Penulis
Irwan Sukmadini, S.Pd
1. Situasi
Kondisi yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini penting
untuk dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam
praktik ini.
2. Tantangan
Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut? Siapa saja
yang terlibat.
Tantangan yang dihadapi yaitu : Kurangnya penerapan model pembelajaran yang
inovatif sehingga peserta didik belum termotivasi dalam kegiatan belajar, kurangnya
pemanfaatan teknologi inovatif yang mampu membuat peserta didik antusias dalam
memahami dan mengikuti Materi Pelajaran PJOK, serta belum terbiasanya peserta
didik dalam menerapkan pola berfikir tingkat tinggi (HOTS).Penerapan model
pembelajaran yang inovatif dan pemanfaatan teknologi inovatif akan mampu
memberikan perubahan yang positif terhadap aktivitas dan hasil belajar peserta
didik, dimana peserta didik akan lebih aktif dan interaktif dalam proses pembelajaran
serta peserta didik lebih antusias dalam mengikuti proses pembelajaran (Strength).
Dalam penerapan model pembelajaran inovatif dan pemanfaatan teknologi inovatif,
terdapat kelemahan yang ditemukan, seperti Niat peserta didik dalam belajar rendah,
kurangnya kemauan peserta didik untuk mencoba, ketersediaan sarana kurang
memadai dalam proses pembelajaran (Weaknesses), namun kelemahan itu bisa di
antisipasi dengan mencarikan solusibersama pihak sekolah, Sehingga besar peluang
keberhasilan dalam menerapkan model pembelajaran inovatif dan pemanfaatan
teknologi dalam upaya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik mata
pelajaran Penjasorkes (Opportunities).Pentingya tantangan ini segera dicarikan Solusi
pemecahannya, karena kita tahu permasalahan ini bisa mempengaruhi antusias,
minat dan hasil belajar peserta didik dan tingkat kemampuan berfikir kritis peserta
didik tidak akan berkembang (Threat). Pihak-pihak yang dilibatkan untuk mencapai
tujuan yaitu :
a. Guru
Guna mencapai tujuan yang diharapkan, guru harus mampu mencari solusi yang
tepat untuk mengatasi permasalahan pembelajarannya yaitu usaha untuk
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik. Upaya untuk mengatasi
masalah pembelajaran, guru mengimplementasikan Model pembelajaran Problem
Based Learning
b. Kepala Sekolah
c. Rekan Sejawat
d. Peserta didik
Kolaborasi dilakukan oleh sesama peserta didik dan juga guru untuk memperbaiki
kualitas proses dan hasil belajar.
e. Orang tua
Peran Orang tua adalah terlibat dalam memberikan dukungan moral, mental dan
spiritual kepada anaknya dan mendukung program sekolah untuk kemajuan
pendidikan.
3. Aksi
1. Kepala Sekolah
Instrument penilaian yang diisi oleh Kepala Sekolah, yaitu penilaian kompetensi
guru menunjukan praktik pengembangan diri yang didasari kesadaran dan kemauan
(Self Regulated Learning), penilaian ini dengan memberikan Rentagan Nilai 1 sampai
4, dengan ketentuan sebagai berikut :
Nilai 1 : Belum terlihat
Nilai 2 : Mulai Terlihat
Nilai 3 : Sering terlihat
Nilai 4 : konsisten terlihat
Berdasarkan Instrumen Penilaian yang dinilai oleh Kepala Sekolah, rata-rata nilai
yang diberikan sudah sangat memuaskan. Dari 5 aspek penilaian, 3 aspek
Memperoleh nilai 4, kemudian 2 aspek memperoleh Nilai 3, tdiak ada penilaian
dibawah 3. Adapun bukti survey tersaji pada gambar :
2. Teman Sejawat
Instrument penilaian yang diisi oleh teman sejawat, yaitu penilaian kompetensi
guru menunjukan praktik pengembangan diri yang didasari kesadaran dan kemauan
(Self Regulated Learning), penilaian ini dengan memberikan Rentagan Nilai 1 sampai
4, dengan ketentuan sebagai berikut :
Nilai 1 : Belum terlihat
Nilai 2 : Mulai Terlihat
Nilai 3 : Sering terlihat
Nilai 4 : konsisten terlihat
Berdasarkan Instrumen Penilaian yang dinilai oleh teman sejawat, rata-rata nilai
yang diberikan sudah sangat memuaskan. Dari 5 aspek penilaian, 3 aspek
Memperoleh nilai 4, kemudian 2 aspek memperoleh Nilai 3. Adapun bukti
wawancara/survey tersaji pada gambar :
3. Peserta didik
Berdasarkan jurnal refleksi, wawancara dan survey belajar peserta didik, hampir
semua peserta didik menilai kinerja guru sudah bagus, kemudian peserta didik
sangat menyukai pembelajaran, peserta didik menyukai proses pembelajarannya.
Yang menjadi faktor keberhasilan dari strategi yang dilakukan yaitu , guru mampu
mengenali karakteristik peserta didik dengan baik, guru mampu mewujudkan
pembelajaran sesuai dengan keinginan peserta didik, guru mampu memanfaatkan
teknologi inovatif guna meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar peserta didik
yang sebelumnya pembelajarannya masih bersifat sederhana dan monoton. Dari
faktor keberhasilan yang sudah dilakukan guru tersebut, menghasilkan Peningkatan
aktivitas dan hasil belajar peserta didik Mata Pelajaran PJOK Kelas V SD Negeri 112
Palembang. Peningkatan Aktivitas Belajar di buktikan pada saat proses pembelajaran
berlangsung, peserta didik antusias dan aktif dalam belajar, berdiskusi dalam
kelompoknya, kemudian pertanyaan yang di ajukan kepada guru sudah berbasis
HOTS.peningkatan hasil belajar peserta didik di buktikan dengan Peningkatan nilai
pengetahuan dan tes unjuk kerja aspek keterampilan peserta didik yang meningkat.
Sebelum Implementasi Model pembelajaran Problem Based learning di laksanakan,
Nilai Pengetahuan Peserta didik berada pada Rata-rata Nilai terendah 70 dan Nilai
Tertinggi 78. Kemudian test unjuk kerja aspek keterampilannya, rata-rata Nilai
terendahnya 75 dan tertinggi 80. Setelah di Implementasikannya Model pembelajaran
Problem based Learning, Nilai Rata-rata Aspek pengetahuan peserta didik, nilai
terendahnya 80 dan Nilai tertingginya 90. Kesimpulannya adalah Implementasi Model
pembelajaran Problem Based Learning Berbasis ICT dan TPACK mampu
meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Mata Pelajaran Penjasorkes Kelas V SD
Negeri 112 Palembang
Berikut bukti pengisian Jurnal refleksi, wawacara dan survey peserta didik :
a. Jurnal refleksi
b. Wawancara
c. Survey