Anda di halaman 1dari 4

PROBLEMATIKA PENDIDIKAN ANAK INKLUSI

DI SEKOLAH UMUM

PROPOSAL

Di buat untuk memenuhi tugas uas mata kuliah


Metodelogi penelitian

Oleh :
ABDUL HAFIZ
Nim : 2019. 06. 12. 020
Dosen pengampu :
Bramana nanditya putra, Mpd, Kons

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

(PGMI) FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI) AL-AZHAAR LUBUKLINGGAU

TAHUN AKADEMIK 2021-2022


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah


Pendidikan inklusi merupakan salah satu bentuk layanan pendidikan oleh
pemerintah yang di sediakan bagi peserta didik berkebutuhan khusus. Tujuannya agar
mereka mendapatkan pemenuhan hak dan kewajiban sebagai warga negara dalam hal
ilmu pengetahuan. Pendidikan inklusi menjadi wadah bagi pemerataan
pengembangan potensi peserta didik dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan
nasional1.
Pemenuhan hak setiap anak untuk memperoleh pendidikan juga tercantum
dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 31 ayat
(1), mengatakan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan, ayat (2)
bahwa setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib
membiayayainya2.
Pendidikan Inklusi masih dipahami sebagai upaya memasukkan anak
berkebutuhan khusus ke sekolah regular dalam rangka memberikan hak atas
pendidikan untuk semua anak, kemudahan akses pendidikan, dan menghilangkan
diskriminasi. Dalam implementasinya guru cenderung belum mampu bersikap
proaktif dan ramah terhadap semua anak, menimbulkan komplain orang tua, dan
menjadikan anak berkebutuhan khusus sebagai bahan olok-olokan. Sekalipun sudah
didukung dengan visi yang cukup jelas, menerima semua jenis anak berkebutuhan
khusus sebagian sudah memiliki guru khusus, mempunyai catatan hambatan belajar
pada masing-masing anak berkebutuhan khusus, dan kebebasan guru kelas dan guru
khusus untuk mengimplementasikan pembelajaran yang lebih kreatif dan inovatif di
kelas, namun cenderung belum didukung dengan koordinasi dengan tenaga

1
Nanda Alfan Kurniawan dan Ummu Aiman,“paradigma pendidikan inklusi era society 5.0”.Jurnal
Pendidikan Dasar. E-ISSN 2549-5801, hal. 2.
2
Anggun Dyah Anjarsari dkk,“penyelenggaran pendidikan pada jenjang sd, smp, dan sma di
kabupaten siduarjo”.Jurnal Pendidikan Inklusi Volume 1 Nomor 2 Tahun 2018, hal. 92.

1
profesional, organisasi atau institusi terkait. Keterlibatan orang tua sebagai salah satu
kunci keberhasilan dalam pendidikan inklusi, belum terbina dengan baik3.
Selama ini anak berkubutuhan khusus mengikuti pendidikan yang tidak sesuai
dengan kelainannya. Secara tidak langsung hal ini telah mendeskriminasi anak
berkebutuhan khusus, akibatnya menghambat proses saling mengenal antara anak
reguler dengan anak berkebutuhan khusus. Dampaknya anak berkebutuhan khusus
menjadi tersingkirkan dalam berinteraksi dengan masyarakat. Bersamaan dengan
berkembangnya tuntutan anak berkebutuhan khusus dalam menyuarakan hak-haknya,
serta berdasarkan pemenuhan hak atas pendidikan bagi seluruh anak di Indonesia
maka muncullah konsep pendidikan inklusi.
Berkaitan dengan upaya pemenuhan hak pendidikan tanpa deskriminasi
muncullah pendidikan inklusi. Menurut Sunaryo “Pendidikan inklusi merupakan
suatu pendidikan, dimana semua siswa dengan kebutuhan khusus diterima di sekolah
reguler yang berlokasi di daerah tempat tinggal mereka dan mendapatkan berbagai
pelayanan pendukung dan pendidikan sesuai dengan kebutuhanya"4. Sebagaimana
yang ditegaskan melalui surat edaran Dirjen Dikdasmen No.380 tahun 2003 yang
menyatakan “Pendidikan inklusi merupakan pendidikan yang mengikut sertakan
anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus untuk belajar bersama-sama dengan anak
normal lainya. Pelaksanaan atau penyelenggaraan pendidikan inklusi merupakan
salah satu syarat yang harus terpenuhi untuk tatanan pendidikan yang berbasis
inklusi. Terdapat anak berkebutuhan khusus tidak bersekolah dan tidak mendapatkan
pendidikan karena jarak sekolah yang jauh. Oleh karena itu disetiap kabupaten
idealnya memiliki sekolah inklusi paling tidak satu sekolah di semua tingkat dalam
satu kecamatan
Dari penjabaran di atas bisa di tarik kesimpulan bahwa pendidikan harus di
dapat oleh setiap anak baik itu anak inlusi ataupun tidak, tetapi kenyataanya Masih
banyak anak berkebutuhan khusus yang yang mendapatkan pendidikan di sekolah

3
Robiatul Munajah dkk,“Implementasi Kebijakan Pendidikan Inklusi di Sekolah Dasar”.jurnal
pendidikan Volume 5 Nomor 3 Tahun 2021 hal. 1184
4
Anggun Dyah Anjarsari dkk,“penyelenggaran pendidikan pada jenjang sd, smp, dan sma di
kabupaten siduarjo”.Jurnal Pendidikan Inklusi Volume 1 Nomor 2 Tahun 2018, hal. 92.

2
reguler atau umum, karena sekolah anak berkebutuhan khusus atau inklusi tidak
banyak di temukan di setiap kecamatan terutama di desa yang sulit akses.

B. Rumusan masalah
1. Apakah kurikulum yang di gunakan di seolah umum cocok dengan anak inklusi ?
2. Metode pembelajaran apa yang sesuai dengan anak inklusi ?
3. Bagaimana cara penerapan metode yang sesuai dengan anak inklusi ?
4. Bagaimana cara guru menyesuaikan pembelajaran yang ingin disampaikan
kepada anak inkusi ?
5. Bagaimana cara guru dan kepala sekolah mengedukasi murid di sekolah nya agar
dapat berinteraksi dengan baik dengan anak inklusi ?

C. Tujuan penelitian
Mendeskripsikan problematika pendidikan anak berkebutuhan khusus di
sekolah umum, mulai dari kurikulum yang di pakai, metode pengajaran, penerapan
metode yang seusia dengan anak berkebutuhan khusus, cara guru menyampaikan
pembelajaran, dan interaksi antar siswa inklusi dan non inklusi sehingga tercipta
suasan kelas yang nyaman bagi anak berkebutuhan khusus.

D. Batasan masalah
Adapun batasan masalah dari penelitian ini yaitu :
1. Kurikulum yang di pakai di pendidikan inklusi
2. Metode yang sesuai dengan pendidikan inklusi
3. Menjelaskan cara guru menyampaikan pembelajaran kepada anak inklusi
4. Pengedukasian pendidikan inklusi kepada wali siswa ataupun di lingkungan
sekolah.

Anda mungkin juga menyukai