Anda di halaman 1dari 9

STRATEGI DAN MODEL PEMBELAJARAN DI SDN MINGGIRSARI

MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK

MAKALAH

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH

Strategi dan Model Pembelajaran

Yang di ampu oleh Ibu Ervin Nuriana, M.Pd.

NAMA:

KHILYATUN NAFISAH (2186206008)

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA BLITAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN SOSIAL

PROGAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

MEI 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah atas kehadirat Allah SWT. Yang mana telah memberikan Rahmat dan
karunianya. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Model Pembelajaran Berbasis
Proyek”  sesuai waktu yang telah ditentikan guna memenuhi tugas mata kuliah Strategi dan Model
Pembelajaran SD. Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW kelak kita mendapatkan syafaatnya di hari akhir. Kepada keluarganya, para
sahabatnya, sampai kepada kita selaku umatnya fiddunya wal akhir.

Tidak lupa penulis menyampaikan terimakasih kepada

1. Bapak Prof. Dr. H. Moh. Mukri, M.Ag selaku Rektor Universitas


Nahdlatul Ulama Blitar.
2. Ibu Cindy Alfi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan
Sosial
3. Ibu Widyarnes Niwangtika, S Si., M,Pd. Selaku Kaprodi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar.
4. Ibu Ervin Nuriana, M.Pd selaku Dosen Mata Kuliah Strategi dan
Model Pembelajaran SD.
5. Teman – teman C21 atas kerjasamanya.
6. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang
7. telah membuat membantu terselesaikannya laporan ini dengan
lancar

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini adanya banyak kekurangan dan ketidak
sempurnaan , untuk itu kami sangat mengharapkan saran, masukan dan kritik yang bersifat membangun
sehingga kedepannya dalam Menyusun laporan dapat menjadi lebih baik. Sehingga laporan ini dapat
bermanfaat untuk semua.
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam perkembangan dunia pendidikan yang sangat cepat seperti sekarang ini, peserta didik yang
mampu menghadapinya adalah peserta didik yang berkembang pola pikirnya dan siswa yang
mampu menyelesaikan permasalahan yang ada dengan baik. Karena itu pendidik harus mampu
mengkondisikan bagaimana supaya peserta didik dapat menjadi pemecah permasalahan yang baik.
Di zaman sekarang ini yang serba fleksibel atai identic dengan perubahan. Oleh karenanya
pendidik harus mampu menyiapkan peserta didik untuk mampu menyiapkan peserta didiknya untuk
mampu menyusaikan dengan perubahan yang terjadi. Perubahan itu tidak dapat dihentikan, tetapi
hanya dapat diikuti dengan meningkatkan kreatifitas dan daya saing peserta didik dalam dunia
global. Maka peserta didik harus dididik sesuai dengan zaman yang akan dihadapinya.
Dalam proses pembelajaran banyak sekali metode pembelajaran yang digunakan oleh para
pendidikan atau guru. Bedasarkan kenyataan – kenyataan tersebut, maka secara khusus proses
pembelajaran di kelas juga harus ikut berubah sesuai dengan tantangan zaman tersebut, sehingga
satuan pendidikan mampu menyiapkan anak yang kreatif, kooperatif. Salah satu inovasi
pemebelajaran untuk menjadikan anak kreatif dan kompetitif dan mampu bekerja sama (kooperatif)
adalah dengan menerapkan proses pembelajaran berbasis proyek.
Dalam hal ini model pembelajaran berbasis proyek sangat tepat untuk digunakan sebagai
pembelajaran yang baik untuk perkembangan peserta didik dalam meningkatkan kuliatas peserta
didik. Pembelajaran berbasis proyek sendiri merupakan pembelajaran yang berpusat pada proses,
relative berjangka waktu, berfokus pada masalah, unit pembelajaran bermakna dengan memadukan
konsep – konsep dari sejumlah komponen baik itu pengetahuan, disiplin ilmu atau lapangan.

1.2. Rumus Masalah


1.2.1 Bagaimana strategi pembelajaran yang ada pada sekolah ?
1.2.2 Bagaimana sinkronisasi dan standar strategi pembelajaran pada sekolah tersebut ?
1.2.3 Solusi strategi pembelajaran yang diterapkan oada sekolah tersebut ?

1.3. Tujuan

1.3.1 Untuk menjelaskan pengertian pembelajaran berbasis proyek .

1.3.2 Untuk menyebutkan serta menjelaskan prinsip – prinsip pembelajaran berbasis proyek.

1.3.3 Untuk menyebutkan kelebihan dan kekurangan model pembelakaran berbasis proyek.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1.Pengertian Pembelajaran Berbasis Proyek

Pembelajaran berbasis proyek adalah suatu model pembelajaran yang melibatkan suatu proyek
dalam proses pembelajaran. Proyek yang dikerjakan oleh siswa dapat berupa proyek perseorangan atau
kelompok dan dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu secara kolaboratif, menghasilkan
sebuah produk, yang hasilnya kemudian akan ditampilkan atau dipresentasikan. Pelaksanaan proyek
dilakukan secara kolaboratif dan inovatif, unik, yang berfokus pada pemecahan masalah yang
berhubungan dengan kehidupan siswa. Pembelajaran berbasis proyek merupakan bagian dari metode
instruksional yang berpusat pada pembelajar. Model ini sebagai ganti penggunaan suatu model
pembelajaran yang masih bersifat teacher-centered yang cenderung membuat pembelajar lebih pasif
dibandingkan dengan guru. Hal tersebut mengakibatkan motivasi belajar siswa menjadi rendah sehingga
kinerja ilmiah mereka pun menurun.Definisi tersebut sejalan dengan uraian yang dipaparkan oleh Bell
(2005) yaitu sebagai berikut.

a.Project Based Learning is curriculum fueled and standards based.

Model pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang menghendaki adanya
standar isi dalam kurikulumnya. Melalui Pembelajaran berbasis proyek, proses inquiry dimulai dengan
memunculkan pertanyaan penuntun (aguiding question) dan membimbing peserta didik dalam sebuah
proyek kolaboratif yang mengintegrasikan berbagai subjek (materi) dalam kurikulum.

b. Project Based Learning asks a question or poses a problem that each student can answer.

Pembelajaran berbasis proyek adalah model pembelajaran yang menuntut pengajar dan atau peserta

didik mengembangkan pertanyaan penuntun [a guiding question] . Mengingat bahwa masing-masing

peserta didik memiliki gaya belajar yang berbeda, maka pembelajaran berbasis proyek memberikan
kesempatan kepada para peserta didik untuk menggali konten (materi) dengan menggunakan berbagai
cara yang bermakna bagi dirinya, dan melakukan eksperimen secara kolaboratif. Hal ini memungkinkan
setiap peserta didik pada akhirnya mampu menjawab pertanyaan penuntun.

2.2.Prinsip-Prinsip Pembelajaran Berbasis Proyek

Sebagai sebuah model pembelajaran, menurut Thomas (2000) dalam Wena(2009:145),


pembelajaran berbasis proyek memiliki berbagai prinsip, yaitu:

1) Prinsip Sentralistis (centrality)


Prinsip ini menegaskan bahwa kerja proyek merupakan esensi dari kurikulum.Model ini
merupakan pusat strategi pembelajaran, dimana siswa belajar konsep utama dari suatu
pengetahuan melalui kerja proyek.Oleh karena itu, kerja proyek. Oleh karena itu, kerja proyek
bukan merupakan praktik tambahan dan aplikasi praktis dari konsep yang sedang dipelajari,
melainkan menjadi sentral kegiatan pembelajaran dikelas. Dengan demikian, kegiatan
pembelajaran akan dapat dilaksanakan secara optimal. Dalam pembelajaran berbasis proyek,
proyek adalah strategi pembelajaran;siswa mengalami dan belajar konsep-konsep inti suatu

disiplin ilmu melalui proyek.

2) Prinsip Pertanyaan Pendorong/ Penuntun (driving question)

Kerja proyek berfokus pada “pertanyaan atau permasalahan” yang dapat mendorong siswa untuk
berjuang memperoleh konsep atau prinsip utama suatu bidang tertentu. Kaitan antara pengetahuan
konseptual dengan aktivitas nyata dapat ditemui melalui pengajuan pertanyaan (Blumenfeld, dkk., 1991)
ataupun dengan caramemberikan masalah dalam bentuk definisi yang lemah (Stepien & Gallagher,
1993) Jadi dalam hal ini kerja sebagai external motivation yang mampu menggugah siswa (internal

motivation) untuk menumbuhkan kemandiriannya dalam mengerjakan tugas – tugas pembelajaan.

3) Prinsip Otonomi(autonomy)

Dalam Pembelajaran Berbasis Proyek dapat diartikan sebagai kemandirian siswa dalam
melaksanakan proses pembelajaran, yaitu bebas menentukan pilihannya sendiri, bekerja dengan
minimal supervisi, dan bertanggung jawab. Oleh karena itu,lembar kerja siswa, petunjuk kerja
praktikum, dan yang sejenisnya bukan merupakan aplikasi dari prinsip pembelajaran berbasis proyek
(Suhartadi, 2001). Dalam hal iniguru hanya berperan sebagai fasilitator dan motivator untuk mendorong

tumbuhnya kemandirian siswa.

2.3. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Berbasis Proyek

1. Kelebihan

Moursund, Bielefeldt, & Underwood (1997) meneliti sejumlah artikel tentang proyek di kelas yang dapat
dipertimbangkan sebagai bahan testimonial terhadap guru,terutama bagaimana guru menggunakan
proyek dan persepsi mereka tentang bagaimana keberhasilannya. Kelebihan dari Pembelajaran Berbasis
Proyek adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan motivasi. Laporan-laporan tertulis tentang proyek itu banyak yang mengatakan bahwa
siswa suka tekun sampai kelewat batas waktu, berusaha keras dalam mencapai proyek. Guru juga
melaporkan pengembangan dalam kehadiran dan berkurangnya keterlambatan. Siswa melaporkan
bahwa belajar dalam proyek lebih fun daripada komponen kurikulum yang lain.

2. Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah. Penelitian pada pengembanganketerampilan


kognitif tingkat tinggi siswa menekankan perlunya bagi siswa untuk terlibat di dalam tugas-tugas
pemecahan masalah dan perlunya untuk pembelajaran khusus pada bagaimana menemukan dan
memecahkan masalah. Banyak sumber yang mendiskripsikan lingkungan belajar berbasis proyek
membuat siswa menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan problem-problem yang kompleks.

3. Meningkatkan kolaborasi. Pentingnya kerja kelompok dalam proyek memerlukansiswa


mengembangkan dan mempraktikkan keterampilan komunikasi. Kelompok kerja kooperatif, evaluasi
siswa, pertukaran informasi online adalah aspek-aspek kolaboratif dari sebuahproyek. Teori-teori
kognitif yang baru dan konstruktivistik menegaskan bahwa belajar adalah fenomena sosial, dan bahwa
siswa akan belajarlebihdi dalam lingkungan kolaboratif

2. Kelemahan

Adapun kelemahan dari pembelajaran berbasiskan proyek ini antara lain:

1) Kebanyakan permasalahan “dunia nyata” yang tidak terpisahkan dengan masalah kedisiplinan,
untuk itu disarankanmengajarkan dengan cara melatih danmemfasilitasi peserta didik dalam
menghadapi masalah.
2) Memerlukan banyak waktu yang harus diselesaikan untuk menyelesaikan masalah.
3) Membutuhkan biaya yang cukup banyak
4) Banyak instruktur yang merasa nyaman dengan kelas tradisional, dimanain struktur memegang
peran utama di kelas.
5) Banyaknya peralatan yang harus disediakan

BAB III

PENUTUP

3.1.Kesimpulan

Pembelajaran berbasis proyek atau tugas adalah sebuah metode penyajian bahan pembelajaran yang
diberikan oleh guru kepada peserta didik berupa seperangkat tugas yang harus dikerjakan peserta didik,
baik secara individual maupun secara kelompok.Penggunaan metode yang tepat akan turut menentukan
efektivitas dan efisiensi pembelajaran dan memberikan kesempatan peserta didik melakukan sendiri
kegiatan belajar yang ditugaskan.Selain itu kompetensi yang dikembangkan selain kompetensi disiplin
ilmu (discipline-based competencies) dan kompetensi interpersonal (interpersonal competencies) dan
kompetensiin trapersonal (intrapersonal competencies) dalam diri siswa. Kompetensi disiplin ilmu
berkaitan dengan pemahaman konsep, prinsip dan teori dari disiplin ilmu. Kompetensi interpersonal
mencakup kemampuan berkomunikasi, berkolaborasi, berperilaku sopan danbaik, menangani
konflik,bekerjasama, membantu orang lain, dan menjalin hubungan dengan orang lain danmasyarakat.
Kompetensi intrapersonal mencakup apresiasi terhadap keragaman,melakukan refleksi diri, disiplin,
beretos kerja tinggi, membiasakan diri hidup sehat,mengendalikan emosi, tekun, mandiri, dan
mempunyai motivasi.Model pembelajaran berbasis proyek mempunyai beberapa prinsip yaitu :

Prinsip sentralistis(centrality), pertanyaan dan permasalahan, Prinsip investigasikonstruktif (constructive


investigation),

3.2. Saran

Dalam dunia pendidikansaat ini banyak model pembelajaran yang digunakanuntuk meningkatkan
kualitas seorang peserta didik.Dalam hal ini model pembelajaranberbasis proyek sangat tepat untuk
digunakan sebagai pembelajaran yang baik untuk perkembangan peserta didik dalammeningkatkan
kualiatas pesertadidik.Pembelajaran berbasis proyek sendiri merupakan pembelajaran yang berpusat
padaproses, relatif berjangka waktu, berfokus pada masalah, unit pembelajaran bermaknadengan
memadukan konsep-konsep dari sejumlah komponen baik itu pengetahuan,disiplin ilmu atau
lapangan.Secara umum pembelajaran berbasis proyek menempuhtiga tahap yaitu perencanaan proyek,
pelaksanaan proyek, dan evaluasi proyek.Dalam penyusunan makalah ini pastinya banyak kekurangan
dalam hal isi ataupenyajian oleh karena saran serta kritik yang bersifat membangun sangat diharapkan
oleh penulis.

Anda mungkin juga menyukai