Anda di halaman 1dari 14

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SELF ORGANIZED LEARNING

ENVIRONTMENT (SOLE) BERBANTU oPHYSIC: INTERACTIVE PHYSICS


SIMULATIONS SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN
KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA KONSEP FLUIDA DINAMIS

PROPOSAL PENELITIAN
Diajukan untuk Mengikuti Seminar Proposal 
Pada Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan MIPA
Fakultas Tarniyah dan Keguruan UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Disusun Oleh:

Cecep Sanusi 1192070012

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

FAKULTAS TARBIYAH DANKEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG
BAB I
PENDAHULUAN

Penerapan Model Pembelajaran Self Organized Learning Environtment (SOLE)


Berbantu oPhysic: Interactive Physics Simulations sebagai Media Pembelajaran untuk
meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa pada konsep Fluida Dinamis

A. Latar Belakang Penelitian


Saat ini peran guru tengah menghadapi tantangan pada Era Revolusi Industri
4.0. Tantangan tersebut merupakan terjadinya perubahan model Pembelajaran dan
metode yang dikembangkan. Mengingat tantangan guru saat ini, peran guru secara
utuh sebagai pendidik, pembimbing, Pengajar, yang pada dasarnya tidak akan pernah
bisa digantikan oleh kecanggihan tekhnologi. Hal tersebut juga mengingat
kompetensi yang harus dimiliki peserta didik diera saat ini, tidak cukup dengan hard
skills, namun juga harus menguasai Soft Skills agar dapat meningkatkan potensi
keperibadiannya ( Lubis, 2020). Potensi peserta didik tidak hanya secara kontekstual
saja, namun sangat penting jika suatu konsep-konsep ilmu pengetahuan dimiliki
secara komprehensif dan bersifat menyeluruh secara esensial. Potensi yang dimiliki
peserta didik sejalan dengan kemampuan pola berpikir dan bertindak dalam
mengembangkan inovasi kreatif di berbagai bidang (Hayati, Fatkhurrohman, &
Learning, 2020). kebutuhan proses pembelajaran terus berkembang yang mana
menuntut pendidik untuk sanggup mengeksplor materi ajar. Bagi guru, tantangan
yang perlu disiapkan yaitu proses pembelajaran yang interaktif, efektif, efisien, serta
menyenangkan (Elsie Sulastry, Abidin Pasaribu, 2021)
Pembealajaran dalam suatu kelas saat ini, peserta didik dituntut untuk terlibat
secara aktif dan mandiri pada setiap kegiatan pembelajaran (Qolbiyyah, 2022).
Pembelajaran yang mampu mengemas peserta didik secara aktif salah satunya adalah
kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan diberikan penugasan materi oleh guru
kepada peserta didik sehingga peserta didik secara mandiri melaksanakan
pembelajaran dengan mencari sumber informasi dan menelaahnya dari berbagai
sumber seperti internet dan sumber-sumber yang tersedia lainnya. Sehingga dalam hal
ini guru hanya sebagai fasilitator. Untuk mendukung kegiatan pembelajaran tersebut
pendidik memerlukan desain pembelajaran yang menarik dan secara aktif
meningkatkan hasil belajar siswa. Solusi dari permasalahan diatas adalah dengan
memberikaan suatu bentuk model pembelajaran yang inovatif , sesuai dengan tuntutan
Era industri 4.0, yang diharapkan cocok diterapkan. Salah sataunya yaitu dengan
model pembelajaaran Self-Organized Learning Environments (SOLE ).

Model Pembelajaran Self-Organized Learning Environments (SOLE) adalah


model yang dapat menjawab tantangan Era industri 4.0, karena model ini dapat
menghadirkan didalamnya memuat perkembangan Tekhnologi Informasi yang
membawa dampak signifikan. Model ini, menjadikan setiap orang saling terkoneksi.
Pada konteks pembelajaran disekolah model ini digunakan oleh pengajar untuk
mengeksplorasi kedalaman dari suatu materi dari antusias peserta didik yang memiliki
rasa keingintahuan. Model ini, diharapkan menjadi model pembelajaran yang cocok
untuk digunakan, karena memiliki keistimewaan yaitu dapat meningkatkan kreativitas
peserta didik (Mutiasari, 2021), meningkatkan keaktifan dan hasil belajar
(Qolbiyyah, 2022; Zermani, 2022), dan menjadi suatu model pembelajaran yang
dapat menunjang proses pembentukan karakter peserta didik (Anis & Anwar, 2020).
Selai itu model ini dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis (Niode,2022; Rupa
et al., 2022). Model Pembelajaran ini, diharapkan lebih menuntun peserta didik agar
memiliki sikap berpikir kritis diperlukan adanya media pembelajaran.

Media Pembelajaran merupakan alat yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan


pembelajaran sebagai media penyampaian pesan, ide, atau suatu gagasan dalam
keterlaksanaan tujuan pembelajaran oleh guru kepada peserta didik (Puspitarini &
Hanif, 2019). Jenis-jenis media pembelajaran sangat beragam. Media pembelajaran
yang biasanya digunakan antara lain media cetak, audio visual, multimedia dan lain
sebagaiya. Multimedia sangat cocok diterapkan pada implementasi pelajaraan fisika.
Multimedia telah dicockan pada konsep konsep fisika seperti yang telah dilakukan
oleh (Muna Intana, 2018; Sma, 2018; Nida, R. R.., 2019) Karena Menurut Widada
(2010:29), salah satu media pembelajaran yang menarik perhatian bagi siswa di era
teknologi informasi ini adalah berbasis multimedia (Rahmawati, 2019). Media
pembelajaran yang sejalan dengan tuntutan era industri 4.0 adalah media interaktif
salah satunya website oPhysic: Interactive Physics Simulations.

oPhysic: Interactive Physics Simulations salah satu media pembelajaran yang


cocok untuk digunakan. oPhysic: Interactive Physics Simulations merupakan situs
web berupa kumpulan simulasi fisika interaktif didalamnya memuat berbagai jenis
materi atau konsep Fisika yang dibuat menggunakan perangkat lunak GeoGebra.
GeoGebra adalah program gratis yang membuatnya sangat mudah untuk membuat
animasi dan simulasi bagi siapa saja yang memiliki pemahaman yang baik tentang
matematika atau fisika. web ini, diharapkan memiliki keunggulan dalam
meningkatkan keterampilan berpikir kritis. Keterampilan berpikir kritis salah satu
keterampilan 4C pembelajaran Abad 21, yang mana keterampilan ini sangat penting
untuk dimiliki setiap peserta didik dalam menghadapi Era Revolusi Industri 4.0.

Definisi lama berpikir kritis menekankan refleksi dan penalaran: "Berpikir


kritis adalah pemikiran reflektif yang masuk akal yang difokuskan pada memutuskan
apa yang harus dipercaya atau dilakukan (Vetter, Sarraf, & Woods, 2022)
Keterampilan berpikir kritis adalah bagian dari komponen keterampilan Abad 21 dan
sangat esensial yang wajib dimiliki oleh pembelajar (Alias, 2022; González‐pérez,
2022) termasuk di pendidikan tinggi untuk pencapaian akademik (Simonovic et al.,
2022). Keterampilan berpikir kritis telah menjadi sasaran keterampilan Abad 21 yang
dicoba dengan berbagai model pembelajaran seperti yang telah dilakukan oleh
(Mahanal, 2019; Onoda, 2022; Sasson, 2018; Smith, 2018). Keterampilan ini, dapat
mempengaruhi hasil belajar siswa karena memuat keterampilan tingkat tinggi.
Keterampilan berpikir kritis dalam pembelajaran di sekolah diajarkan secara eksplisit
(Mahanal et al., 2019), karena berpikir kritis akan menciptakan seseorang dapat
memecahkan masalah dan membuat keputusan melalui pengartian (Solikah & Novita,
2022). Guru diharapkan dapat menerapkan model pembelajaran yang berpusat pada
siswa untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan ini.

lembaga pendidikan harus mempersiapkan generasi penerus bangsa untuk


menjalankan tujuan pembelajaran pada era pendidikan 4.0. aspek untuk mencapai
berlangsungnya kemajuan bangsa adalah dengan indikator pembelajaran yang
berkualitas. Kompetensi peserta didik dengan menguasai keterampilan berpikir kritis
menjadi salah satu parameter keberhasilan kegiatan pembelajaran yang sangat penting
untuk ditingkatkan dengan tujuan utama yaitu memajukan potensi yang tertanam
dalam peserta didik. Namun hal tersebut menjadi persaingan di lingkup global pada
berbagai sektor pada era digital. Hal tersebut akan seimbang jika diimbangi dengan
pembekalan penguatan kompetensi dan keterampilan dalam bidang pendidikan
sebagai penunjangnya adalah pembelajaran yang interaktif, kreatif dan menumbuhkan
sikap berpikir kritis.
Sebagai pembekalan siswa pada pendidikan keterampilan Abad 21. Dalam
kehidupan nyata peserta didik dihadapkan dengan berbagai permasalahan yang
berkaitan dengan fisika. Namun masih banyak peserta didik yang mengalami
kesulitan dalam memahami berbagai konsep fisika karena kurangnya kegiatan
pembelajaran yang menarik dan interaktif serta menumbuhkan keterampilan berpikir
kritis. Untuk meningkatkan berpikir kritis, peserta didik perlu diberikan media
pembelajaran yang mendorong terhadap kemampuan keterampilan berpikir kritis
terhadap suatu permasalahan.
Kemampuan berpikir kritis diharapkan dapat memberikan dampak positif.
Sebagai bentuk materi yang perlu memerlukan pemahaman dengan tingkat tinggi
pada mata pelajaran fisika adalah pada konsep Fluida dinamis. Pada konsep Ini,
terbilang masih banyak Siswa yang mengalami miskonsepsi, kendati dalam
kehidupan sehari-hari dapat ditemukan fenomena Fluida tersebut. Upaya tersebut
yaitu dengan menerapkan suatu model pembelajaran untuk mendorong keterampilan
berpikir kritis di dalam model pembelajaran Self Organized Learning Environtment
(SOLE ). Model ini dapat diterapkan karena sejalan dengan penilitan yang dilakukan
Sholichah (2019) bahwa pembelajaran dengan Model tersebut dapat mengembangkan
penyusunan respon, berpikir tingkat tinggi, terdapat strategi penyelesaian tugas dan
kedalam penguasaan materi peserta didik. Apabila hal tersebut diaplikasikan, maka
ketercapaian potensi yang dimiliki peserta didik semakin besar.
Pemahaman Konsep Fisika dapat teratasi, salah satunya dengan menggunakan
oPhysic: Interactive Physics Simulations salah satu media pembelajaran yang cocok
untuk digunakan. Meda ini, diharapkan memiliki keunggulan dalam meningkatkan
keterampilan berpikir kritis peserta didik. Sebagai upaya agar terciptanya peningkatan
kemampuan berpikir kritis terhadap peserta didik dalam pembelajaran fisika, maka
penulis mengangkat judul penelitian yaitu : Penerapan Model Pembelajaran Self
Organized Learning Environtment (SOLE) Berbantu oPhysic: Interactive Physics
Simulations sebagai Media Pembelajaran untuk Meningkatkan Keterampilan
Berpikir Kritis Siswa pada Konsep Fluida Dinamis ”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari penjelasan latar belakang diatas penulis menemukan tiga pokok
rumusan massalah yaitu sebagai berikut:
1. Bagaimana keterlaksanaan proses Pembelajaran Fisika menggunakan model Self
Organized Learning Environtment (SOLE) Berbantu oPhysic: Interactive Physics
Simulations sebagai media pembelajaran di Kelas XI MIA 1 SMAN 1 Sobang ?
2. Bagaimana pengaruh Penggunaan oPhysic: Interactive Physics Simulations
dalam meningkatkan keterampilan berpikir kritis kritis siswa pada konsep fluida
dinamis di kelasd XI MIA 1 SMAN 1 Sobang ?
3. Bagaimana Peningkatan Kemampuan keterampilan berpikir kritis siswa pada
konsep Fluida dinamis di kelas XI MIA 1 SMAN 1 Sobang ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian ini didasarkan pada rumusan masalah yang telah diuraikan
yaitu agar mengetahui:
1. Keterlakasanaan proses pembelajaran fisika menggunakan model pembelajaran
Self Organized Learning Environtment (SOLE) Berbantu oPhysic: Interactive
Physics Simulations sebagai media pembelajaran dik Kelas XI MIA 1 SMAN 1
Sobang
2. pengaruh Penggunaan oPhysic: Interactive Physics Simulations dalam
meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa pada Konsep FlUIDA Dinamis
di kelas XI MIA 1 SMAN 1 Sobang
3. Peningkatan Kemampuan keterampilan berpikir kritis siswa pada konsep Fluida
dinamis di di kelas XI MIA 1 SMAN 1 Sobang

D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan asas kebermanfaatan bagi
seluruh pengembang pembelajaran fisika, berupa secara teoritis ataupun praktis,
Adapun manfaat tersebut sebagai berikut;
1. Secara Teoritis sebagai bukti empiris terhadap ketertarikan peserta didik terhadap
pembelajaran fisika dalam keterampilan Abad-21
2. Manfaat dari penelitian ini secara praktis agar dapat ;
a. Bagi Sekolah, model pembelajaran Self Organized Learning Environtment
(SOLE) dan media pembelajaran fisika dengan menggunakan oPhysic:
Interactive Physics Simulations dapat dimanfaatkan sebagai upaya
peningkatan kualitas dan kreatifitas peserta didik
b. Bagi Pendidik, media pembelajaran oPhysic: Interactive Physics Simulations
dapat dikembangkan secara berkelanjutan pada materi fisika yang berbeda
c. Bagi peneliti dapat menambah wawasan terhadap dunia pendidikan terutama
dalam mengembangkan media pembelajaran fisika berbasis web oPhysic:
Interactive Physics Simulations

E. Ruang Lingkup dan batasan penelitian

penelitian akan terarah dan tidak keluar dari kajiannya, maka dibutuhkannya
ruang lingkup dan batasan masalah yang akan diselesaikan sebagai berikut;
1. Ruang lingkup
Ruang lingkup pada penelitian ini adalah bagaimana peningkatan
kemampuan berpikir kritis siswa pada konsep Fluida dinamis di SMAN 1 Sobang
setelah menggunakan model pembelajaran Self Organized Learning Environtment
(SOLE) Berbantu oPhysic: Interactive Physics Simulations oPhysic: Interactive
Physics Simulations sebagai media pembelajaran.
2. Batasan Penelitian
Ada dua batasan Permasalahan pada penelitian ini yaitu:
a. Subjek yang di teliti yaitu siswa kelas XI MIA 1 SMAN 1 Sobang
b. Variabel terikat yang dibatasi adalah peningkatan keterampilan berpikir kritis
siswa pada konsep Fluida
F. Definisi Operasional
Terdapat istilah yang digunakan dlam penelitian ini untuk terjadinya
miskonsepsi, dan berbagai penafsiran, terhadap berbagai variabel yang digunakan
dalams penelitian ini. Maka dibawah ini adalah berupa penjelasan masing-masing
definisi dari beberapa istilah yaitu ;
1. Model Pembelajaran SOLE ( Self Organized Learning Environments) Merupakan
model pembelajaran yang dapat menerapkan pembelajaran Abad-21 salah satunya
yaitu Critical Thinking, model ini, dapat menitik beratkan pada proses
pembelajaran secara mandiri yang dilakukan oleh siapapun yang berkeinginan
untuk belajar dengan memanfaatkan internet ataupun sejenis perangkat pintar
yang dimilkinya.
2. oPhysic: Interactive Physics Simulations merupakan situs web berupa kumpulan
simulasi fisika interaktif didalamnya memuat berbagai jenis materi atau konsep
Fisika yang dibuat menggunakan perangkat lunak GeoGebra. GeoGebra adalah
program gratis yang membuatnya sangat mudah untuk membuat animasi dan
simulasi bagi siapa saja yang memiliki pemahaman yang baik tentang matematika
atau fisika.
3. Website Secara spesifik merupakan sekumpulan halaman web yang terangkum
dalam subdomain yang ada di Internet. Halaman website ditulis dalam format
HTML yang diakses melalui HTTP untuk disampaikan kepada pengguna.
Infromasi tersebut dipublikasikan sehingga terbentuk jaringan yang luas (Yunita
Trimarsiah, 2017). Website memiliki tiga unsur yang sangat penting, yaitu
domain, hosting dan konten. Domain apabila website merupakan suatu produk
maka domain adlaah merk dari produk tersebut.hosting bertujuan untuk
menyimpan gambar, suara video, teks, atau script¸ sangat penting dalam
pembuatan website. Konten pada website agar dimaksudkan sebuah website
memiliki tujuan jelas. Jenis website dapt dikategorikan sebagai mesin pencari,
Networking ( Media social), Multimedia, E Commerse, E Learning Seperti
Schoology, Google Classroom, W3School dan lain sebagainya. (Yusup. dkk,
2020)
4. Media Pembelajaran merupakan alat yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan
pembelajaran sebagai media penyampaian pesan, ide, atau suatu gagasan dalam
keterlaksanaan tujuan pembelajaran oleh guru kepada peserta didik.
5. Keterampilan berpikir kritis adalah kemampuan mengolah daya pikir peserta
didik untuk melakukan tindakan terhadap suatu masalah berdasarkan pengetahuan
yang dimilikinya sebagai bentuk hasil dari belajar dan pengalamannya dengan
pertimbangan yang logis dan pemikiran tersebut dapat dipertanggung jawabkan.
Kompetensi atau Indikator keterampilan berpikir kritis peserta didik yang
menjadi acuan yaitu keterampilan berpikir kritis menurut Robert Ennis (1995).
Ennis mengidentifikasi indikator berpikir kritis yang dikelompokkan dalam lima
aktivitas, diantaranya yaitu: (1) Memberikan Penjelasan Sederhana (elementary
clarification) (2) membangun keterampilan dasar (basic support ), (3)
menyimpulkan (inference), (4) membuat penjelasan lanjut (advanced
clarification), (5) mengatur strategy dan taktik (Strategy and tactics). Untuk
mengetahui keterampilan berpikir kritus peserta didik yaitu dengan memberikan
soal uraian yang mengacu pada indikator berpikir kritis Ennis. Bentuk
pengukurannya dilakukan sebelum diberikan perlakuan penerapan model
pembelajaran SOLE berbantuan Media oPhysic: Interactive Physics Simulations
sebanyak 15 butir soal sebagai (pretest) dan setelah diberikan perlakuan model
pembelajaran SOLE berbantuan Media oPhysic: Interactive Physics Simulations
sebanyak 15 soal sebagai (postest) soal-soal tersebut mengacu pada 12 indikator
berpikir kritis Ennis.
6. Konsep Fluida merupakan materi yang ada pada mata pelajaran fisika yang
terdapat di kelas XI Matematika dan Ilmu Alam (MIA) dengan kompetensi dasar
3.3 menerapkan hukum-hukum fluida statik dalam kehidupan sehari-hari dan 3.4
menerapkan prinsip fluida dinamik dalam tekhnologi. Dan 4.3 yaitu Merancang
danmelakukan percobaan yang memanfaatkan sifat-sifat fluida statik berikut
presentasi hasil percobaan dan pemanfatnnya. 4.4 membuat dan menguji proyek
sederhana yang menerpakan prinsip dinamika fluida.
Materi materi dalam fluida terdiri dari Hukum Pascal, Tekanan Hidrostatis,
Hukum Archimedes) Fluida dinamis contohnya (Fluida ideal, Prsamaan
kontinuitas, tekanan dalam fluida mengalir,penerapan hukum bernouli)

G. Kerangka Berpikir

Pembelajaran fisika merupakan bagian dari ilmu sains yang menyenangkan


karena memuat kejadian-kejadian alam, penomena kejadian sehari-hari. Metode
ilmiah yang digunakan untuk mencari hasil-hasil fisika dapat dinyatakan dalam
bentuk fakta, hukum, Prinsip, konsep, dan teori. Pelajaran fisika seyogyanya dapat
mengembangkan keterampilan peserta didik untuk dapat berpikir kreatif dan kritis
sehingga bermanfaat bagai kehidupan sehari-hari. Namun berdasarkan fakta yang
ditemukan di SMAN 1 Sobang terdapat temuan bahwa pembelajaran fisika di kelas
XI MIA, terdiri dari dua kelas yang diampu oleh satu guru. siswa cenderung
mengalami kesulitan dan beranggapan bahwa pembelajaran fisika sangat
membosankan. Hal ini tentu terdapat adanya keterampilan berpikir kritis yang rendah.
Keterampilan berpikir kritis perlu ditingkatkan pada proses pembelajaran. Hal ini
dapat memperbaiki penguasaan konsep fisika dengan baik, sehingga peserta didik
dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan soal fisika ataupun
permasalahan dalam kehidupan dengan baik. Peserta didik pada materi fisika Dilihat
secara Proses pembelajaran secara umum menggunakan model pembelajaran
konvensional Teacher Center. Yang terjadi adalah siswa cenderung pasif hanya
mengikuti arahan dari guru. Hal ini tentu ada beberapa hal yang tidak mendukung
keterlaksanaan kegiatan pembelajaran salah satunya yang dapat mengembangkan
daya berpikir kreatif, dan berpikir kritis, sehingga hal yang terjadi adalah siswa
kurang memahami konsep-konsep fisika secara menyeluruh. Berdasarkan
Permasalahan tersebut, maka diperlukan adanya Model pembelajaran SOLE (Self
Organized Learning Environments) yaitu suatu model pembelajaran yang dapat
menerapkan pembelajaran Abad-21 salah satunya yaitu Critical Thinking. Menurut
Wati (2020), Model pembelajaran SOLE ini tujuannya untuk menciptakan
kompetensi atau keahlian pada peserta didik. Kompetensi atau keahlian tersebut, yaitu
Berfikir kreatif dan kemampuan pemecahan masalah. Pada pembelajaran SOLE setiap
peserta didik dibentuk untuk melatih rasa keingintahuannya dengan guru memberikan
sebuah pertanyaan. Sebab rasa ingin tahu dengan menggunakan akses internet, peserta
didik mampu mencari jawaban sendiri terhadap pertanyaan yang diberikan oleh guru
Agar peserta didik dapat menguasai konsep lebih tajam lagi perlu juga adanya media
pembelajaran yang dapat mendorong keterampilan berpikir kritis peserta didik dalam
pembelajaran fisika. Penulis meninjau dari peneitian sebelumnya (Hayati et al., 2020)
bahwa hasil analisis peserta didik memiliki ketertarikan terhadap web dengan
persentase keseluruhan yaitu sebesar 76% sebagai media pembelajaran fisika. Web
yang digunakan yaitu oPhysic: Interactive Physics Simulations merupakan situs web
berupa kumpulan simulasi fisika interaktif didalamnya memuat berbagai jenis materi
atau konsep Fisika. Hal ini, tentu bahwa perangkat media pembelajaran fisika dapat
mendorong ketertarikan minat belajar peserta didik dan mengasah keterampilan
berpikir kritis terhadap mata pelajaran fisika.
Pelaksanaan penelitian diawali dengan pretest berisi 15 butir soal uraian untuk
mengukur pengetahuan dan kemampuan awal peserta didik. Setelah itu, diberikan
perlakuan peserta didik dengan menggunakan model pembelajaran SOLE (Self
Organized Learning Environments) dan oPhysic: Interactive Physics Simulations
sebagai media pembelajaran berbasis web. Selanjutnya peneliti memberikan posttest
yang indikatornya menerapkan 12 indikator keterampilan berpikir kritis menurut
Robert Ennis.

Studi Pendahuluan, Wawancara,


kuesioner, dan tes
1. Rendahnya Keterampilan berpikir kritis peserta didik
2. Rendahnya Minat belajar peserta didik
3. Model dan media pembelajaran yang biasa diterapkan kurang efektif

Pretest
Model Pembelajaran Self Indikator keterampilan berpikir kritis
Organized Learning Robert Ennis:
Environtment (SOLE) elementary clarification, basic support,
Berbantu oPhysic: Interactive
H. Hipotesis inference, advanced clarification,
Hipotesis pada penelitian ini yaitu :Strategy and tactics,
Physics Simulations
H 0 : Tidak terdapat perbedaan keterampilan berpikir kritis siswa setelah diterapkan
model pembelajaran Self Organized Learning Environtment (SOLE) Berbantu
Posttest
oPhysic: Interactive Physics Simulations pada konsep Fluida dinamis di kelas
XI MIA 1 SMAN 1 Sobang
Pengolahan Data dan Analisis Data
H a : Terdapat perbedaan keterampilan berpikir kritis siswa setelah diterapkan model
Hasil Learning Environtment
pembelajaran Self Organized (SOLE) Berbantu
oPhysic: Interactive Physics Simulations pada konsep Fluida dinamis di kelas
XI MIA 1 SMAN 1 Sobang

I. Hasil Penelitian Terdahulu


Penelitian yang dilakukan Oleh (Septiani, Nasbey, & Budi, 2022) dengan
judul “Peningkatan Kemampuan berpikir kritis siswa melalui model pembelajaran
Self-Organizes Learning Environments (SOLE) berbantuan Phet Simulation pada
Materi Teori Kinetik Gas” disimpulkan bahwa melalui model ini, kemampuan
berpikir kritis siswa mengalami pengaruh positif dengan nilai thitung> ttabel (2,9090
> 1,9944). Hal serupa juga penelitian yang dilakukan oleh (Niode et al., 2022) bahwa
dengan menggunakan model pembelajaran Self-Organizes Learning Environments
(SOLE) dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik. Selain dapat
meningkatkan kemampuan berpikir kritis model ini dapat meningkatkan kemampuan
berpikir kreatif peserta didik (Mutiasari, 2021). Model ini dapat dikembangkan pada
media Android seperti yang dilakukan oleh (Rachmawati, 2021) hasil uji korelasi
menunjukkan bahwa Adjusted R Square sebesar 0,047 serta hasil belajar IPA sebesar
60% , hal ini dapat mempengaruhi hasil belajar siswa hal serupa juga dari Hasil
penelitian (Marlina, 2021) menunjukkan presentase hasil belajar siswa pada siklus
pertama 62,5% mengalami peningkatan 87,5% Artinya model tersebut mampu
meningkatkan hasil belajar peserta didik. Selain itu, dalam penelitian yang berbeda
Pembelajaran menggunakan model Self Organized Learning Environments (SOLE)
berbantuan Padlet berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar peserta didik
pada materi gerak lurus. Sementara Respon peserta didik terhadap model Self
Organized Learning Environments (SOLE) berbantuan Padlet pada materi gerak lurus
semua siswa kelompok eksperimen menanggapi respon positif. secara keseluruhan
mendapatkan tanggapan yang baik (Qolbiyyah, 2022).
Berdasarkan dari beberpa hasil penelitian terdahulu menyatakan bahwa model
pembelajaran Self-Organizes Learning Environments (SOLE) merupakan model
pembelajaran yang dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis, berpengaruh
positif dan merupakan model pembelajaran yang efektif untuk dapat dikembangkan
lebih lanjut dengan media web salah satunya yang dilakukan oleh penulis saat ini
yaitu web oPhysic: Interactive Physics Simulations sebgaai media pembelajaran
fisika. Hal ini tentu karena penelitan sebelumnya mencoba dipadukan dengan Phet
Simulation yang mendapat respon baik oleh peserta didik dan meningkatkan hasil
belajar peserta didik.

Daftar Pustaka
Alias, A., Mohtar, L. E., Ayop, S. K., & Rahim, F. R. (2022). A Systematic Review on
Instruments to Assess Critical Thinking & Problem-Solving Skills. EDUCATUM
Journal of Science, Mathematics and Technology, 9, 38–47. Retrieved from
https://ejournal.upsi.edu.my/index.php/EJSMT/index.https://doi.org/10.37134/
ejsmt.vol9.sp.5.2022
Anis, M., & Anwar, C. (2020). Self-organized learning environment teaching strategy for
ELT in Merdeka Belajar concept for high school students in Indonesia. JEES (Journal of
English Educators Society), 5(2), 199–204. https://doi.org/10.21070/jees.v5i2.869
Chavalarias, D., Lobbé, Q., & Delanoë, A. (2022). Draw me Science: Multi-level and multi-
scale reconstruction of knowledge dynamics with phylomemies. In Scientometrics (Vol.
127). Springer International Publishing. https://doi.org/10.1007/s11192-021-04186-5
Elsie Sulastry, Abidin Pasaribu, H. A. (2021). Pengembangan Modul Elektronik Berbasis
Multi Representasi Pada Materi Suhu Dan Kalor Untuk Sma. In Seminar Nasional
Pendidikan IPA Tahun 2021, 1(1), 1–14.
González‐pérez, L. I., & Ramírez‐montoya, M. S. (2022). Components of Education 4.0 in
21st Century Skills Frameworks: Systematic Review. Sustainability (Switzerland),
14(3), 1–31. https://doi.org/10.3390/su14031493
Hayati, M. N., Fatkhurrohman, M. A., & Learning, B. (2020). Jurnal Pendidikan MIPA
Pancasakti. E-Journal Ups, 4(januari 2020), 1–11.
Mahanal, S., Zubaidah, S., Sumiati, I. D., Sari, T. M., & Ismirawati, N. (2019). RICOSRE: A
learning model to develop critical thinking skills for students with different academic
abilities. International Journal of Instruction, 12(2), 417–434.
https://doi.org/10.29333/iji.2019.12227a
Muna Intana, N., Hardyanto, W., Akhlis Jurusan Fisika, I., & Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, F. (2018). Unnes Physics Education Journal Pengembangan
Multimedia Pembelajaran Fisika Berbasis Scratch pada Pokok Bahasan Hukum Oersted.
Upej, 7(2). Retrieved from http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/upej
Murdani, E. (2020). Hakikat Fisika dan keterampilan proses Sains. Jurnal Filsafat Indonesia,
3(3), 72–80. Retrieved from
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JFI/article/view/22195
Mutiasari, M. (2021). Penerapan model self organized learning environment untuk
meningkatkan kreativitas peserta didik. Ar-Razi Jurnal Ilmiah, 9(2), 95–103.
Nida, R. R., Suyatna, A., & Wahyudi, I. (2019). Implementasi Multimedia Interaktif Dalam
Pembelajaran Fisika Berbasis CORE Terhadap Keterampilan Generik Sains Siswa.
Edutech, 18(3), 264–276. Retrieved from
https://ejournal.upi.edu/index.php/edutech/article/view/17334
Niode, N., Zakaria, P., & Gorontalo, U. N. (2022). Implementasi Model Pembelajaran Self
Organized Learning Environment untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis
Matematis PENDAHULUAN Istilah pembelajaran daring muncul sebagai alternatif
yang dilakukan dengan adanya kebijakan Work From Home ( WFH ), ole. 4(2), 62–75.
Onoda, S. (2022). Enhancing Creative Thinking, Critical Thinking, and Interactional Skills
through Problem-Solving Group Projects among Undergraduate English Majors in
Japan. 3L: Language, Linguistics, Literature, 28(2), 1–18. https://doi.org/10.17576/3L-
2022-2802-01
Puspitarini, Y. D., & Hanif, M. (2019). Using Learning Media to Increase Learning
Motivation in Elementary School. Anatolian Journal of Education, 4(2), 53–60.
https://doi.org/10.29333/aje.2019.426a
Qolbiyyah, S. (2022). Pengaruh model pembelajaran self organized learning environment
(sole) berbantuan padlet untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi
gerak lurus.
Rahmawati, A. S. (2019). Penggunaan Multimedia Interaktif (MMI) sebagai Media
Pembelajaran dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Fisika The Use of Multimedia
Interactive (MMI) as a Learning Media in Improving Physical Learning Achievement.
Pancasakti Science Education Journal PSEJ, 4(1), 7–17. Retrieved from http://e-
journal.upstegal.ac.id/index.php/psej
Rupa, J. S., Firdaus, A. H., Mutmainah, S., Pendidikan, P., Rupa, S., Surabaya, U. N., …
Surabaya, U. N. (2022). PEMBELAJARAN SELF ORGANIZED LEARNING
ENVIRONMENT ( SOLE ) DALAM MATA PELAJARAN SKETSA JURUSAN DKV DI
SMK AL-IHSAN KRIAN. 10(4), 1–10.
Sasson, I., Yehuda, I., & Malkinson, N. (2018). Fostering the skills of critical thinking and
question-posing in a project-based learning environment. Thinking Skills and Creativity,
29, 203–212. https://doi.org/10.1016/j.tsc.2018.08.001
Simonovic, B., Vione, K. C., Fido, D., Stupple, E. J. N., Martin, J., & Clarke, R. (2022). The
Impact of Attitudes, Beliefs, and Cognitive Reflection on the Development of Critical
Thinking Skills in Online Students. Online Learning Journal, 26(2), 254–274.
https://doi.org/10.24059/olj.v26i2.2725
Sma, D. I. (2018). Pengembangan Media Pembelajaran Fisika Berbasis Multimedia Interaktif
Pada Materi Gerak Parabola Di Sma. Prosiding, 03, 18–27.
Smith, T. E., Rama, P. S., & Helms, J. R. (2018). Teaching critical thinking in a GE class: A
flipped model. Thinking Skills and Creativity, 28(November 2017), 73–83.
https://doi.org/10.1016/j.tsc.2018.02.010
Solikah, M., & Novita, D. (2022). The effectiveness of the guided inquiries learning model
on the critical thinking ability of students. Jurnal Pijar Mipa, 17(2), 184–191.
https://doi.org/10.29303/jpm.v17i2.3276
Vetter, M. A., Sarraf, K. S., & Woods, E. (2022). Assessing the Art + feminism Edit-a-thon
for Wikipedia literacy, learning outcomes, and critical thinking. Interactive Learning
Environments, 30(6), 1155–1167. https://doi.org/10.1080/10494820.2020.1805772
Zermani, S., & Abdellatif, N. (2022). On a reaction–diffusion system of flocculation type.
Journal of Mathematical Analysis and Applications, 506(1).
https://doi.org/10.1016/j.jmaa.2021.125484

Anda mungkin juga menyukai