Anda di halaman 1dari 6

UJIAN TENGAH SEMESTER PENDIDIKAN INKLUSI

REVIEW JURNAL ARTIKEL TERKAIT PENDIDIKAN INKLUSI

Nama : Gagang Geguritan


NIM : 21203241042
Kelas : A.1
Prodi : Pendidikan Bahasa Jerman
Dosen : Dra. Nurdayati Praptiningrum M.Pd.

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA


TAHUN AJARAN 2023/2024
 ARTIKEL 1
Judul PENDIDIKAN INKLUSIF
Penulis Nenden Ineu Herawati
Vol ,No, Vol 2, No 1, Hal 1-11
Hal
Tahun 2016
Link https://ejournal.upi.edu/index.php/eduhumaniora/article/view/2755/1795
Publikasi Ejournal.upi.edu & EduHumaniora
Reviewer Gagang Geguritan
Abstrak Uraian singkat tentang pendidikan inklusif adalah pendidikan yang ramah
untuk semua anak, dengan sistem layanan pendidikan yang mensyaratkan
anak berkebutuhan khusus belajar di sekolah-sekolah terdekat di kelas
biasa bersama teman-teman seusianya. Sejarah pendidikan inklusif di
dunia pada mulanya diprakarsai dan diawali dari negara-negara
Scandinavia (Denmark, Norwegia, Swedia), Amerika tahun 1960-an,
Inggris dalam Ed.Act. 1991, selanjutnya deklarasi Bangkok tahun 1994
mencetuskan perlunya pendidikan inklusif, di Indonesia tahun 2004 lalu
tahun 2005 di8adakan simposium Internasional di Bukit Tinggi. Tujuan
Pendidikan inklusif di antaranya memenuhi amanat UUD 1945 pasal 31
sedangkan yang melandasi pendidikan inklusif adalah filosofis, yuridis,
dan empirik.
Tujuan Penulisan artikel ini bertujuan untuk mengetahui konsep, pengertian,
Penulisan implikasi, sejarah, tujuan, landasan-landasan dari Pendidikan Inklusif.
Artikel
Isi / Hasil  Istilah pendidikan inklusif atau pendidikan partisipatif merupakan
Review kata atau istilah yang berasal dari kata yang diciptakan oleh
Artikel UNESCO (Education for All ), yang berarti pendidikan yang ramah
terhadap semua dan pendekatan pendidikannya bertujuan untuk
menjangkau semua orang tanpa kecuali. Mereka semua mempunyai
hak dan kesempatan yang sama untuk mendapatkan manfaat
pendidikan yang maksimal.
 Sekolah penyelenggara pendidikan inklusif adalah sekolah yang
menampung semua murid di kelas yang sama. Sekolah ini
menyediakan program pendidikan yang layak, menantang, tetapi
disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan setiap murid maupun
bantuan dan dukungan yang dapat diberikan oleh para guru, agar
anak-anak berhasil (Stainback, 1980).
 Sekolah umum/reguler yang menerapkan program pendidikan
inklusif akan berimplikasi secara manajerial di sekolah tersebut. Di
antaranya adalah.
1) Sekolah reguler menyediakan kondisi kelas yang hangat, ramah,
menerima keanekaragaman dan menghargai perbedaan.
2) Sekolah reguler harus siap mengelola kelas yang heterogen dengan
menerapkan kurikulum dan pembelajaran yang bersifat individual
3) Guru di kelas umum/reguler harus menerapkan pembelajaran yang
interaktif.
4) Guru pada sekolah penyelenggara pendidikan inklusif dituntut
melibatkan orang tua secara bermakna dalam proses pendidikan.

 Sejarah perkembangan inklusif di dunia pada mulanya diprakarsai


dan diawali dari negara-negara Scandinavia (Denmark, Norwegia,
Swedia). Di Amerika Serikat pada tahun 1960-an oleh Presiden
Kennedy mengirimkan pakar-pakar Pendidikan Luar biasa ke
Scandinavia untuk mempelajari mainstreaming dan Least restrictive
environment, yang ternyata cocok untuk diterapkan di Amerika
Serikat. Selanjutnya di Inggris dalam Ed.Act. 1991 mulai
memperkenalkan adanya konsep pendidikan inklusif dengan ditandai
adanya pergeseran model pendidikan untuk anak kebutuhan khusus
dari segregatif ke intergratif.

 Pendidikan inklusif di Indonesia diselenggarakan dengan tujuan.


1) Memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada semua anak
termasuk anak berkebutuhan khusus mendapatkan pendidikan yang
layak sesuai dengan kebutuhannya.
2) Membantu mempercepat program wajib belajar pendidikan dasar
3) Membantu meningkatkan mutu pendidikan dasar dan menengah dengan
menekan angka tinggal kelas dan putus sekolah.
 Landasan
a) Landasan Filosofis
b) Landasan Yuridis
c) Landasan Empiris

Kesimpulan Pendidikan Inklusi merupakan pendidikan yang layak diterima oleh semua
anak yang memiliki suatu kebutuhan khusus yang dimana sudah
dikembangkan sejak dari abad ke-20 dan sudah diterpakan di beberapa
sekolah di belahan dunia. Ada beberapa landasan yang menjadi acuan
dalam penyelenggaraan pendidikan inklusi yaitu landasan Filosofis,
Yuridis, da Empiris.

 ARTIKEL 2
Judul PENDIDIKAN INKLUSIF DI LEMBAGA PENDIDIKAN
Penulis Drs. Khairuddin, M.Ag
Vol ,No, Vol 9, No 1, Hal 91-102
Hal
Tahun 2020
Link http://jurnaltarbiyah.uinsu.ac.id/index.php/tazkiya/article/view/751/576
Publikasi Tazkia Jurnal Pendidikan Islam
Reviewer Gagang Geguritan
Tujuan Tujuan akhir dari semua upaya di artikel ini adalah kesejahteraan para
Penulisan anak yang memperoleh segala haknya sebagai warga negara. Apakah
Artikel penempatan anak-anak penyandang cacat di sekolah reguler saat ini akan
benar-benar baik bagi kesejahteraannya, kita membutuhkan waktu untuk
membuktikannya; tetapi kita dapat percaya itu akan terjadi selama mereka
diberi dukungan yang tepat sebagaimana dirancang bagi mereka.
Isi / Hasil Model Pendidikan Inklusif merupakan perkembangan baru dari
Review pendidikan terpadu. Pada sekolah inklusif setiap anak sesuai
Artikel dengan kebutuhan khususnya, semua diusahakan dapat dilayani
secara optimal dengan melakukan berbagai modifikasi dan atau
penyesuaian, mulai dari kurikulum, sarana-prasarana, tenaga
pendidik dan kependidikan, sistem pembelajaran sampai pada
sistem penilaiannya.
 Keuntungan dari pendidikan inklusif adalah bahwa anak
berkebutuhan khusus maupun anak biasa dapat saling
berinteraksi secara wajar sesuai dengan tuntutan kehidupan
sehari-hari di masyarakat dan kebutuhan pendidikannya dapat
terpenuhi sesuai dengan potensinya masing-masing.Pendidikan
inklusif mensyaratkan pihak sekolah yang harus menyesuaikan
dengan tuntutan kebutuhan individu peserta didik, bukan
peserta didik yang menyesuaikan dengan sistem persekolahan.
 Pandangan mengenai pendidikan yang harus menyesuaikan
dengan kondisi peserta didik ini sangat terkait dengan adanya
perbedaan yang terdapat dalam diri peserta didik. Pandangan
lama yang menyatakan bahwa peserta didiklah yang harus
menyesuaikan dengan pendidikan dan proses pembelajaran di
kelas lambat laun harus berubah.
 Pendidikan inklusif masih menggunakan kurikulum standar
nasional yang telah ditetapkan pemerintah. Namun dalam
pelaksanaan di lapangan, kurikulum pada pendidikan inklusif
disesuaikan dengan kemampuan dan karakteristik peserta didik.
Pemerintah menyatakan bahwa kurikulum yang dipakai satuan
pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif adalah
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang
mengakomodasi kebutuhan dan kemampuan peserta didik sesuai
dengan bakat, minat dan potensinya. Model kurikulum
pendidikan inklusif terdiri dari:
1.Model kurikulum reguler
2.Model kurikulum reguler dengan modifikasi
3.Model kurikulum Program Pembelajaran Individual (PPI).
Kesimpulan Pendidikan inklusif merupakan satu inovasi, khususnya dalam pendidikan
bagi penyandang anak berkebutuhan khusus. Kini pendekatan ini belum
sepenuhnya diterapkan di seluruh dunia, termasuk di lembaga-lembaga
pendidikan di Indonesia, tetapi kecenderungannya semakin dapat
diterima oleh masyarakat luas. Satu faktor yang tampaknya menentukan
penerimaan masyarakat terhadap ideologi pendidikan inklusif ini adalah
difusi inovasi ini.
 KESIMPULAN
Pendidikan inklusi adalah pendekatan pendidikan yang menekankan
penerimaan dan pendidikan anak-anak dengan beragam kebutuhan di dalam
kelas reguler, tanpa memandang perbedaan mereka. Keterkaitan antara
landasan filosofis, yuridis, dan empiris dengan model pendidikan inklusi
sangat penting untuk memahami dan melaksanakan praktik pendidikan
inklusi. Berikut adalah hubungan antara ketiga elemen ini dengan model
pendidikan inklusi:
 Landasan Filosofis:
Landasan filosofis pendidikan inklusi didasarkan pada prinsip-prinsip hak
asasi manusia, keadilan sosial, kesetaraan, dan penerimaan. Filosofi ini
memandang setiap anak sebagai individu yang berharga dan berhak atas
pendidikan yang memenuhi kebutuhannya.
Hubungan dengan model pendidikan inklusi: Model-model pendidikan inklusi
didasarkan pada prinsip-prinsip ini. Mereka menekankan pentingnya
menciptakan lingkungan yang inklusif di sekolah, di mana setiap siswa
diterima dan mendapatkan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
Contoh model inklusi termasuk kooperatif, kolaboratif, dan partisipatif, yang
berfokus pada pengintegrasian semua siswa ke dalam pembelajaran bersama.
 Landasan Yuridis:
Landasan yuridis pendidikan inklusi berhubungan dengan undang-undang dan
regulasi yang mengatur hak-hak siswa dengan kebutuhan khusus. Di banyak
negara, ada undang-undang yang menetapkan hak anak-anak dengan
kebutuhan khusus untuk mendapatkan pendidikan inklusif.
Hubungan dengan model pendidikan inklusi: Model-model pendidikan inklusi
dikembangkan dalam rangka mematuhi undang-undang dan regulasi tersebut.
Mereka menyediakan panduan bagi guru dan staf sekolah tentang bagaimana
melaksanakan pendidikan inklusi sesuai dengan hukum yang berlaku. Model-
model ini berusaha untuk menjaga kepatuhan terhadap hak-hak siswa dengan
kebutuhan khusus.
 Landasan Empiris:
Landasan empiris dalam pendidikan inklusi adalah hasil penelitian yang
menunjukkan manfaat pendidikan inklusif bagi semua siswa, baik yang
memiliki kebutuhan khusus maupun yang tidak. Penelitian empiris
mendukung gagasan bahwa pendidikan inklusi dapat meningkatkan
pencapaian akademik, perkembangan sosial, dan keterlibatan siswa.
Hubungan dengan model pendidikan inklusi: Model-model pendidikan
inklusi sering kali didasarkan pada bukti empiris ini. Mereka
mencerminkan praktik-praktik terbaik yang telah terbukti efektif dalam
mencapai hasil positif bagi semua siswa. Model ini memandang setiap
siswa sebagai individu yang memiliki potensi dan berusaha menciptakan
lingkungan yang memfasilitasi pertumbuhan mereka.
Keterkaitan antara landasan filosofis, yuridis, dan empiris dengan model
pendidikan inklusi membantu memastikan bahwa praktik pendidikan
inklusi sesuai dengan nilai-nilai, peraturan, dan bukti yang mendukung
hak-hak anak-anak dengan kebutuhan khusus. Hal ini memberikan
kerangka kerja yang kuat untuk menciptakan lingkungan pendidikan
yang inklusif dan mendukung pertumbuhan dan perkembangan semua
siswa.

DAFTAR PUSTAKA
Khairudin. (2020). PENDIDIKANINKLUSIFDILEMBAGA PENDIDIKAN.
Tazkiya.
http://jurnaltarbiyah.uinsu.ac.id/index.php/tazkiya/article/view/751/576
Diakses pada tanggal 9 Oktober 2023 Pukul 13:24

Herawati, Nenden Enau. (2016). PENDIDIKAN IKNLUSIF. EduHumaniora.


https://ejournal.upi.edu/index.php/eduhumaniora/article/view/2755/1795
Diakses pada tanggal 12 Oktober 2023 pukul 20:48

Anda mungkin juga menyukai