SKRIPSI
1
2
BAB I
PENDAHULUAN
inovatitif sebagai langkah awal persiapan untuk masa yang akan datang.
secara aktif dan menyenangkan sehingga siswa dapat meraih hasil belajar dan
prestasi yang optimal (Adelina Damayanti, 2018). Karena pada umumnya proses
melibatkan aktivitas fisik dan mental, keterlibatan siswa baik fisik maupun mental
sikapnya terhadap suatu objek (Dimyati dan Mudjiono, 2009). Harapan terbesar
dunia pendidikan adalah menjadikan siswa sebagai pemikir dan pemecah masalah
yang baik. Untuk itu perlu peningkatan kemampuan berpikir mulai dari level
tinggi. Salah satu aspek kemampuan tingkat tinggi adalah kemampuan berpikir
yang diajarkan di sekolah. Biologi merupakan bidang studi yang dianggap paling
sulit oleh para siswa, karena biologi banyak menghafal, dan mengingat baik yang
tidak berkesulitan belajar, apalagi bagi siswa yang berkesulitan belajar berpikir
tidak cukup dijadikan sebagai tujuan pendidikan semata, tetapi juga sebagai
ini berbagai informasi dapat diperoleh semua orang di penjuru dunia tanpa
pesat, kini tak ada batasan ruang dan waktu lagi bagi tiap manusia untuk mencari
tantangan dan persaingan global yang dihadapi oleh setiap negara, khususnya
siswa menghadapi dunia yang relatif kompleks, statis, dan dinamis. Maka dari itu,
dan berkomunikasi. Untuk menjawab tantangan dan harapan tersebut hanya dapat
proses belajar mengajar adalah model pembelajaran Learning Cycle 5E, model
meningkatkan motivasi belajar karena peserta didik dilibatkan secara aktif dalam
proses belajar mengajar sehingga dapat mengatasi kesulitan siswa dalam berpikir
kritis.
merupakan proses kognitif yang aktif, dimana peserta didik melewati berbagai
terhadap hasil belajar dan meningkatkan berpikir kritis siswa. Penelitian tentang
kritis siswa perlu dilakukan pada materi bioteknologi karena erat dengan peristiwa
dan fenomena untuk melatih keterampilan berpikir kritis siswa. pada materi
terjadi pada perkembangan teknologi saat ini. Perbedaan penelitian ini dengan
penelitian dilalukan oleh Adelia Damayanti terletak pada materi yang diajarkan
kelas IX. Alasan penelitian memilih sekolah SMPN 1 Tanasitolo adalah, kepala
sekolah tersebut, siswa-siswa yang ada di sekolah tersebut bisa diajak bekerja
Learning Cycle 5E di sekolah tersebut. Hal ini juga berkaitan ketika peneliti
dilakukan, materi bioteknologi dipilih karena erat dengan peristiwa dan fenomena
untuk melatih keterampilan berpikir kritis siswa. Pada materi bioteknologi siswa
dituntut untuk mengamati dan memahami fenomena yang terjadi pada lingkungan
7
SMPN 1 Tanasitolo”.
B. Rumusan Masalah
SMPN 1 Tanasitolo?
C. Tujuan Penelitian
Tanasitolo.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi siswa, guru, sekolah dan
1. Secara Teoritis
kemampuan berpikir kritis siswa khususnya mata pelajaran IPA dan sebagai
2. Secara Praktis
kritis siswa.
a. Bagi siswa
b. Bagi guru
9
c. Bagi sekolah
mata pelajaran ipa khususnya dan mata pelajaran lain pada umumnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Berpikir Kritis
tersebut perlu dilatih. Namun kebiasaan berpikir kritis siswa belum dijadikan
Berpikir kritis penting sebagai alat inkuiri. Berpikir kritis merupakan suatu
seseorang.
10
11
sumber, bahwa berpikir kritis yang dipelajari dalam kelas sains juga
sejumlah besar isu yang akan mereka hadapi dalam kehidupan mereka sehari-
hari.
adalah “berpikir kritis sebagai suatu sikap mau berpikir secara mendalam
beralasan dan difokuskan pada penetapan apa yang dipercayai atau yang
dilakukan”.
dasar atau modal intelektual yang sangat penting bagi setiap orang dan
dimiliki siswa untuk bersiap pada jenjang pendidikan dan dunia kerja abad 21
termasuk didalamnya keterampilan berpikir krtis berada pada urutan ke-38 dari
kekritisan siswa dalam mensikapi suatu materi ajar. Penerimaan materi dari
yang terpenting latihan. Kamu dapat menerapkan 7 langkah berpikir kritis ini
dalam masalah sehari-hari yang kamu hadapi untuk melatih pola pikir kamu.
Semakin tepat kamu menganalisa, maka akan semakin mudah untuk kamu
kamu yang bias dalam mencari jawaban. Hal ini akan membuat kamu
Misalnya, hal apa yang paling penting, atau apakah jawaban yang
kamu temukan sudah memadai, dan yang pasti apakah jawaban yang kamu
tentukan mana yang paling cukup terdukung. Timbang pro dan kontra dari
semua kemungkinan.
14
atau mencari solusi tentang masalah yang ada, kamu tetap bisa objektif
dapat objektif saat melihat sesuatu, maka kamu akan lebih mudah untuk
menerima informasi baru. Kamu juga bisa menjadi lebih open-minded saat
perbedaan pandangan.
berpikir kritis ini juga bisa membantu kamu untuk mencari solusi. Dengan
kamu.
15
Jika kamu tak terbiasa berpikir kritis, salah persepsi akan jadi
tantangan terbesar. Berpikir kritis dapat membuat kamu lebih mudah dalam
menjabarkan pendapat dari orang lain dan tidak mudah percaya begitu saja.
Saat kamu tahu persepsi dari orang tersebut salah, kamu akan
salah persepsi.
satu objek yang seringkali menjadi korban adalah mahasiswa. Namun, hal
itu tidak akan terjadi jika kamu terus mengasah soft skill berpikir kritis.
16
yang harus dicapai dalam pembelajaran dengan jalan berperan aktif. Model
(Aryani Noviati, 2014). Sehingga proses belajar mengajar lebih berpusat pada
siswa (student centered) dari pada teacher centered. Dengan kata lain
sehingga siswa berperan aktif dalam proses pembelajaran (Muh Nasir, dkk,
2015).
akan diajarkan.
melakukan
pengamatan,
mengumpulkan data,
diskusi dengan
kelompoknya dan
membuat suatu
kesimpulan
dengan menggunakan
penjelasan siswa
untuk menerapakan
yang baru.
kegiatan dilakukanya
menganalisis
kekurangan atau
kelebihan dalam
kegiatan pembelajaran
yaitu:
21
langkah-langkah pembelajaran.
C. Materi Bioteknologi
1. Bioteknologi
Bioteknologi berasal dari kata “bio” yang artinya makhluk hidup dan
“teknologi” yang artinya suatu cara (alat) untuk memudahkan manusia dalam
Bioteknologi mulai berkembang pesat sejak tahun 1857, setelah Louis Pasteur
rekayasa genetika, para ahli bidang bioteknologi dapat menyusun pola gen
dihasilkannya ikan yang memiliki ukuran lebih besar dari ukuran ikan normal.
a. Bioteknologi pangan
1) Tapai
mengubah bahan baku dari singkong atau beras ketan menjadi tapai.
pati menjadi glukosa. Proses ini dibantu oleh jamur Aspergillus sp.
2) Yoghurt
dahulu pada suhu 85-90 C agar bakteri-bakteri lain mati dan protein
laktat. Asam laktat inilah yang menyebabkan rasa masam pada yoghurt.
protein kasein susu. Akibatnya, protein kasein menjadi tidak stabil dan
3) Keju
yang menghubungkan asam amino satu dengan yang lain. Enzim inilah
dalam susu, sehingga terbentuk bagian padat yang disebut dengan dadih
(curd) dan bagian yang cair disebut dengan air dadih (whey). Dadih
inilah yang akan diproses lebih lanjut melalui proses pematangan dan
keju.
4) Tempe
protein yang ada pada kedelai menjadi asam amino yang lebih mudah
dicerna oleh tubuh kita. Inilah alasan yang menjadikan tempe lebih
5) Kecap
protein menjadi asam amino. Gula sederhana dan asam amino akan
campuran butiran biji kedelai dan cairan kental berwarna cokelat gelap.
6) Roti
tepung terigu dan air. Roti sudah dikenal oleh masyarakat seluruh
dunia. Selain tepung terigu dan air, masih banyak komposisi yang
teksturnya.
27
gas karbon dioksida dan sedikit alkohol. Gas karbon dioksida akan
menghasilkan aroma khas pada adonan roti. Gas karbon dioksida yang
rongga dalam roti. Peristiwa ini yang membuat tekstur roti lebih
7) Minuman beralkohol
beralkohol yang terbuat dari biji serealia, sedangkan wine terbuat dari
kandungan alkoholnya.
28
b. Bioteknologi pertanian
kebutuhan pangan. Saat ini, produksi pangan dengan cara tradisional tidak
bioteknologi modern dalam pertanian menjadi solusi terbaik saat ini untuk
memiliki sifat baru. Manipulasi susunan gen dapat dilakukan dengan cara
menambah gen suatu organisme yang diambil dari organisme lain atau
berikut.
gen “tahan serangan hama” dari makhluk hidup lain. Pemotongan DNA
virus tertentu. Plasmid adalah suatu DNA dalam bakteri yang berbentuk
tertentu.
hama”.
c. Bioteknologi peternakan
30
perah atau dengan cara membuat sapi perah transgenik yang mampu
memproduksi hormon bST lebih banyak. Dengan cara seperti ini, produksi
susu yang dihasilkan juga dapat direkayasa, sehingga lebih kaya protein,
genetika juga dapat dilakukan pada hewan ternak agar tahan terhadap
d. Bioteknologi kesehatan
1) Antibiotik
fungsi insulin.
32
Ada dua tipe penyakit diabetes melitus, tipe I dan tipe II.
diabetes melitus memiliki kadar gula dalam darah yang tinggi. Gejala
awal penderita diabetes melitus, yaitu sering buang air kecil, mudah
haus, dan mudah lapar. Jika tidak segera ditangani, akan mengakibatkan
3) Vaksin
atau merupakan bagian kecil dari tubuh bakteri atau virus. Bakteri dan
protein ini dimasukkan ke dalam tubuh manusia, maka sel darah putih
plasma dan sel memori. Sel plasma akan menghasilkan antibodi dan
antibodi untuk digunakan ketika ada bakteri atau virus yang sebenarnya
bakteri atau virus tersebut. Saat ini ilmuwan telah menghasilkan vaksin
sama dengan protein yang terdapat pada permukaan luar bakteri atau
4) Antibodi monoklonal
jenis antigen, yang dihasilkan dari satu jenis sel limfosit B yang
myeloma (sel tumor) dan sel limfosit B dari tikus atau dari kelinci
kanker sel darah putih, kanker payudara, dan jenis kanker yang lainnya.
35
e. Bioteknologi lingkungan
Sampai saat ini sudah beberapa kali terjadi kasus pencemaran air
lautan dapat berasal dari ladang minyak bawah tanah, operasi kapal tanker,
kapal tanker, dan limbah industri. Pencemaran air laut oleh minyak dapat
Sebagaimana yang telah kamu ketahui bahwa massa jenis (ρ) air laut dan
dengan air dan membentuk lapisan tersendiri pada bagian permukaan air.
Lapisan minyak tersebut akan menempel pada permukaan rumput laut serta
fotosintesis.
pada akar bakau berkurang. Dalam jangka waktu yang lama, kondisi ini
mengandung senyawa kalium fosfat dan urea sebagai nutrisi tambahan bagi
f. Bioteknologi forensik
tindak kejahatan hanya menggunakan tes sidik jari saja. Namun, seiring
yang lebih akurat yaitu melalui teknik DNA fingerprinting atau sidik DNA.
adanya keseragaman dan variasi profil DNA pada satu individu prosedur
menggunakan tes sidik jari. Dalam tes sidik jari dilakukan pencocokan
acuan dalam investigasi karena profil DNA unik pada setiap individu dan
suatu gen organisme tersebut. Organisme transgenik ini jika tidak dikelola
jagung transgenik yang tahan terhadap herbisida, jika jagung transgenik ini
38
ditanam di lahan alami, maka serbuk sari dapat membawa gen jagung
jagung transgenik.
tanaman transgenik juga dapat menimbulkan hama baru yang lebih kuat
munculnya penyakit pada beberapa orang yang sensitif terhadap zat yang
yang mengandung gen dari kacang Brazil dapat memicu reaksi alergi pada
panen menjadi sangat berlimpah dengan kualitas sangat baik. Tindakan ini
perekonomian yang semakin besar. Begitu juga apabila negara yang sudah
D. Kerangka Pikir
sebagai berikut:
mempelajari materi secara bermakna dengan bekerja dan berpikir baik secara
Tanasitolo
E. Hipotesis Penelitian
SMPN 1 Tanasitolo”.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
data berupa angka-angka dari hasil tes (Sugiyono, 2013). Jenis penelitian ini
digunakan adalah kelas biasa tanpa mengubah struktur yang ada. Selanjutnya pada
42
43
C. Definisi Operasional
Evaluation (Evaluasi).
berpikir kritis, yaitu: Aspek kemampuan berpikir kritis yang digunakan dalam
3. Materi bioteknologi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atu subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh penulis
1 IX A 26
2 IX B 26
3 IX C 23
4 IX D 25
Jumlah 100
menjadi sampel adalah bagian dari populasi siswa kelas IX SMPN 1 Tanasitolo
yang terdiri dari kelas IX C sebagai kelas eksperimen. Kelas ini diambil sebagai
E. Variabel Penelitian
1. Variabel Bebas
2007). Variabel bebas dari penelitian ini adalah model pembelajaran Learning
Cycle 5E.
2. Variabel Terikat
terikat penelitian ini sebagai hasil adalah kemampuan berpikir kritis siswa.
selama penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti hanya menggunakan dua teknik
pengumpulan data yaitu berupa tes tulis, dan lembar angket. Dalam penelitian ini
perintah (yang harus dikerjakan) sehingga atas dasar data yang diperoleh dari
siswa sebagai hasil dari kegiatan belajar mengajar (Anas Sudjono, 2007). Tes
tentang bioteknologi pada tingkat SMP. Hal ini bertujuan untuk memperoleh
2. Angket
pengisian dilakuakan secara jujur tanpa ada tekanan dari pihak manapun.
G. Instrumen Penelitian
menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 5E, LKPD, soal tes yang
Pada hal ini dilakukan dua kali tes, yaitu pretest dan posttest. Soal Pretest dan
Posttest dalam bentuk soal essay. yang berupa sejumlah soal esaay yang
2. Respon
pengumpulan data yang efesien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang
akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapakan dari responden” (Adelina
terdiri atas pernyataan positif dan negatif. Keseluruhan butir pernyataan dalam
Pada dasarnya ada dua data yang akan dianalisis dalam penelitian ini.
Kedua data tersebut adalah data hasil tes tulis kemampuan bepikir kritis siswa dan
yang kedua respon siswa terhadap pembelajaran yang berupa data kegiatan guru
mengajar siswa.
hasi Pretest dan Posttest. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan
Keterangan:
berikut:
Rentang Kriteria
NG ≥ 0,70 Tinggi
0,30 ≥ NG < 0,70 Sedang
NG < 0,30 Rendah
(Hake, 1999).
50
dan juga cara guru mengajar serta pendekatan pembelajaran yang digunakan,
Keterangan:
B= jumlah siswa
Keterangan:
61 – 90%= Tertarik
A. Hasil Penelitian
Mei sampai dengan 11 Mei 2023. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
kelas IX SMPN 1 Tanasitolo, Kabupaten Wajo. Sampel pada penelitian ini adalah
siswa kelas IX C yang berjumlah 23 siswa. Hasil penelitian ini yang dianalisis
adalah tingkat kemampuan berpikir kritis siswa yaitu nilai pretest dan posttest
kritis siswa pada pertemuan pertama dapat dilihat pada Tabel 4.1
51
52
siswa
S1 50 50 55 60 215 53
S2 50 50 50 75 225 56
S3 50 50 100 50 250 62
S4 50 25 45 50 170 42
S5 50 25 70 40 185 46
S6 25 20 50 100 195 48
S7 50 20 35 60 165 41
S8 25 70 50 60 205 51
S9 50 50 70 60 230 57
S12 30 25 40 50 145 36
S13 50 25 50 75 200 50
S18 30 50 50 50 180 45
S19 45 50 90 50 235 58
S20 50 45 30 40 165 41
S21 40 35 30 40 145 36
S22 50 35 50 50 185 46
S23 45 50 50 40 185 46
Keterangan TK TK CK CK
Keterangan: Sangat kritis (SK), Kritis (K), Cukup kritis (CK), Tidak
Kritis (TK)
produk yang dihasilkan, rata-rata 58,4 dengan dengan kategori cukup kritis
Siswa
S7 75 75 75 100 325 81
S8 100 80 90 90 360 90
S9 75 75 90 90 330 82
Keterangan SK SK SK SK
Keterangan: Sangat kritis (SK), Kritis (K), Cukup kritis (CK), Tidak
Kritis (TK)
92,39 dengan kategori sangat kritis dan indikator yang rendah adalah indikator
dihasilkan rata-rata 90,65 dengan kategori sangat kritis. Nilai rata-rata tingkat
80
57.39 58.4 Pretest
60 48.26
40.21
40 Posttest
20
0
Indikator 3.7.1 Indikator 3.7.2 Indikator 3.7.3 Indikator 3.7.4
indikator 3.7.1 dan 3.7.2 termasuk kategori tidak kritis, dan indikator 3.7.3 dan
pretest yaitu 48,26 dengan kategori tidak kritis, dan rata-rata nilai posttest
yaitu 40,21 dengan kategori tidak kritis, dan rata-rata nilai posttest 91,73
57,39 dengan kategori cukup kritis, sedangkan rata- rata nilai posttest yaitu
pretest yaitu 58,4 dengan kategori cukup kritis, dan rata-rata nilai posttest
yaitu 90,65 dengan kategori sangat kritis. Data tingkat kemampuan berpikir
kritis siswa pada pertemuan kedua dapat dilihat pada Tabel 4.3
S1 50 50 35 100 235 59
S2 50 50 75 100 275 69
S3 50 50 100 50 250 62
S4 50 100 50 50 250 62
S5 50 60 100 45 255 64
S6 50 50 100 50 250 62
S7 50 50 55 100 255 64
S8 100 50 50 50 250 62
58
S9 100 50 75 35 210 52
S10 50 50 75 45 220 55
S23 50 50 50 50 200 50
Keterangan CK CK K K
Keterangan: Sangat kritis (SK), Kritis (K), Cukup kritis (CK), Tidak
Kritis (TK)
prinsip rekayasa genetika dan hasilnya, rata-rata yaitu 60,86 dengan kategori
cukup kritis dan indikator yang paling tinggi adalah indikator ketiga 3.7.8.
Data tingkat kemampuan berpikir kritis siswa pada pertemuan kedua dapat
siswa
S23 75 75 75 65 390 72
Keterangan SK SK SK SK
Keterangan: Sangat kritis (SK), Kritis (K), Cukup kritis (CK), Tidak
Kritis (TK)
tinggi adalah indikator yang ketiga rata-rata yaitu 96,5 dengan kategori sangat
kritis, sedangkan yang rendah adalah indikator pertama rata-rata yaitu 94,56
dengan kategori sangat kritis. Nilai rata-rata tingkat kemampuan berpikir kritis
68.47 70.21
60.86 61.73
Pretest
50
Posttest
0
Indikator 3.7.5 Indikator 3.7.6 Indikator 3.7.7 Indikator 3.7.8
indikator 3.7.5 dan 3.7.6 termasuk kategori cukup kritis, indikator 3.7.7 dan
nilai pretest yaitu 60,86 dengan kategori cukup kritis, dan rata-rata nilai
posttest yaitu 94,56 dengan kategori sangat kritis, indikator kedua 3.7.6.
berbagai bidang, yang rata-rata nilai pretest yaitu 61,73 dengan kategori cukup
kritis, dan rata-rata nilai posttest yaitu 91,30 dengan kategori sangat kritis,
dengan kategori kritis, sedangkan rata-rata nilai posttest yaitu 93,47 dengan
kategori sangat kritis, untuk indikator keempat 3.7.8. Menemukan solusi dalam
rata-rata nilai pretest yaitu 70,21 dengan kategori kritis, rata-rata nilai posttest
Hasil belajar siswa diperoleh dari nilai pretest dan posttest pada
Learning Cycle 5E. Nilai pretest dan posttest diperoleh dari kemampuan siswa
63
dalam menjawab soal pretest dan posttest berdasarkan Kompetensi dasar (kd)
Hasil belajar yang diperoleh siswa dari kemampuan berpikir kritis dapat dilihat
Siswa
Pertama N-gain Ket. Kedua N-gain Ket.
Berdasarkan dari Tabel 4.5 di atas, terlihat nilai pretest sebelum dan
pretest pada pertemuan kedua rata-rata 64,73 dan posttest 91,91. Selisih N-
gain pada pertemuan pertama rata-rata 0,81 dengan kategori tinggi. Sedangkan
selisih N-Gain pertemuan kedua rata-rata 0,77 dengan kategori tinggi. Dari
nilai KKM 75, pada pertemuan pertama rata-rata nilai pretest rendah, tidak
mencapai KKM 75 yang ditetapkan. Dan pada pertemuan kedua rata-rata nilai
pretest rendah tidak mencapai KKM 75, dan rata-rata nilai posttest tinggi
65
juga dengan rata-rata N-Gain pertemuan pertama dan kedua dengan kategori
tinggi.
91.3 91.91
100 64.73
50.52
80
60
Posttest
40
Pretest
20 0.81 0.77
N-Gain
0
Pertemuan Pertemuan
Pertama kedua
Gambar 4.3 Grafik Perbandingan Nilai Pretest dan Posttest serta N-gain
pada Pertemuan Pertama dan Kedua.
rata nilai pretest 50,52 dengan kategori rendah, sedangkan rata-rata nilai
posttest 91,30 dengan kategori tinggi dan rata-rata N-Gain 0,81 dengan
kategori tinggi. Sedangkan pada pertemuan kedua rata-rata nilai pretest 64,73,
sedangkan rata-rata nilai posttest 91,91 dan rata-rata N-Gain 0,80 dengan
kategori tinggi
Data respon angket yang diperoleh dari hasil respon angket siswa
Learning Cycle 5E, keinginan atau partisipasi siswa belajar dengan penerapan
menunjukkan bahwa respon yang lebih tinggi terdapat pada pernyataan positif
daripada pernyataan negatif, data yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel 4.6
Tabel 4.6 Hasil Angket Siswa Terhadap Model Pembelajaran Learning Cycle
5E
1 Ketertarikan 91 73 64 Baik
86 43
2 Keinginan 92 67 64 Baik
91 79
67
3 Kegiatan 90 76 75 Baik
85 93
4 Kebutuhan 91 84 74 Baik
85 81
Baik
97 86
Rata-rata 71 Baik
pernyataan positif menunjukkan nilai yang lebih tinggi dari pada pernyataan
kategori baik, dan begitu juga pernyataan kegiatan dan kebutuhan rata-rata 75
dan 74 dengan kategori baik. Persentase respon siswa dapat dilihat pada
Gambar 4.4
80%
60%
40%
20%
0%
Ketertarikan Keinginan Kegiatan Kebutuhan Perasaan
Senang
68
senang lebih tinggi dengan rata-rata 80 dari aspek kebutuhan 74, dan aspek
Learning Cycle 5E ini membuat respon angket siswa terhadap materi sistem
semangat, belajar dan baik untuk diterapkan sehingga siswa ikut aktif dalam
proses pembelajaran.
B. Pembahasan
untuk melatih kemampuan berpikir kritis serta memperkuat daya nalar siswa
bukan objek pembelajaran, oleh sebab itu siswa yang lebih banyak berperan aktif
dalam pembelajaran dari guru, guru sebagai fasilitator yang membimbing siswa
maka penulis mengadakan tes, tes ini diadakan dalam empat tahap pretest dan
posttest pertemuan pertama, dan pretest, posttest pertemuan kedua adalah tes yang
diberikan sebelum dan sesudah belajar mengajar. Tes ini bertujuan untuk
mengetahui sejauh mana materi dapat dikuasai oleh siswa, posttest adalah tes
Berdasarkan analisis data yang diperoleh melalui pretest dan posttest dari
kedua pertemuan memiliki rata-rata yang tidak jauh berbeda. Pada pertemuan
pertama rata-rata pretest yaitu 50,52 dengan kategori rendah dan rata-rata posttest
yaitu 90,30 dengan kategori tinggi, sedangkan pertemuan kedua nilai rata-rata
pretest yaitu 64,73 dengan kategori rendah dan nilai rata-rata posttest yaitu 91,91
yang diberikan sebelum dilakukan pembelajaran dan posttest yang diberikan pada
akhir pertemuan. Tes berbentuk essay yang berjumlah 8 untuk pertemuan pertama
dan 8 soal untuk pertemuan kedua yang setiap soal mempunyai bobot skor yang
dari hasil pretest dan posttest siswa yang menyelesaikan soal yang diberikan
berpikir kritis tidak cukup dijadikan sebagai tujuan pendidikan semata, tetapi juga
keinginan, kegiatan dan kebutuhan serta perasaan senang dan pendapat siswa
siswa yang sangat baik terhadap model pembelajaran yang diterapkan. Dan
dari hasil pretest dan posttest siswa. Berdasarkan angket yang dibagikan kepada
bioteknologi dapat diketahui tangapan siswa yang sangat baik terhadap model
kritis meningkat dan angket siswa juga mengalami peningkatan dengan penerapan
merupakan proses kognitif yang aktif, dimana peserta didik melewati berbagai
keterlibatan mereka dalam kelas sains (Dwi Putri Rejeki, 2015). Agar mengetahui
dari aktivitas siswa, yaitu mencari pertanyaan yang jelas dari setiap pertanyaan,
mencari alasan, berusaha mencari informasi yang baik, memakai sumber yang
ketika ada bukti yang cukup untuk melakukan sesuatu, mencari penjelasan
Sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh Nurfa dkk (2012) dalam
Adelia Damayanti (2018), menyatakan bahwa dari hasil angket tanggapan model
dikarenakan mereka bisa lebih aktif, kreatif, dan mandiri. Selain itu mereka
PENUTUP
A. Kesimpulan
yang tinggi yaitu aspek perasaan senang 80% dengan kategori sangat baik.
B. Saran
yang bersifat abstrak, sehingga siswa lebih fokus terhadap proses belajar.
72
73
lebih lanjut terhadap model pembelajaran Learning Cycle 5E pada materi IPA
Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Nadhirah, O. V., & Fitria, Y. (2020). Pengaruh Model Problem Based Learning
terhadap Kemampuan Berfikir Kritis Siswa Sekolah Dasar. Journal of
Basic Education Studies, 3(2), 368–379.
74
75
Sry Hastuty. 2009. “Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP Melalui
Pembelajaran Berbasis Masalah”. Jurnal Penelitian Berbasis
Pembelajaran Fisika, 1(2).
Warsono dan Harianto. 2012. Pembelajaran Aktif Teori dan Assesmen, Bandung:
Remaja Rosdakarya.