1. Pada pembelajaran berbasis proyek ini, sesuai dengan namanya proyek menjadi
pusat dalam pembelajaran.
2. Project based learning (PjBL) berfokus pada pertanyaan atau masalah yang
mengarahkan siswa untuk mencari solusi dengan konsep atau prinsip ilmu
pengetahuan yang sesuai.
4. Project based learning menuntut keaktifan siswa karena model pembelajaran ini
berpusat pada siswa atau student centered. Siswa bertindak sebagai problem
solver dari masalah yang dibahas.
5. Kegiatan siswa difokuskan pada kegiatan yang menyerupai kegiatan atau situasi
yang sebenarnya. Aktivitas ini mengintegrasikan tugas-tugas otetik untuk
menghasilkan sikap profesional.
3. Untuk membuat siswa lebih aktif dalam memecahkan masalah proyek yang
kompleks dengan hasil berupa produk nyata.
4. Untuk mengembangkan dan meningkatkan keterampilan siswa dalam mengelola
alat dan bahan untuk menyelesaikan tugas atau proyek.
Berikut ini adalah langkah-langkah yang dapat Guru Pintar lakukan untuk
menerapkan project based Learning:
5. Setelah proyek selesai, ini saatnya untuk melakukan penilaian terhadap produk
yang dihasilkan. Penilaian dilakukan untuk mengukur ketercapaian standar,
mengevaluasi kemajuan masing-masing siswa, memberikan umpan balik
(feedback) tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai oleh siswa, dan
selanjutnya sebagai panduan guru dalam menyusun strategi pembelajaran
berikutnya. Penilaian produk biasanya dilakukan saat masing-masing kelompok
mempresentasikan produknya di depan kelompok lain secara bergantian.
6. langkah terakhir dalam implementasi PjBL adalah kegiatan evaluasi. Di akhir proses
pembelajaran PjBL ini, guru dan siswa melakukan refleksi terhadap aktivitas dan
hasil proyek yang sudah dikerjakan. Proses refleksi dapat dilakukan secara individu
maupun kelompok. Pada tahap ini, siswa diminta untuk mengungkapkan perasaan
dan pengalamannya selama menyelesaikan proyek.
Contoh project based learning yang dapat dilakukan untuk anak kelas 1 SD misalnya
membuat konektor masker. Permasalahan adalah bagaimana membuat orang suka
mengenakan masker di masa pandemi untuk mencegah penularan virus covid 19.
2. Dapat diselesaikan dalam waktu yang pendek (singkat) atau tidak terlalu lama.
3. kegiatan dimulai dengan sajian masalah yang harus dipecahkan atau dipelajari
lebih lanjut oleh siswa. Masalah yang disajikan seringkali dibingkai dalam skenario
atau format studi kasus. Masalah biasanya akan dirancang dengan meniru
kompleksitas permasalahan di kehidupan nyata. Tugas belajar yang dilakukan
siswa pun sangat bervariasi dalam cakupan, waktu dan kecanggihan.
4. Hasil akhirnya adalah solusi dari masalah yang diberikan dan tidak harus dalam
bentuk produk khusus. Bisa saja hasil akhirnya berupa tulisan atau presentasi.
4. Guru selain melakukan proses pembimbingan juga dapat membantu siswa ketika
proses perencanaan dan penyajian hasil akhir. Beberapa di antaranya seperti
video, model, laporan, dan membagi tugas di antara anggota dalam kelompok.
Tahap keempat ini adalah periode dimana siswa mencatat data hasil penyelidikan
kelompok dalam Lembar Kerja, mengolah data yang diperoleh dari kelompoknya,
dan menjawab pertanyaan pada Lembar Kerja. Selanjutnya siswa menyajikan hasil
pengolahan data dalam bentuk yang sudah disepakati. Bisa menggunaka taabel,
infografis, dan lain sebagainya.
5. Langkah terakhir adalah melakukan evaluasi dan juga refleksi. Guru dapat
mengarahkan siswa untuk melakukan refleksi dan evaluasi dalam setiap proses
yang dijalankan dalam penyelidikan. Pada akhir pembelajaran, siswa dan guru
mengevaluasi hasil penyelidikan melalui diskusi kelas. Guru membimbing siswa
untuk menganalisis hasil pemecahan masalah tentang jumlah penduduk dan
sampah di lingkungan sekitar. Siswa diharapkan menggunakan buku sumber untuk
membantu mengevaluasi hasil diskusi. Selanjutnya, siswa akan mempresentasikan
hasil penyelidikan dan diskusi di depan kelas dan kemudian dilakukan kegiatan
penyamaan persepsi. Guru melakukan evaluasi hasil belajar mengenai materi
yang telah dipelajari siswa menggunakan paper and pencil test atau authentic
assessment.