Disusun Oleh:
ARIS PRASTIYO
19110090
1
Munir Yusuf, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Palopo: Lembaga Penerbit Kampus IAIN
Palopo, 2018), hlm. 9.
2
suatu wajah baru dan tantangan tersendiri bagi peserta didik, baik dari segi
memahami materi pelajaran hingga bekerja sama dengan peserta didik lain
untuk menyelesaikan suatu permasalahan yang berkaitan dengan pembelajaran.
Oleh karena itu diperlukan beberapa inovasi yang harus diterapkan dalam
kegiatan pembelajaran seperti halnya model pembelajaran, yang tentunya
model pembelajaran ini akan amat sangat mendukung berlangsungnya kegiatan
pembelajaran yang baik di era normal baru.
Model pembelajaran adalah prosedur ataupun pola sistematis yang
digunakan sebagai suatu pedoman dalam mencapai tujuan pembelajaran yang
di dalamnya terdapat strategi, teknik, metode, bahan, media dan alat penilaian
pembelajaran.2 Salah satu model pembelajaran yang cukup relevan dengan era
normal baru adalah model pembelajaran Project Based Learning. Yang mana
model pembelajaran Project Based Learning ini akan memberikan peluang
kepada sistem pembelajaran yang berpusat pada siswa, lebih kolaboratif atau
adanya kerja sama lebih antara siswa satu dengan siswa yang lainnya.3 Dengan
model pembelajaran Project Based Learning ini siswa akan terlibat secara aktif
untuk bekerja sama dalam menyelesaikan proyek-proyek dalam suatu kerja
sama tim dan mengintegrasikan masalah-masalah yang nyata dan praktis.
Seperti yang kita ketahui Indonesia merupakan negara yang identik dengan
budaya kerja sama atau gotong royong. Tanpa adanya kerja sama atau gotong
royong, dapat diibaratkan seperti halnya sayur tanpa garam. Karena kerja sama
merupakan budaya yang sudah melekat dan tidak dapat dilepaskan dari
kebiasaan sehari-hari masyarakat di Indonesia. Namun dengan adanya pandemi
Covid-19, budaya kerja sama ini menjadi suatu hal yang sudah mulai dilupakan
karena batasan-batasan yang diterapkan selama pandemi Covid-19.
Berangkat dari adanya permasalahan tersebut, peneliti tertarik untuk
melakukan suatu penelitian dengan mengimplementasikan model pembelajaran
Project Based Learning pada pembelajaran sejarah kebudayaan Islam di kelas
2
Muhammad Afandi dkk, Model dan Metode Pembelajaran di Sekolah, (Semarang:
UNISSULA PRESS, 2013), hlm.16.
3
Halim Purnomo dan Yunahar Ilyas, Tutorial Pembelajaran Berbasis Proyek, (Yogyakarta:
K-Media, 2019), hlm. 1.
3
XI MA Daruttauhid Malang, untuk menumbuhkan dan meningkatkan
kemampuan siswa dalam bekerja sama di era new normal atau era normal baru,
sebagai suatu bentuk hubungan antara manusia dengan manusia lain (hablum
minannas) dan sebagai suatu bentuk kebermanfaatan antara manusia yang satu
dengan manusia yang lainnya dalam lingkup pembelajaran pendidikan Islam.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana perencanaan model pembelajaran Project Based Learning dalam
meningkatkan kemampuan bekerja sama siswa kelas XI pada mata pelajaran
sejarah kebudayaan Islam di MA Daruttauhid Malang?
2. Bagaimana penerapan model pembelajaran Project Based Learning dalam
meningkatkan kemampuan bekerja sama siswa kelas XI pada mata pelajaran
sejarah kebudayaan Islam di MA Daruttauhid Malang?
3. Bagaimana evaluasi penerapan model pembelajaran Project Based Learning
dalam meningkatkan kemampuan bekerja sama siswa kelas XI pada mata
pelajaran sejarah kebudayaan Islam di MA Daruttauhid Malang?
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mendeskripsikan perencanaan model pembelajaran Project Based
Learning dalam meningkatkan kemampuan bekerja sama siswa kelas XI
pada mata pelajaran sejarah kebudayaan Islam di MA Daruttauhid Malang.
2. Untuk mendeskripsikan penerapan model pembelajaran Project Based
Learning dalam meningkatkan kemampuan bekerja sama siswa kelas XI
pada mata pelajaran sejarah kebudayaan Islam di MA Daruttauhid Malang.
3. Untuk mendeskripsikan evaluasi penerapan model pembelajaran Project
Based Learning dalam meningkatkan kemampuan bekerja sama siswa
kelas XI pada mata pelajaran sejarah kebudayaan Islam di MA Daruttauhid
Malang.
4
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis yang dapat diperoleh dari adanya kegiatan
penelitian ini yaitu dapat dijadikan sebagai suatu sumber inspirasi bagi
kegiatan penelitian selanjutnya yang relevan dan tentunya dapat dijadikan
sebagai bahan rujukan bagi pihak sekolah dalam melaksanakan manajemen
pengelolaan kelas yang lebih efektif dan efisien guna meningkatkan mutu
dalam kegiatan pembelajaran dan dapat mengembangkan kualitas
pendidikan yang selaras dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta tuntutan zaman.
2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis yang dapat diperoleh dari adanya kegiatan penilitian ini
adalah sebagai berikut:
a. Bagi kepala madrasah, sebagai bahan informasi dan masukan dalam
upaya meningkatkan kualitas dan kuantitas mutu pendidikan Islam.
b. Bagi guru, sebagai bahan evaluasi bagi para guru dalam menetapkan
kebijakan guna meningkatkan mutu kegiatan pembelajaran.
c. Bagi siswa, sebagai bahan informasi dan masukan dalam upaya
meningkatkan kemampuan bekerja sama guna menciptakan kegiatan
pembelajaran yang bermanfaat dan berdaya guna.
d. Bagi lembaga pendidikan, sebagai bahan pertimbangan dalam
merencanakan dan mengimpelemntasikan model pembelajaran Project
Based Learning (PJBL) untuk meningkatkan kemampuan kerja sama
siswa dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam.
e. Bagi peneliti lain, sebagai informasi dan wawasan baru dalam
mengembangkan penelitian yang berkaitan dengan model pembelajaran
Project Based Learning (PJBL) pada pembelajaran Sejarah Kebudayaan
Islam, terutama dalam meningkatkan kemampuan dan kecakapan kerja
sama siswa.
5
E. KAJIAN PUSTAKA
A. PROJECT BASED LEARNING
a) Pengertian Project Based Learning
Project based learning atau pembelajaran berbasis proyek
merupakan model pembelajaran yang dalam pelaksanaannya dapat
mengajarkan peserta didik untuk menguasai keterampilan proses dan
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga menjadikan
proses pembelajaran menjadi lebih bermakna.4 Dalam pelaksanaan
project based learning ini siswa dilibatkan dalam kegiatan untuk
memecahkan masalah dan tugas-tugas yang bermakna lainnya,
memberikan peluang kepada siswa untuk bekerja dengan secara
otonom, mengkonstruksi belajar siswa sendiri dan pada akhirnya akan
menghasilkan produk yang nyata, bernilai dan realistik.
4
Yanti Rosinda Tinenti, Model Pembelajaran Berbasis Proyek (PBP) dan Penerapannya
dalam Proses Pembelajaran di Kelas, (Sleman: CV. Budi Utama, 2012), hlm. 3.
5
Ibid, hlm. 3-5.
6
learning, guna mengembangkan proses pembelajaran di kelas, yakni
sebagai berikut:
(a) Penguasaan dan pendalaman materi
(b) Penguasaan keterampilan ilmiah
6
Ibid, hlm. 5-6.
7
(c) Siswa melakukan pelaksanaan penyelidikan, yang mana
pelaksanaan penyelidikan yang dilakukan siswa pada tahap ini
adalah melakukan penyelidikan sesuai dengan proses yang telah
dirancang untuk mendapatkan dan mengelola informasi yang
dikumpulkan, melakukan evaluasi dengan secara kontinyu dan
teratur serta melihat kembali apa yang dikerjakan, apakah sudah
sesuai dengan perencanaan atau malah sebaliknya.
(d) Siswa melakukan pelaporan, dimana yang dilakukan siswa pada
tahap ini adalah melaporkan hasil akhir berupa produk yang telah
dievaluasi kualitasnya baik dengan secara tertulis maupun dengan
secara lisan.
(a) Isi, harus memuat gagasan yang orisinil, masalah harus kompleks,
siswa harus menemukan hubungan antara gagasan yang diajukan,
siswa harus dihadapkan dengan masalah yang illdefined dan
pertanyaan yang digunakan dalam mengajukan masalah sebaiknya
cenderung mempersoalkan masalah dunia nyata ataupun otentik.
(b) Kondisi, harus mengutamakan otonomi siswa, yang mana siswa
diarahkan untuk melakukan inquiry dalam konteks masyarakat,
diarahkan untuk mampu mengelola waktu dengan secara efektif dan
efisien, diarahkan untuk belajar penuh dengan kontrol diri dan harus
dapat mensimulasikan kerja dengan secara profesional.
(c) Aktivitas, harus mengandung investigasi kelompok kolaboratif,
yang mana siswa berinvestigasi selama periode tertentu, melakukan
pemecahan masalah kompleks, memformulasikan hubungan antara
7
Ibid, hlm. 6-7.
8
gagasan orisinilnya untuk mengkonstruksi keterampilan baru,
menggunakan teknologi otentik dalam memecahkan masalah dan
melakukan umpan balik mengenai gagasan mereka berdasarkan
respon ahli ataupun dari hasil tes.
(d) Hasil, merupakan produk nyata, yang mana siswa menunjukkan
produk nyata berdasarkan hasil investigasi mereka, melakukan
evaluasi diri, responsoif terhadap segala implikasi dari kompetensi
yang dimilikinya dan mendemonstrasikan kompetensi sosial,
manajemen pribadi dan regulasi belajarnya.
8
Abdulsyani, Sosiologi Skematika, Teori, dan Terapan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1994), hlm.
156.
9
b) Pelaksanaan Kerja Sama
Dalam melaksanakan atau mengamalkan kemampuan kerja sama,
dapat dilakukan dengan menempuh beberapa tahapan seperti tahap
penjajakan, tahap penanda tangan kerja sama, tahap penyusunan
program, tahap pelaksanaan, tahap evaluasi dan tahap pelaporan.9
Terdapat beberapa cara yang dapat menjadikan suatu kerja sama
dapat berlajan dengan baik serta dapat mencapai tujuan yang telah
disepakati oleh dua orang atau lebih, cara tersebut diantaranya adalah
sebagai berikut:
(a) Saling terbuka, dalam suatu tatanan kerja sama yang baik harus ada
interaksi yang komunikatif antara dua orang atau lebih dengan
secara terbuka dan memahami satu sama lain.
(b) Saling mengerti, kerja sama merupakan bentuk interaksi dua orang
atau lebih yang bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan, dan
dalam proses tersebut tentunya aka nada salah satu anggota yang
melakukan kesalahn dalam menyelesaikan permasalahan yang
sedang dihadapi, oleh karena itu setiap anggota harus saling
mengerti satu sama lain.
9
Abuddin Nata, Ilmu Pendidkan Islam, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010),
hlm. 279-288.
10
(c) Saling menguntungkan satu sama lain.
10
Heryati, Pengantar Ilmu Sejarah, (Palembang: UMP Press, 2017), hlm. 23.
11
Dodiet Aditya Setyawan, ISBD Pengertian dan Konsep Dasar Kebudayaan, (Surakarta:
KTSP, 2014), hlm. 2.
11
sebagai suatu catatn lengkap terkait segala sesuatu yang terjadi di masa
silam guna kebaikan hidup umat manusia terutama umat Islam di masa
yang akan datang. Karena dengan mempelajari sejarah kebudayaan
Islam, kita akan dapat mengetahui kejadian-kejadian di masa lalu yang
dapat kita jadikan sebagai tambahan wawasan dan pengetahuan serta
sebagai sumber motivasi dalam menjalankan kehidupan. Yang mana
bentuk dari peradaban ataupun kebudayaan Islam ini diantaranya seperti
peninggalan bangunan-bangunan kuno pada masa bani Abbasiyah dan
bani Umayyah, karya sastra, kesenian dan lain sebagainya.
12
(c) Dapat menjadi suatu bahan pelajaran yang berharga dan sebagai
bahan renungan yang tidak ternilai harganya.
(d) Dapat memupuk semangat dan motivasi dalam meningkatkan
prestasi yang telah ditorehkan umat Islam terdahulu serta
mengembangkannya pada kehidupan masa sekarang hingga masa
depan.
F. METODOLOGI PENELITIAN
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif dengan
melakukan penelitian lapangan (filed research). Penelitian kualitatif merupakan
aktivitas ilmiah guna mengumpulkan data dengan secara sistematik,
mengurutkannya sesuai dengan kategori tertentu, mendeskripsikan serta
menginterpretasikan data yang diperoleh dari wawancara ataupun percakapan
biasa, observasi dan dokumentasi.12
Berdasarkan pemaparan tersebut, maka metode penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode penelitian deskriptif
adalah metode penelitian yang berusaha untuk menyajikan pemecahan masalah
yang ada dengan berdasarkan data-data yang relevan. Metode penelitian
deskriptif ini juga menyajikan data, menganalisis data dan menginterpretasikan
data dengan secara komperatif dan korelatif. Oleh karena itu, peneliti akan
memaparkn dan memberikan suatu gambaran dari data-data yang diperoleh
berkaitan dengan “Implementasi Model Pembelajaran Project Based Learning
(PJBL) dalam Meningkatkan Kemampuan Kerja Sama Siswa Kelas XI pada
Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di MA Daruttauhid Malang.”
12
Abdul Manab, Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif, (Yogyakarta: Kalimedia,
2015), hlm. 4.
13
G. DAFTAR PUSTAKA
Abdulsyani. 1994. Sosiologi Skematika, Teori, dan Terapan. Jakarta: Bumi
Aksara.
Afandi, Muhammad dkk. 2013. Model dan Metode Pembelajaran di Sekolah.
Semarang: UNISSULA PRESS.
Dwi Sulisworo. 2010. Konsep Pembelajaran Project Based Learning.
Semarang: PT. Sindur Press.
Hadi, Abdul dkk. 2015. Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia. Jakarta:
Direktorat Sejarah dan Nilai Budaya, Direktorat Jenderal Kebudayaan,
Kemendikbud.
Heryati. 2017. Pengantar Ilmu Sejarah. Palembang: UMP Press.
Hidayat, Rahmat dan Abdillah. 2019. Ilmu Pendidikan (Konsep, Teori dan
Aplikasinya). Medan: LPPPI.
Manab, Abdul. 2015. Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif. Yogyakarta:
Kalimedia.
Nata, Abuddin. 2010. Ilmu Pendidkan Islam. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
Panorama, Maya dan Muhajirin. 2017. Pendekatan Praktis Metode Penelitian
Kualitatif dan Kuantitatif. Yogyakarta: Idea Press.
Purnomo, Halim dan Yunahar Ilyas. 2019. Tutorial Pembelajaran Berbasis
Proyek. Yogyakarta: K-Media.
Rahmat, Abdul. 2014. Pengantar Pendidikan, Teori, Konsep dan Aplikasi.
Gorontalo: Ideas Publishing.
Semiawan, Conny R. 2010. Metode Penelitian Kualitatif (Jenis, Karakteristik
dan Keunggulannya). Jakarta: PT Gramedia Widisarana Indonesia.
Setyawan, Dodiet Aditya. 2014. ISBD Pengertian dan Konsep Dasar
Kebudayaan. Surakarta: KTSP.
Sidiq, Umar dan Moh. Miftachul Choiri. 2019. Metode Penelitian Kualitatif di
Bidang Pendidikan. Ponorogo: CV Nata Karya.
14
Tinenti, Yanti Rosinda. 2012. Model Pembelajaran Berbasis Proyek (PBP) dan
Penerapannya dalam Proses Pembelajaran di Kelas. Sleman: CV. Budi
Utama.
Yusuf, Munir. 2018. Pengantar Ilmu Pendidikan. Palopo: Lembaga Penerbit
Kampus IAIN Palopo.
15