BAB I
PENDAHULUAN
ktu semakin pesat. Fenomena tersebut mengakibatkan adanya pengaruh dalam ber
ngan tentang Sistem Pendidikan No. 20 tahun 2003, mengatakan bahwa Pendidika
n merupakan “usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan p
embelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
pengetahuan dan teknologi yang menuntut peserta didik untuk memiliki pengetah
uan, sikap serta keterampilan belajar pada abad 21 untuk menghadapi kemajuan I
PTEK yang berkembang pesat dalam kehidupan global. Pemerintah juga telah mel
akukan upaya untuk memperbaiki mutu pendidikan di Indonesia agar lebih baik d
ari masa-masa sebelumnya. Berbagai upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah
tidak akan berhasil tanpa adanya pendidik yang menggunakan model, pendekatan
2
serta metode yang digunakan pada proses belajar mengajar. Tugas pendidik adala
a didik, juga sekaligus melatih dan membimbing serta mengarahkan peserta didik
dar Nasional Pendidikan menyatakan bahwa proses pembelajaran pada suatu pend
emotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberi ruang yang cuku
p bagi prakarsa kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perke
mbangan fisik serta psikologi peserta didik. Oleh karena itu pelaksanaan pembelaj
n jika ada kerja sama antara pendidik dan peserta didik, sehingga dapat memberik
n salah satu ilmu yang mempelajari gejala-gejala alam dari segi materi dan energi
nya. Fisika sebagai ilmu dasar memiliki karakteristik yang mencakup bangun ilmu
yang terdiri atas fakta, konsep, prinsip, hukum, postulat, dan teori serta metodolog
puti mengamati, mengukur, memahami konsep dalam fisika dan menerapkan ide p
SMA Negeri 1 Tigo Nagari yaitu kurikulum yang digunakan adalah kurikulum 20
13 yang dimana peserta didik dituntut untuk aktif, kreatif, dan inovatif. Namun pa
3
da saat proses pembelajaran, penyampaian materi oleh pendidik masih bersifat sat
teri sudah mulai menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PB
L). Akan tetapi hasil yang diinginkan belum sesuai yang diharapkan, karena hasil
belajar peserta didik masih tergolong rendah dan kurangnya keaktifan peserta didi
k dalam pembelajaran yang membuat tidak terjadinya interaksi dua arah antara pe
ndidik dan peserta didik. Pendidik mengatakan bahwa peserta didik masih kesulita
Hasil observasi terhadap peserta didik, peserta didik mengatakan fisika itu
mata pelajaran yang sulit dipahami karena konsep dan rumusnya yang banyak. Pe
serta didik juga mengatakan pendidik lebih sering menggunakan buku paket kemu
dian menjelaskan materi di papan tulis. Jika peserta didik tidak paham akan materi,
Hal ini didukung juga dari hasil observasi yaitu pada proses pembelajaran
pembelajaran, sering keluar masuk kelas, berbicara dengan teman sebangku, jika
ditanya oleh pendidik tentang soal, peserta didik bingung dengan soal tersebut
sehingga berpikir kritis peserta didik rendah. Penggunakan metode ceramah dalam
dan kurang aktif. Peserta didik juga berharap pendidik bisa menggunakan variasi
model atau pun metode dalam pembelajaran supaya bisa menarik minat belajar
peserta didik. Adanya masalah diatas akan menyebabkan kurangnya minat belajar
4
peserta didik terhadap pelajaran fisika dan akan berdampak pada hasil belajar pese
rta didik.
Hasil belajar peserta didik fisika pada nilai ujian tengah semester ganjil tah
Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat hasil belajar peserta didik banyak yang re
ndah dan banyak peserta didik yang tidak tuntas dari pada yang tuntas. Hal ini dis
ebabkan oleh rendahnya pemahaman konsep fisika peserta didik sehingga berdam
pak pada hasil belajarnya. Pemahaman konsep merupakan kemampuan peserta did
Jadi dapat disimpulkan bahwa peserta didik masih kurang memahami mate
(pembelajaran konvensional). Maka dari itu salah satu upaya yang dapat dilakuka
n yaitu menciptakan kegiatan belajar yang lebih menarik bagi peserta didik dan le
ada dunia nyata dan masalah otentik akan membuat siswa memiliki pengetahuan y
ang mendalam, bersifat dinamis dan kreatif, sehingga dapat menciptakan generasi
unggul (Sariah, 2016:4). Beberapa kelebihan dalam pembelajaran STEM yaitu pes
Berpikir kritis merupakan suatu proses dimana peserta didik dituntut untuk
m ESD akan berdampak positif yaitu akan meningkatnya kemampuan berpikir krit
is peserta didik.
i akan menerapkan pembelajaran STEM berbasis ESD terhadap berpikir kritis pes
B. Identifikasi Masalah
6
1. Peserta didik kurang aktif dalam proses pembelajaran fisika karena pendidik
2. Peserta didik mengalami kesulitan dalam memahami materi fisika karena rum
usnya.
C. Batasan Masalah
da:
pat meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik pada materi fisika.
2. Berpikir kritis peserta didik dilihat dari ranah kognitif dan ranah afektif.
D. Rumusan Masalah
tian ini adalah “Apakah terdapat Pengaruh Penerapan Pembelajaran STEM Berbas
is ESD Terhadap Berpikir Kritis Peserta Didik Kelas XI SMA Negeri 1 Tigo Nag
ari?”
E. Tujuan Penelitian
7
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adal
F. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti
erbasis ESD yang nantinya diharapkan berguna dalam dunia pendidikan khus
sebagai salah satu cara untuk memahami konsep fisika dengan cara yang baru
3. Bagi pendidik
untuk menunjang pembelajaran agar peseta didik lebih tertarik untuk belajar
fisika.
4. Bagi sekolah
Sekolah dapat menjadikan pembelajaran STEM berbasis ESD ini sebagai pem
BAB II
TINJAUAN TEORI
memperoleh suatu perubahan baik secara tingkah laku yang baru atau sebagai
interaksinya dengan lingkungan sekitar yang menjadi titik acuan untuk melihat
ndidik dalam mewujudkan kegiatan pembelajaran agar efektif dan efisien dimana
Z. 2013: 66).
nentukan mutu hasil pembelajaran yang akan diperoleh peserta didik. Untuk menc
iptakan suatu pendidikan yang bermutu, maka salah satu upaya yang dilakukan pe
ndidik adalah dengan membentuk pola berpikir kritis bagi peserta didik. Salah sat
u pembelajaran yang membutuhkan pemikiran kritis oleh peserta didik yaitu pemb
elajaran fisika.
egiatan pembelajarannya harus meliputi proses, sikap ilmiah, dan produk. Pembel
ajaran fisika juga tidak hanya memberikan kemampuan terhadap peserta didik unt
uk menyelesaikan soal-soal saja, tetapi juga untuk melatih agar peserta didik ma
tuk mengakses data dan segala kebutuhan manusia. Engineering adalah penerapan
hari-hari. STEM dalam proses pembelajaran adalah suatu pendekatan yang pembe
lajarannya terdapat integrasi antara empat aspek yang memfokuskan terhadap mas
ada hubungan pengetahuan dan keterampilan (STEM). Pendekatan ini dapat men
ciptakan sebuah pembelajaran secara menyatu dan pembelajaran yang aktif karena
ritis, bernalar secara logis dan sistematis serta mampu untuk berkomunikasi, berko
am kehidupan peserta didik. Berikut empat aspek dalam pendekatan STEM yaitu s
ebagai berikut:
erjadi serta mampu untuk memahami hubungan antara suatu permasalahan dan ma
salah lainnya. STEM dalam dunia pendidikan bertujuan selaras dengan tuntutan p
endidikan abad 21, yaitu agar peserta didik memiliki literasi sains dan teknologi y
ang berdampak dari membaca, menulis, mengamati, serta melakukan sains, serta
ima tahap dalam pelaksanaannya dikelas yaitu observe, new idea, innovation, crea
berperan aktif dalam proses pembelajaran dan juga peserta didik diajak untuk dap
at yang bertujuan untuk menginformasikan dan melibatkan peserta didik aktif, kre
atif juga memiliki keterampilan dalam menyelesaikan masalah, saintifik, dan sosia
l literasi, lalu berkomitmen yang mana tindakan akan menjamin kesejahteraan ling
(2020:14) Konsep ESD yaitu penerapan ilmu pengetahuan dalam kehidupan sehar
i-hari yang berkaitan dengan isu-isu lingkungan, dengan adanya pembelajaran itu
ngarahkan siswa untuk berpikir ke depan serta memiliki kesadaran atas sustainabi
lity awareness.
ungan sekitar siswa atau dapat dikatakan juga sebagai kesadararan untuk menjaga
serta menghargai lingkungan dan kehidupan disekitarnya dibangun sejak dini kare
tan. Maksudnya disini adalah peserta didik dituntut sejak dini bisa menyelesaikan
dari ESD tercapai. Belajar aktif peserta didik akan belajar lebih efektif dan konsist
Pada penelitian ini akan digunakan STEM berbasis ESD yaitu untuk pemb
elajaran STEM dengan penggunaan empat aspek serta sintaks dari STEM yang di
D. Berpikir Kritis
an terarah untuk suatu tujuan. Proses berpikir juga merupakan suatu kegiatan ment
yataan tersebut sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Tyler (Sarfa
Dari definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa pengertian berpikir ada
lah aktivitas mental secara yang dialami seseorang bila mereka dihadapkan pada s
uatu masalah atau situasi yang harus dipecahkan dan mampu mencari sumber info
rmasi yang relevan sebagai pendukung pemecahan masalah. Berpikir kritis merup
15
akan kemampuan untuk mempertanyakan setiap aspek penting dalam suatu perma
salahan. Dalam proses belajar mengajar terdapat suatu proses yang memberikan k
rbagi atas tiga ranah penilaian yaitu ranah kognitif yang merupakan penilaian terh
adap kemampuan intelektual peserta didik, ranah afektif penilaian terhadap sikap,
eserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran. Untuk penilaian ranah psikom
m selama penelitian.
Pada penelitian ini akan digunakan STEM berbasis ESD yaitu untuk pemb
elajaran STEM dengan penggunaan empat aspek serta sintaks dari STEM yang di
gkan empat disiplin ilmu yaitu sains, teknologi, teknik, dan matematika yang didu
kung dengan Education for Sustainable Development (ESD) dimana peserta didik
enelitian yang baru. Hasanah Zainatul, (2021) dengan judul “Implementasi Model
Problem Based Learning Dipadu LKPD Berbasis STEM untuk Meningkatkan Ket
STEM dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis peserta didik SMA pada
apoti (2023) dengan judul “Studi literatur analisis pengaruh pendekatan STEM ter
TEM memberikan pengaruh yang positif terhadap kemampuan berpikir kritis sisw
a.
mnya adalah penelitian yang dilakukan Hasanah Zainatul, (2021) dan Nurul Huda
poti (2023) yaitu perbedaan materi, materi yang akan digunakan adalah gelomban
g cahaya yang akan diintegrasikan kedalam bentuk tujuan dari ESD dengan
F. KERANGKA BERPIKIR
Berdasarkan uraian dari kajian teori diatas, maka dapat dibuat kerangka be
mampuan berpikir kritis pada peserta didik dapat dilihat dari indikatornya, yang
membuat kesimpulan.
Menggunakan pembelajaran
konvensional atau ceramah
18
G. HIPOTESIS PENELITIAN
ilakukan adalah sebagai berikut “ adanya pengaruh berpikir kritis fisika peserta di
dik dengan menggunakan pembelajaran STEM berbasis ESD dari pada mengguna
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2023/2
024. Tempat pelaksanaan penelitian ini yaitu kelas XI MIPA SMAN 1 Tigo Nagar
i yang terletak di Jl. Lintas Padang Sawah-Kumpulan Km.4 Kec Tigo Nagari Kab.
Pasaman. Penelitian ini akan dilakukan selama kurang lebih 3 minggu pada materi
gelombang cahaya.
B. Desain Penelitian
mua jenis variabel yang relevan kecuali beberapa dari variabel-variabel tersebut.
19
kelompok control dipilih secara acak. Penelitian ini menggunakan model rancanga
n Randomized Control Group Posstest Only Design yang dapat digambarkan sepe
rti tabel 3.
Berdasarkan tabel 3, penelitian yang akan dilaksanakan ini terdiri dari dua
kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol, yang dimana pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol diberikan posstest tetapi hanya kelas eksperimen
nelitian atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai varia
si tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesi
mpulannya. Pada penelitian ini terdapat variabel bebas dan variabel terikat, adapu
1. Pembelajaran STEM berbasis ESD adalah pendekatan yang digunakan pada aba
salah agar setiap individu dapat bersaing dengan sehat dan adil serta mampu dal
am menciptakan kerja sama yang baik dengan individu lain. Berpikir kritis dapa
t dilihat dari ranah kognitif dan afektif yang merupakan variabel terikat, dimana
variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena ad
1. Populasi
alam penelitian ini populasinya adalah seluruh peserta didik kelas XI MIPA SMA
2. Sampel
(Sugiyono, 2018:139). Teknik sampel pada penelitian ini adalah stratified random
tingkatan tertentu seperti tingkat tinggi atau tingkat rendah. Sesuai masalah yang d
iteliti, maka dibutuhkan dua kelas sebagai sampel yaitu kelas eksperimen dan kela
s kontrol. Pada penelitian ini kelas eksperimen yaitu kelas XI MIPA 1 dan kelas
21
kontrol XI MIPA 2 dilihat dari nilai UTS dimana kelas XI MIPA 1 lebih banyak
a. Mengumpulkan nilai ujian semester 1 ganjil kelas XI SMA Negeri 1 Tigo Nag
b. Melakukan uji nornalitas dengan tujuan untuk melihat apakah sampel berasal d
ari populasi yang berdistribusi normal atau tidaknya. Menurut Sudjana dalam
Nuryadi (2017:81) uji normalitas data digunakan dengan menggunakan uji lili
uan taraf sigifikansi, yaitu pada taraf signifikasi 5% (0,05) dengan hipotesis y
2. Untuk setiap bilangan baku ini dengan menggunakan daftar distribusi normal b
5. Ambil harga yang paling besar di antara harga-harga mutlak selisih tersebut, m
Untuk menerima atau menolak hipotesis nol ( ), dilakukan dengan cara Memban
digkan ini dengan nilai kritis yang terdapat dalam tabel untuk taraf n
hadap nilai UTS kelas sampel dengan uji normalitas, maka didapat sampel berdist
ukkan bahwa dua atau lebih kelompok sampel data diambil dari populasi yang
memiliki varians yang sama. Pengujian ini dilakukan dengan uji F. Hipotesis ya
ng digunakan adalah:
kan rumus:
23
Keterangan:
: Varians dua kelompok
: Varians terbesar
: Varians terbesar
as sampel dengan uji homogenitas, maka didapat kedua sampel memiliki varians d
1. Instrumen Penelitian
adalah suatu alat ukut untuk mengukur fenomena alam ataupun sosial yang
diamati. Instrumen penelitian merupakan alat untuk memperoleh data dalam rang
a. Ranah kognitif
s peserta didik pada aspek kognitif adalah dengan menggunakan tes berbentuk e
ssay. Tes ini dilakukan diakhir pertemuan atau diakhir materi pelajaran. Setela
Untuk tes yang baik perlu dilaksanakan penyusunan tes dengan menggu
Tes yang diberikan adalah tes tertulis berupa soal-soal essay yang dimana
soal tersebut diambil berdasarkan materi pokok bahasan yang sudah dipelajari. Te
s digunakan sebagai untuk melihat kemampuan berpikir kritis peserta didik pada
materi fisika meningkat dari pada sebelumnya. Dalam tes tersebut dilakukan langk
c) Menyusun butir-butir soal yang menjadi bentuk tes akhir sesuai dengan kisi-k
isi soal.
e) Memvaliditas tes
Validitas tes adalah ketepatan tes. Suatu tes bisa dikatakan valid apabila te
s tersebut dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Arikunto (2016:64) sebua
h tes dikatakan memiliki validasi apabila mengukur tujuan khusus tertentu yang se
jajar dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan. Oleh karena itu, materi yang
diajarkan tertera dalam kurikulum yang digunakan disekolah tersebut dan menyes
uaikannya dengan materi yang sudah diajarkan. Validasi dilakukan oleh dosen pe
mbimbing dan guru mata pembelajaran fisika kelas MIPA SMA Negeri 1 Tigo Na
gari.
Hasil sebuah penelitian dipercaya apabila alat pengumpulan data yang dig
unakan sudah akurat dan sudah mempunyai validitas tes, tingkat kesukaran soal, d
aya pembeda soal, dan reabilitas tes. Maka soal tersebut perlu dilakukan uji coba t
25
erlebih dahulu disekolah yang memiliki kualifikasi dan kemampuan akademik yan
g bagus. Uji coba tes akan dilakukan di kelas XI MIPA SMAN 1 Kinali, Pasaman
Barat.
3. Analisis Item
Setelah uji coba soal dilaksanakan kemudian dilakukan analisis item tes un
tuk melihat baik atau tidaknya suatu soal. Untuk menganalisis item perlu diperhati
soal yang mudah, sedang atau sukar. Menurut Arikunto (2015:222) untuk meng
identifikasi soal yang baik, kurang baik dan buruk dilakukan uji tingkat kesukar
an butir soal. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak ter
lalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk meningkatka
n kemampuan pemecahan masalah dan soal yang sukar akan menyebabkan sisw
0,71-1,00 Mudah
Sumber: Arifin (2016:135)
antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan ren
dah. Menurut Arifin (2016:133) untuk menentukan daya beda soal dapat
Keterangan
DP: Daya Pembeda
= Rata-rata kelompok atas
= Rata -rata kelompok bawah
s = Skor maksimum
ang sama. Menurut Arikunto (2013: 239) untuk menentukan reliabilitas tes diguna
, dimana
Keterangan :
: Reliabilitas soal.
N : Jumlah banyaknya
: Jumlah variansi tiap-tiap soal.
: Jumlah variansi
: Jumlah skor tiap-tiap butir soal.
27
Tabel 5. Interpretasi
Nilai Interpretasi
0,00-0,20 Sangat Lemah
0,21 – 0,40 Lemah
0,41-0,60 Cukup
0,61-0,80 Tinggi
0,81-1,00 Sangat Tinggi
Sumber : Arikunto (2014:228)
an dengan tabel product moment, dan diketahui bahwa lebih kecil dari harga .M
aka dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut cukup. Jadi dapat disimpulkan b
b. Ranah Afektif
Ranah afektif mencakup watak perilaku atau aktivitas peserta didik sela
dengan penilaian kognitif sehingga teknik penilaian yang digunakan juga berbe
da. Ranah afektif yang diamati berupa aktivitas peserta didik selama proses keg
dik dalam membentuk sikap, pikiran, perhatian, dan kegiatan pembelajaran gun
aat kegiatan tersebut. Aktivitas yang telah diamati pada penelitian ini diantaran
kelompok berlangsung.
2 Responding 2. Peserta didik ada terlihat
(Jawaban) menjawab pertanyaan yang
diberikan pendidik atau
kelompok lain
3 Valuing 3. Peserta didik menghargai
(Penilaian) pendapat teman lain pada saat
proses tanya jawab.
4 Organization 4. Peserta didik berpartisipasi
(Organisasi) dalam diskusi kelompok.
Berdasarkan Tabel diatas terlihat bahwa aktivitas peserta didik yang akan
diamati pada penelitian ini adalah receiving, responding, valuing dan organizing.
Dari aktivitas tersebut diberi tanda (✔) pada kolom Ya atau Tidak.
Untuk mencapai tujuan penelitian yang telah ditetapkan perlu disusun prosedur pe
nelitian yang sistematis. Prosedur penelitian dibagi menjadi tiga tahap, yaitu tahap
a. Tahap persiapan
1) Peneliti meminta izin untuk melakukan penelitian di SMA Negeri 1 Tigo Nag
3) Peneliti menyusun kisi-kisi soal tes akhir, membuat soal tes akhir dan RPP
4) Peneliti menentukan kelas sampel yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol.
6) Mempersiapkan kisi-kisi soal dan kunci jawaban tes uji coba sekaligus tes ak
hir.
b. Tahap pelaksanaan
imen dan kelas kontrol. Tahapan pelaksanaan pada kelas kedua tersebut yaitu a
danya kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup berikut penjela
sannya:
Kegiatan Inti
Pendidik menggunakan langkah pembelajaran P1. S Pendidik menyuruh peserta didik
TEM yaitu: duduk secara berkelompok
P1. Pendidik menyuruh peserta didik 2. Pendidik membagikan buku paket.
duduk secara berkelompok. Peserta didik pendidik menyampaikan materi
dikelompokkan secara acak dilihat dari pembelajaran
berdasarkan tingkat kemampuan tinggi, rendah, 3.Pendidik memberikan kesempatan kepada pese
sedang. rta didik untuk bertanya mengenai materi disajik
P2. Pendidik memberikan soal tentang materi, Pes an
erta didik dimotivasi untuk melakukan suatu pen 4. pendidik menjawab pertanyaan
gamatan terhadap berbagai fenomena/masalah peserta didik mengenai materi yang disajikan.
tersebut 5.Pendidik menjelaskan contoh soal kepada pese
P3. Peserta didik di minta mampu melihat melalui rta didik. Pendidik memberikan latihan soal unt
model maupun simulasi untuk membantu menge uk dikerjakan oleh peserta didik
mbangkan informasi yang sedang diamati. 6.Pendidik memintak salah satu
4.Peserta didik diminta untuk merencanakan dan perwakilan kelompok untuk menjawaban latihan
melakukan penyelidikan ilmiah terrhadap di depan kelas atau papan tulis
masalah yang ditemukan untuk memperoleh dat 7.Pendidik memperbolehkan
a kelompok lain menanggapi jawaban.
55.Peserta didik melakukan penyelidikan ilmiah d 8.Pendidik memberikan penguatan terhadap jawa
an memperoleh data, selanjutnya data yang di pe ban peserta didik dan memberikan hadiah kepada
roleh di analisis kemudian menafsirkan data yan kelompok presentasi
g di peroleh
66.Peserta didik menggunakan cara berpikir mate
30
c. Tahap Akhir
1) Mengadakan tes akhir (posttest) pada kedua kelas dengan tujuan untuk menge
2) Mengolah data hasil posttest peserta didik pada kedua kelas yaitu kelas eksper
Analisis data bertujuan untuk menguji apakah hipotesis yang di ajukan dal
am penelitian diterima atau ditolak. Data yang sudah dianalis mencakup ranah kog
Pada ranah kognitif data yang telah dianalisis diperoleh dari tes akhir. A
nalisis tes untuk mengetahui apakah hasil posttes tersebut terdapat pengaruh ke
mampuan berpikir kritis peserta didik pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Hasil belajar peserta didik dari penskoran akhir dengan soal essay. Untuk mem
permudah penskoran pada tes essay perlu adanya kunci jawaban. Penilaian kog
nitif pada peserta didik berupa tes essay dapat dihitung dengan rumus:
Analisis data digunakan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Uji hip
otesis dapat dilakukan jika data yang digunakan sudah dilakukan uji normalitas
a. Uji Normalitas
pakah data yang diperoleh terdistribusi normal atau tidak. Hipotesis statistik yang
digunakan:
Uji yang digunakan adalah uji Lilliefors dengan menentukan nilai tertinggi
ditolak.
b. Uji Homogenitas
elompok data sampel berasal dari populasi yang memiliki variansi yang sama. Hal
itu juga dinyatakan oleh Widana & Muliani (2020:29), uji homogenitas digunaka
Keterangan:
:Varians dua kelompok
: Varians terbesar
: Varians terbesar
erima jika .
c. Uji Hipotesis
s sampel dinyatakan normal dan homogen sehingga untuk perhitungan uji hipotesi
Keterangan:
= rata-rata skor tes hasil belajar peserta didik kelas eksperimen
= rata-rata skor tes hasil belajar peserta didik kelas kontrol.
33
sebagai berikut:
Dengan S adalah:
Keterangan :
= nilai rata-rata kelas eksperimen
= nilai rata-rata kelas kontrol
= standar deviasi kelas eksperimen
= standar deviasi kelas kontrol
S = standar deviasi gabungan
= jumlah siswa kelas eksperimen
= jumlah siswa kelas kontrol
olak.
Pada penilaian ranah afektif dilihat dari aktivitas peserta didik di kelas s
da pada indikator yang telah dibuat oleh pendidik, maka akan diberikan tanda c
eklis (P). Untuk aspek yang diamati, akan diberikan skor 1 jika teramati “ya” da
n akan diberi skor 0 jika teramati “tidak”. Adapun kriteria penskorannya adalah
sebagai berikut:
pengamatan.
Untuk memperoleh nilai aktivitas peserta didik dengan nilai akhir meng
itian ranah afektif tingkat keberhasilan aktivitas peserta didik dikatakan baik dan s
angat baik apabila nilai peserta didik 75 ke atas, jika diperoleh nilai 75 ke bawah t
ingkat keberhasilan peserta didik dikategorikan cukup atau kurang, karena kriteria
Ketuntasan Maksimal (KKM) 75. Adapun kriteria skor tes akhir yang diperoleh p
ari ranah afektif dilihat berdasarkan predikat akhir yang diperoleh. Apabila pesert
a didik aktif dalam proses pembelajaran maka perolehan nilai semakin tinggi, seda
ngkan peserta didik yang kurang aktif juga mendapat nilai rendah.
DAFTAR PUSTAKA
Agusti D.E, K. A. (2019). Problem Based Learning dengan Konteks ESD untuk
Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Sustainability Awareness
Siswa SMA pada materi Pemanasan Global. Jakarta.
Gabriela Clarisa dkk. (2020). Penerapan Flipped Classroom dalam Konteks ESD
untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif dan Membangun Sustainability
Awareness. Journal of Natural Science and Integrationp. Vol. 3 Hal 13-25
Sariah binti Abd Jali (2016). Pelaksanaan STEM Dalam Pengajaran dan
Pembelajaran, Malaysia: Putrajaya