Anda di halaman 1dari 16

KONSEP DASAR

PENDIDIKAN
INKLUSI
Apa itu Pendidikan
Inklusi ?
Pengertian Pendidikan Inklusi menurut para ahli :

Stainback dan Stainback (1990), Sekolah yang menampung semua peserta didik di kelas yang
sama. Sekolah ini menyediakan program Pendidikan yang layak, menantang, tetapi sesuai dengan
kemampuan dan kebutuhan peserta didik.

Staub dan Peck (1995), Penempatan anak berkelainan tingkat ringan, sedang, dan berat secara
penuh di kelas regular. Hal ini menunjukkan bahwa kelas regular merupakan tempat belajar yang
relevan bagi anak berkelainan baik jenis nya serta gradasinya.

Sapon-Shevin (O neil, 1995), Sebagai system layanan Pendidikan yang mempersyaratkan agar anak
berkelainan dilayani di sekolah-sekolah terdekat, di kelar regular Bersama-sama teman seusianya.
Permendiknas No 70 (2009) pasal 1, Sistem penyelanggara Pendidikan yang
memberikan kesempatan kepada semua peserta didik yang memiliki kelainan dan
memiliki potensi kecerdasan atau bakat istimewa untuk mengikuti Pendidikan dalam
lingkungan Pendidikan secara Bersama-sama dengan peserta didik pada umumnya.

Jadi dapat disimpulkan, Pendidikan Inklusi ialah system layanan Pendidikan yang
mengikutsertakan anak berkebutuhan khusus belajar Bersama dengan anak sebayanya
di sekolah regular yang terdekat dengan tempat tinggalnya, dan sekolah sudah
menyiapkan kebutuhan khusus masing-masing anak.
Sejarah Perkembangan Pendidikan Inklusif

Sejarah Perkembangan Pendidikan inklusif, diawali dari negara-negara Scandinavian (Denmark, Norwegia, Swedia).

Tahun 1991 ,mulai memperkenalkan adanya konsep Pendidikan Abin Syamsudin (2004), ada dua hal yang
inklusif ditandai adanya pergeseran model Pendidikan melatari Perubahan paradigma Pendidikan di
berkebutuhan khusus dari Segregatif ke Intergratif. Indonesia :
Perubahan mengikuti perkembangan sosisal
Tahun 1994, diselenggarakan Konvensi Pendidikan di politik dan Perubahan paradigma system
Salamanca Spanyol yang mencetuskan Pendidikan inklusif yang Pendidikan.
selanjutnya dikenal dengan ‘the Salamanca statement on
inclusive education’. Tahun 2005, diadakan symposium internasional
yang isi nya , Perlu dikembangkan program
Tahun 2004, menyelenggarakan konvensi nasional dengan Pendidikan inklusif sebagai jaminan bahwa
menghasilkan Deklarasi Bandung dengan komitmen Indonesia semua anak benar-benar memperoleh Pendidikan
menuju Pendidikan Inklusif. yang berkualitas.
Sejarah pendidikan inklusi di Sd

Mulai 1901-1980 adalah konsep segregasi dan mendapatkan perhatian agar


dibukanyalembaga-lembaga pendidikan khusus. Pada dekade 1980-1990
membuka pendidikan khusu negeri dan dilakukan juga penggabungan
pendidikan khusus dengan sekolah normal. Pada dekade 1990-2000 yaitu
dimana anak berhakmendapat layanan pendidikan dengan konspe inklusi,
dimana sekolah reguler dapat menerima anak berkebutuhan khusus. Pada bulan
agustus 2004 bertempat di Bandung mendeklarasikan bahwa Indonesia menuju
pneididikan inklusi dan juga telat diterbitkannya Undang-undang No. 20 tahun
2003 tentang sistem pendidikan nasional.
Pendidikan Segregasi, Pendidikan Terpadu, dan
Pendidikan Inklusif

Perbedaan ketiga tersebut dapat diringkas menjadi berikut:

1. Pendidikan Segregasi adalah sekolah yang memisahkan anak berkebutuhan khusus dari sistem
pesekolahan reguler.

2. Pendidikan Terpadu adalah Sekolah yang diberikan kesempatan kepdada peserta didik berkebutuhan
khusus untuk mengikuti pendidikan di Sekolah reguler tanpa adanya perlakuan khusus yang
disesuaikan dengan kebutuhan individual anak.

3. Pendidikan Inklusif adalah perkembangan baru dari pekermbangan terpadu . Pola pendidikan nya setiap
anak sesuai demgan kebutuhan khususnya , semua diusahakan dilayani secara optimal dengan melakukan
berbagai mofifikasi atau penyesuaian mulai dari kurikulum, sarana dan prasarana, tenaga pendidik dan
kependidika, sistem pembelajaran, sampai pada sistem penilaiannya
Prinsip Penyelenggaraan Pendidikan
Inklusif
Sesuai Permendiknas Nomor 70 tahun 2009 tentang pendidikan inklusi bagi
prserta didik yang memiliki kelainan dan potensi kecerdasan dan atau bakat
istimewa, antara lain :
◦ 1. Prinsip pemerataan dan peningkatan mutu yaitu salah satu strategis upaya
pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan.
◦ 2. Prinsip kebutuhan individual yaitu setiap anak memiliki kemampuan dan
kebutuhan yang berbeda-beda.
◦ 3. Prinsip kebermaknaan yaitu harus menciptakan dan menjaga komunitas
kelas yang ramah.
◦ 4. Prinsip keberlanjutan yaitu diselenggarakan secara berkelanjutan pada
semua jenjang pendidikan.
◦ 5. Prinsip keterlibatan yaitu harus melibatkan seluruh komponen pendidikan
terkait.
Landasan Pendidikan
Inklusif
◦ Penerapan pendidikan inklusif
mempunyai beberapa landasan yaitu :
1. Landasan fiolosifis
2. Landasan yuridis
3. Landasan pedagoggis
4. Landasan empiris
◦ 1. Landasan folosofis
Penerapan pendidikan inklusif di indonesia
adalah pancasila yang merupakan lima pilar
sekaligus cita-cita yang didirikan atas
fondasi yang lebih mendasar lagi, yang
disebut Bhineka Tunggal Ika (Mulyono
Abraham, 2003)
2. Landasan Yuridis
Sesuai Permendiknas no 70 tahun 2009, Landasan
yuridis penyelenggaraan pendidikan inklusif adalah
sebagai berikut:
◦ UUD 1945 (amandemen)pasal 31
• Ayat (1) : “setiap warga negara berhak mendapatkan
pendidikan”.
• Ayat (2) : “setiap warga negara wajib mengikuti
pendidikan dasar dan pemerintah wajib
membiayainya”.
3. Landasan Pedagogis 4. Landasan Empiris
Pada pasal 3 undang-undang nomor 20 Penelitian tentang inklusi telah
tahun 2003, disebutkan bahwa tujuan banyak dilakukan di negara-negara
pendidikan nasional adalah barat sejak 1980-an, namun
berkembangnya potensi peserta didik
penelitian yang berskala besar
agar manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
dipelopori oleh the National
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, Academy of Sciences (Amarika
kreatif, mandiri, dan menjadi Serikat)A. Hasilnya menunjukkan
warganegara yang demokrasi dan di sekolah, kelas atau tempat
bertanggung jawab jadi melalui khusus tidak efektif dan
pendidikan, peserta didik berkelainan diskriminatif.
dibentuk menjadi warga negara yang
demokratis dan bertanggung jawab
yaitu inividu yang mampu menghargai
perbedaan dan berpartisipasi dalam
masyarakat.
Model Pendidikan Inklusif di
Indonesia
Melihat kondisi dan sistem pendidikan yang berlaku di
Indonesia, model pendidikan inklusif lebih sesuai adalah
model yang mengasumsikan bahwa inklusi sama dengan
mainstreaming
Penempatan anak berkelainan di sekolah inklusi
dapat dilakukan dengan berbagai model, seperti :
◦ Kelas Regular (Inklusi penuh)
◦ Kelas Reguler dengan cluster
◦ Kelas Reguler dengan pull ou
◦ Kelas Reguler dengan cluster dan pull out
◦ Kelas khusus dengan berbagai pengintegrasian
◦ Kelas Khusus penuh

Bagi anak yang gradasi kelainannya sangat berat dan tidak memungkinkan di
sekolah reguler dapat disalurkan ke sekolah luar biasa (SLB) atau tempat
khusus (rumah sakit).
Faktor faktor yang harus diperhatikan dalam
memilih model yang akan diterapkan di sekolah
inklusif
◦ 1. anak berkelainan yang akan dilayani
◦ 2. jenis kelainan masing masing anak
◦ 3. gradasi kelainan anak
◦ 4. ketersediaan dan kesiapan tenaga kependidikan
◦ 5. sarana dan prasarana yang tersedia
Penempatan anak berkebutuhan khusus dalam
kelas inklusif dapat berupa

Dikelas biasa tanpa


Dikelas biasa Dikelas biasa
kekhususan baik
dengan guru dengan ruang
bahan pelajaran
konsultan sumber
maupun guru

Dikelas biasa
Dikelas khusus
dengan ruang Kelas khusus penuh
sebagian waktu
sumber

Anda mungkin juga menyukai