Risnawati
Universitas Setia Budhi Rangkasbitung
Email: Risnawati2347@gmail.com
Abstrak
Dengan adanya pandemi covid-19, kita sebagai manusia yang hidup pada abad ke-21 harus
memiliki inovasi. Dengan adanya inovasi pembelajaran maka proses kegiatan belajar
mengajar dapat berjalan dengan lancar, kondusif dan kreatif sehingga dapat menumbuhkan
semangat belajar peserta didik meskipun dalam masa pandemi covid-19. peserta didik juga
bisa tercapainya tujuan pembelajaran dan pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar
Blended learning merupakan salah satu model pembelajaran inovatif yang mengintegrasikan
teknologi sesuai dengan tuntutan pembelajaran abad ke-21 dan relevan dengan pembelajaran
masa covid-19, namun di Indonesia khususnya Sekolah Dasar belum banyak yang
mengimplementasikan model pembelajaran Blended Learning bahkan guru ada yang belum
mengetahui model pembelajaran ini. Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan
implementasi pembelajaran blended learning dan pengaruhnya terhadap peserta didik
sehingga guru di Sekolah Dasar dapat tertarik untuk mengembangkan serta menerapkan
model pembelajaran Blended Learning di sekolahnya.
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik dapat secara aktif mengembangkan potensial diri
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, kepribadian, akhlak mulia pengendalian diri,
kecerdasan serta keterampilan yang diperlukan untuk dirinya, Masyarakat, bangsa dan
Negara. Pendidikan tidak hanya berusaha untuk mencapai hasil belajar akan tetapi bagaimana
cara memperoleh hasil atau proses belajar yang terjadi pada diri anak.
Belajar adalah kegiatan yang dirancang untuk memperoleh pengetahuan, memperoleh
kemampuan tertentu, dan membentuk sikap dan tingkah laku seseorang. Keberhasilan suatu
proses pembelajaran dapat dilihat dari adanya perubahan terhadap sikap, perilaku dan hasil
belajar siswa (Riyanda, 2020). Belajar adalah proses menyusun pengetahuan siswa, dan siswa
akan belajar untuk memaknai kegiatan berdasarkan konsep yang disusun melalui pemikiran
dan tindakan (Winataputra dkk, 2014). Hakikat belajar adalah proses mengkonstruksi konsep
pengetahuan berdasarkan pengalaman yang telah diperoleh siswa sehingga dapat mengalami
proses belajar, untuk itu diperlukan suatu kegiatan yang mencakup pengalaman belajar.
Pembelajaran merupakan gabungan dari beberapa unsur, antara lain orang, materi, fasilitator,
peralatan, dan proses yang mempengaruhi pencapaian tujuan (Arfani, 2018; Riyanda dkk,
2022). Pelaksanaan proses pembelajaran memerlukan strategi dan metode tertentu untuk
mencapai tujuan pembelajaran
Proses pembelajaran merupakan suatu konsep yang sangat komplek dalam menjadikan
suatu kegiatan pembelajaran yang terjadi menjadi lebih efektif, efisien dan kondusif. Proses
ini melibatkan berbagai unsur dalam satu lingkungan belajar, baik guru, siswa, media, dan
unsur lain yang menunjang terjadinya interaksi belajar. Pembelajaran yang terjadi selama ini
diartikan sebagai pembelajaran konvensional yang hanya memfokuskan pada komunikasi
verbalistik, sentralisasi guru, pembelajaran yang otoriter, gurulah yang berhak menentukan
apa yang akan dipelajari oleh siswa dan faham-faham yang tidak memberikan ruang
kreatifitas baik bagi siswa dalam mengembangkan pembelajaran yang inovatif dan kreatif.
Pembelajaran menurut Kartadinata.S & Permana.J.1997; Raka Joni, 1983; Hasibuan
dan Mudjiono,1995, pembelajaran dapat diartikan dari beberapa sudut pandang. Pertama,
pembelajaran diartikan sebagai kegiatan menyampaikan pesan berupa pengetahuan,
keterampilan, dan sikap dari guru kepada peserta didik. Kedua, pembelajaran dipandang
sebagai suatu proses penggunaan seperangkat keterampilan (teaching as a skill) secara
terpadu. Ketiga, pembelajaran dipandang sebagai suatu seni, yang mengutamakan
penampilan (kinerja) guru secara unik yang berasal dari sifat-sifat khas, dan perasaan serta
naluri guru. Keempat, pembelajaran dipandang sebagai penipta suatu system lingkungan yang
memungkinkan terjadinya proses pembelajaran. Dari keempat pengertian di atas maka
pembelajaran pada hakikatnya adalah proses penciptaan stimulasi kepada kelopok peserta
didik, baik secara individu atau kelompok sehingga terjadi proses belajar dalam diri siswa.
Menurut Ansyar, Nurtain (1991), inovasi adalah gagasan, perbuatan, atau sesuatu yang baru
dalam konteks sosial tertentu untuk menjawab masalah yang dihadapi.
Di dunia hampir setahun belakangan ini, sedang digemparkan dengan adanya suatu
wabah penyakit jenis baru yang menyerang hampir seluruh dunia. Wabah global ini dikenal
dengan sebutan pandemi. Pandemi yang sedang terjadi saat ini ialah pandemi coronavirus
jenis baru dengan nama COVID-19. Akibat adanya suatu pandemi ini dunia seakan lumpuh,
ekonomi hancur, sistem pendidikan berantakan dan hampir semua aspek kehidupan serta
aktivitas manusia tidak ada yang selamat dari dampak pandemi coronavirus COVID-19.
Blended learning merupakan model pelatihan yang mencampurkan pembelajaran
klasikal tatap muka secara konvensional dengan pembelajaran secara online baik secara
independen maupun secara kolaborasi dengan menggunakan sarana prasarana teknologi
informasi dan komunikasi (Prayitno, 2015).
Pembelajaran online merupakan salah satu cara dari 14 prinsip pembelajaran yang
diatur dalam (Kemendikbud, 2016) Nomor 22 yaitu pembelajaran dapat berlangsung dimana
saja dengan memanfaatkan teknologi dan komunikasi. Masa depan teknologi akan semakin
berkembang pesat. Individu untuk menghadapi situasi itu perlu diberikan pemahaman tentang
penggunaan teknologi yang baik dan mengolah informasi yang benar. Untuk menghadapi
masa sekarang dan masa depan diperlukan inovasi guru dalam melaksanakan pembelajaran
yang mengintegrasikan teknologi. Teknologi yang semakin berkembang perlu dijadikan
inovasi guru dalam pembelajaran supaya peserta didik termotivasi untuk belajar. (Yunitasari
& Hanifah, 2020) menyatakan situasi pandemi Covid-19 guru harus dapat berinovasi agar
peserta didik minat dalam belajar, tidak mudah bosan, dan berhasil dalam pembelajaran
Keberhasilan pembelajaran ditentukan oleh berbagai faktor diantaranya guru. Guru dalam
melaksanakan proses pembelajaran perlu melakukan berbagai persiapan dan pemilihan
perangkat pembelajaran agar peserta didik dapat memahami materi dengan mudah,
pembelajaran menyenangkan, peserta didik aktif dan saling interaktif.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode yang bersifat kualitatif yaitu menggunakan telaah
literatur ilmiah (literature review) yang dikaji dari berbagai artikel yang dipublikasikan pada
jurnal Nasional maupun Internasional baik terakreditasi SINTA, selain itu juga berasal dari
prosiding yang berkaitan dengan topik atau materi artikel. Data hasil telaah literatur
kemudian di analisis secara deskriptif untuk menganalisis pemanfaatan teknologi digital
dalam kegiatan dalam pembelajaran menggunakan model Blended Learning.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, W. (2018). Model Blended Learning dalam Meningkatkan Efektifitas
Pembelajaran. FIKROTUNA. Jurnal Basicedu 5(3), 1120-1126.
Aliputri, D. H. (2018). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match
Berbantuan Kartu Bergambar Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Jurnal Bidang
Pendidikan Dasar, 2(1A), 70–77
Dwiyogo, Wasid D. (2013). Pembelajaran Berbasis Blended Learning.
http://www.id.m.wikibooks.org/wiki/
Fadlilah, Azizah Nurul. 2020. “Strategi Menghidupkan Motivasi Belajar Anak Usia Dini
Selama Pandemi COVID-19 melalui Publikasi.” Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan
Anak Usia Dini 5 (1): 373–84.
Fadhilaturrahmi, Ananda, R., & Yolanda, S. (2021). Persepsi Guru Sekolah Dasar terhadap
Pembelajaran Jarak Jauh di Masa Pandemi Covid 19. Jurnal Basicedu, 5(2), 1060–
1066.
Kutsiyyah, Kutsiyyah. 2021. “Analisis Fenomena Pembelajaran Daring Pada Masa Pandemi
(Harapan Menuju Blended Learning).” Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan 3 (4): 1460–69.
Puspitarini, D. (2022). Blended Learning as a 21st Century Learning Model. Ideguru: Jurnal
Karya Ilmiah Guru, 7(1), 1-6.
Sari, I. K. (2021). Blended Learning sebagai Alternatif Model Pembelajaran Inovatif di Masa
Post-Pandemi di Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu, 5(4), 2156–2163.
https://doi.org/10.31004/basicedu.v5i4.1137
Syarif, Izuddin. 2012. “Pengaruh Model Blended Learning Terhadap Motivasi Dan Prestasi
Belajar Siswa SMK.” Jurnal Pendidikan Vokasi 2 (2).
Widyaningsih, O., Yudha, C. B., & Nugraheny, D. C. (2020). Pengembanagn Model Blended
Learning untuk Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Dasar, 10(2), 143–156.
Yazid, Henri, and Neviyarni. “Pengaruh Pembelajaran Daring Terhadap Psikologi Siswa
Akibat Covid-19.” Jurnal Human Care 6, no. 1 (2021): 207–213.