Anda di halaman 1dari 39

“PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBANTU

MEDIA CANVA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

EKONOMI BISNIS SISWA KELAS X OTKP 3 & 43 & 4 SMK SASMITA

JAYA 1”

PROPOSAL

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh GelarSarjana

Pendidikan

Disusun Oleh :

SOFYAN TAMAMI

NIM : 181011650008

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

PENDIDIKAN UNIVERSITAS PAMULANG

TANGERANG

SELATAN 2022

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu faktor yang memerlukan perhatian

tersendiri dalam pembagunan nasional yaitu usaha mencerdaskan kehidupan

bangsa, karena dengan pendidikan akan meningkatkan kualitas sumber daya

manusia yang dijadikan modal utama pelaksanaan pembagunan. Pendidikan yang

mampu mendukung pembagunan di masa mendatang adalah pendidikan yang

mampu memiliki dan memecahkan problem pendidikan yang dihadapinya.

Pendidikan harus menyentuh potensi nurani maupun potensi kompetensi peserta

didik. Konsep pendidikan tersebut terasa semakin penting ketika seorang harus

memasuki kehidupan dimasyarakat dan dunia kerja, karena yang bersangkutan

harus mampu menerapkan apa yang dipelajari di sekolah untuk menghadapi

problem yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari saat ini maupun yang akan

datang (Syahraini, M. dkk, 2022).

Salah satu komponen yang berpengaruh dalam pendidikan adalah proses

pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan interaktif edukatif antara peserta

didik dengan guru, peserta didik dengan lingkungan sekolah. Agar proses

pembelajaran berhasil dan bermakna seorang guru harus mengkondisikan

pembelajaranya agar menarik untuk siswa. Dan untuk cara menyampaikan materi

seorang guru harus menyampaikanya dengan menyenangkan agar siswa antusias,

bersemangat dan aktif. Siswa yang aktif dan bersemangat adalah modal awal

pembelajaran yang berhasil dalam menanamkan konsep-konsep bahan ajar yang

1
disampaikan. Namun demikian sebaik apapun sebuah rencana pembelajaran

disusun, ada kalanya diterapkan di lapangan banyak menjumpai kedala atau

permasalahan yang menghambat ketercapaian tujuan pembelajaran. Terlebih lagi

berhubungan dengan karakter anak-anak yang cenderung mudah bosan dan

kurang fokus. Ditambah lagi terjadinya pasca pandemic covid 19 yang membuat

siswa dan guru harus belajar menyesuaikan kembali proses pembelajaran daring

ke pembelajaran luring. Sebagai seorang guru harus berinovasi dan kreatif

menyesuiakan dengan kondisi yang tengah terjadi sekarang ini. Interaksi guru dan

murid harus efektif, sehingga kualitas pembelajaran menjadi bermakna dan

meningkatkan hasil belajar siswa. Agar hasil belajar mereka dapat meningkat

perlu model pembelajaran yang mendukung siswa belajar bermakna dan perlu

dibuat sebuah media pembelajaran yang mendorong siswa fokus dan berhasil

mencapai hasil belajar yang maksimal.

Guru harus benar-benar kreatif dalam mengemas dan mendesain proses

pembelajaran, sehingga apa yang kita sampaikan dapat dipahami oleh peserta

didik. Metode pembelajaran yang digunakan guru hendaknya dapat menciptakan

suasana belajar yang menyenangkan dengan segala nuansanya, demokrasi,

penanaman konsep yang diperoleh dari hasil penyelidikan, penyimpulan serta

meningkatkan motivasi siswa dalam belajar, membangkitkan minat dan

partisipasi, serta meningkatkan pemahaman materi ajar oleh siswa (Amanda, R.

dkk.2022).

Ada tiga alternatif model pembelajaran yang relevan dan dapat diterapkan

pada kurikulum 2013. Model pembelajaran tersebut yaitu, model Discovery

Learning, Problem Based Learning dan Project Based Learning. Model Problem

2
Based Learning sangat potensial untuk mengembangkan kemandirian peserta

didik melalui pemecahan masalah. Rusman mengemukakan bahwa, model

pembelajaran Problem Based Learning membantu untuk meningkatkan

perkembangan keterampilan belajar sepanjang hayat dalam pola pikir yang

terbuka, reflektif, kritis, dan belajar aktif. Model pembelajaran Problem Based

Learning memfasilitasi keberhasilan memecahkan masalah, komunikasi, kerja

kelompok dan keterampilan interpersonal dengan lebih baik dibanding pendekatan

yang lain. Model pembelajaran Problem Based Learning merupakan model

pembelajaran yang menuntut peserta didik untuk dapat terlibat aktif berpartisipasi

secara langsung dalam kegiatan pembelajaran, dengan terlibat aktif secara

langsung, maka peserta didik akan mudah memahami materi yang dipelajarinya.

Peran guru dalam model pembelajaran Problem Based Learning adalah sebagai

pembimbing dan fasilitator, sehingga peserta didik belajar berpikir dan

memecahkan masalah mereka secara mandiri.

Berdasarkan hasil observasi di kelas X OTKP 3 & 4 SMK Sasmita Jaya 1

pada mata pelajaran ekonomi bisnis, masih terdapat pembelajaran yang dilakukan

secara konvensional dimana dalam penyampaian materi guru masih menggunakan

metode ceramah dan masih berpusat pada guru (Teacher Centered Learning). Hal

ini menyebabkan tingkat keaktifan peserta didik dalam mengikuti proses

pembelajaran masih rendah. Adanya permasalahan tersebut mengakibatkan masih

banyak peserta didik yang belum memahami konsep dari materi pembelajaran

ekonomi bisnis sehingga menyebabkan hasil belajar peserta didik menjadi rendah,

terbukti dengan banyaknya peserta didik yang mempunyai nilai di bawah KKM

3
(75). Oleh sebab itu, peneliti memilih model pembelajaran Problem Based

Learning (PBL) sebagai pilihan tindakan yang diharapkan mampu membantu

peserta didik dalam meningkatkan keaktifan dan hasil belajar peserta didik pada

mata pelajaran ekonomi bisnis. Model pembelajaran Probem Based Learning

merupakan model pembelajaran yang tepat untuk karakteristik materi yang

bersifat prosedural dan konkrit. Pada model pembelajaran Problem Based

Learning (PBL), peserta didik akan dibentuk dalam suatu kelompok-kelompok

kecil dan peserta didik saling bekerja sama untuk memecahkan suatu masalah

yang berkaitan dengan materi pelajaran. Penerapan model pembelajaran Problem

Based Learning (PBL) membuat peserta didik aktif berdiskusi bersama anggota

kelompok untuk memecahkan permasalahan dan menemukan konsepnya sendiri.

Adapun komponen penting lainnya dalam pembelajaran yaitu; penggunaan

media pembelajaran yang sangat membantu fokus siswa terhadap materi yang

disampaikan guru. Salah satu media pembelajaran interaktif yang digunakan

peneliti dalam upaya meningkatkan hasil belajar dalam penelitian ini adalah media

Power Point Canva. Canva merupakan salah satu aplikasi online yang dapat kita

manfaatkan untuk membuat media pembelajaran. Aplikasi canva bersifat gratis

dan berbayar berbasis online yang mudah digunakan termasuk dalam mendesain

media pembelajaran. Situs Canva itus dapat diakses pada link www.canva.com. Di

canva ini, tersedia banyak template Power Point yang menarik untuk

dimanfaatkan sebagai media pembelajaran. Selain itu juga terdapat animasi,

gambar serta audio yang mendukung pembelajaran sehingga Power Point Canva

lebih menarik. Adapaun cara menggunakan aplikasi ini meliputi : (1) Membuat

akun canva, (2)

4
Membuat desain, (3) Memilih background, (4) Mengedit background, (5)

Menambahkan teks, (6) Mengunduh atau membagikan desain.

Penelitian yang releven dilakukan oleh Rahmatullah, R., Inanna, I & Ampa,

A.T. (2020:21) yang berjudul “Media Pembelajaran Audio Visual Berbasis

Aplikasi Canva”, desain media pembelajaran audio visual berbasis aplikasi canva

diperoleh skor 82,28% dengan kategori sangat layak. Hasil tanggapan siswa

secara terbatas diperoleh skor 86.73% dengan kategori sangat layak. Dari hasil

penilaian ahli maupun siswa, menunjukkan bahwa media pembelajaran audio

visual berbasis aplikasi canva layak digunakan di sekolah uji coba. Hasil uji coba

lapangan siklus pertama yaitu 67.13% dan siklus kedua yaitu 88%. Presentase

hasil belajar siswa menunjukkan peningkatan. Hal ini menunjukkan bahwa siswa

lebih mudah menguasai materi ketenagakerjaan menggunakan media

pembelajaran audio visual berbasis aplikasi canva dengan kriteria sangat baik.

Dengan demikian, media yang dikembangkan dapat digunakan dalam

pembelajaran daring maupun luring.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis melakukan Penelitian

Tindakan Kelas dengan judul “Penerapan Model Problem Based Learning

Berbantu Media Canva Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ekonomi Bisnis Siswa

Kelas X OTKP 3 & 4 Smk Sasmita Jaya 1”. Penerapan model pembelajaran

berbasis problem (problem based learning) diharapkan dapat meningkatkan hasil

belajar peserta didik dalam mata pelajaran Ekonomi Bisnis.

5
B. Identifikasi Masalah

a. Model Pembelajaran yang diterapkan belum menggunakan model yang

aktif dan menyenangkan sehingga belum bisa meningkatkan keterampilan

berfikir kritis, analitis dan memecahkan masalah kompleks dalam

kehidupan nyata serta turunnya hasil belajar siswa.

b. Siswa cenderung pasif hanya mendengarkan materi yang disampaikan

guru, dan kurangnya aktivitas berfikir kritis, analitis siswa pada mata

pelajaran ekonomi bisnis.

c. Hasil Belajar siswa yang masih tergolong rendah karena terdapat siswa

yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM), pada mata

pelajaran ekonomi bisnis diketahui dari Penilaian Semester ganjil terdapat

33 siswa yang belum mencapai KKM dari total keseluruhan siswa kelas X

sebanyak 64 siswa sedangkan 31 siswa lainnya dapat mencapai KKM

C. Rumusan Masalah

a. Berapakah rata - rata hasil belajar ekonomi bisnis siswa kelas X OTKP 3 &

4 di SMK Sasmita Jaya 1 sebelum menerapkan Model pembelajaran

Problem Based Learning ?

b. Berapakah rata - rata hasil belajar ekonomi bisnis siswa kelas X OTKP 3

& 4 di SMK Sasmita Jaya 1 setelah menerapkan Model pembelajaran

Problem Based Learning ?

c. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar ekonomi

bisnis siswa kelas X OTKP 3 & 4 di SMK Sasmita Jaya 1 sebelum dan

sesudah menerapkan Model pembelajaran Problem Based Learning ?

6
D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui hasil belajar Ekonomi Bisnis siswa kelas X OTKP 3 &

4 di SMK Sasmita Jaya 1 sebelum menerapkan Model pembelajaran

Problem Based Learning

b. Untuk mengetahui hasil belajar Ekonomi Bisnis siswa kelas X OTKP 3 &

4 di SMK Sasmita Jaya 1 sesudah menerapkan Model Pembelajaran

Problem Based Learning

c. Untuk mengetahui pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar

ekonomi bisnis siswa kelas X OTKP 3 & 4 di SMK Sasmita Jaya 1

sebelum dan sesudah menerapkan Model pembelajaran Problem Based

Learning.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, adapun manfaat

penelitian ini dibagi menjadi dua bagian diantaranya.

1. Manfaat Teoritis

Memberikan informasi terhadap ilmu pengetahuan di bidang pendidikan.

Sebagai bahan pertimbangan bagi penelitian yang relevan di masa yang akan

datang.

7
2. Manfaat praktis

a. Bagi siswa

Dapat lebih mudah memahami materi Ekonomi Bisnis yang di sampaikan

oleh guru, dapat menyalurkan potensi yang dimiliki, dapat meningkatkan

hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa, dapat mengerti pentingnya

mempelajari mata pelajaran Ekonomi Bisnis sebagai bekal untuk masa

depan.

b. Bagi guru

Untuk menekankan lagi mengenai keharusan siswa mempelajari Ekonomi

Bisnis dengan menggunakan pembelajaran yg semenarik mungkin.

menambah wawasan pengetahuan sebagai bekal untuk memberikan layanan

bimbingan belajar ekonomi secara optimal.

c. Bagi peneliti

Sebagai modal untuk masa depan ketika peneliti terjun ke dunia

pendidikan dan untuk mengetahui sejauh mana hasil belajar mata pelajaran

Ekonomi Bisnis.

8
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Hakikat Belajar

a. Pengertian Belajar

Belajar adalah suatu kunci untuk mendapatkan hasil yang baik, maka dari itu

pendidikan adalah kunci utama untuk mencapai kesuksesan. Dalam dunia

pendidikan proses belajar mengajar sangat harus diperhatikan oleh seorang guru

untuk menciptakan pendidikan yang baik, maka akan dapat meningkatkan kualitas

pendidikan di Indonesia. Dalam proses belajar mengajar, seorang guru harus

memperhatikan model pembelajaran yang mereka gunakan untuk menciptakan

pendidikan yang baik bagi siswa/siswi serta dapat mendukung kegiatan belajar

mengajar. Dalam dunia pendidikan, guru harus dapat menciptakan suasana yang

menyenangkan dan menarik bagi kegiatan belajar mengajar dan tetap harus di

perhatikan oleh gurun, dan dalam proses belajar mengajar yang terjadi di sekolah

harus menggunakan model untuk mendukung proses belajar, supaya dapat

membantu pendidik dalam mengajar dan kegiatan belajar yang bertujuan untuk

memfasilitasi pendidik atau guru dalam menyampaikan materi yang akan dia

berikan kepada siswa/siswi mereka (Siwy Juan, dkk. 2022).

Belajar merupakan proses bagi peserta didik dalam membangun gagasan atau

pemahaman sendiri (Ngabekti et al., 2019; Prasedari et al., 2019). Kegiatan proses

pembelajaran hendaknya memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk

9
melakukan hal itu secara lancar dan termotivasi (Goudeau et al.,2021; Hockings et

al., 2018). Suasana belajar yang diciptakan guru harus melibatkan peserta didik

secara aktif, misalnya mengamati, bertanya dan mempertanyakan, menjelaskan,

dan sebagainya (Azmi, 2015; Tenty Analicia/ Media Pembelajaran Visual

Menggunakan Canva Pada Materi Sistem Gerak Suprihatin, 2015). Proses

pembelajaran aktif untuk memperoleh informasi, keterampilan, dan sikap akan

terjadi melalui suatu proses pencarian dari diri peserta didik (Dewi et al., 2019;

Pravitasari & Yulianto, 2018; Susiloningsih, 2016).

Dalam pembelajaran setidaknya ada 2 komponen penting yang harus

diperhatikan, yaitu metode dan media pembelajaran. Metode pembelajaran

merupakan sebuah cara yang digunakan guru dalam mempersiapkan kegiatan

belajar sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai secara maksimal (Dewi et al.,

2019; Febiharsa & Djuniadi, 2018; Harahap et al., 2021). Proses komunikasi

dalam kegiatan pembelajaran dapat dibantu dengan menggunakan media

pembelajaran (Analicia Tenty. Dkk. 2021).

Timbulnya kapabilitas terssebut adalah dari stimulus yang berasal dari

lingkungan, dan proses kognitif yang dilakukan oleh pembelajaran. dengan

demikian, belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat

lingkungan, melewati pengolahan informasi, menjadi kapibilitas baru. Prinsip

belajar seumur hidup yang mengacu pada 4 pilar pendidikan universal yang

dikembangkan oleh UNESCO perlu diterapkan yaitu:

1. Learning to know yang berarti belajar tidak hanya berorientasi kepada produk

atau hasil belajar tetapi berorientasi pada proses belajar

10
2. Learning to do yaitu belajar tidak hanya mendengar dan melihat tetapi berbuat

dengan tujuan penguasaan kompetensi. Learning to live together yaitu belajar

untuk bekerjasama terkait bahwa manusia tidak bisa hidup sendiri.

3. Learning to be yaitu belajar untuk mengaktualisasikan diri sebagai individu

dengan kepribadian yang bertanggung jawab (Wina Sanjaya, 2009: 110-111)

(Sulistyani Asih, 2022).

Belajar menurut Winkel dalam (Purwanto, 2016, hlm. 39) adalah aktivitas

mental/psikis yang berlangsung dalam diri seseorang dan proses interaksi aktif

dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan,

keterampilan dan sikap.

2. Model Pembelajaran Problem Based Learning

a. Pengertian Pembelajaran Problem Based Learning

Memberikan dan menyalurkan ilmu pengetahuan kepada siswa bukanlah

satu tugas utama tenaga pendidik, melainkan tenaga pendidik dituntut untuk

memiliki kemampuan dalam mengolah pembelajaran kelas agar pembelajaran

lebih efektif termasuk dalam pemilihan metode pembelajaran yang sesuai

dengan keadaan siswanya didalam kelas. Dewey dan Rusmono berpendapat,

dalam menyelesaikan masalah, sekolah bisa dijadikan sebagai laboratorium,

karena siswa harus bisa menyelesaikan masalah didalam lingkungannya

(Rusmono, 2012). Peserta didik diharapkan mampu berproses dan berkembang

dari berbagai aspeknya.

Beberapa aspek yang perlu diperhatikan ketika menggunakan metode

pembelajaran Problem Based Learning ini, yakni dalam berpikir kritis (Critical

11
Thinking) untuk mengatasi sebuah permasalahan yang dihadirkan. Inovasi

pembelajaran menggunakan Problem Based Learning ini mampu mengasah

kemampuan siswa dalam berpikir kritis dan menganalis permasalahan baik

secara individu maupun kelompok (Rusmono, 2022).

Problem Based Learning adalah model pembelajaran dimana peserta didik dapat

belajar dari masalah yang ditemukan sehingga dapat memberikan solusi dan

jawaban sehingga menjadi sebuah pengetahuan yang baru bagi siswa. Ada

pengertian lain dari model pembelajaran Problem Based Learning yaitu

pembelajaran yang menghadirkan masalah disekitar dan dijadikan bahan

pembelajaran kemudian dicari jalan keluarnya dan permasalahan tersebut dapat

diselesaikan.

Dapat ditarik kesimpulan dari penjelasan Problem Based Learning ialah

metode yang menghadirkan masalah untuk dapat diselesaikan sehingga siswa

memiliki pengalaman dan wawasan baru dan pendidik dapat memberikan

gambaran permasalahan yang dipecahkan oleh siswa.

b. Karakteristik Model Problem Based Learning

Problem Based Learning Merupakan Model Pembelajaran yang menyajikan

permasalahan-permasalahan didalam proses belajar mengajar. Masalah yang

diambil bukan hanya dari materi dan buku pedoman melainkan dari

permasalahan konteks dunia nyata. Ada beberapa karakteristik model

pembelajaran Problem Based Learning menurut Tan dan Rusman sebagai

berikut:

a) Permasalahan yang diangkat dalam pembelajaran menjadi poin awalnya.

12
b) Dibutuhkan perspektif dari berbagai arah untuk menghadapi

permasalahan.

c) Mengangkat permasalahan yang tidak terstruktur yang ada di dunia nyata.

d) Siswa ditantang dalam menyelesaikan masalah dan masalah dapat

memancing pengetahuan siswa dari mengidentifikasi masalah.

e) Dapat mengarahkan diri menjadi tujuan utama.

f) dapat memanfaatkan sumber belajar yang beragam dan mengevaluasi

sumber belajar atau informasi merupakan yang esensial dalam model ini.

g) Menjadikan siswa komunikatif, Kolaboratif dan kooperatif

h) mengembangkan keterampilan Inquiry dan memecahkan permasalahan

masalah.

i) Model ini meliputi proses sintesis dan integrasi dari proses belajar

mengajar

j) melibatkan proses evaluasi dan hasil review dari pengalaman belajar siswa

c. Langkah-langkah Model Problem Based Learning

Ada tahapan dari model pembelaajaran Problem Based Learning menurut Forgaty

(Made Wena, 2019);

a) Merumuskan beberapa permasalahan.

b) Mendefinisikan permasalahan yang sudah ditentukan.

c) Mengumpulkan fakta-fakta yang berkaitan dengan permasalahan tersebut.

d) Menyusun hipotesis-hipotesis yang berhubungan dengan permasalahan

e) Menyelidiki permasalahan tersebut.

f) Menyempurnakan pembahasan dari permasalahan.

13
g) Menyimpulkan secara alternatif dari pemecahan masalah tersebut dengan

cara kolaboratif.

h) Melakukan uji hasil dari pemecahan masalahnya.

Tabel 1. Tahapan Pembelajaran dengan menggunakan PBL

Tahapan Tingkah Laku Guru


Tahap-1 Didalam tahapan ini guru
Orientasi siswa dengan memberikan penjelasan
permasalahan masalah tujuan pembelajran secara
merinci, kemudian
memberikan pertanyaan
agar timbul masalah, dan
memberikan motivasi dan
bantuan agar
siswatersebut terlibat
dalam
memecahkan masalahnya.
Tahap-2 Siswa diharapkan mampu
Mengorganisasiskan siswa agar mendefinisikan tugasyang
fokus dalam belajar diberikan terkait
permasalahan tersebut
dengan bantuan guru
Tahap-3 Agar dapat memecahkan
Mengarahkan dalam proses masalah diharapkan siswa
penyelidikan baik secara mampu mengumpulkan
individual maupun kelompok informasi yang valid dan
mendapatkan penjelasan
dalam proses pemecahan
masalahnya dengan
bantuan arahan dari guru.

Tahap-4 Berbagi tugas dengan


Mengembangkan kemudian teman lainnya dalam
menyajikan hasil menyiapkan karya mereka
setelah melakukan
pemecahan masalah
dengan dibantu guru
Tahapan-5 Melakukan refleksi dari
Memberikan Analisa dan Mengevaluasi hasil pemecahan dan
dari proses pemecahan masalah. proses-proses yang telah
digunakan siswa.

14
Dari tabel diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa tahapan penerapan model

ini adalah proses yang dilakukan dalam pembelajaran, proses itu sendiri menjadi

kunci utama dalam model ini, karena jika siswa melewatkan prosesnya maka akan

terjadi kurangnya pengetahuan sehingga pengalaman yang harusnya didapatkan

oleh siswa tidak didapatkan pula dalam memecahkan masalah.

d. Komponen-Komponen Model Problem Based Learning

Menurut Arends, Pembelajaran dengan menggunakan model ini

memiliki beberapa komponen, diantaranya adalah:

a) Permasalahan autentik. Dalam masalah ini siswa dihadapkan


dengan mengorganisasikan masalah nyata yang dirasa penting
secara sosial dan bisa mendatangkan manfaat bagi peserta didik.
Karena permasalahan yang ada pada dunia nyata tidak dapat
dijawab dengan jawaban yang sederhana.
b) Fokus interdisipliner. Peserta didik atau siswa diarahkan agar
berpikir secara struktural dan diajak untuk melihat dari berbagai
perspektif Pengamatan autentik.
c) Pengamatan ini bertujuan agar siswa menemukan solusi dan
jawaban yang nyata. permasalahan yang wajib dianalisis kemudian
dikembangkan hipotesis-hipotesis serta prediksinya. Dari hal
tersebut siswa dapat belajar berpikir dari berbagai sudut pandang
dan secara struktural untuk memecahkan masalah.
e. Kelebihan dan Kekurangan Model Problem Based Learning.
Ada beberapa keunggulan atau kelebihan model pembelajaran
Problem Based Learning, sebagai berikut:

15
a) Menggali materi lebih mendalam dengan menggunakan masalah yang
disajikan.
b) Menghadirkan masalah yang dapat menantang kemampuan berpikir
siswa.
c) Model pembelajaran yang aktif.

Terdapat beberapa kekurangan dari model Problem Based Learning:

a) Membutuhkan minat yang tinggi dalam memecahkan suatu


permasalahan,karena jika tidak ada minat, siswa tidak akan mencoba.
b) Membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menerapkan model ini.
c) Pemechan masalah yang sangat sulit dilakukan jika siswa kurang
membaca dan mencari banyak-banyak informasi.

Dapat ditarik kesimpulan bahwa peran guru sangat dibutuhkan


sebagai fasilitator untuk menerapkan model ini agar pembelajaran dapat
berjalan secara efektif dan memberikan motivasi kepada siswa untuk
menarik minat belajar.

3. Media Canva

Canva adalah suatu media pembelajaran yang berbentuk aplikasi


dalam memudahkan Kegiatan Pembelajaran Siswa. (Rizanta dan Arsanti,
2022) program desain online yang menyediakan bermacam peralatan seperti
presentasi, resume,poster, pamflet, brosur, grafik, infografis, spanduk,
penanda buku, bulletin, dan lain sebagainya yang disediakan dalam aplikasi
canva. Adapun jenis-jenis presentasi yang ada pada Canva seperti presentasi
kreatif, pendidikan, bisnis, periklanan,teknologi, dan lain sebagainya.

secara singkat dapat dikatakan bahwa hasil belajar berupa perolehan

perubahan tingkah laku yang meliputi: pengamatan, pengenalan, pengertian,

16
perbuatan, keterampilan, perasaan, minat, dan bakat. Dalam dunia pendidikan

prestasi belajar digunakan sebagai pendorong bagi peserta didik dalam

meningkatkan ilmu pengetahuan yang berperan untuk meningkatkan mutu

pendidikan.

4. Hasil belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Proses belajar yang baik akan menghasilkan sesuatu yang merupakan hasil dari

belajar itu sendiri. Berhubungan dengan istilah dan pengertian hasil belajar,

Priansa (2017 ; 82) menyampaikan bahwa : Hasil belajar adalah capaian yang

diperoleh peserta didik berkat adanya usaha yang ditunjukkan dalam berbagai

bentuk misalkan penguasaan, pengetahuan, dan percakapan dasar dalam berbagai

aspek kehidupan dan menunjukkan perubahan tingkah laku. Sara (2017: 101) juga

menyampaikan pendapatnya bahwa hasil belajar adalah munculnya perubahan

tingkah laku aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik setelah menempuh kegiatan

belajar kemudian dilakukan pengamatan atau pengukuran.

Selain itu menurut Christina (2016: 223) hasil belajar adalah perubahan

perilaku siswa setelah mengikuti pelajaran terjadi akibat lingkungan b belajar

yang sengaja dibuat oleh guru melalui model pembelajaran yang dipilih dan

digunakan dalam suatu pembelajaran hal ini Selaras dengan pendapat sudjana

(2009;22) yang menyatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan

yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar. Slameto (2013) juga

menambahkan bahwa hasil belajar sebagai sebuah perubahan yang terjadi dalam

diri seseorang

17
yang terjadi secara bertahap atau berkesinambungan, tidak statis, dan

menyebabkan bahan yang berguna bagi kehidupan ataupun proses belajar

berikutnya.

Berdasarkan pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

diperolehnya kemampuan berupa pengetahuan kurung kognitif, sikap atau

karakter, serta keterampilan psikomotorik yang ditunjukkan melalui perubahan

tingkah laku setelah melaksanakan kegiatan atau proses belajar (Anang Arie, dkk.

2020).

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Hasil belajar di pengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor dari dalam (faktor

internal) maupun faktor dari luar (faktor eksternal). Menurut Suryabrata dalam

jurnal Djamaah Sopah “faktor internal adalah faktor fisiologis dan faktor

psikologis (misalnya kecerdasan, motivasi, berprestasi, dan kemampuan kognitif),

sedangkan yang termasuk faktor eksternal adalah faktor lingkungan dan faktor

instrumental (misalnya guru, kurikulum, dan model pembelajaran)”.

Menurut Ngalim Purwanto faktor yang mempengaruhi hasil belajar sebagai

berikut: (Purwanto, M Ngalim, 2010).

1) Faktor row input (yakni faktor peserta didik/anak itu sendiri)dimana tiap anak
memiliki kondisi yang berbeda-beda dalam kondisi fisiologis, maupun
kondisi psikologi.
2) Faktor environmenta linput, (faktor lingkungan) baik itu lingkungan alam
maupun lingkungan sosial.
3) Faktor Instrumental Input, yang didalamnya antara lain terdiri dari:
a. Kurikulum
b. Program/bahan pengajaran
c. Sarana dan Fasilitas
18
d. Guru

19
Jadi, yang mempengaruhi hasil belajar siswa, bukan hanya disebabkan pada
kemampuan diri individu seperti minat, motivasi, bakat, dan lain sebagainya yang
bisa mempengaruhi hasil belajar. Namun faktor eksternal seperti saran prasarana,
perlengkapan belajar, materi pelajaran, dukungan sosial dan pengaruh budaya juga
mempengaruhi hasil belajar peserta didik.Untuk itu antara faktor internal dan
eksternal harus saling berkesinambungan agar hasil belajar peserta didik lebih
meningkat.

20
B. Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian relevan yang digunakan sebagai bahan rujukan dalam penelitian pengembangan ini. Berikut ini disajikan Tabel 2.

tentang-penelitian penelitian yang relevan.

Perbandingan Jurnal 1 Jurnal 2 Jurnal 3 Jurnal 4 Jurnal 5 Jurnal 6 Penelitian


Rizqi Amanda
Ratna; M. Indura Asmawati; Uswatun
,Widya Regina Afifah
Penulis Ridwan Asih Sulistyani Sirajuddin Saleh; Hasanah, Sarjono, Sofyan Tamami
Kusuma,wahyu Khoerunisa
Tikollah; Sato Sufriadi Yusna Ahmad Hariyadi
ningsih Rahayu
Penerapan Model
Meningkatkan Penerapan Problem Based
Peningkatan Penerapan
Prestasi Model Problem Learning dengan Penerapan Model
Keaktifan dan Model Problem
Belajar Siswa Based Learning Media Canva Problem Based
Hasil Belajar Based Learning
Melalui Untuk untuk Pengaruh Model Learning Berbantu
Korespondensi Berbantu Media
Penerapan Meningkatkan Meningkatkan Problem Based Media Canva
melalui Canva untuk
Model Keaktifan dan Hasil Belajar Learning Untuk
Penerapan Model meningkatkan
Pembelajaran Hasil Belajar Peserta Didik Terhadap Peserta Meningkatkan
Pembelajaran Hasil Belajar
Problem Based Pada Pelajaran Pada Mata Belajar IPS SMP Hasil Belajar
Problem Based Siswa Kelas V
Learning Ekonomi Siswa Pelajaran Taruna Kedung Ekonomi Bisnis
Learning SMK Tema 1 SD
SMKN 1 Kelas XI IIS di Ekonomi Bisnis Adem Siswa Kelas X
Nasional Baureno Labschool
Pinrang SMA Negeri 1 Kelas X AKL Otkp 3 & 4 Smk
Kab. Bojonegoro Unnes
Sulawesi Dayun Tahun SMK Bina Sasmita Jaya 1
Jawa Timur Semarang
Selatan Ajaran 2022 Mandiri
Tsikmalaya

2
Tahun
2022 2022 2022 2022 2022 2021 2023
Penelitian
peningkatan Adapun tujuan untuk mengetahui
keaktifan dan Pada penelitian dari penelitian ini pengaruh model
Untuk Mengetahui
Untuk hasil belajar ini dengan adalah untuk pembelajaran
Hasil Belajar
mengetahui peserta didik model Problem mengetahui problem based
Ekonomi Bisnis
Peningkatan kelas X OTKP 1 Based Learning peningkatan hasil learning (PBL)
Untuk siswa kelas X
keaktifan dan di SMK Nasional berbantu media belajar peserta terhadap prestasi
meningkatkan OTKP 3 & 4 di
hasil belajar Baureno pada Canva berhasil didik apabila belajar siswa
Tujuan prestasi belajar SMK Sasmita Jaya
belajar siswa mata pelajaran meningkatkan menggunakan mata pelajaran
Penelitian siswa kelas XI 1 sebelum
dengan Korespondensi hasil belajar model Problem IPS pada pokok
AKL 1 SMKN menerapkan Model
penerapan dengan siswa kelas V Based Learning bahasan aktivitas
1 Pinrang. pembelajaran
model Problem menggunakan pada Tema 1 dengan media manusia dalam
Problem Based
Based Learning model Organ Gerak Canva dalam memenuhi
Learning
(PBL). pembelajaran Hewan dan proses kebutuhan kelas
Problem Based Manusia. pembelajaran VII SMP Taruna
Learning (PBL). didik. Kedung Adem
64 peserta didik
siswa kelas X
siswa kelas XI terdiri dari 33
OTKP 1 di 20 Peserta Didik
AKL1 SMK 18 siswa kelas V siswa Kelas X
31 Peserta Didik SMK Kelas X AKL 28 Siswa Kelas
Populasi dan Negeri 1 SD Labschool OTKP 3 dan 31
XI IIS SMA N 1 Nasional Baureno SMK Bina VII SMP Taruna
Sampel Pinrang yang Unnes siswa Kelas OTKP
Dayun tahun pelajaran Mandiri Tasik Kedung Adem
berjumlah 35 Semarang 4 SMK Sasmita
2021/2022 yang Malaya
siswa. Jaya 1
berjumlah 25
peserta didik.
Teknik Tes individu, tes akhir observasi, perencanaan,
observasi/ tes, observasi, dan erupa tes dan
Pengumpulan kelompok dan berbentuk soal dokumentasi, dan tindakan,
pengamatan. dokumentasi. non tes melalui
data dokumentasi pilihan ganda tes.

2
pengamatan dan berjumlah 5 butir observasi/evaluasi,
dokumentasi. soal. dan refleksi.
observasi,
Pre Exprerimental
wawancara,
Teknik Deskriptif teknik deskriptif teknik deskriptif Design dengan Penelitian
dokumentasi
Analisis Data presentatif Presentatif Presentatif jenis “One-shot Tindakan Kelas
dan catatan
Case Study”.
lapangan.
Nilai rata-rata Prestasi dan Hasil penelitian Dengan
prestasi belajar aktivitas belajar pada siklus I penerapan model
akuntansi siswa kelas XI menunjukkan pembelajaran
siswa sebelum IIS persentase rata- problem based
10 siswa dari
dilakukan SMA N 1 rata keaktifan learning (PBL)
18 siswa kelas V
tindakan Dayun dalam belajar peserta memiliki kinerja
SD Labschool
adalah 65,36 pembelajaran didik bahwa rata-rata yang lebih baik
Unnes
dengan Ekonomi sebesar 66,5% hasil belajar terhadap
Semarang yang
presentase mengalami meningkat pada ekonomi bisnis peningkatan
memiliki nilai
ketercapaian peningkatan, hal siklus II menjadi peserta didik prestasi belajar
Hasil dibawah KKM
sebesar ini ditunjukkan 78,5% dan pada adalah 83,5 IPS Kelas VII
Penelitian sekolah
40,91%, dari: siklus III dengan nilai SMP Taruna
yaitu 75. Hal
setelah (1) Berdasarkan meningkat paling tinggi 100 Kedungadem hal
tersebut berarti
dilakukan hasil observasi kembali menjadi dan paling rendah ini dilihat dari
62% belum
tindakan maka aktivitas siswa 88,5%. Selain itu, yaitu 60 pengujian
tuntas dan perlu
nilai hasil diperoleh Rata-rata hasil hipotesis dimana
treatment agar
belajar informasi bahwa belajar siklus I diperoleh nilai
mencapai KKM.
meningkat adanya yaitu 76,8 dengan sig. (2-tailed) ≤
pada siklus I peningkatan ketuntasan 0,05 yaitu, 0,000
nilai rata-rata dalam aktivitas klasikal 72% ≤ 0,05. Sehingga
69, 67 dan listening dari meningkat pada dapat dikatakan

2
siklus II 86% menjadi siklus II dengan Ho diterima dan
meningkat 88%, oral dari rata-rata hasil Ha ditolak.
menjadi 79.67. 45% menjadi belajar menjadi
61%, emotional 81,6 dengan
l dari 65% ketuntasan
menjadi 84%, klasikal mencapai
visual dari 35% 84%
menjadi 78%, dan rata-rata hasil
writing dari belajar meningkat
65% menjadi kembali pada
73%, motor dari siklus III menjadi
39% 86,0
menjadi 69%, dengan
dan mental dari ketuntasan
66% menjadi klasikal mencapai
68%. (2) 92%.

2
C. Kerangka Pemikiran

Tabel 3. Hubungan kedua variable

Metode Problem Based Learning ( Variabel X ) Hasil Belajar Siswa ( Variabel Y )


Dibawah ini akan dijelaskan kerangka pemikiran oleh peneliti, penjelasan
a. Perencanaan (planning) penelitian dan penjelasan mengenai
Capaian yang diperoleh
peneliti bagaimana melaksanakan penelitian
b. Pelaksanaan (acting) peserta didik dalam bentuk :
yang akan dilakukan oleh peneliti dan juga dilihat dari penelitian – penelitian
a. Penguasaan
c. Pengamatan (observing)
terdahulu yang relevan. b. Pengetahuan
d. Refleksi (reflecting) c. Perubahan Tingkah laku

Priansa (2017;82)

2
Tabel 4. Kerangka Pemikiran
Masalah
Model Pembelajaran yang diterapkan belum menggunakan model yang aktif dan menyenangkan sehingga belum bisa men
Siswa cenderung pasif hanya mendengarkan materi yang disampaikan guru, dan kurangnya aktivitas berfikir kritis, analitis
Hasil Belajar siswa yang masih tergolong rendah karena terdapat siswa yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimu

Rumusan Masalah
Berapakah rata rata hasil belajar ekonomi bisnis siswa kelas X OTKP 3 & 4di SMK Sasmita Jaya 1 sebelum menerapkan M
Berapakah rata rata hasil belajar ekonomi bisnis siswa kelas X OTKP 3 & 4di SMK Sasmita Jaya 1 setelah menerapkan M
Apakah terdapat pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar ekonomi bisnis siswa kelas X OTKP 3 & 4 di SMK Sasm

Populasi Instrumen Penelitian


Metode tes dan metode non tes
Siswa Kelas X OTKP SMK Sasmita Jaya meliputi observasi, catatan lapangan
1 dan dokumentasi.

Ha
Sampel Teknik Analisis Data
sil
64 Siswa Kelas X OTKP 3 dan 1. Deskripsi Kuantitatif
4 2. Keberhasilan dan Ketuntasan Belajar

Data
1. Nilai Tes pada tiap siklus
2. Observasi
3. Catatan Lapangan

2
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan penelitian, dimana

rumusan masalah penelitian telah di nyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.

Sugiyono (2015:96). Berdasarkan paradigma penelitian dan penelitian relavan

yang telah dipaparkan sebelumnya dapat di berikan hipotesisnya sebagai berikut ;

Dari kajian terori dan kerangka berfikir diatas maka dapat diajukan

hipotesis yang rumusannya sebagai berikut terdapat hubungan positif dan

signifikan antara Model prembelajaran Problem Based Learning terhadap Hasil

belajar siswa pada mata pelajaran Ekonomi Bisnis Di SMK Sasmita Jaya 1.

H₀1 = Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara hasil belajar siswa pada

mata pelajaran Ekonomi Bisnis di SMK Sasmita Jaya 1 sebelum dan sesudah

menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning.

H11 =Terdapat pengaruh yang signifikan antara hasil belajar siswa pada mata

pelajaran Ekonomi Bisnis di SMK Sasmita Jaya 1 sebelum dan sesudah

menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning .

2
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yaitu semua proses yang diperlukan perencanaan

dan pelaksanaan penelitian. suatu penelitian harus memiliki rancangan atau desain

yang jelas, karena ketidakjelasan desain akan membuat peneliti tidak dapat

melakukan penelitian secara terstruktur dan runtut yang akibatnya hasil penelitian

dipertanyakan kebenarannya (tatang, dkk, 2016 : 28). Dengan demikian,

rancangan penelitian akan diuraikan sebagai berikut ;

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Prosedur penelitian tindakan

kelas (PTK) terdiri dari empat kegiatan, yaitu perencanaan (planning),

pelaksanaan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Kegiatan-

kegiatan tersebut dilaksanakan melalui tahapan yang disebut dengan siklus

(cycling). Tidak ada ketentuan atau ketetapan berapa siklus yang harus dilakukan

oleh peneliti dalam melakukan PTK (Iskandar, 2012:48-49). Adapun tahapan/alur

PTK adalah sebagai berikut :

2
Gambar 1. Bagan Alur Penelitian Tindak Kelas

Penelitian ini menggunakan langkah-langkah sesuai tahapan dalam PTK.

Penjelasan mengenai langkah-langkah dalam melaksanakan penelitian adalah

sebagai berikut:

a. Perencanaan

Menurut Mulyasa (2011:108), perencanaan hendaknya disusun

berdasarkan hasil pengamatan awal refleksi terhadap pembelajaran. Tahap

perencanaan meliputi: Perencanaan yang disusun sebagai berikut: 1)

Mengidentifikasi masalah yang akan dipecahkan yaitu dari 33 siswa kelas X

OTKP 3 & 43 SMK Sasmita Jaya 1 yang sudah mencapai KKM hanya 11 siswa;

2) Menganalisis materi pembelajaran Ekonomi Bisnis Kelas X OTKP 3 & 43 di

semester 2 akan dilakukan tindakan

2
penelitan dengan menganalisis standar kompetensi, kompetensi dasar, dan

indikator pembelajaran; 3) Menyusun perangkat pembelajaran (RPP, LDK, dan

Lembar evaluasi) sesuai materi dan indikator yang ditetapkan; 4) Menyiapkan

media pembelajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran; 5) Menyiapkan

instrumen penelitian (lembar observasi, tes hasil belajar dan catatan lapangan)

yang akan digunakan dalam penelitian.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas merupakan suatu rangkaian siklus

yang berkelanjutan. Diantara siklus-siklus tersebut terdapat informasi sebagai

balikan (feedback) terhadap apa yang telah dilakukan oleh peneliti (Mulyasa,

2010:112). Peneliti merencanakan penelitian yang dilaksanakan dalam 2 siklus,

setiap siklus dilaksanakan dua kali pertemuan. Siklus pertama dan kedua

dilaksanakan sesuai dengan RPP yang telah disusun menggunakan model PBL

berbantuan media canva. Jika ternyata tindakan perbaikan pada siklus pertama

belum berhasil menjawab masalah maka terdapat siklus berikutnya dengan

langkah-langkahnya tetap sama dengan menerapkan model PBL. Pelaksanaan

PTK ini direncanakan dalam 2 siklus. Siklus I dan siklus II dilaksanakan sesuai

dengan RPP yang telah disusun.

c. Observasi

Daryanto (2014:27) mengemukakan bahwa tahapan pengamatan/observasi

ini sebenarnya berjalan bersama dengan tahap pelaksanaan tindakan. Kegiatan

pengamatan dilakukan oleh pengamat. Guru pelaksana mencatat hal yang terjadi

3
saat pembelajaran agar memperoleh data yang akurat untuk perbaikan siklus

berikutnya. Kegiatan pengamatan dalam penelitian ini dilakukan saat pelaksanaan

tindakan. Kegiatan pengamatan untuk mengetahui keterampilan guru dan aktivitas

siswa menggunakan instrumen pengamatan yang telah disusun. Kegiatan

pengamatan dilaksanakan secara kolaboratif dengan guru pengamat. Hasil

observasi dicatat dalam lembar pengamatan untuk dianalisis dan dilakukan

refleksi.

d. Refleksi

Menurut Iskandar (2012:52), mengemukakan bahwa tahapan refleksi

merupakan tahapan untuk memproses data yang didapat saat melakukan

pengamatan. Hasil refleksi berupa kesimpulan yang mantap dan tajam. Kegiatan

refleksi sangat tepat dilakukan ketika guru pelaksana sudah selesai melakukan

tindakan, kemudian mendiskusikan implementasi rancangan tindakan

Refleksi pada penelitian untuk mengkaji proses pembelajaran yang telah

dilaksanakan berupa aktivitas siswa, guru dan hasil belajar siswa kelas X OTKP 3

& 43 SMK Sasmita Jaya. Hasil refleksi digunakan sebagai dasar pertimbangan

tindakan perbaikan. Kemudian peneliti dan kolaborator membuat perencanaan

tindak lanjut pada siklus berikutnya.

2. Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SMK Sasmita Jaya 1 kecamatan

pamulang kota Tangerang Selatan, Banten semester ganjil tahun pelajaran

2021/2022. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X OTKP 3 & 4 SMK Sasmita

Jaya 1 sebanyak 64 siswa.


3
B. Populasi, Sampel dan Pengumpulan Data

1. Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah keseluruhan yang memuat semua anggota dan

memiliki karakteristik tertentu. Adapun sampel adalah bagian dari populasi

(Anggara, 2017:45). Populasi pada penelitian ini adalah kelas X OTKP di SMK

Sasmita Jaya 1 yang terdiri dari kelas X OTKP 3 & 41, OTKP 2, OTKP 3 yang

berjumlah 132 orang. Siswa yang dijadikan sumber data adalah siswa kelas X

OTKP 3 & 4 sebanyak 64 siswa. Sumber data siswa diperoleh dari lembar

observasi aktivitas siswa dan hasil evaluasi siswa dalam pembelajaran Ekonomi

Bisnis menggunakan model PBL berbantuan media canva. Menggunakan lembar

pengamatan aktivitas siswa, dan catatan lapangan dalam pembelajaran Ekonomi

Bisnis menerapkan model Problem Based Learning berbantuan media canva.

2. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah

metode tes dan metode non tes meliputi observasi, catatan lapangan dan

dokumentasi.

a. Teknik Tes

Teknik tes ini digunakan oleh peneliti menguji subjek untuk mendapatkan data

tentang hasil belajar peserta didik, dengan menggunakan instrumen soal yang

mengukur hasil belajar sesuai dengan bidang mata pelajaran yang diteliti

(Iskandar, 2012:73). Tes diberikan kepada siswa secara individu untuk

mengetahui

3
kemampuan kognitif siswa. Tes ini dilaksanakan pada pembelajaran siklus pertama

dan siklus kedua.

b. Teknik Nontes

Teknik nontes adalah evaluasi proses dan hasil belajar siswa yang

dilakukan tanpa menguji siswa melainkan dengan melakukan observasi atau

pengamatan, catatan lapangan dan dokumentasi. Adapun metode non tes yang

digunakan dalam penelitian ini antara lain;

c. Observasi

Observasi merupakan salah satu metode pengumpulan data dimana

pengumpul data mengamati secara visual gejala yang diamati serta

menginterpretasikan hasil pengamatan tersebut dalam bentuk catatan sehingga

validitas data sangat tergantung pada kemampuan observer (Widoyoko, 2014:46).

Data observasi diperoleh melalui lembar pengamatan aktivitas siswa dalam

pembelajaran Ekonomi Bisnis menggunakan model PBL berbantuan media canva.

d. Catatan Lapangan

Catatan lapangan atau field note dibedakan menjadi dua macam, yakni

catatan harian guru dan catatan harian siswa (Sukardi, 2013:44). Pada penelitian

ini catatan lapangan berisi catatan harian siswa. Catatan lapangan berisi catatan

guru tentang siswa selama pembelajaran berlangsung apabila ada hal-hal yang

muncul dalam proses pembelajaran. Catatan lapangan berguna untuk memperkuat

data yang diperoleh dalam observasi dan sebagai masukan guru dalam melakukan

refleksi.

3
e. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun

dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun

elektronik (Sukmadinata, 2013:221). Dokumen yang mendukung penelitian ini

adalah foto dan video yang digunakan untuk mengetahui keterampilan guru dan

aktivitas siswa dalam pembelajaran Ekonomi Bisnis menggunakan model PBL

(Problem Based Learning) berbantuan media canva di SMK Sasmita Jaya 1.

C. Teknik Analisis

Data Teknik analisis data yang digunakan adalah:

1. Teknik Analisis Data kuantitatif

Data kuantitatif dalam penelitian ini dianalisis menggunakan deskripsi

kuantitatif yaitu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau

fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui hasil

belajar yang dicapai siswa dan untuk mengetahui respon siswa terhadap kegiatan

serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. (Aqib,2011:39).

Data kuantitatif berupa hasil belajar kognitif, dianilisis dengan menggunakan

teknik statistik deskriptif dengan menentukan mean, modus, nilai terendah, nilai

tertinggi, dan ketuntasan secara individual maupun klasikal yang dipaparkan

dalam bentuk persentase. Analisis tingkat keberhasilan atau ketuntasan belajar

siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung pada setiap siklusnya. Adapun

langkah langkahnya adalah sebagai berikut :

a. Data nilai rata-rata (mean) kelas dianalisis dengan rumus:

3
Keterangan:

x = titik tengah interval kelas ke-i

fi = f = frekuensi pada interval kelas ke-i (Herrhyanto dan Akip, 2010: 4.3)

b. Median atau data nilai tengah

Bb = Batas bawah kelas interval yang mengandung

Me p = panjang kelas interval n = banyak data

F = frekuensi komulatif sebelum kelas interval yang mengandung Me

f = frekuensi pada kelas Me (Herrhyanto dan Akip, 2010: 4.21)

Sedangkan untuk menghitung ketuntasan belajar secara klasikal dan penyajian data

kuantitatif dipaparkan dalam bentuk presentase. Adapun rumusnya sebagai berikut:

Keterangan:

P = pesentase ketuntasan belajar klasikal (Aqib, 2011:41)

3
Tabel 5. Kriteria Tingkat Keberhasilan Belajar Siswa

Hasil perhitungan tersebut kemudian dikonsultasikan dengan kriteria ketuntasan

belajar siswa SMK Sasmita Jaya 1 yang dikelompokkan ke dalam kategori tuntas

dan tidak tuntas dengan kriteria sebagai berikut.

Tabel 6. Kriteria Ketuntasan Belajar

3
DAFTAR PUSTAKA

Amanda, R. dkk.2022. Penerapan Model Problem Based Learning Berbantuan

Media Canva untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V Tema 1

SD Labschool UNNES Semarang. Jurnal Pendidikan Dasar. Vol 2 No.

2.

Analicia Tenty. Dkk. 2021. Media Pembelajaran Visual Menggunakan Canva

pada Materi Sistem Gerak. Jurnal Edutech Undiksha. Volume 9,

Number 2.

Anang Arie, dkk. 2020. Strategi Pembelajaran Problem Based Learning. Volume

1. Makasar:Yayasan Barcode

Kusuma,I.W, 2015. Penerapan Model Problem Based Learning Berbantuan Media

Audio Visual Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajran IPA Siswa

Kelas IV SDN Salaman Mloyo Kota Semarang. Semarang ; UNNES.

Madewana. 2019. Strategi Pembelajaran Inovatif Kotemporer Suatu Tinjauan

Konseptual Operasional. Jakarta: Bumi Aksara.

Purwanto, M. Ngalim. 2010. Prinsip-Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran.

Bandung : Remaja Rosdakarya.

Rahmatullah. dkk, 2020. Media Pembelajaran Audio Visual Berbasic Canva.

Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha.Vol 12 No. 2.

Rindi, A.W, 2022. Pembelajaran Problem Based Learning Menggunakan Video

Dalam Meningkatkan Kemampuan Berfikir Kritis Siswa. Malang; UIN

Maulana Malik Ibrahim.

Rusman, 2012. Model-Model pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pres. H.229

3
Rusmono, 2012. Strategi Pembelajaran Dengan Problem Based Learning Itu

Perlu. Bogor: Ghalia Indonesia. Hal.74

Siwy Juan, dkk. 2022. Perbandingan Model Pembelajaran Problem Based

Learning (Pbl) Dan Model Pembelajaran Discovery Terhadap Hasil

Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Dan Bisnis Di Kelas X

SMK Fajar Moyongkota. Jurnal Pendidikan Ekonomi; ISSN 2774-9185.

Sudjana, Nana. 2010. Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar.

Bandung. Sinar Baru Algensindo.

Sulistyani Asih, 2022. Penerapan Model Problem Based Learning Untuk

Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Pada Pelajaran Ekonomi

Siswa Kelas XI IIS di SMA Negeri 1 Dayun Tahun Ajaran 2022.

Science and Education Journal. Vol 1 No. 2)

Syahraini, M. dkk, 2022. Penerapan Model Problem Based Learning untuk

Meningkatkan Aktivitas dan Kemampuan Berfikir Kritis Peserta Didik.

Jurnal Pendidikan dan Profesi Keguruan. Vol2(1)

Anda mungkin juga menyukai