TUGAS
Oleh
RIFQI NUR HANAFI
NO.UKG 201503144130
PENDAHULUAN
besar (PSBB). Kondisi ini mengharuskan masyarakat untuk tetap diam di rumah,
belajar dari rumah melalui pembelajaran daring. Kesiapan dari pihak penyedia
perangkat pendukung seperti komputer atau laptop, gawai, dan alat bantu lain
sebagai perantara yang tentu saja harus terhubung dengan koneksi internet.
Peserta Didik beserta unsur yang ada di dalamnya. Guru merupakan faktor yang
paling dominan yang menentukan kualitas pembelajaran. Kualitas pembelajaran
yang baik, tentu akan menghasilkan hasil belajar yang baikpula. Menurut
memahami karakter Peserta Didik”. Salah satu tuntutan guru tersebut adalah
metode pembelajaran yang digunakan guru itu tepat maka pencapaian tujuan
menyenangkan.
bahwa proses pembelajaran bertujuan untuk melatih manusia agar menjadi lebih
bisa dan menjadi lebih baik, sehingga guru harus dapat sedemikian rupa
kendala baik faktor internal maupun faktor eksternal. Kendala faktor internal
terjadi di dalam diri peserta didik itu sendiri diantaranya: (1) kemauan dan
keingintahuan tentang tugas yag diberikan guru selama daring yang masih
rendah; (2) banyak peserta didik yang kurang memperhatikan materi yang
disampaikan oleh guru selama daring. Berdasarkan keluhan dari peserta didik
bahwa banyak guru yang hanya memberi tugas selama daring untuk merangkum,
menyalin materi dari buku ajar dan ditulis manual dan dipelajari. Peserta didik
mengalami kesulitan dalam belajarnya. Salah satu keluhan dari peserta didik
besar dalam layanan Bimbingan dan Konseling, serta merupakan layanan yang
efisien, terutama dalam menangani masalah rasio jumlah konseli dan konselor.
kekuatan yang dimiliki peserta didik secara optimal, membantu Peserta Didik
Indonesia, 2014:33)
. Senada dengan pendapat Gazda (Mastur dan Triyono, 2014)
Didik melalui kegiatan secara klasikal yang disajikan secara sistematis, dalam
yang baik.
antara guru bimbingan dan konseling atau konseling dengan Peserta Didik atau
arti mengandung makna mendidik dan membimbing. Hal tersebut menjadi fakta
dan gambaran yang menarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut dalam
belajar Peserta Didik yaitu hasil belajar. Kaitannya dengan layanan bimbingan
belajar, terdapat beberapa data pendukung lain yang diperoleh peneliti dalam
studi pendahuluan.
dibangun serta dari produk yang dihasilkan dalam proses pembelajaran berbasis
dengan cara memaksimalkan daya pikir dan kreatifitas. Dengan demikian tujuan
Didik Kelas XI MIPA 1 SMA PMS KENDAL Tahun Pelajaran 2020 / 2021”
2021
berikut:
2020/2021.
berikut:
praktis:
daring.
c. Bagi Sekolah
proses mental yang dilakukan individu berupa gagasan atau produk baru, atau
dirinya).
dalam menciptakan hal-hal baru, baik dalam bentuk gagasan atau karya nyata,
dalam bentuk karya baru, maupun hasil kombinasi dari hal-hal yang sudah ada.
produk, atau gagasan apa saja yang pada dasarnya baru, dan sebelumnya tidak
melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, baik
dalam bentuk ciri-ciri aptitude maupun non aptitude, baik dalam karya baru
maupun kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada, yang semuanya itu relatif
berbeda dengan yang telah ada sebelumnya
bersama mereka. Belajar kreatif adalah aspek penting dari upaya kita
hobi atau hiburan bagi kita. Kita makin menyadari bahwa belajar kreatif
dapat mempengaruhi, bahkan mengubah karir dan pribadi kita. Di
terbuka terhadap pengalaman baru dan luar biasa, luwes dalam berpikir dan
mandiri.
ide.
1. Imajinatif
5. Melit
6. Senang berpetualang
7. Penuh energy
8. Percaya diri
Lebih jauh Utami Munandar, ciri-ciri afektif orang yang kreatif meliputi:
rasa ingin tahu, merasa tertantang terhadap tugas majemuk. Orang kreatif juga
dianggap berani mengambil risiko dan dikritik, tidakmudah putus asa, dan
seseorang diantaranya
pertanyaan.
menemukan dan menciptakan sesuatu hal baru, cara-cara baru, model baru yang
berguna bagi dirinya dan masyarakat. Hal baru itu tidak perlu selalu sesuatu yang
sama sekali tidak pernah ada sebelumnya, tetapi individu menemukan kombinasi
baru, hubungan baru, kontruk baru yang memiliki kualitas yang berbeda dengan
keadaan sebelumnya. Jadi, hal baru itu adalah sesuatu yang sifatnya inovatif.
divergen dan bukan berpikir konvergen. Berpikir divergen adalah proses berpikir
melihat suatu masalah dari berbagai sudut pandangan, atau menguraikan suatu
Peserta Didik sendiri. Situasi demikian menuntut pula sikap yang lebih
“Layanan bimbingan yang berorientasi pada klasikal Peserta Didik dalam jumlah
yang cukup besar antara 30-40 orang Peserta Didik (sekelas)”. Sedangkan
yang sasarannya pada seluruh Peserta Didik dalam kelas atau gabungan beberapa
dan menjadi aktivitas yang rutin diberikan kepada Peserta Didik oleh konselor.
membagi menjadi empat bidang bimbingan yaitu pribadi, belajar, sosial dan
karir.
Layanan dengan format klasikal ini sifatnya preventif, hal ini seperti yang
diungkapkan oleh Supriyo (2010:15) bahwa layanan klasikal ini lebih bersifat
preventif dengan tujuan menjaga agar tidak muncul masalah atau menekan
merupakan usaha untuk menjaga agar keadaan yang sudah baik agar tetap baik
para Peserta Didik di kelas secara terjadwal. Kegiatan bimbingan klasikal ini
bisaberupa diskusi kelas, tanya jawab, dan Praktik langsung. Bimbingan klasikal
tempat, materi layanan, tujuan atau arah pengembangan, metode dan teknik,
Peserta Didik, layanan ini ditujukan untuk seluruh Peserta Didik. Bimbingan
bimbingan ini kepada Peserta Didik. Kegiatan bimbingan kelas ini bisa berupa
bimbingan kepada para Peserta Didik. Kegiatan bimbingan kelas ini bisaberupa
konseli.
Didikyang meliputi bidang pelajaran, bidang sosial, dan bidang karir”.Yusuf &
terjadinyatingkah laku yang tidak diharapkan atau membahayakan diri dari orang
bidang sosialdan bidang karir serta untuk menghindarkan Peserta Didik dari
e. Sistem penyampaian/metode
menjawab)
Learning
seperti Amerika Serikat. Pembelajaran berbasis proyek menurut para ahli sebagai
berikut:
hlm. 23).
pada pendekatan project based learning, guru berperan sebagai fasilitator bagi
pembelajaran berbasis proyek ini, Peserta Didik dapat menggali suatu materi
dengan menggunakan berbagai cara yang bermakna bagi dirinya. Peserta Didik
mengukur, memonitor dan menilai semua hasil belajar dan sumber belajar bisa
belajar, dalam hal ini tidak semua karakteristik dari model pembelajaran tersebut
Didik.
sudah dijalankan.
Learning
pengalamannya sendiri.
faham kontruktivisme.
bertumpu pada kegiatan belajar aktif dalam bentuk kegiatan (melakukan sesuatu)
dari pada kegiatan pasif seperti guru hanya mentransfer ilmu pada tersebut.
orang lain dan memperkenalkan ide sendiri kepada orang lain, adalah suatu
Tabel 2.1
Sintaks Model Project Based Learning (PjBL)
LANGKAH
AKTIVITAS GURU AKTIVITAS PESERTA DIDIK
KERJA
Guru menyampaikan
topik dan
Mengajukan pertanyaan mendasar apa yang
Pertanyaan
mengajukan pertanyaan harus dilakukan peserta didik terhadap topik/
Mendasar
bagaimana cara pemecahan masalah.
memecahkan masalah.
membuat kesepakatan
Peserta didik menyusun jadwal penyelesaian
Menyusun
tentang jadwal pembuatan
proyek dengan memperhatikan batas waktu
Jadwal
proyek (tahapan-tahapan
yang telah ditentukan bersama.
Pembuatan
dan
pengumpulan).
mengalami kesulitan.
Menguji Hasil memantau keterlibatan dibuat dan membuat laporan produk/ karya
ketercapaian standar.
Guru membimbing proses
kesimpulan.
halnya Winkel (2004: 99) yang menyatakan bahwa “kreativitas belajara dalah
keseluruan daya penggerak psikis dalam diri Peserta Didik yang menimbulkan
arahan pada kegiatan belajar itu demi mencapai tujuan”. Seorang Peserta Didik
yang memiliki kreativitas belajar yang tinggi akan menampilkan ciri-ciri atau
belajar mandiri, cepat bosan pada tugas yang rutin, dapat mempertahankan
pendapatnya, rela untuk mengeluarkan biaya yang lebih untuk belajar, senang
yang optimal.
mereka memuja sebuah hasil tanpa mengenal proses. Mereka menginginkan nilai
yang bagus namun mereka tidak peduli proses yang seharusnya mereka jalani,
bahwa untuk dapat memperoleh nilai yang bagus mereka harus belajar terlebih
dahulu. Mereka cenderung cepat bosan pada saat menerima pelajaran dan
rendah menyebabkan fenomena yang sering terjadi yaitu banyak Peserta Didik
yang merasa malas belajar, tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru,
banyak model dalam bimbingan klasikal yang dapat diaplikasikan oleh konselor
Callahan, Travisan dan Brown (dalam Sunawan, 2018) diketahui bahwa model
berpusat pada guru atau konselor dan model pembelajaran berpusat pada Peserta
Didik. Terkait dengan model pembelajaran berpusat pada guru atau konselor,
aplikasi google meet dengan pertimbangan bahwa aplikasi ini sudah banyak
digunakan oleh Peserta Didik dan Guru di sekolah tempat saya mengajar dan
mempunyai fitur gratis sehingga tidak terlalu membebani terutama peserta didik
learning secara daring akan dapat membantu Peserta Didik dalam meningkatkan
kreativitas belajar. Selain hal itu, akan membantu tercapainya layanan yang
diberikan dengan lebih optimal dan menjadi daya tarik tersendiri bagi para
Peserta Didik.
(2) tidak terdapat peningkatan yang signifikan pada kebiasaan belajar Peserta
Didik dari efektivitas layanan informasi pada klasikal kontrol melalui
keempat aspek dengan rincian, pada aspek attention sebesar 11,28% dari 73,04%
pada siklus I menjadi 84,32% pada siklus II, pada aspek relevance meningkat
sebesar 9,64% dari 76,55% pada siklus I menjadi 86,19% pada siklus II, pada
aspek confidence meningkat sebesar 10,62% dari 71,56% pada siklus I menjadi
82,18% pada siklus II, dan pada aspek satisfaction meningkat sebesar 14,88%
dari 71,79% pada siklus I menjadi 86,67% pada siklus II. Hasil belajar
meningkat sebesar 14,29% dari 71,42% pada siklus I menjadi 85,71% pada
siklus II. Hasil ini menunjukkan bahwa model Project based learning dapat
Dari uraian kajian pustaka di atas, hipotesis tindakan dalam penelitian ini
adalah layanan bimbingan klasikal dengan Project based learning secara daring
Sekolah, dan pihak lainnya yang dipercaya dalam membantu proses pelaksanaan
kegiatan penelitian.
oleh tim yaitu guru BK, Kepala Sekolah, dan Peneliti itu sendiri. Sehingga ketika
proses penelitian, semua pihak bisa saling belajar dan saling bekerjasama untuk
merupakan obyek atau apa yang akan menjadi titik perhatian suatu penelitian.
variabel yang lain atau variabel akibat atau disebut sebagai variabel
Belajar
peneliti tidak perlu menentukan mana populasi dan mana sampel. Dikarenakan
permasalahan yang diteliti adalah masalah yang dialami oleh subyek penelitian
yang memiliki masalah secara konkrit (nyata). Oleh sebab itu, maka arti Populasi
dan sampel diganti dengan sebutan subyek penelitian. Hal ini berguna
konkrit tersebut.
Dalam penelitian ini, subyek yang ingin diteliti adalah peserta didik kelas
berupa observasi. Selain itu, instrumen berupa skala Likert juga banyak
observasi, yaitu pengertian secara sempit dan luas. Dalam arti sempit
yang berlangsung
pilihan respon yang terdiri dari respon Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S),
Kurang Sesuai (KS), dan Tidak Sesuai (TS). Setiap indikator dari data
ini yaitu tentang kreativitas belajar Peserta Didik oleh karena itu
Nilai skor setiap respon pada skala ini adalah sebagai berikut :
No Respon Skor
1 Sangat Sesuai (SS) 1
2 Sesuai (S) 2
3 Kurang Sesuai (KS) 3
4 Tidak Sesuai (TS) 4
Tabel 3.3
Kisi-Kisi Instrument Skala Kreativitas belajar Peserta Didik
belajar 1, 5, 6, 6
11*, 13, 17
Total 23
koefisien korelasi (riy) > 0,30. Selain itu, menurut Arikunto (2012)
(riy) > 0,21. Pada penelitian ini peneliti menentukan validitas item
valid apabila koefisien korelasi (riy) > 0,21. Namun apabila terdapat
koefisien validitas kurang dari 0,21 maka item tersebut memiliki daya
korelasi (riy) > 0,21, berkisar dari angka 0,235 – 0,704 sehingga 23
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.916 33
Berdasarkan dari uji reliabilitas skala di atas, diperoleh hasil
mendekati 1,00. Oleh karena itu, skala tersebut layak untuk dijadikan
Memiliki Kreativitas Belajar yang Tinggi. Artinya ketika hasil instrumen sudah
diolah serta dianalisis dan mendapatkan persentase lebih dari 75 % maka dapat
mendapatkan persentase kurang dari 80% maka penelitian ini perlu diulang
Teknik analisis data yang digunakan dalam PTBK pada umumnya berupa
baik yang berbentuk kuantitatif maupun kualitatif. Teknik analisis deskripsi pada
model spiral yang dikemukakan oleh C.Kemmis dan Mc.Taggart dalam buku
Siklus 1
Refleksi Tindakan
Observasi
Observasi
Observasi
Observasi
Siklus 3
Refleksi Tindakan
Observasi
Hasil
Gambar 3.1
Skema Rangkaian Tahapan Penelitian
C.Kemmis dan Mc.Taggart
siklus yang berdaur dari perencanaan, pelaksanaan tindakan dan observasi, serta
1. Perencanaan
digunakan
sendiri.
3. Refleksi
telah diperoleh dari siklus I untuk mengetahui berhasil atau tidaknya tindakan
yang dilakukan. Hasil refleksi ini menjadi acuan untuk memperbaiki layanan
3.8.1.1 Perencanaan
sebagai berikut:
Pelajaran 2020/2021.
3.8.1.3 Refleksi
3.8.2.1 Perencanaan
kreativitas belajar
3.8.2.3 Refleksi
disempurnakan.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan pada saat
layanan klasikal dengan subjek penelitian peserta didik SMA PMS Kendal
Kelas XII IPA 1 dengan jumlah 33 orang yang terdiri dari 23 Peserta Didik
prempuan dan 10 Peserta Didik laki – laki. Penelitian ini dilaksanakan dua siklus
yaitu siklus I dan siklus II, tiap siklus terdiri dari 1X pertemuan tiap pertemuan
1X45 menit. Pengambilan data penelitian ini yaitu test dan nontest. Test pertama
berupa pretest. Pada kegiatan pretest Peserta Didik diminta untuk mengisi angket
kreativitas belajar sesuai dengan instrument soal yang sudah ditetapkan oleh
guru. Dari pelaksanaan pretest dapat diambil kriteria kreativitas peserta didik
Ternyata hanya dalam 2 siklus saja hasil belajar peserta didik mencapai target
peserta didik. Berdasarkan hasil penelitian di peroleh nilai pretest peserta didik
sebagai berikut :
Tabel 4.1 Tingkat Kreativitas belajar Peserta didik Pada Pra Tindakan
N
Nama Jumlah Persentase Tingkat Kreativitas
o
1 Putri Yunita 57 62 % Rendah
2 Alfi Amalia Fatmasari 68 74 % Rendah
3 ALAYDIA AUDIPUANNESA 73 79 % Sangat Rendah
4 AHMAD AINUN NAIM 68 74 % Rendah
5 FENNY DWI ANGELINA 67 73 % Sangat Rendah
6 M.ALFIYAN IMAMULMUTAQIN 58 63 % Rendah
7 SEKAR ELOK PRIYATIN 60 65 % Rendah
8 ZACKY ARIANSYAH 75 82 % Sangat Rendah
9 ANISA TRI BANOWATI 61 66 % Rendah
10 DIKA PRASETYO 70 76 % Sangat Rendah
11 FEBRIANA 61 66 % Rendah
12 ISTIQOMAH DIA SAFITRI 70 76 % Rendah
13 NISA NUR AZZARAH 66 72 % Rendah
14 CINDY NOVA EMILIANA 76 83 % Sangat Rendah
15 Vernanda Nurul Hikmah 66 72 % Rendah
16 Ardiyah Ananda Fatika Sari 79 86 % Sangat Rendah
17 BUDI ARJIANTO 75 82 % Rendah
18 Azalia Carissa 72 78 % Rendah
19 EROL SAFIQ ISMA ALIF 76 83 % Sangat Rendah
20 Nur Afifah 75 82 % Rendah
21 MUHAMAD NURFATONI 68 74 % Rendah
22 ANDIKA TRI RAMADHANU 72 78 % Sangat Rendah
23 CINDY AMELIA SAFITRI 75 82 % Sangat Rendah
24 AULINDA SESA ANANTI 66 72 % Rendah
25 RAIHAN 71 77 % Rendah
26 RIZQI NOVI FITRIANI 74 80 % Sangat Rendah
27 SANDY PRATAMA 84 91 % Sangat Rendah
28 ADINDA WULANDARI 61 66 % Rendah
29 RIKA AYU SEKAR MELATI 67 73 % Rendah
30 NANDA PERTIWI 60 65 % Rendah
31 SHYFA TORIQOH RIZQI 63 68 % Rendah
32 AYU LESTARI 68 74 % Rendah
33 UMMU HANI 76 83 % Sangat Rendah
1529
47%
RATA RATA
belajar peserta didik secara klasikal 47 % Sedangkan peserta didik yang sangat
kreativitas yang rendah . Hal ini menunjukkan dari kriteria ketuntasan minimal
peserta didik tergolong rendah dan belum tuntas. Setelah pretes dillaksanakan,
kreativitas belajar peserta didik, maka direncanakan dalam suatu siklus sebagai
berikut
4.3.1 Siklus 1
wawancara awal kepada wali kelas XI MIPA 1. Setelah itu peneliti meminta ijin
kepada pihak sekolah untuk melakukan proses pra penelitian dan penelitian
dimana melalui kepala SMA PMS Kendal . setelah itu peneliti menyiapkan
instrument yang akan disebar kepada peserta didik . Selain itu, peneliti juga
dengan topik penelitian yaitu kreativitas belajar dimana dalam tema tersebut
terdapat beberapa indikator yang bisa dijadikan bahan materi dalam pemberian
layanan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Selain RPL, peneliti juga
merancang panduan observasi yang digunakan sebagai tolak ukur selama proses
klasikal dengan model Project based Learning sesuai prosedur dan perencanaan
1 kali pertemuan setiap siklusnya, tiap kali pertemuan peneliti memberi materi
kreativitas belajar dan dianalisis. Peneliti memanfaatkan fitur web meeting yang
layanan bimbingan klasikal selesai diberikan yaitu selama 1 minggu. Dalam hal
ini, peneliti berkolaborasi dengan guru bimbingan dan konseling (BK) untuk
Hasil yang didapatkan dari pengolahan data observasi ialah ketika proses
berkembang, dalam arti kurang mengamati dan memahami karakter dari seluruh
subjek sehingga terkesan monoton dan tidak efektif. Selain itu, dikarenakan
pemberian layanan dilakukan pada siang hari, terlihat para subjek sudah lelah
dan bosan karena padatnya materi pembelajaran daring pada hari itu, sehingga
hal tersebut menjadi salah satu penyebab kurang berhasilnya pemberian layanan
Dimana beberapa subjek masih merasa mudah bosan ketika guru mengajar yang
mengajar masih kurang dan partisipasi yang sangat minim dalam proses
yang berikutnya untuk lebih meningkatkan kreativitas belajar dari para subjek
tersebut.
untuk melihat keberhasilan tindakan yang diberikan, Adapun data hasil analisis
Tabel 4.3 Tingkat Kreativitas belajar Peserta didik Pada Pra Tindakan
N
Nama Jumlah Persentase Tingkat Kreativitas
o
1 Putri Yunita 57 62 % Rendah
2 Alfi Amalia Fatmasari 68 74 % Sedang
3 ALAYDIA AUDIPUANNESA 73 79 % Sedang
4 AHMAD AINUN NAIM 68 74 % Sedang
5 FENNY DWI ANGELINA 67 73 % Sedang
6 M.ALFIYAN IMAMULMUTAQIN 58 63 % Sedang
7 SEKAR ELOK PRIYATIN 55 60 % Rendah
8 ZACKY ARIANSYAH 75 82 % Sedang
9 ANISA TRI BANOWATI 61 66 % Sedang
10 DIKA PRASETYO 70 76 % Sedang
11 FEBRIANA 61 66 % Sedang
12 ISTIQOMAH DIA SAFITRI 55 60 % Rendah
13 NISA NUR AZZARAH 66 72 % Sedang
14 CINDY NOVA EMILIANA 76 83 % Tinggi
15 Vernanda Nurul Hikmah 66 72 % Sedang
16 Ardiyah Ananda Fatika Sari 79 86 % Tinggi
17 BUDI ARJIANTO 75 82 % Tinggi
18 Azalia Carissa 72 78 % Sedang
19 EROL SAFIQ ISMA ALIF 76 83 % Tinggi
20 Nur Afifah 75 82 % Tinggi
21 MUHAMAD NURFATONI 55 60 % Rendah
22 ANDIKA TRI RAMADHANU 72 78 % Sedang
23 CINDY AMELIA SAFITRI 75 82 % Tinggi
24 AULINDA SESA ANANTI 66 72 % Sedang
25 RAIHAN 71 77 % Sedang
26 RIZQI NOVI FITRIANI 74 80 % Sedang
27 SANDY PRATAMA 84 91 % Tinggi
28 ADINDA WULANDARI 61 66 % Sedang
29 RIKA AYU SEKAR MELATI 67 73 % Sedang
30 NANDA PERTIWI 51 55 % Rendah
31 SHYFA TORIQOH RIZQI 63 68 % Sedang
32 AYU LESTARI 68 74 % Sedang
33 UMMU HANI 76 83 % Tinggi
2236
68 %
RATA RATA
Learning Hal ini menunjukkan dari ketuntasan klasikal dengan kriteria peserta
yang memiliki kreativitas belajar dalam kategori rendah, dan 24 peserta didik
dalam kategori sedang . Oleh karena itu, peneliti akan melakukan tahap
based Learning mulai dari keberhasilan, hambatan yang dihadapi beserta cara
Project based Learning pada siklus I berjalan dengan baik dan lancar serta sesuai
Kretivitas peserta didik pada siklus 1 ini tidak lepas dari adanya faktor dalam
4.3.2 Siklus 2
topik penelitian yaitu kreativitas belajar dimana dalam tema tersebut terdapat
beberapa indikator yang bisa dijadikan bahan materi dalam pemberian layanan
sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Selain RPL, peneliti juga merancang
klasikal dengan model Project based Learning sesuai prosedur dan perencanaan
1 kali pertemuan setiap siklusnya, tiap kali pertemuan peneliti memberi materi
kreativitas belajar dan dianalisis. Peneliti memanfaatkan fitur web meeting yang
layanan bimbingan klasikal selesai diberikan yaitu selama 1 minggu. Dalam hal
ini, peneliti berkolaborasi dengan guru bimbingan dan konseling (BK) untuk
berkembang, dalam arti kurang mengamati dan memahami karakter dari seluruh
subjek sehingga terkesan monoton dan tidak efektif. Selain itu, dikarenakan
pemberian layanan dilakukan pada siang hari, terlihat para subjek sudah lelah
dan bosan karena padatnya materi pembelajaran daring pada hari itu, sehingga
hal tersebut menjadi salah satu penyebab kurang berhasilnya pemberian layanan
Dimana beberapa subjek masih merasa mudah bosan ketika guru mengajar yang
mengajar masih kurang dan partisipasi yang sangat minim dalam proses
yang berikutnya untuk lebih meningkatkan kreativitas belajar dari para subjek
tersebut.
untuk melihat keberhasilan tindakan yang diberikan, Adapun data hasil analisis
N
Nama Jumlah Persentase Tingkat Kreativitas
o
1 Putri Yunita 85 92 % Tinggi
2 Alfi Amalia Fatmasari 82 89 % Tinggi
3 ALAYDIA AUDIPUANNESA 78 85 % Tinggi
4 AHMAD AINUN NAIM 77 84 % Tinggi
5 FENNY DWI ANGELINA 76 83 % Tinggi
6 M.ALFIYAN IMAMULMUTAQIN 80 87 % Tinggi
7 SEKAR ELOK PRIYATIN 72 78 % sedang
8 ZACKY ARIANSYAH 79 86 % Tinggi
9 ANISA TRI BANOWATI 83 90 % Tinggi
10 DIKA PRASETYO 84 91 % Tinggi
11 FEBRIANA 85 92 % Tinggi
12 ISTIQOMAH DIA SAFITRI 82 89 % Tinggi
13 NISA NUR AZZARAH 82 89 % Tinggi
14 CINDY NOVA EMILIANA 86 93 % sedang
15 Vernanda Nurul Hikmah 72 78 % sedang
16 Ardiyah Ananda Fatika Sari 85 92 % Tinggi
17 BUDI ARJIANTO 81 88 % Tinggi
18 Azalia Carissa 80 87 % Tinggi
19 EROL SAFIQ ISMA ALIF 84 91 % Tinggi
20 Nur Afifah 80 87 % Tinggi
21 MUHAMAD NURFATONI 80 87 % Tinggi
22 ANDIKA TRI RAMADHANU 81 88 % Tinggi
23 CINDY AMELIA SAFITRI 72 78 % Tinggi
24 AULINDA SESA ANANTI 81 88 % Tinggi
25 RAIHAN 74 80 % Tinggi
26 RIZQI NOVI FITRIANI 82 89 % Tinggi
27 SANDY PRATAMA 85 92 % Tinggi
28 ADINDA WULANDARI 82 89 % Tinggi
29 RIKA AYU SEKAR MELATI 84 91 % Tinggi
30 NANDA PERTIWI 77 84 % Tinggi
31 SHYFA TORIQOH RIZQI 76 83 % Tinggi
32 AYU LESTARI 77 84 % Tinggi
33 UMMU HANI 86 93 % Tinggi
2880
87 %
RATA RATA
Learning Hal ini menunjukkan dari ketuntasan klasikal dengan kriteria peserta
Siklus 1 Siklus 2
Kategori
f % F %
T (Tinggi) 5 17 % 30 90 %
S (Sedang) 24 72% 3 10 %
R (Rendah) 4 13% 0 0%
SR (Sangat Rendah) 0 0% 0 0%
Total 33 100 % 33 100 %
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa setelah dilakukannya
semua memiliki kreativitas belajar dalam kategori yang sedang. Dan 30 peserta
ditemukan bahwa dalam setiap harinya sudah ada peningkatan yang signifikan
dari para peserta didik dilihat dari par tisipasinya dalam belajar, dalam
dan pastinya dengan semua itu mereka merasa senang dan menerima
pembelajaran dengan lebih baik. Setelah hasil observasi dilakukan, maka peneliti
mencoba menganalisis hasil instrument yang telah disebarkan. Dibawah ini hasil
bimbingan klasikal
20 SR (Sangat Rendah)
2400% R (Rendah)
15 1800% S (Sedang)
T (Tinggi)
10
5
600%
27%
55%
18% 0%
13%
72% 0%
10%
0
Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2
meningkat hingga dalam kategori tinggi, dibuktikan dengan hasil instrumen dan
proses pemberian layanan dan juga proses pembelajaran selama 1 minggu. Hal
monoton, dan para peserta tampak lesu dan tidak bersemangat dikarenakan jam
Sedangkan, pada proses pemberian layanan dan observasi siklus II, Hal tersebut
tidak lepas dari usaha peneliti dalam menggunakan metode layanan yang
didapatkan hasil bahwa proses pemberian layanan telah mencapai target manimal
kreativitas belajar peserta didik kelas XI MIPA 1 SMA PMS Kendal berjalan
dengan baik dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan, yaitu adanya
yang dilaksanakan oleh Nova, Mardian Lisa., dkk. (2016 ) yang mengatakan
kreativitas belajar peserta didik dalam empat aspek yakni sikap perhatian dalam
belajar, rasa senang dalam belajar, kesiapan dalam belajar serta sikap aktif dalam
belajar. Hal itu dibuktikan dengan grafik yang signifikan dari awal hingga proses
oleh Sumitro, Auliah, dkk (2017) bahwa kreativitas belajar dapat ditingkatkan
yang baik antara guru bimbingan dan konseling dengan peneliti. Selain itu
respon positif dari para peserta didik juga menjadi salah satu kunci keberhasilan
pemberian layanan bimbingan klasikal ini. Selain itu juga, ternyata metode yang
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
data akhir siklus. Dari data hasil angket keativitas pada akhir
siklus II : 87%
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian, berikut ini dikemukakan saran-saran untuk
beberapa pihak:
1. Bagi guru pembimbing
Guru pembimbing dapat memberikan bimbingan dengan
mempertimbangkan hasil penelitian ini, sehingga dapat menyampaikan
materi bimbingan dengan metode pendekatan belajar yang kreatif dan
variatif.
2. Bagi Peserta Didik
Peserta didik dapat lebih aktif dalam mengikuti bimbingan klasikal
dengan menggunakan Project Based Learning maupun kegiatan
bimbingan yang diberikan oleh guru pembimbing.
3. Bagi peneliti lain