Selain itu, pada kurikulum ini juga mengubah pendekatan pembelajaran yang pada
K13 telah diberlakukan. Jika sebelumnya guru diharuskan hanya menggunakan
pendekatan tematik, maka pada kurikulum 2022 guru dapat memilih pendekatan lain
sesuai dengan kondisi dan kebutuhan yang ada.
Hal ini kaitannya dengan konsep merdeka belajar dan prinsip fleksibelitas. Artinya
guru memiliki kebebasan dan keleluasaan dalam memilih pendekatan pembelajaran
dan menyesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan pada suatu pembelajaran.
Dengan begitu, tentunya guru dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif dalam
merumuskan, menyusun, dan melaksanakan pembelajaran di kelas. Penggunaan
model pembelajaran merupakan salah satu hal penting utamanya didalam
pembelajaran era digital seperti sekarang ini.
1. Membuat proyeksi atau prediksi. Artinya prediksi dilakukan untuk kebutuhan sosial
masayarakat, utamanya dari faktor pekerjaan dan penanggunlangan masalah sosial.
2. Menentukan tujuan pendidikan ideal. Tujuan pendidikan dirancang merupakan
tujuan yang ideal, artinya belum mempertimbangkan faktor dari pembelajar.
3. Integrasi tujuan pendidikan ideal dan kondisi pembelajar ideal. Dalam hal ini
pembuat kurikulum mengintegrasikan tujuan pendidikan dengan mengaitkan kondisi
terkini pembelajar dan membuat prioritas tujuan pembelajaran.
4. Implementasi kurikulum. Program belajar yang dirancang harus mempertimbangkan
esensi dan pokok pendidikan dalam pengembangan kualitas SDM.
Baca Juga: Benarkah Pendekatan Tematik Masih digunakan di Kurikulum 2022?
Oleh karena itu pemberian tugas dapat dilakukan secara deskripsi dengan
menjadikan sebagai tokoh utama. Misalnya, sebagai ahli, sebagai atau juga bisa
sebagai arsitek. Hal ini agar dapat menguatkan kesan belajar peserta didik dalam
belajar berbasis proyek.