PENDAHULUAN
karakter, perkembangan ilmu dan mental seorang anak, yang nantinya akan
tumbuh menjadi seorang manusia dewasa yang akan berinteraksi dan melakukan
banyak hal terhadap lingkungannya. Oleh karena itu berbagai upaya dalam
meningkatkan kualitas pendidikan ke arah yang lebih baik harus terus terlaksana
ialah salah satunya melalui perbaikan proses belajar mengajar dimana proses
berkenaan dengan peningkatan mutu dan kualitas pendidikan dan yang terjadi di
bahwa mutu pendidikan di negara kita sangat rendah. Dengan kata lain, bahwa
1
2
tidak dapat dipungkiri bahwa mutu pendidikan di Indonesia masih jauh dari
menempati peringkat 113 dari 177 negara di dunia. Data ini diperoleh
sesuai hasil survei tentang Human Development Index (HDI) oleh UNDP
pendidikan ialah guru yang profesional dan guru yang sejahtera (Mujiran,
2005).
bermutu dan berkinerja baik dalam era global (Mustafa, 2005) dengan kata
lain, guru merupakan salah satu komponen mikro dari sistem pendidikan
3
yang sangat strategis dan banyak mengambil peran dalam proses pendidikan
pembaharuan disetiap jenjang dan jenis pendidikan yang merupakan tugas dan
kewajiban dari berbagai pihak, khususnya guru sebagai salah satu komponen yang
mutu pendidikan maka diperlukan suatu pola pikir dan strategi-strategi dalam
mengajar agar peserta didik dapat lebih memahami materi yang disampaikan. Jika
sebelumnya dalam proses belajar lebih terfokus pada guru dan kurang terfokus
pada siswa sehingga mengakibatkan hasil belajar yang diperoleh siswa tergolong \
rendah, maka selanjutnya proses belajar tersebut harus diupayakan agar lebih
terlaksana dengan baik dan hasil yang diperoleh bisa mencapai hasil yang optimal.
bulan November peneliti wawancara langsung dengan guru praktek tata hidang
kelas X, peserta didik masih kurang berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan
belajar mengajar, kurangnya peserta didik yang bertanya tentang hal-hal yang
pertanyaan yang diajukan oleh guru dan masih banyaknya peserta didik yang
pembelajaran praktik dimana hasil produk peserta didik hanya berpatokan pada
guru yang tidak dikembangkan dengan ide atau kreativitas peseta didik
disamping itu peserta didik tidak mempresentasekan hasil produk mereka setelah
tidak merasa bosan dan materi yang disampaikan mudah dipahami. Oleh karena
peserta didik dalam proses belajar mengajar sehingga prestasi atau hasil belajar
Masalah yang dihadapi oleh guru dalam proses belajar mengajar adalah
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). SMK sebagai institusi yang berfungsi untuk
menyiapkan outcam untuk bekerja di dunia usaha dan industri harus dapat
produksi” peserta didik di SMK diperkenalkan dengan suasana dan makna kerja
pembelajaran project based learning pada materi dasar boga, adapun produk yang
dikembangkan dalam pengembangan ini yaitu berupa RPP, job sheet dan buku
siswa dimana materi yang diambil pada buku siswa untuk penelitian ini dua
B. Rumusan Masalah
valid, efektif, dan praktis digunakan pada mata pelajaran dasar boga di SMK
Negeri 6 Makassar ?
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dari kegiatan penelitian ini adalah sebagai
berikut.
1. Manfaat teoritis
1. Manfaat Praktis
pembelajaran.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
mengacu pada metode pembelajaran dimana peserta didik bekerja bersama dalam
(Trianto, 2007).
orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademis, jenis kelamin, ras
kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-
8
tugas yang terstruktur. Melalui pembelajaran kooperatif pula, seorang siswa akan
perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di antara sesama dalam struktur
kerja sama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih di
mana keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keberhasilan dari setiap anggota
kelompok itu sendiri. Cooperatif learning juga dapat diartikan sebagai suatu
ditentukan oleh kemampuan individu secara utuh, melainkan perolehan belajar itu
belajar kecil yang tertstruktur dengan baik. Melalui belajar dari teman sebaya,
maka proses penerimaan dan pemahaman akan semakin mudah dan cepat
memanfaatkan teman sejawat (siswa lain) sebagai sumber belajar, disamping guru
dan sumber belajar yang lainnya. Selain itu pembelajaran kooperatif juga
diajarkan biasanya guru memberi tugas atau masalah kepada peserta didik, tugas
atau masalah tersebut biasa menyangkut alat atau bahan pelajaran. Penugasan
10
biasanya memerlukan pemikiran atau tindakan yang konstruktif dari peserta didik
project based learning merangsang peserta didik untuk berfikir tingkat tinggi
minat peserta didik, (2) memenuhi rasa ingin tahu peserta didik, (3) melatih
peserta didik memecahkan suatu masalah, (4) melatih peserta didik menelaah dan
memandang suatu materi pelajaran dalam konteks yang lebih luas, (5)
akomodatif terhadap kemampuan anak menuju proses berpikir yang bebas dan
dalam memahami realitas kehidupan dari yang konkret sampai yang abstrak.
Realitas kehidupan ini akan menjadi sumber inspirasi dan kreativitas dalam
pembelajaran berpusat pada guru, maka model project based learning lebih
disipliner, perpusat pada pebelajar, dan terintegrasi dengan praktik dan isu-isu
dunia nyata. Project based learning mahasiswa belajar dalam situasi problem
yang nyata, yang dapat melahirkan pengetahuan yang bersifat permanen dan
Thomas (2000) berpendapat bahwa PBL terdiri dari kegiatan sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
dan jadwal dibuat, mahasiswa berusaha memahami satu sama lain dengan
aktifitas proyek.
2. Proses PBL
terdiri dari sejumlah aktifitas mahasiswa berkenaan dengan persiapan dan langkah
penting pengerjaan suatu proyek. Tahap ini meliputi: (a) pembentukan kelompok
dan pemilihan proyek, (b) pengumpulan informasi, dan (c) langkah kerja proyek.
3. Tahap Evaluasi
elemen mayor sekaligus berbagai prinsip dalam sebuah displin yang sedang
dikajinya.
b) Project based learning asks a question or poses a problem that each student
didik memiliki gaya belajar yang berbeda, maka project based learning
(materi) dengan menggunakan berbagai cara yang bermakna bagi dirinya, dan
antara berbagai subjek materi. Melalui jalan ini, peserta didik dapat melihat
pengetahuan secara holistik. Lebih dari pada itu, project based learning
13
merupakan investigasi mendalam tentang sebuah topik dunia nyata, hal ini
bermakna.
pembelajaran yang dapat digunakan, karena PBL bertujuan melatih siswa dalam
nyata terhadap siswa. Kelebihan dari PBL adalah proyek yang dapat dipilih atau
yang dihadapinya. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa PBL terbukti dan teruji
a) Increased Motivation
yang menyatakan bahwa siswa sangat tekun, berusaha keras untuk menyelesaikan
meningkat.
d) Increased Collaboration
proyek, dan membuat alokasi waktu dan sumber-sumber lain seperti perlengkapan
f) Ada kemungkinan ada siswa yang kurang aktif dalam kerja kelompok.
lingkungan sekitar.
kurikulum.
sedikit terjadi masalah kedisiplinan di kelas. Siswa juga lebih percaya diri
dan antusias tentang apa yang mereka pelajari, mereka akan sering terlibat dalam
subjek dan kemudian memperluas minat mereka untuk mata pelajaran lainnya.
C. Teori Belajar
1. Pengertian Belajar
throughex periencing). Menurut pengertian ini, belajar adalah suatu proses, suatu
kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat akan
tetapi lebih luas dari pada itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu
perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru
daripada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian atau suatu
menggambarkan ciri- ciri pengertian belajar yaitu: (1) Belajar merupakan suatu
perubahan dalam tungkah laku dimana perubahan itu dapat mengarah kepada
18
tingkahlaku yang lebih baik, (2) Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi
melalui latihan atau pengalaman dalam arti perubahan yang disebabkan oleh
pertumbuhan dan kematangan tidak dianggap sebagai suatu hasil belajar seperti
maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek organisme atau pribadi. Kegiatan
belajar mengajar, menilai proses dan hasil belajar, kesemuanya termasuk dalam
yang dilakukan individu secara sadar untuk memperoleh perubahan tingkah laku
tertententu, baik yang dapat diamati secara langsung maupun yang diamati secara
lingkungan. Dapat dikatakan juga bahwa belajar sebagai suatu aktivitas mental
atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan dan
kesimpulan bahwa seseorang dapat dikatakan belajar apabila dalam diri orang itu
telah terjadi perubahan tingkah laku yaitu penambahan pengetahuan berkat adanya
dalam belajar sifatnya menetap. Belajar juga merupakan suatu kegiatan yang
2. Motivasi Belajar
sarat dengan persaingan Guru dan peserta didik sebagai bagian dari
mengajar bagi guru dan dalam belajar bagi peserta didik atau siswa. Guru
mengenal lelah dalam mengajar dan mudah putus asa jika menemukan
Motivasi terbagi dua pada diri individu (termasuk motivasi belajar yang
Motivasi intrinsik, yaitu motivasi yang timbul dari dalam diri individu
yang timbul karena ada stimulus dari luar dan sifatnya tidak stabil (Hadis
cara yang dapat dilakukan oleh guru dalam menimbulkan motivasi belajar
fungsi, yaitu (1) mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak
atau motor yang melepaskan energi, (2) menentukan arah perbuatan, yakni
kearah tujuan yang hendak dicapai, dan (3) menyeleksi perbuatan yakni
bermanfaat bagi tujuan tersebut (La Sulo, 1990: 84). Selain itu, motivasi
maupun inkstrinsi. Motivasi intrinsik, yaitu motivasi yang timbul dari dalam
21
diri individu yang sifatnya lebih stabil, sedangkan motivasi ekstrinsik yaitu
motivasi yang timbul karena ada stimulus dari luar dan sifatnya tidak
stabil dan untuk memberikan motivasi pada seseorang dapat berupa penghargaan
3. Aktivitas Belajar
mencapai tujuan. Tanpa ada aktivitas maka proses belajar tidak akan berlangsung
dengan baik. Semakin banyak aktivitas yang dilakukan peserta didik dalam
belajar, maka proses pembelajaran yang terjadi akan semakin baik dengan
mengajar sehingga peserta didiklah yang seharusnya banyak aktif, sebab peserta
didik sebagi subjek didik adalah yang merencanakan dan ia sendiri yang
tanpa adanya aktivitas belajar itu tidak mungkin berlangsung dengan baik karena
pada prinsipnya belajar adalah berbuat untuk megubah tingkah laku menjadi
Aktivitas dalam belajar disini dapat bersifat fisik maupun mental. Dalam
kegiatan belajar kedua aktivitas itu harus selalu terkait. Keterkaitan keduanya
akan membuahkan aktivitas belajar yang optimal. Banyak macam aktiitas belajar
yang dilakukan oleh peserta didik di sekolah. Aktivitas belajar peserta didik tidak
sekolah tradisional. Dua aktivitas (fisik dan mental) memang harus di pandang
sebagi hubungan yang erat. Rohani, A (2010) berpendapat: “seorang anak berpikir
22
sepanjang ia berbuat. Tanpa berbuat anak tidak berpikir. Agar ia berpikir sendiri
(aktif) ia harus diberi kesempatan untuk berbuat sendiri”. Berpikir pada taraf
ada beberapa aktivitas seperti: (1) visual activities, yang termasuk didalamnya
writing activities, seperti; menulis cerita, karangan, artikel, (5) drawing activities,
misalnya; menggambar, membuat grafik, peta. (6) motor activities, antara lain;
dilaksanakan baik secara jasmani atau rohani. Aktivitas siswa selama proses
belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa untuk
belajar. Aktivitas siswa merupakan kegiatan atau perilaku yang terjadi selama
bekerjasama dengan siswa lain, serta tanggung jawab terhadap tugas yang
diberikan.
yang berbeda, maka project based learning memberikan kesempatan kepada para
peserta didik untuk menggali konten (materi) dengan menggunakan berbagai cara
dunia nyata, hal ini akan berharga bagi atensi dan usaha peserta didik. Maka guru
sebagai pendidik harus dapat memotivasi peserta didiknya agar aktivitas dalam
proses pembelajaran dasar boga dapat berjalan seoptimal dan seefektif mungkin.
Dengan demikian, proses pembelajaran dasar boga akan lebih dinamis dan tidak
membosankan. Hal inilah yang menjadi tantangan bagi seorang guru agar dalam
4. Hasil Belajar
Evaluasi merupakan salah satu komponen penting dan tahap yang harus ditempuh
oleh guru untuk mengetahui keefektifan pembelajaran. Ada beberpa istilah yang
bahwa hal yang paling mendasar yang dituntut dalam proses pembelajaran adalah
interaksi yang tinggi antara guru dengan siswa ataupun dengan siswa itu sendiri.
Hal ini akan mengakibatkan suasana kelas menjadi segar dan kondusif, dimana
Hasil belajar merupakan hasil proses belajar. Pelaku aktif dalam belajar
adalah siswa. Hasil belajar juga merupakan hasil proses belajar atau proses
belajar merupakan hal yang di pandang dari dua sisi. Dari sisi siswa, hasil belajar
merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada
saat pra belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terkait dengan bahan
kognitif, afektif dan psikomotor. Dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat
terselesaikannya bahan pelajaran. Hal ini juga terkait dengan tujuan penggal-
dijadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai suatu tujuan pendidikan. Hal ini
dapat tercapai apabila siswa sudah memahami belajar dengan diiringi oleh
dalam tiga ranah (domain), yaitu: (1) domain kognitif (pengetahuan atau yang
afektif (sikap dan nilai atau yang mencakup kecerdasan antar pribadi dan
kecerdasan intra pribadi, dengan kata lain kecerdasan emosional), dan (3) domain
Hasil belajar dapat disimpulkan bahwa hasil dari proses belajar yang
melibatkan dua pelaku yaitu pelaku aktif dalam belajar adalah siswa dan pelaku
aktif dalam pembelajaran adalah guru, dan hasil belajar dapat tercapai apabila
siswa sudah memahami belajar dengan diiringi oleh perubahan tingkah laku yang
lebih baik, yang meliputi tiga ranah domain kognitif, afaektif dan psikomotor.
belajar ada dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Yang termasuk dalam
faktor internal yaitu: (1) Faktor biologis, Keadaan jasmani yang perlu
diperhatikan, pertama kondisi fisik yang normal atau tidak memiliki cacat sejak
dalam kandungan sampai sesudah lahir. Kondisi fisik normal ini terutama harus
meliputi keadaan otak, panca indera, anggota tubuh. Kedua, kondisi kesehatan
fisik. Kondisi fisik yang sehat dan segar sangat mempengaruhi keberhasilan
belajar. Di dalam menjaga kesehatan fisik, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan antara lain makan dan minum yang teratur, olahraga serta cukup
26
belajar ini meliputi segala hal yang berkaitan dengan kondisi mental seseorang.
kondisi mental yang mantap dan stabil. Faktor psikologis itu meliputi,
dan hasil belajar yaitu: (1) faktor lingkungan keluarga, faktor lingkungan
rumah atau keluarga ini merupakan lingkungan pertama dan utama pula dalam
relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, pelajaran, waktu sekolah, tata
tertib atau disiplin yang ditegakkan secara konsekuen dan konsisten, (3) faktor
nonformal, seperti kursus bahasa asing, bimbingan tes, pengajian remaja dan lain-
lain.
27
karena itu segala yang terjadi di kelas yang berkaitan dengan peserta didik
secara langsung atau tidak langsung menjadi tanggung jawab guru. Sehubungan
denganitu guru harus banyak tahu tentang latar belakang peserta didiknya, baik
dari segi ekonomi, sosial maupun budaya (Nurhayati, 2008).Tugas utama guru
yaitu mengelola proses belajar mengajar dalam suatu lingkungan sekolah tertentu,
sekolah, sistem pendidikan nasional itu juga mempunyai komponen lainnya. Guru
Menurut Nasution (1982), alat pendidikan yang paling utama adalah guru,
sebagai model. Jika guru sendiri tidak melihat keindahan dan manfaat mata
menunjukkan entusiasme untuk mata pelajaran itu. Guru yang tidak menunjukkan
mempunyai keberanian itu, (3) selain itu guru juga menjadi model sebagai pribadi,
7. Efektifitas Pembelajaran
suatu tujuan yang terlebih dahulu ditentukan. Hal tersebut sesuai dengan
28
“Efektifitas ialah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh (target, kualitas
dan waktu) telah tercapai. Dimana makin besar presentase yang dicapai makin
tinggi efektifitasnya.
D. Perangkat Pembelajaran
1. Silabus
satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi yang dijabarkan dalam
silabus. Lingkup RPP paling luas mengcakup 1 (satu) kompetensi dasar yang
terdiri atas 1 (satu) indikator atau beberapa indikator untuk 1 (satu) kali pertemuan
3. Buku Siswa
Buku siswa merupakan buku panduan bagi peserta didik dalam kegiatan
konsep, kegiatan materi, informasi dan contoh- contoh penerapan materi. Selain
itu buku siswa juga sebagai panduan belajar baik dalam proses pembelajaran
Materi ajar berisikan garis besar bab, kata- kata yang dapat dibaca pada
uraian materi pelajran, tujuan yang memuat tujuan yang hendak dicapai setelah
30
mempelajari materi ajar, materi pelajaran berisikan uraian materi yang harus
dipelajari, bagan atau gambar yang mendukung ilustrasi pada uraian materi
Buku yang baik adalah buku yang ditulis dengan menggunakan bahasa
yang baik dan mudah dimengerti, disajikan secara menarik, dilengkapi dengan
sesuai dengan isi penulisannya. Buku pelajaran berisi tentang ilmu pengetahuan
yang dapat digunakan oleh peserta didik untuk belajar (Depdiknas. 2008:12).
Tes hasil belajar adalah tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan
yang memuat kunci dan pedoman penskoran setiap butir soal (Trianto,2008:165).
E. Pendidikan Kejuruan
siswa untuk bekerja dalam bidang tertentu”. Arti pendidikan kejuruan ini telah
Pendidikan kejuruan harus berorientasi pada kebutuhan pasar atau dunia kerja, (2)
kurikulum SMK 2004, sekolah menengah kejuruan (SMK) sebagai bentuk satuan
Maha Esa, (2) mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi warga
Maha Esa; (2) mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi warga
F. Pengembangan Model 4D
berdasarkan teori pengembangan yang telah ada. Menurut Van Den Akker
syarat pembelajaran. Tahap define ini mencakup lima langkah pokok, yaitu
analisis tugas (task analysis), analisis konsep (concept analysis) dan perumusan
pengembangan bahan ajar. Dengan analisis ini akan didapatkan gambaran fakta,
pembelajaran, media, format dan bahasa yang dipilih. Analisis siswa dilakukan
individu atau sosial yang sudah dimiliki dan dapat dikembangkan untuk mencapai
bentuk hirarki, dan merinci konsep-konsep individu ke dalam hal yang kritis dan
konsep ini, analisis-analisis yang perlu dilakukan adalah (1) analisis standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang bertujuan untuk menentukan jumlah dan
jenis bahan ajar, (2) analisis sumber belajar, yakni mengumpulkan dan
keterampilan utama yang akan dikaji oleh peneliti dan menganalisisnya kedalam
analisis konsep dan analisis tugas untuk menentukan perilaku objek penelitian.
Kumpulan objek tersebut menjadi dasar untuk menyusun tes dan merancang
Empat langkah yang harus dilakukan pada tahap ini, yaitu: (1) penyusunan standar
sesuai dengan karakteristik materi dan tujuan pembelajaran, (3) pemilihan format
(format selection), yakni mengkaji format-format bahan ajar yang ada dan
menetapkan format bahan ajar yang akan dikembangkan, (4) membuat rancangan
sebagai berikut:
antara tahap pendefinisian (define) dengan tahap perancangan (design). Tes acuan
kemudian selanjutnya disusun kisi-kisi tes hasil belajar. Tes yang dikembangkan
yang relevan dengan karakteristik materi. Lebih dari itu, media dipilih untuk
pengguna, serta rencana penyebaran dengan atribut yang bervariasi dari media
yang berbeda-beda. Hal ini berguna untuk membantu siswa dalam pencapaian
pembelajaran di kelas.
ujicoba dilaksanakan. Hal ini juga meliputi berbagai aktivitas pembelajaran yang
pengembangan yang dilakukan melalui dua langkah, yakni: (1) penilaian ahli
(expert appraisal) yang diikuti dengan revisi, (2) uji coba pengembangan
berdasarkan masukan para pakar ahli/praktisi dan data hasil ujicoba. Langkah
dari para ahli, materi pembelajaran di revisi untuk membuatnya lebih tepat,
pembelajaran yang telah disusun. Menurut Thiagarajan (1974) ujicoba, revisi dan
ujicoba kembali terus dilakukan hingga diperoleh perangkat yang konsisten dan
efektif.
diterima pengguna, baik individu, suatu kelompok, atau sistem. Produsen dan
distributor harus selektif dan bekerja sama untuk mengemas materi dalam bentuk
yang tepat, “the terminal stages of final packaging, diffusion, and adoption are
proses penularan kepada para praktisi pembelajaran terkait dalam suatu forum
agar siap diadopsi oleh para pengguna produk. Adapun desain kerangka
pengembangan 4D yaitu:
39
E
Perumusan Tujuan Pembelajran
Penyusunan tes D
E
Pemilihan Media
S
I
Pemilihan Format
G
Rancangan Awal Pembelajaran dan Insrumen N
Draf I
Penyebaran Pada I
E
= Garis Siklus Bila Diperlukan M
Revisi I
= Jenis Kegiatan N
T
= Hasil Kegiatan Draf Final e
Adapun kompetensi inti pada mata pelajaran dasar boga yang harus
sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
Setiap kompetensi inti didukung oleh kompetensi dasar seperti tertera pada tabel
berikut :
41
yang mencakup ruang lingkup makanan, mulai dari persiapan pengolahan sampai
Internasional. Berbagai prinsip-prinsip dasar utama dan tata cara memasak yang
boga menyiapkan peserta didik untuk bekerja pada bidang pekerjaan yang
dikelola oleh badan atau instansi pariwisata, hotel, restoran, catering serta rumah
sakit, serta menyiapkan peserta didik untuk menjadi entrepreneur di bidang usaha
penyediaan makanan.
1. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rais, (2009), terkait dengan model
akademik umumnya memiliki nilai skor mean pre test yaitu sebesar 62,3 dan
mean skor post test adalah sebesar 81,58. Perbedaan nilai skor ini
oleh para ahli menunjukkan bahwa mereka menerima model PBL di sangat
baik tingkat (Mean = 4.53, SD = 0.50). model ini dapat digunakan untuk
akomodatif terhadap kemampuan anak menuju proses berpikir yang bebas dan
kreatif yang menekankan siswa untuk dapat belajar dengan memecahkan masalah
yang dihadapi serta siswa juga dapat menghasilkan suatu proyek atau karya nyata
I. Kerangka Pikir
dibutuhkan suatu cara yang tepat agar peserta didik dengan mudah dapat
melakukan praktikum .
ceramah dan pada proses praktikum tidak ada persentase atau tes formatif hasil
praktikum atau proyek yang telah dilakukan sehingga kegiatan yang dilakukan
tidak ada hubungan timbal balik antara peserta didik dan guru sehingga
pengetahuan peserta didik tentang proyek yang telah dibuat kurang dipahami.
Kondisi kelas seperti ini sebaiknya seorang guru menerapkan model pembelajaran
yang harus digunakan oleh guru yaitu model project based learning.
4D sangat memudahkan peneliti untuk melakukan uji coba model project based
konsep project based learning yaitu berupa RPP, buku siswa dan job sheet. Pada
buku siswa materi yang diambil pada penelitian ini yaitu dua kompentensi 1)
dan tugas-tugas bermakna lainnya, memberi peluang peserta didik bekerja secara
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
dasar boga berbasis project based learning (PBL) dengan produk perangkat
C. Model Pengembangan
Penerapan langkah utama dalam penelitian tidak hanya merunut versi asli
tetapi disesuaikan dengan karakteristik subjek. Di samping itu model yang akan
Studi pendahuluan ini merangcang dengan cara wawancara terhadap guru tata
boga dan peserta didik tentang pembelajaran pada materi dasar boga yaitu
diajarkan, studi ini juga dilakukan untuk mencari teori-teori yang berkaitan
kritis peserta didik yang sesuai dengan kurikulum 2013 yang akan dinyatakan
keterampilan utama yang akan dikaji oleh peneliti yaitu pembuatan proyek
analisis konsep dan analisis tugas untuk menentukan perilaku objek penelitian.
Kumpulan objek tersebut menjadi dasar untuk menyusun tes dan merancang
2. Design (Perancangan)
Pemilihan media dan format perangkat dan pembuatan bentuk awal merupakan
aspek utama pada tahap design ini. Tahap ini terdiri atas empat langkah yaitu:
Pada kegiatan ini dilakukan penyusunan tes. Tes disusun mengacu pada
mencakup penyajian pembelajaran yang esensial dengan media yang tepat dan
urutan pembelajaran yang sesuai penyusunan tes hasil belajar. Untuk hasil dari
dari RPP, buku siswa dan job sheet dengan model PBL.
b. Pemilihan Media
pembelajaran dasar boga. Proses ini mencakup pencocokan analisis tugas dan
c. Pemilihan Format
pembelajaran ini meliputi pemilihan format desain isi, pemilihan strategi dan
pembelajaran (RPP), buku siswa dan job sheet yang teraptasi dengan model
sesuai dengan tahap PBL yaitu fase I penentuan proyek, fase II perancangan
dengan fasilitas dan monitoring guru, dan fase V penyusunan laporan dan
persentase.
3. Develop (Pengembangan)
yang telah disusun pada tahap define. Walaupun telah dirancang pada tahap
design, hasil rancangan tersebut masih dianggap sebagai bentuk awal dari
yang efektif.
50
a. Validasi Ahli
b. Uji Keterbacaan
maksud untuk melihat apakah perangkat pembelajaran dengan model PBL berupa
RPP, buku siswa, dan job sheet dapat terbaca dengan jelas oleh guru. Kegiatan ini
mencakup uji coba model pembelajaran pada peserta didik untuk merefleksikan
direncanakan dalam RPP. Hasil uji keterbacaan ini menjadi bahan bagi revisi
perangkat pembelajaran.
c. Uji Coba
diujicobakan. Uji coba hanya dilakukan pada satu kelas saja untuk mendapatkan
masukan dari peserta didik dan guru dilapangan terhadap perangkat pembelajaran
yang telah digunakan. Kelas untuk uji coba pengembangan model PBL ini adalah
51
kelas X Boga A jumlah peserta didik 31 orang. Hasil yang diperoleh dari uji coba
3. Diseminate (Penyebaran)
dikembangkan pada yang lebih luas. Tahap penyebaran yang dilaksanakan dalam
penelitian ini adalah penyebaran pada sekolah SMK Negeri 4 Makassar dan SMK
Studi Pendahuluan
defe
Tah
Pen
nisi
ap
an
Akhir Siswa Konsep Tujuan
perencanaan
Pengembangan perangkat Pengembangan Instrumen:
pembelajaran:
Tahap
Penilaian kognitif, afektif dan
RPP psikomotor
Buku Siswa Observasi pengelola pembelajaran
Job Sheet Angket respon peserta didik
Validasi Ahli
Draf 1
Pembelajaran Berbasis
Project Based Learning
Analisis Revisi 1
Tahap
Uji Coba
Analisis Revisi 2
D. Instrumen
Gambar 3.2 Prosedur Penelitian
Pengembangan
53
D.Intrument Penelitian
yang diperoleh melalui instrumen ini digunakan sebagai masukan dalam merevisi
perangkat yang terdiri atas; Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), materi ajar
2. Lembar Pengamatan
Aktivitas yang diamati adalah (1) memperhatikan dengan cermat penjelasan guru,
(2) membaca dan memahami buku siswa, (3) membuat perencanaan proyek
(menu makanan), (4) mengambil bahan sesuai dengan proyek yang diberikan, (5)
yang dibuat peserta didik, (6) mempersentasekan hasil proyek setiap kelompok,
(7) merespon penjelasan teman dan (8) melakukan aktivitas lain yang tidak
observer. Mengisi nomor-nomor kategori peserta didik yang dominan muncul saat
untuk menjaring semua jenis aktivitas peserta didik yang terjadi selama proses
pembelajaran di kelas.
menggunakan 4 skala penilaian yaitu, kurang (nilai 1), cukup (nilai 2), baik (nilai
Angket ini diberikan kepada peserta didik pada pertemuan terakhir untuk
dikembangkan. Angket respon peserta didik yang dirancang meliputi (1) angket
respon peserta didik terhadap buku siswa dan (3) angket respon peserta didik
peserta didik terhadap penguasaan dan penerapan materi, kerja sama dan
skala penilaian yaitu (1) kurang terampil, (2) terampil dan (3) sangat terampil.
55
diperoleh melalui tes hasil belajar secara pre test dan post test yang dikembangkan
berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Kategori soal yang diberikan
yaitu soal pilihan ganda dengan penskoran tes peserta didik adalah 1 poin untuk
yaitu :
56
Agreement ( A)
R=
Disagreement ( D ) +¿ ¿
Keterangan :
dari analisis data dari empat komponen keefektifan yaitu, (1) kriteria hasil belajar,
(2) kriteria pengelolaan pembelajaran, (3) kriteria aktivitas peserta didik, (4)
peserta didik. Penskoran tes hasil belajar peserta didik adalah 1 poin untuk setiap
nomor dengan soal pilihan ganda skor tersebut selanjutnya dikonversi menjadi
belajar secara individual dan klasikal. Seorang peserta didik dikatakan berhasil
dalam belajar jika memperoleh nilai minimal 65, pembelajaran dikatakan berhasil
secara klasikal jika minimal 85% peserta didik memcapai skor 65.
2 66-79 Baik
3 56-65 Cukup
4 40-55 Kurang
Skor penilaian psikomotor ini dikonversikan ke dalam bent uk nilai dan nilai rata-
NP
PP= × 100 %
N
Keterangan:
terlaksanaan 65 %.
59
peserta didik pada saat poses pembelajaran dari aspek yang telah dibuat. Bahan
ajar yang dikembangkan akan memenuhi kriteria efektif jika aktifitas peserta
persentase banyaknya peserta didik yang memberi respon positif terhadap buku
memberikan respon pada setiap kategori yang ditanyakan dalam lembar angket
ƩA
dengan: PRS= x 100 %
ƩB
Keterangan:
apabila kriteria respon positif peserta didik untuk aspek buku siswa terpenuhi,
yaitu apabila lebih dari 50% dari mereka memberi respon positif terhadap
BAB IV
61
A. Hasil Penelitian
meliputi empat tahap yaitu, tahap define, tahap design, tahap develop dan tahap
yaitu:
Pada tahap ini telah dilakukan observasi dengan beberapa studi analisis
tentang kondisi pembelajaran dasar boga, dimana kondisi pembelajaran yang tidak
aktif dimana peserta didik masih kurang berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan
belajar mengajar, kurangnya peserta didik yang bertanya tentang hal-hal yang
pertanyaan yang diajukan oleh guru dan masih banyaknya peserta didik yang
pembelajaran praktik dimana hasil produk peserta didik hanya berpatokan pada
guru yang tidak dikembangkan dengan ide atau kreativitas peseta didik
62
disamping itu peserta didik tidak mempresentasekan hasil produk mereka setelah
tidak merasa bosan dan materi yang disampaikan mudah dipahami. Maka perlu
kualitas pembelajaran agar prestasi peserta didik tercapai yaitu model project
a. Define (Pendefenisian)
Pada tahap define ada beberapa analasis yang perlu dilakukan yaitu;
kegiatan analisis kondisi awal, analisis peserta didik, analisis materi, dan analisis
tugas.
peserta didik. Selama ini kegiatan belajar mengajar dasar boga yang diterapkan di
63
pembelajaran masih cenderung satu atau dua arah dan terpusat pada guru.
Pada saat kegiatan pembelajaran dilaksanakan hanya beberapa peserta didik yang
aktif bertanya dan menanggapi pertayaan guru, peserta didik yang lainnya
memahami materi pelajaran sehingga hasil belajar rendah dan proses praktek
Peserta didik yang menjadi subjek penelitian ini adalah peserta didik
kelas X SMK Negeri 6 Makassar pada tahun pelajaran 2014/2015. Pada analisis
yang terdiri dari berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Jika ditinjau dari
pembelajaran masih cenderung pasif dan kurangnya daya ingat peserta didik
karena kurangnya evaluasi formatif yang diberikan oleh guru sehingga peserta
didik pada saat pembelajaran selesai, materi yang diajarkan kurang terserap
dengan baik.
3) Analisis Konsep
Berdasarkan standar isi kurikulum 2013, pada pelajaran dasar boga ada
yang akan diambil pada penelitian ini dua kompetensi yaitu (1) potongan bahan
64
4) Analisis Tugas
Berdasarkan hasil analisis, tugas yang diberikan peserta didik oleh guru
makanan yang tidak dipadukan dengan tugas yang mampu melatih kreatifitas
peserta didik agar daya ingat tentang materi terserap dengan baik. Dalam proses
peserta didik tentang baik tidak hasil pengolahan atau hasil proyeknya.
b. Design (Perancangan)
65
1) Penyusunan Tes
didik dan tes hasil belajar terhadap penguasaan peserta didik untuk materi
menggunakan tes hasil belajar kognitif dan psikomotor. Adapun tes kognitif
dengan menggunakan tes formatif dilakukan secara lisan dan sumatif dilakukan
secara tulisan dengan soal pilihan ganda, untuk tes psikomotor dilakukan dengan
pembuatan proyek dari materi potongan bahan makanan dan teknik pengolahan
2) Pemilihan Media
model pembelajaran project based learning ini adalah media power point.
Pembelajaran (RPP), buku siswa dan job sheet. Sarana dan prasarana
3) Pemilihan Format
merupakan modifikasi dari format RPP project based learning. Demikian halnya
dengan format buku siswa dan job sheet disesuaikan dengan format project
based learning
pembelajaran yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu berupa; RPP, buku
siswa, dan job sheet yang teraptasi oleh model project based learning. Adapun
Kegiatan Deskripsi
Pendahuluan 1. Memberikan salam
2. Menanyakan kepada peserta didik kesiapan dan kenyamanan untuk
belajar/kebersihan kelas
3. Menanyakan kehadiran peserta didik
4. Mempersilakan salah satu peserta didik memimpin doa
5. Menyampaikan tujuan pembelajaran melalui power point
Inti Pase I: Penentuan Proyek
Pada tahap ini guru menentukan proyek dan memotivasi peserta didik
c. Develop (pengembangan)
67
pembelajaran yang dikembangkan, validator ahli terdiri atas dua, yaitu validasi
ahli perangkat pembelajaran oleh Dr. Hj. Purnamawati dan validasi ahli materi
oleh Dra. Sukarsih A. Pangki, M.Pd. Hasil validasi ahli tersebut digunakan
sebagai dasar untuk melakukan revisi berdasarkan masukan dari para validator ini
Tabel 4.2 tersebut menujukkan bahwa nilai rata-rata kevalidan RPP untuk
dengan kategori valid, rata-rata kevali dan skenario pembelajaran 3,5 dengan
kategori sangat valid, rata-rata kevalidan penilaian 3,5 kategori valid, dan rata-
68
setiap aspek, diperoleh rerata total 3,6 berada pada kategori sangat valid
kevalidan dengan kategori sangat baik, akan tetapi ada beberapa saran ahli
validasi yang perlu diperhatikan. Saran tersebut yaitu: (1) kesuaian antar RPP,
buku siswa dan job sheet, (2) perbaikan tata tulis dan skenario pembelajaran (2)
b) Job Sheet
Aspek- aspek yang dinilai dari job sheet peserta didik meliputi: (1) materi,
(2) teknik penyajian, (3) kelengkapan penyajian, (4) bahasa dan (5)
mamfaat/kegunaan.
Pada tabel 4.3 menujukkan bahwa nilai rata-rata kevalidan materi 3,5
dengan kategori valid, nilai rata-rata kevalidan teknik penyajian 3,7 kategori
sangat valid, nilai rata-rata kevalidan bahasa 3,3 kategori valid, dan nilai rata-rata
penilaian validator sudah memenuhi kriteria kevalidan 3,75 dengan kategori valid,
69
akan tetapi ada beberapa saran ahli validasi yang perlu diperhatikan. Saran
Aspek- aspek yang dinilai dari materi ajar dalam hal ini adalah buku siswa
meliputi (1) materi, (2) teknik penyajian, (3) kelengkapan penyajian, (4) bahasa,
(5) mamfaat/kegunaan. Hasil validasi buku siswa untuk setiap aspek pengamatan
dengan kategori sangat valid, nilai rata-rata kevalidan teknik penyajian 3,91
dengan kategori sangat valid, nilai rata-rata kevalidan kelengkapan penyajian 3,5
kategori valid, nilai rata-rata kevalidan bahasa 3,5 dengan kategori valid, dan nilai
aspek penilaian validator sudah memenuhi kriteria kevalidan 3,7 dengan kategori
sangat valid, akan tetapi ada beberapa saran ahli validasi yang perlu diperhatikan.
Saran tersebut yaitu: (1) sampul sebaiknya jangan warna hitam, (2) menggunakan
Aspek- aspek yang dinilai pada observasi aktivitas peserta didik meliputi
(1) aspek petunjuk, (2) aspek cakupan aktivitas, (3) bahasa. Hasil validasi
observasi aktivitas peserta didik untuk setiap aspek pengamatan dapat dilihat pada
[
Sumber : Data Hasil Validasi Aktivitas Peserta Didik Pada Lampiran 13
Pada tabel 4.5 menujukkan bahwa nilai rata-rata kevalidan aspek petunjuk
3,6 dengan kategori valid, nilai rata-rata kevalidan aspek cakupan aktivitas peserta
didik 3,5 dengan kategori valid, dan nilai rata-rata kevalidan bahasa 3,5 dengan
kriteria kevalidan 3,6 dengan kategori sangat valid, akan tetapi ada beberapa saran
ahli validasi yang perlu diperhatikan. Saran tersebut yaitu, rentang waktu
2) Uji Keterbacaan
Sebelum dilakukan uji coba model PBL pada kelas X tata boga, terlebih
berupa buku siswa dan job sheet dapat terbaca dengan jelas dan mudah
dipahami peserta didik dan apakah perangkat pembelajaran RPP dapat terbaca
dengan jelas oleh guru. Selain itu, tahap ini juga merefleksikan perangkat
71
waktu yang cukup lama untuk mengajarkan model project based learning kepada
peserta didik agar semua tahap benar- benar terlaksana sehingga menghasilkan
pembelajaran yang digunakan pada pelajaran dasar boga selama 8 jam/hari selama
dua hari. Uji keterbacaan ini dilaksanakan selama dua hari, sebelum uji coba
3) Uji coba
pada kelas X boga A. Pada pelaksanaan uji coba dilakukan peserta didik diberikan
pre test untuk melihat hasil belajar peserta didik sebelum diimplementasikan
model project based learning. Data yang diperoleh dari tahap uji coba ini meliputi
data tugas nilai proyek peserta didik, nilai sikap peserta didik terhadap tugas
proyek, aktivitas peserta didik, hasil belajar, buku siswa dan respon peserta didik
4) Implementasi
pada dua siklus dengan empat kali pertemuan. Pada tahap implementasi peserta
didik diberikan post test pada akhir siklus untuk melihat peningkatan hasil belajar
72
peserta didik pada tahap uji coba dan untuk melihat keunggulan pengembangan
Nilai hasil belajar peserta didik diukur dengan pre test dan post test hasil
belajar peserta didik, data hasil belajar peserta didik diperoleh dengan
menggunakan soal pilihan ganda. Untuk pre test diberikan kepada peserta
didik untuk melihat nilai awal peserta didik sebelum penerapan model PBL pada
proses pembelajaran dan post test diberikan untuk mengukur perbadingan model
konvensional dengan model PBL. Post test diberikan pada setiap sekali
pertemuan yaitu pada hari pertama sebelum melakukan proyek atau praktek
pengolahan makanan. Adapun nilai hasil belajar peserta didik dapat dilihat pada
tabel berikut.
1. Subjek Penelitian 41
3. Rata-Rata 80
5. Varians 35,1
6. Range 20
7. Skor Maksimun 90
8. Skor Minimum 70
80 dengan skor ideal 100, standar deviasi 5,92, varians 35,1, range 20, skor
maksimun 90 dan skor minimum 70. Apabila nilai tes hasil belajar tersebut
dikelompokkan dalam lima kategori yang dimodifikasi dari Arikunto (2003: 205),
56-65 Cukup 0 0
40-55 Kurang 0 0
Pada tabel 4.7 di atas terlihat bahwa terdapat 0% atau tidak ada peserta
didik yang memiliki nilai cukup, kurang, dan sangat kurang, 12 peserta didik
memiliki nilai baik dengan persentase 38,7 dan terdapat 19 peserta didik kategori
sangat baik dengan persentase 61,3. Nilai hasil belajar peserta didik
dikelompokkan dalam pre test dan post test dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut.
Tabel 4.8 dapat dilihat pada pre test nilai peserta didik berada pada
pembelajaran model PBL, post test pada pertemuan pertama nilai dengan
kategori baik persentase 74,4 dan pertemuan kedua persentase 85,6 dengan
kategori dengan kategori sangat baik. Dari pre test dan post tes tersebut dapat
dilihat peningkatan adanya peningkan yang yang signifikan dari ketiga kategori
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Pre Test Siklus I Siklus II
model pembelajaran PBL. Nilai proyek peserta didik diperoleh dari pekerjaan
proyek yang dilakukan peserta didik sesuai dengan perencanaan yang dibuat
peserta didik. Proyek yang diberikan peserta didik untuk melihat kemampuan
peserta didik terhadap penguasaan dan penerapan materi, kerja sama dan
pengelolaan waktu. Nilai proyek peserta didik dapat dilihat pada Tabel 4.8
berikut.
Tabel di atas menujukkan bahwa rata nilai proyek peserta didik dengan
I 20 % siklus II 1 %.
75
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Pre Test Siklus I Siklus II
dikembangkan dapat dilihat pada tabel 4.9. Adapun hasil rangkuman data aktivitas
pelajaran
4. Mengambil bahan yang seseuai dengan project (menu) yang 83,9 85,5
diberikan
Data tabel 4.10 menujukkan nialai aktivitas peserta didik dengan kriteria
penilian yaitu: (1) memperhatikan dengan cermat penjelasan guru tentang materi
pelajaran siklus I 75,8 dan siklus II 79 kategori baik, (2) membaca dan memahami
buku siswa siklus I 77,4 dan siklus II 83 (3) membuat perencanaan project
(menu) yang diberikan oleh guru siklus I 83,9 dan siklus II 85,5 (4) mengambil
bahan yang seseuai dengan project (menu) yang diberikan siklus I 75 dan siklus
dengan perencanaan yang telah dibuat siklus I 75,8 dan siklus II 79,8 (6)
mempersentasekan hasil project (menu) setiap kelompok siklus I 76,6 dan siklus
II 81,4 (7) merespon penjelasan teman siklus I 71,8 dan siklus II 84,7(8)
melakukan aktivitas yang tidak berkaitan dengan KBM siklus I 77,1 dan siklus II
82,2 dengan kesimpulan ada peningkatan yang signifikan denga rata-rata siklus I
77,1 % dan siklus II 82,2 % dapat dilihat pada diagram dibawah ini.
4.4
4.2
3.8
3.6
3.4
3.2
Siklus I Siklus II
guru dalam mengelola pembelajaran dengan model PBL pada aspek kegiatan awal
siklus I 3,5 dan siklus II 3,7, pembelajaran inti siklus I 3,7 dan siklus II 4,3,
kegiatan akhir siklus I 3,5 dan siklus II 4,0, pengelolaan waktu siklus I 4,0 dan
siklus II 4,3 dan suasana kelas siklus I 3,0 dan siklus II 4,5. Dapat disimpulkan
bahwa dari hasil pengatan dengan melihat hasil rata-rata ada peningkatan yang
signifikan dengan nilai siklus I 3,54 dan siklus II 4,2 dengan kategori sangat
tinggi dengan kesimpulan ada peningkatan yang signifikan denga rata-rata siklus
3,54 % dan siklus II 4,2 % dapat dilihat pada diagram dibawah ini.
78
4.4
4.2
3.8
3.6
3.4
3.2
Siklus I Siklus II
2. Positif 4,7
3. Negatif 0
Data respon peserta didik pada tabel 4.12 dengan tiga indikator penilaian
yaitu: buku siswa, job sheet, dan cara guru mengajar dengan kriteria sangat
120
100
80
60
40
20
0
Sangat Positif Positif Negatif
d. Disseminate (Penyebaran)
dikembangkan pada yang lebih luas. Tahap penyebaran yang dilaksanakan dalam
penelitian ini adalah penyebaran pada sekolah lain di wilayah kota Makassar
B. Pembahasan
Hasil uji coba yang telah dilakukan dapat digunakan untuk melihat sejauh
mana baik tidaknya model pembelajaran dan perangkat yang telah dibuat sesuai
dengan model PBL adapun perangkat yang telah dirancang dalam hal ini rencana
berdasarkan nilai kevalidan, nilai kepraktisan, dan nilai keefektifan dari perangkat
tersebut
telah ditemukan beberapa masalah yaitu, peserta didik kurang aktif dalam proses
kurangnya tugas atau tes yang digunakan oleh guru misalnya tes formatif. Hasil
utamnya pada hasil proyek atau praktikum peserta didik juga disebabkan karena
hasil akhir praktikum tidak dilakukan evaluasi atau persentase proyek sehingga
a. Define (Pendefinisian)
adalah rendahnya motivasi dan hasil belajar mata pelajaran dasar boga. Selama ini
masih cenderung satu atau dua arah dan terpusat pada guru. Pada saat kegiatan
pembelajaran dilaksanakan hanya beberapa peserta didik yang aktif bertanya dan
menanggapi pertayaan guru, peserta didik yang lainnya cenderung pasif. Maka
Peserta didik yang menjadi subjek penelitian ini adalah siswa kelas X
SMK Negeri 6 Makassar pada tahun pelajaran 2014/2015. Pada analisis peserta
didik tentang latar belakang pengetahuan kognitif dan psikomotor peserta didik,
dari berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Jika ditinjau dari perkembangan
cenderung pasif dan kurangnya daya ingat peserta didik karena kurangnya
evaluasi formatif yang diberikan oleh guru sehingga peserta didik pada saat
3) Analisis Materi
yang harus dimiliki peserta didik. Adapun kompetensi atau materi yang di ambil
dalam penelitian ini adalah potongan bahan makanan dan teknik pengolahan
makanan .
4) Analisis Tugas
Berdasarkan hasil analisis, tugas yang diberikan peserta didik oleh guru
dipadukan dengan tugas yang mampu melatih kreatifitas peserta didik dan
bertanggung jawab agar daya ingat tentang materi terserap dengan baik.
kesempatan selama dua hari untuk menyelesaikan tugas proyek, pada hari
tugas proyek yang akan dilakukan, jam pembelajaran terakhir peserta didik
diberi tes formatif untuk hasil belajar materi yang telah diajarkan. Pada hari
ke dua peserta didik pengambil alat dan bahan untuk pengolahan makanan
b. Design (Perancangan)
merupakan aspek utama pada tahap design ini. Tahap ini terdiri atas empat
langkah yaitu:
1) Penyusunan Tes
dan tes hasil belajar terhadap penguasaan materi potongan bahan makanan, dan
2) Pemilihan Media
dalam model pembelajaran project based learning ini adalah media power
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), materi ajar (buku siswa) dan job sheet.
3) Pemilihan Format
Demikian halnya dengan format buku siswa dan job sheet disesuaikan dengan
yang akan diambil dalam penelitian ini yaitu materi potongan bahan makanan dan
buku siswa, job sheet dan isntrumen penilaian berupa; instrumen aktivitas peserta
didik, pengelola pembelajaran, tes hasil belajar dan respon peserta didik.
c. Develop (Pengembangan)
yang telah disusun pada tahap define. Walaupun telah dirancang pada
tahap design, hasil rancangan tersebut masih dianggap sebagai bentuk awal
1) Validasi Ahli
PBL di ujikan. Perangkat pembelajaran yang telah di validasi di sebut draft II.
84
2) Uji keterbacaan
berupa RPP, buku siswa, dan job sheet dapat terbaca dengan jelas oleh guru
Kegiatan ini mencakup uji coba model pembelajaran pada peserta didik
kecocokan antar waktu yang direncanakan dalam RPP. Hasil uji keterbacaan
3) Uji Coba
diujicobakan. Uji coba hanya dilakukan pada satu kelas saja, pada tahap uji coba
peserta didik diberikan pre test untuk melihat hasil belajar peserta didik sebelum
diimplementasikan. Hasil uji coba juga untuk mendapatkan masukan dari peserta
digunakan. Kelas untuk uji coba pengembangan model project based learning ini
4) Implementasi
keunggulan model project based learning, pada tahap ini peserta didik diberikan
post test pada akhir tiap siklus untuk melihat peningkatan hasil belajar peserta
d. Diseminate (Penyebaran)
Negeri 4 Makassar dan SMK Negeri 8 Makassar pada jurusan tata boga.
Berdasarkan hasil sosialisai tersebut beberapa saran dan komentar dari guru- guru
sekolah penggandaan perangkat pembelajaran buku siswa dan job sheet untuk
a. Validitas
penilaian validator ahli. Hasil analisis validasi perangkat pembelajaran pada tabel
4.1, tabel 4.2, tabel 4.3 dan tabel 4.4 menujukkan bahwa seluruh perangkat yang
memenuhi kriteria valid, tetapi tetap perlu diadakan revisis kecil untuk
Menurut Depdiknas, (2008: 12) buku yang baik adalah buku yang ditulis
dengan menggunakan bahasa yang baik dan mudah dimengerti, disajikan secara
86
berisi tentang ilmu pengetahuan yang dapt digunakan oleh peserta didik untuk
belajar.
b. Keefektifan
peserta didik terpenuhi, (2) kemampuan guru mengelola pembelajaran tinggi, (3)
respon peserta didik positif, dan (4) persentase ketuntasan belajar peserta didik
Data hasil belajar peserta didik diperoleh dari dua aspek penilaian yaitu
dan soal pilihan ganda yang terdiri dari 30 butir soal. Hasil belajar peserta didik
untuk tes kempuan kognitif diperoleh setiap awal pertemuan praktek tes hasil
proyek atau psikomotor diperoleh pada hari kedua pembelajaran. Tes kedua
PBL. Tabel 4.5 menujukkan bahwa pemahaman peserta didik terhadap materi
yang diajarkan baik dan ketuntasan klasikal telah tercapai. Hal ini menujukkan
pelajaran yang disampaikan oleh guru dengan model PBL dan perangkat
Menurut Ridwan dan Sunarto (2007: 52), nilai rerata dari kelompok data,
diperkirakan dapat mewakili seluruh nilai data yang ada dalam kelompok tersebut.
Nilai peserta didik sebelum penelitian dan setelah penelitian sebagaiman yang
dilaporkan pada tabel 4.6 terlihar bahwa terdapat peningkatan yang sangat
peserta didik baik secara kognitif maupun psikomotor disebabkan karena model
Keidealan aktivitas yang dilakukan oleh peserta didik tidak terlepas dari
dengan pemberian proyek kepada peseta didik dapat terselesaikan dalam waktu
sangat tinggi. Beberapa komponen yang dijadikan acuan keberhasilan guru dalam
waktu dalam RPP, dan suasana kelas selama proses pembelajaran, sehingga
Penilaian peserta didik dalam angket respon peserta didik yang telah
diambil telah diasumsikan sebagai pendapat siswa yang sebenar- benarnya sebab
mencantumkan kolom untuk identitas peserta didik pada engket respon peserta
positif hal ini berarti peserta didik pada umumnya dengan model PBL dapat
buku siswa sebaiknya dikuragi atau glosarium kata pada buku siswa diperbanyak.
Selain itu terdapat beberapa respon postif yang diberikan kepada peserta didik
penyelesai proyek dimana mereka telah memahami materi karena adanya tes
c. Kepraktisan
Hasil uji coba model pembelajaran praktik PBL yang telah dirancang
model Project Based Learning (PBL) berada pada kategori sangat tinggi. Hal ini
telah terlaksana seluruhnya. Hal ini menujukkan bahwa model PBL telah
BAB V
A. Kesimpulan
sebagai berikut:
hasil observasi dimana model pembelajaran yang diterpakan guru hanya satu
dua arah yang bersifat monoton yang tidak dipadukan dengan tugas dan tes
learning.
pada model 4D, meliputi: (1) Define (Studi Pendahuluan) yaitu: mengetahui
kondisi awal yang telah dikemukakan pada kondisi pembelajaran dasa boga,
analisis pserta didik dimana peserta didik masih kurang aktif dalam proses
penelitian ini dua kompetensi yaitu potongan bahan makanan dan teknik
pengolahan makanan, dan analisis tugas dimana peserta didik yang dirancang
yaitu dengan memberikan tugas proyek secara. (2) Design (Perancangan) yaitu:
91
pada tahap ini dilakukan perancangan bentuk awal materi pembelajaran yaitu
penyusunan tes berupa tes formatif secara lisan dan tes sumatif secara tulisan
point dan perangkat pembelajaran yang digunakan RPP, buku siswa, job sheet,
pada tahap ini dilakukan modifikasi bentuk awal materi pembelajaran yang
telah disusun pada tahap define. Pada tahap design, rancangan pengembangan
RPP, buku siswa, dan job sheet dari hasil rancangan tersebut divalidasi oleh
tim ahli materi dan ahli perangkat pembelajaran sebelum dilakukan beberapa
uji coba kemudian direvisi berdasarkan hasil refleksi uji coba kemudian
3. Berdasarkan dari hasil penelitian model project based learning valid, efektif
dan praktis digunakan dengan melihat beberapa kriteria yaitu: (1) validitas
menghasilkan kategori sangat valid (2) data hasil belajar kognitif, afektif dan
baik dan (3) respon peserta didik memberikan respon positif dan pengelola
B. Saran
Adapun saran-saran yang dapat penulis kemukakan dalam tesis ini adalah
sebagai berikut.
learning ini melihat hasil dan respon positif yang diperoleh selama proses
pembelajaran.
sekolah
pembelajaran kooperatif untuk model dan materi yang lain dengan melakukan
DAFTAR PUSTAKA
Arifin Tyaiyah 2008 Modul Dasar- Dasar memasak oriental dan kontinental.
Makassar
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta. Rineka Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain, Aswan. 2006. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: Rineka Cipta.
Djamin, A. (1999). Peningkatan Profesionalisme Guru Indonesia pada Abad
21. (Online). Tersedia: http//bppndik.tripod, A. 1999. .com/guru21.
Htm (15 April 2006).
Monchai Tiantong. April 2013. The project-based online learning Model based on
student's Multiple Intelligence: International Journal of Humaniora dan
Ilmu Sosial, (OnlineP) Vol. 3 Nomor 7.
(http://www.jgbm.org/page/19%20Tzu-Pu%20Wang.pdf, diakses 26
November 2014)
Mustafa, F.Y. 2005. Tantangan Guru di Era Global dan Otoda. (Online).
Tersedia: http://www.jbsward.com/modules.php. (15 April 2006).
Soetjipto dan Kokasi Raflis. 1994. Profesi Keguruan. Jakarta. Rineke Cipta.