DI SEKOLAH UMUM
PROPOSAL
Oleh :
ABDUL HAFIZ
Nim : 2019. 06. 12. 020
Dosen pengampu :
Bramana nanditya putra, Mpd, Kons
1
Nanda Alfan Kurniawan dan Ummu Aiman,“paradigma pendidikan inklusi era society 5.0”.Jurnal
Pendidikan Dasar. E-ISSN 2549-5801, hal. 2.
2
Anggun Dyah Anjarsari dkk,“penyelenggaran pendidikan pada jenjang sd, smp, dan sma di
kabupaten siduarjo”.Jurnal Pendidikan Inklusi Volume 1 Nomor 2 Tahun 2018, hal. 92.
1
profesional, organisasi atau institusi terkait. Keterlibatan orang tua sebagai salah satu
kunci keberhasilan dalam pendidikan inklusi, belum terbina dengan baik3.
Selama ini anak berkubutuhan khusus mengikuti pendidikan yang tidak sesuai
dengan kelainannya. Secara tidak langsung hal ini telah mendeskriminasi anak
berkebutuhan khusus, akibatnya menghambat proses saling mengenal antara anak
reguler dengan anak berkebutuhan khusus. Dampaknya anak berkebutuhan khusus
menjadi tersingkirkan dalam berinteraksi dengan masyarakat. Bersamaan dengan
berkembangnya tuntutan anak berkebutuhan khusus dalam menyuarakan hak-haknya,
serta berdasarkan pemenuhan hak atas pendidikan bagi seluruh anak di Indonesia
maka muncullah konsep pendidikan inklusi.
Berkaitan dengan upaya pemenuhan hak pendidikan tanpa deskriminasi
muncullah pendidikan inklusi. Menurut Sunaryo “Pendidikan inklusi merupakan
suatu pendidikan, dimana semua siswa dengan kebutuhan khusus diterima di sekolah
reguler yang berlokasi di daerah tempat tinggal mereka dan mendapatkan berbagai
pelayanan pendukung dan pendidikan sesuai dengan kebutuhanya"4. Sebagaimana
yang ditegaskan melalui surat edaran Dirjen Dikdasmen No.380 tahun 2003 yang
menyatakan “Pendidikan inklusi merupakan pendidikan yang mengikut sertakan
anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus untuk belajar bersama-sama dengan anak
normal lainya. Pelaksanaan atau penyelenggaraan pendidikan inklusi merupakan
salah satu syarat yang harus terpenuhi untuk tatanan pendidikan yang berbasis
inklusi. Terdapat anak berkebutuhan khusus tidak bersekolah dan tidak mendapatkan
pendidikan karena jarak sekolah yang jauh. Oleh karena itu disetiap kabupaten
idealnya memiliki sekolah inklusi paling tidak satu sekolah di semua tingkat dalam
satu kecamatan
Dari penjabaran di atas bisa di tarik kesimpulan bahwa pendidikan harus di
dapat oleh setiap anak baik itu anak inlusi ataupun tidak, tetapi kenyataanya Masih
banyak anak berkebutuhan khusus yang yang mendapatkan pendidikan di sekolah
3
Robiatul Munajah dkk,“Implementasi Kebijakan Pendidikan Inklusi di Sekolah Dasar”.jurnal
pendidikan Volume 5 Nomor 3 Tahun 2021 hal. 1184
4
Anggun Dyah Anjarsari dkk,“penyelenggaran pendidikan pada jenjang sd, smp, dan sma di
kabupaten siduarjo”.Jurnal Pendidikan Inklusi Volume 1 Nomor 2 Tahun 2018, hal. 92.
2
reguler atau umum, karena sekolah anak berkebutuhan khusus atau inklusi tidak
banyak di temukan di setiap kecamatan terutama di desa yang sulit akses.
B. Rumusan masalah
1. Apakah kurikulum yang di gunakan di seolah umum cocok dengan anak inklusi ?
2. Metode pembelajaran apa yang sesuai dengan anak inklusi ?
3. Bagaimana cara penerapan metode yang sesuai dengan anak inklusi ?
4. Bagaimana cara guru menyesuaikan pembelajaran yang ingin disampaikan
kepada anak inkusi ?
5. Bagaimana cara guru dan kepala sekolah mengedukasi murid di sekolah nya agar
dapat berinteraksi dengan baik dengan anak inklusi ?
C. Tujuan penelitian
Mendeskripsikan problematika pendidikan anak berkebutuhan khusus di
sekolah umum, mulai dari kurikulum yang di pakai, metode pengajaran, penerapan
metode yang seusia dengan anak berkebutuhan khusus, cara guru menyampaikan
pembelajaran, dan interaksi antar siswa inklusi dan non inklusi sehingga tercipta
suasan kelas yang nyaman bagi anak berkebutuhan khusus.
D. Batasan masalah
Adapun batasan masalah dari penelitian ini yaitu :
1. Kurikulum yang di pakai di pendidikan inklusi
2. Metode yang sesuai dengan pendidikan inklusi
3. Menjelaskan cara guru menyampaikan pembelajaran kepada anak inklusi
4. Pengedukasian pendidikan inklusi kepada wali siswa ataupun di lingkungan
sekolah.