PENDAHULUAN
atakan bahwa Pendidikan merupakan “usaha sadar dan terencana untuk mewujudk
an suasana belajar dan pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangk
dituntut agar memiliki pengetahuan, sikap serta keterampilan belajar untuk mengh
adapi kemajuan IPTEK pada abad 21 yang berkembang pesat dalam kehidupan gl
ndonesia agar lebih baik dari sebelumnya. Upaya yang telah dilakukan pemerintah
onal, MGMP dan lainnya. Pemerintah juga melakukan pergantian kurikulum seba
nyak sebelas kali, dimulai pada tahun 1974, kemudian sampai kurikulum 2013 da
1
PAGE \* MERGEFORMAT 7
oleh siswa kelompok ilmu pengetahuan alam (IPA). Ilmu fisika merupakan ilmu
empiris artinya setiap hal yang dipelajari dalam fisika didasarkan pada hasil
mempelajari tentang rumus yang harus dihafal, tetapi perlu adanya pengamatan
mengenai gelaja alam yang ada di lingkungan sekitar sehingga peserta didik bisa
yang merupakan hal penting pada saat proses pembelajaran. Fisika sangat
sekitar.
MA Negeri 1 Tigo Nagari yaitu kurikulum yang digunakan adalah kurikulum 201
model pembelajaran dan pendekatan yang digunakan pendidik di kelas, masih ada
peserta didik yang kurang paham mengenai materi fisika sehingga menganggap
pembelajaran fisika menjadi mata pelajaran yang sulit untuk dipahami. Pendidik
dalam pembelajaran. Hal ini dilihat dari media yang digunakan belum bervariasi.
yang berguna untuk menampilkan materi pembelajaran. Salah satu media yang
Hasil angket observasi dari peserta didik didapatkan bahwa peserta didik
kurang antusias dalam belajar, hal ini dilihat dari proses pembelajarannya yang
permasalahan yang diajukan oleh pendidik karena kurang mengerti dan kurangnya
kemauan untuk bertanya, tidak mencari tahu, dan tidak bisa memberikan argumen
minimnya partisipasi peserta didik dalam belajar. Hal ini juga dapat dilihat dari
Hasil belajar peserta didik fisika pada nilai UH semester genap tahun ajara
Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat hasil belajar peserta didik banyak yang
tidak tuntas dari pada yang tuntas. Hal ini disebabkan oleh kurangnya pemahaman
terhadap materi fisika dan berpikir kritisnya rendah sehingga berdampak pada hasi
PAGE \* MERGEFORMAT 7
l belajar peserta didik. Berpikir kritis merupakan suatu proses dimana peserta didi
adalah menciptakan kegiatan belajar yang bisa menarik minat belajari peserta
didik dan memberikan variasi pendekatan dan media pembelajaran yaitu dengan
Mathematics).
STEM ini difokuskan pada dunia nyata dan masalah otentik akan membuat siswa
memiliki pengetahuan yang mendalam, bersifat dinamis dan kreatif, sehingga dap
elajaran STEM yaitu peserta didik bisa mengaitkan materi pembelajaran dengan
argumentasi.
PAGE \* MERGEFORMAT 7
ilmiah sangat penting yang melibatkan banyak variabel fisika menjadi saling
pembelajaran.
i akan menerapkan pembelajaran STEM terhadap berpikir kritis peserta didik kela
B. Identifikasi Masalah
2. Pendekatan dan media pembelajaran yang digunakan oleh pendidik masih kur
ang efektif.
isampaikan oleh pendidik sehingga nilai UH yang diperoleh tidak sesuai yang
C. Batasan Masalah
1. Pada proses pembelajaran peserta didik kurang aktif, rendahnya berpikir kritis
belajar. Karena itu diperlukan pendekatan dan media yang bervariasi dalam
model pembelajaran.
2. Hasil belajar peserta didik dilihat dari ranah kognitif, afektif, dan
psikomotorik.
D. Rumusan Masalah
tian ini adalah “Apakah Terdapat Pengaruh Penerapan Pembelajaran STEM Terha
dap Berpikir Kritis Peserta Didik Kelas XI SMA Negeri 1 Tigo Nagari?”
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adal
F. Manfaat Penelitian
salah satu cara untuk memahami konsep fisika dengan cara yang baru dan leb
enunjang pembelajaran agar peseta didik lebih tertarik untuk belajar fisika.
1. Pembelajaran Fisika
dik dalam mewujudkan kegiatan pembelajaran agar efektif dan efisien dimana keg
2013: 66). Menurut Trianto (2014:136 ) fisika adalah suatu ilmu yang
ilmiah yang hasilnya terwujud kedalam komponen yaitu konsep, prinsip, dan teori
Jadi dapat disimpulkan bahwa pembelajaran fisika adalah salah satu pemb
kap ilmiah, dan produk. Pembelajaran fisika juga tidak hanya memberikan kemam
puan terhadap peserta didik untuk menyelesaikan soal-soal saja, tetapi juga untuk
melatih agar peserta didik mampu berpikir kritis, logis dan sikap ilmiah lainnya.
kat tahun 1990. Menurut Tsupros (dalam Eka, Cendy E. dkk 2019:2) STEM
8
PAGE \* MERGEFORMAT 42
matis siswa dapat dikembangkan agar mampu memecahkan masalah dengan berpi
kir kritis, bernalar secara logis dan sistematis serta mampu untuk berkomunikasi,
erjadi serta mampu untuk memahami hubungan antara suatu permasalahan dan ma
salah lainnya. STEM dalam dunia pendidikan bertujuan selaras dengan tuntutan p
endidikan abad 21, yaitu agar peserta didik memiliki literasi sains dan teknologi y
ang berdampak dari membaca, menulis, mengamati, sains, dan mampu mengemba
ngkan kompetensi yang telah dimilikinya untuk diterapkan dalam menghadapi per
masalahan dalam kehidupan sehari-hari yang terkait bidang ilmu STEM (Jauhariy
ah dkk 2017:623).
ki lima tahap dalam pelaksanaannya dikelas yaitu observe, new idea, innovation, c
No Sintaks Langkah-langkah
k berperan aktif, kreatif dalam proses pembelajaran, dan dapat menyelesaikan suat
3. Berpikir Kritis
an terarah untuk suatu tujuan. Dalam suatu proses pembelajaran, kemampuan berp
gan yang dikemukakan oleh Tyler (Sarfa W. 2021:74) mengenai pengalaman atau
dengan sehat dan adil serta mampu dalam menciptakan kerja sama yang baik
dengan individu lain. Berpikir kritis juga membutuhkan penalaran logis dan
kemampuan untuk memisahkan fakta dan opini, memeriksa informasi dan bukti
sebelum menerima atau menolak ide-ide sehubungan dengan masalah yang akan
diselesaikan. Dapat disimpulkan bahwa berpikir kritis dapat dilihat dari proses
Kompetensi Dasar (KD) yang harus dicapai (Prastowo, Andi 2015: 204).
Menurut Azmi, Nurul dkk (2018:65) LKPD merupakan salah satu sarana
akan terbentuk interaksi yang efektif antara pendidik dengan peserta didik dan
mendapatkan jawaban dari suatu permasalahan sehingga peserta didik aktif dalam
pembelajaran.
Kerja Peserta Didik (LKPD) adalah lembaran yang berisi tugas-tugas yang harus
5. Hasil Belajar
petensi atau kemampuan tertentu, baik kognitif, afektif maupun psikomotor yang
aan diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan kompetensi yang
harus dicapai oleh peserta didik selama proses pembelajaran. Kompetensi ini terca
pai apabila peserta didik telah mengikuti proses belajar mengajar di kelas.
Terdapat tiga ranah penilaian dari hasil belajar peserta didik menurut
a. Ranah kognitif
ranah kognitif, peserta didik dinilai dari cara berpikir dan mengingat untuk dapat
memecahkan suatu masalah yang sedang mereka hadapi saat ini. Pada ranah
b. Ranah afektif
Menurut Sudjana (2014:25) tujuan dari ranah afektif adalah menilai peserta didik
dengan melihat hubungan perasaan, emosi, dan sikap peserta didik terhadap
c. Ranah psikomotor
keterampilan dan kemampuan diri dalam bertindak. Ranah ini akan melibatkan
Dinilai 1 2 3
(Kurang) (Cukup) (Baik)
Merangkai Rangkaian alat
Rangkaian alat benar, Rangkaian alat
alat tidak benar tetapi tidak rapi benar dan rapi
Pengamatan Pengamatan tidakPengamatan cermat, Pengamatan cermat
cermat tetapi kurang sesuai sesuai dengan
dengan prosedur prosedur
Data yang Data tidak Data lengkap, tetapi Data lengkap, dan
diperoleh lengkap ada yang salah tulis ditulis dengan benar
Kesimpulan Tidak benar atau Sebagian kesimpulan Semua benar dan
tidak sesuai ada yang salah atau sesuai dengan
tujuan tidak sesuai tujuan tujuan
Sumber: Majid (2014:202)
Dari uraian Tabel 3 maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar terbagi
atas tiga ranah penilaian yaitu ranah kognitif yang merupakan penilaian terhadap
peserta meliputi merangkai alat, pengamatan, data yang diperoleh dan menarik
kesimpulan.
6. Pembagian Kelompok
heterogen pada penelitian ini dilihat dari kemampuan akademik peserta didik yang
terdiri dari peserta didik kemampuan rendah, sedang dan tinggi. Hal ini
dibawah ini.
6. 6. 6.
7. 7. I 7. II
8. 8. 8. Slamet Basuki
9. 9. Dian Rini 9.
10. 10. 10.
11. Yusuf 11. Yusuf 11. Yusuf
12. Citra 12. Citra 12. Citra
13. Rini 13. Rini 13. Rini
14. Basuki 14. Basuki 14. Basuki
15. 15. 15.
16. 16. 16.
17. 17. 17.
18. 18. 18.
19. 19. 19.
20. 20. 20.
21. 21. 21.
22. 22. 22.
23. 23. 23.
24. Slamet 24. Slamet 24. Slamet
25. Dian 25. Dian 25. Dian
dilakukan dengan menempatkan peserta didik dari nomor 2, nomor 24, nomor 11
dan nomor 14, sedangkan kelompok selanjutnya dilakukan dengan proses yang
adalah penelitian Ritonga Soleh dan Zulkarnaini (2021) dengan judul “Penerapan
keterampilan berpikir kritis peserta didik pada materi pencemaran lingkungan. Sel
yang positif terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa.
mnya adalah penelitian yang dilakukan Ritonga Soleh dan Zulkarnaini (2021) dan
Laili Rahmawati (2022) yaitu perbedaan materi, media pembelajaran, dan bahan
ajar. Materi yang akan digunakan adalah gelombang cahaya, menggunakan power
C. Kerangka Konseptual
Dalam proses pembelajaran peserta didik masih kurang aktif, inovatif, dan
belum bervariasi sehingga peserta didik kurang antusias dalam belajar. Maka dari
itu perlu diterapkan sebuah pendekatan dan media pembelajaran pada abad 21
yang bisa menarik perhatian dan bisa meningkatkan motivasi peserta didik untuk
Proses Pembelajaran
Eksperimen Kontrol
Hasil Belajar
pembelajaran yang dilaksanakan pada kelas yang berbeda. Pada kelas eksperimen
pembelajaran PBL. Setelah itu peneliti dapat melihat kemampuan berpikir kritis
D. Hipotesis Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2023/2
024. Tempat pelaksanaan penelitian ini yaitu kelas XI MIPA SMAN 1 Tigo Nagar
i yang terletak di Jl. Lintas Padang Sawah-Kumpulan Km.4 Kec Tigo Nagari Kab.
Pasaman. Penelitian ini akan dilakukan selama kurang lebih 3 minggu pada materi
gelombang cahaya.
B. Desain Penelitian
Sugiyono (2013:77) dalam desain ini kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
dipilih secara random. Dalam desain ini kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol tidak mendapatkan perlakuan. Rancangan skema Poss-test only grup desig
Berdasarkan Tabel 5, penelitian yang akan dilaksanakan ini terdiri dari dua
kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol, yang dimana pada kelas
19
PAGE \* MERGEFORMAT 42
yang berbentuk apa saja atau objek ataupun sifat dari orang yang mempunyai
variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditari
k kesimpulannya. Pada penelitian ini terdapat variabel bebas dan variabel terikat,
1. Pembelajaran STEM adalah pendekatan yang digunakan pada abad 21. Pemb
masalah agar setiap individu dapat bersaing dengan sehat dan adil serta mamp
u dalam menciptakan kerja sama yang baik dengan individu lain. Berpikir
kritis merupakan variabel terikat. Hasil belajar peserta didik yang diambil dari
1. Populasi
nelitian ini populasinya adalah seluruh peserta didik kelas XI MIPA SMA Negeri
2. Sampel
pengambilan sampel. Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah
secara acak dari suatu populasi atau kelompok yang akan diteliti atau sumber data
yang luas.
Sesuai masalah yang diteliti, maka dibutuhkan dua kelas sebagai sampel yaitu
2023/2024.
b. Melakukan uji nornalitas dengan tujuan untuk melihat apakah sampel berasal
(dalam Nuryadi dkk 2017:81) uji normalitas data digunakan dengan menggun
gan penentuan taraf sigifikansi, yaitu pada taraf signifikasi 5% (0,05) dengan
xi −x
dengan menggunakan rumus (dengan x dan masing s masing-masing meru
s
2. Untuk setiap bilangan baku ini dengan menggunakan daftar distribusi normal b
3. Selanjutnya dihitung bilangan baku Z1 , Z 2 , Z 3 ,...... Z n yang lebih kecil atau sam
5. Ambil harga yang paling besar di antara harga-harga mutlak selisih tersebut, mi
Untuk menerima atau menolak hipotesis nol ( H 0), dilakukan dengan cara
Membandigkan ( L0 ) ini dengan nilai kritis Lhitungyang terdapat dalam tabel untuk t
araf nyata yang dipilih. Kriterianya adalah jika ( L0 ) <¿ ( Lt ) maka H 0 diterima, H 1di
kan bahwa dua atau lebih kelompok sampel data diambil dari populasi yang memi
PAGE \* MERGEFORMAT 42
liki varians yang sama. Pengujian ini dilakukan dengan uji F. Hipotesis yang digu
nakan adalah:
2 2
H 0 :S 1 =S2 : Populasi homogen
2 2
H 0 :S 1 ≠ S2 : Populasi tidak homogen
barlet. Uji barlet bertujuan untuk menguji homogenitas suatu data. Pada uji ini
digunakan untuk melihat melihat kesamaan antara dua atau lebih varian. Langkah-
berikut:
2 (∑ ( ni−1 ) Si2 )
S =
∑ ( ni −1 )
gab
Keterangan:
PAGE \* MERGEFORMAT 42
2
S gab = Varians gabungan
dk = Derajat kebebasan
B = ( ∑ log S )∑ ( ni−1 )
2
gab
Hipotesis pengujian:
H 0 : σ 12 =σ 22=σ 32=.....=σ n2
H a : paling sedikit salah satu tanda tidak sama
Kriteria Pengujiannya Jika χ 2hitung ≥ χ 2tabel (1-α; n-1), maka tolak H 0 Jika
2
χ hitung < χ 2tabel (1-α; db=n-1), maka terima H 0.
1. Instrumen Penelitian
adalah suatu alat ukur untuk melakukan pengukuran terhadap fenomena alam
ataupun sosial yang diamati. Instrumen penelitian merupakan alat untuk memper
PAGE \* MERGEFORMAT 42
oleh data dalam rangka memecahkan permasalahan dalam penelitian. Pada peneli
a. Ranah kognitif
Instrumen yang akan digunakan untuk melihat hasil belajar peserta didik
pada aspek kognitif adalah dengan menggunakan tes berbentuk essay. Tes ini di
lakukan diakhir pertemuan atau diakhir materi pelajaran. Setelah selesai melak
Untuk tes yang baik perlu dilaksanakan penyusunan tes dengan menggu
Tes yang diberikan adalah tes tertulis berupa soal-soal essay yang dimana
soal tersebut diambil berdasarkan materi pokok bahasan yang sudah dipelajari. Te
s digunakan sebagai untuk melihat kemampuan hasil belajar peserta didik pada ma
teri gelombang cahaya dari pada materi sebelumnya. Dalam tes tersebut dilakukan
c) Menyusun butir-butir soal yang menjadi bentuk tes akhir sesuai dengan kisi-kis
i soal.
e) Memvaliditas tes
Validitas tes adalah ketepatan tes. Suatu tes bisa dikatakan valid apabila te
s tersebut dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Arikunto (2016:64) sebua
PAGE \* MERGEFORMAT 42
h tes dikatakan memiliki validasi apabila mengukur tujuan khusus tertentu yang se
jajar dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan. Oleh karena itu, materi yang
diajarkan tertera dalam kurikulum yang digunakan disekolah tersebut dan menyes
Hasil sebuah penelitian dipercaya apabila alat pengumpulan data yang dig
unakan sudah akurat dan sudah mempunyai validitas tes, tingkat kesukaran soal, d
aya pembeda soal, dan reabilitas tes. Maka soal tersebut perlu dilakukan uji coba t
erlebih dahulu disekolah yang memiliki kualifikasi dan kemampuan akademik yan
g bagus. Uji coba tes akan dilakukan di kelas XI MIPA SMAN 1 Kinali, Pasaman
Barat. Pemilihan sekolah tersebut dikarenakan memiliki KKM dan akreditas yang
sama.
3) Analisis Item
Setelah uji coba soal dilaksanakan kemudian dilakukan analisis item tes un
tuk melihat baik atau tidaknya suatu soal. Untuk menganalisis item perlu diperhati
oal yang mudah, sedang atau sukar. Menurut Arikunto (2015:222) untuk mengide
ntifikasi soal yang baik, kurang baik dan buruk dilakukan uji tingkat kesukaran bu
tir soal. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu suk
ar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk meningkatkan kemamp
PAGE \* MERGEFORMAT 42
uan pemecahan masalah dan soal yang sukar akan menyebabkan siswa tidak berse
mangat mengerjakannya dan siswa menjadi putus asa. Menurut Arifin (2012:148)
berikut:
Mean
TK=
Skor maksimum
yang dianggap baik, yaitu soal-soal sedang, soal-soal sedang adalah soal-soal
Menurut Arifin (2012:146) untuk menentukan daya beda soal dapat digunakan
X a− X b
DP=
s
Keterangan
DP = Daya Pembeda
X a = Rata-rata kelompok atas
X b = Rata -rata kelompok bawah
s = Skor maksimum
PAGE \* MERGEFORMAT 42
terdapat empat kriteria yaitu kurang baik, cukup baik, baik, dan sangat baik.
bentuk porposi. Semakin tinggi proposi itu, maka semakin baik soal tersebut yang
membedakan peserta didik yang pandai dan peserta didik kurang pandai.
Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini menggunakan daya pembeda soal
dengan kriteria daya pembeda baik yaitu 0,30 sampai 0,40 ke atas.
c) Reliabilitas tes
yang sama. Menurut Arikunto (2013:239) untuk menentukan reliabilitas tes digun
( n−1
n ∑ xi −
2
r 11 = 2 , dimana 2 N
σt σt =
N
Keterangan :
PAGE \* MERGEFORMAT 42
r 11 : Reliabilitas soal.
N : Jumlah banyaknya
∑ σ b2 : Jumlah variansi tiap-tiap soal.
2
σt : Jumlah variansi
(∑ x i )
2
: Jumlah skor tiap-tiap butir soal.
N : Jumlah pengikut tes
Tabel 8. Interpretasi
Nilai Interpretasi
0,00-0,20 Sangat Lemah
0,21 – 0,40 Lemah
0,41-0,60 Cukup
0,61-0,80 Tinggi
0,81-1,00 Sangat Tinggi
Sumber : Arikunto (2014:228)
an dengan tabel product moment, dan diketahui bahwa lebih kecil dari harga r t . M
aka dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut cukup. Jadi dapat disimpulkan b
b. Ranah Afektif
Ranah afektif mencakup watak perilaku atau aktivitas peserta didik selama
n penilaian kognitif sehingga teknik penilaian yang digunakan juga berbeda. Rana
h afektif yang diamati berupa aktivitas peserta didik selama proses kegiatan pemb
mbentuk sikap, pikiran, perhatian, dan kegiatan pembelajaran guna untuk menunja
ut (Supinah, 2013:8). Aktivitas yang telah diamati pada penelitian ini diantaranya
Berdasarkan Tabel 9 diatas terlihat bahwa aktivitas peserta didik yang aka
n diamati pada penelitian ini adalah receiving, responding, valuing dan organi
zation. Dari aktivitas tersebut diberi tanda (P) pada kolom Ya atau Tidak.
c. Ranah Psikomotorik
Tabel 10. Kinerja Peserta Didik Yang Diamati Dengan Rating Scale Beserta
Rubrik
No Aspek yang Dinilai Skor Penilaian Jumlah Skor
1 2 3
1 Merangkai Alat
2 Pengamatan
3 Data yang Diperoleh
4 Kesimpulan
Skor Total
skor perolehan
Nilai praktikum = x 100
skor maksimum
didik dinilai empat aspek. Aspek tersebut dapat ditandai dengan () pada kolom
Untuk mencapai tujuan penelitian yang telah ditetapkan perlu disusun pros
edur penelitian yang sistematis. Prosedur penelitian dibagi menjadi tiga tahap, yait
a. Tahap persiapan
1) Peneliti meminta izin untuk melakukan penelitian di SMA Negeri 1 Tigo Nag
3) Peneliti menyusun kisi-kisi, membuat soal, kunci jawaban tes akhir, RPP,
4) Peneliti menentukan kelas sampel yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol.
PAGE \* MERGEFORMAT 42
b. Tahap pelaksanaan
men dan kelas kontrol. Tahapan pelaksanaan pada kelas kedua tersebut yaitu adan
a:
c. Tahap Akhir
PAGE \* MERGEFORMAT 42
1) Mengadakan tes akhir (posttest) pada kedua kelas dengan tujuan untuk menge
2) Mengolah data hasil posttest peserta didik pada kedua kelas yaitu kelas eksper
Analisis data bertujuan untuk menguji apakah hipotesis yang di ajukan dal
am penelitian diterima atau ditolak. Data yang sudah dianalis mencakup ranah kog
Pada ranah kognitif data yang telah dianalisis diperoleh dari posttes. Anali
sis tes untuk mengetahui apakah hasil posttes tersebut terdapat pengaruh kemamp
uan berpikir kritis peserta didik pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil be
lajar peserta didik dari penskoran akhir dengan soal essay. Untuk mempermudah p
enskoran pada tes essay perlu adanya kunci jawaban. Penilaian kognitif pada pese
rta didik berupa tes essay dapat dihitung dengan rumus Suciati dan Astuti
(2019:194).
Analisis data digunakan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Uji hipote
sis dapat dilakukan jika data yang digunakan sudah dilakukan uji normalitas dan u
a. Uji Normalitas
Menurut Nuryadi dkk (2017: 80) uji normalitas digunakan untuk mengetah
ui apakah data yang diperoleh terdistribusi normal atau tidak. Hipotesis statistik y
ang digunakan:
Uji yang digunakan adalah uji Lilliefors dengan menentukan nilai tertinggi
a pengujian adalah jika Lhitung< Ltabel H 0 terima dan jika Lhitung > Ltabel tolak H 0 dit
olak.
b. Uji Homogenitas
elompok data sampel berasal dari populasi yang memiliki variansi yang sama. Hal
itu juga dinyatakan oleh Widana & Muliani (2020:29), uji homogenitas digunaka
c. Uji Hipotesis
s sampel dinyatakan normal dan homogen sehingga untuk perhitungan uji hipotesi
H 0 : μ1=μ2
H 1 : μ 1 ≠ μ1
Keterangan:
μ1= rata-rata skor tes hasil belajar peserta didik kelas eksperimen
μ2= rata-rata skor tes hasil belajar peserta didik kelas kontrol.
sebagai berikut:
X 1− X 2
t=
S
√ 1 1
+
n1 n2
Dengan S adalah:
( n1 −1 ) s 12 + ( n2−1 ) s 22
S2 =
n1+ n2−2
Keterangan :
X 1 = nilai rata-rata kelas eksperimen
X 2 = nilai rata-rata kelas kontrol
S1 = standar deviasi kelas eksperimen
S2= standar deviasi kelas kontrol
S = standar deviasi gabungan
n1 = jumlah siswa kelas eksperimen
n2 = jumlah siswa kelas kontrol
Kriteria pengujiannya adalah diterima H 1 jika t hitung > t tabel (1−α ) dengan
Pada penilaian ranah afektif dilihat dari aktivitas peserta didik di kelas sela
da indikator yang telah dibuat oleh pendidik, maka akan diberikan tanda ceklis
(P). Untuk aspek yang diamati, akan diberikan skor 1 jika teramati “ya” dan akan
diberi skor 0 jika teramati “tidak”. Adapun kriteria penskorannya adalah sebagai
berikut:
Untuk memperoleh nilai aktivitas peserta didik dengan nilai akhir meng
skor perolehan
Nilai siswa= x 100 %
skor maksimal
itian ranah afektif tingkat keberhasilan aktivitas peserta didik dikatakan baik dan s
angat baik apabila nilai peserta didik 75 ke atas, jika diperoleh nilai 75 ke bawah t
ingkat keberhasilan peserta didik dikategorikan cukup atau kurang, karena kriteria
Ketuntasan Maksimal (KKM) 75. Adapun kriteria skor tes akhir yang diperoleh p
ir dari ranah afektif dilihat berdasarkan predikat akhir yang diperoleh. Apabila pe
serta didik aktif dalam proses pembelajaran maka perolehan nilai semakin tinggi,
sedangkan peserta didik yang kurang aktif juga mendapat nilai rendah.
afektif. Untuk melihat penskoran ranah psikomotor dilihat dari tabel kinerja dan
rubrik penilaian peserta didik. Rumus yang digunakan untuk mencari nilai peserta
didik.
Adapun kriteria skor tes akhir yang diperoleh peserta didik dapat dilihat pa
Pada ranah psikomotorik terdapat 4 nilai yaitu sangat kurang, cukup, baik,
dan sangat baik. Adapun nilai psikomotor dalam penelitian ini yang dapat
DAFTAR PUSTAKA
Eka, Cendy, E. dkk (2019). Model Pembelajaran Project Based Learning Berbasis
STEM Pada Pembelajaran Fisika. Jurnal Seminar Nasional Pendidikan
Fisika. 4(1). 2
Hanum, S. A. (2021). Analisis Pengaruh Bahan Ajar Fisika dan IPA Terpadu
Terhadap Hasil Belajar Siswa. Penelitian dan Pembelajaran Fisika.7(2)
Jauhariyah, F. R., dkk. ( 2017) Science, Technology, Engineering and Mathe
matics Project Based Learning ( STEM-PjBL ) Pada Pembelajaran Sains.
Pros. Seminar Pend. IPA Pascasarjana UM, 2: 432–436.
Sariah binti Abd Jali (2016). Pelaksanaan STEM Dalam Pengajaran dan
Pembelajaran, Malaysia: Putrajaya
Widana, I. W,. & Muliani, P.L,.(2020). Uji Persyaratan Analisis. Pontianak: Klik
Media.