Anda di halaman 1dari 15

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED

LEARNING (PJBL) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJA


SAMA SISWA KELAS XI PADA MATA PELAJARAN SEJARAH
KEBUDAYAAN ISLAM DI MA DARUTTAUHID MALANG

Disusun Oleh:
ARIS PRASTIYO
19110090

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2022
A. LATAR BELAKANG
Pendidikan merupakan suatu usaha sistematis yang dilakukan oleh manusia
dengan tujuan tercapainya tahapan tertentu dalam kehidupannya, yakni
tercapainya kebahagiaan lahir dan batin.1 Pendidikan juga merupakan salah satu
komponen yang tidak akan pernah lepas dari sendi-sendi kehidupan manusia.
Baik itu pendidikan yang berkaitan dengan pengetahuan umum maupun
pendidikan yang berkaitan dengan pengetahuan agama. Kedua pengetahuan
dalam bidang pendidikan tersebut telah menjadi satu kesatuan yang terus
beriringan, mulai di sekolah umum maupun sekolah yang berbasis Islam.
Dewasa ini, dunia pendidikan dihadapkan dengan situasi dan kondisi yang
menuntut untuk menjalankan kegiatan belajar mengajar dengan secara daring
(dalam jaringan) atau biasa disebut juga dengan pembelajaran jarak jauh (PJJ),
karena adanya pandemi Covid-19. Mulai dari jenjang sekolah dasar sampai
jenjang perguruan tinggi merasakan imbas dari adanya pandemi Covid-19 ini.
Dampak yang paling besar dari adanya pembelajaran jarak jauh adalah materi
pembelajaran yang tidak dapat tersampaikan dengan secara maksimal.
Sudah hampir dua tahun lebih pendidikan di Indonesia menjalankan
pembelajaran jarak jauh (PJJ). Namun pembelajaran jarak jauh (PJJ) ini mulai
sedikit berkurang karena adanya beberapa aksi dan inovasi dari pemerintah dan
tenaga kesehatan dalam mengangani kasus Covid-19, sehingga sampailah
Indonesia pada tahap new normal atau era baru agar dapat hidup berdampingan
dengan Covid-19. New normal atau era normal baru merupakan perubahan
perilaku untuk tetap melakukan aktivitas normal dengan ditambah menerapkan
protokol kesehatan, guna mencegah terjadinya penularan Covid-19.
Dengan adanya penerapan new normal ini, kegiatan pembelajaran juga
dijalankan dengan secara normal, namun tetap mengikuti dan memperhatikan
protokol kesehatan yang sudah ditetapkan. Berkaitan dengan pembelajaran,
tentunya peserta didik akan dihadapkan dengan situasi dan kondisi secara
langsung dalam proses pembelajaran. Yang mana hal baru ini akan menjadi

1
Munir Yusuf, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Palopo: Lembaga Penerbit Kampus IAIN
Palopo, 2018), hlm. 9.

2
suatu wajah baru dan tantangan tersendiri bagi peserta didik, baik dari segi
memahami materi pelajaran hingga bekerja sama dengan peserta didik lain
untuk menyelesaikan suatu permasalahan yang berkaitan dengan pembelajaran.
Oleh karena itu diperlukan beberapa inovasi yang harus diterapkan dalam
kegiatan pembelajaran seperti halnya model pembelajaran, yang tentunya
model pembelajaran ini akan amat sangat mendukung berlangsungnya kegiatan
pembelajaran yang baik di era normal baru.
Model pembelajaran adalah prosedur ataupun pola sistematis yang
digunakan sebagai suatu pedoman dalam mencapai tujuan pembelajaran yang
di dalamnya terdapat strategi, teknik, metode, bahan, media dan alat penilaian
pembelajaran.2 Salah satu model pembelajaran yang cukup relevan dengan era
normal baru adalah model pembelajaran Project Based Learning. Yang mana
model pembelajaran Project Based Learning ini akan memberikan peluang
kepada sistem pembelajaran yang berpusat pada siswa, lebih kolaboratif atau
adanya kerja sama lebih antara siswa satu dengan siswa yang lainnya.3 Dengan
model pembelajaran Project Based Learning ini siswa akan terlibat secara aktif
untuk bekerja sama dalam menyelesaikan proyek-proyek dalam suatu kerja
sama tim dan mengintegrasikan masalah-masalah yang nyata dan praktis.
Seperti yang kita ketahui Indonesia merupakan negara yang identik dengan
budaya kerja sama atau gotong royong. Tanpa adanya kerja sama atau gotong
royong, dapat diibaratkan seperti halnya sayur tanpa garam. Karena kerja sama
merupakan budaya yang sudah melekat dan tidak dapat dilepaskan dari
kebiasaan sehari-hari masyarakat di Indonesia. Namun dengan adanya pandemi
Covid-19, budaya kerja sama ini menjadi suatu hal yang sudah mulai dilupakan
karena batasan-batasan yang diterapkan selama pandemi Covid-19.
Berangkat dari adanya permasalahan tersebut, peneliti tertarik untuk
melakukan suatu penelitian dengan mengimplementasikan model pembelajaran
Project Based Learning pada pembelajaran sejarah kebudayaan Islam di kelas

2
Muhammad Afandi dkk, Model dan Metode Pembelajaran di Sekolah, (Semarang:
UNISSULA PRESS, 2013), hlm.16.
3
Halim Purnomo dan Yunahar Ilyas, Tutorial Pembelajaran Berbasis Proyek, (Yogyakarta:
K-Media, 2019), hlm. 1.

3
XI MA Daruttauhid Malang, untuk menumbuhkan dan meningkatkan
kemampuan siswa dalam bekerja sama di era new normal atau era normal baru,
sebagai suatu bentuk hubungan antara manusia dengan manusia lain (hablum
minannas) dan sebagai suatu bentuk kebermanfaatan antara manusia yang satu
dengan manusia yang lainnya dalam lingkup pembelajaran pendidikan Islam.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana perencanaan model pembelajaran Project Based Learning dalam
meningkatkan kemampuan bekerja sama siswa kelas XI pada mata pelajaran
sejarah kebudayaan Islam di MA Daruttauhid Malang?
2. Bagaimana penerapan model pembelajaran Project Based Learning dalam
meningkatkan kemampuan bekerja sama siswa kelas XI pada mata pelajaran
sejarah kebudayaan Islam di MA Daruttauhid Malang?
3. Bagaimana evaluasi penerapan model pembelajaran Project Based Learning
dalam meningkatkan kemampuan bekerja sama siswa kelas XI pada mata
pelajaran sejarah kebudayaan Islam di MA Daruttauhid Malang?

C. TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mendeskripsikan perencanaan model pembelajaran Project Based
Learning dalam meningkatkan kemampuan bekerja sama siswa kelas XI
pada mata pelajaran sejarah kebudayaan Islam di MA Daruttauhid Malang.
2. Untuk mendeskripsikan penerapan model pembelajaran Project Based
Learning dalam meningkatkan kemampuan bekerja sama siswa kelas XI
pada mata pelajaran sejarah kebudayaan Islam di MA Daruttauhid Malang.
3. Untuk mendeskripsikan evaluasi penerapan model pembelajaran Project
Based Learning dalam meningkatkan kemampuan bekerja sama siswa
kelas XI pada mata pelajaran sejarah kebudayaan Islam di MA Daruttauhid
Malang.

4
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis yang dapat diperoleh dari adanya kegiatan
penelitian ini yaitu dapat dijadikan sebagai suatu sumber inspirasi bagi
kegiatan penelitian selanjutnya yang relevan dan tentunya dapat dijadikan
sebagai bahan rujukan bagi pihak sekolah dalam melaksanakan manajemen
pengelolaan kelas yang lebih efektif dan efisien guna meningkatkan mutu
dalam kegiatan pembelajaran dan dapat mengembangkan kualitas
pendidikan yang selaras dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta tuntutan zaman.

2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis yang dapat diperoleh dari adanya kegiatan penilitian ini
adalah sebagai berikut:
a. Bagi kepala madrasah, sebagai bahan informasi dan masukan dalam
upaya meningkatkan kualitas dan kuantitas mutu pendidikan Islam.
b. Bagi guru, sebagai bahan evaluasi bagi para guru dalam menetapkan
kebijakan guna meningkatkan mutu kegiatan pembelajaran.
c. Bagi siswa, sebagai bahan informasi dan masukan dalam upaya
meningkatkan kemampuan bekerja sama guna menciptakan kegiatan
pembelajaran yang bermanfaat dan berdaya guna.
d. Bagi lembaga pendidikan, sebagai bahan pertimbangan dalam
merencanakan dan mengimpelemntasikan model pembelajaran Project
Based Learning (PJBL) untuk meningkatkan kemampuan kerja sama
siswa dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam.
e. Bagi peneliti lain, sebagai informasi dan wawasan baru dalam
mengembangkan penelitian yang berkaitan dengan model pembelajaran
Project Based Learning (PJBL) pada pembelajaran Sejarah Kebudayaan
Islam, terutama dalam meningkatkan kemampuan dan kecakapan kerja
sama siswa.

5
E. KAJIAN PUSTAKA
A. PROJECT BASED LEARNING
a) Pengertian Project Based Learning
Project based learning atau pembelajaran berbasis proyek
merupakan model pembelajaran yang dalam pelaksanaannya dapat
mengajarkan peserta didik untuk menguasai keterampilan proses dan
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga menjadikan
proses pembelajaran menjadi lebih bermakna.4 Dalam pelaksanaan
project based learning ini siswa dilibatkan dalam kegiatan untuk
memecahkan masalah dan tugas-tugas yang bermakna lainnya,
memberikan peluang kepada siswa untuk bekerja dengan secara
otonom, mengkonstruksi belajar siswa sendiri dan pada akhirnya akan
menghasilkan produk yang nyata, bernilai dan realistik.

b) Syarat Project Based Learning


Model pembelajaran project based learning ini akan memberikan
peluang yang amat sangat besar bagi siswa dalam menghasilkan
pengalaman belajar yang menarik dan bermakna, terutama bagi siswa
yang sudah memasuki ranah dewasa yang siap untuk memasuki atau
berada pada lapangan kerja.5 Oleh karena itu, jika dalam proses
pembelajaran siswa dilibatkan dalam melakukan proyek penyelidikan
ilmiah maka pross tersebut akan menjadi lebih bermakna karena siswa
akan diberikan kebebasan secara penuh dalam merencanakan,
merancang serta melaksanakan suatu penyelidikan ilmiah, dimana
kegiatan-kegiatan tersebut masih berada dalam batas dan jangkauan
pemikiran mereka.
Berangkat dari pemaparan tersebut, maka yang menjadi syarat-
syarat utama dalam penerapan model pembelajaran project based

4
Yanti Rosinda Tinenti, Model Pembelajaran Berbasis Proyek (PBP) dan Penerapannya
dalam Proses Pembelajaran di Kelas, (Sleman: CV. Budi Utama, 2012), hlm. 3.
5
Ibid, hlm. 3-5.

6
learning, guna mengembangkan proses pembelajaran di kelas, yakni
sebagai berikut:
(a) Penguasaan dan pendalaman materi
(b) Penguasaan keterampilan ilmiah

Dengan demikian dapat dipahami bahwa perlu adanya aksi dan


inovasi terhadap model pembelajaran project based learning ini agar
syarat-syarat tersebut dapat terpenuhi, yakni dengan mengintegrasikan
pendekatan keterampilan proses dalam model pembelajaran project
based learning guna mengajarkan keterampilan ilmiah dan
mengintegrasikan model, pendekatan, metode ataupun strategi dalam
model pembelajaran project based learning yang dapat menghantarkan
siswa pada penguasaan materi sebelum masuk pada proses
penyelidikan ilmiah.

c) Ciri-Ciri Project Based Learning


Penerapan model pembelajaran project based learning dalam suatu
proses pembelajaran di kelas, tidak hanya menekankan pada
pemahaman siswa terhadap prosedur metode ilmiah, melainkan siswa
diharapkan dapat melakukan perencanaan, perancangan dan
pelaksanaan serta pelaporan. Maka dari itu, dapat dijabarkan bahwa ciri-
ciri dari model pembelajaran project based learning ini adalah sebagai
berikut:6
(a) Dalam pelaksanaannya diawali dengan melakukan perencanaan,
yang mana perencanaan yang harus dilakukan siswa pada tahap ini
adalah membuat keputusan dan membuat kerangka kerj terhadap
masalah yang pemecahannya tidak ditentukan sebelumnya.
(b) Siswa melakukan perancangan, yang mana perancangan yang
dilakukan siswa pada tahap ini adalah merancang proses untuk
mencapai hasil yang bisa dipertanggungjawabkan.

6
Ibid, hlm. 5-6.

7
(c) Siswa melakukan pelaksanaan penyelidikan, yang mana
pelaksanaan penyelidikan yang dilakukan siswa pada tahap ini
adalah melakukan penyelidikan sesuai dengan proses yang telah
dirancang untuk mendapatkan dan mengelola informasi yang
dikumpulkan, melakukan evaluasi dengan secara kontinyu dan
teratur serta melihat kembali apa yang dikerjakan, apakah sudah
sesuai dengan perencanaan atau malah sebaliknya.
(d) Siswa melakukan pelaporan, dimana yang dilakukan siswa pada
tahap ini adalah melaporkan hasil akhir berupa produk yang telah
dievaluasi kualitasnya baik dengan secara tertulis maupun dengan
secara lisan.

Selain berkaitan dengan bagaimana kegiatan yang mesti dilakukan


oleh siswa selama proses pembelajaran, ciri-ciri model pembelajaran
project based learning yang berkaitan dengan isi, kondisi, aktivitas
maupun hasil dari pelaksanaan model pembelajaran project based
learning, adalah sebagai berikut:7

(a) Isi, harus memuat gagasan yang orisinil, masalah harus kompleks,
siswa harus menemukan hubungan antara gagasan yang diajukan,
siswa harus dihadapkan dengan masalah yang illdefined dan
pertanyaan yang digunakan dalam mengajukan masalah sebaiknya
cenderung mempersoalkan masalah dunia nyata ataupun otentik.
(b) Kondisi, harus mengutamakan otonomi siswa, yang mana siswa
diarahkan untuk melakukan inquiry dalam konteks masyarakat,
diarahkan untuk mampu mengelola waktu dengan secara efektif dan
efisien, diarahkan untuk belajar penuh dengan kontrol diri dan harus
dapat mensimulasikan kerja dengan secara profesional.
(c) Aktivitas, harus mengandung investigasi kelompok kolaboratif,
yang mana siswa berinvestigasi selama periode tertentu, melakukan
pemecahan masalah kompleks, memformulasikan hubungan antara

7
Ibid, hlm. 6-7.

8
gagasan orisinilnya untuk mengkonstruksi keterampilan baru,
menggunakan teknologi otentik dalam memecahkan masalah dan
melakukan umpan balik mengenai gagasan mereka berdasarkan
respon ahli ataupun dari hasil tes.
(d) Hasil, merupakan produk nyata, yang mana siswa menunjukkan
produk nyata berdasarkan hasil investigasi mereka, melakukan
evaluasi diri, responsoif terhadap segala implikasi dari kompetensi
yang dimilikinya dan mendemonstrasikan kompetensi sosial,
manajemen pribadi dan regulasi belajarnya.

B. KEMAMPUAN KERJA SAMA


a) Pengertian Kerja Sama
Kerja sama merupakan salah satu bentuk interaksi sosial yang
dilakukan oleh satu individu dengan individu lain dalam suatu ruang
lingkup tertentu. Kerja sama juga merupakan suatu bentuk proses sosial
yang di dalamnya terdapat aktivitas tertentu yang ditunjukkan guna
mencapai tujuan bersama dengan saling membantu dan memahami
aktivitas masing-masing.8
Kerja sama dalam definisi yang lainnya juga diartikan sebagai
kegiatan yang dilakukan dengan secara bersama-sama dari berbagai
pihak guna mencapai tujuan bersama. Dengan demikian, kemampuan
bekerja sama dapat diartikan sebagai suatu kemampuan seorang
individu dalam kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama untuk
mencapai tujuan bersama. Yang mana kemampuan dalam bekerja sama
ini akan menjadi suatu proses sosial yang paling mendasar dalam
kehidupan manusia, dan biasanya kerja sama akan melibatkan
pembagian tugas bagi setiap orang untuk dapat mengerjakan setiap
pekerjaan yang merupakan tanggung jawab demi tercapainya tujuan
bersama.

8
Abdulsyani, Sosiologi Skematika, Teori, dan Terapan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1994), hlm.
156.

9
b) Pelaksanaan Kerja Sama
Dalam melaksanakan atau mengamalkan kemampuan kerja sama,
dapat dilakukan dengan menempuh beberapa tahapan seperti tahap
penjajakan, tahap penanda tangan kerja sama, tahap penyusunan
program, tahap pelaksanaan, tahap evaluasi dan tahap pelaporan.9
Terdapat beberapa cara yang dapat menjadikan suatu kerja sama
dapat berlajan dengan baik serta dapat mencapai tujuan yang telah
disepakati oleh dua orang atau lebih, cara tersebut diantaranya adalah
sebagai berikut:
(a) Saling terbuka, dalam suatu tatanan kerja sama yang baik harus ada
interaksi yang komunikatif antara dua orang atau lebih dengan
secara terbuka dan memahami satu sama lain.
(b) Saling mengerti, kerja sama merupakan bentuk interaksi dua orang
atau lebih yang bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan, dan
dalam proses tersebut tentunya aka nada salah satu anggota yang
melakukan kesalahn dalam menyelesaikan permasalahan yang
sedang dihadapi, oleh karena itu setiap anggota harus saling
mengerti satu sama lain.

c) Prinsip-Prinsip Kerja Sama


Dalam melaksanakan atau melangsungkan suatu kerja sama, maka
akan dibutuhkan prinsip-prinsip yang bertindak sebagai suatu
pernyataan umum ataupun kebenaran umum yang akan dijadikan
sebagai suatu pedoman untuk berpikir maupun bertindak bagi tiap-tiap
anggota kelompok dalam kerja sama tim ataupun kelompok. Adapun
prinsip-prinsip kerja sama, diantaranya adalah sebagai berikut:
(a) Berorientasi pada tercapainya tujuan yang baik.
(b) Mengutamakan kepentingan bersama.

9
Abuddin Nata, Ilmu Pendidkan Islam, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010),
hlm. 279-288.

10
(c) Saling menguntungkan satu sama lain.

d) Tujuan dan Manfaat Kerja Sama


Adapun tujuan dan manfaat dari adanya kerja sama bagi siswa dalam
kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut:
(a) Siswa dapat melakukan pengematan waktu, tenaga dan biaya dalam
menyelesaikan suatu permasalahan atau tugas tertentu.
(b) Meningkatkan rasio untuk mencapai keuntungan dalam kegiatan
pembelajaran.
(c) Menjadi suatu sarana untuk bertukar pikiran atau mengemukakan
opini dan pendapat antara anggota tim yang satu dengan anggota tim
yang lainnya.

C. SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM


a) Pengertian Sejarah Kebudayaan Islam
Sejarah adalah gambaran tentang peristiwa-peristiwa masa lampau
yang dialami oleh manusia, kemudian disusun dengan secara ilmiah
yang meliputi uurtan waktu, tafsiran dan analisa kritis sehingga sejarah
tersebut mudah dimengerti dan mudah untuk dipahami.10 Kebudayaan
adalah suatu pemahaman perasaan suatu bangsa yang sangat kompleks
terakit pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat-istiadat,
kebiasaan serta pembawaan yang diperoleh dari kehidupan
bermasyarakat.11 Islam merupakan agama samawi yang diturunkan oleh
Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW sebagai petunjuk bagi umat
manusia agar kehidupannya dapat membawa rahmat bagi seluruh alam
semesta.
Berdasarkan ketiga penjelasan mengenai sejarah, kebudayaan dan
Islam tersebut, maka sejarah kebudayaan Islam dapat didefinisikan

10
Heryati, Pengantar Ilmu Sejarah, (Palembang: UMP Press, 2017), hlm. 23.
11
Dodiet Aditya Setyawan, ISBD Pengertian dan Konsep Dasar Kebudayaan, (Surakarta:
KTSP, 2014), hlm. 2.

11
sebagai suatu catatn lengkap terkait segala sesuatu yang terjadi di masa
silam guna kebaikan hidup umat manusia terutama umat Islam di masa
yang akan datang. Karena dengan mempelajari sejarah kebudayaan
Islam, kita akan dapat mengetahui kejadian-kejadian di masa lalu yang
dapat kita jadikan sebagai tambahan wawasan dan pengetahuan serta
sebagai sumber motivasi dalam menjalankan kehidupan. Yang mana
bentuk dari peradaban ataupun kebudayaan Islam ini diantaranya seperti
peninggalan bangunan-bangunan kuno pada masa bani Abbasiyah dan
bani Umayyah, karya sastra, kesenian dan lain sebagainya.

b) Tujuan dan Manfaat Mempelajari Sejarah Kebudayaan Islam


Adapun tujuan mempelajari sejarah kebudayaan Islam, diantaranya
adalah sebagai berikut:
(a) Untuk mengetahui sejarah kehidupan umat Islam pada masa
lampau,
(b) Untuk mengetahui berbagai peristiwa kehidupan umat Islam, yang
terjadi pada masa lampau.
(c) Untuk memperkaya dan menambah wawasan serta pengetahuan
terkait sejarah dan kebudayaan umat Islam pada masa lampau.
(d) Untuk memperkaya informasi mengenai asal-usul khazanah,
kebudayaan dan keahlian umat-umat Islam terdahulu.
(e) Untuk membentuk watak dan kepribadian umat Islam yang selaras
dengan semangat perjuangan umat Islam terdahulu.
(f) Agar dapat memilah dan memilih aspek-aspek yang perlu untuk
dipelajari dan dihindari.

Adapun manfaat mempelajari sejarah kebudayaan umat Islam,


diantaranya adalah sebagai berikut:

(a) Dapat menambah ilmu pengetahuan, wawasan dan pengalaman.


(b) Dapat menjadi suatu sumber motivasi atas kesuksesan atau
keberhasilan umat Islam terdahulu.

12
(c) Dapat menjadi suatu bahan pelajaran yang berharga dan sebagai
bahan renungan yang tidak ternilai harganya.
(d) Dapat memupuk semangat dan motivasi dalam meningkatkan
prestasi yang telah ditorehkan umat Islam terdahulu serta
mengembangkannya pada kehidupan masa sekarang hingga masa
depan.

F. METODOLOGI PENELITIAN
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif dengan
melakukan penelitian lapangan (filed research). Penelitian kualitatif merupakan
aktivitas ilmiah guna mengumpulkan data dengan secara sistematik,
mengurutkannya sesuai dengan kategori tertentu, mendeskripsikan serta
menginterpretasikan data yang diperoleh dari wawancara ataupun percakapan
biasa, observasi dan dokumentasi.12
Berdasarkan pemaparan tersebut, maka metode penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode penelitian deskriptif
adalah metode penelitian yang berusaha untuk menyajikan pemecahan masalah
yang ada dengan berdasarkan data-data yang relevan. Metode penelitian
deskriptif ini juga menyajikan data, menganalisis data dan menginterpretasikan
data dengan secara komperatif dan korelatif. Oleh karena itu, peneliti akan
memaparkn dan memberikan suatu gambaran dari data-data yang diperoleh
berkaitan dengan “Implementasi Model Pembelajaran Project Based Learning
(PJBL) dalam Meningkatkan Kemampuan Kerja Sama Siswa Kelas XI pada
Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di MA Daruttauhid Malang.”

12
Abdul Manab, Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif, (Yogyakarta: Kalimedia,
2015), hlm. 4.

13
G. DAFTAR PUSTAKA
Abdulsyani. 1994. Sosiologi Skematika, Teori, dan Terapan. Jakarta: Bumi
Aksara.
Afandi, Muhammad dkk. 2013. Model dan Metode Pembelajaran di Sekolah.
Semarang: UNISSULA PRESS.
Dwi Sulisworo. 2010. Konsep Pembelajaran Project Based Learning.
Semarang: PT. Sindur Press.
Hadi, Abdul dkk. 2015. Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia. Jakarta:
Direktorat Sejarah dan Nilai Budaya, Direktorat Jenderal Kebudayaan,
Kemendikbud.
Heryati. 2017. Pengantar Ilmu Sejarah. Palembang: UMP Press.
Hidayat, Rahmat dan Abdillah. 2019. Ilmu Pendidikan (Konsep, Teori dan
Aplikasinya). Medan: LPPPI.
Manab, Abdul. 2015. Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif. Yogyakarta:
Kalimedia.
Nata, Abuddin. 2010. Ilmu Pendidkan Islam. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
Panorama, Maya dan Muhajirin. 2017. Pendekatan Praktis Metode Penelitian
Kualitatif dan Kuantitatif. Yogyakarta: Idea Press.
Purnomo, Halim dan Yunahar Ilyas. 2019. Tutorial Pembelajaran Berbasis
Proyek. Yogyakarta: K-Media.
Rahmat, Abdul. 2014. Pengantar Pendidikan, Teori, Konsep dan Aplikasi.
Gorontalo: Ideas Publishing.
Semiawan, Conny R. 2010. Metode Penelitian Kualitatif (Jenis, Karakteristik
dan Keunggulannya). Jakarta: PT Gramedia Widisarana Indonesia.
Setyawan, Dodiet Aditya. 2014. ISBD Pengertian dan Konsep Dasar
Kebudayaan. Surakarta: KTSP.
Sidiq, Umar dan Moh. Miftachul Choiri. 2019. Metode Penelitian Kualitatif di
Bidang Pendidikan. Ponorogo: CV Nata Karya.

14
Tinenti, Yanti Rosinda. 2012. Model Pembelajaran Berbasis Proyek (PBP) dan
Penerapannya dalam Proses Pembelajaran di Kelas. Sleman: CV. Budi
Utama.
Yusuf, Munir. 2018. Pengantar Ilmu Pendidikan. Palopo: Lembaga Penerbit
Kampus IAIN Palopo.

15

Anda mungkin juga menyukai