Anda di halaman 1dari 16

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,

RISET, DAN TEKNOLOGI

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAN


PERBUKUAN

PUSAT KURIKULUM DAN PERBUKUAN

CAPAIAN LAYANAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)

TAHUN 2021
CAPAIAN LAYANAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)

Pengarah

Anindito Aditomo, S.Psi., M.Phil., Ph.D. - Kepala Badan Penelitian dan


Pengembangan dan Perbukuan, Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia

Penanggung Jawab

Maman Fathurrohman, S.Pd.Si., M.Si., Ph.D. - Kepala Pusat


Kurikulum dan Perbukuan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia

Tim Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Kementerian Pendidikan dan


Kebudayaan Republik Indonesia
1. Dr. Yogi Anggraena,M.Si.
2. Dra. Ranti Widiyanti, M.Si.
3. Rizki Maisura,S.Psi..
4. Leli Alhapip, S.Pd., M.Eng.

Tim Penyusun
1. Dr. Naharus, M.Pd. - Universitas SebelasMaret
2. Dr. Ribut Purwaningrum, M.Pd. - Universitas SebelasMaret
3. Dr. Yusi Riska Yustiana, M.Pd. - Universitas Pendidikan Indonesia
4. Dr. Budi Purwoko, M. Pd. - Universitas NegeriSurabaya
5. R. Roy Miftahulhuda, S.Pd., M.Pd. - P4TK Penjas danBK
6. Eni Usmawati, S.Pd., M.Pd. - P4TK Penjas danBK
7. Herawati, S.Pd., M.Pd. - P4TK Penjas danBK
8. Anna Susanti, S.Pd., M.Pd. - P4TK Penjas danBK

Kontributor
1. Frisca Choerunnisa, S.Pd., M.Pd. - SMKN 5 Bandung
2. Yuningdartie, S.Pd., M.Pd. - SMKN 12 Bandung
3. Tri Windarwati, S.Pd. - SMKN 3 Cimahi
4. Nurjanni Astiyanti S.Pd., M.Si. - SMKN 1 Soreang

-i-
KATA PENGANTAR

Pembelajaran dengan paradigma baru menguatkan pembagian


kewenangan yang ada di pemerintah pusat, daerah dan sekolah.
Salah satu bentuk kewenangan yang ada di tataran pemerintah pusat
adalah hadirnya Capaian Pembelajaran (CP). Capaian pembelajaran
sebagai salah satu kerangka dasar kurikulum memungkinkan setiap
pendidik mendapatkan gambaran yang diharapkan dapat dicapai oleh
peserta didik pada akhir suatu proses belajar. Setiap pendidik
diharapkan dapat mengajarkan peserta didik sesuai dengan
perkembangannya.

Pencapaian kompetensi yang diharapkan dalam CP memerlukan


kolaborasi dari berbagai pihak yaitu guru, konselor, dan tenaga
pendidik lainnya sebagai mitra kerja. Dalam hal ini, Bimbingan dan
Konseling sesuai fungsinya mengupayakan tercapainya tugas
perkembangan melalui kegiatan yang memandirikan. Bimbingan dan
konseling menggunakan paradigma perkembangan individu yang
menekankan pada upaya mengembangkan potensi-potensi positif
individu.

Pelayanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah Kejuruan


(SMK) merupakan salah satu bentuk fasilitasi peserta didik/konseli
agar dapat mencapai perkembangan secara optimal. Semasa SMK,
peserta didik dituntut untuk mampu mengambil pilihan dan
keputusan secara sehat dan bertanggung jawab serta memiliki daya
adaptasi tinggi terhadap dinamika kehidupan yang dihadapinya.
Eksistensi bimbingan dan konseling dapat dilihat dari irisan capaian
pelayanannya sebagai upaya mewujudkan kesejahteraan hidup
(wellbeing), profil Pelajar Pancasila dan penguatan pendidikan
karakter peserta didik/konseli.

Sehubungan dengan hal tersebut, pemerintah melalui Pusat


Kurikulum dan Perbukuan, Badan Penelitian dan Pengembangan dan

- ii -
Perbukuan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan
Teknologi berupaya menguatkan peran layanan Bimbingan dan
Konseling yang dijabarkan dalam bentuk Capaian Layanan (CL) yang
dilaksanakan dalam satuan pendidikan. Melalui CL Bimbingan dan
Konseling, diharapkan peserta didik mampu mengaktualisasikan
dirinya dan mencerminkan Profil Pelajar Pancasila seutuhnya.

Jakarta, Juli 2021


Kepala Pusat,

Maman Fathurrohman, Ph.D.


NIP. 19820925 200604 1 001

- iii -
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................3
DAFTAR ISI........................................................................................5
A. Rasional........................................................................................6
B. Tujuan Bimbingan dan Konseling di SMK.....................................8
C. Karakteristik Bimbingan dan Konseling di SMK............................9
D. Capaian Layanan Bimbingan dan Konseling di SMK...................11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................16

- iv -
A. Rasional

Bimbingan dan konseling merupakan ilmu terapan yang muncul


dan berkembang untuk merespon tuntutan kompleksitas
kehidupan masyarakat. Bimbingan dan konseling di Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) diselenggarakan untuk memfasilitasi
perkembangan peserta didik agar mampu mengaktualisasikan
potensi dirinya dalam rangka mencapai perkembangan secara
optimal. Perkembangan optimal bukan sebatas tercapainya
prestasi sesuai dengan kapasitas intelektual dan minat yang
dimiliki, melainkan sebagai sebuah kondisi perkembangan yang
memungkinkan peserta didik mampu mengambil pilihan dan
keputusan secara sehat dan bertanggung jawab serta memiliki
daya adaptasi tinggi terhadap dinamika kehidupan yang
dihadapinya.

Setiap peserta didik di SMK antara satu dengan lainnya berbeda


dalam hal kecerdasan, bakat, minat, kepribadian, kondisi fisik
dan latar belakang keluarga serta pengalaman belajarnya.
Perbedaan tersebut menggambarkan adanya variasi kebutuhan
perkembangan secara utuh dan optimal melalui layanan
bimbingan dan konseling. Layanan Bimbingan dan Konseling
dilaksanakan oleh guru Bimbingan dan Konseling/konselor sesuai
dengan tugas pokoknya dalam upaya membantu peserta
didik/konseli mencapai perkembangan diri yang optimal, mandiri,
sukses, sejahtera, dan bahagia dalam kehidupannya. Selaras
dengan konsep merdeka belajar, guru Bimbingan dan konseling
/konselor berperan dalam mendorong wellbeing ekosistem
pendidikan sekolah dan terwujudnya profil pelajar pancasila.
Pelajar Pancasila merupakan pembelajar sepanjang hayat yang
kompeten dan memiliki karakter sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila.

-1-
Pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling menggunakan
pendekatan langsung dan tidak langsung (daring dan luring)
dengan strategi (1) konseling individual, (2) konseling kelompok,
(2) bimbingan kelompok, (4) bimbingan klasikal, (5) bimbingan
kelas besar atau lintas kelas, (6) konsultasi, (7) kolaborasi, (8) alih
tangan kasus, (9) konferensi kasus, (10) layanan advokasi, dan
(11) layanan peminatan, yang terdapat dalam empat komponen
program layanan Bimbingan dan Konseling yaitu: layanan dasar,
layanan peminatan dan perencanaan individual, layanan responsif
dan dukungan sistem. Kolaborasi dan sinergisitas kerja antara
guru Bimbingan dan Konseling/konselor, guru mata pelajaran,
pimpinan sekolah/madrasah, staf administrasi, orang tua, dan
pihak lain dapat membantu kelancaran proses dan
pengembangan peserta didik/konseli secara utuh dan optimal
dalam bidang pribadi, sosial, belajar, dan karir.

Eksistensi Bimbingan dan Konseling dapat dilihat dari irisan


Capaian Layanan Bimbingan dan Konseling dengan upaya
mewujudkan kesejahteraan hidup (wellbeing), memiliki profil
pelajar pancasila. Melalui Capaian Layanan Bimbingan dan
konseling diharapkan peserta didik mampu mengaktualisasikan
dirinya dan mencerminkan Profil Pelajar Pancasila seutuhnya.
Profil Pelajar Pancasila terbangun utuh melalui enam dimensi
pembentuknya, yaitu: 1) Beriman, bertakwa kepada Tuhan yang
Maha Esa dan berakhlak mulia; 2) Mandiri; 3) Bergotong-royong;
4) Berkebinekaan global; 5) Bernalar kritis; dan 6) Kreatif.
sedangkan dimensi wellbeing mencakup: penerimaan diri (self
acceptance), hubungan positif dengan orang lain (positive
relationship with others), otonomi (autonomy), penguasaan
lingkungan (environmental mastery), tujuan hidup (purpose in life),
dan pertumbuhan pribadi (personal growth), (Ryff, 1989; 2011;
2014).

-2-
Bidang perkembangan karir di SMK lebih mengarah kepada
persiapan peserta didik untuk memiliki kematangan dan
keputusan karir sesuai dengan tahapan tugas perkembangan
remaja madya. Sejalan dengan hal tersebut, SMK bertujuan untuk
membentuk tenaga kerja yang terampil, kompetitif dan memiliki
kompetensi sejak dini, baik kompetensi teknis dan non teknis.
Kompetensi teknis yang dikuasai lulusan SMK merupakan modal
agar dapat bekerja sesuai bidang keahliannya, sedangkan
kompetensi non teknis peserta didik SMK dapat berupa karakter
atau soft skills yang dapat diperoleh melalui penguatan
pendidikan karakter (PPK), dan/atau penguatan profil pelajar
Pancasila dan budaya kerja (employability skills). Ditinjau dari
orientasi karier, peserta didik SMK juga difasilitasi untuk
mengembangkan konsep berwirausaha, bekerja dan melanjutkan
studi sesuai dengan renjana (passion) nya masing-masing,
terutama dalam mengembangkan kemandirian ekonomi dan
entrepreneurship.

B. Tujuan Bimbingan dan Konseling di SMK

Layanan Bimbingan dan Konseling bertujuan untuk membantu


peserta didik/konseli agar dapat mencapai kematangan dan
kemandirian dalam kehidupannya serta mencapai CL sesuai
dengan fase perkembangannya yang mencakup bidang pribadi,
sosial, belajar, dan karier secara utuh dan optimal. Secara lebih
rinci, tujuan layanan Bimbingan dan Konseling yaitu membantu
peserta didik/konseli agar mampu:

1. Memahami dan menerima diri dan lingkungannya;


2. Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan
karir dan kehidupannya di masa yang akan datang;
3. Mengembangkan potensinya seoptimal mungkin;
4. Menyesuaikan diri dengan lingkungannya

-3-
5. Mengatasi hambatan atau kesulitan yang dihadapi dalam
kehidupannya; dan
6. Mengaktualiasikan dirinya secara bertanggung jawab.

Bimbingan dan Konseling bagi peserta didik SMK ditekankan


pada aspek kemandirian perilaku ekonomis dan kewirausahaan
dan aspek wawasan dan kesiapan karier.

C. Karakteristik Bimbingan dan Konseling di SMK

Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling menggunakan paradigma


perkembangan individu dan menekankan pada upaya
mengembangkan potensi-potensi positif individu. Semua peserta
didik/konseli berhak mendapatkan layanan Bimbingan dan
Konseling agar potensinya berkembang dan teraktualisasi secara
positif. Paradigma perkembangan dalam Bimbingan dan konseling
juga berorientasi pada pencegahan terjadinya hambatan dalam
mencapai tugas perkembangan (preventif) dan pengentasan
hambatan pencapaian tugas perkembangan (kuratif).

Capaian layanan Bimbingan dan Konseling di SMK mengacu pada


tugas perkembangan peserta didik SMK pada tahapan
perkembangan remaja madya. Tugas perkembangan adalah
serangkaian tugas yang harus diselesaikan peserta didik pada
tahapan/fase perkembangan tertentu. Tugas perkembangan
bersumber dari kematangan fisik, kematangan psikis, tuntutan
masyarakat atau budaya dan nilai-nilai serta aspirasi individu.
Keberhasilan peserta didik menyelesaikan tugas perkembangan
pada tahapan perkembangan tertentu dapat membuat mereka
memiliki perasaan sebagai individu yang kompeten, bahagia dan
memiliki modal prasyarat bagi pencapaian tugas-tugas
perkembangan pada fase berikutnya. Sebaliknya, kegagalan
peserta didik dalam menuntaskan tugas perkembangan pada
tahapan perkembangan tertentu dapat memunculkan rasa tidak

-4-
bahagia, potensi penolakan sosial dan kesulitan untuk mencapai
tugas perkembangan pada fase selanjutnya. Oleh karena itu,
tugas perkembangan harus dipahami oleh guru Bimbingan dan
Konseling/konselor karena pencapaian tugas perkembangan
merupakan tujuan layanan Bimbingan dan Konseling. Deskripsi
aspek perkembangan dalam layanan Bimbingan dan Konseling
adalah berikut ini.

Aspek Deskripsi

Landasan Hidup Landasan hidup religius adalah fondasi yang


Religius dimiliki peserta didik/konseli dalam
mengamalkan nilai-nilai keimanan dan
ketaqwaan terhadap Tuhan yang Maha Esa sesuai
dengan agama dan keyakinannya dalam
kehidupan sehari-hari.

Landasan Landasan Perilaku Etis merupakan dasar


Perilaku Etis keyakinan yang dimiliki peserta didik/konseli
dalam mengembangkan kata hati, moral dan
nilai-nilai sebagai pedoman berperilaku sesuai
dengan norma yang berlaku dan didasari dengan
penuh tanggung jawab.

Kematangan Kematangan Emosi adalah kemampuan peserta


Emosi didik/konseli dalam mengekspresikan dan
mengelola emosinya secara wajar dan tepat,
menerima berbagai aspek yang ada dalam dirinya,
serta memiliki karakter yang tangguh.

Kematangan Kematangan Intelektual adalah kemampuan


Intelektual peserta didik/konseli dalam memperoleh dan
mengelola informasi, memecahkan masalah dan
mengambil keputusan serta mengembangkan diri
sebagai pembelajar sepanjang hayat.

Kesadaran Kesadaran Tanggung Jawab adalah kemampuan


Tanggung Jawab peserta didik/konseli untuk bertanggung jawab
dalam melaksanakan hak dan kewajiban dengan
sebaik mungkin pada setiap perannya.

Kesadaran Kesadaran Gender adalah kemampuan peserta


Gender didik/konseli dalam membangun kesadaran
dirinya akan peran, fungsi dan peran sosial
sebagai laki-laki dan perempuan, menghargai
perbedaan, bekerja sama, serta memiliki
solidaritas dalam keragaman peran.

-5-
Aspek Deskripsi

Pengembangan Pengembangan Pribadi adalah kemampuan


Pribadi peserta didik/konseli dalam mengembangkan
kesadaran akan keunikan diri, minat, potensi,
serta menampilkan kemandirian dalam
berperilaku sesuai dengan keberadaan dirinya.

Perilaku Perilaku Kewirausahaan/Kemandirian Perilaku


Kewirausahaan/ Ekonomis adalah kemampuan peserta
Kemandirian didik/konseli dalam mewujudkan jiwa
Perilaku kewirausahaan yang mandiri, inovatif, memiliki
Ekonomis etos kerja yang tinggi, serta cerdas dalam
mengelola keuangan.

Wawasan dan Wawasan dan Kesiapan Karir adalah kemampuan


Kesiapan Karir peserta didik/konseli dalam menetapkan tujuan
dan rencana strategis pengembangan diri dengan
memanfaatkan informasi lingkungan karir untuk
mengembangkan konsep-konsep yang diperlukan
dalam kehidupannya.

Kematangan Kematangan Hubungan dengan Teman Sebaya


Hubungan adalah kemampuan peserta didik/konseli dalam
dengan Teman membangun hubugan sosial dengan teman
Sebaya sebayanya yang ditandai dengan memiliki
keterampilan sosial, emosional, kognitif, karakter
positif, serta solidaritas persahabatan dalam
menjalin hubungan tersebut.

Mencapai Mencapai kematangan dan kesiapan diri untuk


kematangan dan menikah dan berkeluarga adalah kemampuan
kesiapan diri peserta didik/konseli dalam memahami nilai,
untuk menikah norma serta pengetahuan tentang kesiapan diri
dan berkeluarga dalam dunia pernikahan dan keluarga
berdasarkan agama, fisik, psikologis, sosio-
ekonomi, dan ilmu pengetahuan.

D. Capaian Layanan Bimbingan dan Konseling di SMK

Capaian Layanan Bimbingan dan Konseling di SMK diupayakan


untuk mewujudkan peserta didik/konseli yang memiliki
Psychological Wellbeing, Profil Pelajar Pancasila, dan Penguatan
Pendidikan Karakter (PPK) yang dapat dilihat pada akhir fase E
dan F (SMK) berikut ini.

-6-
1. Fase E (Umumnya untuk Kelas X SMK)
Perkembangan Fase E peserta didik mampu menerapkan
pengetahuan keberagamaan atas dasar keyakinan yang
dimiliki secara konsisten melalui sikap dan perilaku sehari
hari, berperilaku berdasarkan keragaman sumber norma dan
aspek etis dalam kehidupan sehari-hari, mengembangkan
ragam ekspresi perasaan diri sendiri secara bebas dan terbuka
tanpa menimbulkan konflik, mengembangkan ragam alternatif
pengambilan keputusan dan pengentasan masalah secara
objektif menggunakan konsep ilmu pengetahuan dan perilaku
belajar, berinteraksi secara harmonis dengan orang lain sesuai
hak dan kewajiban, menunjukkan kolaborasi secara harmonis
dengan lain jenis sesuai peran sosial, berperilaku secara tepat
sesuai dengan kemampuan dan keunikan diri dalam
lingkungan sosial yang lebih luas, membiasakan diri
berperilaku hemat, ulet, kompetitif dan kolaboratif untuk
mengembangkan jiwa kewirausahaan, melatih diri
menerapkan budaya kerja di lingkungan keluarga, sekolah
dan teman sebaya sebagai landasan kesiapan karier antara
bekerja, melanjutkan studi atau berwirausaha, menunjukkan
jalinan persahabatan dengan teman sebaya antar budaya
dengan memperhatikan norma-norma dan nilai-nilai yang
dijunjung tinggi bersama, mengeksplorasi norma-norma dan
kesiapan yang dibutuhkan dalam pernikahan dan berkeluarga
(agama, fisik, psikologis, sosio-ekonomi, ilmu pengetahuan).

Fase E Berdasarkan Aspek Perkembangan


Aspek Capaian Layanan
Landasan Menerapkan pengetahuan keberagamaan atas
Hidup Religius dasar keyakinan yang dimiliki secara
konsisten melalui sikap dan perilaku sehari
hari.
Landasan Berperilaku berdasarkan keragaman sumber
Perilaku Etis norma dan aspek etis dalam kehidupan
sehari-hari.
Kematangan Mengembangkan ragam ekspresi perasaan diri

-7-
Aspek Capaian Layanan
Emosi sendiri secara bebas dan terbuka tanpa
menimbulkan konflik
Kematangan Mengembangkan ragam alternatif
Intelektual pengambilan keputusan dan pengentasan
masalah secara objektif menggunakan konsep
ilmu pengetahuan dan perilaku belajar
Kesadaran Berinteraksi secara harmonis dengan orang
Tanggung jawab lain sesuai hak dan kewajiban
Kesadaran Menunjukkan kolaborasi secara harmonis
Gender dengan lain jenis sesuai peran sosial.
Pengembangan Berperilaku secara tepat sesuai dengan
Pribadi kemampuan dan keunikan diri dalam
lingkungan sosial yang lebih luas.
Perilaku Membiasakan diri berperilaku hemat, ulet,
Kewirausahaan kompetitif dan kolaboratif untuk
/ Kemandirian mengembangkan jiwa kewirausahaan
Perilaku
Ekonomis
Wawasan Melatih diri menerapkan budaya kerja di
Kesiapan Karir lingkungan keluarga, sekolah dan teman
sebaya sebagai landasan kesiapan karier
antara bekerja, melanjutkan studi atau
berwirausaha. 
Kematangan Menunjukkan jalinan persahabatan dengan
Hubungan teman sebaya antar budaya dengan
dengan Teman memperhatikan norma-norma dan nilai-nilai
Sebaya yang dijunjung tinggi bersama
Mencapai Mengeksplorasi norma-norma dan kesiapan
kematangan yang dibutuhkan dalam pernikahan dan
dan kesiapan berkeluarga (agama, fisik, psikologis, sosio-
diri untuk ekonomi, ilmu pengetahuan)
menikah dan
berkeluarga

2. Fase F (Umumnya untuk Kelas XI dan XII SMK)


Fase F peserta didik mampu menerapkan pengetahuan
keberagamaan serta mengajak teman sebaya atas dasar
keyakinan yang dimiliki secara konsisten melalui sikap dan
perilaku sehari hari, berperilaku atas dasar keputusan yang
mengintegrasikan keragaman norma dan aspek etis dalam
kehidupan sehari-hari, menyesuaikan ekspresi perasaan diri
dan orang lain secara tepat untuk menyelesaikan konflik,
mengembangkan ragam alternatif pengambilan keputusan dan
pengentasan masalah secara objektif menggunakan konsep

-8-
ilmu pengetahuan dan perilaku belajar serta konsekuensinya,
menunjukan kesamaan (equality) dan/atau kesetaraan (equity)
dalam berinteraksi dengan orang lain sesuai hak dan
kewajiban, mendesain bentuk kolaborasi secara harmonis
dengan lain jenis dalam keberagaman peran sosial, mengelola
dan Mengembangkan kemampuan dan keunikan diri yang
dimiliki dalam lingkungan sosial yang lebih luas, mendesain
beberapa peluang wirausaha yang akan diambil untuk
mencapai kemandirian secara finansial dan sosial,
menyelaraskan perilaku diri dengan kebutuhan bidang karier
masa depan yang diminati baik bekerja, melanjutkan studi
maupun berwirausaha, mengembangkan kemampuan kerja
sama yang harmonis dengan teman sebaya antar budaya
tanpa stereotip dan prasangka, menunjukan pemahaman
tentang bentuk-bentuk kesiapan pernikahan serta peran dan
tanggung jawab dalam pernikahan dan berkeluarga (agama,
fisik, psikologis, sosio-ekonomi, ilmu pengetahuan).

Fase F Berdasarkan Aspek Perkembangan


Aspek Capaian Layanan
Landasan Menerapkan pengetahuan keberagamaan
Hidup Religius serta mengajak teman sebaya atas dasar
keyakinan yang dimiliki secara konsisten
melalui sikap dan perilaku sehari hari.
Landasan Berperilaku atas dasar keputusan yang
Perilaku Etis mengintegrasikan keragaman norma dan
aspek etis dalam kehidupan sehari-hari.
Kematangan Menyesuaikan ekspresi perasaan diri dan
Emosi orang lain secara tepat untuk
menyelesaikan konflik.
Kematangan Mengembangkan ragam alternatif
Intelektual pengambilan keputusan dan pengentasan
masalah secara objektif menggunakan
konsep ilmu pengetahuan dan perilaku
belajar serta konsekuensinya.
Kesadaran Menunjukan kesamaan (equality)
Tanggung jawab dan/atau kesetaraan (equity) dalam
berinteraksi dengan orang lain sesuai hak
dan kewajiban

-9-
Aspek Capaian Layanan
Kesadaran Mendesain bentuk kolaborasi secara
Gender harmonis dengan lain jenis dalam
keberagaman peran sosial.
Pengembangan Mengelola dan Mengembangkan
Pribadi kemampuan dan keunikan diri yang
dimiliki dalam lingkungan sosial yang
lebih luas.
Perilaku Mendesain beberapa peluang wirausaha
Kewirausahaan yang akan diambil untuk mencapai
/ Kemandirian kemandirian secara finansial dan sosial
Perilaku
Ekonomis
Wawasan Menyelaraskan perilaku diri dengan
Kesiapan Karir kebutuhan bidang karier masa depan yang
diminati baik bekerja, melanjutkan studi
maupun berwirausaha
Kematangan Mengembangkan kemampuan kerja sama
Hubungan yang harmonis dengan teman sebaya
dengan Teman antar budaya tanpa stereotip dan
Sebaya prasangka
Mencapai Menunjukan pemahaman tentang bentuk-
kematangan bentuk kesiapan pernikahan serta peran dan
dan kesiapan tanggung jawab dalam pernikahan dan
diri untuk berkeluarga (agama, fisik, psikologis, sosio-
menikah dan ekonomi, ilmu pengetahuan)
berkeluarga

- 10 -
DAFTAR PUSTAKA

Butcher, C., Davies, C. and Highton, M. (2006) Designing Learning.


From module outline to effective teaching. London and New York:
Routledge

Kemendikbud. (2003). Permendikbud No 20 tahun 2003 Tentang


Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan.

Havighurst, Robert J. (1981) Developmental Tasks and Education. New


York: Longman,

Direktorat Jenderal Pembelajaran Dan Kemahasiswaan Kementerian


Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, (2015), Paradigma
Capaian Pembelajaran, dokumen 005, Jakarta: Direktorat
Jenderal Pembelajaran Dan Kemahasiswaaan Kementerian
Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi

Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Naskah Akademik Penataan


Pendidikan Profesional Konselor dan Layanan Bimbingan dan
Konseling Dalam Jalur Pendidikan Formal. Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi. Departemen Pendidikan Nasional.

Kemendikbud. (2014) Permendikbud No 111 Tahun 2014 tentang


Bimbingan Konseling. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Kemendikbud. 2016. Panduan Operasional
Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling Sekolah Menengah
Atas. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat
Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan.

Ryff, C. D. (1989). Happiness is everything, or is it? Explorations on


the meaning of psychological well-being. Journal of Personality
and Social Psychology, 57. https://doi.org/10.1037/0022-
3514.57.6.1069

Ryff, C.D.(1995). Psychological Weil-Being.Current Directions in


Psychological Science, 4(4), 99–104. Retrieved from
http://www.jstor.org/stable/20182342

Ryff, C. D. (2014). Psychological well-being revisited: Advances in the


science and practice of eudaimonia. Psychotherapy and
Psychosomatics, 83, 10–28.
https://doi.org/10.1159/000353263

Ryff, C. D., & Keyes, C. L. M. (1995). The Structure of Psychological


Well-Being Revisited. Journal of Personality and Social
Psychology, 64(4), 719–727. Retrieved from
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/2508121

- 11 -

Anda mungkin juga menyukai