Nim. : 200209094
TUGAS FINAL
Menurut saya sudah tepat. Namun, bukan berarti tidak ada catatan yang perlu digarisbawahi.
Dalam arti tetap memiliki sejumlah persoalan.
Menurut saya, penerapan kurikulum 2013 dapat meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan di
Tanah Air. Sebab, siswa harus mampu menguasai perubahan-perubahan zaman seiring dengan
berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Untuk itu, siswa dituntut lebih kreatif dan
inovatif dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Untuk itu, siswa dituntut lebih
kreatif dan inovatif dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Begitu juga guru sebagai inspirator dan fasilitator hanya mengarahkan saja kepada peserta didik
agar memiliki kompetensi kemampuan analisa. Dengan demikian, kata dia, guru harus mampu
menguasai media pembelajaran agar siswa menguasai perubahan perkembangan zaman.
Misalnya, kata dia, media pembelajaran Biologi yang sebelumnya satu dimensi, namun kini
sudah tiga dimensi sehingga guru mampu menganalisa perubahan perkembangan teknologi.
Perkembangan pendidikan sangat dinamis dan berubah-ubah sesuai dengan tuntutan zaman
sehingga pendidikan harus mampu menjawab perkembangan zaman itu.
penerapan Kurikulum 2013 guru juga dituntut banyak belajar untuk meningkatkan kompetensi
ketrampilan agar menguasai media pembelajaran.
Peningkatan belajar itu disesuaikan dengan perubahan zaman dan perkembangan teknologi.
Selain itu juga guru wajib memiliki sertifikasi kompetensi sehingga bisa mengembangkan diri
sendiri dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan keterampilan. Karena itu, guru harus
mengikuti revitalisasi Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) agar bisa menguasai bidang
1
mata pelajaran. Para guru dalam wadah MGMP bisa meningkatkan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi melalui diskusi, analisa hingga berbagi pengalaman. Selain itu juga
guru mengikuti bimbingan teknis (Bintek) Kurikulum 2013 sehingga tenaga pendidik dapat
menerapkan kepada peserta didik dalam menyampaikan mata pelajaran di sekolah. Sebab,
penerapan Kurikulum 2013 dituntut peserta didik mampu menguasai perkembangan teknologi
juga perubahan-perubahan zaman.1
Dibandingkan dengan kurikulum yang lama, kurikulum 2013 melatih siswa untuk lebih mandiri,
kreatif, dan inovatif. Siswa tak hanya mendapatkan informasi dan materi dari guru, melainkan
juga dilatih untuk mencari informasi di luar kelas secara aktif.
Tujuan Kurikulum 2013 adalah mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan
hidup sebagai pribadi dan warga Negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif
serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa,bernegara, dan peradaban
dunia. 2
2. Menurut saya sudah kurikulum saat ini sudah memadai dengan kemampuan dan karakteristik
siswa karna, Ruang lingkup kajian yang menjadi fokus dalam telaah kurikulum pada jenjang
pendidikan SD/MI, meliputi; tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode, strategi atau
pendekatan pembelajaran dan terakhir adalah evaluasi.
Materi atau isi dalam kurikulum 2013 khususnya pada jenjang pendidikan SD/MI telah sesuai
dan berkesinambungan sehingga antara materi yang lainya tidak saling tumpang tindih. Mata
pelajaran pada sekolah dasar juga ada sedikit perubahan, yaitu sudah ada pelajaran wajib yang
harus diikuti oleh seluruh siswa. Pelajaran dari mulai kelas satu hingga kelas enam nya pun tentu
saling berkaitan. Tetapi berdasarkan pemaparan yang telah kita sampaikan tersebut ada beberapa
macam kesenjangan, atau ketidak sesuaian antara kurikulum 2013 dan kondisi lingkunag sekolah
serta pembelajaran yang dilakukan disekolah saat ini. Contohnya seperti di pedalaman yang
1
https://www.beritasatu.com/archive/446987/kurikulum-2013-dorong-siswa-lebih-kreatif Diakses pada tanggal 16
juli 2022 pukul 23.06 WIB
2
https://m.liputan6.com/citizen6/read/3875318/tujuan-kurikulum-2013-di-balik-pro-kontra-penerapannya Diakses
pada tanggal 16 juli 2022 pukul 23.06 WIB
2
selalu tertinggal dalam hal penerimaan informasi pendidikan yang mengakibatkan ketertinggalan
dalam hal pendidikan. Sementara itu Pemerintah seolah melihat semua guru dan siswa memiliki
kapasitas yang sama dalam kurikulum.
atau di lingkungan kehidupan nyata agar siswa dapat mengamati atau mengalami secara
langsung. Metode ceramah yaitu ;Penyampaian materi dari guru kepada siswa melalui bahasa
lisan baik verbal maupun nonverbal.
Metode yang digunakan dalam pembelajaran kurikulum 2013 padatingkat sekolah dasar adalah;
metode latihan yaitu penyampaian materi melalui upaya penanaman kebiasaan-kebiasaan
tertentu sehingga diharapkan siswa dapat menyerap materi secara optimal, metode tanya jawab
yaitu penyajian materi pelajaran melalui bentuk pertanyaan yang harus dijwab oleh anak
didik.metode ini bertujuan memotivasi anak mengajukan pertanyaan, metode diskusi dan metode
pemberian masalah kepada siswa dan siswa diminta untuk memecahkan masalah secara
kelompok, metode demonstrasi dengan cara memperlihatkan suatu proses atau suatu benda yang
berkaitan dengan pembelajaran dan terakhir melalui upaya penanaman kebiasaan-kebiasaan. 3
3
https://123dok.com/article/ruang-lingkup-kajian-telaah-kurikulum-jenjang-pendidikan-sd.zxx51m4z Diakses pada
tanggal 16 juli 2022 pukul 23.06 WIB
4
http://repository.ut.ac.id › Diakses pada tanggal 16 juli 2022 pukul 23.06 WIB
3
Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu
menggunakan pendekatan saintifik atau pendekatan ilmiah. Pendekatan saintifik (scientific
approach) dalam pembelajaran meliputi mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan,
menyimpulkan, dan mencipta untuk semua mata pelajaran. Untuk matapelajaran, materi, atau
situasi tertentu, sangat mungkin pendekatan ilmiah ini tidak selalu tepat diaplikasikan secara
prosedural.
Sudarwan dalam pelatihan kurikulum 2013 tentang pendekatan saintifik menjelaskan bahwa
pendekatan ini bercirikan penonjolan dimensi pengamatan, penalaran, penemuan, pengabsahan,
dan penjelasan tentang suatu kebenaran. Dengan demikian, proses pembelajaran harus
dilaksanakan dengan dipandu nilai-nilai, prinsip-prinsip, atau kriteria ilmiah.
“Pembelajaran dengan pendekatan saintifik menekankan kepada pentingnya kolaborasi dan kerja
sama di antara peserta didik dalam menyelesaikan setiap permasalahan dalam pembelajaran.
Oleh karena itu guru sedapat mungkin menciptakan pembelajaran selain dengan tetap mengacu
Standar Proses di mana pembelajarannya diciptakan suasana memuat eksplorasi, elaborasi, dan
konfirmasi, juga mengedepankan kondisi peserta didik yang berperilaku ilmiah dengan bersama-
sama diajak mengamati, menanya, menalar, merumuskan, menyimpulkan, dan
mengomunikasikan” (Majid, 2014:195). Sehingga anak akan dapat menguasai materi yang
dipelajari dengan baik.
4
dan menyimpulkan. Pendekatan saintifik diyakini sebagai titian emas perkembangan dan
pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. 5
Implementasi Pendekata
Pendekatan ini merujuk kepada teknik-teknik investigasi atas suatu fenomena, cara memperoleh
pengetahuan baru, atau mengoreksi dan memadukan dengan pengetahuan sebelumnya.
1) Mengamati
2) Menanya
(b) Mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk aktif belajar, serta mengembangkan
pertanyaan dari dan untuk dirinya sendiri.
(c) Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik sekaligus menyampaikan ancangan untuk
mencari solusinya.
(d) Menstrukturkan tugas-tugas dan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
menunjukkan sikap, keterampilan, dan pemahamannya atas substansi pembelajaran yang
diberikan.
(e) Membangkitkan keterampilan peserta didik dalam berbicara, mengajukan pertanyaan, dan
memberi jawaban secara logis, sistematis, dan menggunakan bahasa yang baik dan benar.
5
https://media.neliti.com › media › Diakses pada tanggal 16 juli 2022 pukul 23.06 WIB
5
(f) Mendorong partisipasi peserta didik dalam berdiskusi, berargumen, mengembangkan
kemampuan berpikir, dan menarik simpulan.
(g) Membangun sikap keterbukaan untuk saling memberi dan menerima pendapat atau gagasan,
memperkaya kosa kata, serta mengembangkan toleransi sosial dalam hidup berkelompok.
(h) Membiasakan peserta didik berpikir spontan dan cepat, serta sigap dalam merespon persoalan
yang tiba-tiba muncul.
(i) Melatih kesantunan dalam berbicara dan membangkitkan kemampuan berempati satu sama
lain.
Mengumpulkan data artinya siswa diajak untuk mengumpulkan pengetahuan sebanyak dari
berbagai sumber pengetahuan
4) Menalar
Penalaran adalah proses berfikir yang logis dan sistematis atas fakta empiris yang dapat
diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan.
Aplikasi metode eksperimen atau mencoba dimaksudkan untuk mengembangkan berbagai ranah
tujuan belajar, yaitu sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
5) Mengkomunikasikan
Situasi kolaboratif peserta didik akan dilatih berinteraksi dengan empati, saling menghormati,
dan menerima kekurangan atau kelebihan masing-masing. 6
6
https://brainly.co.id/tugas/36484155 Diakses pada tanggal 16 juli 2022 pukul 23.06 WIB
6
4. penilaian autentik kurikulum 2013 dapat disimpulkan bahwa penilaian autentik adalah
penilaian yang menekankan pada proses dan hasil belajar yang menggambarkan sikap,
pengetahuan dan keterampilan peserta didik selama maupun setelah proses kegiatan belajar
mengajar berlangsung.
pengertian autentik berarti keadaan yang sebenarnya, yaitu kemampuan atau keterampilan yang
dimiliki oleh peserta didik. Istilah autentik dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki arti
dapat dipercaya (asli), dan merupakan sinonim dari nyata, valid, atau reliabel. Salah satu
penekanan dalam kurikulum 2013 adalah penilaian autentik, dimana guru dalam melakukan
penilaian benar-benar memperhatikan proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan
gambaran perkembangan peserta didik.
Penilaian authentic assessment (otentik) merupakan suatu betuk penilaia yang megukur kinerja
nyata siswa . konerja yang dimaksud adalah aktivitas dan hasil aktivitas yang diperoleh siswa
selama pembelajaran berlangsung. Penilian autentik berkaitan dengan upaya pencapaia
kompetensi. Kompetensi merupakan kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan yang
diunjuk kerjaka dalam kegiatan berfikir dan bertindak dalam suatu persoalan yang di hadapi. 7
Lebih lanjut, penilaian autentik dijelaskan sebagai kegiatan menilai peserta didik yang
menekankan pada apa yang seharusnya dinilai, baik proses maupun hasil dengan berbagai
instrument penilaian yang disesuaikan dengan tuntutan kompetensi yang ada di standar
kompetensi (SK) atau kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD). 8
7
Agus Zaeul Fitri dan Binti Maunah, Model Penilaian Authentic Assesment, (Tulungagung: STAIN Tulungagung Pers,
Ed. Cetakan 1), hal. 14)
8
12Udin Syaefudin Sa’ud, Inovasi Pendidikan, (Bandung: Alfabeta.2013),hal.172
9
Taufina, “ Autentik Assessment dalam Pembelajaran Bahasa Inddonesia di Kelas rendah SD”,( Jural Ilmu
Pendidikan, Vol. 9, 2009), hal. 113
7
oleh Imas Kurinasih dan Berlin Sani yang menjelaskan bahwa penilaian autentik merupakan
penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input),proses,
dan keluaran (output) pembelajaran, yang meliputi ranah sikap,pengetahuan, dan keterampilan10.
Jadi dari pendapat beberapa ahli maka penilaian autentik kurikulum 2013 dapat disimpulkan
bahwa penilaian autentik adalah penilaian yang menekankan pada proses dan hasil belajar yang
menggambarkan sikap, pengetahuan dan keterampilan peserta didik selama maupun setelah
proses kegiatan belajar mengajar berlangsung.
Berikut adalah ini adalah modifikasi dari model penilaian portofolio oleh Moya dan O‟Malley
(1994) dalam (Masnur Muslich, 2011: 76). Model tersebut (Portofolio Assessment Model)
disesuaikan dengan tiga komponen pembelajaran, yaitu perencanaan, pelaksanaan, analisis dan
pelaporan.
Pada tahap perencanaan penilaian autentik, serangkaian kegiatan yang dilakukan adalah sebagai
berikut:
Menetukan tujuan dan fokus (standar kompetensi atau dalam kurikulum 2013 disebut
dengan kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator pencapaian kompetensi, domain
[kognitif, afektif, psikomotor] yang diakses).
10
Kurinasih, Imas dan Sani ,Berlin. Implementasi Kurikulum 2013: Konsep dan Penerapan. (Surabaya: Kata
Pena.2014),hal.48
8
Mendesain cara menganalisis data, yaitu dengan menetapkan: standar atau kriteria
penilaian, menetapkan cara memadukan hasil penilaian dari berbagai sumber (misalnya
dari kinerja, portofolio, evaluasi diri,tes dan lain-lain) dan menetapkan waktu analisis.
Pada tahap implementasi penilaian autentik, serangkaian kegiatan yang dilakukan adalah sebagai
berikut.
Pada tahap analisis dan laporan penilaian autentik, serangkaian kegiatan yang dilakukan adalah.
9
Berdasarkan modifikasi dari model penilaian portofolio yang dikembangkan oleh Moya dan
O‟Malley (1994) di atas dapat disimpulkan bahwa ketika pendidik atau guru ekonomi
menggunakan penilaian autentik dalam pembelajarannya maka guru harus tetap memperhatikan
standar penilaian yang dalam Permendiknas No 20 Tahun 2007 dan Permendikbud No 66 Tahun
2013 tentang standar penilaian pendidikan mengemukakan bahwa dalam mengimplementasikan
penilaian autentik serangkaian yang harus dilakukan guru adalah melakukan perencanaan
penilaian autentik, pelaksanaan penilaian autentik dan pelaporan penilaian autentik. Sehingga
pencapaian atau tujuan dari penilaian sendiri sesuai dengan harapan.
REFERENSI
https://www.beritasatu.com/archive/446987/kurikulum-2013-dorong-siswa-lebih-kreatif Diakses
https://m.liputan6.com/citizen6/read/3875318/tujuan-kurikulum-2013-di-balik-pro-kontra-
penerapannya
https://123dok.com/article/ruang-lingkup-kajian-telaah-kurikulum-jenjang-pendidikan-
sd.zxx51m4z
https://media.neliti.com › media › Diakses pada tanggal 16 juli 2022 pukul 23.06 WIB
Agus Zaeul Fitri dan Binti Maunah, Model Penilaian Authentic Assesment, (Tulungagung:
STAIN
10
Taufina, “ Autentik Assessment dalam Pembelajaran Bahasa Inddonesia di Kelas rendah
Kurinasih, Imas dan Sani ,Berlin. Implementasi Kurikulum 2013: Konsep dan Penerapan.
Masnur Muslich. (2011). Authentik Assessment (Penilaian Berbasis Kelas dan kompetensi).
Bandungp: Rosdakarya
Abdul Majid. (2014). Penilaian Autentik (Proses dan Hasil Belajar). Bandung: Rosdakarya
Kunandar. (2013). Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum
Bambang Subali. (2012). Prinsip Asesmen & Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: UNY Press
Genesindo.
11