Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS PENERAPAN KURIKULUM 2013 DALAM

MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN

ABDUL HAFIZ1,WIDIA SUSANTI2


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI) AL-AZHAAR LUBUKLINGGAU

Abstract: Implementation of the 2013 curriculum is very different from the previous
curriculum, there are still many obstacles that we know greatly affect learning outcomes, both
in terms of the media used, the assessment in the 2013 curriculum is more complicated than
the previous curriculum then the method used to deliver the learning material to be taught not
effective or even in accordance with the material to be conveyed. This research method is
using a qualitative approach which in this study emphasizes the meaning and process rather
than the results of an activity. The type of qualitative descriptive research used in this study is
intended to obtain information about the effectiveness of implementing the learning model in
the 2013 curriculum.

Abstrak : Implementasi kurikulum 2013 sangat berbeda dengan kurikulum sebelumnya,


masih banyak kendala yang kita ketahui sangat mempengaruhi hasil belajar, baik dari segi
media yang digunakan, penilaian pada kurikulum 2013 lebih rumit dibandingkan dengan
kurikulum sebelumnya kemudian metode yang digunakan untuk menyampaikan materi
pembelajaran yang ingin diajarkan belum efektif atau bahkan tidak sesuai dengan materi
yang ingin disampaikan. Metode penelitian ini adalah ini menggunakan pendekatan
kualitatif dimana dalam penelitian ini lebih menekankan pada makna dan proses
daripada hasil suatu aktivitas. Jenis penelitian deskriptif kualitatif yang digunakan
pada penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai efektivitas
penerapan model pembelajaran dalam kurikulum 2013.

1
Program studi pendidikan guru madrasah ibtidaiyah institut agama islam IAI AL-AZHAAR lubuk
linggau, Email: hafizHa8@gmail,com
2
Program studi pendidikan guru madrasah ibtidaiyah institut agama islam IAI AL-AZHAAR lubuk
linggau, Email: widia65@gmail.com

1
PENDAHULUAN pembelajaran yang diindikasikan oleh
Kurikulum pada jenjang empat dimensi perluasan ilmu
pendidikan dasar dan menengah terus pengetahuan, yaitu: memahami fakta,
mengalami perubahan sebagai upaya penguasaan konsep, kemampuan
penyempurnaan sistem pendidikan di mengembangkan prosedur penerapan
Indonesia. Kurikulum 2013 merupakan konsep, dan meningkatkan kesadaran
penyempurnaan terhadap kurikulum tentang informasi atau proses yang
sebelumnya. Hal ini sesuai dengan telah diketahui atau yang belum
kebijakan pemerintah yang dituangkan diketahui peserta didik (Direktorat
dalam Peraturan Pemerintah No 32 Pembinaan SD-Direktorat Jenderal
Tahun 2013 Tentang Perubahan Pendidikan Dasar, 2013). Pada
Peraturan Pemerintah No 19 Tahun Pelaksanaan Pembelajaran, ada banyak
2005 tentang Standar Nasional cara untuk mengajak peserta didik
Pendidikan. Pada dasarnya kurikulum belajar aktif diantaranya penggunaan
2013 adalah kurikulum berbasis model atau strategi pembelajaran yang
kompetensi yang telah disempurnakan, sesuai dengan karakteristik materi ajar.
dimana kurikulum berbasis kompetensi Dalam kurikulum 2013 terdapat
sudah dilaksanakan dari tahun 2004 beberapa model pembelajaran yang
yang kemudian disempurnakan dianjurkan oleh pemerintah untuk
menjadi KTSP dan disempurnakan lagi digunakan dalam proses belajar
menjadi kurikulum 2013. mengajar di sekolah, diantaranya
Pengembangan Kurikulum 2013, adalah Problem based Learning,
selain untuk memberi jawaban Project Based Learning dan Discovery
terhadap beberapa permasalahan yang Learning. Ketiga model pembelajaran
melekat pada kurikulum sebelumnya, tersebut dianggap mewakili model
juga bertujuan untuk mendorong pembelajaran aktif yang mampu
peserta didik agar mampu lebih baik meningkatkan minat peserta didik
dalam melakukan kegiatan belajar di dalam kegiatan pembelajaran sehingga
sekolah seperti mengamati, bertanya, pembelajaran lebih menyenangkan dan
berdiskusi dan mempresentasikan apa efektif.
yang diperoleh atau diketahui setelah
peserta didik mempelajari suatu materi METODE
pembelajaran. Pada proses Penelitian ini menggunakan
pembelajarannya, kurikulum 2013 pendekatan kualitatif dimana dalam
menitik beratkan pada aktivitas peserta penelitian ini lebih menekankan pada
didik sehingga pengetahuan dan makna dan proses daripada hasil suatu
pemahaman pesert didik menjadi lebih aktivitas. Jenis penelitian deskriptif
baik. Inti dari Kurikulum 2013 adalah kualitatif yang digunakan pada
upaya penyederhanaan dan tematik- penelitian ini dimaksudkan untuk
integratif. Pelaksanaan pembelajaran memperoleh informasi mengenai
pada kurikulum 2013 berdasarkan efektivitas penerapan model
pendekatan ilmiah (scientific pembelajaran dalam kurikulum 2013.
approach) yang difokuskan pada
terwujudnya pendekatan scientific dan
high order thinking dalam

2
gabungan dari model discovery
PEMBAHASAN learning dan inquiry. Kedua model ini
Penerapan model discovery memiliki keunggulan yaitu dalam hal
menunjukkan bahwa pembelajaran mengarahkan dan membimbing peserta
discovery learning berbantuan e- didik untuk menemukan sendiri
learning dapat meningkatkan jawaban dari permasalahan yang
penguasaan konsep siswa secara diberikan. Inquiry adalah suatu
signifikan (Mustafa, 2019). Hasil perluasan proses-proses discovery
penelitian menunjukkan bahwa yang digunakan dalam cara lebih
penerapan model pembelajaran dewasa. Proses discovery inquiry
berbasis proyek berbantuan Google mengandung proses mental yang lebih
Earth berpengaruh signifikan terhadap tinggi tingkatannya, misalnya
keterampilan berpikir spasial siswa merumuskan masalah/problem sendiri,
(Octavianto, 2017). Demikian pula, merancang eksperimen, melakukan
penelitian terhadap penerapan model eksperimen, mengumpul-kan dan
blended learning menunjukkan bahwa menganalisis data, menarik
penerapan model ini efektif untuk kesimpulan, mem-punyai sikap-sikap
meningkatkan kemampuan berpikir obyektif, jujur, hasrat ingin tahu,
kritis dan hasil belajar mahasiswa Ada terbuka, dan sebagainya (Andamsari,
banyak model pembelajaran yang 2017).Sintaks atau alur pembelajaran
dapat dipilih guru, di antaranya adalah: pada model Discovery Inquiry terdiri
pembelajaran berbasis projek (PjBL dari 6 langkah, yaitu: (1) stimulation
atau Project-based Learning), (pada tahap ini, siswa diajak untuk
pembelajaran dengan cara penemuan memusatkan perhatian mereka pada
dan penyingkapan topik pembahasan tertentu), (2)
(Discovery/Inquiry), pembelajaran problem statement (para siswa diminta
dengan cara membalik kebiasaan di untuk mengidentifikasi permasalahan
kelas, yang biasanya dijelaskan oleh dan merumuskan masalah terkait topik
guru kemudian siswa diberi tugas yang dibahas), (3) data collection
menjadi dilakukan sebaliknya (pengumpulan data), (4) data
(Flipped-Classroom), pembelajaran processing (pengolahan data yang
dengan memberikan kesempatan terkumpul untuk mendapatkan
kepada siswa. jawaban atas per-masalahan yang
siswa untuk mengorganisasikan diajukan sebagai fokus pembahasan,
sendiri kegiatan belajarnya (Self- (5) verification (verifikasi terhadap
Organized Learning Environment atau beberapa kesimpulan yang dihasilkan),
SOLE). Sebagai langkah awal dalam dan (6) generalization (perumusan ke-
membantu guru-guru mengembangkan simpulan umum atau generalisasi oleh
model pembelajaran inovatif, pada peserta didik berdasarkan hasil
aplikasi yang sedang dikembangkan belajarnya).
ini akan disediakan 6 (enam) pilihan
model, yaitu: Discovery/Inquiry, KESIMPULAN
Flipped-Classroom, PjBL, SOLE, Kurikulum 2013 merupakan tindakan
Blended-Blog, dan Game- strategis dalam menyikapi
edu.Discovery-inquiry merupakan permasalahan pendidikan kita dewasa

3
ini serta untuk mengantisipasi DOI: https://doi.org/10.31800/jtp.
tantangan ke depan bangsa kita yang kw.v1n2.p122--142
penuh dengan persaingan terbuka
secara global. Kebijakan yang diambil Koesnandar, Ade, (2018).
ada yang terkait dengan mata Pengembangan Inovasi
pelajaran, tujuan pembelajaran, dan Pembelajaran Berbasis Tik Pada
strategi pembelajaran, termasuk model Sekolah Di Daerah 3t Papua Dan
pembelajaran. Model pembelajaran Papua Barat Melalui
adalah kerangka konseptual tentang Pendampingan Jarak Jauh.
prosedur sistematis dalam Kwangsan: Jurnal Teknologi
mengorganisasikan pengalaman Pendidikan, 1(2), 177.
belajar untuk mencapai tujuan belajar, DOI
baik pembelajar maupun pengajar. : https://doi.org/10.31800/jtp.kw.v
Dalam kurikulum 2013 ini, model 6n2.p177--198
pembelajaran yang diketengahkan
meliputi model pembelajaran Nadia, Zulfa, (2014). Pengaruh Model
discovery/inquiry, model pembelajaran Pembelajaran Guided Inquiry
berbasis masalah, model 95 terhadap Hasil Belajar IPA. Jurnal
pembelajaran berbasis proyek, model Teknodik, Vol 18 No. 2.
pembelajaran kontekstual, dan model
pembelajaran kooperatif. Nurhayati, Ai, Dwi Harianti, (2019).
Model Pembelajaran Project-
DAFTAR PUSTAKA based Learning, 2019.
Sumber http://sibatik.kemdikbud.g
Afidah, Yane Hendarita, Purwanto, o.id/inovatif/assets/pengantar/Proj
(2018). Model Pembelajaran ect%20Based%20Learning%20Ai
Blended Learning dengan Media %20Sri.pdf (diakses tanggal 14
Blog, Jakarta: Pustekkom Maret 2019).
Kemendikbud.
Oktavianto, Dwi Angga, (2017).
Andamsari, Eni Susilowati, Purwanto, Pengaruh Pembelajaran Berbasis
(2018). Model Pembelajaran Proyek Berbantuan Google Earth
Discovery Inquiry Learning yang Terhadap Keterampilan Berpikir
Memanfaatkan Sumber Belajar Spasial, Jurnal Teknodik, Vol 21
untuk Jenjang SMP. Jakarta: No. 1.
Pustekkom Kemendikbud. Sumber: https://jurnalteknodik.ke
mdikbud.go.id/index.php/jurnaltek
Pengembangan Model Pendayagunaan nodik/article/view/227 (diakses
Teknologi Informasi dan tanggal 26 desember 2021).
Komunikasi (TIK) untuk
Pendidikan di Daerah Terpencil, Utari, Ita dan Kusnandar, (2019).
Tertinggal, dan Terdepan. Laporan Hasil Analisis Kebutuhan
Kwangsan: Jurnal Teknologi Pengembangan Model
Pendidikan, 1(2), 122. Pembelajaran Inovatif, (tidak
diterbitkan). Pustekkom, 2019.

4
5

Anda mungkin juga menyukai