PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
pengetahuan dan teknologi yang pesat menuntut sumber daya manusia yang
berkualitas.1
menyatakan bahwa, tujuan belajar yang eksplisit diusahakan untuk dicapai dengan
berupa kemampuan berpikir kritis dan kreatif, sikap terbuka dan demokratis,
Kimia adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan alam (IPA) yang
spesifiknya lagi ilmu yang mempelajari tentang materi dan perubahan yang
1
Dinar Tiara Nadip Putri, Gatot Isnani, “Pengaruh Minat Dan Motivasi Terhadap Hasil
Belajar Pada Mata Pelajaran Pengantar Administrasi Perkantoran”, Jurnal Pendidikan Bisnis dan
Manajemen, Vol. 1, No. 2, September 2015, h. 118.
2
Suprijono, Agus, Cooperative Learning : Teori dan Aplikasi PIKEM, (Jogjakarta :
Pustaka Belajar, 2009), h. 05.
1
2
menyertainya. Namun selama ini masih banyak siswa yang mengalami kesulitan
dalam memahami dan mengikuti pelajaran kimia. Hal ini tidak terlepas dari materi
tujuan dan banyak fungsi. Salah satu fungsi pendidikan adalah sebagai penyiapan
tenaga kerja. Fungsi ini menjadi misi penting dari pendidikan karena bekerja
pendidikan di Indonesia telah lama dilakukan, namun sampai saat ini mutu
pendidikan masih jauh dari harapan. Hal ini terbukti dari tidak semua lulusan
juga para lulusan Sekolah Menengah Umum dan Madrasah Aliyah belum
Oktober 2018 lalu, penulis dapat mengidentifikasi permasalahan yang ada, yaitu
kurangnya minat belajar siswa pada beberapa materi yang terdapat di dalam
pelajaran kimia, sehingga berakibat pada hasil belajar siswa. Salah satu materi
yang dianggap minat belajar siswanya masih kurang adalah materi Sistem Koloid,
3
Maryam Muhammad, “Pencapaian Hasil Belajar Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
Melalui Minat Belajar”, Lantanida Journal, Vol 1, 2015, h. 69.
3
hal ini terlihat dari sebagian siswa yang belum semua mencapai KKM yang telah
dalam mempelajari pelajaran Kimia. Terlebih pada materi yang kebanyakan teori
mereka merasa cepat bosan. Salah satunya adalah materi Sitem Koloid yaitu
materi yang kebanyakan teori. Oleh karena itu diperlukan adanya pembelajaran
kimia yang menarik, memupuk daya kreasi dan inovasi siswa, serta tidak
langsung pada objek nyata atau fenomena disekitar kehidupan siswa, sehingga
4
Wawancara dengan Sumarni, Guru Kimia MAN Sabang pada tanggal 20 Oktober 2018 di
Sabang.
Supartono, Upaya Peningkatan Dan Kreativitas Siswa SMA Melalui Pembelajaran
5
ENTREPRENEURSHIP (CEP)”
B. Rumusan Masalah
C. TUJUAN PENELITIAN
D. Hipotesis Tindakan
Adapun yang menjadi hipotesis tindakan dalam penelitian ini yaitu: Minat
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat secara teoritis, yaitu hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai
F. Definisi Operasional
pikiran untuk mencapai suatu tujuan. Upaya juga berarti usaha, akal,
maupun kuantitas.
yang timbul karena kebutuhan, yang dirasa atau tidak dirasakan atau
6
Hardjana, Kiat Sukses di Perguruan Tinggi, (Yogyakarta : Kanisius, 1994), h. 23
7
Supartono, Upaya Peningkatan…, h. 9
8
Purba, Michael, Kimia Untuk SMA Kelas XI, (Jakarta : Erlangga, 2006), h. 223
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
1. Pengertian Belajar
kepada bagaimana proses belajar yang dialami siswa sebagai anak didik. Dengan
kegiatan dan bukan suatu hasil atau tingkah laku hanya mengingat, akan tetapi
luas dari itu, yakni mengalami hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan
melainkan pengubahan”.9
melalui kegiatan atau prosedur latihan, baik latihan didalam laboratorium maupun
Belajar adalah proses mental yang terjadi dalam diri seseorang, sehingga
9
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta : Bumi Aksara, 2002), h. 27.
8
9
dipengaruhi oleh berbagai macam faktor yang dibedakan menjadi dua golongan
sebagai berikut.11
a. Faktor Individual
10
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta :
Kencana Prenada Media Group, 2007), h. 110.
11
Purwanto, M. Ngalim, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung : Remaja
Rosdakarya, 2007), h. 102.
10
mendalam.
4) Faktor Motivasi
5) Faktor pribadi
b. Faktor Sosial
Faktor sosial diantaranya adalah faktor keluarga atau keadaan rumah tangga,
faktor guru dan cara mengajarnya, faktor alat-alat yang digunakan dalam
mengajar yang diakhiri dengan perubahan tingkah laku, karena hamper setiap
12
Purwanto, M. Ngalim, Ilmu Pendidika…, h. 103
13
Purwanto, M. Ngalim, Ilmu Pendidikan…, h. 104.
11
tingkah laku yang diperlihatkan adalah hasil pembelajaran. Proses aktivitas belajar
siswa akan terwujud apabila terjadi interaksi. Interaksi yang dilakukan siswa tidak
hanya sebatas antar siswa dengan siswa, tetapi juga mencakup aktivitas siswa
cenderung bersifat permanen dan mengubah perilaku. Pada proses tersebut terjadi
partisipan, keaktifan siswa dapat didorong oleh peran guru. Guru berupaya untuk
memberi kesempatan bagi siswa untuk aktif, baik aktif mencari, memproses dan
dominan dibandingkan guru, karena guru adalah seorang fasilitator. Salah satu
caranya guru dapat melakukan dengan keterlibatan siswa secara lansung baik
Perubahan itu tidak hanya mengenai jumlah pengetahuan melainkan juga dalam
diri, singkatnya mengenai segala aspek organism atau pribadi sesorang. Karena itu
seseorang yang belajar tidak sama saat sebelumnya, karena ia lebih sanggup
14
M. Thobroni, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta : Ar-Ruzz Media, 2015), h. 17.
12
2. Pengertian Pembelajaran
yang disebakan oleh pengalaman. Belajar adalah suatu kegiatan yang sengaja
dilakukan, melibatkan pikiran serta perubahan secara nyata untuk mencapai hasil
kepada kepentingan, karakteristik dan kondisi orang lain agar peserta didik dapat
belajar dengan efektif dan efisien. Dalam proses pembelajaran, kemampuan untuk
Penggunaan metode yang sesuai untuk materi yang diajarkan akan lebih mudah
pembejaran. Hal ini disebabkan karena setiap rangkaian proses belajar mengajar
digunakan, penggunaan metode yang sesuia untuk materi yang diajarkan akan
15
Nasution, Didaktik Azas-Azas Mengajar, (Jakarta : Bumi Aksara, 2000), h. 35.
16
Hakim Thursan, Belajar Secara Efektif, (Jakarta : Rineka Cipta, 1998), h. 1.
17
Muhammad Thabroni, Belajar dan Pembelajaran, (Jogjakarta : Ar-Ruzz Media, 2011),
h. 41.
13
lebih memudahkan siswa dalam memahami bahan atau materi yang disampaikan
oleh guru.
kegiatan agar tujuan dari pada kegiatan tersebut tercapai. Dan semangat
yang ada itu merupakan modal utama tiap individu untuk melakukan
suatu kegiatan.19
dalam suatu pekerjaan. Degan kata lain minat menjadi sebab dari suatu
kegiatan.20
Terkait dengan minat, Cut Aswar menyimpulkan bahwa minat itu bukanlah
sesuatu yang dibawa sejak lahir, tetapi lahir dari pengalaman belajr siswa, karena
18
WJS. Poerwodarminto,Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakart : Balai Pustaka, 1984),
h. 1134.
Depdikbud, Pembinaan Minat Baca, Materi Sajian, (Jakarta:Dirjen Dikdasmen
19
Depdikbud RI,1997), h. 6.
20
Mahfud S., PengantarPsikologi Pedidikan, (Surabaya : PT. Bina Ilmu, Cet. 4, 2001), h.
92.
21
Muhammad Fathurrohman, Sulistyorini, Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta:
Teras, 2012), h. 173.
14
minat merupakan manifestasi dari hasil belajar yang lahir dari siswa akibat
interaksi minat yang ada dalam lingkungannya. Pada minat juga mengalami
perubahan sesuai dengan perubahan status, tanggung jawab, dan cara hidup
seorang siswa.22
bahwa minat adalah perasaan yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu
Oleh karena itu disimpulkan bahwa minat belajar adalah dorongan yang dimiliki
seseorang untuk melakukan kegiatan belajar. dengan kata lainminat belajar adalah
B. Pendekatan Pembelajaran
terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, dialamnya mewadahi,
teori tertentu.
didik.
mengadakan hubungan yang erat dan serasi antara berbagai aspek yang
1. Pendekatan Konstektual
dan diyakini.
knowledge).
pengembangan pengetahuan.25
Yaitu :
24
Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi,
(Jakarta : Kencana, 2008), h. 109.
25
Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam…, h. 110.
17
yang bermakna.
berpikir kritis.
pertanyaan.
hasil belajar dapat di peroleh dari kerja sama dengan orang lain.
kepada siswa ”bagaimana cara belajar”. Guru harus menjadi model untuk
f. Refleksi (Reflection), Refleksi adalah cara berpikir tentang apa yang baru
2. Pengertian Entrepreneursip
kata bahasa Prancis entrepreur yang sudah dikenal sejak abad 17. Kata
“wirausaha” merupakan gabungan kata wira (gagah, berani, perkasa) dan usaha.
Jadi wirausaha berarti orang yang gagah berani atau perkasa dalam usaha.27
the backbone of economy, yaitu saraf pusat perekonomian atau sebagai tailbone
kewirausahaan merupakan nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha atau
proses dalam mengerjakan suatu yang baru dan suatu yang berbeda. Sebagaimana
26
Rahman Johar, Strategi Belajar Mengajar, (Banda Aceh : UNSYIAH, 2006), h. 72.
27
Benedicta Prihatin Dwi Riyanti, Kewirausahaan dari Sudut Pandang Psikologi
Kepribadian, (Jakarta : Grafsindo, 2003), h. 21.
28
Suryana, Kewirausahaan, Pedoman Praktis, Kiat dan Proses Menuju Sukses, (Jakarta :
Salemba Empat, 2003), h. 10.
19
menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat
gandakan (ganjaran) bagi siapa yang dikehendaki. Dan Allah Maha luas
proses penciptaan sesuatu yang baru pada nilai menggunakan waktu dan upaya
yang diperlukan, menanggung resiko keuangan, fisik, serta risiko social yang
kebebasn pribadi”.30
29
Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahannya, h. 65.
30
Hisrich, Robert D., dkk, Kewirausahaan, (New York : Salemba Empat, 2008), h. 10
20
menjadi lebih menyenagkan dan menarik serta memberi kesempatan peserta didik
peserta didik sudah terbiasa dengan kondisi belajar yang demikian, tidak menutup
dalam pembelajaran, siswa akan lebih memahami pelajaran kimia secara riil.
Karena dalam proses belajar siswa banyak disuguhi teori yang dikaitkan dengan
bermuatan life skill maupun melalui diskusi-diskusi formal yang dapat memicu
dengan situasi nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara
31
Supartono, Upaya Peningkatan Hasil Belajar dan Kreativitas Siswa SMA Melalui
Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Chemo-Entrepreneurship (CEP), Seminar Nasional
Kimia, Pendidikan Kimia 2006,(Semarang : FMIPA UNNES, 2006), H. 68
32
Suyanti, Retno Dwi, Strategi Pembelajaran Kimia, (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2010), h.
125.
21
D. Respon Siswa
1. Pengertian Respon
perangsang dapat juga disebut respon. Secara umum respon atau tanggapan
dapat diartikan sebagai hasil atau kesan yang didapat (ditinggal) dari
a. Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni kondisi jasmani dan
rohani siswa.
sekitar siswa.
belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa
33
Rahmat Jalaludin, Psikologi Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1999), h. 51.
34
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Raja GrafindoPersada, 2004), h. 144.
22
1. Sistem Koloid
adalah suatu sistem yang menunjukkan bahwa suatu zat terbagi halus dalam zat
dibedakan atas dispersi kasar atau suspensi, dispersi halus atau koloid, dan
terdispersi pendispersi
Gas Cair Buih Buih, busa sabun
Gas Padat Busa padat Batu apung, karet busa
Cair Gas Aerosol cair Kabut
Cair Cair Emulsi Susu, mayonnaise
Cair Padat Emulsi padat Mentega
Padat Gas Aerosol padat Asap
Padat Cair Sol Cat, belerang dalam air
Padat Padat Sol padat Kaca berwarna paduan
logam
Table 2.1
koloid, atau suspensi dalam kehidupan sehari-hari. Contoh larutan : larutan gula,
larutan garam, alkohol 70%, dan air laut. Contoh koloid : susu cair, santan, jelli,
35
Sumardjo, Damin, Pengantar Kimia: Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran
dan Program Strata I Fakultas Bioeksakta, Bab 13 Larutan dan Sistem Koloid (489-561), (Jakarta:
Buku Kedokteran EGC, 2009), h. 535.
36
Hiskia Ahmad, Kimia Larutan, (Bandung : Citra Aditya Bakti, 2001), h. 204.
23
selai, mentega, dan mayonaise. Contoh suspensi : air sungai yamg keruh,
Partikel koloid tidak dapat diamati dengan mikroskop biasa, namun partikel
mikroskop electron dapat dideteksi partikel berdiameter 10-6 mm. suspense kasar,
koloid dan larutan sejati dapat dibedakan dari diameter partikelnya, yaitu suspensi
kasar diameter partikelnya lebih besar dari 10-1 m. Koloid diameter partikelnya
Table 2.2
37
Purba, Michael. Kimia Jilid 2 untuk SMA Kelas XI, Bab 10 Koloid , (Jakarta: Erlangga,
2006 ), h. 284.
38
Hiskia Ahmad, Kimia Larutan, (Bandung : Citra Aditya Bakti, 2001), h. 203.
24
sifat-sifat yang berbeda dari larutan sejati . 39 Beberapa sifat fisik yang
a. Efek Tyndall
partikel-partikel debu. Partikel debu terlalu kecil untuk dilihat, akan tampak
sebagai titik terang dalam suatu berkas cahaya. Oleh karena partikel debu
berukuran koloid, partikelnya sendiri tidak dapat dilihat oleh mata, yang
tampak adalah cahaya yang dihamburkan oleh debu. Hamburan cahaya ini
menghamburkan cahaya.40
39
Yayan Sunarya, Kimia Dasar 2, (Bandung :Yrama Widya, 2016), h. 45.
40
Yayan Sunarya, Kimia Dasar 2…, h. 46.
25
b. Gerak Brown
arah tegak lurus terhadap berkas cahaya maka akan tampak partikel-partikel
koloid, tetapi bukan sebagai partikel dengan batas yang tegas melainkan
secara acak menurut jalan yang berliku-liku. Gerakan acak partikel koloid
c. Adsorbsi
yang memiliki sifat listrik pada permukaanya. Sifat ini menimbulkan gaya
Van der Waals, bahkan gaya valensi yang dapat menarik dan mengikat
41
Yayan Sunarya, Kimia Dasar 2…, h. 46.
26
yang tebalnya tidak lebih dari satu atau dua partikel. Banyaknya zat asing
Meskipun adsorbs merupakan gejala umum dari zat, efisiensi adsorbsi ini
merupakan gejala umum dari zat, efisiensi adsorbsi ini bergantung pada
Suatu sistem koloid dapat bersifat stabil. Kestabilan ini disebabkan oleh
adanya muatan listrik pada permukaan partikel koloid. Muatan listrik pada
partikel koloid berasal dari ion atau medium yang teradsorbsi pada
permukaan koloid.
42
Yayan Sunarya, Kimia Dasar 2…, h. 47.
27
besar akibat gaya kohesi antar partikel koloid. Proses pembentukan agregat
menambahkan elektrolit pada larutan koloid. Ion-ion seperti Na+, Ca2+, atau
Al3+ dapat menetralkan muatan negatif pada partikel koloid seperti sol As 2S3
cepat proses koagulasi terjadi. Karena itu, koagulasi sol As2S3 lebih cepat
jika ditambahkan larutan yang mengandung Al3+ daripada Mg2+ atau Na+.
dapat dilihat dari pembentukan delta dimuara sungai yang menuju laut.
oleh koagulasi lumpur yang terbawa oleh air sungai akibat melimpahnya
43
Yayan Sunarya, Kimia Dasar 2…, h. 48.
28
proses penjernihan air dan penyaringan udara dari partikel debu. Jika
1) Elektroforesis
44
Yayan Sunarya, Kimia Dasar 2…, h. 49.
29
lateks atau melapisi anti karat pada badan mobil. Partikel-partikel lateks
muatan listrik pada logam yang berlawanan dengan muatan cat, maka cat
akan menempel pada logam. Pelapisan logam oleh cat dengan cara ini lebih
2) Dialisis
dispersi koloid dalam kantung yang tebuat dari membran seperti selofan,
Oleh karena ion-ion atau molekul memiliki ukuran lebih kecil daripada
koloid, maka ion-ion itu dapat berdifusi melalui membran lebih cepat
daripada partikel koloid, sehingga partikel koloid akan tetap berada didalam
protein dari partikel lain yang ukurannya lebih kecil daripada protein.
45
Yayan Sunarya, Kimia Dasar 2…, h. 51.
46
Yayan Sunarya, Kimia Dasar 2…, h. 52.
30
e. Jenis Koloid
yang lainnya tak reversible. Susu bubuk yang diperoleh dari penguapan susu
dicampur dengan air. Sistem semacam ini disebut koloid reversible. Plasma
sifat ini, sistem koloid cairan dapat digolongkan dalam dua kelompok yaitu
Contoh koloid hidrofil meliputi gelatin, albumin telur, dan gom arab.
47
Hiskia Ahmad, Kimia Larutan…, h. 205.
31
kemampuan beragregat dari sol tersebut. Lumpur merupakan koloid jenis ini
dan dalam waktu tidak lama akan memisah. Berbeda dengan lumpur, sol
koloid pelindung. Koloid ini bertindak melindungi muatan fase dispersi oleh
sebagai koloid pelindung dalam air susu dengan cara menstabilkan emulsi
1. Sol Liofil
Sol yang stabil dan tidak mengalami koagulasi oleh larutan garam
(senang pada larutan). Larutan sabun, kanji, dan gelation yang didispersikan
dalam air termasul sol liofil. Jika air merupakan medium pendispersi, maka
sol ini disebut sol hidrofil. Sol semacam ini jika mengalami koagulasi, dapat
diubah kembali menjadi sol. Oleh karena itu, koloid yang reversible.
2. Sol Liofob
48
Yayan Sunarya, Kimia Dasar 2…, h. 53.
32
Jika medium pendispersinya air, sol ini disebut sol hidrofob. Contoh dari
sol ini adalah sol emas, besi (III) hidroksida, arsen (III) sulfide. Sol liofob
3. Pembuatan Koloid
Ukuran partikel koloid rentang berada pada larutan sejati dan suspensi
kasar, maka sistem koloid dapat diperoleh melalui dua cara, yaitu pemecahan
molekul beukuran koloid. Cara pembuatan koloid terbagi menjadi dua, yaitu :
a. Cara Dispersi
1) Dispersi Mekanik
Menurut cara ini, zat yang akan didispersikan dalam medium pendispersi
koloid.
tahu. Pembuatan cat di industri juga menggunakan cara ini, dimana bahan
2) Dispersi Elektrolitik
49
Hiskia Ahmad, Kimia Larutan…, h. 205.
50
Yayan Sunarya, Kimia Dasar 2…, h. 53
33
Cara ini dikenal sebagai cara busur Bredig (1898). Sol platina, emas atau
perak dibuat dengan cara mencelupakan dua kawat ke dalam air, dan
3) Peptisasi
seperti air atau zat lain yang disebut zat untuk peptisasi. Peristiwa ini adalah
4) Cara Homogenitas
homogen dan berukuran koloid. Cara ini digunakan pada pembuatan susu.
Partikel lemak dari susu diperkecil sampai berukuran koloid dengan cara
melewatkan zat tersebut melalui lubang berpori dengan tekanan tinggi. Jika
medium pendispersinya.53
b. Cara Kondensasi
Menurut cara ini, ion-ion atau molekul yang berukuran sangat kecil
diperbesar menjadi partikel-partikel sebesar ukuran koloid. Dengan kata lain, zat
51
Hiskia Ahmad, Kimia Larutan…, h. 206.
52
Hiskia Ahmad, Kimia Larutan…, h. 206.
53
Yayan Sunarya, Kimia Dasar 2…, h. 54
34
dilakukan melalui reaksi kimia. Reaksi yang dapat menghasilkan kondensasi yaitu
1) Reaksi Metatesis
akan beragregat yang makin lama semakin besar sampai berukuran koloid.
Jika konsentrasi pereaksi dan suhu reaksi tidak dikendalikan, dispersi koloid
tidak akan terbentuk, sebab partikel belerang akan tumbuh terus menjadi
2) Reaksi Redoks
Sol emas dapat diperoleh melalui reduksi emas (III) klorida dengan
koloid, dan distabilkan oleh adanya ion-ion OH- yang teradsorbsi pada
permukaan partikel koloid. Ion-ion OH- ini berasal dari air yang terurai.
54
Yayan Sunarya, Kimia Dasar 2…, h. 55.
35
3) Reaksi Hidrolisis
Besi(III) klorida yang berwarna cokelat tua jika dilarutkan kedalam air
membentuk ion OH- dan H+. ion OH- bereaksi dengan besi(III) klorida
ukuran larutan sejati, tetapi tidak cukup besar untuk mengendap. Selain itu,
Fe3+.55
dituangkan kedalam air, maka akan terbentuk sol belerang karena terjadi
5) Jelifikasi (Gelatinisasi)
Pada kondisi tertentu, sol dari berbagai koloid liofil dapat mengalami
koagulasi dan berubah menjadi material dengan massa lebih rapat, yang
55
Yayan Sunarya, Kimia Dasar 2…, h. 56.
36
disebut jeli. Proses pembentukan jeli seperti ini dinamakan jelifikasi atau
gelatinisasi.
terbentuknya ruang-ruang yang kosong yang dapat diisi oleh cairan atau
rantai.56
mutu dan hasil pembelajaran. Secara ringkas penelitian tindakan kelas adalah
pembelajaran mereka, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri. Mereka dapat
56
Yayan Sunarya, Kimia Dasar 2…, h. 56.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Sri Mursiti maka dapat
belajar, kreativitas, dan life skill mahasiswa pada pokok bahasan Terpenoid dan
siswa mendapatkan berbagai hal baru dan dirasa bermanfaat dan memberikan
makna dalam belajar kimia, sehingga tidak hanya mempelajari ilmu pengetahuan
yang hanya untuk mencapai nilai terbaik dalam UN, namun juga untuk kehidupan
dan menerapkan ilmu yang diperoleh untuk mengembangkan daya kreasi dan
usaha yang berhubungan. Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian tindakan
siswa.
siswa.59
dalam belajar.
menyimpulkan bahwa, Pada siklus pertama nilai rata-rata siswa dapat dilihat dari
tanggapan yang positif terhadap bahan ajar CEP dan 4,4 % negativ.
3. Hasil data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa bahan ajar CEP
yang disusun telah layak memenuhi aspek kelayakan baik dari segi
(CEP) dapat meningkatkan hasil belajar siswa, kreativitas siswa serta minat
A. Rancangan Penelitian
seorang peneliti dalam penelitian untuk menyelesaikan suatu masalah yang sedang
diteliti. Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK)
metode mengajar, pemberian tugas kepada siswa, penelitian siswa dan lainnya.61
melihat peningkatan hasil belajar dan minat belajar serta respon siswa dalam
mengikuti mata pelajaran kimia pada materi sistem Koloid dengan menggunakan
pendekatan CEP. Penelitian tindakan kelas terdiri atas rangkaian empat kegiatan
yang dilakukan dalam siklus berulang. Empat kegiatan utama yang ada pada
setiap siklus, yaitu (a) perencanaan, (b) tindakan, (c) pengamatan, (d) refleksi.
kelas yaitu lembar observasi, RPP, lembar evaluasi, LKPD, dan lain-lain.62
61
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta : Rineka
Cipta, 2002). H. 85.
62
Kusnandar, Langkah Metode Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan
Profesi Guru, (Jakarta ; Raja Grafindo Persada, 2011), h. 122.
40
41
:
Rencana Tindakan
Refleksi
Siklus
Pelaksanaan Tindakan
Observasi
Refleksi
Siklus
dst
63
Zainal Aqib, Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru, (Bandung : Yrama Widya, 2006),
h. 31.
42
1. Perencanaan
2. Tahap Pelaksanaan/Tindakan
3. Tahap Pengamatan
siswa serta mencatat semua hal-hal yang perlu, yang terjadi selama
4. Refleksi
B. Subjek Penelitian
sistem koloid adalah siswa kelas XI IPA1 MAN Sabang yang berjumlah 24 orang,
kelas XI IPA1 MAN Sabang karena keadaan siswa di kelas tersebut masih kurang
berminat di dalam pelajaran kimia yang berdampak pada pencapaian nilai KKM
C. Instrument Penelitian
yang digunakan adalah tes dan angket, sebelum digunakan instrumen harus
64
Suharjo, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta : Bumi Aksara, 2008), h. 80.
44
atau kesahihan suatu instrumen. Dengan kata lain validitas berhubungan dengan
sejauh mana suatu alat penilaian mampu mengukur apa yang sebenarnya diukur.65
1. Validitas Instrumen
ketepatan dan kesesuaian alat ukur yang digunakan untuk mengukur variabel.
validator instrumen, hal ini bertujuan untuk menilai kevalidan dari lembar
instrumen penelitian.
Validitas uji coba berhubungan dengan sejauh mana suatu alat penilaian
mampu mengukur apa yang sebenarnya diukur. Cara yang digunakan untuk
coba ini dilakukan di sekolah lain yang bukan merupakan tempat penelitian,
65
Sudaryono. Dasar-Dasar Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009), h.
138.
66
Saifuddin Azwar. Reliabilitas dan Validitas Edisi 4, (Yogyakarta: Pustaka Belajar,
2013), h. 34.
45
evaluasi dan ahli bahasa. Alasan memilih validator tersebut karena mereka
2. Reliabilitas Instrumen
subjek dengan kondisi yang sama akan memberikan hasil yang relatif tidak
penelitian ini digunakan KR-20 dengan teknik belah dua yang dirumuskan
sebagai berikut:
n S 2−∑ pq
r 11 =
n−1 ( S2 )
Keterangan:
menggunakan :
1. Tes
Tes adalah alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau
mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah
ditentukan.68 Tes diberikan kepada siswa guna untuk melihat hasil belajar
siswa. Tes ini diberikan kepada siswa guna untuk melihat hasil belajar siswa.
Tes ini diberikan pada akhir pertemuan, yang disebut dengan tes bertahap,
yaitu tes I diberikan pada siklus I dan tes tahap II diberikan pada siklus II.
67
Suharsimi Arikunto, prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta :Rineka
Cipta, 2002), h. 100.
68
Suharsimi Arikunto, Dasar-DasarEvaluasiPendidikan, (Jakarta:BumiAksara, 2005),
Hal 53.
47
2. Lembar Observasi
berisi item-item tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan akan
dan informasi.
Data yang diperoleh pada penelitian ini kemudian dianalisis. Analisis data
ini berguna untuk mengetahui perkembangan guru dan siswa. Data yang dianalisis
yaitu :
Analisis data aktivitas siswa diperoleh dari lembar pengamatan yang diisi
69
Suharsimi Arikunto, Dasar-DasarEvaluasi…, h. 64.
48
61 – 80 % = Baik
41 – 60 % = Cukup
21 – 40 % = Kurang
0 – 20 % = Kurang Sekali70
teori belajar tuntas, seorang peserta didik dipandang tuntas jika ia mampu
mencapai nilai KKM 70%. Sedangkan keberhasilan kelas dilihat dari jumlah
70% dari 100% siswa yang ada didalam kelas. Selanjutnya ditentukan tingkat
penilaian yaitu :
66 – 79 baik
70
Suharsimi Arikunto, prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta :Rineka
Cipta, 2002), h. 180.
49
50 – 65 cukup
36 – 49 kurang
0 – 35 gagal
Data respon siswa diperoleh dari angket yang diedarkan kepada seluruh
bagaimana respon siswa terhadap model pembelajaran time token pada materi
sebagai berikut:
61 – 90% Tertarik
rumus persentase.
fN
Persentase respon siswa RS = x 100 %
N
Keterangan :
50
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta:BumiAksara.
Aqib, Zainal, (2006), Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru, Bandung : Yrama
Widya.
Belajar.
Yogyakarta: Teras.
Hisrich, Robert D., dkk, (2008), Kewirausahaan, New York : Salemba Empat.
Kreativitas, Dan Life Skil”, Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol. 2, No. 2,
2008, h. 280.
Pustaka.
Purba, Michael, (2006), Kimia Untuk SMA Kelas XI, Jakarta : Erlangga.
Remaja Rosdakarya.
Putri, Dinar Tiara Nadip, dan Gatot Isnani, (2015) “Pengaruh Minat Dan
1, No. 2.
Ilmu.
Ilmu.
FMIPA UNNES.
Media.
Remaja Rosdakarya.