Edit Sebagai komponen dari STEM, sains adalah kajian tentang fenomena alam yang
melibatkan observasi dan pengukuran, sebagai wahana untuk menjelaskan secara obyektif
alam yang selalu berubah. Terdapat beberapa domain utama dari sains pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah, yakni fisika, biologi, kimia, serta ilmu pengetahuan bumi
dan antariksa (IPBA). Teknologi merujuk pada inovasi-inovasi manusia yang digunakan
untuk memodifikasi alam agar memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia, sehingga
membuat kehidupan lebih baik dan lebih aman. Teknologi menjadikan manusia dapat
melakukan perjalanan secara cepat, berkomunikasi langsung dengan orang di tempat yang
berjauhan, memperoleh makanan sehat, dan alat-alat keselamatan. Rekayasa (engineering)
merupakan pengetahuan dan keterampilan untuk memperoleh dan mengaplikasikan
pengetahuan ilmiah, ekonomi, sosial, serta praktis untuk mendesain dan mengkonstruksi
mesin, peralatan, sistem, material, dan proses yang bermanfaat bagi manusia secara
ekonomis dan ramah lingkungan. Selanjutnya, matematika berkenaan dengan pola-pola
dan hubungan-hubungan, dan menyediakan bahasa untuk teknologi, sains, dan rekayasa.
Dalam konteks pendidikan dasar dan menengah, pendidikan STEM bertujuan
mengembangkan peserta didik yang STEM literate (Bybee, 2013)
2. Apa itu Model Pembelajaran STEM-PjBL?
STEM, lebih pada sebuah strategi besar dimana merupakan suatu pendekatan dimana Sains,
Teknologi, Enjiniiring, dan Matematika diintegrasikan dengan fokus pada proses pembelajaran
pemecahan masalah dalam kehidupan nyata, pembelajaran STEM memperlihatkan kepada
peserta didik bagaimana konsep-konsep, prinsip-prinsip Sains, Teknologi, Enjiniring, dan
Matematika digunakan secara integrasi untuk mengembangkan produk, proses, dan sistem
yang memberikan manfaat untuk kehidupan manusia.
Pembelajaran matematika yang sesuai dengan pendekatan STEM dapat dilakukan dengan
model pembelajaran PjBL (Project Based Learning). Model ini merupakan model yang
disarankan pada K13. Model pembelajaran PjBL menekankan belajar kontekstual melalui
kegiatan-kegiatan yang kompleks seperti memberi kebebasan pada siswa untuk bereksplorasi
merencanakan aktivitas belajar, melaksanakan proyek secara kolaboratif, dan pada akhirnya
menghasilkan suatu hasil produk
Model pembelajaran ini bertujuan untuk mendorong kemampuan peserta didik untuk
menghasilkan karya kontekstual baik individual maupun kelompok maka sangat disarankan
menggunakan pendekatan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis proyek (project
based learning).
3. Apa kaitan model STEM PJBL dengan variabel terikatnya yaitu kemampuan berpikir kritis
matematisnya?
Kualitas sumber daya manusia yang rendah dipengaruhi oleh kualitas pendidikan di Indonesia
yang masih tergolong rendah, sehingga perlu diterapkan pembelajaran yang membantu siswa
dalam meningkatkan kemampuan berpikirnya.
Berpikir menggunakan kemampuan menganalisis informasi, memberikan pendapat dengan
disertai bukti yang mendukung, tidak berpikiran sempit, dan melakukan penyelidikan atas
informasi baru yang diperoleh disebut dengan kemampuan berpikir kritis
Pembelajaran dengan kemampuan berpikir keitis menuntut siswa dapat menyelesaikan suatu
masalah, memahami tentang bagaimana gagasan itu muncul, penilaian juga dilakukan secara
fair. Penerapan pendekatan pembelajaran STEM ini dapat membantu meningkatkan
kemampuan berpikir kritis siswa. Berpikir kritis adalah kemampuan seseorang dalam
menganalisis ide atau gagasan secara logis, sistematis dan produktif untuk membantu serta
mengambil keputusan tentang apa yang dilakukan sehingga berhasil dalam memecahkan
masalah selain itu Berpikir kritis adalah berpikir dengan reflektif yang berfokus pada
pengambilan keputusan tentang apa yang diyakini dan apa yang harus dilakukan selanjutnya
6. Mata pelajaran matematika apa yang bisa diaplikasikan dengan model pembelajaran STEM-
PJBL?
7. Sintaks model PJBL STEM!
1. Tahap 1: Reflection
Tujuan dari tahap pertama untuk membawa siswa ke dalam konteks masalah dan
memberikan inspirasi kepada siswa agar dapat segera mulai menyelidiki/investigasi. Fase
ini juga dimaksudkan untuk menghubungkan apa yang diketahui dan apa yang perlu
dipelajari.
2. Tahap 2: Research
Tahap kedua adalah bentuk penelitian siswa. Guru memberikan pembelajaran sains,
memilih bacaan, atau metode lain untuk mengumpulkan sumber informasi yang relevan.
Proses belajar lebih banyak terjadi selama tahap ini, kemajuan belajar siswa
mengkonkritkan pemahaman abstrak dari masalah. Selama fase research, guru lebih sering
membimbing diskusi untuk menentukan apakah siswa telah mengembangkan pemahaman
konseptual dan relevan berdasarkan proyek.
3. Tahap 3: Discovery
Tahap penemuan umumnya melibatkan proses menjembatani research dan informasi yang
diketahui dalam penyusunan proyek. Ketika siswa mulai belajar mandiri dan menentukan
apa yang masih belum diketahui. Beberapa model dari STEM-PjBL membagi siswa
menjadi kelompok kecil untuk menyajikan solusi yang mungkin untuk masalah,
berkolaborasi, dan membangun kerjasama antar teman dalam kelompok. Model lainnya
menggunakan langkah ini dalam mengembangkan kemampuan siswa dalam membangun
habit of mind dari proses merancang untuk mendesain.
4. Tahap 4: Application
Pada tahap aplikasi tujuannya untuk menguji produk/solusi dalam memecahkan masalah.
Dalam beberapa kasus, siswa menguji produk yang dibuat dari ketentuan yang ditetapkan
sebelumnya, hasil yang diperoleh digunakan untuk memperbaiki langkah sebelumnya. Di
model lain, pada tahapan ini siswa belajar konteks yang lebih luas di luar STEM atau
menghubungkan antara disiplin bidang STEM.
5. Tahap 5: Communication
Tahap akhir dalam setiap proyek dalam membuat produk/solusi dengan
mengkomunikasikan antar teman maupun lingkup kelas. Presentasi merupakan langkah
penting dalam proses pembelajaran untuk mengembangkan keterampilan komunikasi dan
kolaborasi maupun kemampuan untuk menerima dan menerapkan umpan balik yang
konstruktif. Seringkali penilaian dilakukan berdasarkan penyelesaian langkah akhir dari
fase ini