebih baik dan
menghasilkan hasil belajar yang lebih bermakna dan nyata. Penerapan dari teori
Piaget dalam pembelajaran inkuiri dapat dilihat pada tahapan ke 2 yakni
membuat hipotesis, dan tahapan ke 5 yakni melakukan pengamatan serta
menganalisis data dari hasil pengamatan yang telah dilakukan. Dengan
demikian, kegiatan membuat hipotesis, melakukan pengamatan dan
menganalisis data dapat melatih keterampilan berpikir siswa, hal ini dapat
membantu siswa menemukan jawaban sementara dan siswa dapat menganalisis
suatu permasalahan yang telah diorientasikan sebelumnya.

3. Teori Vygotsky
Vygotsky berpendapat seperti piaget, bahwa siswa membentuk
pengetahuan sebagi hasil dari pemikiran maupun kegiatan siswa sendiri melalui
bahasa. Vygotsky berkeyakinan bahwa perkembangan tergantung baik pada
faktor biologis menentukan fungsi-fungsi elementer memori, atensi, persepsi,

17
dan simulus-respon, faktor sosial sangat penting artinya bagi perkembangan
konsep, penalaran logis, dan pengambilan keputusan.
Teori Vygotsky ini lebih menekankan pada aspek sosial dari
pembelajaran. hakikat sosiokultural dari pembelajaran. Menurut Vygotsky,
bahwa proses pembelajaran akan terjadi jika anak bekerja atau menangani tugas-
tugas yang belum dipelajari namun tugas-tugas itu masih berada dalam
jangkauan mereka. Menurut Nur (Trianto, 2014) Salah satu ide dari Vygotsky
ialah scaffolding, yakni pemberian bantuan kepada anak selama tahap-tahap
awal perkembangannya dan mengurai bantuan itu dan memberikan kesempatan
kepada anak untuk mengambil alih tanggung jawab semakin besar segera setelah
anak dapat melakukannya.

4. Teori Instruksi Bruner


Menurut Dahar (Trianto, 2014) Bruner menganggap, bahwa belajar
penemuan sesuai dengan pencarian pengetahuan secara aktif oleh manusia, dan
dengan sendirinya memberi hasil yang paling baik. Berusaha sendiri untuk
mencari pemecahan masalah serta pengetahuan yang menyertainya,
menghasilkan pengetahuan yang bener-bener bermakna.
Bruner menyarankan agar siswa hendaknya belajar melalui partisipasi
secara aktif dengan konsep dan prinsip, agar mereka dianjurkan untuk
memperoleh pengalaman, dan melakukan eksperimen yang mengizinkan mereka
untuk menemukan prinsip-prinsip itu sendiri.

5. Penelitian-Penelitian Pembelajaran Berdasarkan Masalah yang Relevan


Penelitian-penelitian yang menggunakan PBM telah banyak dilakukan,
diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Mildawati (2012) dengan menerapkan
pendekatan PBM pada pelajaran biologi di SMA Negeri 5 Banjarmasin pada konsep
mekanisme transport, ia melaporkan hasil belajar proses selama proses pembelajaran
tuntas secara baik (83,08%). Sementara itu menurut penelitian yang dilakukan oleh
Rusida (2009) dengan menerapkan PBM pada pembelajaran matematika di SMP
Negeri 14 Banjarmasin pada materi persamaan linear dua variabel, ia juga melaporkan
adanya peningkatan kemampuan siswa dalam memahami materi tersebut.

18
Keberhasilan pembelajaran dengan menggunakan model PBM ini juga dapat
dilihat dari penelitian Maryani (2008) dengan menerapkan PBM pada materi ajar alat-
alat optik dengan menerapkan metode analisis sintesis, ia melaporkan bahwa dengan
penggunaan PBM tersebut adanya peningkatan hasil belajar siswa dengan persentase
rata-rata sebesar 68,82%.

6. Konsep Sistem Peredaran Darah dalam Kurikulum 2013


Permendiknas nomor 22, dan 23, pada kurikulum 2013 tahun 2013 bermaksud
membawa pemikiran baru dalam pengelolaan sistem pendidikan di Indonesia yang
mengarah pada berkembangnya keinginan untuk melaksanakan otonomi pengelolaan
pendidikan. Otonomi pengelolaan pendidikan ini diharapkan akan mendorong terciptanya
peningkatan pelayanan pendidikan kepada masyarakat yang bermuara pada upaya
peningkatan kualitas pengelolaan pendidikan pada tataran paling bawah (at the bottom)
yaitu sekolah atau satuan pendidikan. Penerapan kurikulum tingkat satuan pendidikan
(KTSP) dewasa ini sebagai bukti bahwa sekolah diharapkan menjadi centre of excellence
dari inovasi implementasi kebijakan pendidikan saat ini yang bukan hanya harus dikaji
sebagai wacana dalam pengelolaan pendidikan namun sebaiknya dipertimbangkan
sebagai langkah strategis ke arah peningkatan mutu pendidikan.
Pada kurikulum 2013 konsep sistem peredaran darah ini merupakan materi IPA
Biologi untuk SMA/MA kelas XI semester 1. Adapun Kompetensi Inti dan Komptensi
Dasar sebagai berikut:
A. Kompetensi Inti
1. KI-1 dan KI-2: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab, responsif, dan pro-aktif
dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di
lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa,
negara, kawasan regional, dan kawasan internasional”.
2. KI 3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena

19
dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
3. KI 4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri,
bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai
kaidah keilmuan
B. Tabel 2. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator

3.6 Menganalisis hubungan antara struktur 3.6.1 Menganalisis komposisi darah: sel-
jaringan penyusun organ pada sistem
sel darah dan plasma darah
sirkulasi dalam kaitannya dengan
3.6.2 Menganalisis penggolongan darah
bioproses dan gangguan fungsi yang
dapat terjadi pada sistem sirkulasi
manusia
manusia 3.6.3 Menganalisis tentang proses
pembekuan darah
3.6.4 Menganalisis struktur dan fungsi
alat peredaran darah
3.6.5 Menganalisis mekanisme peredaran
darah
3.6.6 Mengidentifikasi kelainan dan
gangguan pada sistem peredaran
darah
3.6.7 Menjelaskan teknologi yang
berkaitan dengan kesehatan jantung
4.6 Menyajikan karya tulis tentang kelainan 4.6.1 Menyajikan karya tulis tentang
pada struktur dan fungsi darah, jantung,
kelainan pada struktur dan fungsi darah,
pembuluh darah yang menyebabkan
jantung, pembuluh darah yang
gangguan sistem sirkulasi manusia serta
kaitannya dengan teknologi melalui
menyebabkan gangguan sistem sirkulasi
studi literatur manusia serta kaitannya dengan teknologi
melalui studi literatur

7. Media Pembelajaran Aplikasi Android

20
Media pembelajaran berbasis aplikasi android merupakan suatu yang baru dalam
dunia pendidikan, media pembelajaran ini biasanya sudah berbentuk sebuah aplikasi
pendidikan ataupun aplikasi yang memuat materi dan bahan belajar. Produk aplikasi
tersebut dapat diunduh pada smartphone dan gadget yang bersistem operasi android,
biasanya sudah tersedia di google play ataupun play store. Pada dasarnya media
pembelajaran berbasis aplikasi android adalah suatu pruduk media pembelajaran
berbentuk sebuah aplikasi yang dapat diunduh atau didownload dismartphone berbasis
android.
Aplikasi android merupakan suatu media yang tergolong dalam media
pembelajaran bentuk elektronik, karena produk aplikasi android tersebut dijalankan pada
smartphone dan gadget bersistem operasi android. Yang mana smartphone dan gadget
tersebut termasuk salah satu teknologi komunikasi. Atas dasar tersebutlah media
pembelajaran berbasis aplikasi android dikatakan sebagai media elektronik.

a. Smartphone dan Gadget Sebagai Media Pembelajaran


Perkembangan teknologi sangat pesat salah satunya
perkembanganteknologi dibidang komunikasi yaitu perkembangan handphone
pintar atau yang sering dikenal dengan smartphone. Smartphone sendiri telah
digunakan di berbagai sektor kehidupan manusia dan hadirnya smartphone
tersebut dapat dirasakan di berbagai bidang salah satunya yaitu bidang pendidikan.
Penggunaan smartphone ataupun gadget mungkin merupakan sesuatu yang
baru dalam dunia pendidikan. Namun, jika dilihat penggunaan smartphone sebagai
media pembelajaran sangatlah baik, karena peserta didik akan lebih mudah
mecari-materi pelajaran yang dibutuhkan dan dapat juga memberi kesempatan dan
kebebasan kepada peserta didik untuk mengakses materi pelajaran secara luas
lebih luas yang mungkin saja materi tersebut belum pernah diajarkan oleh
pendidik. Penggunaan semartphone sebagai media pembelajaran juga akan
memberikan pengalaman yang baru bagi peserta didik dan penggunaan
smatrphone sebagai media pembelajaran akan lebih memudahkan peserta didik
dalam belajar, karena bentuknya yang simpel aksesnya yang luas sehinnga
smartpohone mudah digunakan kapan saja dan dimana saja.

b. Aplikasi Android Sebagai media pembelajaran

21
Penggunaan aplikasi android sebagai media pembelajaran adalah sesuatu
yang menarik dan baru dalam dunia pendidikan, aplikasi android telah memberi
warna baru dalam perkembangan media pembelajaran. Penggunaan aplikasi ini
membuat media pembelajaran semakin menarik dan beragam. Namun, penggunaan
aplikasi android sebagai media pembelajaran tidak hanya dinilai satu sisi. Aplikasi
abdroid harus mempunyai tujuan untuk memberikan motivasi kepada peserta didik
dan harus mampu merangsang peserta didik untuk selalu mengingat apa yang sudah
dipelajari serta mempu memberi rangsangan belajar bagi peserta didik. Dengan
demikian, penggunaan aplikasi android sebagai media pembelajaran harus
memenuhi beberapa kreteria.
Sedangkan Attewell at.al (2009:2) menjelaskan teknologi yang digunakan
untuk mobile learning adalah teknologi genggam seperti personal digital assitans
(PDAs), mobile phone, smartphone, MP3 and MP4 player, multimedia pleyer
portabel yang lain, konsole game, ultramobile PC, mini notebook atau netbook,
GPS dan lain-lain.

F. KERANGKA BERPIKIR
Gambar 1. Kerangka Berpikir

PERMASALAHAN DALAM 1. Kurikulum 2013 menuntut


PEMBELAJARAN peserta didik untuk dapat
berpikir kritis.
2. Pembelajaran masih berpusat
pada guru.
3. Peserta didik belum mampu
mengaitkan konsep IPA
dalam kehidupan nyata.
4. Pembelajaran belum
memfasilitasi peserta didik
untuk dapat berpikir kritis
5. Kemampuan berpikir kritis
peserta didik masih rendah.

TINDAKAN Model PBL Berbasis Aplikasi Android

Kemampuan berpikir kritis &


HASIL
hasil belajar meningkat 22
F. HIPOTESIS TINDAKAN
Berdasarkan kerangka berpikir diatas maka hipotesis tindakan penelitian tindakan kelas ini
adalah “ Melalui penerapan model PBM berbasis aplikasi andoroid dapat meningkatkan
keterampilan berpikir kritis dan hasil belajar siswa kelas XI IPA SMAN 1 Hampang”

G. METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini dirancang dan dilaksanakan dengan menggunakan penelitian tindakan
kelas (PTK). PTK adalah suatu penelitian tindakan (action research) yang dilakukan oleh
guru yang sekaligus sebagai peneliti di kelasnya atau bersama-sama dengan orang lain
(kolaborasi) dengan jalan merancang, melaksanakan dan merefleksikan tindakan secara
kolaboratif dan partisipatif yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu
(kualitas) proses pembelajaran di kelasnya melalui suatu tindakan (treatment) tertentu dalam
suatu siklus. Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan
belajar sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara
bersama (Arikunto, 2008).
Penelitian ini dibagi menjadi 2 siklus terdiri dari 2 pertemuan disetiap siklusnya.
Secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui dalam PTK. Adapun ke empat
tahapan PTK tersebut, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan , dan (4)
refleksi (Arikunto,2008).

Gambar 2. Siklus Model Kemmis dan Mc Taggart

23
Tahapan dalam penelitian tindakan, yaitu :
a) Menyusun rancangan tindakan (Planning), dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang
apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan.
b) Pelaksanaan tindakan (Acting), penellitian tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan
implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan di kelas.
c) Pengamatan (Observasing), yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat.
d) Refleksi (Reflecting), merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang
sudah dilakukan.
Pada pelaksanaan pembelajaran, peneliti berkolaborasi dengan kepala sekolah sebagai
supervisor dan 2 orang guru pengajar serumpun MIPA kelas XI IPA SMA Negeri 1 Hampang
yang bertugas sebagai observer/pengamat. Konsep yang diajarkan dengan menggunakan
model PBM ialah sistem peredaran darah manusia, pada materi penggolongan darah,
transfusi darah, kelainan/penyakit pada sistem peredaran darah, dan teknologi yang berkaitan
dengan sistem peredaran darah manusia. Kegiatan penelitian tindakan kelas secara ringkas
tercantum seperti Tabel berikut.
Tabel 3. Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas
Pertemuan
Siklus Materi Pembelajaran Lokasi Pembelajaran
Ke-
1 1 Penggolongan Darah
2 Transfusi Darah
Dengan
2 Kelainan/penyakit pada Kelas XI IPA SMA
1 Pembelajaran
Sistem Peredaran Darah Negeri 1 Hampang
Berdasarkan
Teknologi yang Berkaitan Kabupaten Kotabaru
Masalah
2 Dengan Sistem Peredaran
Darah

Pada kegiatan penelitian tindakan kelas, berdasarkan Tabel diatas, dapat diketahui
bahwa pada penelitian ini hanya 4 materi pada konsep sistem peredaran darah manusia yang
menggunakan model PBM. Sementara untuk materi komponen penyusun darah pada manusia
dan alat-alat/proses peredaran darah diajarkan dengan metode cermah sesuai dengan jadwal
pelajaran.
Pembagian tugas masing-masing diatur sedemikian rupa sehingga memperlihatkan
kesatuan tindakan antara peneliti dan kolaboran, ada yang bertindak sebagai guru, pengamat,
supervisor, dan mitra. Di dalam kegiatan pembelajaran, tugas-tugas individu yang terlibat
dalam penelitian ini telah disusun.

24
Distribusi tugas-tugas dalam pelaksanaan pembelajaran dan dalam kegiatan penelitian
seperti pada Tabel berikut.
Tabel 4. Distribusi Tugas dalam Pelaksanaan Pembelajaran
Siklus Materi Peneliti/Pengajar Supervisor/ Pengamat/Guru Mata
Kepala Sekolah Pelajaran MIPA
Penggolongan Darah Noor Rahmadani, S.Pd Gamel Abdul Wiwin Nurhidayah,
I
Transfusi darah Nasser, S.Pd S.Pd.Si
Kelainan/penyakit Fathul Azkia, S.Pd
pada sistem
peredaran darah
II Teknologi yang
berkaitan dengan
sistem peredaran
darah

Tabel 5. Distribusi Tugas dalam Kegiatan Penelitian


Kegiatan Peneliti Supervisor Pengamat
Menyiapkan bahan ajar X - -
Menyiapkan materi X - -
Menyusun instrumen/ soal dan
X X -
melakukan validasi soal
Menyusun kelompok kooperatip
X - -

Menetapkan indikator dan membuat


X X -
rencana pembelajaran.
Melakukan refleksi X X X

2. Tahap-tahap Penelitian
A. Refleksi Awal
Refleksi Awal dapat diuraikan sebagai berikut:
a) Guru pengajar biologi belum pernah menggunakan PBM dalam proses pembelajaran
biologi, khususnya pada Konsep Sistem Peredaran Darah Manusia di kelas XI IPA.
b) Peserta didik belum pernah melakukan PBM dalam pembelajaran biologi khususnya
sistem peredaran darah.
c) Aktivitas pembelajaran masih didominasi oleh guru (teacher centered)
d) Hasil belajar peserta didik belum mencapai ketuntatasan klasikal

25
B. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas pada Siklus I
B.1 Tahap Perencanaan
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah:
a) Peneliti meminta kesediaan kepala sekolah sebagai supervisor dan guru mata
pelajaran serumpun (guru Fisika dan guru Kimia) sebagai observer/pengamat
dalam pelaksanaan PTK.
b) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran, soal pretes, soal postes dan kisi-
kisi soal untuk konsep sistem peredaran darah manusia
c) Membuat bahan ajar tentang konsep sistem peredaran darah manusia.
d) Membuat LKPD dan jawaban LKPD tentang konsep sistem peredaran darah
manusia.
e) Menentukan hasil karya/produk yang sesuai dengan materi pembelajaran.
f) Menyusun instrumen penelitian berupa tes hasil belajar, format pengelolaan
pembelajaran, aktivitas siswa dan guru, dan angket respon siswa.

B.2 Tahap Pelaksanaan Tindakan Siklus I


Pada tahap ini merupakan tahap pelaksanaan RPP yang telah disusun dengan
menggunakan kegiatan pembelajaran yang mengacu pada sintaks PBM berikut:
Tabel 6.Langkah-langkah Kegiatan PBM
Tahap Aktivitas Guru
Guru menjelaskan tujuan
pembelajaran, menjelaskan
Tahap 1
logistik yang dibutuhkan,
Orientasi siswa kepada
memotivasi siswa terlibat pada
masalah
aktivitas pemecahan masalah yang
dipilihnya
Guru membantu siswa
Tahap 2 mendefinisikan dan
Mengorganisasi siswa untuk mengorganisasikan tugas belajar
belajar yang berhubungan dengan masalah
tersebut
Tahap 3 Guru mendorong siswa untuk
Membimbing penyelidikan mengumpulkan informasi yang

26
Tahap Aktivitas Guru
sesuai, melaksanakan eksperimen,
individual maupun
untuk mendapatkan penjelasan dan
kelompok
pemecahan masalah
Guru membantu siswa dalam
merencanakan dan menyiapkan
Tahap 4
karya yang sesuai seperti laporan,
Mengembangkan dan
video dan model serta membantu
menyajikan hasil karya
mereka untuk berbagi tugas
dengan temannya
Guru membantu siswa untuk
Tahap 5
melakukan refleksi atau evaluasi
Menganalisis dan
terhadap penyelidikan mereka dan
mengevaluasi proses
proses-proses yang mereka
pemecahan masalah
gunakan
(Sumber : Arends 2008)

B.3 Observasi dan Evaluasi Tindakan Siklus I


Kegiatan pada tahap ini adalah sebagai berikut:
a) Mengobservasi aktivitas pengelolaan pembelajaran guru dan siswa dalam
kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Observasi dilakukan pada setiap
pertemuan untuk mengetahui perkembangan proses pembelajaran, yang akan
dijadikan bahan pertimbangan dalam melakukan refleksi untuk memasuki siklus
kedua.
b) Penguasaan materi diperoleh dari hasil belajar dengan menggunakan instrumen
berupa pretest, postest. Seluruh data yang diperoleh dicatat dan direkam untuk
dijadikan bahan pertimbangan atau sebagai refleksi untuk memasuki siklus
berikutnya.

B.4 Refleksi Tindakan Siklus I


Menurut Arikunto (2010) refleksi atau dikenal dengan peristiwa perenungan
adalah langkah mengingat kembali kegiatan yang sudah lampau yang dilakukan oleh
guru ataupun siswa. Perenungan ini guru membayangkan kembali peristiwa yang

27
sudah lampau, yaitu ketika tindakan berlangsung. Hal yang sangat penting dalam
PTK adalah bahwa seluruh siswa harus dilibatkan dalam refleksi. Kegiatan refleksi
ini sangat tepat dilakukan ketika guru pelaksana sudah selesai melakukan tindakan,
kemudian berhadapan dengan peneliti untuk mendiskusikan implementasi rancangan
tindakan.
Selain kegiatan siswa dan guru, refleksi juga dilakukan terhadap instrumen
yang digunakan dan hasil tes sebagai pertimbangan untuk memasuki Siklus II.
Pertimbangan yang dilakukan bila terdapat salah satu komponen di bawah belum
terpenuhi. Ketuntasan belajar siswa secara individu tercapai bila siswa tersebut
mendapat nilai ≥ 75. Sedangkan ketuntasan belajar siswa secara klasikal akan
tercapai bila terdapat ≥ 85% siswa yang memperoleh ketuntasan individu ≥ 75.
Ketuntasan belajar siswa dilihat dari postest setiap pertemuan (Trianto, 2011).
Tahap ini merupakan tahapan untuk memproses data yang didapat pada saat
dilakukan pengamatan. Refleksi juga merupakan upaya untuk mengkaji apa yang
telah dihasilkan atau yang belum berhasil dituntaskan dengan pelaksanaan tindakan
yang telah dilakukan. Berdasarkan hasil observasi dari pengamat dan hasil evaluasi
di akhir siklus maka akan dijadikan pertimbangan memasuki siklus berikutnya.

C. Pelaksanaaan Penelitian Tindakan Kelas pada Siklus II


Tahap-tahap yang dilalui pada Siklus II sama dengan Siklus I seperti
penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran, pembuatan soal-soal dan jawaban
yang akan digunakan dalam pembelajaran serta penyusunan instrumen penelitian.
Hal yang membedakan Siklus I dan Siklus II hanya materinya saja. Tahapan
penelitian tindakan kelas pada Siklus II, yaitu:

C.1 Tahap Perencanaan


Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah:
a) Memperbaiki hal-hal yang masih kurang atau kegiatan yang terjadi di luar
perencanaan pada siklus sebelumnya.
b) Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran, LKPD, soal pretest dan
postest, hasil karya/produk yang sesuai, kisi-kisi soal untuk konsep sistem
peredaran darah manusia serta media yang digunakan.
c) Menyiapkan lembar observasi aktivitas siswa dan lembar observasi aktivitas
guru serta perangkat penilaian respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran.

28
C.2 Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan pada Siklus II ini sama halnya dengan Siklus I. Pada
tahap ini terdapat penyampaian tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa,
penyajian informasi, mengorientasikan siswa pada masalah, mengorganisasikan
siswa untuk belajar, membimbing penyelidikan individual ataupun kelompok,
mengembangkan dan menyajikan hasil karya, menganalisis dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah. Hal yang membedakan Siklus I dan Siklus II, yaitu hanya pada
materi yang disampaikan. Pada Siklus I materi yang disampaikan adalah
penggolongan darah dan transfusi darah. Pada Siklus II materi yang disampaikan
adalah mengenai kelainan/penyakit dan teknologi yang berkaitan dengan sistem
peredaran darah.

C.3 Observasi dan Evaluasi Tindakan


Kegiatan pada tahap ini adalah sebagai berikut:
a) Mengobservasi aktivitas pengelolaan pembelajaran oleh guru dan aktivitas
siswa dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Observasi dilakukan pada
setiap pertemuan untuk mengetahui perkembangan proses pembelajaran, yang
nantinya akan dijadikan acuan peningkatan aktivitas pengelolaan pembelajaran
oleh guru dan aktivitas siswa pada saat kegiatan belajar mengajar.
b) Penguasaan materi diperoleh dari hasil belajar dengan menggunakan instrument
berupa pretes dan postes. Seluruh data pada Siklus II yang diperoleh, akan
dijadikan sebagai bahan perbandingan dari hasil Siklus I, untuk mengetahui
kemajuan yang telah dicapai dan perbaikan atas hasil siklus sebelumnya.

D. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1
Hampang pada Tahun Ajaran 2019/2020. Jumlah seluruh siswa pada kelas tersebut
adalah 17 orang, yang terdiri dari 6 orang siswa laki-laki dan 11 orang siswa
perempuan.

E. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2019/2020 di
kelas XI IPA SMA Negeri 1 Hampang Kabupaten Kotabaru beralamat di Jalan

29
Antuin RT.01 Desa Hampang Kec. Hampang Kabupaten Kotabaru. Penelitian ini
berlangsung selama 4 bulan yaitu mulai bulan November sampai dengan bulan
Februari.

F. Pengembangan Instrumen Penelitian


Langkah-langkah penyusunan instrumen adalah sebagai berikut:
a) Merumuskan indikator berdasarkan Kompetensi Dasar sesuai Kurikulum 2013
pada Konsep Sistem Peredaran Darah Manusia
b) Membuat kisi-kisi soal sesuai dengan indikator yang ingin dicapai.
c) Menyusun draf soal berdasarkan indikator pembelajaran dan kisi-kisi beserta
kunci jawaban.
d) Melakukan revisi instrumen penelitian, sehingga instrumen penelitian tersebut
layak untuk digunakan.

G. Validitas Instrumen
Instrumen penelitian memenuhi syarat sebagai alat pengumpul data apabila
instrumen tersebut valid dan reliabel (Arikunto, 2010). Uji validitas instrumen
penelitian dengan tujuan dan isi materi pembelajaran. Soal-soal tes uji diberikan
kepada siswa kelas XI IPA dari sekolah SMA Negeri 1 Kelumpang Barat karena
dianggap memiliki latar belakang pengetahuan dasar yang sama.

H. Teknik Pengumpulan Data


Hasil penelitian data kuantitatif adalah data hasil belajar yang diambil dari
pretes dan postes dan hasil penilaian LKPD. Sedangkan hasil penelitian data kualitatif
berupa data hasil observasi terhadap aktivitas siswa selama proses pembelajaran dan
aktivitas guru dalam pengelolaan pembelajaran.

I. Teknik Analisis Data


a) Analisis data keterampilan berpikir kritis yang tergolong data kualitatif dilakukan

secara deskriptif dihitung dengan cara:

Jumlah nilai minimum = 1 x 3 (kategori yang dinilai) = 3

Jumlah nilai maksimum = 4 x 3 (kategori yang dinilai) = 12

30
Range nilai = nilai maksimum – nilai minimum = 12 – 3 = 9

Interval Kelas = 9/4 = 2,25

Jadi skor kualitas keterampilan berpikir kritis siswa:

3 – 5,25 = Kurang baik

5,26 – 7,50 = Cukup baik

7,51 – 9,75 = Baik

9,76 – 12 = Sangat Baik

(diadaptasi dari Sujarweni & Endrayanto)

Rata-rata aspek dalam kemampuan berpikir kritis siswa diukur dengan

menggunakan tingkatan atau taraf dengan interval yaitu 0,1 - 1 = Kurang; 1,1 - 2

= Cukup; 2,1 - 3 = Baik; 3,1 - 4 = Sangat baik.

b) Analisis data hasil penelitian yang tergolong data kuantitatif dilakukan secara
deskriptif, yakni dengan menghitung ketuntasan klasikal dan ketuntasan
individual dengan rumusan sebagai berikut :
Jumlah skor
Ketuntasan Individual = × 100%
Jumlahskormaksimal
Jumlah siswa yang tuntas belajar
Ketuntasan Klasikal = × 100%
Jumlahseluruh siswa

Keterangan :
Ketuntasan individual : jika siswa mencapai ketuntasan ≥ 75
Ketuntasan klasikal : jika ≥ 85% dari seluruh siswa yang mencapai ketuntasan
individual ≥ 75 (KKM pelajaran biologi SMA Negeri 1 Hampang)
c) Data kuantitatif yang diperoleh dari penilaian LKPD menggunakan kategori
yakni baik (75,5-100%), sedang (56-75%), kurang (40-55%). (Modifikasi
Arikunto, 1998)
d) Data kuantitatif yang diperoleh dari pretes-postes dan LKPD, telah dijelaskan
sebelumnya.

31
b) Indikator Keberhasilan Penelitian
Menurut Djamarah dan Zain (2010) yang menjadi petunjuk bahwa suatu
proses belajar mengajar dianggap berhasil adalah daya serap terhadap bahan pelajaran
yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara individual maupun kelompok.
Menurut Arikunto (2008) penelitian dikatakan berhasil apabila memenuhi semua
komponen indikator kuantitatif dan kualitatif. Kedua indikator tersebut dapat dilihat
dari pergeseran hasil belajar Siklus I dan Siklus II.

a) Indikator kuantitatif terdiri atas:


1. Siswa mencapai ketuntasan secara individual (skor ≥ 75) dan ketuntasan secara
klasikal jika ≥ 85% dari seluruh siswa mencapai ketuntasan individual yang telah
ditetapkan oleh SMA Negeri 1 Hampang sebelumnya.
2. Hasil selama proses pembelajaran tergolong baik berdasarkan Arikunto 1998.
b) Indikator kualitatif adalah apabila aktivitas siswa telah menunjukkan kenaikan dari
Siklus I sampai pada Siklus II atau dominasi beberapa aktivitas guru menunjukkan
penurunan dari Siklus I sampai ke Siklus II.

J. JADWAL PELAKSANAAN
Kegiatan Febr. Maret April Mei Juni Juli Agust. Sept. Okt. Nov. Des Jan. Feb
.

Observasi X X X
lapangan
Menyusun X
proposal
Seminar X
usulan
Menyiapkan X X
partisipan
Refleksi awal X
Melaksanakan X
penelitian
siklus I
Refleksi X X
tindakan

32
Melaksanakan X
penelitian
siklus II
Mengolah X X
data hasil
penelitian
Menulis draf X
laporan
Seminar hasil X
Menulis X X X
laporan akhir

K. DAFTAR PUSTAKA

Amir, M. Taufiq. 2010. Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning. Kencana
Prenada Media Group, Jakarta.

Arends, Richard I. 2010. Learning To Teach Belajar Untuk Mengajar. Pustaka Pelajar,
Jakarta.

Arikunto, S., Suhardjono, & Supardi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara,
Jakarta.

Arikunto, S. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta, Jakarta

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta, Jakarta.

Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta, Jakarta.

Djamarah, S.B. & A. Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta, Jakarta.

Hamdani. 2010.Strategi Belajar Mengajar. Pustaka Setia. Bandung

Kemendikbud, Litbang. 2011. Survei Internasional PISA. Diakses melalui


http://litbang_Kemendikbud.go.id/Index.php.Survei.Internasional PISAhtml. Pada
tanggal 03 September 2016.

Kemendikbud, Litbang. 2011. Survei Internasional TIMSS. Diakses melalui


http://litbang_Kemendikbud.go.id/Index.php.Survei.Internasional TIMSShtml. Pada
tanggal 03 September 2016.

33
Maryani, Besse, 2008. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas II E SLTPN 24 banjarmasin
Pada Materi Alat-Alat Optik Dengan Menerapkan Metode Analisis-Sintesis Melalui
Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah (PBL). Banjarmasin: UNLAM. Skripsi
tidak diterbitkan.

Mildawati. 2012. Meningkatkan Kemampuan Belajar Siswa Kelas XI IPA 1 SMA Negeri 3
Banjarbaru pada Konsep Mekanisme Transpor Melalui Pendekatan Pembelajaran
Berdasarkan Masalah.Banjarmasin: UNLAM. Skripsi tidak diterbitkan.

Rusida, S.A. 2009. Upaya Meningkatkan Kemampuan Memahami Materi Sistem Persamaan
Dua Variabel Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Siswa Kelas VIII SMP
Negeri 14 Banjarmasin Tahun Ajaran 2009/2010. Banjarmasin: UNLAM. Skripsi
tidak diterbitkan.

Suryabrata, Sumadi. 2008. Psikologi Pendidikan.Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta, Jakarta

Trianto. 2011. Model-model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Kencana Prenada Media


Group, Jakarta.

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
2. Lembar Keterlaksanaan dalam PBM
3. Lembar Aktivitas Guru dan Siswa
4. Lembar Observasi Kinerja Guru
5. LP: Berpikir Kritis Dalam Pengamatan
6. LP: Kinerja Berpikir Kritis Siswa Dalam Pengamatan

34
7. LP: Berpikir Kritis Siswa Dalam Membuat Kesimpulan
8. LP: Berpikir Kritis Siswa Dalam Percobaan
9. LP: Kinerja Berpikir Kritis Siswa Dalam Percobaan
10. Denah SMA Negeri 1 Hampang Kab. Kotabaru Tahun Pelajaran
2019/2020

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


Lampiran 1
(RPP)

Satuan Pendidikan : SMAN 1 Hampang


Mata Pelajaran : Biologi Peminatan
Kelas /Semester : XI
Program : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Materi Pokok : Sistem Peredaran Darah
Alokasi Waktu : 12 JP (3 Pertemuan)

C. Kompetensi Inti

35
4. KI-1 dan KI-2: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. Menghayati
dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran,
damai), bertanggung jawab, responsif, dan pro-aktif dalam berinteraksi secara efektif sesuai
dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan
alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan kawasan internasional”.
5. KI 3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah
6. KI 4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan
kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan

D. Kompetensi Dasar, Indikator Pencapaian Kompetensi, dan Indikator Ketercapaian


Kompetensi Dasar
Indikator Ketercapaian
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar

3.6 Menganalisis 3.6.8 Menganalisis komposisi 3.6.1.1 Diberikan sebuah kasus,


hubungan darah: sel-sel darah dan peserta didik dapat
antara struktur plasma darah menganalisis komposisi
jaringan darah (sel-sel darah dan
3.6.9 Menganalisis penggolongan
penyusun organ plasma darah) dengan
darah manusia
pada sistem tepat.
3.6.10 Menganalisis proses
sirkulasi dalam 3.6.2.1 Diberikan sebuah kasus,
pembekuan darah pada
kaitannya peserta didik dapat
dengan manusia menganalisis
bioproses dan 3.6.11 Menganalisis struktur dan penggolongan darah
gangguan fungsi alat peredaran darah manusia dengan tepat.
fungsi yang 3.6.12 Menganalisis mekanisme 3.6.3.1 Diberikan sebuah kasus,
dapat terjadi peredaran darah pada peserta didik dapat
pada sistem manusia menganalis proses
sirkulasi pembekuan darah pada
3.6.13 Mengidentifikasi kelainan
manusia manusia dengan tepat.
dan gangguan pada sistem
3.6.4.1 Diberikan sebuah kasus,
peredaran
peserta didik dapat
3.6.14 Menjelaskan teknologi
menganalisis struktur dan

36
yang berkaitan dengan fungsi alat peredaran
kesehatan jantung darah dengan tepat.
3.6.5.1 Diberikan skema, peserta
didik dapat menganalisis
mekanisme peredaran
darah pada manusia
dengan tepat.
3.6.6.1 Diberikan kasus, peserta
didik dapat
mengidentifikasi kelainan
dan gangguan pada sistem
peredaran darah manusia
dengan tepat.
3.6.7.1 Diberikan kasus, peserta
didik dapat menjelaskan
teknologi yang berkaitan
dengan kesehatan jantung
manusia.

4.6 Menyajikan 4.6.1 Menyajikan karya tulis


karya tulis tentang kelainan pada struktur dan
tentang fungsi darah, jantung, pembuluh
kelainan pada
darah yang menyebabkan gangguan
struktur dan
sistem sirkulasi manusia serta
fungsi darah,
kaitannya dengan teknologi melalui
jantung,
studi literatur
pembuluh darah
yang
menyebabkan
gangguan
sistem sirkulasi
manusia serta
kaitannya
dengan
teknologi
melalui studi
literatur

E. Tujuan Pembelajaran

37
Dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dan Inquiry, selama dan
setelah mengikuti proses pembelajaran ini:
1. peserta didik dapat menganalisis komposisi darah (sel-sel darah dan plasma darah) dengan
tepat.
2. peserta didik dapat menganalisis penggolongan darah manusia dengan tepat.
3. peserta didik dapat menganalis proses pembekuan darah pada manusia dengan tepat.
4. peserta didik dapat menganalisis struktur dan fungsi alat peredaran darah dengan tepat.
5. peserta didik dapat menganalisis mekanisme peredaran darah pada manusia dengan tepat.
6. peserta didik dapat mengidentifikasi kelainan dan gangguan pada sistem peredaran darah
manusia dengan tepat.
7. peserta didik dapat menjelaskan teknologi yang berkaitan dengan kesehatan jantung
manusia dengan tepat.
secara kritis, kreatif dan kolaborasi dengan kerjasama dan komunikasi yang baik (4C:
Critical Thinking, Creative, Collaborative dan Communicative ) dengan dibarengi
karakter religius, nasionalis, mandiri, gotong royong, dan integritas (Penguatan
Pendidikan Karakter).

F. Materi Pembelajaran
1. Faktual
1. Darah mengandung Sel-Sel Darah dan Plasma darah

sumber: virtualmedicalcenter.com
2. Darah diedarkan melalui alat perdaran darah
2. Konseptual
1. Golongan Darah dan Transfusi Darah
2. Jenis-jenis alat peredaran darah
3. Kelainan dan Gangguan pada Sistem Sirkulasi

38
3. Prinsipal
1. Mekanisme Peredaran Darah pada Manusia

sumber: virtualmedicalcenter.com

2. Proses Pembekuan Darah

4. Prosedural
Langkah-langkah untuk menentukan golongan darah seseorang
5. Metakognitif
Teknologi untuk mengatasi permasahan yang berkaitan dengan kesehatan jantung

39
G. Pendekatan dan Model Pembelajaran
1. Pendekatan : Scientific Learning
2. Model Pembelajaran : Problem Based Learning dan Inkuiri Terbimbing (Guide Inquiry)

H. Media Pembelajaran
1. Laptop & infocus
2. Bahan Tayang (video)
3. Aplikasi E- Learning

I. Kegiatan Pembelajaran
PERTEMUAN KE-1 (4 x 45 Menit)
1. Model Pembelajaran Problem Based Learning
2. Tujuan Pembejaran No. 1, 2 dan 3
Langkah- Kegiatan
No Waktu
langkah Guru Peserta Didik
Kegiatan Pendahuluan (15 Menit)
1. Orientasi 1. Melakukan Peserta didik 5 menit
pembukaan dengan menunjukkan sikap
salam pembuka dan disiplin sebelum
berdoa untuk memulai proses
memulai pembelajaran,
pembelajaran menghayati dan
(PPK : Religius) mengamalkan ajaran
2. Memeriksa agama yang dianut
kehadiran peserta (PPK: Religius) serta
didik sebagai sikap membiasakan membaca
disiplin dan memaknai (Literasi
3. Menyiapkan fisik Dasar).
dan psikis peserta
didik dalam
mengawali kegiatan
pembelajaran.

2. Apersepsi Mengaitkan hubungan Merespon pertanyaan 3 menit

40
materi pembelajaran yang diberikan oleh guru.
yang akan dipelajari Diharapkan selama
peserta didik (Sistem kegiatan apersepsi,
Sirkulasi) dengan peserta didik dapat
materi pembelajaran menyumbang ide atau
sebelumnya (Sistem pendapat, sementara
gerak), misalnya: peserta didik lain
“Anak-anak, untuk mendengarkan pendapat
melakukan gerak temannya dan terbuka
motorik, kita ketika mendengarkan
membutuhkan energi. pendapat teman, serta
Energi diperoleh dari tidak mencela pendapat
zat-zat makanan yang teman dengan kasar
dimasukkan ke dalam (4C : Communication)
tubuh kita.
Bagaimana zat-zat
yang diperlukan oleh
tubuh tersebut dapat
beredar dan masuk ke
seluruh bagian tubuh,
misalnya ke otak,
tulang atau jaringan
kulit?
3. Motivasi 1. Memberikan kata-kata 1. Peserta didik 2 menit
penyemangat/yel-yel melakukan yel-yel
dengan memuat kata- dengan kata-kata
kata nasionalis “anak bertajuk nasionalis
Indonesia Pasti Bisa!”, (PPK: Nasionalis).
sebelum pembelajaran 2. Diharapkan selama
dimulai. kegiatan motivasi
2. Memberikan tampilan tersebut, peserta didik
sebuah video yang dapat proaktif dalam
berisi fenomena menjawab pertanyaan
terkait Sistem yang diberikan oleh

41
Sirkulasi dalam guru (4C : Critical
kegiatan sehari-hari, Thinking)
misalkan tentang
“Transfusi Darah”
3. Memberikan
gambaran tentang
manfaat mempelajari
pelajaran yang akan
dipelajari.
4.
4. Pemberian 1. Memberitahukan 1. Peserta didik dapat 5 menit
Acuan materi pelajaran menjadi pendengar

yang akan dibahas yang baik ketika guru


menjelaskan.
pada pertemuan saat
2. Merespon tujuan.
itu.
Diharapkan selama
2. Memberitahukan
kegiatan tersebut,
tentang garis besar
peserta didik dapat
kompetensi dasar, menjadi pendengar
tujuan pembelajaran yang baik ketika guru
dan KKM pada menyampaikan tujuan
pertemuan yang pembelajaran.
berlangsung 3. Merespon penjelasan.
3. Pembagian Diharapkan selama

kelompok belajar kegiatan tersebut,


peserta didik dapat
4. Menjelaskan
menjadi pendengar
mekanisme
yang baik .
pelaksanaan
pengalaman belajar
sesuai dengan
langkah-langkah
pembelajaran
dengan Pendekatan
Saintifik.

42
Kegiatan Inti (150 Menit)
1. Orientasi Dengan menggunakan Peserta didik 30 menit
peserta didik media video (comic menerima LKPD
kepada masalah video) dan LKPD, guru yang diberikan oleh
memberikan guru dan
BK 1 : permasalahan terkait menyaksikan
Interpretation dengan darah, tayangan comic video.
(menafsirkan penggolongan darah dan 1. Mengamati
informasi dari proses pembekuan darah Peserta didik diberi
LKPD dan (Pembelajaran HOTS): motivasi atau rangsangan
merumuskan untuk memusatkan
pertanyaan) Permasalahan 1: perhatian dalam
Tobi adalah seorang mengamati permasalahan
mahasiswa kedokteran (Literasi Visual) dengan
dari universitas rasa ingin tahu, jujur dan
kenamaan di Indonesia. pantang menyerah (PPK:
Tobi dan Berlin diminta Integritas).
oleh dosennya untuk
melakukan penelitian 2. Melihat

tentang komposisi darah Peserta didik berpikir kritis


dan bekerjasama (4C:
seorang pasien di rumah
Critical Thingking dan

43
sakit. Tobi dan Berlin Collaboration) dalam
pun bersama-sama mengamati permasalahan

melakukan penelitian. (Literasi Membaca)


dengan rasa ingin tahu,
Dari hasil penelitian
jujur dan pantang
Tobi diperoleh citra sel
menyerah (PPK:
darah sebagai berikut:
Integritas).

3. Menanya
Peserta didik membaca
Gambar: Sel Darah A
materi dari buku siswa
dan E-Learning (Literasi
Membaca dan Literasi
Teknologi) dan
Gambar: Sel Darah B mengemukakan
pertanyaan

Gambar: Sel Darah C

Dari hasil penelitian


Berlin diperoleh citra sel
darah sebagai berikut:

Gambar: Sel Darah A

Gambar: Sel Darah B

44
Gambar: Sel Darah C

Menurutmu, hasil
penelitian komposisi
darah siapakah yang
paling benar? Tobi
ataukah Berlin?
Jelaskan pendapatmu!

Untuk menjawab
permasalahan ini, coba
kamu identifikasi nama
dan fungsi sel darah
yang diamati oleh Tobi
dan Berlin tersebut!

Apakah darah hanya


mengandung sel-sel
darah seperti yang
ditunjukkan pada
gambar di atas?
Adakah komposisi
lainnya?

Permasalahan 2.
Seseorang sedang
menguji golongan darah
pasien. Jika darah
pasiennya itu diteteskan
pada kaca obyek yang

45
berbeda dan masing-
masing ditetesi serum
anti-A, serum anti-B,
dan serum anti –AB,
maka didapat hasil
sebagai berikut:

-
serum anti-A

+
serum anti-B

+
serum anti –AB
Keterangan;
-tidak terjadi aglutinasi
+ terjadi aglutinasi
Bantulah peneliti
tersebut untuk
mengidentifikasi
golongan darah pasien
tersebut? (Pelajarilah
dengan detail materi
Golongan darah agar
dapat melakukan
identifikasi dengan
betul)

Jika pasien itu


ditransfusi dengan
darah golongan AB,
apa yang akan akan
terjadi?

46
Permasalahan 3.
Renita mengalami
pendarahan hebat
setelah melahirkan bayi
pertamanya beberapa
menit yang lalu.
Khawatir masalah ini
akan berdampak buruk
terhadap kondisi fisik
istrinya, Adam suami
Renita dengan
sigap membawa sang
istri ke rumah sakit.
Hasil diagnosis dokter di
rumah sakit menyatakan
bahwa tubuhnya Renita
mengalami kekurangan
vitamin K.

Pada kondisi normal,


seharusnya
pendarahan/luka di
tubuh kita akan segera
sembuh karena adanya
proses pembekuan
darah. Bagaimana
sebenarnya proses
pembekuan darah
tersebut?

Apa keterkaitan
antara kekurangan
Vitamin K dengan

47
pendarahan yang
dialami oleh Renita?
(Jelaskan jawabanmu
ini dengan mengaitkan
fungsi Vitamin K dalam
Proses Pembekuan
Darah manusia!
2. Mengorgani- 1. Guru meminta peserta 1. Peserta didik 30 menit
sasikan peserta didik mengajukan mengajukan

didik pertanyaan terkait pertanyaan terkait


permasalahan yang permasalahan (4C:
diberikan. Critical Thinking).
2. Guru meminta peserta 2. Peserta didik
didik mengajukan memberikan jawaban
hipotesis pemecahan sementara (hipotesis)
masalah. terhadap
3. Guru menugaskan permasalahan yang
peserta didik diberikan berdasarkan
menentukan sumber- konsep awal yang
sumber yang meraka miliki (4C:
diperlukan dan Communication).
merancang investigasi 3. Peserta didik
(penyelidikan) untuk merancang kegiatan
memecahkan masalah penyelidikan seseuai
yang diberikan. petunjuk LKPD yang
telah diberikan, serta
menentukan berbagai
sumber yang
diperlukan (4C:
Creative, Critical
Thinking).
4. Peserta didik berlatih
menebak jawaban
dengan argumentasi
yang rasional, dengan
landasan pikir yang

48
kokoh (4C:
Communicative).

3. Membimbing 1. Guru membimbing 1. Peserta didik 40 menit


penyelidikan peserta didik mengumpulkan dan
seperlunya dalam mengeksplorasi
menemukan konsep infromasi dari aneka
BK 2 :
komposisi darah: sel sumber (Buku Siswa,
Assumptions
darah dan plasma E-Learning, Internet)
(mengidentifika
darah, penggolongan yang akan digunakan
si fakta-fakta
darah dan proses untuk menyelesaikan
untuk pembekuan darah. permasalahan
menemukan 2. Guru meninjau setiap (Pembelajaran Abad
solusi masalah kegiatan yang 21, Literasi Dasar dan
dan dilakukan oleh peserta Teknologi).
memberikan didik 2. Peserta didik

asumsi secara menganalisis data yang

tepat dari diperoleh dalam


kegiatan penyelidikan,
solusi)
dan membuat
kesimpulan terkait
dengan pemecahan dari
permasalahan yang
diselidiki (4C: Critical
Thinking).
3. Masing-masing peserta
didik memberikan
pendapatnya pada
setiap kegiatan
kelompok (4C:
Critical Thinking,
PPK: Gotong
Royong).
4. Peserta didik bersama
kelompoknya saling
bertukar pendapat,

49
berdiskusi,
mengklarifikasi, dan
mempersatukan ide dan
pendapat (PPK:
Gotong Royong).
5. Masing-masing
kelompok melengkapi
LKPD sebagai laporan
hasil penyelidikan
(PPK: Integritas).
4. Mengembang- 1. Guru membimbing 1. Salah satu kelompok 30 menit
kan dan dan mengarahkan peserta didik

menyajikan peserta didik dalam mengkomunikasikan


diskusi kelas untuk hasil penyelidikan dan
hasil karya
membahas pemecahan diskusi mereka di
masalah dari masing- depan kelas dengan
BK 3 :
masing kelompok. menggunakan
Deduction
2. Guru meminta agar PowerPoint, sedangkan
(merumuskan peserta didik kelompok yang lainnya
solusi masalah mengumpulkan ikut mencermati hasil
dari umum ke laporan masing- penyelidikannya
khusus secara masing kelompok. (Pembelajaran Abad
tepat dan 21, 4C: Creative)
berurutan) 2. Kelompok yang tidak
dapat presentasi dapat
menanyakan dan
memberikan masukan
apabila terdapat
perolehan hasil
penyelidikan yang
berbeda (4C: Critical
Thinking).
3. Peserta didik
menyampaikan
pemecahan masalah
yang diberikan dengan
menerapkan konsep

50
yang telah ditemukan
(Pembelajaran
HOTS).
4. Masing-masing
kelompok peserta didik
mengumpulkan laporan
kelompok (PPK:
Integritas).
5. Mengevaluasi 1. Guru meminta peserta 1. Peserta didik 20 menit
proses didik untuk menyimpulkan konsep

pemecahan menyimpulkan konsep berdasarkan temuan


komposisi darah: sel pada kegiatan
masalah
darah dan plasma sebelumnya.
BK 4:
darah, golongan darah 2. Peserta didik
Inferences
dan proses pembekuan mengerjakan tes yang
(menarik
darah. diberikan oleh guru
kesimpulan dari 1. Guru melakukan secara individu.
solusi penilaian post test 3. Peserta didik
permasalahan secara lisan) untuk melakukan evaluasi diri.
secara tepat) mengetahui tingkat Peserta didik
ketercapaian Tujuan menunjukkan sikap
Pembelajaran. disiplin, jujur dan
bertanggung jawab
selama pelaksanaan
penilaian (PPK
Integritas & Mandiri).
Kegiatan Penutup (15 Menit)
1. Bersama dengan 1. Membuat kesimpulan 15 menit
peserta didik, hasil kegiatan
membuat kesimpulan (membiasakan sikap
dari hasil kegiatan.
bertanggung jawab
2. Memberikan
dan peduli dengan
penghargaan kepada
tugas yang diberikan
kelompok yang
(PPK: Integritas).
memiliki kinerja dan
kerjasama yang baik.
2. Beberapa peserta
didik diminta untuk

51
3. Merencanakan mengungkapkan
kegiatan tindak lanjut manfaat mengetahui
dalam bentuk tugas materi tentang
kelompok/
komposisi darah: sel
perseorangan (jika
darah dan plasma
diperlukan).
darah, golongan
4. Mengagendakan
darah, dan proses
pekerjaan rumah.
5. Menyampaikan
pembekuan darah

rencana pembelajaran (4C:


pada pertemuan Communicative).
berikutnya.
6. Memberi salam. Sikap
disiplin dan
mengamalkan ajaran
agama yang dibuat
(PPK: Religius)

Catatan :
Selama pembelajaran berlangsung, guru mengamati sikap siswa dalam pembelajaran yang
meliputi sikap: disiplin, rasa percaya diri, berperilaku jujur, tangguh menghadapi masalah
tanggungjawab, rasa ingin tahu, peduli lingkungan).

PERTEMUAN KE-2 (4 x 45 Menit)


1. Model Pembelajaran Problem Based Learning
2. Tujuan Pembejaran No. 4 dan 5
Langkah- Kegiatan
No Waktu
langkah Guru Peserta Didik
Kegiatan Pendahuluan (15 Menit)
1. Orientasi 1. Melakukan Peserta didik 5 menit
pembukaan dengan menunjukkan sikap
salam pembuka dan disiplin sebelum
berdoa untuk
memulai proses
memulai pembelajaran
pembelajaran,

52
(PPK : Religius) menghayati dan
2. Memeriksa kehadiran mengamalkan ajaran
peserta didik sebagai agama yang dianut
sikap disiplin
(PPK: Religius) serta
3. Menyiapkan fisik dan
membiasakan membaca
psikis peserta didik
dan memaknai (Literasi
dalam mengawali
Dasar).
kegiatan
pembelajaran.

2. Apersepsi Mengaitkan hubungan Merespon pertanyaan 3 menit


materi pembelajaran yang diberikan oleh guru.
yang akan dipelajari Diharapkan selama
peserta didik kegiatan apersepsi,
(mekanisme peredaran peserta didik dapat
darah) dengan materi menyumbang ide atau
pembelajaran pendapat, sementara
sebelumnya (komposisi peserta didik lain
darah), misalnya: mendengarkan pendapat
“Anak-anak, kita telah temannya dan terbuka
mengetahui tentang ketika mendengarkan
berbagai jenis sel pendapat teman, serta
darah beserta tidak mencela pendapat
fungsinya. Agar dapat teman dengan kasar
mengangkut dan (4C : Communication)
mengedarkan oksigen
dan makanan ke
seluruh tubuh, darah
memerlukan alat atau
sarana untuk
mengalirkannya ke
seluruh tubuh.
Menurut pendapat
kalian, alat atau

53
sarana apasajakah
yang digunakan untuk
mengalirkan darah?
bagaimana mekanisme
alat itu sehingga dapat
mengalirkan darah ke
seluruh tubuh ?”
(Pembelajaran
HOTS)
3. Motivasi 1. Memberikan kata-kata 1. Peserta didik 2 menit
penyemangat/yel-yel melakukan yel-yel
dengan memuat kata- dengan kata-kata
kata nasionalis “anak bertajuk nasionalis
Indonesia Pasti Bisa!”, (PPK: Nasionalis).
sebelum pembelajaran 2. Diharapkan selama
dimulai. kegiatan motivasi
2. Memberikan tampilan tersebut, peserta didik
sebuah video yang dapat proaktif dalam
berisi fenomena menjawab pertanyaan
terkait Sistem yang diberikan oleh
Sirkulasi dalam guru (4C : Critical
kegiatan sehari-hari, Thinking)
misalkan video dari
Youtube bertajuk
“Sayangi
Jantungmu”
3. Memberikan
gambaran tentang
manfaat mempelajari
pelajaran yang akan
dipelajari.
5.
4. Pemberian 1. Memberitahukan 1. Peserta didik dapat 5 menit
Acuan materi pelajaran yang menjadi pendengar
akan dibahas pada yang baik ketika guru
pertemuan saat itu. menjelaskan.

54
2. Memberitahukan 2. Merespon tujuan.
tentang garis besar Diharapkan selama
kompetensi dasar, kegiatan tersebut,
tujuan pembelajaran peserta didik dapat
dan KKM pada menjadi pendengar
pertemuan yang yang baik ketika guru
berlangsung. menyampaikan tujuan
3. Pembagian kelompok pembelajaran.
belajar 3. Merespon penjelasan.
4. Menjelaskan Diharapkan selama
mekanisme kegiatan tersebut,
pelaksanaan peserta didik dapat
pengalaman belajar menjadi pendengar
sesuai dengan yang baik .
langkah-langkah
pembelajaran dengan
Pendekatan Saintifik.
Kegiatan Inti (150 Menit)
1. Orientasi Dengan menggunakan Peserta didik 30 menit
peserta didik media video (comic video) menerima LKPD
kepada masalah dan LKPD, guru yang diberikan
memberikan permasalahan oleh guru dan
BK 1 : terkait alat peredaran darah menyaksikan
Interpretation dan mekanisme peredaran tayangan comic
(menafsirkan darah video.
informasi dari (Pembelajaran HOTS): 1. Mengamati
LKPD dan Peserta didik diberi
merumuskan Permasalahan 1: motivasi atau
pertanyaan) Terdapat tiga buah gambar rangsangan untuk
skema jantung: memusatkan perhatian
(4C: Critical
Thingking) dalam
mengamati
permasalahan
(Literasi Visual)

55
dengan rasa ingin
tahu, jujur dan
pantang menyerah
(PPK: Integritas).

2. Melihat
Peserta didik berpikir
Skema Jantung A kritis dan bekerjasama
(4C: Critical
Thingking dan
Collaboration) dalam
mengamati
permasalahan (Literasi
Membaca) dengan rasa
ingin tahu, jujur dan
pantang menyerah
Skema Jantung B (PPK: Integritas).

3. Membaca
Peserta didik membaca
materi dari buku siswa
dan E-Learning
(Litrasi Membaca
dan Literasi
Teknologi)

Skema Jantung C

Menurut pendapatmu,
manakah yang merupakan
skema dari jantung
manusia ! (Berikan
analisismu dengan
mengaitkannya dengan
struktur dan fungsi

56
jantung pada manusia).

Apakah darah hanya


dialirkan melalui organ
Jantung? Berikan
analisismu!

Permasalahan 2.
Seorang dokter spesialis
penyakit dalam sedang
melakukan operasi
Transplantasi Jantung pada
pasien yang mengalami
gagal jantung. Pasca
dilakukannya operasi,
justru kondisi pasien tidak
mengalami kemajuan.
Bahkan kondisi tubuh
pasien semakin melemah.
Untuk mengetahui
penyebab masalah ini,
maka diambillah sampel
darah pasien. Ternyata
setelah dilakukan analisis,
sampel darah pasien tidak
mengandung oksigen.
Berdasarkan
permasalahan ini, pada
bagian jantung dan
pembuluh manasajakah
yang mengalami
kerusakan sehingga tidak
dapat menghantarkan
oksigen! (Untuk dapat

57
menjawab permasalahan
ini, kamu dan teman-
temanmu diminta untuk
melakukan simulasi
Mekanisme Peredaran
Darah Pada Manusia).
2. Mengorgani- 1. Guru meminta peserta 1. Peserta didik 30 menit
sasikan peserta didik mengajukan menga-jukan

didik pertanyaan terkait pertanyaan terkait


permasalahan yang permasalahan (4C:
diberikan. Critical
2. Guru meminta peserta Thinking).
didik mengajukan 2. Peserta didik
hipotesis pemecahan memberikan
masalah. jawaban sementara
3. Guru meminta peserta (hipotesis)
didik untuk melakukan terhadap
Simulasi Mekanisme permasalahan yang
Peredaran Darah dengan diberikan
peran sebagai: berdasarkan
A. Jantung konsep awal yang
B. Paru-Paru meraka miliki (4C:
C. Pembuluh Arteri Communication).
D. Pembuluh Arteri 3. Peserta didik
Pulmonalis merancang
E. Pembuluh Vena simulasi seseuai
F. Pembuluh Vena petunjuk LKPD
Pulmonalis yang telah
G. Pengamat diberikan, (4C:
Collaboration).
4. Peserta didik
berlatih
memainkan
perannya (4C:
Communicative).
3. Membimbing 1. Guru membimbing 1. Peserta didik 40 menit

58
penyelidikan peserta didik seperlunya mengumpulkan
dalam menemukan dan

BK 2 : konsep komposisi darah: mengeksplorasi


alat peredaraaan dan infromasi dari
Assumptions
mekanisme peredaran aneka sumber
(mengidentifika
darah pada manusia. (Buku Siswa, E-
si fakta-fakta
2. Guru meninjau setiap Learning, Internet)
untuk
kegiatan yang dilakukan yang akan
menemukan oleh peserta didik digunakan untuk
solusi masalah menyelesaikan
dan permasalahan
memberikan (Pembelajaran
asumsi secara Abad 21, Literasi
tepat dari Dasar dan

solusi) Teknologi).
2. Peserta didik
menganalisis data
yang diperoleh
dalam kegiatan
penyelidikan, dan
membuat
kesimpulan terkait
dengan pemecahan
dari permasalahan
yang diselidiki (4C:
Critical Thinking).
3. Masing-masing
peserta didik
memberikan
pendapatnya pada
setiap kegiatan
kelompok (4C:
Critical Thinking,
PPK: Gotong
Royong).
4. Peserta didik
bersama

59
kelompoknya saling
bertukar pendapat,
berdiskusi,
mengklarifikasi,
dan mempersatukan
ide dan pendapat
(PPK: Gotong
Royong).
5. Masing-masing
kelompok
melengkapi LKPD
sebagai laporan
hasil penyelidikan
(PPK: Integritas).
4. Mengembang- 1. Guru membimbing dan 1. Salah satu 30 menit
kan dan mengarahkan peserta kelompok peserta

menyajikan didik dalam diskusi kelas didik


untuk membahas mengkomunikasik
hasil karya
pemecahan masalah dari an hasil
BK 3 :
masing-masing penyelidikan dan
Deduction
kelompok. diskusi mereka di
(merumuskan
2. Guru meminta agar depan kelas dengan
solusi masalah peserta didik menggunakan
dari umum ke mengumpulkan laporan PowerPoint,
khusus secara masing-masing sedangkan
tepat dan kelompok. kelompok yang
berurutan) lainnya ikut
mencermati hasil
penyelidikannya
(Pembelajaran
Abad 21, 4C:
Creative)
2. Kelompok yang
tidak dapat
presentasi dapat
menanyakan dan
memberikan

60
masukan apabila
terdapat perolehan
hasil penyelidikan
yang berbeda (4C:
Critical Thinking).
3. Peserta didik
menyampaikan
pemecahan masalah
yang diberikan
dengan menerapkan
konsep yang telah
ditemukan
(Pembelajaran
HOTS).
4. Masing-masing
kelompok peserta
didik
mengumpulkan
laporan kelompok
(PPK: Integritas).
5. Mengevaluasi 1. Guru meminta peserta 1. Peserta didik 20 menit
proses didik untuk menyimpulkan

pemecahan menyimpulkan konsep konsep


alat dan mekanisme berdasarkan
masalah
peredaran darah pada temuan pada
manusia. kegiatan
BK 4:
2. Guru melakukan sebelumnya.
Inferences
penilaian post test secara 2. Peserta didik
(menarik lisan) untuk mengetahui mengerjakan tes
kesimpulan dari tingkat ketercapaian yang diberikan
solusi Tujuan Pembelajaran. oleh guru secara
permasalahan individu.
secara tepat) 3. Peserta didik
melakukan
evaluasi diri.
Peserta didik
menunjukkan sikap

61
disiplin, jujur dan
bertanggung jawab
selama
pelaksanaan
penilaian (PPK
Integritas &
Mandiri).

Kegiatan Penutup (15 Menit)


1. Bersama dengan peserta 1. Membuat 15 menit
didik, membuat kesimpulan hasil
kesimpulan dari hasil kegiatan
kegiatan.
(membiasakan
2. Memberikan
sikap
penghargaan kepada
bertanggung
kelompok yang
jawab dan peduli
memiliki kinerja dan
kerjasama yang baik.
dengan tugas

3. Merencanakan kegiatan yang diberikan


tindak lanjut dalam (PPK:
bentuk tugas kelompok/ Integritas).
perseorangan (jika 2. Beberapa peserta
diperlukan). didik diminta
4. Mengagendakan untuk
pekerjaan rumah.
mengungkapkan
5. Menyampaikan rencana
manfaat
pembelajaran pada
mengetahui
pertemuan berikutnya.
materi tentang
6. Memberi salam. Sikap
disiplin dan alat dan

mengamalkan ajaran mekanisme


agama yang dibuat peredaran darah
(PPK: Religius) (4C:
Communicative)
.

62
Catatan :
Selama pembelajaran berlangsung, guru mengamati sikap siswa dalam pembelajaran yang
meliputi sikap: disiplin, rasa percaya diri, berperilaku jujur, tangguh menghadapi masalah
tanggungjawab, rasa ingin tahu, peduli lingkungan).

PERTEMUAN KE-3 (4 x 45 Menit)


1. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
2. Tujuan Pembejaran No. 6 dan 7
Langkah- Kegiatan
No Waktu
langkah Guru Peserta Didik
Kegiatan Pendahuluan (15 Menit)
1. Orientasi 1. Melakukan pembukaan Peserta didik 5 menit
dengan salam pembuka menunjukkan sikap
dan berdoa untuk disiplin sebelum
memulai pembelajaran
memulai proses
(PPK : Religius)
pembelajaran,
2. Memeriksa kehadiran
menghayati dan
peserta didik sebagai
mengamalkan ajaran
sikap disiplin
3. Menyiapkan fisik dan
agama yang dianut

psikis peserta didik (PPK: Religius) serta


dalam mengawali membiasakan
kegiatan pembelajaran. membaca dan
memaknai (Literasi
Dasar).

63
2. Apersepsi Mengaitkan hubungan Merespon pertanyaan 3 menit
materi pembelajaran yang yang diberikan oleh
akan dipelajari peserta guru.
didik (kelainan dan Diharapkan selama
gangguan sistem sirkulasi) kegiatan apersepsi,
dengan materi peserta didik dapat
pembelajaran sebelumnya menyumbang ide atau
(mekanisme peredaran pendapat, sementara
darah), misalnya: “Anak- peserta didik lain
anak, kita telah mendengarkan
mengetahui tentang pendapat temannya
mekanisme peredaran dan terbuka ketika
darah pada manusia, mendengarkan
pembuluh darah pendapat teman, serta
diibaratkan seperti pipa tidak mencela
air yang mengalirkan pendapat teman
darah dari jantung ke dengan kasar (4C :
seluruh tubuh dan Communication)
kembali lagi ke jantung.
Apakah jantung dan
pembuluh darah tersebut
bisa mengalami
gangguan atau kelainan?
Coba berikan tanggapan
kalian?”
(Pembelajaran HOTS)
3. Motivasi 1. Memberikan kata-kata 1. Peserta didik 2 menit
penyemangat/yel-yel melakukan yel-yel
dengan memuat kata-kata dengan kata-kata
nasionalis “anak bertajuk nasionalis
Indonesia Pasti Bisa, (PPK:
Bisa, Bisa (3X) !”, Nasionalis).
sebelum pembelajaran 2. Diharapkan selama
dimulai. kegiatan motivasi

64
2. Memberikan tampilan tersebut, peserta
sebuah video yang berisi didik dapat
fenomena terkait Sistem proaktif dalam
Sirkulasi dalam kegiatan menjawab
sehari-hari, misalkan pertanyaan yang
video dari Youtube diberikan oleh guru
bertajuk “Sayangi (4C : Critical
Jantungmu” Thinking)
3. Memberikan gambaran
tentang manfaat
mempelajari pelajaran
yang akan dipelajari.

4. Pemberian 1. Memberitahukan materi 1. Peserta didik dapat 5 menit


Acuan pelajaran yang akan menjadi pendengar
dibahas pada pertemuan yang baik ketika
saat itu. guru menjelaskan.
2. Memberitahukan tentang 2. Merespon tujuan.
garis besar kompetensi Diharapkan selama
dasar, tujuan kegiatan tersebut,
pembelajaran dan KKM peserta didik dapat
pada pertemuan yang menjadi pendengar
berlangsung. yang baik ketika
3. Pembagian kelompok guru
belajar menyampaikan
4. Menjelaskan mekanisme tujuan
pelaksanaan pengalaman pembelajaran.
belajar sesuai dengan 3. Merespon
langkah-langkah penjelasan.
pembelajaran dengan Diharapkan selama
Pendekatan Saintifik. kegiatan tersebut,
peserta didik dapat
menjadi pendengar
yang baik .

Kegiatan Inti (150 Menit)

65
1. Merumuskan Dengan menggunakan Peserta didik 30 menit
masalah media LKPD, guru menerima LKPD
BK 1 : mengajukan beberapa yang diberikan
Interpretation permasalahan dalam oleh guru dan
(menafsirkan kehidupan sehari-hari yang menyaksikan
informasi dari berkaitan dengan materi tayangan comic
wacana dan yang dipelajari. Berikut video.
merumuskan wacana yang diberikan 1. Mengamati
pertanyaan) kepada peserta didik: Peserta didik diberi
Permasalahan Kehidupan motivasi atau
Sehari-Hari rangsangan untuk
Tekanan darah tinggi memusatkan perhatian
menjadi sebuah kata yang (4C: Critical
sering didengar di zaman Thingking) dalam
milenial sekarang ini. mengamati
Bahkan, anak kecil sudah permasalahan
tahu bahwa apabila ada (Literasi Visual)
orangtua yang sering dengan rasa ingin
marah-marah, sering tahu, jujur dan
diceloteh dengan sebutan pantang menyerah
“Awas, beliau sedang darah (PPK: Integritas).
tinggi tuh”. Benarkah isu
tentang penyakit darah 2. Melihat

tinggi ini? Bagaimanakah Peserta didik berpikir


kritis dan bekerjasama
sebenarnya penyakit darah
(4C: Critical
tinggi itu jika ditinjau dari
Thingking dan
sudut pandang sistem
Collaboration) dalam
sirkulasi?
mengamati
permasalahan (Literasi
Mengkonstruksi Membaca) dengan rasa
Pengetahuan Melalui ingin tahu, jujur dan
Penyelidikan pantang menyerah
Lakukanlah penyelidikan (PPK: Integritas).
atau investigasi untuk

66
menemukan solusi 3. Membaca
permasalahan di atas. Peserta didik membaca
Penyelidikan dilakukan materi dari buku siswa
dengan mengunjungi dan E-Learning
Puskesmas dan melakukan (Litrasi Membaca
wawancara dengan petugas dan Literasi
kesehatan. Buat dan Teknologi)
rancanglah sendiri
pertanyaan wawancara
yang akan diajukan (PPK:
Mandiri)

Aplikasi Konsep
Selain permasalahan yang
diungkapkan di atas,
dapatkah kalian
menemukan fenomena lain
yang kalian temui sehari-
hari yang berhubungan
dengan gangguan atau
kelainan pada sistem
sirkulasi. Adakah
penemuan teknologi
terbaru yang berfungsi
untuk mengatasi
permasalahan sistem
sirkulasi terutama
permasalahan pada organ
jantung.

2. Meranncang 1. Guru meminta peserta 1. Peserta didik 30 menit


dan Melakukan didik mengajukan mengajukan

Penyelidikan pertanyaan terkait pertanyaan terkait


permasalahan yang permasalahan (4C:

67
BK 2 : diberikan. Critical
Assumptions 2. Guru meminta peserta Thinking).

(mengidentifika didik mengajukan 2. Peserta didik


hipotesis pemecahan memberikan
si fakta-fakta
masalah. jawaban sementara
untuk
3. Guru mendampingi dan (hipotesis)
menemukan
mengarahkan peserta terhadap
solusi masalah
didik untuk melakukan permasalahan yang
dan wawancara dengan diberikan
memberikan narasumber (PPK: berdasarkan
asumsi secara Mandiri). konsep awal yang
tepat dari meraka miliki (4C:
solusi) Communication).
3. Peserta didik
merancang
pertanyaan
wawancara yang
akan diajukan ke
narasumber seseuai
petunjuk LKPD
yang telah
diberikan, (4C:
Collaboration).

3. Mengumpulkan 1. Guru membimbing 1. Peserta didik 40 menit


dan mengolah peserta didik seperlunya mengumpulkan

data dalam menemukan dan


konsep. mengeksplorasi
2. Guru meninjau setiap infromasi dari
kegiatan yang dilakukan narasumber dan
oleh peserta didik diperkuat dengan
sumber-sumber lain
yang relevan (4C:
Critcal Thinking).
2. Peserta didik
menganalisis data

68
yang diperoleh
dalam kegiatan
wawancara, dan
membuat
kesimpulan terkait
dengan pemecahan
dari permasalahan
yang diselidiki (4C:
Critical Thinking).
3. Masing-masing
peserta didik
memberikan
pendapatnya pada
setiap kegiatan
kelompok (4C:
Critical Thinking,
PPK: Gotong
Royong).
4. Peserta didik
bersama
kelompoknya saling
bertukar pendapat,
berdiskusi,
mengklarifikasi,
dan mempersatukan
ide dan pendapat
(PPK: Gotong
Royong).
5. Masing-masing
kelompok
melengkapi LKPD
sebagai laporan
hasil penyelidikan
(PPK: Integritas).
4. Interpretasi 1. Guru membimbing dan 1. Peserta didik 40 menit
hasil analisis mengarahkan peserta membuat laporan
didik dalam diskusi kelas wawancara,

69
data untuk membahas membuat
BK 3 : pemecahan masalah dari kesimpulan serta

Deduction masing-masing memberikan


kelompok. jawaban terhadap
(merumuskan
2. Guru meminta agar permasalahan
solusi masalah
peserta didik setelah melakukan
dari umum ke
mengumpulkan laporan pengambilan data
khusus secara
masing-masing melalui wawancara.
tepat dan kelompok. 2. Salah satu
berurutan) kelompok peserta
didik
mengkomunikasik
an hasil
penyelidikan dan
diskusi mereka
dalam diskusi kelas,
sedangkan
kelompok yang
lainnya ikut
mencermati hasil
penyelidikannya
(Pembelajaran
Abad 21, 4C:
Creative)
3. Kelompok yang
tidak dapat
presentasi dapat
menanyakan dan
memberikan
masukan apabila
terdapat perolehan
hasil penyelidikan
yang berbeda (4C:
Critical Thinking).
4. Peserta didik
menyampaikan
pemecahan masalah

70
yang diberikan
dengan menerapkan
konsep yang telah
ditemukan
(Pembelajaran
HOTS).
5. Masing-masing
kelompok peserta
didik
mengumpulkan
laporan kelompok
(PPK: Integritas).
5. Membuat 1. Guru meminta peserta 1. Peserta didik 30 menit
kesimpulan didik untuk berdiskusi dengan

BK 4: menyimpulkan konsep guru, mengadakan


alat dan mekanisme penyesuaian
Inferences
peredaran darah pada terhadap konsep
(menarik
manusia. yang benar.
kesimpulan dari
2. Guru melakukan 2. Peserta didik
solusi
penilaian post test secara mengerjakan tes
permasalahan lisan) untuk mengetahui yang diberikan
secara tepat) tingkat ketercapaian oleh guru secara
Tujuan Pembelajaran. individu.
3. Peserta didik
melakukan
evaluasi diri.
Peserta didik
menunjukkan sikap
disiplin, jujur dan
bertanggung jawab
selama
pelaksanaan
penilaian (PPK
Integritas &
Mandiri).

71
Kegiatan Penutup (15 Menit)
1. Bersama dengan peserta 1. Membuat 15 Menit
didik, membuat kesimpulan hasil
kesimpulan dari hasil kegiatan
kegiatan.
(membiasakan
2. Memberikan
sikap
penghargaan kepada
bertanggung
kelompok yang memiliki
jawab dan peduli
kinerja dan kerjasama
yang baik.
dengan tugas

3. Merencanakan kegiatan yang diberikan


tindak lanjut dalam (PPK:
bentuk tugas kelompok/ Integritas).
perseorangan (jika 2. Beberapa peserta
diperlukan). didik diminta
4. Mengagendakan untuk
pekerjaan rumah.
mengungkapkan
5. Menyampaikan rencana
manfaat
pembelajaran pada
mengetahui
pertemuan berikutnya.
materi tentang
6. Memberi salam. Sikap
disiplin dan Penyakit dan

mengamalkan ajaran Gangguan Sistem


agama yang dibuat Sirkulasi dan
(PPK: Religius) Teknologi yang
Berkaitan dengan
Jantung (4C:
Communicative)
.

Catatan :

72
Selama pembelajaran berlangsung, guru mengamati sikap siswa dalam pembelajaran yang
meliputi sikap: disiplin, rasa percaya diri, berperilaku jujur, tangguh menghadapi masalah
tanggungjawab, rasa ingin tahu, peduli lingkungan).

H. Sumber Belajar:
1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Buku Guru Mata Pelajaran Biologi
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
2. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Buku siswa Mata Pelajaran Biologi
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
3. Buku teks pelajaran yang relevan.
4. E-Learning.

I. Penilaian Proses dan Hasil Belajar


a. Penilaian Kompetensi Sikap Spiritual
Bentuk Butir Waktu
No Teknik Keterangan
Instrumen Instrumen Pelaksanaan

Penilaian untuk dan


Saat pembelajaran
pencapaian
1 Observasi Jurnal berlangsung/
Terlampir pembelajaran
Situasional (tidak
(assessment for and
periodik)
of learning)
Penilaian sebagai
Penilaian Saat pembelajaran
2 Pembelajaran
diri Terlampir usai/ Situasional
(assessment as
(tidak periodik)
learning)
Setelah
Penilaian sebagai
Penilaian pembelajaran
3 pembelajaran
antar Terlampir usai/ Situasional
(assessment as
teman (tidak periodik) learning)

b. Penilaian Kompetensi Sikap Sosial


Bentuk Butir Waktu
No Teknik Keterangan
Instrumen Instrumen Pelaksanaan

1 Observasi Jurnal Terlampir Saat pembelajaran Penilaian untuk dan


berlangsung/ pencapaian
Situasional (tidak

73
pembelajaran
periodik) (assessment for and
of learning)
Penilaian sebagai
Penilaian Saat pembelajaran
2 Pembelajaran
diri Terlampir usai/ Situasional
(assessment as
(tidak periodik)
learning)
Setelah
Penilaian sebagai
Penilaian pembelajaran
3 pembelajaran
antar Terlampir usai/ Situasional
(assessment as
tema (tidak periodik) learning)

c. Penilaian Kompetensi Pengetahuan (KD 3)


N Butir Waktu
Teknik Bentuk Instrumen Keterangan
o Instrumen Pelaksanaan

Pertanyaan (lisan) Penilaian untuk


Saat pembela-
1 dengan jawaban terbuka pembelajaran
Lisan Terlampir jaran
(assessment for
berlangsung
learning)
Pertanyaan dan/atau Penilaian untuk
tugas tertulis berbentuk pembelajaran
soal uraian HOTS. (assessment for
Saat pembela-
2 Penu- Terlampir di learning) dan
jaran
gasan dalam LKPD sebagai
berlangsung
pembelajaran
(assessment as
learning)
Pertanyaan dan/atau
Penilaian
tugas tertulis berbentuk Setelah
pencapaian
3 Tertu- esai, pilihan ganda, pembela-
Terlampir pembelajaran
lis benar- salah,
jaran usai (assessment of
menjodohkan, isian,
learning)
dan/atau lainnya

J. Rencana Tindak Lanjut Hasil Penilaian (Remedial dan/atau Pengayaan)


a. Remedial

74
1. Remedial dapat diberikan kepada peserta didik yang belum mencapai KKM.
Remedial terdiri atas dua bagian : remedial karena belum mencapai KKM dan
remedial karena belum mencapai Kompetensi Dasar
2. Guru memberi semangat kepada peserta didik yang belum mencapai KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal). Guru akan memberikan pembelajaran remedial dengan format
sebagai berikut:
Nama Indikator yang Bentuk
Nilai Nilai Setelah
No Peserta Belum Tindakan Keterangan
Ulangan Remedial
Didik Dikuasai Remedial

dst

Bentuk Tindakan Remedial:


a. Pembelajaran ulang
b. Bimbingan khusus perorangan
c. Pemberian tugas kelompok
d. Pemanfaatan tutor sebaya

b. Pengayaan
1. Pengayaan diberikan untuk menambah wawasan peserta didik mengenai materi
pembelajaran yang dapat diberikan kepada peserta didik yang telah tuntas mencapai
KKM atau mencapai Kompetensi Dasar.
2. Pengayaan dapat ditagihkan atau tidak ditagihkan, sesuai kesepakatan dengan peserta
didik.
3. Direncanakan berdasarkan IPK atau materi pembelajaran yang membutuhkan
pengembangan lebih luas.
4. Guru memberikan pembelajaran pengayaan dengan format sebagai berikut:

75
N Nama Peserta
Nilai Ulangan Bentuk Pembelajaran Pengayaan Keterangan
o Didik

dst

Bentuk Pembelajaran Pengayaan:


1. Kegiatan eksploratori
2. Keterampilan proses
3. Pemecaahan masalah

Hampang, Juli 2020


Mengetahui,
Kepala SMAN 1 Hampang Guru Mata Pelajaran

Gamel Abdul Nasser, S.Pd Noor Rahmadani, S.Pd


NIP . 19711212 200312 1 006 NIP . 19910322 201403 1 004

Lampiran 2

INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SPIRITUAL


(LEMBAR OBSERVASI)

A. Petunjuk Umum
1. Instrumen penilaian sikap spiritual ini berupa Lembar Observasi.

76
2. Instrumen ini diisi oleh guru yang mengajar peserta didik yang dinilai
B. Petunjuk Pengisian
Berdasarkan pengamatan anda selama pembelajaran, nilailah sikap setiap peserta didik
Anda dengan memberi skor 4, 3, 2, 1 pada lembar observasi dengan ketentuan sebagai
berikut:
1 = apabila TIDAK PERNAH melakukan perilaku yang diamati
2 = apabila KADANG-KADANG melakukan perilaku yang diamati
3 = apabila SERING melakukan perilaku yang diamati
4 = apabila SELALU melakukan perilaku yang diamati
C. Lembar Observasi
LEMBAR OBSERVASI

Kelas : ……………………………
Semester : ……………………………
Tahun pelajaran : 2019/2020
Periode Pengamatan : Tanggal ………s/d……….
Butir Nilai : KI.1
Indikator Sikap :
1. Mengucapkan salam ketika guru memasuki kelas.
2. Mengikuti kegiatan berdo’a setiap awal pelajaran dengan khusuk

Jumlah
Skor Indikator Skor Tuntas/Tidak
Perolehan
Sikap Spiritual Akhir Tuntas
No Nama Skor
Indikator Indikator
1: 2:

1
2
3
4
5
6
7
8
9

77
10
...

PETUNJUK PENENTUAN NILAI SIKAP SPIRITUAL


1. Rumus Penghitungan Skor Akhir
Jumlah perolehan skor
Skor Akhir= ×100
banyaknya indikator × 4

2. Kategori nilai sikap siswa didasarkan pada Permendikbud No. 23 Tahun 2016 yaitu:
Sangat Baik (A) : apabila memperoleh Skor Akhir: 90-100
Baik (B) : apabila memperoleh Skor Akhir: 80-89
Cukup (C) : apabila memperoleh Skor Akhir: 70-79
Kurang (D) : apabila memperoleh Skor Akhir: 60-69

1. Tuntas/Tidak Tuntas
Tuntas apabila memperoleh Kategori sikap ≥ Baik (B)
Tidak Tuntas apabila memperoleh Kategori sikap ¿ Baik (B)

78
Lampiran 3

INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SPIRITUAL


(LEMBAR PENILAIAN DIRI)
A. Petunjuk Umum
1. Instrumen penilaian sikap spiritual ini berupa Lembar Penilaian Diri
2. Instrumen ini diisi oleh SISWA untuk menilai dirinya sendiri.
B. Petunjuk Pengisian
1. Berdasarkan perilaku kalian selama satu KD (Kompetensi Dasar) terakhir, nilailah sikap
setiap siswa Anda dengan memberi skor 4, 3, 2, atau 1 pada Lembar Observasi dengan
ketentuan sebagai berikut:
4 = apabila melakukan perilaku yang diamati sebanyak lebih dari 5 kali
3 = apabila melakukan perilaku yang diamati sebanyak 3-5 kali
2 =apabila melakukan perilaku yang diamati sebanyak 1-2 kali
1= apabila TIDAK PERNAH melakukan perilaku yang diamati
2. Kolom SKOR AKHIR dan KETUNTASAN diisi oleh guru.

LEMBAR PENILAIAN DIRI


Kelas : ……………………………
Semester : ……………………………
Tahun pelajaran : 2019/2020
Periode Pengamatan : Tanggal ………s/d……….
Butir Nilai :
1. Mengucapkan salam ketika guru memasuki kelas.
2. Mengikuti kegiatan berdo’a setiap awal pelajaran dengan khusuk
Skor Jumlah Tuntas/
Skor
Indikator Perolehan Tidak
No Indikator Akhir
Sikap Spritual Skor Tuntas
1 2
1 Saya mengucapkan salam ketika
guru memasuki kelas
2 Saya mengikuti kegiatan
berdo’a setiap awal pelajaran
dengan khusuk

79
Peserta Didik,

________________________
PETUNJUK PENENTUAN NILAI SIKAP

1. Rumus Penghitungan Skor Akhir


Jumlah perolehan skor
Skor Akhir= ×100
banyaknya indikator × 4

2. Kategori nilai sikap siswa didasarkan pada Permendikbud No. 23 Tahun 2016 yaitu:
Sangat Baik (A) : apabila memperoleh Skor Akhir: 90-100
Baik (B) : apabila memperoleh Skor Akhir: 80-89
Cukup (C) : apabila memperoleh Skor Akhir: 70-79
Kurang (D) : apabila memperoleh Skor Akhir: 60-69

3. Tuntas/Tidak Tuntas
Tuntas apabila memperoleh Kategori sikap ≥ Baik (B)
Tidak Tuntas apabila memperoleh Kategori sikap ¿ Baik (B)

80
Lampiran 4
INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL
(LEMBAR OBSERVASI)
A. Petunjuk Umum
1. Instrumen penilaian sikap spiritual ini berupa Lembar Observasi.
2. Instrumen ini diisi oleh guru yang mengajar siswa yang dinilai.
B. Petunjuk Pengisian
Berdasarkan pengamatan Anda selama satu KD (Kompetensi Dasar) terakhir, nilailah
sikap setiap siswa Anda dengan memberi skor 4, 3, 2, atau 1 pada Lembar Observasi
dengan ketentuan sebagai berikut:
4 = apabila melakukan perilaku yang diamati sebanyak lebih dari 5 kali
3 = apabila melakukan perilaku yang diamati sebanyak 3-5 kali
2 =apabila melakukan perilaku yang diamati sebanyak 1-2 kali
1= apabila TIDAK PERNAH melakukan perilaku yang diamati

LEMBAR OBSERVASI
Kelas : ……………………………
Semester : ……………………………
Tahun pelajaran : 2019/2020
Periode Pengamatan : Tanggal ………s/d……….
Butir Nilai :
Butir Nilai : Memiliki perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong, kerjasama,
toleran, damai), bertanggung jawab, responsif, dan pro-aktif dalam berinteraksi secara efektif
sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan
lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan kawasan internasional, yang
terbentuk melalui pengalaman belajar.
Indikator Sikap :
1. Menunjukkan sikap integritas
2. Menunjukkan sikap gotong royong
3. Menunjukkan sikap mandiri

No Nama Jumlah
Skor Indikator Tuntas/Tidak
Perolehan Skor Akhir
Sikap Sosial (1-4) Tuntas
Skor
Ind Ind Ind

81
1 2 3
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
...
Guru Mata Pelajaran,

________________________

PETUNJUK PENENTUAN NILAI SIKAP


1. Rumus Penghitungan Skor Akhir
Jumlah perolehan skor
Skor Akhir= ×100
banyaknya indikator × 4

2. Kategori nilai sikap siswa didasarkan pada Permendikbud No. 23 Tahun 2016 yaitu:
Sangat Baik (A) : apabila memperoleh Skor Akhir: 90-100
Baik (B) : apabila memperoleh Skor Akhir: 80-89
Cukup (C) : apabila memperoleh Skor Akhir: 70-79
Kurang (D) : apabila memperoleh Skor Akhir: 60-69

3. Tuntas/Tidak Tuntas
Tuntas apabila memperoleh Kategori sikap ≥ Baik (B)
Tidak Tuntas apabila memperoleh Kategori sikap ¿ Baik (B)

82
Lampiran 5
INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL
(LEMBAR PENILAIAN DIRI)
A. Petunjuk Umum
1. Instrumen penilaian sikap spiritual ini berupa Lembar Penilaian Diri
2. Instrumen ini diisi oleh SISWA untuk menilai dirinya sendiri.
B. Petunjuk Pengisian
1. Berdasarkan perilaku kalian selama satu KD (Kompetensi Dasar) terakhir, nilailah sikap
setiap siswa Anda dengan memberi skor 4, 3, 2, atau 1 pada Lembar Observasi dengan
ketentuan sebagai berikut:
4 = apabila melakukan perilaku yang diamati sebanyak lebih dari 5 kali
3 = apabila melakukan perilaku yang diamati sebanyak 3-5 kali
2 =apabila melakukan perilaku yang diamati sebanyak 1-2 kali
1= apabila TIDAK PERNAH melakukan perilaku yang diamati

4. Kolom SKOR AKHIR dan KETUNTASAN diisi oleh guru.

LEMBAR PENILAIAN DIRI


Kelas : ……………………………
Semester : ……………………………
Tahun pelajaran : 2019/2020
Periode Pengamatan : Tanggal ………s/d……….
Nama peserta didik : ............................................
Butir Nilai :
1. Terlibat aktif dalam pembelajaran himpunan di kelas
2. Menyampaikan pendapat saat diskusi kelas berlangsung
3. Tanggung jawab dalam mengerjakan tugas.
4. Bekerjasama dan mengutamakan hasil pemikiran kelompok
Skor Indikator Jumlah Tuntas/
Skor
No Indikator Sikap Sosial Perolehan Tidak
Akhir
1 2 3 4 Skor Tuntas
1 Saya aktif dalam
pembelajaran
himpunan di kelas
2 Saya berani
menyampaikan
pendapat saat
diskusi kelas
berlangsung
3 Saya bertanggung

83
jawab dalam
menyelesaikan
tugas
4 Saya bekerjasama
dan mengutama
kan hasil diskusi
kelompok

Peserta Didik,

________________________

PETUNJUK PENENTUAN NILAI SIKAP


1. Rumus Penghitungan Skor Akhir
Jumlah perolehan skor
Skor Akhir= ×100
banyaknya indikator × 4

2. Kategori nilai sikap siswa didasarkan pada Permendikbud No. 23 Tahun 2016 yaitu:
Sangat Baik (A) : apabila memperoleh Skor Akhir: 90-100
Baik (B) : apabila memperoleh Skor Akhir: 80-89
Cukup (C) : apabila memperoleh Skor Akhir: 70-79
Kurang (D) : apabila memperoleh Skor Akhir: 60-69

3. Tuntas/Tidak Tuntas
Tuntas apabila memperoleh Kategori sikap ≥ Baik (B)
Tidak Tuntas apabila memperoleh Kategori sikap ¿ Baik (B)

Lampiran 7

84
Lembar Keterlaksanaan dalam Pembelajaran PBM

Keterlaksanaa
No Aspek yang diamati
Ya Tidak

A.      Pendahuluan

 Apersepsi dan Memotivasi siswa


 Menyampaikan tujuan pembelajaran

B.      Kegiatan Inti

 Menyajikan fenomena nyata sebagai sumber


permasalahan
 Mengidentifikasi permasalahan
 Mendiskusikan langkah-langkah kegiatan
bersama siswa
I  Membimbing siswa melakukan kegiatan
 Membimbing siswa mendiskusikan hasil
kegiatan dalam kelompok
 Memberikan kesempatan pada siswa untuk
mempresentasikan hasil kegiatan
pembelajaran
 Membimbing siswa merumuskan
kesimpulan/menemukan konsep

C.      Penutup

 Membimbing siswa membuat rangkuman


 Memberikan evaluasi

II Pengelolaan Waktu
Antusiasme Kelas

III  Siswa Antusias


 Guru Antusias

Jumlah

85
Pedomen penskoran Berdarkan Skala Guttman

Jawaban Nilai Skor

Ya 1

Tidak 0

Data yang diperoleh dihitung persentasenya dihitung persentasenya dengan rumus:

P=
∑ K x 100 %
∑N
Keterangan:

P = Persentase keterlaksanaan RPP


K = Jumlah aspek yang terlaksana
N = jumlah keseluruhan aspek yang diamati

Persentase keterlaksanaan pembelajaran menggunakan kriteria sebagai berikut:

N
Persentase Kriteria
o.
1 1%-20% Kurang sekali
2
21%-40% Kurang
.
3
41%-60% Cukup
.
4
61%-80% Kuat
.
5
81%-100% Kuat sekali
.
(Riduwan, 2010)

Lembar Observasi Aktivitas Guru dan Siswa

86
No Aktivitas Guru yang diamati Skor Presentase Keterangan
1 Menyampaikan tujuan
2 Memotivasi siswa/merumuskan masalah
3 Mengkaitkan dengan pelajaran berikutnya
4 Menyampaikan materi/langkah-langkah/strategi
5 Menjelaskan materi yang sulit
6 Membimbing dan mengamati siswa dalam
7 menentukan konsep
8 Meminta siswa menyajikan dan mendiskusikan
9 hasil kegiatan
Memberikan umpan balik
Membimbing siswa merangkum pelajaran
No Aktivitas Siswa yang diamati Skor
1 Mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru
2 Membaca buku siswa
3 Bekerja dengan sesama anggota kelompok
4 Diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru
5 Menyajikan hasil pembelajaran
6 Mengajukan/menanggapi pertanyaan/ide
7 Menulis yang relevan dengan KBM
8 Merangkum pembelajaran
9 Mengerjakan tes evaluasi/latihan

Keterangan Kreteria Skor :    

1 Tidak Baik
2 Kurang Baik
3 Cukup Baik
4 Baik

Keterangan presentase dan pengkategorian sikap


n 81%-100% : sangat baik
Presentase (%) = x 100 % 61%-80% : Baik
N
Ket : 41%-60% : Cukup
n : skor yang diperoleh 21%-40% : Kurang Baik
N : Skor maksimal <20% : Sangat kurang
% : Tingkat presentase yang dicapa
Lembar Observasi Kinerja Guru

87
NO DESKRIPTOR SKOR
I PERENCANAAN PEMBELAJARAN
1 Merumuskan tujuan pembelajaran
2 Memilih dan mengorganisasikan materi ajar sesuai dengan tujuan
3 Memilih sumber dan media sesuai dengan tujuan dan materi
4 Merumuskan scenario pembelajaran dengan jelas, rinci dan sesuai
dengan tujuan
5 Menyususn instrument penelitian dengan lengkap dan sesuai dengan
tujuan
II PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
6 Mengingatkan kembali pelajaran yang lalu dan menjelaskan
pentingnya materi pembelajaran
7 Menunjukan penguasaan materi pembelajaran
8 Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan dengan
realitas kehidupan
9 Menyampaikan materi secara logis dan jelas (Auditori)
10 Melaksanakan pembelajaran secara sistematis
11 Mengelola waktu pembelajaran secara efektif
12 Mampu mengelola kelas
13 Melaksanakan pembelajaran dengan membagi siswa dalam kelompok
dengan cara setiap kelompok terdiri dari siswa yang heterogen
14 Menggunakan media visual (PPT/Video/Gambar/Macromedia Flash)
15 Melaksanakan pembelajaran yang bisa menumbuhkan motivasi siswa
dalam belajar melalui presentasi hasil diskusi kelompok (kinestetik)
16 Memberikan penguatan dari hasil diskusi kelompok
17 Memberikan penghargaan kepada siswa
18 Merangsang siswa untuk bertanya
Menanggapi dengan terbuka terhadap pertanyaan dan respon siswa
19 Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa
20 Menggunakan bahasa lisan dan tulis dengan jelas, baik, dan benar
21 Melakukan penilaian akhir sesuai dengan tujuan pembelajaran
22 Melakukan refleksi atau membuat rangkuman pembelajaran dengan
melibatkan siswa
JUMLAH SKOR

Lampiran 8

88
LEMBAR PENILAIAN : BERPIKIR KRITIS DALAM MELAKUKAN
PENGAMATAN

Prosedur:
1. Lembar kerja LKPD memuat 6 butir tes:
a. Untuk tugas 1, 2, 3, menggunakan format lembar penilaian berpikir kritis saudara
diminta menilai pada kolom penilaian siswa nilai maksimum tertera di sebelah kiri
b. Untuk tugas no 4, dan 5 menggunakan rubrik yang disediakan format lembar penilaian
berpikir kritis yang berkisar antara 1 sampai 4 yang tertera.

Format Asesmen Kinerja Berpikir Kritis


Skor Asesmen
Skor Oleh Rata- Skor
Rincian Berpikir Oleh
No Maksimum siswa rata
kritis Guru
sendiri
1 Merumuskan masalah
(mengajukan 16
pertanyaan)
2 Merumuskan hipotesis
(jawaban sementara) 20

3 Mengumpulkan data
(tabel, bagan, grafik) 24

4 Menganalisis data
20

5 Merumuskan
kesimpulan 20

Skor Total
100

Untuk kategori yang diberikan menggunakan aturan/ range berikut:


Kategori baik (76-100), sedang (56-75),kurang (40-55),dan buruk (<40)
(Arikunto,2010)

LEMBAR PENILAIAN : KINERJA KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA


DALAM MELAKUKAN PENGAMATAN

89
Format Asesmen Kinerja Berpikir Kritis
Skor Asesmen
Oleh Rata- Skor
Aspek yang diamati
No siswa Oleh Guru rata
sendiri
1 Pengamatan terstruktur (dimulai
dari merumuskan masalah,
membuat hipotesis, merancang
percobaan, mengumpulkan data,
menganalisis data dan kesimpulan)
2 Pengamatan dilakukan secara tepat
dan menggunakan ukuran angka
yang sesuai
3 Jika diperlukan gambaran yang
bersifat ilmiah dibuat
4 Alat dan bahan yang digunakan
sesuai dengan pengamatan yang
dilakukan
5 Pendapat-pendapat pribadi,
kesimpulan-kesimpulan atau
inferensi di hindari ketika
melakukan pengamatan
6 Data diorganisasikan secara layak
dan rapi
Skor Total

Untuk kategori yang diberikan menggunakan aturan/ range berikut:  


4: Amat Baik; 3: Baik; 2: Cukup; 1: Kurang

90
KINERJA KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MEMBUAT
KESIMPULAN

Format Asesmen Kinerja Berpikir Kritis Membuat Kesimpulan

Skor Asesmen
Oleh Rata- Skor
Aspek yang diamati Oleh
No siswa rata
Guru
sendiri
1 Kesimpulan dibuat
dengan bahasa yang
sederhana
2 Kesimpulan dibuat
berdasarkan hasil
pengamatan
3 Inferensi dijelaskan dan
dibenarkan berdasarkan
pengetahuan utama
pengamat
Skor Total
Untuk kategori yang diberikan menggunakan aturan/ range berikut:  
4: Amat Baik; 3: Baik; 2: Cukup; 1: Kurang

91
RUBRIKS

Melakukan Ekperimen/Percobaan

Amat siswa menyediakan daftar kuantitatif (matematika) dan


Baik kualitatif (yang diberitahukan jugments) pengamatan,
(AB) = menunjukkan yang suatu usaha dalam studi. Diagram dan
4
gambar yang mengesankan dibuat untuk melengkapi data.
Membuat kesimpulan secara hati-hati.

Baik (B) Siswa melakukan pengamatan secara rinci dengan


=3 menggunakan pikiran yang sesuai dengan
pengamatan.Pengamatan kualitatif dan kuantitatif dibuat
dengan teliti. Siswa menunjukkan ketrampilan didalam
menggunakan alat dan bahan. Gambar dan diagram di
gambarkan secara hati-hati dalam pengamatan. Siswa tanpa
membuat pendapat, kesimpulan, atau inferensi. Data
terorganisir dan mudah dibaca. kesimpulan dibuat dan
dibenarkan didasarkan pada pengamatan yang telah dilakukan
siswa

Cukup siswa membuat pengamatan tidak akurat dan/atau tidak


(C) = 2 sempurna. Sistem metrik tidak digunakan. Siswa tidak
menggunakan alat dan bahan dengan baik. Menggambar atau
membuat diagram. Pengamatan siswa tanpa membuat
pendapat, kesimpulan, atau inferensi. Kesimpulan dibuat
dengan penuh pertimbangan dibenarkan didasarkan pada
pengamatan

Kurang Pekerjaan yang dilakukan kurang baik atau belum


(K) = 1 diselesaikan

92
LEMBAR PENILAIAN : BERPIKIR KRITIS DALAM MELAKUKAN
PERCOBAAN

Prosedur:
1. Lembar kerja LKPD memuat 6 butir tes:
a. Untuk tugas 1, 2, 3, menggunakan format lembar penilaian berpikir kritis saudara diminta
menilai pada kolom penilaian siswa nilai maksimum tertera di sebelah kiri
b. Untuk tugas no 4 menggunakan rubrik yang disediakan format lembar penilaian berpikir
kritis yang berkisar antara 1 sampai 4 yang tertera.

Format Asesmen Kinerja Berpikir Kritis


Skor Asesmen
Skor
Oleh Rata- Skor
N Rincian Berpikir Maksi
siswa Oleh Guru rata
o kritis mum
sendiri
1 Merumuskan masalah 16
(mengajukan
pertanyaan)
2 Merumuskan hipotesis 10
(jawaban sementara)
3 Merancang 20
Percobaan/pengamatan
4 Mengumpulkan data 24
(tabel, bagan, grafik)
5 Menganalisis data 20
6 Merumuskan 10
kesimpulan
Skor Total 100

LEMBAR PENILAIAN: KINERJA KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA


DALAM MELAKUKAN PERCOBAAN

Format Asesmen Kinerja Berpikir Kritis

93
Amat Eksperimen/percobaan dilakukan dengan jelas dan lengkap,
Baik serta mudah dipahami. Data yang dapat digunakan untuk
(AB) = mengevaluasi hipotesis dan memprediksi. urutan langkah-
4 Skor Asesmen
langkah yang sempurna. Siswa menunjukkan pemahaman
yangyang
jelasdiamati Oleh
sehingga eksperimen/percobaan Rata-
terkendali. semua Skor
Aspek Oleh
No siswa
keselamatan dan tindakan kerja direncanakanGuru rata
sendiri
1Baik (B)
Metode dan prosedur yang
Eksperimen/percobaan menguji prediksi. urutan langkah-
=3 langkah bisa di ikuti.
digunakan Memilih variabel yang mandiri dan
dalam
variabel terikat, dan siswa merencanakan bagaimana cara
ekperimen/percobaan
mengendalikan dan mengukur. Siswa menggunakan alat dan
sesuai urutan
bahan. Siswa menunjukkan suatu pemahaman yang baik dalam
2 Suatu variabel
melakukan terikat yang
eksperimen/percobaan.
Cukup layak di identifikasi
Rencana secara
yang dilakukan tidak sempurna. Variabel mandiri atau
(C) = 2jelasvariabel terikat dipilih dengan baik, dan rencana untuk
3 mengukur dilakukan dengan baik. Tidak ada pemahaman yang
Desain
jelas dalam eksperimen. siswa belum menguraikan strategi
ekperimen/percobaan
untuk memperkecil
menggunakan angkakesalahan.
bila
di mungkinkan
Kurang Pekerjaan yang dilakukan kurang baik atau belum diselesaikan
4(K) = 1Ekperimen/percobaan
menggunakan control
yang sesuai
5 Setrategi yang digunakan
sesuai dengan pengukuran
dalam
eksperimen/percobaan
6 Menggunakan kosa kata,
mekanika bahasa, dan
kalimat yang sesuai
Skor Total

RUBRIKS

Melakukan ekperimen/percobaan

94
95
96
97

Anda mungkin juga menyukai