Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pendidikan dapat diartikan sebagai gerbang dalam menuju kesuksesan dan
keberhasilan suatu bangsa. Dengan kata lain, pendidikan merupakan hal yang
menjadi prioritas sebuah bangsa yang perkembangannya perlu diperhatikan
guna mencetak generasi muda penerus bangsa yang berkualitas dan mumpuni.
Melalui pendidikan kualitas sumber daya manusia (SDM) dapat meningkat
yang berperan dalam membatu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi
secara dinamis (Sofyani, Jamaluddin, & Zainuddin, 2021). Sebagai upaya
pembaruan dan pengembangan di bidang pendidikan pemerintah melakukan
peningkatan kualitas pendidikan yang salah satunya diwujudkan dalam
pembaruan kurikulum di bidang pendidikan. Menurut (Prasetiya, 2018) peranan
kurikulum pada pendidikan memegang peran penting dalam terselenggaranya
proses pendidikan sekaligus dalam menentukan keberhasilan pendidikan.
Kualitas pendidikan di Indonesia dikembangkan dan ditingkatkan salah
satunya dengan adanya pembaruan kurikulum pendidikan oleh pemerintah.
Pembaruan kurikulum diwujudkan dengan penggantian Kurikulum KTSP yang
berlaku sebelumya ke Kurikulum 2013. Menurut (Pitaloka, 2020) Kurikulum
2013 merupakan kurikulum yang mengkolaborasikan penerapan kemampuan
teknis atau hard skill dan kemampuan yang bersifat kepribadian atau soft skill
siswa dalam pengetahuan dan keterampilan yang dilakukan dalam proses
pembelajaran. Penerapan Kurikulum 2013 pada pembelajaran menggantikan
metode pembelajaran yang mengedepankan teacher centered-learning atau
metode pembelajaran yang mengutamakan peran guru sebagai sentral dalam
proses pembelajaran menjadi student centered-learning yang mengutamakan
keaktifan peserta didik selama proses pembelajaran. Terbentuknya peserta didik
yang berkompeten dalam hal kemampuan pengelolaan emosi dan sikap,
penguasaan keterampilan dan penguasaan ilmu pengetahuan merupakan tujuan
dari diterapkannya Kurikulum 2013 dalam pendidikan. Metode pembelajaran
yang digunakan sebelum adanya revisi kurikulum cenderung menerapkan
metode ceramah yang pada dasarnya sebatas kegiatan penyampaian materi
secara tertulis maupun secara lisan oleh guru. Metode ceramah cenderung
menjadi metode yang paling sering digunakan dan diterapkan guru dalam
pembelajaran (Wijaya, 2019). Menurut (Wijaya, 2019) metode pembelajaran
ceramah kurang efektif diterapkan karena peserta didik cenderung tidak
memperhatikan penyampaian materi oleh guru dan mengobrol dengan teman
sehingga proses pembelajaran kurang maksimal. Penerapan metode
pembelajaran yang tidak sesuai mengakibatkan pemahaman peserta didik
terhadap materi menjadi kurang, keaktifan dan partisipasi peseta didik selama
proses pembelajaran kurang, serta hasil belajar yang dicapai peserta didik
kurang maksimal.
Sebagai upaya mewujudkan penerapan kurikulum 2013 yang optimal, guru
sebagai pendidik diharapkan mampu menentukan dan melaksanakan model
pembelajaran yang tepat selama proses pembelajaran. Menurut (Irwanto, 2018)
model pembelajaran yang tepat dan diterapkan selama proses pembelajaran
mempengaruhi motivasi siswa dalam belajar. Proses pembelajaran yang
berlangsung dalam kurikulum 2013 peserta didik diharapkan mampu
berpartisipasi secara aktif dan terlibat dalam proses belajar sehingga peserta
didik tidak hanya menjadi pendengar namun juga sebagai subjek proses belajar
seperti berdiskusi secara aktif, mengemukakan opini, melakukan pemecahan
masalah dan pencarian solusi terkait mata pelajaran yang dipelajari (Amaliyah,
2021).
Model pembelajaran kooperatif menjadi model pembelajaran yang cocok
diterapkan pada kurikulum 2013. Salahhsatuumodelupembelajaran kooperatif
yaituimodelipembelajarannProblemmBaseddLearning. Penerapan model
pembelajaranmProblemmBaseddLearning (PBL) memberikan kesempatan
bagi siswa untuk mengimplementasikan pengetahuannsertaaketerampilan yang
dipelajarinya dengan menghubungkannya pada fenomena atau permasalahan
yang ditemui di dunia nyata sesuai topik pembelajaran (Irwanto, 2018).
PenggunaanmodelkpembelajarannProblemvBaseddLearningg(PBL)mmemberi
kan dampak positif bagi peserta didik dalam melaksanakan proses pembelajaran
diantaranya peserta didik dapat menggali pengetahuan, pengalaman, dan
keterampilan melalui permasalahan nyata dalam kehidupan sehingga
diharapkan peserta didik memiliki pemahaman terhadap materi serta
meningkatkan hasil akhir belajar peserta didik pada materi yang dipelajari.
Administasi umum merupakan salah satu mata pelajaran yang diperoleh
oleh peserta didik kelas X pada jenjang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Salah satu materi yang dipelajari oleh peserta didik kelas X pada mata pelajaran
administrasi umum yaitu tata ruang kantor atau office layout. Penerapan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) diharapkan membantu peserta
didik menjadi lebih aktif, berpartisipasi dalam proses diskusi serta memecahkan
permasalahan yang diberikan oleh guru. Berdasarkan fenomena penerapan
model pembelajaran Problem Based Learning (PBL), maka peneliti tertarik
untuk melaksanakan penelitian dengan mengangkat judul “Analisis Penerapan
Model Pembelajaran Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa
Kelas X OTKP pada Mata Pelajaran Administrasi Umum di SMK Negeri 1
Ngawi”.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan pemaparan latar belakang yang dituliskan di atas, maka
rumusan masalah pada penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: Bagaimana
penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) mempengaruhi
hasil belajar siswa kelas X jurusan Otomatisasi dan Tata Kelola Perkantoran
(OTKP) pada mata pelajaran Administrasi Umum di SMK Negeri 1 Ngawi.

C. TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui penerapan
model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) mempengaruhi hasil
belajar siswa kelas X jurusan Otomatisasi dan Tata Kelola Perkantoran (OTKP)
pada mata pelajaran Administrasi Umum di SMK Negeri 1 Ngawi.

D. BATASAN PENELITIAN
Berdasarkannpemaparannlatarrbelakanggdannperumusannmasalahhdi
atas, maka batasan penelitian dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana penerapan model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) dilaksanakan di SMK Negeri 1 Ngawi.
2. Bagaimana peran guru dalam menerapkan model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) pada siswa kelas X dalam mata
pelajaran Administrasi Umum.
3. Bagaimana penerapan model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) dapat mempengaruhi hasil belajar siswa kelas X
pada mata pelajaran Administrasi Umum di SMK Negeri 1 Ngawi.

E. MANFAAT PENELITIAN
Penelitianniniidiharapkannmemilikimmanfaat di bidanggteoritis
maupun di bidang praktisssebagaibberikut:

1. Teoritis
Manfaat teoritis yang dapat diambil dari penelitian ini adalah
mampu memperluas pengetahuan dan pemahaman di bidang
pendidikan khususnya pada penerapan model pembelajaran yang
tepat bagi siswa SMK Negeri 1 Ngawi dalam mengingkatkan
keaktifan serta keterampilan siswa sehingga mencapai hasil belajar
yang optimal. Selain itu penelitian ini diharapkan mampu membantu
guru dalam meningkatkan kinerja sehingga dapat menuntun dan
membimbing siswa dalam proses pembelajaran sesuai dengan
model pembelajaran yang diterapkan.
2. Praktis
a) Bagi SMK Negeri 1 Ngawi
Dari hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai bahan
pertimbangan perbaikan dan masukan dalam proses
pembelajaran yang dilaksanakan di SMK Negeri 1 Ngawi.
b) Bagi peneliti
Penilitian ini bagi peneliti bermanfaat sebagai pemenuhan tugas
akhir prodi S1 Pendidikan Administrasi Perkantoran di
Universitas Negeri Surabaya serta memperluas wawasan peneliti
terhadap implementasi pengetahuan dan keterampilan yang
didapatkan selama menempuh masa studi.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. KAJIAN TEORETIS
1. Pendidikanm
Pendidikan yaitu kegiatan yang dilakukan sebagai upaya
memperbaiki kualitas SumberrDayamManusiaa(SDM) dalam membentuk
generasi penerus bangsa yang berkualitas dan mumpuni sebagai tolak ukur
kemajuan suatu bangsa (Prasetiya, 2018). Pendidikan pada dasarnya
menjadi upaya dalam membentuk generasi penerus yang memiliki
pengetahuan dan keterampilan dalam menghadapi era globalisasi dan
persaingan. Menurut (Amaliyah, 2021) pendidikan merupakan sebuah
kegiatan belajar yang dilakukan untuk mendapatkan pemahaman dan
wawasan dalam bidang keilmuan serta melatih daya berpikir kritis.
Pendidikan merupakan upaya secara sadar dan terstruktur dalam
mencapai proses belajar dan pembelajaran dengan harapan potensi yang ada
pada diri siswa dapat berkembang sehingga menjadi seseorang yang
memiliki kualitas mumpuni. Pendidikan yang tengah berlangsung saat ini
terus dikembangkan agar sesuai dan relevan dengan kebutuhan dalam
kehidupan bermasyarakat yang semakin kompleks (Rachmawati, 2021).
Berdasarkan pemaparan tersebut dapat disimpulkan bahwa pendidikan
meruapakn sebuah upaya secara sadar dan sistematis untuk melaksanakan
proses pembelajaran sebagai upaya merangsang keaktifan siswa,
pengetahuan, keterampilan serta daya berpikir kritis dalam
mengembangkan potensi yang ada pada dirinya sebagai kesiapan menjadi
sumberddayammanusiayyanggberkualitassdanssiapmmenghadapi
tantangan di masa mendatang. Melalui perkembangan pendidikan
diharpkan dapat membentuk dan mencetak generasi bangsa Indonesia yang
berkualitas dan mumupuni yang siap membangun Indonesia serta siap
menghadapi berbagai tantangan dan persaingan global di masa mendatang.

2. Belajar dan Pembelajaran


Belajar diartikan salah satu aktivitas di dalam kegiatan pendidikan.
Belajar adalah serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk mendapatkan
ilmu pengetahuan, penguasaan keterampilan, serta membentuk kepribadian
yang baik (Amaliyah, 2021). Belajar yaitu sebuah upaya seseorang yang
dilakukan untuk menuju perubahan sikap dan perilaku dirinya sebagai
bentuk implementasi pengalaman diri sendiri dalam interaksi bersama
dengan lingkungannya.
Pendapat lain mengemukakan bahwa belajar merupakan sebuah
proses dalam perubahan perilaku seseorang sebagai bentuk tindakan timbal
balik terhadap sebuah situasi atau kondisi yang terjadi. Belajar yakni sebuah
proses yang mengubah dan memberikan dampak pada seseorang menjadi
pribadi yang berkualitas baik dari segi tingkah laku, daya berpikir,
kepribadian atau sikap, serta kemampuan dan keterampilan yang dimiliki.
Menurut (Zulkarnain, 2019) Belajar diartikan sebagai sebuah usaha yang
memberikan perubahan kearah yang lebih baik bagi seseorang berupa
meningkatnya kualitas diri yang dimiliki sebagai dampak dari pengalaman
dirinya sehingga seseorang dapat memberikan timbal balik sesuai dengan
kondisi yang dihadapinya.
Berdasarkan uraian yang telah dituliskan di atas disimpulkan bahwa
belajar adalah perubahan sikap dan perilaku individu ke arah lebih baik
dengan terjadinya peningkatan kualitas dari aspek sikap, pengetahuan,
wawasan, dan keterampilan yang menjadikannya mampu merespon
permasalahan di lingkungan sesuai kondisi dan situasi yang terjadi.
Pembelajaran adalah usaha yang dilakukan guru sebagai pendidik
dalam membentuk keterampilan dan sikap siswa sehingga dapat mencetak
probadi yang berperilaku baik serta sesuai dengan yang diharapkan dengan
menggunakan stimulus-stimulus (Zulkarnain, 2019). Pada hakikatnya
pembelajaran merupakan sebuah kegiatan yang melibatkan interaksi guru
sebagai pendidik dengan siswa sebagai peserta didik yang dilakukan selama
proses belaajar baik secara langsung ataupun tidak. Menurut pendapat
Hanafy dalam (Rachmawati, 2021) pembelajaran yakni sebuah usaha untuk
mendapatkan ilmu pengetahuan dan wawasan, keterampilan dan
pembentukan sikap yang diperoleh dari pengaruh dan pengalaman di
lingkungan sekitar. Dari beberapa pemaparan yang telah dijelaskan tersebut,
pembelajaran disimpulkan sebagai proses timbal balik atau respon yang
terjadi antara guru dan siswa dalam membentuk dan meningkatkan
pengetahuan, keterampilan, serta pembentukan sikap yang diperoleh
berdasarkan interaksi dengan lingkungan sekitarnya.

3. Hasil Belajar
Hasilbbelajarmmerupakannsebuah kemampuannyang dikuasai dan
diperoleh seorang siswa sebagai respon dari proses kegiatan pembelajaran
yang dilakukan. Menurut (Pebriyani, 2020) Hasilmbelajargadalah sebuah
perubahannperilakunbukanmhanya pada salah satu potensi yang dimiliki
akan tetapi juga meliputi perubahan perilaku secara keseleruhan mulai dari
bidang kognitif, bidang afektif, dan bidang psikomotorik.
Berdasarkan pendapat Howard Kingsley dalam (Pebriyani, 2020)
hasil belajar dapat dibagi menjadi tiga diantaranya
penguasaanjketerampilan dan terbentuknyalkebiasaan, peningkatan
pengetahuan dan pemahaman, serta pembentukan sikapfdanncita-cita
seseorang. Dari ketiga kategori hasil belajar tersebut menjadi pedoman
dalam menentukan isi atau bahan dari kurikulum yang ditetapkan dan
digunakan. Ranah dalam hasil belajar pada dasarnya menjadikobjekldalam
penilaiannhasilhbelajar siswa. Ranah kognitif menjadi ranah paling umum
yang menjadibobjek penilaianhhasillbelajarssiswa oleh guru sebab ranah
kognitif bersinggungan dengan penguasaan siswa terhadap materi yang
dipelajari. Disimpulkan hasil belajar merupakan penguasaan yanggdimiliki
olehhsiswaasebagaihtimbal balik dari proseshbelajarryang dilalui baik
berkaitan dengan kemampuan intelektual sekaligus berkenaan dengan
penguasaan keterampilan.

4. Model Pembelajaran
Dalam upaya menciptakan suasana pembelajaran aktif dan menarik,
guru sebagai pendidik dapat menggunakan berbagai usaha sesuaigdengan
situasi dan kondisi serta menyesuaikan dengan mata pelajaran yang akan
dipelajari dengan tujuan menciptakan proses belajar efektif dan membantu
siswaalebih mudahhmemahami materihyangkdipelajari. Model
pembelajaran juga diartikan sebagai rencana yangfdisusun dan dijadikan
sebagaippedomanmdalam prosesppembelajaran sekaligus untuk
menentukan sarana pendukung yang tepat untuk digunakan dalam
pembelajaran (Zulkarnain, 2019). Disimpulkan modelmpembelajaran
merupakankpedoman yangfdigunakan oleh guru sebagai pendidik dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran yang terstruktur dan efektif.

5. Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)


Model pembelajaranyang berfokus pada proses pemechan dan
pencarian soulsi dari sebuah permasalahan dan dilaksanakan dengan
menggunakan pendekatan pembelajaran yang mengharuskan siswa mencari
dan menganalisis pemecahan masalah yang diberikan. Permasalahan yang
digunakan dalam model pembelajaran merupakan permasalahan nyata yang
terjadirdimlingkungan sekitar dengan tujuan memudahkan siswa untuk
memahami dan menganalisis sesuai pengalaman yang dilaluinya.
Menurut Kamdi dalam (Amaliyah, 2021) model pembelajaran
Problem BasedGLearning (PBL) dipaparkan sebagai modelkpembelajaran
dengan melibatkan keaktifan siswa dalam proses pemecahan permasalahan
dalam belajar. Sehingga dengan begitu, siswa diharuskan untuk
menganalisis pemecahan masalah dengan menggunakan tahapan ilmiah.
Hal ini dilakukantdengan bertujuan untukrmembantufsiswagdalam lebih
memahami pengetahuan baru yang dipelajari dengan mengkaitkan pada
permasalahangyang ada secaragnyata, sehingga siswa mampu
mengembangkan keterampilan dalam pemecahan permasalahan. Pendapat
lain mengemukakan bahwa model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) yakni modelkpembelajaran yang membantu siswaddalam menguasai
kemampuangpemecahanhmasalahwdenganwmenggunakan langkah-
langkah ilmiah. Sehingga, model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) adalah model pembelajaran yang menyajikan permasalahan bagi
siswa untuk dipecahkan dengan solusi menggunakan langkah-langkah
ilmiah dengan tujuan kemampuan berpikir siswa meningkat.

6. Mata Pelajaran Administrasi Umum


MatagpelajaranhAdministrasihUmum sebagai salah satu mata
pelajaranhproduktif untuk jurusan Otomatisasi dan Tata Kelola Perkantoran
(OTKP). Mata Pelajaran Administrasi Umum termasuk ke dalam kategori
C1 yang merupakan dasar bidang keahlian dari manajemen dan bisnis. Mata
Pelajaran Administrasi Umum diajarkan pada kelas X jurusan Otomatisasi
dan Tata Kelola Perkantoran (OTKP) di SMK Negeri 1 Ngawi dengan
menggunakan kurikulum 2013 revisi. Beberapa kompetensi dasar pada
Mata Pelajaran Administrasi Umum diantaranya konsep dasar administrasi,
struktur organnisasi, prosedur pencatatan arsip, peralatan kantor, tata ruang
kantor, dan komunikasi di tempat kerja.

B. PENELITIAN YANG RELEVAN


Beberapakpenelitianlterdahuluryangdrelevanhdenganmpenelitian ini
diantaranya:

1. Penelitian oleh Lizar Afid Prasetiya dengan judul “Pengaruh Model


Pembelajaran Problem Based Learning Berbantuan Mind Mapping
Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Administrasi Umum
Kelas X OTKP di SMK Negeri 1 Jombang”. Hasilkpenelitianhini adalah
penggunaan modelopembelajaran ProblemoBasedoLearning dengan
bantuan Mind Mapping mampu meningkatkan pemahaman siswa, hasil
belajarhsiswatpadatmatatpelajarantadministrasi umum dibandingkan
penggunaan model pembelajaran dengan ceramah dan tanya jawab.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yang pernah
dilakukan adalah model pembelajaran yang digunakan memiliki
kesamaan yaitu model pembelajaran yang berfokus pada keterlibatan
siswa dalam proses pembelajaran. Perbedaan dari
penelitianpinipdengan penelitian sebelumnya adalahtpadazpenelitian
sebelumnya berfokus pada keterlibatan aktivitas siswa dan pada
penelitian ini berfokus pada keaktifanesiswaeselamaeproses
pembelajaraneberlangsung.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Nurul Yuli Rachmawati dengan
mengangkat judul penellitian “Pengaruh Model Pembelajran Problem
Based Learning (PBL) terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan
Pemecahan Masalah pada Mata Pelajaran Administrasi Umum Kelas X
PTKP di SMK Negeri 10 Surabaya”. Hasil yang didapat dari penelitian
ini diantaranya penerapan model pembelajaran PBL mampu
meningkatkan daya berikir kritis siswa pada mata pelaajaran
administrasi umum sertaymampuymeningkatkanykemampuan siswa
dalam melakukan pemecahanymasalah seputar materi administrasi
umum.
Penelitian yang telah dilakukan ini memiliki kesamaan penelitian yang
diangkat oleh peneliti pada penerapan model pembelajaran serta fokus
matadpelajarandadministrasidumum di kelasdX siswa OTKP.
Perbedaannya terdapat pada fokus penelitian yangmana penelitian
terdahulu berfokus pada pengaruh
terhadapxkemampuanxberpikirxkritis dan pemecahanxmasalah,
sedangkan dalam penelitian ini peneliti berfokus pada pengaruh
terhadapxhasilxbelajar siswa.

C. KERANGKA BERPIKIR
MatasPelajaransAdministrasisUmum merupakan salah satu mata
pelajaran dalam kategori C1 atau merupakan dasar bidang keahlian
Manajemen dan Bisnis pada Jurusan OTKP. Mata PelajaranyAdministrasi
Umum diajarkan pada kelas X siswa SekolahyMenengahyKejuruany(SMK)
dengan beberapa kompetensi keahlian salah satunya yaitu materi mengenai
tata ruang kantor atau office layout. Dalam Mata Pelajaran Administrasi
Perkantoran, materi yang diajarkan kepada siswa cenderung membutuhkan
pemahaman yang lebih mendalam agar siswa mampu memahami dengan
maksimal serta mampu memecahkan permasalahan yang dihadapi di
lingkunganysekitarysecara nyata.
Model pembelajaran dengan metode ceramah menjadi model
pembelajaran yang paling sering digunakanvguruvuntukvmenyampaikan
materi kepada siswa. Namun, modelvpembelajaran ini kurangvcocok
diterapkan pada materi yang membutuhkan keaktifan dan partisipasi siswa
dalam membantu memahami dan mencapai hasil optimal. Salahvsatu
modelvpembelajaran kooperatif yangvdapatvditerapkanvyaitu model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) yang mana dalam model
pembelajaran ini partisipasi siswa dituntut secara aktif dan mampu
memecahkan berbagai permasalahan yang sesuai dan relevan dengan
kondisi lingkungan sekitar. Model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) yang diterapkan dalam proses pembelajaran diharapkan mampu
meningkatkan bukan hanya kemampuan siswa dalam memecahkan
permasalahan namun juga dalam menigkatkan hasil belajar. Berikut
omerupakanobagan alurodariokerangkaoberpikiropadaopenelitian ini:

Gambar 1. Kerangka Berpikir


BAB III
METODE PENELITIAN

A. PENDEKATAN DAN RANCANGAN PENELITIAN


Jenisbpenelitian yang dilakukan pada penelitianbini merupakanbpenelitian
lapanganbataubdapatbdisebutbdenganbfieldbresearch dengan menggunakan
pendekatan kualitatif. Penelitian kualitiatif didefinisikan sebagai penelitian
yang analisis datanya tidak menggunakan data-data statistik maupun prosedur
analisis data-data statistik. Hasil penelitian dengan menggunakan pendekatan
kualitatif diharapkan menghasilkan kajian yang mendalam terkait fenomena
dan tingkah laku dari individu maupun sekelompok masyarakat dalam kondisi
dan situasi tertentu yang dianalisis secara komprehensif. Sehingga hasil dari
penelitian kualitatif diharapkan mampu menjabarkan kejadian yang sedang
terjadi berdasarkan pengalaman atau field of experience dari subjek yang sedang
diteliti. Hasil dari penelitian ini disajikan secara deskriptif. Sehingga hasil dari
penelitian ini disajikan dalam bentuk kalimat atau tulisan deskriptif.
Penelitianccini dilakukancdenganctujuancuntukcmenganalisisccdan
mendapatkan informasi secara lebih rinci, jelas, terstruktur dan komprehensif.
Peneliti menetapkan lokasi penelitian di SMKcNegeric1 Ngawi Jl. Teuku Umar
No.10 Ketanggi, KabupatencNgawi yang akan dilaksanakan pada September-
Okrtober 2022.

B. DATA DAN SUMBER PENELITIAN


Sumberndata utama yang digunakan olehpenelitindalamnpenelitiannini
berupankata-kata atau hasil dari sebuah tindakan dan sumber pendukung lain
yang berupa dokumen atau lain-lain. Sumber data yang digunakan peneliti
dalam penelitian ininadalah data mengenai penggunaannmodelnpembelajaran
Problem Based Learning (PBL) di kelas X dalam mata pelajaran Administrasi
Umum jurusan OTKP. Dalamjpenelitianjinijdata yang digunakanjberupa:

1. Sumber Data Primer


Sumberddata primerddiartikandsebagaidsumberdata yangddiperoleh
dari subjekdpenelitian yang berhubungan langsung dengan fenomena atau
permasalahan yang diteliti. Data primer diperoleh dari subjek penelitian
secara langsung berdasarkan instrumen-isntrumen yang telah disediakan.
Data primer dihimpun sebagai bahan untuk memberikan jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan yang mendasari dilakukannya penelitian. Dalam hal
ini sumber data primer didapatkan langsung dari informan yang menjadi
subjek penelitian yaitu guru matadpelajarandadministrasidumum dan siswa
kelas X jurusan OTKP di SMK Negeri 1 Ngawi.
2. Sumber Data Sekunder
Sumberudatausekunder adalah sumber data yang dapat diperolehddari
beberapa bentuk. Pada dasarnya sumberxdatadsekunder dapat didapatkan
dari berbagai data yang sudah diolah dan sudah siap untuk digunakan dan
dianalisis. Sumber data sekunder dapat berupa informasi berbentuk tertulis
seperti catatan dan laporan yang telah dituangkan dalam bentuk dokumen
baikxyangxtelahxterpublikasixmaupunxyangxbelumxterpublikasi.
Penelitian ini mendapatkan sumber data sekunder dari sumber berupa buku
dan dokumen tertulis lain yangfberkaitanfdenganfpenelitian ini.

C. INSTRUMEN PENELITIAN
Instrumen penelitian merupakan fasilitas atau sarana bagibpenelitibuntuk
mendapatkan danbmengumpulkanbdata-data penelitian. Instrumrn yang
digunakan peneliti dalam penelitian ini yaitu manusia sebagai instrumen pokok
serta pedomanbobservasi danbpedomanbwawancarabsebagaibinstrumen
pendukung.
1. Instrumen pokok
Instrumen pokok dari penelitian ini yaitu peneliti itu sendiri. Peneliti
memiliki peran untuk berhubungan langsung dengan informan penelitian
untuk menggali dan memahami berbagai aktivitas, fenomena, dan interaksi
yang terdapat di lapangan.
2. Instrumen penunjang
Instrumen penunjang digunakan oleh peneliti untuk mendukung instrumen
pokok yang digunakan dalam penelitian. Penetapan instrumen penunjang
pada hal ini ditentukan berdasarkan tujuan penelitian, serta data atau
informasi yang ingin didapatakan. Berdasarkanyhalytersebut, makaydalam
penelitianyiniypenelitiymenggunakan instrumen penunjang berupa
pedomanywawancara danupedomanuobservasi yangudigunakanupeneliti
untuk menghimpun data penelitian yang diperlukan.

D. TEKNIK PENGUMPULAN DATA


Teknik pengumpulan data dapat dimaknai sebagai langkah-langkah atau
tahapan-tahapan yang dilalui peneliti sebagai upaya untuk menghimpun data-
data penelitian. Teknikhpengumpulanhdatahyanghdilakukanhpeneliti pada
penelitian ini sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi atau dikenal sebagaipengamatan didefinisikan sebuah
kegiatan pengamatan dan kegiatan pencatatanhyanghdilakukansecara
sistematishterhadaphfenomena-fenomenahyang diangkat dari objek yang
diteliti. Observasi yang dilakukan oleh peneliti menggunakan model
observasi partisipasi yangmana peneliti terlibat secara langsung dengan
individu atau sekelompok masyarakat yang sedang menjadi sumber data
dari penelitian. Dalam observasi penliti menjadi pengamat penuh sehingga
peneliti dapat melakukanhpengamatan secarahlangsunghterhadap
fenomena yang sedang terjadi atau gejala yang diamati sekaligus sebagai
pemeran maupun partisipan yang mengamati secara langsung proses
kegiatan pada objek penelitian.
2. Wawancara atau Interview
Wawancara atau dikenal sebagai interview merupakan kegiatan
percakapan antar individu atau sekelompok individu dengan maksud dan
tujuan tertentu yang terjadi antara pihak yang mengajukan pertanyaan atau
disebut sebagai pewawancara dengan pihak yang menjawab pertanyaan atau
disebut sebagai pihak yang diwawancarai. Pada penelitian ini peneliti
melaksanakan wawancara tersturktur sehingga peneliti sebagai
pewawancara menentukan masalah sekaligus pertanyaan yang akan
digunakan dalam mencari sumber data sebagai informasi danrjawabanratas
rumusanrmasalah yang ditetapkan.
Teknikrwawancara yangddigunakan peneliti dalamcpenelitiancini
merupakan teknik waawancara secara tertulis dengan menyusun dan
menentukan terlebihcdahulucdaftarcpertanyaancyangcakan diajukan
kepadacinforman. Kegiatan wawancara dilakukan peneliti untuk
mendapatkan data dan informasi terkait penerapan modelcpembelajaran
ProblemcBased Learningc(PBL) di SMK Negeri 1 Ngawi. Berikut
merupakan informan dari wawancara yang akan dilakukan:
1. Guru mata pelajaran administrasi umum, sebagai informan untuk
mendapatkan data terkait penerapan model pembelajaran PBL di SMK
Negeri 1 Ngawi.
2. Siswa Kelas X, sebagai informan untuk mendaparkan informasi
mengenai pengaruhzpenerapanmodelzpembelajaranzPBL terhadap
kemampuanzpemecahanzmasalahzdanzhasilzbelajar.
3. Pihakzlainzyang berhubunganzdengan pengumpulan data dan informasi
dalamzpenelitianzini.
3. Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan oleh peneliti melakukan penyelidikan dan analisis
mendalam pada dokumen-dokumen tertulis yang berhubungan dnegan
penelitian. Dalam dokumentasi ini peneliti menggunakannya untuk
menggali data-data dan informasi-informasi yang berasal dari dokumen
berupa jurnal, buku, artikel ilmiah, silabus, RPP, dokumen penilaian hasil
belajar siswa, dan dokumen pendukung lainnya yangnberkaitanndengan
penelitiannyangnsedangndilakukan.

E. TEKNIK ANALISIS DATA


Teknik analisis datanyangjdigunakankdalamkpenelitiankini adalahkteknik
analisiskdata dengan menggunakan metodekdeskriptifkanalitis yangmana data
yang dikumpulkan berbentuk kata-kata tertulis ataupun gambar dan bukan
berbentuk angka atau statistik kemudian dituangkan dalam bentuk deskriptif
sehingga menghasilkan gambaran dan kejelasan rerhadap realitas fenomena
yang terjadi. AnalisisQdataQyangQdilakukanQpadaQpenelitian kualitatif
dilakukan melalui beberapa tahapan diantaranya sebelum melakukan
pengamatan di lapangan, selama melakukan pengamatan diQlapanganQdan
setelah selesai melakukan pengamatan di lapangan.
Analisis data yang dilakukan peneliti dalamQpenelitianEiniEmenggunakan
analisisEdata berdasarkan MilesEdanEHubermanEyang terbagimenjadiEtiga
tahap analisis diantaranya tahapEreduksiEdata, tahapEpenyajianEdata, dan
tahapEpenarikanEkesimpulan atau tahap verifikasi. Berikut merupakan teknik
analisis data yang digunakan:
1. Reduksi data
Reduksi data penelitian yaitu sebuah proses penentuan, pemfokusan
perhatian dalam penyederhanaan, abstraksi dan proses transformasi data
berdasarkan catatan atau informasi di lapangan. Tahap reduksi data
dilakukan mulai dari pengumpulan data dan informasi yang dimulai dari
pembuatan ringkasan catatan, pembuatan kode atau mengkode,
menganalisis tema, membuat memo dan kegiatan lainnya yang
bertujuan untuk mengeliminasi data atau informasi yang tidak relevan
untuk kemudian dilakukan verifikasi.
2. Penyajian data
PenyajianHdataHmerupakan kegiatan mendeskripsikan berbagai
informasiHyangHtelahhtersusunHuntukHmemberikan kesempatan
terkait\adanyaHpenarikanHkesimpulan ataupun pengambilan tindakan
yang diperlukan. Penelitian kualitatif meyajikan datadalamHbentuk
analisis tertulis secara deskriptif yang bertujuan untuk menghimpun data
dan informasi secara terstruktur sehingga mudah dipahami.
3. Penarikan Kesimpulan
PenarikanZkesimpulan atau tahap verifikasi merupakan langkah
terakhirZdalam analisisbdata penelitian kualitatif. KegiatanZpenarikan
kesimpulanmmerupakanmkegiatan untukmmencarimartimdarimdata
yang telah dianalsismdanmdisajikan. Selanjutnya, data akan dipaparkan
dengan bentuk tulisan secaraKdeskriptifKuntukKmenggambarkan
fakta-faktaKyangKterjadi di lapangan. Setiap tahap yang dilakukan
dalam penarikan kesimpulan dilakukan untuk mendapatkan validitas
dan keabsahan dengan mengkaji seluruh informasi yang didapat dari
pengumpulan data di lapangan dengan didukung oleh sumber-sumber
pendukung penelitian lainnya.

Anda mungkin juga menyukai