Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar BelakangMasalah

Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari

perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam

berbagai disiplin dan mengembangkan daya pikir manusia. Perkembangan

pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi

oleh perkembangan matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis,

teori peluang dan matematika diskrit. Untuk menguasai dan mencipta

teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat

sejak dini.

Mengingat pentingnya peranan matematika ini, upaya untuk

meningkatkan sistem pengajaran matematika selalu menjadi perhatian

para guru sebagai pengajar, khususnya bagi pemerintah dan ahli

pendidikan matematika. Salah satu upaya nyata yang telah dilakukan

pemerintah adalah dengan melakukan perbaikan yang terlihat pada

penyempurnaan kurikulum matematika. Ditetapkannya Undang-Undang

Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan

Pemerintah Nomor 6 tahun 2007 tentang Standar Nasional Pendidikan

membawa implikasi terhadap sistem dan penyelenggaraan pendidikan

termasuk pengembangan dan pelaksanaan terhadap kurikulum.


Menurut Rohana (2011:111) Dalam memahami konsep matematika

diperlukan kemampuan generalisasi serta abstraksi yang cukup tinggi.

Sedangkan saat ini penguasaan peserta didik terhadap materi konsep –

konsep matematika masih lemah bahkan dipahami dengan keliru.

Sebagaimana yang dikemukakan Ruseffendi (2006:156) bahwa terdapat

banyak peserta didik yang setelah belajar matematika, tidak mampu

memahami bahkan pada bagian yang paling sederhana sekalipun, banyak

konsep yang dipahami secara keliru sehingga matematika dianggap

sebagai ilmu yang sukar, ruwet, dan sulit. Padahal pemahaman konsep

merupakan bagian yang paling penting dalam pembelajaran matematika

seperti yang dinyatakan Zulkardi (2003:7) bahwa ”mata pelajaran

matematika menekankan pada konsep”. Artinya dalam mempelajari

matematika peserta didik harus memahami konsep matematika terlebih

dahulu agar dapat menyelesaikan soal-soal dan mampu mengaplikasikan

pembelajaran tersebut di dunia nyata. Konsep-konsep dalam matematika

terorganisasikan secara sistematis, logis, dan hirarkis dari yang paling

sederhana ke yang paling kompleks. Pemahaman terhadap konsep-konsep

matematika merupakan dasar untuk belajar matematika secara bermakna.

Untuk mencapai pemahaman konsep peserta didik dalam

matematika bukanlah suatu hal yang mudah karena pemahaman terhadap

suatu konsep matematika dilakukan secara individual. Setiap peserta didik

mempunyai kemampuan yang berbeda dalam memahami konsep – konsep

matematika. Namun demikian peningkatan pemahaman konsep


matematika perlu diupayakan demi keberhasilan peserta didik dalam

belajar. Salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut, guru

dituntut untuk professional dalam merencanakan dan melaksanakan

pembelajaran. Oleh karena itu, guru harus mampu mendesain

pembelajaran matematika dengan metode, teori atau pendekatan yang

mampu menjadikan peserta didik sebagai subjek belajar bukan lagi objek

belajar.

Pelajaran matematika bagi sebagian besar peserta didik adalah mata

pelajaran yang sulit, ini merupakan masalah utama yang dihadapi para

guru matematika. Rendahnya minat belajar matematika karena adanya

berbagai stigma negatif yang telah melekat di benak peserta didik. Karena

minat yang kurang maka peserta didik akhirnya menjadi malas untuk

belajar matematika. Maka dari itu diperlukan suata upaya dari para guru

matematika untuk dapat menarik minat belajar matematika dari para

peserta didik dengan cara mengubah dan meningkatkan cara mengajar di

kelas. Selain itu diperlukan media dan perangkat yang mampu menggugah

hati peserta didik untuk menyukai pelajaran matematika.

Faktor lain yang menyebabkan kecilnya minat peserta didik

terhadap pelajaran matematika adalah metode maupun pendekatan

pembelajaran yang digunakan oleh guru. Selain itu, pada setiap proses

pembelajaran peserta didik hanya belajar dengan cara mendengarkan

ceramah dan mencatat sehingga proses belajar dikelas terasa kurang

menarik dan membosankan. Kurang menariknya proses pembelajaran


tersebut mengakibatkan berkurangnya minat belajar peserta didik terutama

pada pelajaran matematika. Pada akhirnya kurangnya pula minat belajar

peserta didik tersebut menjadi salah satu faktor penyebab rendahnya

prestasi belajar.

Disamping itu diperlukan juga adanya minat belajar matematika

yang tinggi dalam diri para peserta didik.karena minat belajar ini sangat

menentukan sukses atau tidaknya kegiatan seseorang, peningkatan minat

belajar matematika ini sangat diperlukan, mengingt bahwa prestasi belajar

pada umumnya meningkat jika minat belajar bertambah.

Minat belajar merupakan salah satu pengaruh besar terhadap

aktivitas belajar. Proses belajar akan berjalan lancar bila disertai dengan

minat. Minat merupakan alat motivasi yang utama yang dapat

meningkatkan belajar peserta didik agar pelajaran yang diberikan mudah

diterima dan dipahami.

Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2002 : 133) ada beberapa cara

yang dapat dilakukan untuk membangkitkan minat belajar peserta didik

sebagai berikut:

a. Membandingkan adanya suatu kebutuhan pada diri peserta didik, sehingga

dia rela belajar tanpapaksaan.

b. Menghubungkan bahan pelajaran yang diberikan, dengan persoalan

pengalaman yang dimiliki peserta didik, sehingga peserta didik mudah

menerima bahan pelajaran.


c. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mendapatkan hasil

belajar yang baik dengan cara menyediakan lingkungan belajar yang

kreatif dankondosif.

d. Menggunakan berbagai macam bentuk dan teknik mengajar dalam konteks

perbedaan individual peserta didik.

Demikian juga proses pendidikan dalam sistem persekolahan kita,

umumnya belum menerapkan pembelajaran sampai anak menguasai materi

pelajaran secara tuntas akibatnya, tidak aneh bila banyak peserta didik

yang tdak menguasai materi pelajaran,meskipun sudah dinyatakan tamat

dari sekolahan tidak heran pula, kalau mutu pendidikan secara nasional

masih rendah.sistem persekolahan yang tidak memberikan pembelajaran

secara tuntas, ini telah menyebabkan pemborosan anggaran pendidikan.

Sebelum tampil di depan kelas, seorang guru harus

mempersiapkan perangkat pembelajaran yang sesuai dengan materi yang

akan diajarkan. Kebiasaan guru selama ini sering menggunakan jasa

penerbit untuk memakai buku ajar dan LKS dalam pembelajaran. Di

dalam buku ajar tersebut sudah tercantum Standar Kompetensi (SK),

Kompetensi Dasar(KD),indikator, uraian materi dan evaluasi berupa

soal-soal, namun ada beberapa indikator dalam buku ajar belum

mewakili pencapaian KD dan ada beberapa konsep yang salah,

sedangkan LKS menuntut peserta didik mengerjakan soal yang

konsepnya belum dipahami peserta didik. Selain itu guru masih kesulitan

membuat RPPdan media pembelajaran yang memadai.


Peneliti mencoba membuat suatu perangkat pembelajaran yang

dapat meningkatkan pemahaman konsep dan minat belajar, karena

matematika merupakan pelajaran yang materinya kebanyakan adalah

pemahaman konsep, sehingga peserta didik dituntut untuk mencerna

konsep yang diberikan. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan ini

dirancang untuk meningkatkan pemahaman konsep dan minat belajar

peserta didik. Perangkat pembelajaran tersebut terdiri dari RPP, modul

matematika, media pembelajaran, LKS dan alat evaluasi.

Perangkat pembelajaran yang dikembangkan harus sesuai

dengan materi yang akan dipelajari. Pada saat mengembangkanperangkat

pembelajaran ini peneliti memilih materi fungsi eksponen, karena setelah

dilakukan analisis materi pada buku ajar maupun LKS yang beredar

dipasaran, ternyata ada beberapa konsep yang disajikan sulit untuk

dipahami, padahal materi fungsi eksponenini terdapat konsep-konsep

penting yang harus diketahui peserta didik untuk mempelajari materi

pokok selanjutnya. Oleh sebab itu, perlu penyempurnaan lebih lanjut.

Berdasarkan latar belakang tersebut, dilakukan penelitian dengan

judul “Pengembangan Modul Matematika untuk Meningkatkan

Pemahaman Konsep dan Minat Belajar Matematika Peserta didik SMA”.


B. BatasanMasalah

Penulis membatasi pengembangan yang dilakukan dengan

membuat perangkat pembelajaran, yaitu: (1) RPP, (2) modul matematika,

(3) LKS, (4) media pembelajaran dan (5) alat evaluasi. Perangkat

pembelajaran lainnya tidak dikaji.

Materi yang dipilih untuk pengembangan perangkat pembelajaran

ini adalah materi pokok fungsi eksponen. Tahapan penelitian

pengembangan pada penelitian ini dilakukan pada tahap analyze, design,

develop, implement dan evaluate. Pada tahap develop dilakukan uji coba

produk di SMAN 1 Pamarayan dan SMAN 1 Petir, di sini dilakukan

pengamatan terhadap keterlaksanaan RPP, pemahaman konsep dan minat

belajar matematika peserta didik.

C. PerumusanMasalah

Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah di atas, maka

rumusan masalah yang dikemukakanadalah:

1. Bagaimana validitas modul matematika yang dikembangkan dapat

digunakan sebagai bahan ajar ?

2. Bagaimana keterlaksanaan RPP selama pembelajarandengan

menggunakan modul matematika ?

3. Bagaimana pemahaman konsep matematika peserta didik setelah

menggunakan modul matematika ?

4. Bagaimana minat belajar matematika peserta didik setelah


menggunakan modul matematika ?

D. TujuanPenelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengembangkan modul matematika sebagai bahan ajar untuk peserta

didik, serta mengetahui validitas perangkat pembelajaran yang

dikembangkan.

2. Mengetahui keterlaksanaan RPP dengan menggunakan modul

matematika yang dikembangkan.

3. Mengetahui perkembangan pemahaman konsep matematika peserta

didik setelah menggunakan modul matematika.

4. Mengetahui perkembangan minat belajar matematika peserta didik

setelah menggunakan modul matematika.

E. KegunaanPenelitian

Penelitian ini berguna untuk:

1. Memudahkan dan membantu peserta didik dalam memahami materi

yangdipelajari.

2. Sebagai contoh bagi guru dan mahapeserta didik calon guru dalam

membuat perangkatpembelajaran.

3. Dapat dimanfaatkan dan diterapkan oleh guru matematika dalam

pelaksanaan prosespembelajaran.

4. Dapat dimanfaatkan dan diterapkan oleh mahapeserta didik calon guru

matematika dalam kegiatan program pengalaman lapangan(PPL).


F. Spesifikasi Produk yangDiharapkan

Produk yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

perangkat pembelajaran yang dapat meningkatkan pemahaman konsep dan

minat belajar matematika.

1. RPP yang mempunyai kejelasan perumusan tujuan pembelajaran,

pemilihan dan pengorganisasian materi yang sesuai, pemilihan sumber

atau media yang tepat, kejelasan skenario pembelajaran, strategi

pembelajaran yang meningkatkan pemahaman konsep dan minat

belajardan kelengkapaninstrumen.

2. Modul matematika yang disusun dengan materi yang jelas, konsep yang

mudah dipahami, gambar yang jelas, terdapat kata kunci yang harus

diketahui peserta didik, penyajian yang logis dan sistematis, bahasa

yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia.

3. LKS disusun agar dapat menuntun peserta didik untuk bekerja dalam

berkelompok di dalam kelas. LKS yang kembangkan terdapat tempat

menjawab langsung sehingga peserta didik tertarik untukmengerjakan.

4. Media pembelajaran disusun dalam bentuk power point, yang disusun

secara sistematis, tujuannya adalah untuk meningkatkan pemahaman

konsep dan minat belajar peserta didik.

5. Alat evaluasi terdiri dari isian, objektif, dan esay. Instrumen ini disusun

berdasarkan soal-soal yang pernah dibahas sebelumnya. Selain itu

instrumen ini terdapat tempat menjawab langsung sehingga peserta

didik tertarik untukmengerjakan.

Anda mungkin juga menyukai