Anda di halaman 1dari 9

LK-3.

Panduan Penyusunan Laporan Best Practice

Pada tugas ini Anda diminta untuk menuliskan Laporan Best Practice tentang pembelajaran yang
merupakan best practice dari kegiatan PPL PPG Daljab. Laporan ini berbentuk esai 500 kata
dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut.
1. Pilihlah salah satu pembelajaran inovatif yang Anda lakukan selama PPL PPG Daljab
yang menurut Anda paling berhasil dalam aspek peningkatan proses dan hasil belajar
siswa/i.
2. Deskripsikan pembelajaran tersebut dalam bentuk esai dengan menggunakan kerangka
STAR (situasi-tantangan-aksi-refleksi) yang sesuai dengan kondisi riil di kelas. Sertakan
argumentasi Anda bahwa pembelajaran yang dipilih merupakan best practice.
3. Format penulisan esai menggunakan font Times New Roman ukuran 12 dengan spasi 1.
4. Struktur penulisan esai terdiri dari:
a. Judul
b. Pendahuluan
c. Pembahasan
d. Kesimpulan
e. Daftar Pustaka

STAR mencakup hal-hal di bawah ini.

Situasi Kondisi yang menjadi latar belakang masalah: mengapa best practice (praktik
baik) ini penting dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggung jawab
mahasiswa PPG Daljab.
Tantangan Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut, siapa saja
yang terlibat.
Aksi Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut,
strategi apa yang digunakan, bagaimana prosesnya, apa saja sumber
daya/materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi tersebut.

Refleksi Refleksi hasil: bagaimana dampak dari aksi terhadap langkah-langkah yang
dilakukan, apakah hasilnya efektif/tidak, mengapa dan bagaimana respon siswa
terkait strategi yang dilakukan, apa yang menjadi faktor
keberhasilan/ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan.
LAPORAN BEST PRACTICE

Oleh:

Nama : SARIFUDIN
No. UKG : 7936769670130092
NIM : 233126715914
Unit Kerja : SMA N 2 SAPE
LPTK : UNIVERSITAS NEGERI MALANG

PENDIDIKAN PROFESI GURU (PPG) DALAM JABATAN ANGKATAN III


LPTK UNIVERSITAS NEGERI MATARAM
TAHUN 2023/2024
A. JUDUL
Setelah mempelajari bab ini dalam kerja ilmiah, Peserta didik diharapkan dapat
membuat miniatur pembangkit listrik sederhana dalam bidang energi terbarukan dengan
memanfaatkan sumber daya alam berupa angin, air dan matahari menggunakan model
pembelajaran Problem Based Learning di kelas X.10 kurikulum Merdeka SMAN 2
Sape

B. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Inovasi pembelajaran PJBL dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain:
 Menggunakan teknologi. Teknologi dapat digunakan untuk meningkatkan
efektivitas pembelajaran PJBL, misalnya dengan menggunakan media
pembelajaran digital, simulasi, atau virtual reality.
 Menggunakan pendekatan interdisipliner. Pendekatan interdisipliner dapat
membantu peserta didik untuk memahami konsep-konsep yang kompleks dengan
cara menghubungkannya dengan berbagai disiplin ilmu.
 Menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi. Metode pembelajaran yang
bervariasi dapat membantu peserta didik untuk belajar secara aktif dan bermakna.
Pembelajaran energi alternatif dengan menggunakan media pembelajaran digital. Guru
dapat menggunakan media pembelajaran digital, seperti video, animasi, atau simulasi,
untuk menjelaskan konsep-konsep tentang energi alternatif. Media pembelajaran digital
dapat membantu peserta didik untuk memahami konsep-konsep tersebut secara lebih
menarik dan mudah.

2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan kondisi dan latar belakang masalah tersebut adapun akar masalah
yang dapat diidentifikasi dan mempengaruhi factor-faktor masalah lainnya, yaitu:
a. Penguasaan dan pemahaman konsep fisika peserta didik di kelas X masih rendah
dan lebih khusus pada materi Energi Alternatif.
b. Guru belum menguasai model pembelajaran dan kurang memanfaatkan teknologi
c. Guru masih mengajar dengan model konvensional, pembelajaran masih berpusat
pada guru (teacher center) dan cenderung dengan metode monoton (ceramah dan
latihan soal)

3. Tujuan dan Manfaat


a. Tujuan
Berikut adalah tujuan penggunaan model pembelajaran PjBL:
 Meningkatkan keaktifan dan motivasi belajar siswa. Dalam PjBL,
siswa memiliki peran yang lebih besar dalam proses pembelajaran.
Siswa dituntut untuk berpikir kritis, kreatif, dan memecahkan masalah.
Hal ini dapat meningkatkan keaktifan dan motivasi belajar siswa
 Meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi. PjBL dapat
membantu siswa untuk mengembangkan keterampilan berpikir tingkat
tinggi, seperti berpikir kritis, kreatif, dan memecahkan masalah.
 Meningkatkan keterampilan kolaborasi dan komunikasi. Dalam PjBL,
siswa bekerja sama dalam tim untuk menyelesaikan proyek. Hal ini
dapat membantu siswa untuk mengembangkan keterampilan kolaborasi
dan komunikasi.
 Meningkatkan pemahaman materi pembelajaran. PjBL dapat membantu
siswa untuk memahami materi pembelajaran secara mendalam. Hal ini
karena siswa dituntut untuk menerapkan materi pembelajaran dalam
menyelesaikan proyek.
b. Manfaat

manfaat penggunaan model pembelajaran PjBL:

 Meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil penelitian,


penggunaan model PjBL dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
 Meningkatkan keaktifan, motivasi, keterampilan berpikir tingkat tinggi,
keterampilan kolaborasi dan komunikasi, serta pemahaman materi
pembelajaran siswa.
 Mengembangkan kreativitas dan inovasi siswa. PjBL mendorong siswa
untuk berpikir kreatif dan inovatif dalam menyelesaikan masalah.
 Meningkatkan keterampilan literasi siswa. PjBL mendorong siswa untuk
mencari dan mengolah informasi dari berbagai sumber.
 Menyiapkan siswa untuk menghadapi dunia kerja yang sesungguhnya.
PjBL dapat membantu siswa untuk mengembangkan keterampilan yang
dibutuhkan di dunia kerja, seperti keterampilan berpikir kritis, kreatif,
memecahkan masalah, dan bekerja sama.

C. PEMBAHASAN
1. Tantangan
mbelajaran berbasis proyek (PjBL) merupakan salah satu model pembelajaran yang
berpusat pada peserta didik. Dalam PjBL, peserta didik dilibatkan secara aktif dalam
merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi proyek. PjBL memiliki beberapa kelebihan,
antara lain:
 Meningkatkan keaktifan dan motivasi belajar siswa. Dalam PjBL, siswa memiliki peran yang
lebih besar dalam proses pembelajaran. Siswa dituntut untuk berpikir kritis, kreatif, dan
memecahkan masalah. Hal ini dapat meningkatkan keaktifan dan motivasi belajar siswa.
 Meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi. PjBL dapat membantu siswa untuk
mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi, seperti berpikir kritis, kreatif, dan
memecahkan masalah.
 Meningkatkan keterampilan kolaborasi dan komunikasi. Dalam PjBL, siswa bekerja sama
dalam tim untuk menyelesaikan proyek. Hal ini dapat membantu siswa untuk
mengembangkan keterampilan kolaborasi dan komunikasi.
 Meningkatkan pemahaman materi pembelajaran. PjBL dapat membantu siswa untuk
memahami materi pembelajaran secara mendalam. Hal ini karena siswa dituntut untuk
menerapkan materi pembelajaran dalam menyelesaikan proyek.
Berdasarkan hasil penelitian, penggunaan model PjBL dapat meningkatkan hasil
belajar siswa. Selain itu, PjBL juga dapat meningkatkan keaktifan, motivasi, keterampilan
berpikir tingkat tinggi, keterampilan kolaborasi dan komunikasi, serta pemahaman materi
pembelajaran siswa.
Masalah yang Ditemukan
Dalam penerapan model PjBL di kelas X.10 Merdeka SMAN 2 SAPE, ditemukan beberapa
masalah, antara lain:
 Peserta didik belum terbiasa dengan model pembelajaran yang berpusat pada peserta
didik. Peserta didik lebih terbiasa dengan model pembelajaran yang berpusat pada guru. Hal
ini menyebabkan peserta didik mengalami kesulitan dalam mengikuti pembelajaran PjBL.
 Guru belum memiliki pengalaman yang cukup dalam menerapkan model PjBL. Guru perlu
mendapatkan pelatihan dan pendampingan dalam menerapkan model PjBL.
 Ketersediaan sumber daya yang terbatas. Peserta didik membutuhkan akses terhadap
berbagai sumber daya, seperti bahan bacaan, internet, dan peralatan, untuk menyelesaikan
proyek.
Solusi
Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut, perlu dilakukan beberapa hal, antara lain:
 Guru perlu memberikan sosialisasi kepada peserta didik tentang model pembelajaran
PjBL. Sosialisasi dapat dilakukan melalui berbagai cara, seperti diskusi, presentasi, atau
video.
 Guru perlu mendapatkan pelatihan dan pendampingan dalam menerapkan model
PjBL. Pelatihan dan pendampingan dapat dilakukan oleh lembaga yang berwenang, seperti
perguruan tinggi atau lembaga pendidikan dan pelatihan.
 Sekolah perlu menyediakan sumber daya yang dibutuhkan peserta didik untuk menyelesaikan
proyek. Sumber daya tersebut dapat diperoleh melalui berbagai cara, seperti kerja sama
dengan pihak lain atau pembelian.
Dengan mengatasi masalah-masalah tersebut, diharapkan penerapan model PjBL di kelas
X.10 Merdeka SMAN 2 SAPE dapat berjalan lebih efektif dan mencapai hasil yang
maksimal.
Berikut adalah beberapa tips untuk mengatasi masalah-masalah tersebut:
 Untuk mengatasi masalah peserta didik belum terbiasa dengan model pembelajaran yang
berpusat pada peserta didik, guru dapat memulai pembelajaran PjBL dengan proyek yang
sederhana dan tidak terlalu kompleks. Guru juga dapat memberikan bimbingan dan
pendampingan secara intensif kepada peserta didik.
 Untuk mengatasi masalah guru belum memiliki pengalaman yang cukup dalam menerapkan
model PjBL, guru dapat mengikuti pelatihan atau workshop tentang PjBL. Guru juga dapat
berdiskusi dengan rekan guru yang telah berpengalaman dalam menerapkan PjBL.
 Untuk mengatasi masalah ketersediaan sumber daya yang terbatas, guru dapat memanfaatkan
sumber daya yang ada di sekitar sekolah, seperti perpustakaan, laboratorium, atau bengkel
kerja. Guru juga dapat mengajak peserta didik untuk berkolaborasi dengan pihak lain, seperti
perusahaan atau instansi pemerintah.
2. Aksi
Langkah-langkah yang harus dilakukan oleh penulis sebagai guru sesuai
tantangan yang dihadapi antara lain:
 Meningkatkan keaktifan dan motivasi belajar siswa. Dalam PJBL, siswa memiliki peran yang
lebih besar dalam proses pembelajaran. Siswa dituntut untuk berpikir kritis, kreatif, dan
memecahkan masalah. Hal ini dapat meningkatkan keaktifan dan motivasi belajar siswa.
 Meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi. PJBL dapat membantu siswa untuk
mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi, seperti berpikir kritis, kreatif, dan
memecahkan masalah.
 Meningkatkan keterampilan kolaborasi dan komunikasi. Dalam PJBL, siswa bekerja sama
dalam tim untuk menyelesaikan proyek. Hal ini dapat membantu siswa untuk
mengembangkan keterampilan kolaborasi dan komunikasi.
 Meningkatkan pemahaman materi pembelajaran. PJBL dapat membantu siswa untuk
memahami materi pembelajaran secara mendalam. Hal ini karena siswa dituntut untuk
menerapkan materi pembelajaran dalam menyelesaikan proyek.
Berdasarkan hasil penelitian, penggunaan model PJBL dapat meningkatkan hasil belajar
siswa. Selain itu, PJBL juga dapat meningkatkan keaktifan, motivasi, keterampilan berpikir
tingkat tinggi, keterampilan kolaborasi dan komunikasi, serta pemahaman materi
pembelajaran siswa.
Berikut adalah beberapa tips dalam menerapkan model PJBL:
 Pilih proyek yang sesuai dengan tujuan pembelajaran dan kebutuhan peserta didik. Proyek
harus dapat membantu peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan. Selain itu, proyek harus dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik
peserta didik.
 Berikan penjelasan yang jelas tentang proyek yang akan dikerjakan. Peserta didik harus
memahami tujuan proyek, tugas-tugas yang harus dikerjakan, dan kriteria penilaian.
 Berikan dukungan dan pendampingan kepada peserta didik selama mengerjakan
proyek. Guru harus memberikan dukungan dan pendampingan kepada peserta didik agar
mereka dapat mengerjakan proyek dengan lancar.
 Evaluasi proyek secara menyeluruh. Evaluasi proyek harus dilakukan secara menyeluruh
untuk mengetahui sejauh mana peserta didik telah mencapai tujuan pembelajaran.
3. Dampak
Dampak Penggunaan Model Pembelajaran PJBL
Model pembelajaran berbasis proyek (PJBL) adalah pendekatan pembelajaran yang
berpusat pada siswa. Dalam PJBL, siswa dilibatkan secara aktif dalam proses
pembelajaran, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi. Model
pembelajaran ini memiliki berbagai dampak positif bagi siswa, di antaranya:
 Meningkatkan keterlibatan siswa
PJBL dapat meningkatkan keterlibatan siswa karena pembelajaran menjadi lebih
menarik dan bermakna. Siswa didorong untuk menemukan sendiri jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan mereka, sehingga mereka merasa lebih termotivasi untuk
belajar.
 Meningkatkan pemahaman konsep
PJBL dapat membantu siswa memahami konsep dengan lebih mendalam dan
bermakna. Siswa didorong untuk menerapkan konsep-konsep yang mereka
pelajari dalam konteks dunia nyata, sehingga mereka dapat memahaminya dengan
lebih baik.
 Mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah
PJBL dapat membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan
pemecahan masalah. Siswa dihadapkan pada berbagai tantangan dan
permasalahan dalam proyek mereka, sehingga mereka didorong untuk berpikir
kritis dan kreatif untuk memecahkan masalah tersebut.
 Mengembangkan keterampilan kolaborasi dan komunikasi
PJBL dapat membantu siswa mengembangkan keterampilan kolaborasi dan
komunikasi. Siswa bekerja sama dalam kelompok untuk menyelesaikan proyek
mereka, sehingga mereka didorong untuk bekerja sama dan berkomunikasi secara
efektif.
 Meningkatkan motivasi dan minat belajar
PJBL dapat meningkatkan motivasi dan minat belajar siswa. Pembelajaran
menjadi lebih menarik dan bermakna bagi siswa, sehingga mereka lebih
termotivasi untuk belajar.

D. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian, penggunaan model PJBL dapat meningkatkan hasil
belajar siswa. Selain itu, PJBL juga dapat meningkatkan keaktifan, motivasi,
keterampilan berpikir tingkat tinggi, keterampilan kolaborasi dan komunikasi, serta
pemahaman materi pembelajaran siswa.

E. DAFTAR PUSTAKA

Sudjana, N. (2015). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Sinar Baru


Algensindo. Sugiono. (2017). Evaluasi Pendidikan. Alfabeta.
Tom Duncan, Heather Kenneth. 2012. Cambridge IGCSE Physics Third Edition. Hodder
Education

Anda mungkin juga menyukai