Anda di halaman 1dari 8

STUDY KASUS

MENGGUNAKAN METODE STAR (SITUASI, TANTANGAN, AKSI, REFLEKSI HASIL DA


N DAMPAK)
TERKAIT PENGALAMAN MENGATASI
PERMASALAHAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN

DEDDY ANDRIYANTO
239012495141
TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA

PENDIDIKAN PROFESI GURU


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
MAKASSAR
DESEMBER 2023
Menggunakan Metode Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)
Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran

Tujuan Secara Umum :


Menciptakan pembelajaran yang Inovatif melalui model pembelajaran Project Based Learning.
Tujuan sesuai modul ajar :
a. Melalui pembelajaran Project Based Learning peserta didik mampu menuliskan keberagaman
karakteristik individu di Sekolah dengan benar
b. Melalui pembelajaran Project Based Learning peserta didik mampu menerapkan perilaku di
Sekolah sesuai sila – sila pancasila dengan benar
c. Melalui pembelajaran Project Based Learning peserta didik mampu mencontohkan perilaku
sehari hari di rumah sesuai sila – sila pancasila
d. Melalui pembelajaran Project Based Learning peserta didik mampu membedakan perilaku yang
sesuai atau yang tidak sesuai dengan sila – sila pancasila

DESKRIPSI STUDY KASUS


SMAN 1 Kandangan merupakan sekolah negeri yang terakreditasi “A’ yang beralamat di
Jalan Hayam Wuruk No.96, Kecamatan Kandangan, Kabupaten Kediri, Provinsi Jawa Timur. Secara
organisasi SMAN 1 Kandangan merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Pendidikan Provinsi
Jawa Timur pada Cabang Dinas Kota & Kabupaten Kediri. Sejarahnya, SMAN 1 Kandangan berdiri
pada tanggal 16 Mei 1997 yang mulanya merupakan sekolah transisi dari SMAN 1 Pare yang pada
waktu itu daya tampungnya sudah tidak mencukupi untuk menampung peserta didik di sekitar kota
Pare.
Secara geografis, Kecamatan Kandangan merupakan sekolah yang terletak di perbatasan
kabupaten Kediri dan cukup jauh dari pusat kabupaten maupun Kota Kediri. Kecamatan Kandangan
sendiri merupakan kecamatan yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Malang dan Kabupaten
Jombang. Keadaan geografis tersebut menjadikan SMAN 1 Kandangan berstatus sebagai sekolah
irisan yang menampung peserta didik dari tiga kabupaten, Kabupaten Kediri, Kabupaten Malang, dan
Kabupaten Jombang.
SMAN 1 Kandangan menduduki lahan seluas 12.400 meter persegi dengan fasilitas bangunan
yang terdiri dari 28 ruang kelas, 4 laboratorium, 1 perpustakaan, 1 mushola, 5 taman sekolahan, dan
lahan parkir untuk guru atau ataupun siswa. Fasilitas sekolah semakin meningkat dari tahun ke tahun
yang pada tahun 2019 SMAN 1 Kandangan memperluas akses internet melalui pengadaan jaringan
nirkabel/wifi. Harapan dari program perluasan jaringan ini adalah untuk menunjang belajar-mengajar
peserta didik yang semakin modern dan untuk merintis pembelajaran paperless yang digunakan dalam
kegiatan pembelajaran di dalam kelas dan ujian-ujian kompetensi peserta didik.
Permasalahan yang dihadapi penulis adalah hasil belajar peserta didik yang rendah .
Kurangnya minat dan motivasi peserta didik selama mengikuti proses pembelajaran yang berdampak
pada rendahnya hasil belajar Informatika ternyata disebabkan oleh monotonnya kegiatan
pembelajaran. Selama ini kegiatan pembelajaran Informatika hanya dilakukan dengan membagikan
materi berbentuk power point dan ms word, sehingga kurang menarik. Apabila permasalahan ini
tidak segera ditindaklanjuti, dikhawatirkan akan mempengaruhi kualitas lulusan. Hal inilah yang
kemudian menjadi fokus utama penulis untuk mengangkat permasalahan tersebut. Penulis merasa
perlu untuk mengembangkan pembelajaran yang dapat mengarahkan peserta didik untuk semangat
dan meningkatkan minat serta hasil belajar Informatika peserta didik melalui penggunaan model
pembelajaran project based learning menghasilkan komik digital. Pemilihan media komik digital
sebagai media pembelajaran dikarenakan komik adalah media pembelajaran komik berisi ilustrasi
gambar memiliki nuasan visualisasi yang menarik dan terkesan tidak membosankan bagi peserta
didik.
Permasalahan yang dihadapi penulis adalah hasil belajar peserta didik yang rendah.
Penyebabnya ada dua faktor yaitu faktor Internal dan Eksternal. Dari faktor Internal yaitu hasil
belajar peserta didik menurun yang disebabkan oleh rendahnya motivasi belajar, kesulitan memahami
materi dan bosan dengan model pembelajaran yang digunakan oleh Guru. Sedangkan dari faktor
Eksternal yaitu belum semua Guru menggunakan model pembelajaran yang bervariasi, dan belum
optimal dalam pemanfaatan teknologi dalam proses pembelajaran. Maka dari itu permasalahan
tersebut harus segera dicarikan solusi yaitu dengan menerapkan pembeajaran yang inovatif yang di
dalamnya juga mengimplementasikan teknologi, literasi, numerasi, dan pembelajaran HOTS. Model
pembelajaran yang akan digunakan yaitu Project Based Learning. Model pembelajaran ini dinilai
mampu mengatasi hasil belajar siswa yang masih rendah. Pemanfaatan model pembelajaran PJBL ini
akan membuat peserta didik aktif mengikuti pembelajaran yang menarik dan merasa senang
mengikuti pembelajaran.

Praktik pembelajaran ini sangat penting untuk dibagikan karena :


1. Untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.
2. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa
3. Sebagai sarana untuk menambah wawasan tentang pembelajaran yang inovatif
4. Memberikan motivasi kepada rekan kerja untuk melakukan inovasi dalam pembelajaran
Adapun peran saya disini sebagai guru adalah perlu untuk mengembangkan pembelajaran yang
dapat mengarahkan peserta didik untuk semangat dan meningkatkan minat serta hasil belajar
Informatika peserta didik melalui project base learning. Pemilihan model project base learning
sebagai model pembelajaran dikarenakan model ini dapat menciptakan pembelajaran yang aktif,
kreatif, dan penuh inovatif, serta menyenangkan dan menantang bagi anak, sehingga tujuan
pembelajaran dapat tercapai dan pembelajaran sangat bermakna bagi anak.
ANALISIS STUASI
Dalam melaksanakan model pembelajaran PJBL( Project Based Learning ) terdapat tantangan –
tantangan yang dihadapi yaitu :
1. Membutuhkan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah dan menghasilkan produk
2. Membutuhkan biaya yang cukup banyak
3. Membutuhkan guru yang terampil dan belajar
4. Membutuhkan fasilitas, alat dan bahan yang memadai
Pihak – Pihak yang terlibat dalam pemecahan masalah yaitu :
1. Kepala Sekolah
Kepala sekolah berperan sebagai pemberi ijin dan memberikan arahan terkait pelaksanaan
kegiatan PPL
Guru
2. Rekan Sejawat
Memberikan keritik dan saran terkait jalannya proses kegiatan PPL
3. Peserta Didik
Peserta didik berperan sebagai objek yang sedang dilakukan penelitian
4. Dosen
Dosen membimbing untuk menemukan dan mencari penyelesaian dari masalah ada.
5. Guru Pamong
Membimbing baik dalam persoalan mengajar maupun pengelolaan kelas
A. Langkah – Langkah Memecahkan Masalah
Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghadapi permasalahan tersebut adalah :
1. Mencari akar penyebab munculnya masalah
Penggunaan pembelajaran yang masih berpusat kepada siswa sehingga motivasi dan hasil belajar
siswa rendah.
2. Menemukan solusi yang tepat untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Setelah dilakukan analisis didapatkan solusi untuk menyelesaikan permasalahan tersebut dengan
menggunakan model pembelajaran yang inovatif yaitu model pembelajaran project based learing.
PJBL adalah model pembelajaran yang menjadikan peserta didik sebagai subjek atau pusat
pembelajaran. Peserta didik diberikan kebebasan untuk menentukan aktivitas belajarnya sendiri,
mengerjakan proyek secara kolaboratif sampai diperoleh hasil berupa suatu produk.
3. Merancang Rencana Aksi
Sebelum melaksakan rencana aksi guru sebelumnya sudah dapat menentukan solusi yang relevan
untuk menyelesaikan permasalahn yang ada selain itu guru juga perlu mempersiapkan hal-hal
berikut : 1) Menentukan materi yang akan diajarkan; 2) Modul ajar; 3) Media pembelajaran; 4)
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) 5) Instrumen penilaian
4. Pelaksanaan Rencana Aksi
Pelaksanaan rencana aksi yaitu guru melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran PJBL (Project Based Learning). Pelaksanaan rencana aksi dilaksanakan
satu kali pertemuan tatap muka dengan durasi waktu 90 menit.
5. Evaluasi dan Tindak Lanjut
Setelah melakukan rencana aksi maka guru selanjutnya mengevaluasi pelaksanaan rencana aksi,
mencari kekurangan dan kelebihan untuk menjadi perbaikan direncana aksi berikutnya.

ALTERNATIF SOLUSI
1. Pengertian Model Pembelajaran Project Based Learning
Menurut Saripudin (2021) Model pembelajaran berbasis proyek (Project based learning) adalah
model pembelajaran yang berfokus pada konsep-konsep dan prinsip-prinsip utama (central) dari
suatu disiplin, melibatkan siswa dalam kegiatan pemecahan masalah dan tugas-tugas bermakna
lainnya, memberi peluang siswa bekerja secara otonom mengkonstruksi belajar mereka sendiri,
dan puncaknya menghasilkan produk karya siswa bernilai, dan realistik.
Menurut Iru & Arihi, (2012) PJBL merupakan sebuah model pembelajaran yang sudah
banyak dikembangkan di negara-negara maju seperti Amerika Serikat. Jika diterjemahkan dalam
bahasa Indonesia, PJBL bermakna sebagai pembelajaran berbasis proyek. Pembelajaran
berbasis proyek ini adalah model pembelajaran yang melibatkan peserta didik dalam suatu
kegiatan (proyek) yang menghasilkan suatu produk. Keterlibatan peserta didik mulai dari
merencanakan, membuat rancangan,
2. Proses / Langkah – Langkah Pelaksanaan Model Pembelajaran PJBL(Project Based
Learning)
Langkah-langkah model pembelajaran project based learning menurut Widiarso (2016, hlm. 184)
dapat diterapkan atau diaplikasikan melalui langkah berikut ini :
a. Penentuan pertanyaan mendasar
pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial yaitu pertanyaan yang dapat memberi
penugasan kepada peserta didik dalam melakukan suatu aktivitas. Topik penugasan sesuai
dengan dunia nyata yang relevan untuk peserta didik. dan dimulai dengan sebuah investigasi
mendalam.
b. Mendesain perencanaan proyek
Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara guru dan peserta didik. Dengan demikian
peserta didik diharapkan akan merasa “memiliki” atas proyek tersebut. Perencanaan berisi
tentang aturan main, pemilihan aktivitas yang dapat mendukung dalam menjawab pertanyaan
esensial, dengan cara mengintegrasikan berbagai subjek yang mungkin, serta mengetahui alat
dan bahan yang dapat diakses untuk membantu penyelesaian proyek.
c. Menyusun jadwal
Guru dan peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas dalam menyelesaikan
proyek. Aktivitas pada tahap ini antara lain:
1) membuat timeline (alokasi waktu) untuk menyelesaikan proyek,
2) membuat deadline (batas waktu akhir) penyelesaian proyek,
3) membawa peserta didik agar merencanakan cara yang baru,
4) membimbing peserta didik ketika mereka membuat cara yang tidak berhubungan dengan
proyek, dan
5) meminta peserta didik untuk membuat penjelasan (alasan) tentang pemilihan.
d. Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek
Guru bertanggung jawab untuk melakukan monitor terhadap aktivitas peserta didik selama
menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan dengan cara menfasilitasi peserta didik pada
setiap proses. Dengan kata lain guru berperan menjadi mentor bagiaktivitas peserta didik.
Agar mempermudah proses monitoring, dibuat sebuah rubrik yang dapat merekam
keseluruhan aktivitas yang penting.
e. Menguji hasil
Penilaian dilakukan untuk membantu guru dalam mengukur ketercapaian standar, berperan
dalam mengevaluasi kemajuan masing- masing peserta didik, memberi umpan balik tentang
tingkat pemahaman yang sudah dicapai peserta didik, membantu guru dalam menyusun
strategi pembelajaran berikutnya.
f. Mengevaluasi pengalaman
Pada akhir pembelajaran, guru dan peserta didik melakukan refleksi terhadap aktivitas dan
hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi dilakukan baik secara individu maupun
kelompok.
3. Komik Digital
Menurut Nurhayati (2019) Penggunaan komik sebagai media akan sangat bagus karena akan
memancing peserta didik untuk membaca. Selain memiliki gambar yang menarik, komik juga
memiliki alur cerita yang akan menimbulkan rasa penasaran peserta didik, sehingga membuat
peserta didik untuk terus membaca tanpa harus diperintah oleh guru. Salah satu upaya
meningkatkan minat dan motivasi belajar peserta didik, yaitu digunakannya media
pembelajaran yang menarik, contohnya komik.
Komik digital yaitu : komik sederhana yang disajikan dalam media elektronik tertentu.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa komik digital merupakan suatu bentuk cerita
bergambar dengan tokoh karakter tertentu yang menyajikan informasi atau pesan melalui
media elektronik.
Dampak dari Pelaksanaan Aksi :
1. Dengan menggunakan pembelajaran PJBL, kemampuan pemecahan masalah peserta didik
meningkat
2. Melalui kegiatan kerja kelompok nilai kerjasama semakin meningkat
3. Melalui produk komik digital motivasi dan kreatifitas siswa meningkat
4. Hasil belajar peserta didik mengalami peningkatan
5. Melalui kegiatan persentasi percaya diri siswa meningkat
Efektivitas Kegiatan :
Penggunaan model pembelajaran berbasis proyek sangat efektif dalam meningkatkan motivasi
dan hasil belajar siswa. Dengan membuat proyek komik digital motivasi perserta didik untuk
mengikuti kegiatan belajar mengajar mengalami peningkatan hal ini juga berdamapak kepada
peningkatan hasil belajar peserta didik.
Respon dari orang lain terkait strategi yang dilakukan :
Respon yang kami peroleh dari Kepala Sekolah (Istu Handayani) mengatakan bahwa
pembelajaran berbasis proyek dirancang untuk digunakan pada permasalahan yang komplek yang
diperlukan peserta didik melakukan investigasi dan memahami permasalahan yang ada kemudian
dalam pembelajaran ini juga peserta didik dituntut untuk membuat proyek tertentu yang tentunya
dapat meningkatkan nilai kerjasama dan kreatifitas dari perserta didik.
Respon dari rekan sejawat Guru (Ringga Bayu Setiyawan), Pembelajaran berbasis proyek
adalah model pembelajaran yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam
mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalaman dan beraktifitas
secara nyata. Pembelajaran berbasis proyek sangat bagus untuk diterapkan dalam pembelajaran
karena dapat meningkatkan motivasi siswa sehingga hasil belajar siswa juga akan meningkat.

Faktor Keberhasilan dan Pembelajaran dari kegiatan Rencana Aksi :


1. Faktor keberhasilan pembelajaran
Proses belajar mengajar yang berhasil hal ini dipengaruhi oleh kemampuan guru dalam
mengusai materi, pemilihan model pembelajaran, penggunaan media pembelajaran yang
sesuai dan kemampuan dalam menentukan bentuk prosedur penilaian hasil belajar siswa.
2. Faktor ketidak berhasilan akan terjadi apabila guru
a. Guru belum bisa memahami gaya belajar setiap siswa
b. Guru belum menggunakan model pembelajaran yang inovatif
c. Guru belum mampu memanfaatkan media teknologi dalam mengajar

EVALUASI
Keberhasilan kegiatan pembelajaran dipengaruhi oleh kemampuan guru dalam memahami gaya
belajar peserta didik. Pembelajaran berdifresiasi adalah pembelajaran yang digunakan dengan
menekankan penggunaan model pembelajaran dan media pembelajaran yang disesuikan dengan
gaya belajar peserta didik. Selain itu dibutuhkan pembelajaran yang inovatif berpusat kepada
siswa. Penggunaan model pembelajaran project based learning menghasilkan komik digital dapat
meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.

Anda mungkin juga menyukai