Anda di halaman 1dari 35

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Revolusi Industri 4.0 adalah sebuah tantangan dalam seluruh

bidang ilmu, secara khusus dalam bidang pendidikan. Perkembangan Ilmu

Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) mendorong setiap individu untuk

selalu kreatif dan aktif dalam potensi diri. Perkembangan seluruh potensi

diri siswa baik secara kognitif, afektif, dan psikomotorik maka harus

melalui proses belajar dalam dunia pendidikan. Oleh karena itu pendidik

dan peserta didik harus mengikuti perkembangan IPTEK agar dapat

memudahkan dalam proses pembelajaran untuk saat ini.

Pada proses pembelajaran kimia, pemanfaatan IPTEK sangat

relavan sehubungan dengan materi kimia yang kebanyakan abstrak dimana

kimia yaitu sebagai produk (pengetahuan kimia yang berupa fakta, konsep,

prinsip, hukum dan teori) dan kimia sebagai proses (kerja ilmiah). Selain

itu, proses evaluasi pembelajaran juga menjadi fokus pendidik dalam

pelaksanaan pengajaran dengan menerapkan Kurikulum Kerangka

Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI).1 Sedangkan Hasil penilaian dari

Programmer for International Student Assessment (PISA) terbaru tahun

2012, literasi sains siswa indonesia berada diperingkat ke-64 dari 65

negera peserta denngan skor rata-rata 382, dimana skor rata-rata 501. Hasil
1
Leony Sanga Lamsari Purba, “Peningkatan Konsentrasi Belajar Mahasiswa Melalui
Pemanfaatan Evaluasi Pembelajaran Quizizz Pada Mata Kuliah Kimia Fisika I,” Jurnal Dinamika
Pendidikan 12, no. 1 (2019). hal. 30

1
studi Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) dan

PISA menunjukkan bahwa keterampilan berpikir siswa masih rendah.

Siswa belum memiliki keterampilan untuk menjadi pemilkir yang kreatif

dan pemecah masalah meskipun penilaian PISA pada tahun 2015 terdapat

peningkatan.2

Pendidikan itu sendiri merupakan suatu kebutuhan yang harus

dipenuhi dalam proses kehidupan. Pendidikan yang dimaksud adalah

pendidikan formal yang meliputi proses belajar mengajar yang melibatkan

guru dan peserta didik. Pendidikan di sekolah mempunyai tujuan untuk

mengubah agar peserta didik dapat memiliki pengetahuan, keterampilan,

dan sikap pelajar sebagai bentuk perubahan perilaku hasil belajar.

Perubahan dari hal itu biasanya dilakukan oleh guru dengan menggunakan

beberapa metode dan kegiatan praktek untuk menunjangproses belajar

mengajar, sehingga anak aktif didalamnya. Salah satu upaya untuk

meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia adalah dengan perbaikan

sistem pendidikan. Oleh karena itu, perlu adanya perombakan dan

pembaruan kurikulum yang berkesinambungan, mulai dari kurikulum

1968, kemudian diperbarui atau berrganti kurikulum 1975, kurikulum

1984, kurikulum 1994, kurikulum 2004 dan kurikulum terbaru yaitu

kurikulum 2013 yang sekarang baru ditetapkan oleh pemerintah.Saat ini

kurikulum yang diterapkan adalah kurikulum 2013 yaitu orientasi

pembelajaran yang semula berpusat pada guru (Teacher Centered) beralih


2
Luthfia Ulva Irmita, “Pengembangan Modul Pembelajaran Kimia Menggunakan
Pendekatan Science, Technology, Engineering and Mathematic (Stem ) Pada Materi
Kesetimbangan Kimia,” Orbital: Jurnal Pendidikan Kimia 2, no. 2 (1970): 26–36,.

2
berpusat pada murid (Student Centered).Aspek yang dinilai pada

kurikulum 2013 terdiri dari 3 aspek yaitu ranah sikap, ranah pengetahuan,

dan ranah ketrampilan. Semua perubahan tersebut dimaksudkan untuk

memperbaiki mutu pendidikan, baik segi proses maupun hasil pendidikan.

Kimia adalah ilmu logis yang berisi gagasan dengan berbagai aplikasi

yang menarik. Ilmu kimia merupakan ilmu percobaan karena sebagian

besar pengetahuannya diperoleh dari kegiatan laboratorium. Selain itu,

kimia juga sering disebut sebagai ilmu inti karena penerapannya yang

sangat luas di berbagai bidang.3Kimia adalah cabang ilmu yang

memungkinkan siswa untuk memahami apa yang terjadi di sekitar mereka

yang direpresentasikan dalam bentuk proses abstrak dan berhubungan

dengan struktur dasar materi, sehingga menjadi salah satu materi pelajaran

yang sulit.4

Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang melibatkan

seseorang dalam upaya memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan nilai-

nilai positif dengan memanfaatkan berbagai sumber untuk belajar.

Pembelajaran melibatkan dua pihak yaitu siswa sebagai pembelajar dan

guru sebagai fasilitator. Proses pembelajaran di sekolah sangat

membutuhkan strategi dalam penyampaian, dan sistem evaluasi yang tepat.

3
Annisa Zahra Ihsani, dkk.. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN REACT
TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA KONSEP KELARUTAN
DAN HASIL KALI KELARUTAN. Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol 14, No. 1. 2020. Hal.
2498
4
Iswan Setiadi and Yudha Irhasyuarna, “Improvement of Model Student Learning
Through The Content of Solutions Guided Discovery Buffer,” IOSR Journal of Research &
Method in Education (IOSRJRME) 07, no. 01. 2017. Hal 01–09.

3
Strategi itu dapat berupa pembelajaran yang menyenangkan, menarik,

mengasyikkan, tidak membosankan, variatif, dan kreatif. 5

Hasil belajar adalah perubahan yang terjadi sebagai hasil dari

pengalaman yang diperoleh melalui proses pembelajaran.6 Selain itu,

media pembelajaran juga memiliki evaluasi pembelajaran berbasis e-

learning adalah dengan menggunakan Quizizz, Media evaluasi

pembelajaran Quizizz juga memberikan data statistik tentang kinerja

mahasiswa bahkan bisa mendownload statistik ini dalam bentuk

spreadsheet excel dosen juga dapat mengetahu jumlah jawaban mahasiswa

pemanfaatan Quizizz membantu pendidik dalam melakukan evaluasi tanpa

dibatasi tempat, tampilan yang menarik dan pengaturan waktu yang diatur

menuntun konsentrasi mahasiswa.7

,Pemanfaatan media pembelajaran ini menimbulkan dampak sangat

baik. Namun jika guru tidak pandai menggunakan media pembelajaran

akan menimbulkan dampak buruk terhadap diri siswa dan guru. Seperti

yang dikatakan dalam jurnal, “If teachers do not feel confident or

prepared when using technology, they could feel incompetent or feel

criticized in front of their students”. Jika diartikan, “Jika guru tidak merasa

percaya diri atau tidak siap saat menggunakan teknologi, mereka bisa

5
Dwi Rindha Adiansyah, dkk.. PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA
PEMBELAJARAN MACROMEDIA FLASH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA
MATERI LAJU REAKSI KELAS XI IPA SMA MUHAMMADIYAH 1 KETAPANG. Vol. 6 No.
2 ISSN. 2503-4448. 2018. Hal 47.
6
Ucu Cahyana et al., “Studi Tentang Motivasi Belajar Siswa Pada Penggunaan Media
Mobile Game Base Learning Dalam Pembelajaran Laju Reaksi Kimia,” JTP-Jurnal Teknologi
Pendidikan 19, no. 2 (2017): 143–55.
7
Leony Sanga Lamsari Purba. lot.cit

4
merasakannya tidak kompeten dalam mengajar atau merasa dikritik di

depan siswanya”.8

Model pembelajaran Learning cycle 9E sangat tepat diterapkan

pada pembelajaran kimia di SMA. Sebagaimana kita ketahui, kimia

merupakan mata pelajaran yang kompleks yang tidak hanya sekedar

berhitung tetapi juga serangkaian eksperimen yang bertujuan untuk

memberikan siswa pengalaman belajar yang bermakna secara langsung

dalam kehidupan sehari-hari. Model pembelajaran Learning Cycle 9E ini

juga dapat mendorong siswa lebih aktif sehingga dapat meningkatkan

proses berpikir siswa dan hasil belajar siswa dapat meningkat juga. Model

pembelajaran Learning Cycle 9E juga terdapat sembilan tahapan yang

akan dilalui selama pembelajaran, tahapan tersebut akan mengarah pada

tujuan utama pendidikan.

Penelitian yang dilakukan oleh Tukiran dengan menggunakan

model pembelajaran Learning cycle 9E mengalami peningkatan rata rata

efikasi diri dan motivasi meningkat 0,71 dan 0,65. Rata-rata hasil belajar

meningkat dengan skor 0,75 dan berada pada kategori tinggi.

Kesimpulannya adalah instrumen pengajaran yang dikembangkan dapat

meningkatkan efikasi diri dan hasil belajar siswa secara efektif.9

Penelitian yang dilakukan oleh Leony Sanga Lamsari Purba dengan

menggunakan media applikasi Quizizz mengalami peningkatan belajar

8
Fahad albalawi. Crossing the Digital Divide: ICT Implementation in the Al-Ula District.
Technium Social Sciences Journal 18, no. 2668–7798 (2020): 135–45. Hal 135
9
Tukiran, Fitroh A. Mubarokah, and Harun Nasrudin, “Improvement of Self-Efficacy and
Student Learning Outcomes on Acid Base Material Using 9E Learning Cycle Model” volume.
196, no. Ijcse (2020) . hal 199

5
siswa pada konsenterasi belajar sebesar 0,46, dengan interpretasi

peningkatan sedang. Terdapat lima indikator konsentrasi belajar, namun

hanya indikator ketelitian mengalami peningkatan tertinggi sebesar 0,53

dan indikator pemahaman mengalami peningkatan paling rendah yaitu,

0,36. Berdasarkan wawancara mendalam terhadap mahasiswa yang

digunakan sebagai sampling, ketelitian meningkat akibat adanya batasan

waktu dan ketakutan mahasiswa terhadap respon jawaban yang diinput

mahasiswa pada quizizz.

Penilitian juga dilakukan oleh Rizal Zilfadly, dengan

menggunakan media Quizizz dan model pembelajaran TGT terdapat

pengaruh baik terhadap hasil belajar siswa. Dilihat dari Hasil analisis

prasyarat statistik inferensial terhadap tes hasil belajar menunjukkan

bahwa data pada kelompok eksperimen dan kontrol tidak terdistribusi

normal serta memiliki varians yang homogen. Hasil uji non-parametrik

Mann-Whitney dengan α= 0,05 dan dk= 1,64 diperoleh zhitung > ztabel

(3,69>1,64) maka ada pengaruh penggunaan aplikasi quizizz pada model

pembelajaran teams games tournament terhadap hasil belajar peserta

didik.10

Dari uraian tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian

yang berjudul: Pengaruh applikasi Quizizz pada Model Pembelajaran

10
Dzul Rizal, Pengaruh Penggunaan Aplikasi Quizizz Pada Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Teams Games Tournament Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Kelas Xi Mia
Sman 1 Gowa (Studi Materi . Pokok Larutan Penyangga. Jurnal Ilmia kimia dan pendidikan kimia.
No 1. Vol. 21. No. 1. 2020. Hal 101

6
Learning Cycle 9E terhadap Hasil Belajar siswa Di sekolah menegah atas

(Studi materi larutan elektrolit dan nonelektrolit).

B. Penegasan Istilah

Agar dapat mempermudah dalam dan menghindari kesalahan

pemahaman terhadap penelitian, maka ada beberapa istilah yang perlu

didefiniskan yaitu :

1. Aplikasi Quizizz
Quizizz adalah aplikasi pendidikan berbasis game, yang membawa

aktivitas multi pemain ke ruang kelas dan membuat kelas lebih

interaktif dan menyenangkan. Dengan menggunakan Quizizz peserta

didik dapat melakukan latihan di dalam kelas pada perangkat

elektronik mereka seperti handphone android, laptop atau iped.

Namun applikasi Quizizz tidak seperti aplikasi pembelajaran pada

umumnya, Quizizz sendiri berbeda dengan yang lain, aplikasi Quizizz

sendiri memiliki karakteristik permainan seperti avatar, tema, meme,

dan musik yang menghibur dalam proses pembelajaran. Quizizz juga

memungkinkan peserta didik untuk saling bersaing dan memotivasi

mereka belajar. Peserta didik mengambil kuis pada saat yang sama di

kelas dan melihat peringkat langsung mereka dipapan peringkat.

Intrukstur dapat pantau prosesnya dan unduh laporan ketika kuis

selesai untuk mengevaluasi kinerja peserta didik. Menggunakan ini

aplikasi membantu merangsang minat dan meningkatkan konsentrasi

7
peserta didik. Quizizz juga memungkinkan peserta didik untuk saling

bersaing dan memotivasi mereka belajar.

2. Model Pembelajaran Learning Cycle 9E


Model Pembelajaran Learning Cycle 9E terdiri dari 9 sinteks
diantaranya:
a. Elicitation, Tahap ini berfungsi untuk menarik perhatian siswa

terhadap materi yang telah dipelajari sebelumnya yang berfungsi

untuk pemahaman siswa yang lebih baik.

b. Engagement, Tahap ini menitikberatkan pada kemampuan dasar

siswa. Pengajar memberikan latihan untuk mengetahui sejauh

mana siswa memahami materi yang sebelumnya telah diajarkan

dengan sistem pengajaran yang baru

c. Exploration, Tahap berikutnya siswa menyelesaikan latihan

dengan menggunakan kognitif dan menyusun gagasan tambahan

untuk memperdalam pemahaman terhadap materi yang sedang

dipelajari.

d. Explanation, Tahap ini menitikberatkan pada beberapa aspek

khusus awal perhatian siswa pada tahap Engagement dan

Exploration kemudian memberikan kesempatan untuk

menunjukkan apa yang mereka pelajari atau pahami.

e. Echo, Tahap ini merupakan tahap latihan atau perbaikan untuk

siswa memperkuat hasil pembelajaran yang didapatkan pada

tahap Exploration dan Explanation.

8
f. Elaboration, Tahap ini digunakan untuk menguji kemampuan

intektual siswa.

g. Evaluation, Tahap ini menilai siswa yang telah mengalami

kemajuan dalam pencapaian tujuan pembelajaran, sehingga siswa

juga dapat mengetahui tentang pemahaman dan kemampuan

belajarnya.

h. Emendation, Tahap ini memberikan gagasan tambahan dengan

memfokuskan pada metode pengajaran dari pembelajaran. Hasil

dari keseluruhan proses ini adalah pemahaman dan kemampuan

belajar siswa.

i. E-Search, Tahap yang terakhir ini merupakan pusat dari learning

cycle yang menghubungkan semua tahap pada model dengan

menggabungkan penggunaan teknologi dalam tata cara

penyampaian pembelajaran.11

3. HASIL BELAJAR

Hasil belajar merupakan hasil ketercapaian tujuan pembelajaran

yang telah ditetapkan. Menurut Makmun, Hasil belajar dapat

dimanisfestasikan dalam tiga wujud, yaitu:

1. Pertambahan materi pengetahuan yang berupa fakta, informasi,

prinsip atau hukum, kaidah prosedur, pola kerja atau teori sistem

nilai-nilai dan sebagainya.


11
iffah Sartika Buwono, Kartono, and Tri Sri Noor Asih, “Peran Kid- Friendly ‘ Rubrics ’
Dalam Model Pembelajaran 9E Learning Cycle Terhadap Kemampuan Penalaran Matematis
Siswa,” PRISMA, Prosiding Seminar Nasional Matematika 3 (2020). hal 621–25.

9
2. Penguasaan pola-pola perilaku kognitif (pengamatan) proses

berfikir, mengingat atau mengenal kembali, perilaku afektif

(sikap-sikap apresiasi, penghayatan dan sebagainya), perilaku

psikomotorik (keterampilan-keterampilan psikomotorik

termaksud yang bersifat ekspresif).

3. Perubahan dalam sifat-sifat kepribadian baik tangible maupun

intangible.12

C. Permasalahan

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, faktor yang

mempengaruhi rendahnya hasil belajar kimia siswa adalah

a. Hasil belajar siswa masih rendah

b. Pelajaran kimia dianggap sulit

c. Kurangnya kesadaran siswa untuk berperan aktif dalam mencapai

tujuan belajar.

2. Batasan Masalah

Agar permasalahan dalam penelitian terarah dan tidak meluas,

maka masalah dalam penelitian ini dibatasi, yaitu;

a. Model pembelajaran yang digunakan adalah Learning Cycle 9E

b. Media yang digunakan yaitu applikasi Quizizz

c. Hal yang ingin dianalisis yaitu pengaruh applikasi Quizizz pada

pembelajaran Learning Cycle 9E terhadap hasil belajar siswa.

12
Ibid

10
d. Pembelajaran yang diteliti yaitu pengetahuan kognitif pada materi

larutan elektrolit dan nonelektrolit.

3. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang telah diuraikan maka rumusan

masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini ialah sebagai berikut

apakah terdapat Pengaruh applikasi Quizizz pada Model Pembelajaran

Learning Cycle 9E terhadap Hasil Belajar siswa Di sekolah menegah atas

(Studi materi larutan elektrolit dan nonelektrolit)?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah maka tujuan dari penelitian ini adalah

untuk mengetahui dan menganalisis Pengaruh applikasi Quizizz pada

Model Pembelajaran Learning Cycle 9E terhadap Hasil Belajar siswa Di

sekolah menegah atas (Studi materi larutan elektrolit dan nonelektrolit).

2. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua

pihak terutama yang berhubungan dengan dunia pendidikan, yakni

sebagai berikut;

11
a. Bagi Guru

Sebagai alat bantu mengajar pada materi Asam Basa dan dijadikan

motivasi untuk menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 9E

dengan bantuan applikasi quizizz.

b. Bagi Siswa

Meningkatkan motivasi siswa untuk lebih giat belajar dan dapat

memperoleh hasil yang maksimal karena kemudahan yang didapat

dalam mempelajari materi larutan elektrolit dan nonelektrolit.

c. Bagi Sekolah

Meningkatkan motivasi siswa dalam belajar dan

meningkatkannya kualitas siswa disekolah yang berdampak pada

meningkatnya kualitas sekolah.

d. Bagi Peneliti

Dapat menambah pengalaman dan pengetahuan dan untuk

berbagi informasi mengenai pengaruh siswa dalam menggunakan

model pembelajaran Learning Cycle 9E dengan menggunakan aplikasi

quizizz untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

12
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Konsep Teoritis

1. Hasil Belajar

a. Pengertian Belajar

Belajar adalah proses kompleks, yang terjadi pada setiap orang

sepanjang hidupnya, mulai dari buaian hingga liang lahat. Prosesnya

terjadi karena interaksi antara seseorang dan lingkungan sekitar.

Terjadi tidak dibatasi ruang dan waktu, kapan saja dan dimana saja.

Indikator yang dapat ditandai dalam belajar adalah terjadinya

perubahan perilaku ke arah yang lebih baik dan benar dalam pola pikir

pengetahuan, pola sikap, dan pola tindak keterampilan.

Adapun pengertian menurut para pakar keilmuan sebagai

berikut;

1) Menurut Gage (1984), belajar adalah proses organisma berubah

perilaku akibat pengalaman. Belajar ditekankan bagaimana agar

bisa merubah perilaku. Dengan perubahan perilaku seseorang akan

menjadi lebih menguasai berbagai masalah dan bisa mencari solusi

pemecahan permasalahan.

2) Menurut Hamalik, memberikan pengertian bahwa belajar didasari

oleh pengalaman masa lalu. Adapun simpulan lebih rinci mengenai

belajar adalah sebagai berikut;

a) Belajar pada hakikatnya selalu memiliki tujuan.

13
b) Suatu usaha yang disengaja. Belajar merupakan upaya sadar

untuk menuju perubahan perilaku yang lebih baik.

c) Proses asasi dalam belajar adalah penyelidikan dan penemuan,

bukan ulangan semata.

d) Perubahan dari hasil belajar diperoleh karena adanya

pengalaman masa lalu. Pengalaman menjadi dasar seseorang

mendapatkan pemahaman, dan keterampilan baru. Semakin

banyak memiliki pengalaman semakin banyak mendapatkan

perubahan perilaku.

e) Perubahan yang didapat dari belajar bisa berupa perubahan

keterampilan, perubahan pengetahuan, dan perubahan sikap

secara hirarki.

f) Perubahan yang terjadi akibat dari belajar bersifat simultan.

Belajar merupakan suatu proses bukan merupakan tujuan.

Karena belajar merupakan proses maka tidak ada kata berhenti

untuk belajar.

g) Hasil belajar tidak hanya digunakan secara terbatas pada situasi

tertentu, tetapi dapat digunakan dalam situasi yang lain. 13

3) Menurut morgan, Belajar adalah setiap perubahan yang relatif

menetap dalam tingkah laku yang suatu dari latihan atau

pengalaman.

13
Amka. Buku Ajar Belajar dan Pembelajaran. Nizamia Learning center: Banjarmasin.
(2018). Hal 3-4

14
4) Menurut Witherington, belajar adalah suatu pengalaman didalam

kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari

pada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian

atau suatu pengertian.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa belajar

merupakan suatu perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman

atau latihan yang diperkuat. Belajar merupakan akibat adanya

interaksi antara stimulus (pemberi rangsangan belajar) dengan

respons (penerima rangsangan belajar). Interaksi ini dilakukan oleh

pengajar dan peserta didik secara baik. Belajar sendiri dapat

dikategorikan menjadi dua yakni belajar formal dan informal.

Belajar formal yaitu belajar didalamnya ada menyangkut nama

kelembagaan seperti, PAUD, TK , SDN, SMPN, SMA sederajat.

Belajar informal yaitu belajar yang tidak terkait unsur kelembagaan

seperti bimbel, Pramuka dan sebagainya.

b. Hasil Belajar

Proses dan hasil belajar adalah melakukan berbagai upaya

perbaikan agar proses belajar dapat berjalan dengan efektif dan hasil

belajar dapat diperoleh secara optimal. Proses belajar dapat dikatakan

efektif apabila peserta didik aktif mengikuti kegiatan belajar, berani

mengemukakan pendapat, bersemangat, kritis, dan ko-operatif. Begitu

juga dengan hasil belajar yang optimal dapat dilihat dari ketuntasan

15
belajarnya, terampil dalam mengerjakan tugas, dan memiliki apresiasi

yang baik terhadap pelajaran. Hasil belajar yang optimal merupakan

perolehan dari proses belajar yang optimal pula. Untuk memperoleh

proses dan hasil belajar yang optimal, guru hendaknya memperhatikan

tahap-tahap pembelajaran.

Adapun tujuan penilaian hasil belajar adalah untuk:

(1) mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi yang

telah diberikan;

(2) mengetahui kecakapan, motivasi, bakat, minat, dan sikap peserta

didik terhadap program pembelajaran;

(3) mengetahui tingkat kemajuan dan kesesuaian hasil belajar peserta

didik dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah

ditetapkan;

(4) mendiagnosis keunggulan dan kelemahan peserta didik dalam

mengikuti kegiatan pembelajaran. Keunggulan peserta didik dapat

dijadikan dasar bagi guru untuk memberikan pembinaan dan

pengembangan lebih lanjut, sedangkan kelemahannya dapat dijadi-

kan acuan untuk memberikan bantuan atau bimbingan;

(5) seleksi, yaitu memilih dan menentukan peserta didik yang sesuai

dengan jenis pendidikan tertentu;

(6) menentukan kenaikan kelas; dan

16
(7) menempatkan peserta didik sesuai dengan potensi yang

dimilikinya.14

2. Model Learning Cycle 9E

a. Pengertian Model Learning Cycle 9E

Model Learning Cycle adalah model pembelajaran yang terdiri

fase- fase atau tahap-tahap kegiatan yang diorganisasikan sedemikian

rupa sehingga siswa dapat menguasai kompetensi-kompetensi yang

harus dicapai dalam pembelajaran dengan jalan berperan aktif. Model

Learning Cycle pertama kali diperkenalkan oleh Robet Karplus dalam

Science Curriculum Improvement Study/SCIS. Model learning cycle

merupakan salah satu model pembelajaran dengan pendekatan

kontruktivistik yang pada mulanya terdiri atas tiga tahap, yaitu:

exploration, invention, dan discovery. Tiga tahap tersebut saat ini

dikembangkan menjadi lima tahap oleh Anthony W lorsbach, yaitu:

engagement, exploration, explanation, elaboration, dan evaluation.

Lima tahap ini dikembangkan lagi oleh Arthur Eisenkraft menjadi

tujuh tahap, yaitu elicit, engagement, exploration, explanation,

elaboration, evaluation dan extend. 15 Tujuh tahap tersebut dikembang

lagi menjadi delapan tahap yaitu Engage, Explore, E- search,

Elaborate, Exchange, Extend, Evaluate, dan Explain.16


14
I Made Parsa. Evaluasi Belajar dan Hasil Belajar . Kupang: CV. Rasi Terbit. 2017.
Hal.9-10. ISBN:978-602-6644-38-1.
15
Erinal lutfi. PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE
MATERI PERTIDAKSAMAAN LINIER DUA VARIABEL KELAS X SMK KOTA BANDAR
LAMPUNG. Jurnal Universitas Unila. Lampung. 2017. Hal 7
16
Bunga lia. ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL
LEARNING CYCLE-8E PADA MATERI LAJU REAKSI. Jurnal Pendidikan Kimia Uin suska.
2019. Hal. 19

17
Model Learning Cycle 9E adalah model pembelajaran yang

terdiri dari sembilan tahap. Model Learning Cycle 9E memiliki

sembilan tahapan yaitu Elicitation, Engagement, Exploration,

Explanation, Echo, Elaboration, Evaluation, Emendation dan E-

Search17. Berdasarkan sembilan tahapan Learning Cycle 9E yang

mebedakan dari tahapan Learning Cycle 8E ada pada tahap echo,

Elicitation dan emendation. Perubahan kedua tahapan tersebut akan

membantu proses pembelajaran untuk kedepannya, agar lebih baik.

b. Tahapan Pembelajaran Model Learning Cycle 9E

Engagement Exploration
Elicitation

Elaboration Echo Explanation

Evaluation Emendation E-Search

1) Elicitation

Tahap ini berfungsi untuk menarik perhatian siswa terhadap

materi yang telah dipelajari sebelumnya yang berfungsi untuk

pemahaman siswa yang lebih baik.


17
ffah Sartika Buwono, Kartono, and Tri Sri Noor Asih. Lot.cit

18
2) Engagement

Tahap ini menitikberatkan pada kemampuan dasar siswa.

Pengajar memberikan latihan untuk mengetahui sejauh mana

siswa memahami materi yang sebelumnya telah diajarkan

dengan sistem pengajaran yang baru.

3) Exploration

Tahap berikutnya siswa menyelesaikan latihan dengan

menggunakan kognitif dan menyusun gagasan tambahan untuk

memperdalam pemahaman terhadap materi yang sedang

dipelajari.

4) Explanation

Tahap ini menitikberatkan pada beberapa aspek khusus awal

perhatian siswa pada tahap Engagement dan Exploration

kemudian memberikan kesempatan untuk menunjukkan apa

yang mereka pelajari atau pahami.

5) Echo

Tahap ini merupakan tahap latihan atau perbaikan untuk siswa

memperkuat hasil pembelajaran yang didapatkan pada tahap

Exploration dan Explanation.

6) Elaboration

Tahap ini digunakan untuk menguji kemampuan intelektual

siswa.

7) Evaluation

19
Tahap ini menilai siswa yang telah mengalami kemajuan

dalam pencapaian tujuan pembelajaran, sehingga siswa juga

dapat mengetahui tentang pemahaman dan kemampuan

belajarnya.

8) Emendation

Tahap ini memberikan gagasan tambahan dengan

memfokuskan pada metode pengajaran dan pembelajaran.

Hasil dari keseluruhan proses ini adalah pemahaman dan

kemampuan belajar siswa.

9) E-Search

Tahap yang terakhir ini merupakan pusat dari learning cycle

yang menghubungkan semua tahap pada model dengan

menggabungkan penggunaan teknologi dalam tata cara

penyampaian pembelajaran.

c. Kelebihan dan Kekurangan Model Learning Cycle 9E

1) Kelebihan Model Learning Cycle 9E

Fauziatul Fajaroh dan Wayan Dasna mengungkapkan

penerapan strategi pembelajaran siklus (learning cycle)

memberikan keuntungan sebagai berikut:

a) Meningkatkan motovasi belajar karena siswa dilibatkan

secara aktif dalam pembelajaran.

b) Membantu mengembangkan sikap ilmiah siswa.

c) Pembelajaran menjadi lebih bermakna.

20
d) Pembelajaran berpusat pada siswa.

e) Menghindari siswa dari cara belajar menghafal.

f) Memungkinkan siswa untuk mengasimilasi dan

mengamodasi pengetahuan melalui pemecahan masalah dan

informasi yang didapat.

g) Membentuk siswa yang aktif, ktitis dan kreaktif.

Kelebihan model Learning cycle 9-E sendiri yang penulis

simpulkan dari berbagai hasil penelitian relevan yangberkenaan

dengan model ini yaitu: merangsang siswa untuk mengingat

kembali materi pelajaran yang telah didapatkan sebelumnya,

memeberikan motivasi kepada siswa untuk menjadi lebih aktif

dan menambah rasa keingintahuan, melatih siswa untuk

menyampaikan secara lisan konsep melalui kegiatan eksperimen,

melatih siswa untuk berpikir, mencari, dan menjelaskan contoh

penerapan konsep yang dipelajarin. Dengan pembelajaran ini

siswa diharapkan mampu meningkatkan motivasi belajarnya dan

dapat menguasain konsep dan pemecahan suatu masalah yang

diberi guru serta mendapatkan hasil belajar yang baik..

2) Kekurangan Model Learning Cycle 9E

Kekurangan model learning cycle 9-E dari sumber yang

sama dengan kelebihannya adalah:

a) Efektifatas pembelajaran rendah jika guru kurang menguasai

materi dan langkah-langkah pembelajaran

21
b) Menurut kesungguhan dan kreaktifitas guru dalam

merancang dan melaksanakan proses pembelajaran.

c) Memerlukan pengelolahan kelas yang lebih terencana dan

teroganisasi .

d) Memerlukan waktu dan tenaga yang lebih banyak dalam

merancang dan melaksanakan pembelajaran.

Oleh karena itu untuk mengatasi kekurang-kekurangan

tersebut guru dituntut untuk menguasai materi dan model

pembelajaran learning cycle agar pembelajaran lebih efektif.

3. Materi larutan elektrolit dan nonelektrolit

Larutan mempunyai peranan penting dalam kehidupan maupun di

bidang industri. Makanan yang disebarkan ke seluruh tubuh, diubah dulu

menjadi zat dalam bentuk larutan. Mineral dari tanah diserap tumbuh-

tumbuhan dalam bentuk larutan. Reaksi-reaksi kimia di laboratorium atau

di pabrik-pabrik industri kimia juga umumnya dalam bentuk larutan.

Larutan dapat berwujud cair seperti larutan gula, berwujud gas seperti

udara, dan berwujud padat yang diberi nama alloy contohnya perunggu.

Bergantung pada jenis zat terlarutnya, larutan ada yang bersifat elektrolit

dan nonelektrolit. Apa yang dimaksud dengan larutan elektrolit dan

nonelektrolit? Apayang menyebabkan perbedaannya?

A. Komponen Larutan

22
Berbagai zat di laboratorium sebelum direaksikan, biasanya

sudah dibuat dalam bentuk larutannya. Larutan termasuk ke dalam

campuran homogen yang komponennya terdiri atas zat terlarut dan

pelarut. Pelarut yang biasa digunakan adalah air, sedangkan zat

terlarut terdiri dari berbagai senyawa baik senyawa ion maupun

senyawa kovalen. Contoh senyawa ion yaitu KCl, NaOH, NaCl.

Contoh senyawa kovalen yaitu C6H12O6, NH3, HCl, dan C2H5OH.

Untuk keperluan penelitian, jumlah zat terlarut di dalam pelarutnya

ditentukan dalam satuan tertentu, misalnya dalam % volum dan

molaritas (akan dibahas di kelas XI).

B. Daya Hantar Listrik Berbagai Larutan

Bila kita memegang kabel berarus listrik yang terkelupas isolatornya maka

dapat tersengat aliran listrik. Mengapa? Hal ini terjadi karena di dalam

tubuh kita terdapat larutan yang dapat menghantarkan arus listrik.

. Apakah semua larutan menghantarkan

listrik? Untuk menguji daya hantar listrik larutan

digunakan alat uji elektrolit yang dapat dirangkai

sendiri dari lampu, kabel, elektrode karbon, dan

batu baterai.perhatikan gambar disamping.

Untuk menguji daya hantar listrik larutan, lakukan kegiatan berikut ini!

23
Dari percobaan di atas kamu dapat mengamati ada larutan yang

dapat menyebabkan lampu menyala dan gelembung gas di sekitar

elektrode. Larutan tersebut dapat menghantarkan listrik atau disebut

larutan elektrolit.

Larutan yang tidak menyebabkan lampu menyala dan

gelembung gas adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan listrik

atau disebut larutan nonelektrolit. Sekarang coba kamu perhatikan

hasil pengujian daya hantar listrik terhadap beberapa larutan pada

tabel berikut.

Pengujian daya hantar listrik beberapa larutan.

24
Berdasarkan data pada Tabel diatas kamu dapat menggolongkan larutan

berdasarkan daya hantar listriknya yaitu sebagai berikut.

1) Larutan elektrolit yaitu larutan yang dapat menghantarkan arus

listrik, seperti larutan garam dapur, natrium hidroksida, hidrogen

klorida, amonia, dan cuka.

2) Larutan nonelektrolit yaitu larutan yang tidak menghantarkan arus

listrik, seperti air suling, larutan gula, dan alkohol.

C. Kekuatan Larutan Elektrolit

Perhatikan data percobaan terhadap asam klorida dan asam cuka pada

Tabel sebelumya . Mengapa nyala lampu berbeda? Pada data

percobaan, larutan HCl dapat menyebabkan lampu menyala terang,

sedangkan larutan asam cuka menyebabkan lampu menyala redup.

Berdasarkan hal ini larutan digolongkan menjadi dua kelompok yaitu

larutan elektrolit kuat danelektrolit lemah.

1) Larutan elektrolit kuat yaitu larutan yang daya hantar listriknya

kuat, contohnya larutan NaCl, NaOH, HCl, dan H2SO4.

2) Larutan elektrolit lemah yaitu larutan yang daya hantar listriknya

lemah, contohnya larutan CH3COOH dan NH3.18

4. Applikasi quizizz

18
Popy. Kimia 1 kelas X Sma/Ma. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan
Nasional, 2009. ISBN 978-979-068-727-1.Hal 143

25
Quizizz adalah aplikasi pendidikan berbasis game, yang membawa

aktivitas multi pemain ke ruang kelas dan membuatnya di kelas latihan

interaktif dan menyenangkan. Dengan menggunakan Quizizz, peserta

didik dapat melakukan latihan di dalam kelas pada perangkat elektronik

mereka. Tidak seperti itu aplikasi pendidikan lainnya, Quizizz memiliki

karakteristik permainan seperti avatar, tema, meme, dan musik menghibur

dalam proses pembelajaran. Quizizz juga memungkinkan peserta didik

untuk saling bersaing dan memotivasi mereka belajar. Peserta didik

mengambil kuis pada saat yang sama di kelas dan melihat peringkat

langsung mereka di papan peringkat. Instruktur dapat pantau prosesnya

dan unduh laporan ketika kuis selesai untuk mengevaluasi kinerja peserta

didik. Menggunakan ini aplikasi membantu merangsang minat dan

meningkatkan konsentrasi peserta didik.

B. Penelitian Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan peneliti lakukan

diantaranya adalah:

1. ANNISA FITRI K, dengan judul “Pengaruh Model Learning Cycle 8E

Berbantuan Aplikasi Physics at School terhadap Hasil Belajar Siswa pada

Materi Alat-alat Optik”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

pengaruh penggunaan model pembelajaran learning cycle 8E ( Engage,

Explore, E-search, Elaborate, Exchange, Extend, Evaluate dan Explain)

berbantuan aplikasi Physics at School terhadap hasil belajar siswa pada

26
materi alat-alat-alat optik. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif

dengan metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen

dengan desain nonequivalent control grup dan teknik pengambilan

sampel purposive sampling. Penelitian dilakukan selama dua kali

pertemuan ditambah pretest dan posttest. Instrumen tes yang digunakan

adalah tes objektif berupa pilihan ganda sebanyak 23 soal sedangkan

instrumen non tes yang digunakan berupa observasi. Berdasarkan analisis

data tes, diperoleh bahwa penerapan model learning cycle 8E berbantuan

aplikasi Physics at School berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada

materi alat-alat optik. Hal tersebut didasarkan pada hasil uji hipotesis

dengan menggunakan uji u pada taraf signifikan 5% terhadap data

posttest, hasilnya adalah nilai sig.(2-tailed) = 0,000. Nilai sig.(2-tailed) <

taraf signifikan maka hal ini menunjukan bahwa hipotesis nol (H0)

ditolak dan H1 diterima. Siswa kelompok eksperimen mengalami

peningkatan hasil belajar sebesar 0,72 dengan kategori tinggi.

Selanjutnya berdasarkan analisis data nontes berupa observasi selama

pembelajaran menggunakan learning cycle 8E berbantuan aplikasi

Physics at School diperoleh sebanyak 57,5% siswa berpartisipasi aktif

selama pembelajaran. Jadi dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang

signifikan terhadap hasil belajar siswa kelas XI MIA di MAN 7

JAKARTA setelah menggunakan model learning cycle 8E berbantuan

applikasi Physics at School dengan pengaruh 57,5 %.

27
2. Bunga Lia, judul skripsi “Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Melalui

Model Learning Cycle-8E Pada Materi Laju Reaksi”. Tujuan penelitian

ini bertujuan untuk memberikan informasi mengenai pencapaian

keterampilan berpikir kritis siswa melalui model learning cycle 8-E.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Penelitian

ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2019/2020 dikelas XI

MIA4 MAN 3 Pekanbaru dengan materi Laju Reaksi. Penelitian ini

menggunakan desain One Shoot Case Study dengan sampel penelitian

berjumlah 27 siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini

adalah tes essay untuk mengetahui keterampilan berpikir kritis siswa dan

wawancara tidak terstruktur untuk mengetahui respon siswa dan

memperkuat hasil data yang telah diperoleh. Berdasarkan data yang

diperoleh menunjukkan bahwa pencapaian indikator tertinggi ditunjukan

pada indikator memfokuskan pertanyaan persentase rata-rata sebesar

77,77% dengan kategori baik dan pencapaian indikator terendah

ditempati oleh indikator mendefenisikan istilah dan mempertimbangkan

suatu defenisi dengan persentasi rata-rata sebesar 42,59% dengan

kategori cukup. Hasil rata-rata analisis keterampilan berpikir kritis siswa

secara keseluruhan sebesar 66,97% dengan kategori baik dan hasil

wawancara siswa menunjukan bahwa siswa senang dan tertarik dengan

pembelajaran yang diterapkan.

3. Fitria Marlina, judul skripsi “Analisis Kemampuan Literasi Sains Siswa

Melalui Model Pembelajaran Learning Cycle 7E pada Materi

28
Termokimia”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan

literasi sains siswa. Penelitian ini dilakukan di SMAN 12 Pekanbaru pada

kelas XI MIPA 4 dengan menggunakan metode deskriptif yang diarahkan

untuk mengetahui informasi mengenai analisis kemampuan literasi sains

siswa melalui model pembelajaran Learning Cycle 7E pada Materi

Termokimia. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah One

Case Study dengan sampel 33 siswa menggunakan tes soal Essay. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa persentase rata-rata keterlaksanaan

kemampuan literasi sains siswa melalui model pembelajaran Learning

Cycle 7E pada kelima indikator ini bervariasi, indikator mengingat dan

membenarkan pengetahuan ilmiah sebanyak 79% dengan kategori baik,

indikator mengidentifikasi, membenarkan dan menghasilkan model yang

jelas dan representasi 80% dengan kategori sangat baik, indikator

membuat dan membenarkan prediksi yang tepat 86% dengan kategori

sangat baik, indikator mengajukan hipotesis yang jelas 76% dengan

kategori baik, indikator menjelaskan implikasi potensial dari

pengetahuan ilmiah bagi masyarakat 75% dengan kategori baik.

Sehingga didapat rata-rata persentase dari semua indikator kemampuan

literasi sains siswa pada tes posttes yaitu 79,2% dengan kategori baik.

4. Rizal Dzul Fadly, judul skripsi “Pengaruh Penggunaan Aplikasi Quizizz

pada Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament

terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Kelas XI MIA SMAN 1 Gowa

(Studi Materi Pokok Larutan Penyangga). Penelitian ini adalah penelitian

29
eksperimen semu yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh

penggunaan aplikasi quizizz pada model pembelajaran teams games

tournament terhadap hasil belajar peserta didik kelas XI MIA SMAN 1

Gowa tahun pelajaran 2018/2019 pada materi pokok larutan penyangga.

Desain penelitian yang digunakan adalah posttest only control group

design. Populasinya adalah peserta didik kelas XI MIA SMAN 1 Gowa

yang terdiri dari delapan kelas. Pengambilan sampel dilakukan secara

random sampling. Kelas yang terpilih sebagai sampel penelitian yaitu

kelas XI MIA 1 sebagai kelompok eksperimen dan XI MIA 3 sebagai

kelompok kontrol. Variabel bebasnya adalah penggunaan aplikasi quizizz

pada model pembelajaran teams games tournament dan model

pembelajaran teams games tournament tanpa aplikasi quizizz. Variabel

terikatnya adalah hasil belajar larutan penyangga. Pengambilan data

dilakukan dengan pemberian tes hasil belajar larutan penyangga

sebanyak 25 soal dengan 5 pilihan jawaban. Data yang diperoleh

dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif dan statistik

inferensial. Hasil analisis prasyarat statistik inferensial terhadap tes hasil

belajar menunjukkan bahwa data pada kelompok eksperimen dan kontrol

tidak terdistribusi normal serta memiliki varians yang homogen. Hasil uji

non-parametrik Mann-Whitney dengan α= 0,05 dan dk= 1,64 diperoleh

zhitung > ztabel (3,69>1,64) maka ada pengaruh penggunaan aplikasi

quizizz pada model pembelajaran teams games tournament terhadap hasil

30
belajar peserta didik kelas XI MIA SMAN 1 Gowa pada materi pokok

larutan penyangga.

5. Leony Sanga Lamsari Purba dengan menggunakan media applikasi

Quizizz mengalami peningkatan belajar siswa pada konsenterasi belajar

sebesar 0,46, dengan interpretasi peningkatan sedang. Terdapat lima

indikator konsentrasi belajar, namun hanya indikator ketelitian

mengalami peningkatan tertinggi sebesar 0,53 dan indikator pemahaman

mengalami peningkatan paling rendah yaitu, 0,36. Berdasarkan

wawancara mendalam terhadap mahasiswa yang digunakan sebagai

sampling, ketelitian meningkat akibat adanya batasan waktu dan

ketakutan mahasiswa terhadap respon jawaban yang diinput mahasiswa

pada quizizz.

31
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian dan Desain Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian Quasi Eksperiment

atau eksperimen semu.Quasi Eksperiment adalah penelitian yang

dilaksanakan dengan menggunakan seluruh subjek dalam kelompok

belajar (intact group) untuk diberi Perlakuan (treatment) dan bukan

menggunakan subjek yang diambil secara acak.19 Quasi Experiment ini

mengambil subjek penelitian pada manusia. Menurut Gay metode

penelitian eksperimental merupakan satu-satunya metode penelitan yang

dapat menguji secara benar hipotesis menyangkut hubungan kausal

(sebab akibat). Penelitian quasi eksperiment berfungsi untuk mengetahui

pengaruh dan percobaan terhadap karakteristik subjek yang diinginkan

oleh peneliti. Efektifitas perlakuan yang dieksperimenkan dapat diukur

melalui peningkatan skor sebelum perlakuan dengan sesudah perlakuan

baik kelas kontrol dan kelas eksperimen. Metode ini memiliki kelompok

kontrol, namun tidak berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-

variabel luar yang dapat mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.20

19
Yenni kurniawati. Metode Penelitian Pendidikan(Bidang ilmu kimia). Pekanbaru:Cahya
firdaus. 2019. Hal 51
20
Annisa fitri K. Pengaruh Model Learning Cycle 8e Berbantuan Aplikasi Physics At
School Terhadap Hasil Belajar Pada Materi Alat-Alat Optik. Jurnal Universitas Islam Negeri
Hidayatullah. Hal 32.

32
2. Desain Penelitian

Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah Pretest-

Posttest, Non Equivalent Control Group Design. Desain penelitian ini

tedapat dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

yang tidak dipilih secara random, dengan desain ini kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol akan dibandingkan21. Selanjutnya

kedua kelompok diberi pretest sebelum perlakuan diberikan. Karena

adanya pretest, maka pada desain penelitian tingkat kesetaraan kelompok

turut diperhitungkan. Pretest dalam desain ini juga dapat digunakan

untuk pengontrolan secara statistik (statistical control) serta dapat

digunakan untuk melihat pengaruh perlakuan terhadap capaian skor (gain

score).22 Kelompok eksperimen merupakan kelompok yang diberi

perlakuan berupa penerapan model pembelajaran learning cycle 9 E

berbantuan aplikasi Quizizz sedangkan kelompok kontrol proses

pembelajaran dilakukan dengan metode konvensional yang biasa

digunakan oleh guru sekolah ketika pembelajaran Kimia di kelas.

Kemudian dilakukan perlakuan posttestt yang bertujuan untuk mengukur

ada tidaknya peningkatan hasil belajar siswa. Desain penelitian ini dapat

digambarkan sebagai berikut.

kelompok Pre-test Variabel terikat Post-test

21
Ibid. Annisa fitri
22
Ibid bu yenni

33
Eksperimen O1 X1 O2
Kontrol O3 X2 O4

B. Waktu dan tempat penelitian

Penelitian akan dilaksanakan pada tahun ajaran 2021/2022 semester ganjil.

Tempat penelitian ini dilakukakan di SMA Muhammadiyah 1 Pekanbaru

yang beralamat dijalan KH. Akhamd Dahlan. No.90 Kp. Melayu,

Kec.Sukajadi, kota Pekanbaru, Riau, No pos. 28122. Penelitian ini

Menyesuaikan dengan pembelajaran di sekolah SMA Muhammadiyah 1

Pekanbaru semester ganjil tahun ajaran 2021/2022.

C. Populasi dan Sampel

Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X di SMA

Muhammadiyah 1 Pekanbaru tahun ajaran 2021/20202 pada semester ganjil.

Jumlah kelas X yang ada di SMA Muhammadiyah 1 Pekanbaru terdiri 3

kelas. Kelas tersebut terdiri dari kelas X Mia 1, X Mia 2, X Mia 3.

Dalam penelitian ini sampel yang digunakan ada 2 kelas yaitu kelas

eksperimen dan kelas kontrol.

D. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari 2, yakni sebagai berikut:

1. Variabel Bebas (Independent Variable)

Variabel bebas adalah variabel yang menjadi objek utama dalam suatu

penelitian atau variabel yang memberikan pengaruh. Variabel bebas dalam

34
penelitian ini adalah Applikasi Quizizz dan Model pembelajaran Learning

Cycle 9E.

2. Variabel Terikat (Depent Variable)

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat

karena adanya variabel lain (variabel bebas). Variabel terikat dalam

penelitian ini adalah Hasil belajar Siswa studi materi larutan elektrolit dan

non elektrolit.

E. Teknik Pengumpulan Data


F. Instrumen Penelitian
G. Prosedur Penelitian

35

Anda mungkin juga menyukai